Anda di halaman 1dari 11

JJTM, Vol. 6 No.

2, Agustus 2018

ANALISIS KEKUATAN IMPACT KOMPOSIT MATRIX POLYESTER


BERPENGUAT SERAT RAMI DENGAN PERLAKUAN ALKALI 0%, 5%,
10%, DAN 15% NAOH UNTUK BODI KENDARAAN GANESHA SAKTI

oleh
I Nengah Subadra1 I N. Pasek Nugraha2 K. Rihendra Dantes3
1,2,3 Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Universitas Pendidikan Ganesha
E-mail : nsubadra93@gmail.com 1, paseknugraha@undiksha.ac.id2, rihendra79@gmail.com3

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan alkali dengan konsentrasi larutan NaOH
0%,5%, 10%, dan 15%. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapat F hitung sebesar 3.131,2
dimana taraf pada Ftabel signifikansi 5% sebesar 2,57. Berdasarkan uji signifikansi di atas, dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak, dan H1 yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifiksn dari
variasi perlakuan alkali 0%, 5%, 10%, dan 15% NaOH pada serat terhadap sifat mekanik komposit
berpenguat serat rami terhadap uji impak, dimana terdapat perbedaan kekuatan impak antara perlakuan
alkali|𝑡1 − 2| ∶ 𝑡 = 19,38, |𝑡1 − 3| ∶ 𝑡 = 23,2, |𝑡1 − 4| ∶ 𝑡 = 28,8, |𝑡2 − 3| ∶ 𝑡 = 3,84, |𝑡2 − 4| ∶ 𝑡 = 9,43 , |𝑡3 −
4| ∶ 𝑡 = 5,59. Secara mikroskopik pada perlakuan alkali 0%, 5%, 10%, dan 15% NaOH rata-rata mengalami
patahan getas (briettle) dan mekanisme fibre pull out. Pada perlakuan alkali 0% NaOH pada serat ada
bagian yang tidak terkena matrik dengan sempurna (delaminasi).

Kata Kunci: kekuatan impak, model patahan, perlakuan alkali.

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of alkali treatment with 0%, 5%, 10%, and 15% NaOH solution
concentration.. Based on calculations that have been done, the result found that Fcount of 3.131.2 where
the level on Ftable 5% significance of 2.57. Based on significance test above, it can be concluded that H0
is rejected, and H1 states that there is a significant difference of each alkali load of 0%, 5%, 10%, and 15%
NaOH on optical fiber to optical fiber. , where there are various impact strengths between alkali treatments
|t1-2| ∶t=19,38, |t1-3| ∶t=23,2, |t1-4| ∶t=28,8, |t2-3| ∶t=3,84, |t2-4| ∶t=9,43 ,|t3-4| ∶t=5,59. Microscopically, on
the alkaline treatment of 0%, 5%, 10%, and 15% NaOH mean averages of stain loss (briettle) and fiber pull
out mechanism. In the alkaline treatment of 0% NaOH in the fiber, there is a part that is not exposed to the
matrix perfectly (delamination).

Keywords: impact strength, fracture model, NaOH,alkali treatment.

PENDAHULUAN material pengisi (filler) baik yang berupa


serat alami maupun serat buatan.
Perkembangan teknologi komposit Pada dasarnya material komposit
saat ini sudah mulai mengalami pergeseran merupakan gabungan dari dua atau lebih
dari bahan komposit berpenguat serat material yang berbeda menjadi suatu bentuk
sintetis menjadi bahan komposit berpenguat unit mikroskopik, yang terbuat dari
serat alam. Seiring dengan berkembangnya bermacam-macam kombinasi sifat atau
dunia industri manufaktur, penggunaan gabungan antara serat dan matrik. Saat ini
material komposit yang ramah lingkungan bahan komposit yang diperkuat dengan
dan bisa didaur ulang kembali, merupakan serat merupakan bahan teknik yang banyak
tuntutan teknologi saat ini. Salah satu digunakan karena kekuatan dan kekakuan
material komposit yang diharapkan di dunia spesifik yang jauh di atas bahan teknik pada
industri yaitu material komposit dengan umumnya, sehingga sifatnya dapat didesain

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha| 77


JJTM, Vol. 6 No. 2, Agustus 2018

mendekati kebutuhan (Jones, R.M., 1975). Penelitian pendahuluan yang telah


Pemanfaatan bahan komposit sebagai dilakukan oleh Muhhamad Najib (2010) telah
bahan alternatif pengganti fiber glass dalam melakukan penelitian tentang komposit
bidang otomotif kususnya body kendaraan berpenguat serat alami yang meneliti
semakin meluas. Hal ini disebabkan karena tentang Optimasi Kekuatan Tarik Komposit
keuntungan yang dimiliki oleh bahan Serat Rami Polyester. Dari penelitian ini
komposit berpenguat serat alami seperti didapat dua faktor yaitu perlakuan alkali (2
ramah lingkungan dan kekuatannya dapat jam, 4 jam, 6 jam, dan 8 jam) dan fraksi
didesain sesuai dengan arah pembebanan. volume serat ( 20%, 30%, 40%, 50%)
Serat pada dasarnya dibagi menjadi dua berpengauh signifikan terhadap kekuatan
yaitu serat alami (natural fiber) dan serat tarik komposit serat rami polyester.
buatan (syntethic fiber). Komposit dengan penguat serat rami tanpa
Serat alam merupakan serat yang perlakuan dan matrik polyester (UPRs)
berasal dari alam (bukan buatan ataupun dengan variasi fraksi volume serat memiliki
rekayasa manusia). Serat alam atau bisa kekuatan tarik tertinggi (29,54 MPa) pada
dibilang sebagai serat alami ini biasanya fraksi volume serat 40%. Komposit yang
didapat dari serat tumbuhan (pepohonan) diperkuat serat rami perlakuan alkalisasi
atau serat berasal dari binatang. Serat (5% NaOH) selama 2 jam memiliki kekuatan
tumbuhan (pepohonan) seperti pohon tarik tertinggi yaitu sebesar 36,71 MPa.
bambu, pohon kelapa, pohon pisang serta Dengan mengacu pada penelitian
serat lainnya yang terdapat pada batang sebelumnya maka penulis akan meneliti
maupun daunya, sedangkan serat yang tentang “Analisis Kekuatan Impact Komposit
berasal dari binatang seperti sutera, ilama, Matrix Polyester Berpenguat Serat Rami
dan wool. Penelitian dan penggunaan serat Dengan Perlakuan Alkali 0%, 5%, 10%, Dan
alami berkembang dengan sangat pesat 15% NaOH Untuk Bodi Kendaraan Ganesha
dewasa ini karena serat alami banyak Sakti”. Dalam penelitian ini penggunaan
memiliki keunggulan dibandingkan dengan serat rami dengan perlakuan alkali NaOH
serat buatan (rekayasa), keunggulan dari selama 2 jam perendaman. Perbedaan dari
serat alami seperti beban lebih ringan, penelitian sebelumnya adalah komposit
bahan mudah didapat, harga relatif murah berpenguat serat rami dibuat dengan variasi
dan yang paling penting ramah lingkungan konsentrasi larutan NaOH dengan fraksi
terlebih Indonesia memiliki kekayaan alam volume 40 % dan perbandingan matrik
yang begitu melimpah. dengan katalis sebesar 100:1. Serta diuji
Tumbuhan Rami (Boehmeria nivea) beban kejut menggunakan uji impact
adalah tanaman tahunan yang berbentuk dengan alat uji charpy dan foto model
rumpun mudah tumbuh dan dikembangkan patahan hasil uji specimen.
di daerah tropis, tahan terhadap penyakit
dan hama, serta dapat mendukung METODE
pelestarian alam dan lingkungan. Selama ini Serat Alam
serat rami hanya diolah menjadi bahan baku Serat adalah suatu material yang
tektil, seperti kerajinan serat rami di perbandingan panjang dan lebarnya sangat
Koppontren Darussalam, Garut, Jawa Barat. besar dan molekul penyusunnya terorientasi
Kerajinannya telah diekspor sampai ke terutama ke arah panjang. Serat kapas
Jepang. Disisi lain serat rami sebagai misalnya memiliki perbandingan
penguat komposit dirasa kurang panjang:lebar dari mulai 500 : 1 sampai
dikembangkan. Padahal serat rami diyakini dengan 1000 : 1. Sedangkan serat tekstil
merupakan serat alam berbasis selulosa adalah serat-serat yang digunakan untuk
yang memiliki sifat mekanis yang paling aplikasi tekstil. Serat adalah suatu benda
tinggi diantara serat alam lainnya serat rami yang berbanding panjang diameternya
memiliki kadar selulosa mencapai 45-53 sangat besar sekali. Serat merupakan
persen, sedangkan lignin sebagai bahan baku yang digunakan dalam
komponen yang merugikan bahan komposit pembuatan benang dan kain. Sebagai
hanya 21-26 persen (Widya Mudyantini, bahan baku dalam pembuatan benang dan
2008). pembuatan kain, Serat memegang peranan

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha| 78


JJTM, Vol. 6 No. 2, Agustus 2018

penting, sebab sifat-sifat serat akan dengan sifat-sifat tertentu sesuai yang
mempengaruhi sifat-sifat benang atau kain diinginkan, baik dari sifat mekanik maupun
yang dihasilkan. Selain itu serat akan sifat ketahanan terhadap korosi (Ary
mempengaruhi cara pengolahan benang Mustofa Ahmad, 2006).
atau kain baik pengolahan secara mekanik
maupun pengolahan secara kimia. Dalam penggunaannya material
komposit memiliki keuntungan dan
Serat Rami kekurangannya sebagai berikut :

Dalam penelitian ini penulis Keuntungan penggunaan material komposit


menggunakan bahan serat rami. Tanaman :
rami (Boehmeria Nivea) adalah tanaman • Biaya produk yang murah.
tahunan berumpun yang menghasilkan serat
• Tahan terhadap korosi.
dari kulit kayunya. Tanaman yang diduga
• Hasil akhir (permukaan) yang baik.
berasal dari Cina ini secara botanis dikenal
dengan nama Boehmeria nivea. Di Jawa • Umur pemakaian yang lama.
Barat dikenal dengan nama haramay, Kekurangan penggunaan material komposit
sedangkan di Minangkabau dikenal dengan :
romin. Di Sumatera Barat disebut kelu dan di
Sulawesi dikenal gambe. Dalam • Sangat sulit melakukan reparasi bila
perdagangan internasional tanaman ini terjadi kerusakan.
dikenal dengan sebutan ramie merupakan • Pada komponen tertentu sangat peka
salah satu jenis tanaman serat (bast fiber) terhadap perubahan temperatur yang
yang tumbuh subur di Indonesia, seperti di drastis dan sangat mudah terbakar.
daerah Garut Jawa Barat dan Wonosobo
jawa tengah. Hingga saat ini mayoritas Perlakuan Alkali
produk serat rami diekspor di Jepang seperti
yang dilakukan oleh koppontren darusalam Perlakuan alkali merupakan salah satu
garut. Selain itu produk serat rami digunakan perlakuan kimia yang paling populer pada
sebagai bahan tekstil dan kertas. serat alam. Bahan kimia sodium hidroksida
(NaOH) digunakan dalam metode ini untuk
melepaskan ikatan hidrogen pada jaringan
struktur serat Persamaan kesetimbangan
kimia dari reaksi antara serat dengan NaOH
(Wang dkk, 2003) adalah sSebagai berikut:

Fibre OH + NaOH Fibre O-Na+ +


H2O

Gambar 1 Serat Rami Pengaruh perlakuan alkali


menunjukkan peningkatan mutu permukaan
Komposit serat dan sifat hidrophilic serat alam
(Eichhorn dkk, 2001). Namun pada
Komposit didefinisikan sebagai penelitian Marsyahyo dkk (2005)
struktur dalam skala makro atau mikro yang menggunakan konsentrasi 0-20% NaOH
dibuat dari bahan-bahan yang berbeda, pada temperatur 90oC selama 1 jam
ciricirinya pun tetap terbawa setelah menyebabkan degradasi pada kekuatan
komponen terbentuk sepenuhnya. Karena tarik serat ramie. Kuncoro Diharjo (2006)
itu selalu ada antarmuka diantara dua juga menggunakan perlakuan alkali pada
bahan, dan sifat-sifat antarmuka ini serat rami dengan konsentrasi 5% NaOH
mempunyai pengaruh yang jelas terhadap yang direndam selama 0, 2, 4, dan 6 jam
sifat-sifat komposit. Pendapat lain tentang dimana kekuatan tarik serat yang dihasilkan
komposit yaitu paduan dari dua atau lebih juga menurun dan tidak terjadi peningkatan
material untuk mendapatkan material baru kekuatan tarik pada komposit.

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha| 79


JJTM, Vol. 6 No. 2, Agustus 2018

Perlakuan alkali (perendaman pada sehingga dalam proses pencetakan tidak


larutan NaOH) sering diterapkan oleh diperlukan proses penekanan. Dalam
beberapa peneliti komposit yang penelitian ini mengunakan katalis Metil Ethyl
menggunakan penguat berupa serat alam. Katon Peroxide ( MEKPO ) berbentuk cair,
Dalam perendaman alkali bisa berwarna bening. Semakin banyak katalis
meningkatkan kekuatan tarik dari komposit yang ditambahkan maka makin cepat pula
serat karena dapat mengurangi lapisan proses curringnya. Penambahan katalis
lignin pada serat sehingga memperbaiki yang baik 1% dari volume resin. Bila terjadi
ikatan antara matrik dengan serat. Teknik reaksi akan timbul panas antara 60 0C – 90
penguatan alkali (NaOH) serat selulosa 0C.
dapat meningkatkan adhesi komposit.
Modifikasi penguatan alkali akan merusak Proses Pembuatan Spesimen Komposit
ikatan hidrogen dan cara demikian akan Metode yang digunakan untuk
mengubah permukaan serat menjadi kasar. proses pembuatan dengan serat penguat
Dengan adanya penguatan alkali pada serat termoset bermacam-macam seperti variasi
akan menghilangkan sejumlah lilin, lignin material yang ada sekarang ini. Secara garis
dan minyak pada permukaan dinding besar dapat dibedakan menjadi tiga kategori
sehingga terjadi depolimerisasi pada yaitu manual, semiautomatic dan automatic.
selulosa dan membuat serat lebih pendek. Dalam hal ini metode yang digunakan
adalah proses manual dimana metode yang
Konsentrasi suatu larutan merupakan dimaksud yakni hand lay-up. Metode ini
perbandingan antara massa zat terlarut lebih banyak digunakan untuk material
terhadap massa larutannya. Salah satu cara dengan serat penguat, di Inggris hampir
menyatakan konsentrasi larutan dengan % 40% menguasai pasar FRP. Keuntungan
(persen). utamanya adalah proses yang sangat simple
sehingga dibutuhkan sedikit peralatan dan
Rumus Konsentrasi Larutan : cetakan dapat dibuat dari gips, kayu,
𝑚𝑝 lembaran plat atau lembaran FRP. Langkah
𝐶= 𝑥 100% ………………………….2.1
𝑚𝑝 pertama adalah melapisi cetakan dengan
pelapis ( wax atau lapisan lilin ) untuk
𝑚𝑙 = 𝑚𝑝 + 𝑚𝑐 ………………………2. 2 mencegah cetakan lengket. Kemudian
diikuti lapisan tipis ( ± 0,3-0,4 mm ) resin
Keterangan:
murni disebut lapisan jel yang mempunyai
C = konsentrasi (%) beberapa fungsi. Pertama menutup lubang
yang tidak teratur pada menambah
mp = massa zat terlarut (gram) penampilan produk ketika diambil dari
cetakan. Kedua yang terpenting adalah
ml = massa larutan (gram) melindungi kekuatannya dari serangan
embun dimana cenderung mengurangi
mc = massa zat pelarut (gram) kekuatan serat atau resin. Lembaran tissue
Resin Polyester dapat digunakan untuk menjaga kebersihan
Pada penelitian ini matrik yang lapisan jel. Ini menciptakan ketahanan
digunakan adalah Resin Polyester dengan impak pada permuakaan dan juga
type 3314 NC dengan no 03222A. Resin menyembunyikan textur kasar dari serat
penguat ( pengisi ). Bagaimanapun juga ini
polyester tak jenuh biasa disebut poliester
karena asam tak jenuh merupakan bagian termasuk mahal dan hanya digunakan jika
dianggap perlu.
dari asam dibasa, yang menyebabkan
terdapatnya ikatan tak jenuh dalam rantai Ketika lapisan jel mulai kering
utama dari polimer yang dihasilkan. Karena penguat utama dilekatkan. Pertama kali
berupa resin cair dengan viskositas yang dioleskan dan diikuti lapisan serat gelas
dengan menggunakan tangan. Rol
relatif rendah, mengeras pada suhu kamar
dengan penggunaan katalis tanpa digunakan untuk melekatkan serat dan
menghasilkan gas sewaktu pencampuran, membuang udara yang terperangkap.
Kelebihan dari teknik ini adalah kekuatan

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha| 80


JJTM, Vol. 6 No. 2, Agustus 2018

dan ketebalan komposit dapat dikontrol


dengan menambah ketebalan dengan serat
dan resin dengan terus menerus tergantung
keinginan. Pengeringan dibutuhkan pada
suhu ruangan tetapi panas kadang
digunakan untuk mempercepat proses
pengeringan. Idealnya penghalusan harus
dilakukan sebelum benar-benar kering
karena materialnya masih cukup lunak untuk
pisau atau gunting bila digunakan. Setelah
kering maka perlu digerinda.

Gambar 2

Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian pustaka dan
landasan teori serta penelitian-penelitian
sebelumnya, dapat disusun kerangka
berpikir dan selanjutnya dapat dibuat
kerangka konseptual. Kerangka berpikir dari
penelitian ini digambarkan dengan diagram
fishbone.
Gambar 4 diagram alir Penelitian

Variabel Penelitian
Variabel merupakan gejala atau
fakta yang harganya berubah ubah dan
bervariasi. Dalam penelitian ini variable
dibagi menjadi tiga, yaitu:

Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variable
yang akan dilihat pengaruhnya terhadap
variable terikat (variable dampak). Dalam
penelitian ini yang menjadi variable bebas
Gambar 3 Diagram Fishbone adalah konsentrasi NaOH 0%, 5%, 10%,
dan 15%.
Dalam penelitian tugas akhir ini dapat
dijelaskan secara sederhana oleh diagram Variabel Terikat
proses alur penelitian adalah sebagai Variabel terikat merupakan variable
`berikut: dampak atau hasil dari variable bebas.
Variable terikat umumnya menjadi tujuan
penelitian, sumber masalah, yang ingin

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha| 81


JJTM, Vol. 6 No. 2, Agustus 2018

tingkatkan kualitasnya. Dalam penelitian ini Digunakan untuk merendam serat yang
yang menjadi variable terikat adalah sudah diolah untuk menghilangkan sisa-
kekuatan impact dan hasil foto mikro sisa kotoran yang menempel pada serat
permukaan patahan komposit. maupun kandungan lignin (getah).
Alat
Variabel Kontrol Beberapa peralatan yang digunakan
Variabel control atau pengendali adalah pada penelitian ini dapat dipaparkan sebagai
variable yang berpengaruh terhadap berikut :
variable terikat, tetapi pengarahnya a. Timbangan digital
ditiadakan/ dikendaalikan dengan cara Timbangan digital digunakan untuk
dikontrol. Pengontrolannya dapat dilakukan mengukur berat serat sesuai dengan
melalui pengembangan desain fraksi volume yang sudah ditentukan
penelitiannya (kondisi dibuat sama) atau dalam penelitian ini.
statistic tertentu. b. Gelas Ukur
Digunakan sebagai alat ukur
Tempat dan Waktu Penelitian penggunaan NaOH, resin dan katalis
Penelitian ini dilakukan dibeberapa yang disesuaikan dengan perbandingan
tempat yang berbeda yang akan dijelaskan campuran NaOH, resin dan katalis.
sebagai berikut: c. Gelas dan Sendok Pengaduk
a) Work Shop 2, Teknik Las dan Kontruksi Gelas digunakan sebagai wadah
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin pencampuran resin dan katalis, yang
Universitas Pendidikan Ganesha. Di nantinya diaduk dengan rata
Work Shop ini dilakukan pembuatan menggunakan sendok pengaduk.
spesimen dari komposit poliester d. Penggaris dan Jangka Sorong
berpenguat serat tapis kelapa. Penggaris dan jangka sorong digunakan
b) Laboratorium Metalurgi, Jurusan Teknik untuk mengukur geometri spesimen
Mesin Universitas Udayana. Di pengujian impak, sehingga ukuran
laboratorium inidilakukan pengujian specimen yang sudah jadi sesuai
impact untuk komposit berpenguat serat dengan standar pengujian impak
tapis kelapa bermatrik polimer poliester. e. Oven
c) Ruang CNC, Pendidikan Teknik Mesin Oven digunakan dalam proses curring,
Undiksha. Diruang ini dilakukan dimana proses ini bertujuan untuk
pengujian model patahan komposit serat mengeringkan specimen uji secara
tapis kelapa. optimal, sehingga spesimen uji terbebas
dari kandungan air.
Bahan f. Gerinda dan Amplas
Bahan yang digunakan pada penelitian Gerinda dan amplas digunakan untuk
yang akan dilaksanakan ini dapat mendapatkan geometri yang diinginkan
dipaparkan sebagai berikut : serta menghaluskan permukaan dari
setiap spesimen yang akan diuji.
a. Serat Alam g. Kamera
Serat alam yang digunakan dalam Kamera digunakan untuk
penelitian ini adalah serat rami mendokumentasikan serangkaian
(Bohemaria Nivea). penelitian yang dilakukan.
b. Resin Polyester h. Mikroskop
Sebagai matrik pada penelitian ini Digunakan untuk mengambil gambar
digunakan resin polyester dengan type pola patahan spesimen setelah
3314 NC dan nomor 03222 A dilakukan uji impak.
c. Katalis i. Alat Uji Charpy
Katalis yang digunakan memiliki Untuk Uji Impak digunakan untuk
senyawa MEKPO yaitu senyawa Metyl menguji besarnya energi yang mampu
Etyl Keton Peroksida diserap oleh setiap spesimen yang
d. NaOH diujikan.
j. Cetakan Spesimen

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha| 82


JJTM, Vol. 6 No. 2, Agustus 2018

Cetakan spesimen terbuat dari mika l. Specimen komposit yang telah


sebagai alas dan pembentukan rongga dihaluskan dan diukur geometrinya
yang dibentuk sedemikian rupa dengan awalnya dikatakan sebagai spesimen
dipotong sesuai ASTM D 6110 - 04 yang siap uji kemudian dimasukan ke
pengujian impak sehingga spesimen dalam oven (proses curring) selama 6
hasil cetakannnya nanti memenuhi jam dalam suhu 60C.
standar pengujian yang dipakai. m. Specimen komposit yang telah jadi dan
Langkah Pembuatan specimen memenuhi standar geometri, kemudian
Langkah – langkah pembuatan sampel diuji impak dan mikrografi untuk
komposit serat tapis kelapa dengan matriks mengetahui energi yang dapat diserap
polyester adalah sebagai berikut : dan pola patahan pada komposit
a. Langkah pertama yang dilakukan adalah tersebut.
memilah serat yang akan digunakan dan
dibagi menjadi empat bagian. Hasil dan Pembahasan
b. Serat yang sudah dipilih direndam Hasil pengujian impak komposit serat rami
dengan campuran NaOH dan air dengan matriks polimer polyester.
(aquades) dengan variasi jumlah N Hasil Kekuatan Impak (J/m2)
konsentrasi larutan NaOH 0%, 5% 10%,
dan 15%. o 0% 5% 10% 15%
c. Setelah direndam, serat dibilas dengan
air hingga benar – benar bersih.
Kemudian dikeringkan di bawah sinar
1 5967.5 3410.0 2712.5 2015.0
matahasi selama 2 x 24 jam agar serat
benar –benar kering dan terbebas dari 6 J/m2 3 J/m2 3 J/m2 2 J/m2
kandungan air.
d. Serat ditimbang dengan berat sesuai 2 5890.0 3177.5 2867.5 1860.0
fraksi volume yang ditentukan yaitu
sebesar 40%. 6 J/m2 3 J/m2 3 J/m2 2 J/m2
e. Siapkan cetakan specimen yang telah
dibuat sesuai dengan ASTM pengujian 3 5735.0 3410.0 2635.0 2092.5
impak.
f. Resin yang sudah ditakar dituang
kedalam gelas lalu ditambah katalis
6 J/m2 3 J/m2 3 J/m2 2 J/m2
dengan perbandingan 100:1
g. Aduk pelan selama 15 detik agar 4 5967.5 3323.5 2712.5 2015.0
campuran merata.
h. Tuangkan campuran pada cetakan yang 6 J/m2 3 J/m2 3 J/m2 2 J/m2
sudah disiapkan, kemudian susun serat
dengan susunan continue, dan lakukan 5 5812.5 3100.0 2635.0 1937.5
berulang hingga semua serat dan
campuran matrik masuk kedalam 6 J/m2 3 J/m2 3 J/m2 2 J/m2
cetakan
i. Ratakan permukaan cetakan lalu ditutup
6 5890.0 3323.5 2790.0 1937.5
dengan kaca, kemudian dijepit.
j. Tunggu hasil spesimen hingga kering ±
24 jam pada saat penuangan resin dan
6 J/m2 3 J/m2 3 J/m2 2 J/m2
serat.
k. Specimen yang sudah kering dilepas 7 5890.0 3323.5 2712.5 2092.5
dari cetakan kemudian digerinda dan
amplas bagian yang tidak diperlukan 6 J/m2 3 J/m2 3 J/m2 2 J/m2
yang terbentuk selama proses
pencetakan, lalu di ukur kembali.

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha| 83


JJTM, Vol. 6 No. 2, Agustus 2018

8 5735.0 3100.0 2790.0 1860.0 impak di setiap konsentrasi larutan NaOH


akan diwakili oleh satu spesimen yang jelas
6 J/m2 3 J/m2 3 J/m2 2 J/m2 dan dapat menggambarkan kondisi patahan
akibat tumbukan yang diterima saat
pengujian.
9 5812.5 3177.5 2635.0 2015.0
Dengan menggunakan mikroskop
yang menggunakan lensa 10 kali
6 J/m2 3 J/m2 3 J/m2 2 J/m2 pembesaran, patahan spesimen dengan alat
uji Charpy diambil gambar spesimen yang
10 5890.0 3177.5 2867.5 2015.0 berhubungan dan menggambarkan pola
patahan yang terjadi pada spesimen seperti
6 J/m2 3 J/m2 3 J/m2 2 J/m2 gambar dibawah ini.
Terdapat serabut-serabut
N1= 10 N2= 10 N3= 10 N4= 10 kasar pada permukaan
patahan specimen dan
∑X1 = ∑X2 = ∑X3 = ∑X4 = fibre pull out

58590. 32523. 27357. 19840.

6 J/m2 3 J/m2 8 J/m2 2 J/m2

Hasil pengujian impak dengan konsentrasi


larutan NaOH 0%, 5%, 10%, dan 15% dapat
dituangkan kedalam diagram batang yang Gambar 4.6 Model Patahan Spesimen
terdapat nilai rata-rata dari masing-masing Konsentrasi larutan NaOH 0%
kensentrasi larutan NaOh 0%,5%, 10%, dan
15%. Hasilnya dapat dilihat seperti pada
gambar dibawah ini:

58590,6
60000
32523,3
40000 27357,8
19840,2
20000
Gambar 4.7 Model Patahan Spesimen
0 Konsentrasi larutan NaOH 5%
Category 1

NaOH 0% NaOH 5%
NaOH 10% NaOH 15%

Data Hasil Pengujian Model Patahan


Pengujian model patahan dilakukan
untuk mengetahui pola patahan akibat
tumbukan saat pengujian impak pada
masing-masing sampel atau spesimen uji.
Pada pengujian mikrografi ini dibagi menjadi
4 (empat) jenis konsentrasi larutan NaOH, Gambar 4.8 Model Patahan Spesimen
yaitu 0%, 5%, 10%, dan 15% NaOH.Dari 10 Konsentrasi larutan NaOH 10%
(sepuluh) spesimen hasil patahan pengujian

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha| 84


JJTM, Vol. 6 No. 2, Agustus 2018

perlakuan alkali dari 0% - 15% NaOH. Hal


ini dikarenakan semakin banyaknya
konsentrasi NaOH mengakibatkan
degradasi pada permukaan serat rami.
Dilihat dari kandungan zat selulosa yang
menguntungkan serat memiliki kandungan
yang tertinggi, sehingga zat yang
merugikan seperti lignin, pectin dan zat
lainnya sudah bisa hilang cukup didihkan
pada air. Khususnya pada serat rami
semakin meningkatnya konsentrasi NaOH
kemungkinan besar ikut hilangnya zat yang
Gambar 4.9 Model Patahan Spesimen menguntungkan pada saat proses alkali. (b)
Konsentrasi larutan NaOH 15% Terdapat perbedaan kekuatan impak
komposit polyester berpenguat serat alam
PEMBAHASAN HASIL PENGUJIAN rami (Boehmeria Nivea) antara konsertrasi
IMPAK larutan 0% NaOH dengan 5% NaOH, nilai t
Berdasarkan hasil pengujian yang Scheffe |t1-2| ∶t=19,38. Dapat dilihat bahwa
sudah dilakukan pada pengujian kekuatan nilai tersebut lebh besar dari nilai distribusi
impak didapat hasil dengan rata-rata t dengan taraf signifikan si 0,05 yaitu 2,228.
5.859,06 J/𝑚2 pada perlakuan alkali 0% (c) Terdapat perbedaan kekuatan impak
NaOH, 3.252,33 J/𝑚2 pada perlakuan alkali komposit polyester berpenguat serat alam
5% NaOH, 2.735,78 J/m2 pada perlakuan rami (Boehmeria Nivea) antara konsertrasi
alkali 10% dan 1.984,02 J/𝑚2 pada larutan 0% NaOH dengan 10% NaOH, nilai
perlakuan alkali 15%. Dari data tersebut t Scheffe |t1-3| ∶t=23,2. Dapat dilihat bahwa
dapat dikatakan bahwa perlakuan alkali nilai tersebut lebh besar dari nilai distribusi
pada serat berpengaruh terhadap kekuatan t dengan taraf signifikan si 0,05 yaitu
impak. Perlakuan alkali 0% lebih besar dari 2,228.(d) Terdapat perbedaan kekuatan
perlakuan alkali 5%, 10% dan 15%. impak komposit polyester berpenguat serat
Pembahasan Hasil Model Patahan alam rami (Boehmeria Nivea) antara
Spesimen konsertrasi larutan 0% NaOH dengan 15%
Secara miskroskopik pada patahan NaOH, nilai t Scheffe|t1-4| ∶t=28,8. Dapat
komposit, kondisi patahan menunjukan dilihat bahwa nilai tersebut lebh besar dari
mekanisme Fibre Pull Out, dimana pada nilai distribusi t dengan taraf signifikan si
ujung patahan terlihat ada pemutusan serat 0,05 yaitu 2,228. (e) Terdapat perbedaan
bahkan kondisi serat tercabut dari kekuatan impak komposit polyester
matriknya. Keadaan tersebut terjadi pada berpenguat serat alam rami (Boehmeria
semua specimen baik itu pada konsentra Nivea) antara konsertrasi larutan 5% NaOH
larutan NaOH 0% - 15%. Hal tersebut dengan 10% NaOH, nilai t Scheffe |t2-3|
dikarenakan matrik tidak mampu mengikat ∶t=3,84. Dapat dilihat bahwa nilai tersebut
serat secara baik. Pada konsentrasi larutan lebh besar dari nilai distribusi t dengan taraf
NaOH 0% terlihat ad bagian serat yang tidak signifikan si 0,05 yaitu 2,228. (d) Terdapat
terkena matrik dengan sempurna perbedaan kekuatan impak komposit
(delaminasi). Delaminasi biasanya terjadi polyester berpenguat serat alam rami
akibat terlalu rapat penyusun serat. (Boehmeria Nivea) antara konsertrasi
Kesimpulan dan Saran larutan 5% NaOH dengan 15% NaOH, nilai
Kesimpulan yang didapat dari hasil analisis t Scheffe |t2-4| ∶t=9,43. Dapat dilihat bahwa
data berupa perhitungan dan pengamatan nilai tersebut lebh besar dari nilai distribusi
adalah sebagai berikut: t dengan taraf signifikan si 0,05 yaitu 2,228.
(a) Kekuatan impak komposit berpenguat (f) Terdapat perbedaan kekuatan impak
serat rami dengan matriks polimer polyester komposit polyester berpenguat serat alam
semakin menurun dengan bertambahnya rami (Boehmeria Nivea) antara konsertrasi
konsentrasi larutan NaOH yang digunakan larutan 5% NaOH dengan 10% NaOH, nilai
untuk perendaman serat rami sebagai

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha| 85


JJTM, Vol. 6 No. 2, Agustus 2018

t Scheffe |t3-4| ∶t=5,59. Dapat dilihat bahwa Hollow Glass Microspheres”.


nilai tersebut lebh besar dari nilai distribusi Laboratorium Metalurgi Teknik Mesin
t dengan taraf signifikan si 0,05 yaitu 2,228. ITS. Indonesia
Saran Jones, R.M., Mecanics Of Composite
Untuk menyempurnakan hasil dari penelitian Material, Hemisphere Publising Co.,
yang telah dilakukan, maka perlu New York, 1975.
diperhatiakn untuk penelitian sejenis Marsyahyo Eko. 2009. “Analisis Brunnaeur
berikutnya: (a) Menguji sifat mekanis lainnya Emmet Teller (Bet) Topografi
yang dimiliki oleh komposit berpenguat serat Permukaan Serat Rami (Boehmeria
rami dengan matriks polimer polyester, yaitu Nivea) Untuk Media Penguatan Pada
pada kekuatan tarik, kekuatan tekan, Bahan Komposit”. Jurusan Teknik
kekerasan permukaan, dan lain sebagainya. Mesin, Institut Teknologi Nasional
(b) Dapat dilakukan penelitian lainnya Malang.
dengan membandingkan orientasi serat Musaddad, M.A. 2007. Agribisnis tanaman
untuk mendapatkan kekuatan impak rami. Panebar Swadaya. Depok.
maksimum dari komposit berpenguat serat Maryanti, Budha; dkk. 2011. “Pengaruh
rami bermatriks polimer polyester. (b) Dapat Alkalisasi Komposit Serat Kelapa-
dilakukan penelitian lainnya untuk Poliester terhadap Kekuatan Tarik”.
mengetahui pengaruh dari arah orientasi Jurnal Rekayasa Mesin. Vol. 2, No. 2,
serat alam dan jenis matrik yang berbeda pp. 123-129
terhadap sifat mekaniknya. (c) Dapat Nugraha, I.N.P., Marsyahyo, E. and
dilakukan penelitian komposit berpenguat Rochardjo, H.S.B., 2005, Pengaruh
serat rami bermatriks polimer polyester Perlakuan Kimia pada Serat Alam
dengan proses pencetakan lain seperti Rami terhadap Kekuatan Tarik Serat
injeksi vacum, dan lain-lain Tunggal, Prosiding SNPRTI,
Yogyakarta.
Daftar Pustaka Najib, Muhamad. 2010. Optimasi kekuatan
ASTM D 6110-04 (Standard Test For Tarik Komposit Serat Rami Polyester.
Determining the Charpy Impact Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Resistence of Notched Specimen of Teknik Universitas Sebelas Maret.
Plastics) Surakarta.
Bramanto, Amar. 2008. “Pengaruh R. M. Jones., 1975, Mechanics of Composite
Konsentrasi Serat Rami Terhadap Materials, McGraw-Hill Kogakusha,
Sifat Mekanik Material Komposit LTD, Wasingthon D.C.
Polyester”. Fakultas Teknik Rusmiyanto, Fandhy. 2007. Pengaruh
Universitas Indonesia Fraksi Volume Serat Terhadap
Diharjo, Kuncoro. 2006. “Pengaruh Kekuatan Tarik Dan Kekuatan
Perlakuan Alkali terhadap Sifat Tarik Bending Komposit Nylon/Epoxy Resin
Bahan Komposit Serat Rami- Serat Pendek Random. Universitas
Polyester”. Jurusan Teknik Mesin Negeri Semarang: Semarang
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Schwartz, M.M. 1984. Composite Materials
Sebelas Maret . Handbook. Mc.Graw-Hill Inc New
Eichorn, 2001.” Review Current International York.
Research Into Cellulosic Fibres And Sugiyono. 2010. “Metode Penelitian
Composites”. Journal of Materials KuantitatifKualitatif & RND. Bandung:
Science 36 (2001) 2107 – 2131. Albeta.
UMIST T. Surdia, dan S. Saito, Pengetahuan Bahan
Gibson, F Ronald. 1994. Plastics Teknik (Jakarta : PT. Pradnya
Engineering, Second Edition, Paramita, 2005)
pergamon Press,UK Tim Fakultas Teknik Negeri Surabaya, 2001,
Irawan Nugraha, ddk. 2012. “pengaruh Mengidentifikasi Serat Tekstil
Variasi Fraksi Volume, Temperature Wang, B., Panigrahi, S., Tabil, L., Crerar, W.,
dan waktu Terhadap karakteristik Sokansanj, S. and Braun, L., 2003,
Tarik Komposit Polyester Partikel Modification of Flax Fibers by

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha| 86


JJTM, Vol. 6 No. 2, Agustus 2018

Chemical Treatment, CSAE/SCGR


2003 meeting, Paper no. 03-337
Yuwono, Ahmad Herman. 2009. Panduan
praktikum Karakterisasi Material
1Destructive Testing, Departemen
Metalurgi dan Material Fakultas
Tehnik UI.
Yowirw kenbae, Taufik. “Material Komposit.
10 Februari 2018. http://taufik-
yoriwe.blogspot.co.id/2013/02/materi
al-komposit.html

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha| 87

Anda mungkin juga menyukai