http://ejournal-fst-unc.com/index.php/LJTMU
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa kekuatan tarik dan bending komposit widuri polyester.
Dengan perlakuan NaOH 5% selama 1 jam. Arah orientasi serat acak dengan ukuran serat 1 cm, 3 cm, dan 5
cm. Spesimen uji dicetak dengan metode cetak tekan, dengan fraksi volume serat 30%, pengikatnya adalah resin
polyester. Pengujian spesimen dilakukan menurut standar pengujian ASTM D638 untuk tarik dan ASTM D790
untuk uji bending. Hasil perhitungan di peroleh adanya peningkatan kekuatan tarik pada panjang serat 5 cm yaitu
43,0809 MPa. Sedangkan nilai modulus elastisitas tarik tertinggi pada panjang serat 3 cm yaitu 2,1608 GPa.
Sedangkan pengujian bending diperoleh kekuatan bending tertinggi pada panjang serat 3 cm yaitu 62,8874 MPa
dan nilai kekuatan bending terendah pada panjang serat 5 cm yaitu 47,66055 MPa . Sedangkan nilai modulus
elastisitas bending tertinggi 3,1325 GPa dengan panjang serat 5 cm dan terendah pada panjang serat 3 cm yaitu
2,7265 GPa , untuk nilai momen bending tertinggi 6509,916 Nmm pada panjang serat 3 cm dan nilai momen
bending terendah pada panjang serat 1 cm yaitu 1318,464 Nmm. Dari hasil foto bentuk patahan spesimen uji
tarik menunjukan bahwa pada panjang serat 1 cm, 3 cm, 5 cm merupakan patahan yang diakibatkan oleh
kegagalan matriks dalam menahan beban. Hasil foto bentuk patahan spesimen uji bending menunjukan bahwa
komposit dengan penguat serat yang lebih pendek memiliki alur patahan memanjang dan rongga yang lebih
lebar di bandingkan dengan komposit berpenguat serat panjang memiliki alur patahan pendek dan rongga yang
sempit.
Kata kunci: serat widuri, kekuatan tarik, kekuatan bending, panjang serat.
Abstract
The purpose of this study to analyze the tensile strength and flexural strength of widuri fiber
reinforced polyester. Treatment with 5% NaOH for 1 hour. Directions random fiber orientation with
a fiber size of 1 cm, 3 cm and 5 cm. The test specimen is printed with a printing press method, the
fiber volume fraction of 30%, polyester resin binder. The test specimens were performed according
to ASTM testing standard ASTM D638 to for tensile and D790 to flexural test. The calculation result
obtained an increase in the tensile strength fiber length of 5 cm is 43.0809 MPa. While the value of
the highest tensile modulus of elasticity of the fiber length of 3 cm. While testing the flexural obtained
the highest bending strength in the fiber length of 3 cm is 62.8874 MPa and flexural strength values
were lower in fiber length of 5 cm. While the value of the highest flexural modulus of elasticity of
3.1325 MPa with a fiber length of 5 cm and the lowest fiber length of 3 cm, for the highest value of
6509.916 Nmm flexural moments on the fiber length of 3 cm and the lowest value of flexural moment
of the fiber length of 1 cm. From the results of photo fracturing shape tensile test specimens showed
that the fiber length of 1 cm, 3 cm, 5 cm is a fault caused by a failure in the weight-bearing matrix.
The images form flexural fracture test specimens showed that the fiber length of 5 cm is a fault caused
by a failure in the weight-bearing matrix, whereas the fiber length of 1 cm and 3 cm showed the form
fracture caused by the failure of fiber in weight-bearing
Keywords: widuri fiber, tensile strength, flexural strength, fiber length
12
Harun N. Beliu, Yeremias M. Pell, Jahirwan Ut Jasron, Analisa Kekuatan Tarik dan Bending pada Komposit
Widuri-Polyester
13
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 03, No. 02, Oktober 2016
14
Harun N. Beliu, Yeremias M. Pell, Jahirwan Ut Jasron, Analisa Kekuatan Tarik dan Bending pada Komposit
Widuri-Polyester
15
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 03, No. 02, Oktober 2016
16
Harun N. Beliu, Yeremias M. Pell, Jahirwan Ut Jasron, Analisa Kekuatan Tarik dan Bending pada Komposit
Widuri-Polyester
penambahan defleksi sampai terjadi kekuatan tarik yang lebih besar dari pada serat
kegagalan. yang lebih pendek (1 cm dan 3 cm). Hal ini
menunjukan pada panjang serat 5 cm serat dan
Analisa Data matriks dapat terdistribusi dengan baik dan
merata pada waktu proses pembuatan komposit,
Metode analisa data yang digunakan yaitu sehingga ikatan antara serat widuri dengan
dengan metode matematik yaitu dengan matriksnya dapat berlangsung dengan
menggunakan rumus-rumus yang ada dan
sempurna. Hal inilah yang secara langsung
nilainya di ambil nilai rata-rata. Untuk
dapat meningkatkan kekuatan tarik pada
mendukung analisa matematik ini, maka
komposit berpenguat serat widuri tersebut.
digunakan pula pendekatan kualitatif melalui
Sedangkan untuk serat yang lebih pendek, pada
foto makro. fraksi volum yang sama timbul konsentrasi
Data hasil pengujian diambil berdasarkan tegangan yang banyak di setiap ujung serat dan
spesimen yang mengalami kerusakan, yang
berpotensi mengurangi kekuatan dari komposit.
akan digunakan sebagai hasil pengujian. Analisa
akan dilakukan untuk mengevaluasi kekuatan 0.025
40
atas diketahui bahwa semakin panjang serat
30 yaitu pada panjang serat 5 cm terjadinya
20 peningkatan nilai regangan tarik. Regangan
10
yang besar ini menunjukkan bahwa pada
komposit dengan panjang serat yang lebih
0 panjang terjadi ikatan antar muka serat yang
1 cm 3 cm 5 cm
Panjang Serat (cm)
baik, sehingga ketika diberi pembebanan tidak
langsung putus.
Gambar 8. Grafik Hubungan Panjang Serat
Terhadap Tegangan Tarik 2.5
Modulus Elastisitas
2
Dari grafik hubungan antara panjang serat
1.5
(GPa)
17
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 03, No. 02, Oktober 2016
Dari Gambar 10 menunjukan bahwa panjang serat 1 cm dan 3 cm. Hal ini disebabkan
modulus elastisitas tertinggi sebesar 2,1608 GPa karena banyaknya voit yaitu celah pada serat
diperoleh pada panjang serat 3 cm, Sedangkan sehingga mengakibatkan ikatan antara serat dan
terendah sebesar 1,7344 GPa diperoleh pada matriks tidak terjadi secara sempurna.
panjang serat 1 cm. Hal ini menunjukan bahwa Adanya void bisa dilihat pada Gambar 13
pada panjang serat 3 cm dan 5 cm menghasilkan berikut:
material komposit yang baik.
Pull Pull Void
out out
60
dan rongga yang lebih lebar di bandingkan
50
dengan komposit berpenguat serat panjang
40
memiliki alur patahan pendek dan rongga yang
30
sempit tanpa adanya pull out.
20
10 12
0
Modulus Elastisitas (GPa)
10
1 cm 3 cm 5 cm
8
Panjang serat (cm)
6
Gambar 12. Grafik Hubungan Panjang Serat 4
Terhadap Kekuatan Bending
2
Dari grafik hubungan antara panjang 0
terhadap kekuatan bending diperoleh hasil 1 cm 3 cm 5 cm
bahwa pada panjang serat 1 cm dan 3 cm, terjadi Panjang Serat (cm)
peningkatan nilai kekuatan bending, tetapi pada
Gambar 14 Grafik Hubungan Antara Panjang Serat
panjang serat 5 cm terjadi penurunan kekuatan
Terhadap Modulus Elastisitas Bending
bending dengan nilai 47,6055 MPa. Secara
teoritis seharusnya pada panjang serat 5 cm Dari Gambar 14 juga dapat dikatakan
kekuatan bendingnya pun meningkat, hal ini bahwa nilai modulus elastisitas bending
pernah di teliti Bakri ( 2012). Tetapi dalam mengalami peningkatan seiring bertambahnya
penelitian disini, menunjukan bahwa pada panjang serat dari 1 cm dan 3 cm akan tetapi
panjang serta 5 cm kekuatan bendingnya justru pada panjang serta 5 cm terjadi penurunan nilai
lebih rendah dari nilai kekuatan bending pada modulus elastisitas bending. Hal di atas
18
Harun N. Beliu, Yeremias M. Pell, Jahirwan Ut Jasron, Analisa Kekuatan Tarik dan Bending pada Komposit
Widuri-Polyester
6000
5000 bending tertinggi 3,1325 GPa dengan panjang
(Nmm)
19
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 03, No. 02, Oktober 2016
[8] Doni Pa,Yeremias M. Pell, W. Semesta Teknika Vol. 14, No. 2, 133-138.
Bunganaen., 2014, Pengaruh Perendaman [14] Nurudin A, Desember 2011, Potensi
NaoH 5% Terhadap Kekuatan Tarik Serat Pengembangan Komposit Berpenguat
Widuri. Jurnal Lontar Teknik Mesin Vol. 1 Serat Kulit Waru (Hibiscus Tiliaceus)
No. 2. Kontinyu Laminat Sebagai Material
[9] Efri Mahmuda, Shirley Savetlana Dan Pengganti Fiberglass Pada Pembuatan
Sugiyanto., 2013, Pengaruh Panjang Serat Lambung Kapal, Info Teknik, Volume 12
Terhadap Kekuatan Tarik Komposit No. 2.
Berpenguat Serat Ijuk Dengan Matrik [15] Pell, Yeremias, M., 2010, Karakterisasi
Epoxy , Jurnal Fema, Volume 1, Nomor 3. Perlakuan Permukaan Serat Kulit
[10] Fahmi, Harry Hermansyah., Oktober 2011, BatangWiduri (Calotropis gigantea)
Pengaruh Orientasi Serat Pada Komposit terhadap Wettability dan Mampu Rekat
Resin Polyester/ Serat Daun Nenas Serat Tunggal, dan Sifat Mekanik
Terhadap Kekuatan Tarik . Jurnal Teknik Komposit dengan Matriks Resin Epoksi,
Mesin Vol.1, No. 1,: 4652. Program Studi Teknik Mesin, UGM,
[11] Gibson, F Ronald (1994) Principles Of Yogyakarta.
Composite Material Mechanics, McGraw- [16] Totok Suwanda, Muhammad Budi Nur
Hill. Rahman, November 2010, Pengaruh
[12] I Putu Lokantara, Ngakan Putu Gede Perlakuan Alkali terhadap Kekuatan Ben
Suardana, I Made Gatot Karohika, Nanda., din g Komposit Berpenguat Serat Rami
(2010), Pengaruh Panjang Serat pada dengan Matrik Polyester, Jurnal Ilmiah
Temperatur Uji yang Berbeda Terhadap Semesta Teknika Vol. 13, No. 2, 165-170.
Kekuatan Tarik Komposit Polyester Serat
Tapis Kelapa, Jurnal Ilmiah Teknik [17] Wowa V., 2013, Karakteristik Serat Widuri
Mesin Vol. 4 No.2. (166-172). Akibat Perlakuan NaoH 5% Terhadap
[13] M. Budi Nur Rahman, Berli P. Kamiel., Wettability Dan Sifat Mampu Rekat
2011, Pengaruh Fraksi Volume Serat Dengan Resin – Polyester.Jurusan Teknik
terhadap Sifat-sifat Tarik Komposit Mesin, Fakultas Sains dan Teknik,
Diperkuat Unidirectional Serat Tebu Universitas Nusa Cendana
dengan Matrik Poliester, Jurnal Ilmiah
20