Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Media Komunikasi Pendikan Teknologi dan Kejuruan 91

ANALISIS UJI MEKANIK DAN STRUKTUR MAKRO DAN MIKRO


TERHADAP MATERIAL KOMPOSIT DENGAN ARAH ACAK SERAT AMPAS
TEBU

Asmeati,1), Muhammad Yusuf Ali1), Indra Purnama1), Marthen Paloboran2)


1)
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Fajar (UNIFA) Makassar
2)
Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
*
marthen.paloboran@unm.ac.id

Abstract
Komposit merupakan material yang terdiri dari dua komponen atau lebih yang memiliki
karakteristik ringan dan relatif kuat. Penelitian ini mengunakan serat ampas tebu (baggase) yang banyak
dihasilkan di pabrik pengolahan gula tebu. Treatment serat ampas tebu dengan direndam larutan alkali
(NaOH) selama 2 jam untuk menghilangkan gabus/lilin yang menempel pada serat.Metode pencetakan
dengan hand lay up. Dengan matrik epoxy dan hardener, dengan penyusunan serat secara acak, dengan
variasi serat 20 gram,30 gram dan 40 gram. Sifat mekanik yang diuji yaitu uji tarik,hasil uji tarik tertinggi di
dapat pada vraksi volume serat 40 gram dengan nilai tarik rata-rata 40.833 Mpa.dengan rata-rata patahan
pada pengamatan struktu makro yang terjadi setelah di uji tarik adalah patah pada permukaan (fiber pool
out), dan pada pengujian mikro adapun rata-rata ukuran partikel pada sampel 20 gram pada magnitude 1000x
adalah 10,74 µm, pada 30 gram sebesar 10,23 µm dan pada sampel 40 gram sebesar 8,72µm.

Kata Kunci : Uji Mekanik, Struktur Makro dan Mikro, Material Komposit, ampas tebu

PENDAHULUAN untuk mendalami pemanfaatan ampas


Perkebunan tebu merupakan salah tebu sebagai bahan pendukung dalam
satu daerah bisnis yang paling cepat pembuatan komposit dengan kerangka
berkembang di bidang pertanian di epoxy gum, sehingga memiliki nilai dan
Indonesia. Daerah ini memiliki potensi kenyamanan di mata masyarakat serta
yang sangat besar dan menyerap banyak dapat diterapkan di bidang otomotif.Pada
tenaga kerja. Demikian pula dengan pengujian Tarik yang dilakukan Pranomo
upaya otoritas publik untuk dkk [2] di universitas Tidar mengacu
memperbaharui agribisnis untuk standar ASTM D638 Tipe 4 hasil uji
meningkatkan penciptaan pangan untuk Tarik tertinggi diperoleh fraksi folume
memenuhi kebutuhan gula dalam negeri serat ampas tebu dengan epoxy 12 %
[2]. Sesuai Dinas Pertanian, luas areal :88% dengan nilai kekuatan tatik rata rata
tebu di Indonesia mencapai 443.501 28,43 Mpa.[3]
hektare (ha) dan dapat menghasilkan 2,36
juta ton tebu pada tahun 2021. STUDI LITERATUR
Sejalan dengan itu, pengolahan A. Komposit
tebu untuk menghasilkan gula juga terus Bahan komposit pada umumnya
berkembang. Kenaikan juga terdiri dari dua komponen, yaitu serat
menyebabkan ekspansi yang signifikan sebagai bahan pengisi atau bahan
dalam sisa makanan atau penumpukan pembatas serat yang disebut jaringan.
yang hancur. Selama ini pemanfaatan Pada komposit komponen utamanya
ampas tebu atau sisa tanaman hanya adalah serat, sedangkan bahan
dimanfaatkan sebagai pupuk, bahan pembatasnya adalah polimer yang tidak
bakar briket dan bahan bakar sulit dibingkai dan memiliki kekuatan
evaporator[1]. Eksplorasi pemanfaatan yang tinggi[4]. Pemanfaatan serat itu
ampas tebu terus berkembang, antara lain sendiri difokuskan untuk menentukan
pengiriman methanol, enhancer, dan kualitas material komposit seperti
elektif power, dan lain sebagainya. Oleh kekencangan, kekuatan dan sifat mekanik
karena itu, para pencipta juga tertarik lainnya. Sebagai pengisi, untaian

Analisis Uji Mekanik.....


92 Jurnal Mekom

digunakan untuk menentang sebagian besar kekuatan yang mengikuti komposit.

Gambar 1: Struktur Penyusunan Komposit (Sabarudin,2019)


B. Komponen Utama Komposit menempel pada kisi dan dapat bertahan
Komposit material rekayasa dari 2 antara serat dan rangka, benar-benar
atau lebih material untuk mendapatkan dimaksudkan agar tidak ada respons yang
karakteristik material baru yang mengganggu.
berkualitas, proses pembuatan komposit Grid poliester adalah yang paling
juga di pengaruhi ole bahan pendukung banyak digunakan, terutama untuk
oleh karna itu semua bahan pendukung aplikasi pengembangan ringan, selain itu
harus bias saling menguatkan[5]. Secara sederhana, tar ini memiliki kualitas yang
sederhana material komposit terdiri atas 2 jelas, khususnya dapat diarsir, mudah,
komponen utama yakni Matrix dan Serat dapat dibuat fleksibel dan mudah
Renforcement, sebagaimana ditunjukkan beradaptasi, aman air, iklim dan bahan
dalam Gambar 2 di bawah ini. aman. Poliester dapat digunakan pada
suhu pengadukan hingga paling sedikit
79 tergantung pada partikel dan
kebutuhan getah [7]
D. Serat
Serat pada proses pembuatan
komposit adalah suatu hal yang sangat
Gambar 2: Komponen komposit penting ini dikarenakan serat pada
komposit berfungsi sebagai penopang
C. Matriks komposit sehingga kekuatan komposit
Konstruksi komposit dapat muncul sangat tergantung pada jenis dan jumlah
dari bahan polimer, logam, atau tanah serat yang digunakan. Serat secara umum
liat. Prasyarat mendasar dari grid yang terbagi atas 2 yakni serat sintetis dan
digunakan dalam komposit adalah bahwa serat alami, Serat sintetis adalahserat
kerangka harus memiliki opsi untuk yang diperoleh dari bahan anorganik
menyampaikan tumpukan, sehingga serat dengan perbandingan kimiatertentu, serat
harus memiliki opsi untuk menempel sintetis contohnya serat karbon, serat
pada kisi dan dapat bertahan antara serat nilon, kevlar dan lain-lain, sedangkan
dan jaringan. Sebagian besar jaringan serat alami adalah serat yang diperoleh
yang dipetik memiliki intensitas dari tumbuhan atau binatang. Serat alami
obstruksi yang tinggi 3[4]. Kisi yang yang telah banyak dimanfaatkan oleh
digunakan dalam komposit harus manusia diantaranya wol, goni, serat ijuk,
memiliki opsi untuk membawa tumpukan serat sabuk kelapa, serat pelepah kelapa
sehingga serat harus memiliki opsi untuk sawit, serat daun nanas, bambu dan lain-

Jurnal Mekom, Vol.9 No.2 Agustus 2022


Jurnal Media Komunikasi Pendikan Teknologi dan Kejuruan 93

lain., dan dapat ditangani menjadi


lembaran palsu.
Ampas tebu mengandung 48-52%
air, 3,3% gula dan 47,7% serat. Serat
ampas tebu tidak larut dalam air dan
umumnya terdiri dari selulosa, pentosan
dan lignin. Serat ampas tebu memiliki
sifat mekanik yang baik, tidak merusak,
ketebalan rendah, nilai agak sederhana
dan lebih tidak berbahaya bagi ekosistem
karena dapat digunakan kembali Gambar 3: Proses uji tarik
(biodegradable) [8]. Struktur serat ampas Uji Kelenturan (Tractable Test)
tebu celullosa, hemicellulosa, pentason
adalah suatu strategi yang digunakan
dan lignin merupakan struktur
pembentuk serat ampas tebu dengan untuk menguji kekuatan (rigidity) suatu
komposisi dapat dilihat pada Tabel-1 (6) bahan/bahan dengan memberikan beban
berikut ini: pokok (daya statik) dan diberikan secara
bertahap atau cepat. Hasil yang diperoleh
Tabel-1: Struktur serat ampas (6) dari pengujian sifat mekanik ini seperti
Persentase Serat kekuatan dan keserbagunaan material
Nama Bahan
(%) [10].
Cellulose 28-43 Nilai kekuatan dan keserbagunaan
Hemicellulosa 14-23
Pentosans 20-33 bahan uji harus terlihat dari hasil
Lignin 13-22 percobaan yang dapat ditempa. Terlepas
dari kekuatan dan keserbagunaan, sifat-
E. Pengujian Tarik sifat berbeda yang dapat dirujuk adalah
Tractable testing adalah sebagai berikut:
pengujian yang dilakukan dengan cara 1. Kekuatan luluh material;
menarik suatu material sampai material 2. Penentuan bahan;
tersebut putus atau putus. Benda uji yang 3. Fleksibilitas suatu material
diberi daya lentur diletakkan berjajar Pengujian dilakukan sepenuhnya
dengan hubnya dan dijajarkan dengan dengan maksud untuk melengkapi data
rencana dasar tentang kekuatan suatu
permukaan penampangnya. bahan/bahan dan selanjutnya sebagai
Elastisitas sangat mungkin acuan pendukung untuk keterangan
merupakan sifat mekanik yang paling bahan/bahan.
signifikan dan dominan dalam rencana
pengembangan dan proses perakitan.
Setiap bahan atau material memiliki
berbagai sifat meliputi kekerasan, daya
adaptasi, dan lain sebagainya [8].

Gambar 4: Contoh Spesimen uji tarik

F. Pengamatan Struktur Makro


Pengambilan foto makro bertujuan
untuk mengetahui bentuk geseran serat

Analisis Uji Mekanik.....


94 Jurnal Mekom

yang terjadi pada spesimen komposit 10. Mengedit menggunakan


serat tunggal akibat pengujian tarik. “imageraster” untuk menentukan
Adapun langkah-langkah pengambilan skala;
11. Menyimpan gambar dengan
foto makro [9]:
format “BMP”
1. Meletakkan spesimen pada meja
objek; METODOLOGI PENELITIAN
2. Mengarahkan bidikan A. Tempat, alat dan bahan
keobjek/spesimen kemudian Tempat pembuatan spesimen uji
fokuskan hinggadiperoleh hasil dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin
yang terbaik; Universitas Fajar, dan pengujian akan
dilakukan di Lab. Mekanik Politeknik
3. Melakukan pemotretan
Negeri Ujung Pandang dan Lab. Fakultas
Teknik UMI. Persiapan sampai
G. Dengan melihat hasil pemotretan dilaksanakannya penelitian ini dimulai
akan disimpulkan bentuk geseran bulan Juni sampai bulan Agustus 2022.
tercabutnya serat Pengamatan Alat-alat yang digunakan pada
Struktur Mikro penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu
Objek yang difoto adalah peralatan yang digunakan untuk
penampang melintang spesimen serat. persiapan sampel dan peralatan yang
Pengambilan foto mikro bertujuan untuk digunakan untuk pengujian sampel.
mengetahui luas penampang serat dan Peralatan persiapan sampel antara lain
keliling serat, Objek difoto pada kuas, cetakan, pengaduk, timbangan
penampang melintang serat dari atas. digital, gerinda tangan, sarung tangan
Adapun langkah-langkah untuk latex, gelas ukur, cawang, jangka sorong,
pengambilan foto mikro adalah sebagai dan amplas. Persiapan bahan antara lain
berikut [9]: Resin epoxyy dan Hardener, Alkalisasi
1. Memasang lensa lensa optilab Dengan NaOH 5%, Wax untuk mengoles
untuk mencitrakan gambar dari cetakan agar tidak lengket, dan Serat
mikroskop dikomputer; ampas tebu [2].
2. Mengoperasikan mikroskop;
3. Mengatur lensa untuk B. Prosedur pembuatan Spesimen uji
perbesaran yang tarik
diinginkan; Sebelum sistem pencetakan, serat
4. Meletakkan spesimen pada ampas tebu yang baru diambil dari
“Stage Plate” atau meja objek; tanaman tebu harus dicuci dengan air
5. Menjalankan software Optilab sampai sempurna dan kemudian dijemur
pada komputer; sampai kering. Setelah sistem
6. Mengambil gambar dengan pengeringan, ampas tebu diisolasi
resolusi paling tinggi; menggunakan sikat kawat untuk
7. Mengedit menggunakan mendapatkan serat yang ideal[5].
“imageraster” untuk menentukan Setelah serat ampas tebu diisolasi,
skala; maka pada saat itu serat ampas tebu diiris
8. Menyimpan gambar dengan dengan ukuran yang ideal. Serat ampas
format “BMP”. Melihat tebu kemudian diserap dengan susunan
pencitraan gambar pada layar terlarut (NaOH) selama 2 jam[2].
komputer; Untaian yang telah diserap susunan
9. Mengambil gambar dengan NaOH kemudian dicuci dengan air dan
resolusi paling tinggi; dikeringkan selama 2 hari di bawah terik
matahari.

Jurnal Mekom, Vol.9 No.2 Agustus 2022


Jurnal Media Komunikasi Pendikan Teknologi dan Kejuruan 95

Kerangka dibuat dengan spesifikasi ukuran ASTM D638 tipe 4


mencampurkan epoxy tar dan hardener. sebagai berikut [1]:
Proporsi antara hardener dan tar epoksi  Panjang (p) = 165 mm Lebar (l) = 19
adalah 1:2. Sistem pencampuran mm
dilakukan secara fisik dengan melibatkan  Tebal (t) = 3 mm Lebar dalam =
tempat gelas plastik dan sendok sebagai 13mm
pengaduk. Blender epoxy tar dan  Panjang dalam = 57 mm
hardener selama 10 menit secara merata Berikut adalah bentuk dan ukuran
agar epoxy pitch dan hardener menyatu spesimen uji tarik sesuai pada Gambar-5
dan menjadi kental dan putih [10]. di bawah ini:
Komposit dibuat dengan
menggunakan strategi hand rest up. Cara
membuat komposit adalah sebagai
berikut:[9]
1. Sebelum jaringan dan filamen ampas
tebu diisi bentuk serat berbingkai,
terlebih dahulu harus dibersihkan
bentuk seratnya. Selain itu, bentuk Gambar 5: Spesimen eksperimen uji tarik
serat dilapisi dengan glasir pantul di Data lengkap dari Gambar 5 di atas
seluruh permukaan secara merata disajikan dalam Tabel-2 di bawah ini:
sehingga komposit tidak menempel
pada bentuk kaca; Tabel 2: Rincian dimensi spesimen uji
2. Jaringan diisi bentuk secara bertahap tarik
secara merata sesuai proporsi volume Dimensi Panjang Toleransi
yang belum seluruhnya mengeras; (mm) (mm)
3. Kemudian, masukkan serat ampas W 13 ±1.5
tebu (serat sewenang-wenang) ke L 57 ±1.5
dalam bentuk di atas kisi- kisi sesuai W₀ 19 ±6.4
proporsi volume yang telah L₀ 165 no max
ditentukan dan tuangkan getah di atas D 115 ±5
serat sehingga mengisi formulir; R 76 ±1
4. Kemudian, pada saat itu, letakkan
kaca di atasnya yang telah dilapisi D. Spesimen Pengamatan Struktur
dengan glasir pantul sehingga Makro
permukaan komposit menjadi rata Pengambilan foto makro bertujuan
dan diberi tumpukan di atas kaca; untuk mengetahui bentuk geseran serat
5. Biarkan mengering selama ± 9 jam; yang terjadi pada spesimen komposit
6. Setelah komposit serat ampas tebu
serat akibat pengujian tarik.
kering dan keras, komposit serat
ampas tebu dikeluarkan dari cetakan Adapun langkah-langkah
kemudian dipotong dan dicetak pengambilan foto makro [9]:
dengan menggunakan prosesor sesuai 1. Meletakkan spesimen pada meja
prinsip pengujian ASTM. D 638 sort objek.
4 kemudian dicoba kekakuannya 2. Mengarahkan bidikan ke
untuk menentukan sifat mekaniknya; objek/spesimen kemudian fokuskan
C. Design Spesimen Uji Tarik hingga diperoleh hasil yang terbaik.
Desain spesimen uji tarik komposit 3. Melakukan pemotretan.
serat ampas tebu menggunakan
standarASTM D638 tipe 4. Adapun

Analisis Uji Mekanik.....


96 Jurnal Mekom

4. Dengan melihat hasil pemotretan dengan fraksi volume 20%,30%,40%.


akan disimpulkan bentuk geseran Dan setelah melakukan uji Tarik dan
tercabutnya serat kekerasan selanjutnya dengan mengamati
patahan struktur makro dan mikronya.
E. Spesimen Pengamatan Struktur G. Pengujian Tarik
Mikro
Pengujian tarik pada spesimen
Objek yang difoto adalah
penampang melintang spesimen serat. komposit serat ampas tebu yang telah di
Pengambilan foto mikro bertujuan untuk cetak sesuia dengan ukuran akan di uji
mengetahui luas penampang serat dan mengunakan mesin uji tarik sebanyak 3
keliling serat, Objek difoto pada kali di setiap fraksi volume serat yang
penampang melintang serat dari atas. berbeda [7].
Adapun langkah-langkah untuk
1. Kekuatan Tarik Maksimum/Tegangan
pengambilan foto mikro adalah sebagai
berikut [5]: Cut-off ini menunjukkan tumpukan
1. Memasang lensa lensa Optilab untuk yang dapat ditahan oleh tiang uji sebelum
mencitrakan gambar dari mikroskop retak. Tekanan yang terjadi dikenal
dikomputer; sebagai tekanan terbesar yang dapat
2. Mengoperasikan mikroskop; ditempa, yang merupakan proporsi antara
3. Mengatur lensa untuk perbesaran beban paling ekstrim dan luas
yang diinginkan; penampang melintang batang uji. Kuat
4. Meletakkan spesimen pada “Stage tarik maksimum ditulis dengan
Plate” atau meja objek; persamaan:
F  N 
5. Menjalankan software Optilab pada u  u   [1]
komputer; A  mm 2 
6. Melihat pencitraan gambar
pada layar komputer; 2. Kuat Tarik Ulur
7. Mengambil gambar dengan resolusi Jika timbunan yang
paling tinggi; menindaklanjuti tiang uji telah melewati
8. Mengedit menggunakan sejauh mungkin, akan ada ekspansi
“imageraster” untuk menentukan batang uji yang sangat tahan lama yang
skala; tidak terduga, ini dikenal sebagai titik
9. Menyimpan gambar dengan format luluh, di mana regangan meningkat
“BMP”. meskipun kenyataannya bahwa tidak ada
ekspansi tekanan. Titik putus ini harus
Tabel 3: Jumlah spesimen pengujian dikenali pada baja lunak [5].
Susunan serat F  N 
No Jenis Serat acak y  y   [2]
Pengujian 20 30 40gr
A  mm 2 
gr gr 3. Elongation/ Regangan
1. Pengujian 3 3 3 Pada saat tiang uji ditumpuk,
tarik terjadi pula peregangan batang uji hingga
2. Pengujian 1 1 1 patah. Untuk menentukan laju ekspansi
mikro di batang uji, panjang tiang uji yang
Jumlah 3 3 3 kacau diperkirakan sekali lagi.
L L
F. Teknik Pengumpulan Data   1 0 x100% [3]
L0
Teknik eksperimen ini dilakukan
Dimana:
dengan melakukan pengujian terhadap
Tarik pada spesimen serat ampas tebu  = Elongation (%)

Jurnal Mekom, Vol.9 No.2 Agustus 2022


Jurnal Media Komunikasi Pendikan Teknologi dan Kejuruan 97

L1 = Panjang setelah Putus (mm) Penelitian dilakukan dengan membuat


L0 = Panjang awal (mm) 9 spesimen dengan persentase serat
yang bervariasi dengan resin Epoxy,
Setelah spesimen komposit ampas tebu
dimana 3 spesimen untuk variasi serat
selesai di uji tarik, selanjunya mengamati
struktur patahan pada spesimen dengan 20%, 3 spesimen untuk variasi serat
mengunkan kamera yang yang telah 30%, dan 3 spesimen untuk variasi
sediakan. serat 40% untuk pengujian tarik [8].
Pada eksperimen uji tarik
H. Pengamatan Struktur Mikro dilakukan untuk menghitung tegangan,
Adapun langkah-langkah untuk regangan dan modulus elastisitas, dan
pengambilan foto mikro adalah sebagai untuk mengetahui foto makro dan
berikut:[9] mikro setelah dilakukan pengujian
1. Memasang lensa lensa Optilab untuk tarik.
mencitrakan gambar dari mikroskop
dikomputer;
2. Mengoperasikan mikroskop; 1. Hasil Pegujian Uji Tarik
3. Mengatur lensa untuk perbesaran Hasil pengujian tarik komposit
yang diinginkan; serat ampas tebu yang dilakukan
4. Meletakkan spesimen pada “Stage diperoleh data seperti yang tertera dalam
Plate” atau meja objek; Tabel 4.
5. Menjalankan software Optilab pada Keterangan:
komputer
L0 = Panjang awal (mm)
6. Melihat pencitraan gambar
pada layar komputer; W = Lebar (mm)
7. Mengambil gambar dengan resolusi H = Tebal
paling tinggi; L1 = Panjang putus
8. Mengedit menggunakan Fy = Gaya tarik ulur/yield
“imageraster” untuk menentukan
Fu = Gaya tarik maksimum
skala;
9. Menyimpan gambar dengan format  u = Bata ulur (Yield Strength)
“BMP”.  y = Kuat tarik (Tensile Strength)
 = Regangan (Elongation)
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil

Tabel 4: Hasil Pengujian Uji Tarik


Perlakuan Parameter Sifat Mekanis

Media Kode L₀ W H L₁ (Fy) (Fu) y u 


Penguat sampel (mm) (mm) (mm) (mm) (N) (N) (MPa) (MPa) (%
A1 70 15,2 5,6 71,5 2200 2360 25,85 27,726 2,1
20 gr serat A2 70 15,2 5,6 70,4 2180 2400 25,61 28,195 0,5
A3 70 15 5,2 70,1 2180 2300 27,95 29,487 0,1
Rata-rata 26,47 28,4669 0,9
B1 70 16,7 5,3 71 2220 2460 25,08 27,793 1,4
30 gr serat B2 70 16,6 5,6 71,1 2220 2500 24,78 27,902 1,5
B3 70 14,4 5,7 71,2 2220 2500 27,05 30,458 1,5
Rata-rata 25,64 28,718 1,5

Analisis Uji Mekanik.....


98 Jurnal Mekom

C1 70 15,4 5,2 70,1 2420 3300 30,22 41,209 0,1


40 gram serat C2 70 13,7 5,3 70,8 2540 3000 34,98 41,317 1,1
C3 70 15,2 5,1 71 2440 3100 31,48 39,99 1,4
Rata-rata 32,23 40,838 0,9

Gambar 6: Grafik hasil pengukuran uji tarik

Dari grafik hasil pengukuran uji tarik


(Gambar 6) dapat di ketahui bahwa nilai
tarik tertingi adalah spesimen dengan variasi
serat 40 gram dan yang terendah pada
spesimen dengan variasi serat 20 gram
dengan selisi kekuatan tarik sebesar 12.369
MPa. Hal ini menunjikan bahwa semakin
banyak variasii serat tebu maka kekuatan
tarik semakiin tinggi [9].

2. Pengamatan Struktur Makro Gambar 7: Grafik proses regangan pada uji


Pada pengamantan struktur patahan tarik
makro setelah spesimen di uji tarik a. Variasi Serat 20 kg
penelitian yang dilakukan adalah dengan Pada variasi serat 20 gram setelah di
mengamati patahan patahan yang terjadi uji tarik dapat kita amati patahan yang
pada spesimen dengan mengunakan kamera terjadi banyak serat yang mengalami putus
hp OPPO A15 dengan pembesaran 5 kali dan tercabut dari spesimen dapat kita liihat
agar patahan serat dapat terlihat [3]: pada Gambar 8 sebagai berikut:

Jurnal Mekom, Vol.9 No.2 Agustus 2022


Jurnal Media Komunikasi Pendikan Teknologi dan Kejuruan 99

Gambar 8: Struktur patahan variasi serat 20


kg Gambar 10: Struktur patahan variasi serat
b. Variasi Serat 30 kg 40 kg
Pada variasi serat 30 gram setelah
dilakukan uji tarik dapat kita amati dimana 3. Pengamatan Struktur Mikro (SEM)
spesimen dengan variasi serat 30 gram tidak Pada pengamatan stuktur mikro
mengalami patahan saat uji tarik, namun spesimen di potong dengan ukuran 1,5 cm
dapat terlihat jelas beberapa serat tercabut dengan ketebalan kurang dari 1 cm agar
saat pengujian tarik, terlihat pada Gambar 9. dapat di letakan pada stage blok carbon tip.
Pengamatan struktuk mikro ini di lakukan
pada 3 spesimen dengan variasi serat yang
berbeda sebagaimana dijelaskan berikut ini.
a. Variasi Serat 20 Gram
Rata-rata ukuran partikel serat yang
diukur pada magnitude 1000x adalah :
10,74 Mikrometer seperti terlihat pada
Gambar 11.

Gambar 9: Struktur patahan variasi serat 30


kg
c. Variasi Serat 40 kg
Pada variasi serat 40 gram setelah
dilakukan uji tarik dimana spesimen ini
mengalami patahan setelah di uji tarik dan
dapat diamati kebanyakan serat mengalami
patah dan putus setelah di uji, seperti terlihat
pada Gambar 10. Gambar 11: Struktur Mikro Variasi Serat 20
gram

b. Variasi Serat 30 Gram


Rata-rata ukuran partikel serat yang
diukur pada magnitude 1000x adalah :
10,23 mikrometer seperti terlihat pada
Gambar 12.

Analisis Uji Mekanik.....


100 Jurnal Mekom

komposit tersebut sedangkan untuk nilai


tarik terendah yaitu spesimen A sebesar
28.469 Mpa, hal itu di sebabkan terlalu
sedikit volume variasi serat yang
diberikan dengan tujuan bahwa ia
menawarkan lebih sedikit dalam
memperluas kekuatan tarik komposit[4].
Dapat dilihat juga bahwa pada pengujan
ini nilai rengangan mengalami kenaikan
pada variasi serat 30 gram yaitu sebesar
1,57% dan pada persentase serat 20
gram yaitu sebesar 0.95% sedangkan
Gambar 12: Struktur Mikro Variasi Serat 30 pada variasi serat 40 gram dengan nilai
gram rengangan terendah sebesar 0.90%.
Ini menunjukan bahwa semakin
c. Variasi Serat 40 Gram banyak variasi serat dengan resin tetap
Rata-rata ukuran partikel serat yang yang dilakukan pengujian
diukur pada magnitude 1000x adalah : 8,72 mempengaruhi kekuatan mekanik
Mikrometer seperti terlihat pada Gambar komposit tersebut[5] sehingga spesimen
13. dengan hasil pengujian dengan kekuatan
mekanik yang baik yaitu spesimen C
dengan variasi serat 40 gram
2) Struktur Patahan Makro
Patahan yang terjadi pada struktu
makro mengalami perbedaan pada
setiap spesimen. Dimana untuk
spesimen A patahan yang terjadi
banyak serat yang mengalami putus
dan tercabut dari matrik setelah di uji
Tarik sedangkan untuk spesimen B
dengan variasi serat 30 gram dimana
spesimen tidak mengalami putus saat
Gambar 13: Struktur Mikro Variasi Serat 40 mengalami ujian tarik dan dimana
gram kebanyakan serat hanya mengalami
tercabut dari matrik, dan untuk
B. Pembahasan spesimen c dengan variasi serat 40
1) Uji Tarik gram mengalami patahan dan beberapa
Pengujian tarik umumnya dilakukan serat mengalami putus dan tercabut dari
dengan menggunakan “Universal matrik setelah di uji tarik [7].
Testing Machine” dimana batang uji Dapat di lihat juga pada penyusunan
ditarik sampai putus. Pada pengujian serat secara acak terlihat jelas patahan
tarik sesuai dengan tabel 4.1 dapat patahan spesimen setelah di uji tarik
dijelaskan di bawah ini [9] : banyak serat yang mengalami putus
Pada pengujian tarik di peroleh dan patah, pada penyusuna serat secara
kekuatan tarik tertingi untuk spesimen C acak umunya menunjukan patah pada
yaitu sebesar 40.838 Mpa, dengan permukaan patah( fiber pull out) pada
variasi volume serat 40 gram Dengan variasi serat 20 gram,30 gram, dan 40
tujuan agar semakin banyak serat yang gram
dibutuhkan maka elastisitas komposit 3) Struktur Patahan Mikro
akan semakin tinggi pula kekakuan dari

Jurnal Mekom, Vol.9 No.2 Agustus 2022


Jurnal Media Komunikasi Pendikan Teknologi dan Kejuruan 101

Dari ketiga hasil foto sem pada pada spesimen 20 gram,30 gram dan 40
pembesaran 200x untuk sampel serat gram. Dan pada pengamatan struktur
20 gr secara visual morfologinya mikro adapun Rata-rata ukuran partikel
kelihatan lebih tersusun rapi dan serat dari sampel 20 gr yang diukur pada
beraturan pada permukaan matriksnya magnitude 1000x adalah 10,74 µm,
dibandingkan dengan sampel serat 40 ukuran ini lebih besar nilainya
gr dan 30 gr secara visual morfologinya dibandingkan dengan ukuran partikel
tidak rapi (tidak beraturan) di dari sampel 30 gr dan sampel 40 gr yang
permukaan matrixnya pada nilainya masing- masing yaitu sebesar
pembesaran 200x dan pada sampel 10,23 µm dan 8,72 µm.
serat 40 gr di pembesaran 40 x.1 [10].

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dalam DAFTAR PUSTAKA
menganalisis pengaruh arah serat ampas [1] Mel. M. Schwartz, 1997, composites
tebu dalam material komposit serat tebu materials, processing, Fabrication and
dengan varietas serat 20 gram, 30 gram, dan Applications, prentice Hall, pp, 470-
40 gram dengan matriks epoxy terhadap 485
nilai mekaniknya dapat di simpulkan [2] Asroni, Dri Handono, Sulis. 2018.
sebagai berikut: Kaji Eksperimen Variasi Jenis Serat
1) Pada pengujian tarik besar maksimun Batang Pisang untuk bahan komposit
rata-rata yang di hasilkan komposit serat terhadap kekuatan mekanik. Jurnal
ampas tebu pada penyusunan serat Teknik Mesin Universits
secara acak adalah untuk spesimen A Muhammadiyah Metro7 (2). 214-222
dengan variasi serat 20 gram sebesar [3] Ferdika,D. 2014. Bio Oil dari Ampas
28.469 MPa, dan untuk spesimen B Tebu (Bagasse). Universitas Sebelas
dengan variasi serat 30 gram dengan Maret Surakarta
penyusunan serat secara acak sebesar [4] Firmansyah. 2020. Tensile Test :
28. 718 MPa, sedangkan spesimen C Pengertian Prosedur, Acceptance dan
dengan variasi serat 40 gram dengan Standard. Diakses 20 Mei 2022, dari
penyusunan serat secara acak sebesar https://www.detech.co.id/tensile-tes//
40.838 MPa. [5] Gibson, R.F. 1994. Principle of
2) Pada pengamatan patahan struktur Composite Material Mechanics.
makro dapat diketahui bahwa spesimen Desroit : McGraw- Hill,Inc.
A dengan variasi serat 20 gram setelah Mallick/Newmen (Eds). Composite
di uji tarik mengalami kebanyakan serat Material Technology. Hanser
mengalami putus dan beberapa serat Publiser. New York
tercabut dari matrix, dan untuk [6] Jones,M.R. 1975. Mechanics of
spesimen B dengan variasi serat 30 Composite Material. Mc Graww Hill
gram dimana serat banyak yang Kogakhusa, Ltd
mengalami tercabut dari matriks, [7] Kaw, A.K. 1997. Mechanics of
sedangkan untuk variasi serat 40 gram Composite Materials. CRC Press.
mengalami patahan setelah uji tarik New York Shabiri, M. 2014.
dimana serat banyak mengalami Pengaruh Rasio Epoksi/Ampas Tebu
putus.Penampang patahan pada Dan Perlakuan Alkali Pada
permukaan komposit serat tebu [8] Ampas Tebu Terhadap Kekuatan
kebanyakan mengalami patah pada Bentur Komposit Partikel Epoksi
permukaan (fiber pull out ). Ini Berpengisi Serat Ampas Tebu. Jurnal
menandakan beban terdistribusi ke serat Teknik. Departemen Teknik Kimia.
sehingga banyak serat yang tercabut

Analisis Uji Mekanik.....


102 Jurnal Mekom

Fakultas Teknik, Universitas


Sumatera Utara
[9] Triyono, Diharjo K. 1999. Buku
Pegangan Kuliah Material Teknik.
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
[10] Triyono, Diharjo K. 2000. Buku
Pegangan Kuliah Material Teknik.
Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Jurnal Mekom, Vol.9 No.2 Agustus 2022

Anda mungkin juga menyukai