DISUSUN OLEH:
Kelompok:7
Rahmaddin j Siregar : 210120163
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
KATA PENGANTAR
Penulis sadar makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik
maupun saran di harap kan dapat di berikan kepada pembaca untuk lebih
menyempurnakan makalah ini semoga ada manfaatnya terimakasi.
LHOKSEUMAWE, 20 Februari
2024
Penulis kelompok 7
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Material komposit serat alam telah banyak diaplikasi dalam dunia industri
otomotif karena serat alam memilikibeberapa keunggulan yaitu low density, low
cost, ramah lingkungan dan sifat mekanik yang sebanding dengan serat sintetis,
contohnya adalah kenaf, sisal, flax, pisang dan jute (koronis et al., 2013 &
Subasinghe et al., 2015). Penggunaan komposit serat alam pada kendaraan juga
dapat mengurangi berat kendaraan sehingga dapat menekan konsumsi bahan
bakar. Pada kendaraan biasanya komposit serat alam diaplikasikan untuk
pembuatan spare tire cover, door inner panel, roof inner panel dan seat back
(Asilah, 2011 & Mallick, 2007).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penjelasan diatas sebagai berikut :
1. untuk meningkatkan performa mekanik material agar lebih sesuai dengan
kebutuhan aplikasi tertentu.
2. Mengidentifikasi potensi peningkatan daya tahan terhadap beban dinamis,
seperti kejutan atau gaya benturan, untuk meningkatkan aplikabilitas material
dalam lingkungan yang berbeda.
3. untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan dan ketebalan yang
memungkinkan aplikasi yang lebih efisien.
4. Menganalisis sifat mekanik untuk memastikan peningkatan durabilitas dan
umur layanan material komposit berbasis serat alam.
5. Memahami karakteristik termal untuk memastikan aplikasi material komposit
dapat berfungsi secara optimal dalam berbagai kondisi suhu.
Komposit adalah suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih jenis bahan yang
berbeda, yang digabungkan bersama untuk menciptakan sifat-sifat yang unik atau
meningkatkan kinerja keseluruhan. Bahan-bahan ini disebut sebagai fase matriks
(matriks material atau matriks dasar) dan penguat (serat atau partikel). Matriks
berfungsi sebagai pengikat dan mendukung struktur keseluruhan, sementara
penguat memberikan kekuatan atau sifat-sifat khusus pada komposit.
Komposit dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, mulai dari material yang
digunakan dalam industri manufaktur hingga material yang digunakan dalam
konstruksi dan rekayasa. Komposit berpenguat serat alam maupun buatan
merupakan jenis komposit yang banyak dikembangkan guna menjadi bahan
alternatif pengganti logam.
Komponen kimia utama dari tanaman hidup adalah air. Berdasarkan atas
berat kering maka dinding sel semua tanaman terdiri dari polimer berbasis gula
(karbohidrat) yang berkombinasi dengan lignin, bahan ekstraktif, protein, pati,
dan bahan anorganik dengan jumlah yang lebih rendah. Komponen kimia
didistribusikan melalui dinding luar sel yang terdiri dari lapisan dinding primer
dan sekunder. Komposisi kimia bervariasi pada tiap tanaman bahkan pada
berbagai bagian didalam tanaman yang sama. Komposisi kimia juga bervariasi
dalam tanaman tergantung pada lokasi geografis, umur, iklim dan kondisi tanah
yang berbeda (Rowell et al., 2000). Komposisi dari beberapa serat yang umum
digunakan, ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas
kandungan serat adalah selulosa selanjutnya hemiselulosa, lignin dan sejumlah
kecil lilin dan pektin.
Holoselulosa
Modulus elastisitas dari serat alam seperti kayu adalah sekitar 10 GPa. Serat
selulosa memiliki modulus sampai dengan 40 GPa dapat diperoleh dari kayu
melalui proses kimia pulping. Serat-serat seperti itu, dapat dibagi lagi lebih
lanjut melalui hidrolisis yang diikuti oleh disintegrasi mekanis menjadi
mikrofibril dengan modulus elastis mencapai 70 GPa. Kalkulasi teoritis modulus
elastis dari rantai selulosa sudah mencapai nilai sampai dengan 250 GPa
(Bledzki & Gassan, 1999).
Selulosa
Selulosa merupakan komponen struktural yang paling penting dari hampir
semua dinding sel tanaman hijau, terutama di banyak serat alam seperti rami,
goni, rami, kapas, dll. Polimer selulosa terdiri dari karbon, hidrogen dan
oksigen, dengan gambaran struktur selulosa ditunjukkan pada Gambar 1.
Selulosa adalah senyawa polisakarida (C6H10O5)n yang dapat diturunkan
menghasilkan glukosa (C6H12O6). Unit terkecil yang berulang adalah selobiosa
(C6H11O5)2O dibentuk oleh kondensasi dua unit glukosa dan oleh karena itu
juga dikenal sebagai anhydroglucose (glukosa minus air). Masing-masing
satuan berulang berisi tiga kelompok hidroksil. Kelompok hidroksil ini dan
kemampuannya untuk mengikat hidrogen memainkan peran yang utama di
dalam mengarahkan struktur kristalin dan juga mengembangkan sifat fisika dari
selulosa (Summerscales et al., 2010).
Sifat kimia selulosa adalah tahan terhadap alkali kuat (17.5% berat) tetapi
dengan mudah terhidrolisis oleh asam menjadi gula yang larut air dan selulosa
relatif tahan terhadap agen pengoksida dengan ketahanan panas serat selulosa
adalah mencapai temperatur 211 - 280°C tergantung pada jenis seratnya
(Suryanto, 2015).
Menurut Nyior dan Mgbeahuru (2018) bahan komposit yang diproses dengan
menggunakan metode compression moulding menghasilkan sifat mekanik yang
lebih baik dibandingkan dengan komposit yang diproduksi dengan metode hand
lay-up. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tarik dan modulus Young
dari sampel yang dihasilkan oleh metode compression moulding masing-masing
meningkat sebesar 77% dan 47% (pada komposisi serat yang optimal)
dibandingkan dengan metode hand lay-up. Hasil lain juga menunjukkan bahwa
kekuatan impak dari komposit dengan metode compression moulding lebih besar
yaitu 11,5 kJ/m2 dibandingkan metode hand lay-up yang mempnyai kekuatan
impak 7 kJ / m2.
Gambar 2.7 Analisis TGA variasi serat lignoselulosa (Hung et al., 2017)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pembuatan makalah agar dapat memahami isi materinya agar dapat
menjelaskan secara Detail dalam presentasi makalah nya nantinya, lalu
kedepannya dalam pembuatan makalah agar dapat bekerjasama dalam kelompok
nya supaya dapat memudahkan proses pembuatan makalah nya nanti.
DAFTAR PUSTAKA
Bismarck, A., Mishra, S., Lampke, T., 2005. Plant Fibers as Reinforcement
for Green Composites. In: Mohanty, A.K., Misra, M., and Drzal,
L.T. (Ed.), Natural Fibers, Biopolymer, and Biocomposites. CRC
Press Tailor and Francis group, Boca Raton.
Bledzki, A.K., Gassan, J., 1999. Composites reinforced with cellulose based
fibres. Carbon N. Y. 24, 221–274.