Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Material komposit adalah material yang sangat penting karena mempunyai sifat-
sifat yang khusus. Sifat-sifat tersebut diantaranya adalah kekakuannya, kekuatannya,
ringan, tidak terkorosi serta usia fatik yang lebih baik dibanding bahan konvensional
lainnya. (Manurung et al. 2020)

Komposit berasal dari kata kerja “to compose“ yang berarti menyusun atau
menggabung. Jadi secara sederhana bahan komposit berarti bahan gabungan dari dua
atau lebih bahan yang berlainan. komposit merupakan rangkaian dua atau lebih bahan
yang digabung menjadi satu bahan secara mikroskopis dimana bahan pembentuknya
masih terlihat seperti aslinya dan memiliki hubungan kerja diantaranya sehingga mampu
menampilkan sifat-sifat yang diinginkan. (Law 1985)

Kebutuhan material konduktif untuk perangkat elektronik seperti sensor, layar


sentuh, light emitting diode, electromagnetic interference (EMI) shielding, antistatic
packaging, dan supercapacity semakin meningkat seiring dengan pesatnya
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Namun hal tersebut diiringi dengan
masalah sampah elektronik yang semakin menumpuk seperti layar tabung monitor,
telepon genggam lawas, printer, kulkas, radio, kamera, laptop, hard disk, CD rom, PCB,
dan masih banyak lagi. Barang-barang ini biasanya dibuang begitu saja setelah melewati
masa pemakaiannya. Sayangnya, bagian-bagian dari alat elektronik ini tidak bisa terurai
secara alamiah dan harus ada penanganan secara khusus untuk pemusnahannya.
(Efendy, Handayani, Husni, et al. 2021)

Penambahan nanopartikel konduktif dengan matriks polimer menghasilkan


material baru yang disebut Conductive Polymer Nanocomposites (CPC). CPC memiliki
fungsi yang sangat banyak, diantaranya sebagai sensor, sel fotovoltaik, kapasitor, dioda,
dan perangkat energi yang sangat mudah meregang. CPC memiliki beberapa sifat

Page | 1
unggul, diantaranya konduktivitas elektrik yang tinggi, ringan, tahan korosi, dan
memiliki karakteristik mekanis yang bagus. Kemampuan komposit dalam beradaptasi
sangat beragam bergantung pada bahan isian dan matriks polimer yang digunakan.
Tujuan pada review ini, penulis ingin menyajikan data sifat elektrik dan sifat mekanik
CPC berbasis PLA dengan variasi bahan isian berupa 4 jenis karbon yang diperoleh dari
berbagai literatur penelitian, sehingga bisa diperoleh kesimpulan pengaruh variasi
karbon terhadap sifat CPC. (Efendy, Handayani, Fauziatul Husni, et al. 2021)

Perkembangan industri komposit di Indonesia dengan mencari bahan komposit


alternatif yang lain, guna menunjang permintaan komposit di Indonesia yang semakin
besar. Selama ini perkembangan komposit di Indonesia masih diarahkan dengan bahan-
bahan sumber daya alam non renewable (tidak dapat diperbarui kembali) yang berasal
dari galian bumi seperti gelas, karbon, aramid. (Muhamad Muhajir, Muhammad Alfian
Mizar and Jurusan Pendidikan Teknik Mesin-FT 2016)

Page | 2
1.2 Rumusan Masalah
Berikut ini adalah kemungkinan rumusan masalah berdasarkan konteks
sebelumnya:

Bagaimana konduktivitas listrik dan sifat mekanik komposit grafit/epoksi berubah


sebagai akibat dari dimensi yang berbeda?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

Mendapatkan nilai konduktivitas listrik dan sifat mekanik dari komposit polimer
konduktif dengan menggabungkan bahan pengisi konduktif yang mempunyai ukuran
partikel yang lebih besar (G 150µm) dan bahan pengisi konduktif yang mempunyai
ukuran partikel yang lebih kecil (G 20µm).

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah didalam pembahasan ini ialah :

1. Pembuatan material komposit polimer konduktif (CPC) dengan menggunakan


ukuran partikel dan komposisi bahan pengisi konduktif yang berbeda (150 µm
dan 20 µm)
2. Penelitian menggunakan kandungan bahan pengisi konduktif sebesar 50 wt%,
40 wt%, 30 wt% dan 20 wt %
3. Karakteristik dari material komposit polimer konduktif yang akan dilakukan
pengujian adalah pengujian konduktivitas listrik dan pengujian kekuatan lentur
4. Pembuatan material komposit polimer konduktif dengan parameter proses
pencampuran antara bahan pengisi konduktif dan matriks antara lain : (1)
temperatur pencampuran (temperatur kamar), (2) putaran pencampuran 250 rpm
dan waktu pencampuran selama 10 menit.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian adalah menghasilkan material komposit polimer
konduktif yang mempunyai konduktivitas listrik dan sifat mekanik yang dibutuhkan.

Page | 3
1.6 Sistematika Penulisan
Adapun sistematka penulisan yang di gunakan oleh penulis dalam penyusun
tugas akhir sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam pendahuluan ini penulis berusaha menguraikan tentang latar

belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan masalah, tujuan

penelitian, serta sistematika penulisan laporan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisikan landasan teori daru beberapa literatur yang

mendukung tentang studi dari penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisikan tentang metode pengujian, peralatan dan bahan,

perlengkapan yang digunakan, serta prosedur kerja dari pengujian yang

dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page | 4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komposit

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat mendorong


banyaknya penemuan beberapa teknologi alternatif sebagai cara dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat. Khususnya pada bahan material, bahan material yang
dibutuhkan adalah bahan material yang berkualitas dan memiliki sifat mekanik yang
tinggi. Komposit adalah salah satu alternatif untuk menghasilkan material yang dari
sifat mekaniknya lebih baik dari material lainnya.(Xavieria Dkk,2015)

Bidang material komposit akhir-akhir ini terus mendapat perhatian yang serius
dari para ilmuwan sehingga hampir setiap hari produk baru maupun inovasi dan
modifikasi produk yang telah ada terus bermunculan. Hal itu disebabkan material
komposit diperlukan di segala bidang, seperti bidang elektronik, transportasi,
kedokteran/medis, biologi, dan sebagainya. Sehingga para peneliti dituntut untuk terus
menghadirkan produk terbaik yang dibutuhkan di pasaran.(Syafrizal,2020)

Komposit adalah suatu system yang tersusun melalui pencampuran dua material
atau lebih yang berbeda, dalam bentuk dan komposisi material yang tidak larut satu
sama lain. Pada umumnya bahan komposit adalah bahan yang memiliki beberapa sifat
yang tidak mungkin dimilki oleh masing-masing komponennya. Dalam pengertian ini
sudah tentu kombinasi tersebut tidak terbatas pada bahan matriknya.(Fajri Dkk, 2013)

Kata komposit berasal dari kata “to compose” yang berarti menyusun atau
menggabung. Secara sederhana material komposit adalah material gabungan dari dua
atau lebih material yang berlainan. Jadi komposit adalah suatu bahan yang merupakan
gabungan atau campuran dari beberapa material pada skala makroskopis untuk
membentuk material ketiga yang lebih bermanfaat.(Fajri Dkk, 2013)

Page | 5
Dalam pembuatan komposit diperlukan serat dan matriks. Serat berfungsi
sebagai elemen penguat yang menentukan sifat mekanik dari komposit karena
meneruskan beban yang diteruskan oleh matrik. Bahan yang digunakan sebagai serat
terbagi menjadi dua bagian yaitu alami dan sintesis. Sebelum masehi serat alam sebagai
penguat telah dipergunakan dalam material komposit. Dinding bangunan tua di Mesir
yang telah berumur lebih dari 3000 tahun ternyata terbuat dari tanah liat yang diperkuat
dengan jerami. Namun pada perkembangan selanjutnya serat alam ditinggalkan karena
memiliki kekurangan secara teknis dan telah ditemukan material baru yang lebih
tangguh yaitu logam dan paduannya. kelemahan logam dan paduannya yaitu massa jenis
yang tinggi sehingga kekuatan dan kekakuan relatif rendah.(Xavieria Dkk,2015)

Oleh karena itu, material komposit mulai diperkenalkan kembali dengan


menggunakan serat sintesis yang dikombinasikan dengan bahan polimer sebagai matrik.
Tujuannya adalah untuk memperoleh kekuatan dan kekakuan yang tinggi. .(Xavieria
Dkk,2015)

Ada beberapa keunggulan yang dimiliki pada komposit, diantaranya bobot yang
lebih ringan, kekuatan mekanik yang lebih tinggi, ketahanan akan korosi dan dan biaya
yang lebih murah. Sehingga dari semua paduan logam, serat karbon memiliki kekuatan
tarik lebih tinggi. Pada komposit, sifat dan karakteristik ditentukan oleh:

 Material penyusun akan menentukan sifat maupun karakteristik komposit.


 Bentuk struktural penyusun komposit
 Interaksi antar penyusun.

Gambar 2.1 Komposit


(Sumber: https://wagenugraha.wordpress.com/2008/05/30/material-komposit-efek-sinergi-dan-
pernikahan/)

Page | 6
Komposit terus diteliti dan dikembangkan guna menjadi bahan alternatif
pengganti bahan logam. Hal ini disebabkan sifat dari komposit yang kuat, dan
mempunyai berat yang lebih ringan dibandingkan dengan logam, komposit merupakan
perpaduan dari dua material atau lebih yang memiliki fasa yang berbeda menjadi satu
material baru yang berbeda, dan memiliki properties lebih baik dari keduanya.
(Syafrizal,2020)

2.1.1 Klasifikasi komposit

Secara umum klasifikasi komposit sering digunakan antara lain seperti :

1. Klasifikasi menurut kombinasi material utama, seperti metal-organic atau metal


anorganic.
2. Klasifikasi menurut karakteristik bulkform, seperti sistem matrik atau laminate
3. .Klasifikasi menurut distribusi unsur pokok, seperti continous dan discontinous
4. Klasifikasi menurut fungsinya, seperti elektrikal atau structural.

Secara garis besar komposit diklasifikasikan menjadi tiga macam (Jones, 1975), yaitu:

1. Komposit serat (Fibrous Compsites)


2. Komposit partikel (Particulate Composites)
3. Komposit lapis (Laminates Composites)

Gambar 2.2 Klasifikasi Komposit


(Sumber: http://docplayer.info/72395948-Sifat-mekanik-komposit-partikel-cangkang-kerang-darah-
bermatrik-polyester-dengan-komposisi-fraksi-volume-pengisi-10-20-dan-30.html)

Page | 7
Syarat pokok matrik yang digunakan dalam komposit adalah matrik harus bisa
meneruskan beban, sehingga serat harus bisa melekat pada matrik dan kompatibel
antara serat dan matrik, artinya tidak ada reaksi yang mengganggu. Umumnya matrik
dipilih yang mempunyai ketahanan panas yang tinggi.(Romels Lumintang,2013)

2.1.2 Tujuan Pembuatan Material Komposit

Apa tujuan pembuatan material komposit? Bukankah sudah banyak material


teknik yang sudah teruji dalam penggunaannya? Apa keunggulan dan kekurangan
material komposit ini dibandingkan dengan material teknik lainnya?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, yang pertama kita tahu dulu tentang
material teknik. Material teknik adalah semua jenis material yang digunakan dalam
proses rekayasa dan industri yang menghasilkan suatu produk dengan memiliki sifat-
sifat yang telah ditentukan. Jenis-jenis material teknik dalam proses rekayasa yaitu
logam, keramik, polimer dan komposit (penggabungan dari dua atau lebih material ini).

Dibandingkan dengan ketiga material ini khususnya logam, komposit masih


memiliki beberapa keunggulan antara lain mempunyai densitas yang relatif rendah
sehingga lebih ringan, mempunyai kekakuan dan kekuatan spesifik yang tinggi, tahan
terhadap beban fatik atau beban lelah dan tahan juga terhadap korosi.

Selain itu, dalam proses pabrikasinya, pembuatan komposit jauh lebih mudah
dengan tingkat kepresisian yang tinggi. Bahkan sifat mekanik dari suatu produk
berbahan komposit bisa diatur sesuai dengan kebutuhan.Namun ada juga
kekurangannya antara lain tidak tahan terhadap beban kejut atau beban tumbuk, sifatnya
sangat dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban dan relatif mahal.

Jadi dapat dikatakan bahwa tujuan pembuatan komposit adalah untuk


memperbaiki sifat mekaniknya seperti kekuatan dan kekakuan, mempermudah desain
yang rumit dalam proses pabrikasinya, bentuk dan desain dapat lebih mudah sehingga
dapat menghemat biaya, dan yang lebih disukai yaitu menjadikan suatu produk lebih
ringan.

Page | 8
2.1.3 Proses Pembuatan Komposit

Ada banyak metode atau proses dalam pembuatan (pabrikasi) dari komponen-
komponen komposit. Pemilihan sebuah proses sangat tergantung pada material
pembentuknya, bentuk desain dan penggunaan komponen tersebut.

Proses-proses tersebut antara lain spray lay-up, vacuum bag moulding, felament
winding, resin transfer molding, resin injection molding, resin film infusion,
compression molding, injection molding, hybrid injection-molding, dan pultusion.

Dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan yang menakjubkan dalam bidang


material kompsit telah memotivasi peneliti untuk bekerja pada bahan struktural baru
yang memiliki sifat spesifik yang tinggi.Sehingga penggunaan resin sebagai campuran
menjadi pilihan terbaik, Resin adalah material polimer yang kaku atau semi kaku pada
suhu kamar. (Sri Rahayu, 2013)

2.1.4 Komponen Utama Material Komposit

1.Matriks

Ingat syarat terbentuknya sebuah material komposit, yaitu ada dua atau lebih
material pembentuk yang memiliki ikatan yang baik dan bisa digabungkan
menghasilkan material baru dengan sifat mekanik (kekuatan dan kekakuan) yang lebih
baik. Pada umumnya material pembentuk komposit terdiri dari matriks dan penguat.
Inilah dua komponen utama dalam komposit.

Matriks (matrix) sebagai komponen pertama, merupakan body constituent yang


memberi bentuk pada komposit (Schwarts, 1984). Sehingga merupakan bagian terbesar
dalam komposit, yang biasa ditentukan dalam bentuk persentasi volume yang lebih
besar dari 50% dari komposit. Matriks juga berfungsi untuk mengikat dan melindungi
penguat (serat) sebagai komponen yang kedua.

Berdasarkan matriks ini, komposit dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu Metal
Matrix Composite (MMC), Ceramics Matrix Composite (CMC), dan Polymers Matrix
Composite (PMC). MMC berarti matriksnya adalah logam seperti Aluminium dan

Page | 9
Magnesium. CMC berarti matriksnya dari bahan keramik. Dan PMC berarti matriksnya
dari bahan polimer atau plastik

2. Penguat

Komponen kedua dalam komposit yaitu penguat (reinforcement), yang


merupakan structural constituent yang menentukan struktur internal dari komposit
(Schwarts, 1984). Sebagai penguat, berarti dia berfungsi untuk memberikan penguatan
pada komposit.

Dengan demikian sifat mekaniknya pun harus lebih baik dari matriksnya. Ini
menjadi syarat utama bahan penguat. Salah satu indikatornya yaitu ketika terjadi
pembebanan lebih yang menyebabkan kegagalan pada komposit, maka yang gagal atau
rusak terlebih dahulu adalah matriks dan bukan penguatnya. Sehingga jika penguatnya
mengalami kegagalan terlebih dahulu maka sebenarnya bahan tersebut tidak bisa
menjadi penguat dalam komposit.

Jika matriks menempati persentasi volume di atas 50% maka penguat tidak lebih
dari 50%. Hal ini disebabkan karena jika penguatnya lebih besar daripada matriks maka
akan mengurangi daya ikat antar permukaan, penguat dengan matriksnya. Akibatnya
selanjutnya yaitu kekuatan komposit akan menurun.Oleh karena itu persentasi penguat
dan matriks harus diatur sedemikian rupa agar keduanya dapat berfungsi secara
maksimal.

2.2 Grafit Mineral

Grafit merupakan mineral native element dengan komposisi C (Karbon).


Mineral ini memiliki banyak karakteristik unik. Grafit memiliki sistem kristal
heksagonal, tampak sebagai massa berfoliasi atau lembaran-lembaran tipis yang
terlepas, pada umum nya berwarna hitam. Grafit merupakan dimorphisme dari intan,
tetapi mempunyai tingkat kekerasan sangat rendah (1-2). (Sukandarrumidi. 1999)

Grafit memiliki sifat menarik dan sangat luas penerapan aplikasinya. Di


Indonesia belum ditemukan daerah yang berpotensi mengandung grafit, Sehingga
sampai saat ini masih mengimpornya. Secara alamiah grafit berwarna hitam dan dapat

Page | 10
ditemukan di berbagai belahan dunia seperti Sri Langka, Jerman,Ukraina,Rusia, dan
Kanada. (Jan Setiawan, 2016)

Struktur grafit berupa tumpukan lapisan-lapisan dengan tipe ikatan van de waals,
dengan konfigurasi elektron karbon pada keadaan dasar dapat berupa sp 3 , sp2 dan sp1.
Basis dari struktur kristal dari grafit adalah bidang grafen atau lapisan karbon.
Lapisannya adalah ABCABC dan merupakan komponen yang sangat kecil. Struktur
rhombohedral grafit dapat ditingkatkan dengan memberikan deformasi dan dapat
dikurangi dengan perlakukan panas. Struktur grafit heksagonal lebih stabil
dibandingkan struktur rhombohedralnya dengan karakteristik densitas sebesar 2,26
g/cm3. (Jan Setiawan, 2016)

Gambar 2.3 Grafit Mineral

(Sumber: https://www.mineralcommodities.com/products-sales/graphite-concentrate/ )

Grafit memiliki struktur berupa jaringan dimana kristal C 60, sebagai molekul
padat dimana setiap molekulnya terikat dengan ikatan Van der Waals. Pada grafit,
anisotropik terjadi terhadap nilai Modulus Young-nya dimana komponen yang tegak
lurus dengan bidang dasar akan memiliki lebih rendah dibandingkan yang paralel
dengan bidang dasar. Hal ini juga menyebabkan adanya sifat anisotropik pada
konduktivitas termal. Hal tersebut dikarenakan ikatan bidang yang saling paralel hanya
terhubung dengan gaya ikatan van der Waals yang relatif lemah. Karakteristik
termodinamik dari grafit pada tekanan rendah lebih stabil dibandingkan intan. (Jan
Setiawan, 2016)

Page | 11
Grafit memiliki konduktivitas listrik yang baik dan ketahanan korosi yang
sangat baik. Namun, grafit juga memiliki kelemahan, seperti kekuatan mekanik yang
buruk dan kesulitan yang terkait dengan fabrikasi.(Hendra Suherman, 2015)

Transformasi fasa grafit pada perlakuan mekanik telah diteliti semenjak sebelum
tahun 1950-an. Juga telah dilaporkan bahwa luas permukaan yang besar pada sampel
setelah diproses milling dengan ball millling. Tetapi, struktur nanoporousyang
dihasilkan oleh high energy milling (selanjutnya disingkat dengan HEM) belum
sepenuhnya diteliti. Akhir-akhir ini, telah ditemukan bahwa filamen berukuran nano
dengan struktur berbentuk pipa (tubular) dapat dihasilkan dengan pemanasan karbon
yang memiliki struktur tidak teratur atau boron nitrida heksagonal yang sebelumnya
diproses milling dengan ball millling. Selama annealing termal, nanotube atau
nanocage terbentuk dari serbuk yang diproses milling. Hal ini merupakan proses
pertumbuhan kristal bentuk padat yang sederhana, meliputi reaksi kimia yang esensial
dalam banyak metode analisis yang lain. Untuk menjelaskan proses pembentukan
nanotube selama perlakuan panas, bahan yang diproses milling dengan ball millling
perlu diteliti struktur kristal dan perubahan morfoginya.(Yunasfi,2012)

Saat ini telah dibuat berbagai bentuk karbon berupa grafit sintetis dan intan
sintetis, karbon adsorban, kokas, karbon hitam, serat grafit dan karbon, karbon gelas,
karbon serupa intan dan lain-lain, yang akan digunakan dalam berbagai aplikasi seperti
kontak elektrik dan elektroda, pelumas, pemoles sepatu, batu permata, pisau potong,
penyerap gas, dan lain-lain.Elektroda grafit merupakan bahan dengan karakteristik
konduktivitas listrik dan kemampuan ketahanan terhadap kejut termal yang digunakan
pada tungku busur listrik untuk membuat baja.(Heri Hardiyanti, 2016)

2.3 Resin

Banyak orang pernah melihat berbagai benda yang terbuat dari resin namun tak
tahu jika itu adalah berasal dari resin. Bisa jadi karena keterbatasan informasi yang
membuat beberapa orang tak bisa mengetahui suatu benda yang terbuat dari resin.

Page | 12
Resin sendiri merupakan sebuah material yang terbuat dari bahan alami dan juga
senyawa kimia. Awalnya resin terbuat dari bahan alami yaitu getah berbagai pohon
seperti kunjung atau conifer. Namun karena memiliki bahan baku dari bahan alami.

2.3.1 Tipe-tipe resin dan kegunaannya

1. Resin polyester

Resin polyester merupakan matrik dari komposit. Resin ini termasuk juga dalam
resin termoset. Pada polyestertermoset resin cair diubah menjadi padatan yang keras dan
getas yang terbentuk oleh ikatan silang kimiawi yang membentuk rantai polimer yang
sangat kuat.resin termoset tidak mencair karena pemanasan. Pada saat pencetakan, resin
ini tidak perlu diberikan tekanan, karena ketika masih cair memiliki viskositas yang
relatif rendah, mengeras dalam suhu kamar dengan penggunaan katalis tanpa
menghasilkan gas (tidak seperti resin termosetlainnya). Pada umumnya resin polyester
kuat terhadap asam kecuali asam pengoksida, tetapi memiliki ketahanan yang rendah
terhadap basa. Jika resin ini dimasukkan ke dalam air mendidih selama 300 jam maka
akan pecah dan retak-retak. Secara luas polyesterdigunakan dalam bentuk bahan
komposit

2 resin fenolik

Resin fenolik merupakan produk polimer yang diperoleh melalui reaksi


polimerisasi kondensasi senyawa fenol dengan aldehida. Formaldehida merupakan
aldehida yang banyak digunakan karna kereaktifannya tinggi dan harganya relatif
murah. Dalam produk pelapisan permukaan resin fenolik memainkan peranan penting
karna sifat filmnya yang keras dan tahan terhadap air serta bahan kimia. (Ani Suryani
dkk,2005)

Sifat resin fenolik dipengaruhi oleh berbagai faktor antaralain nisbah mol
formadehilda dengan fenol, jenis dan konsentrasi katalis (pH), suhu serta waktu
metilolasi, dan polimerisasi kondensasi untuk pelapis permukaan seperti vernis yang

Page | 13
proses pengeringan lapisan filmya melalui mekanisme polimerisasi oksidatif umumnya
menggunakan nisbah mol fotmadehilda dengan fenol < 1. (Ani Suryani dkk,2005)

3. Resin Alkyd

Alkyd resin merupakan produk polimer yang banyak digunakan di industri cat
dan coating. Hal ini karena keunggulan sifat-sifatnya sebagai surface coating yang
meliputi fleksibilitas, kekuatan durabilitas, serta sifat adhesi yang baik. Alkyd resin
diperoleh dari reaksi poliesterfikasi, yaitu reaksi pembuatan polimer dengan cara
kondensasi yang menggabungkan dua jenis gugus yaitu karbosil dan hidroksil. Jika
molekul peraksi, salah satu atau keduanya mempunyai lebih dari dua gugus fungsional,
maka akan terbentuk poliester jaring(poliester ikat silang) adanya ikat silang (crosslink)
menyebabkan berat molekul polimer menjadi lebih besar, akibatnya poliester tersebut
akan menjadi lebih keras dan bersifat tahan lama.(Desi Nurandini dkk,2018)

4. Resin Polikarbonat

Polikarbonat adalah suatu kelompok polimer termoplastik, mudah dibentuk


dengan menggunakan panas. Plastik ini memiliki banyak keunggulan, yaitu ketahanan
termal dibandingkan dengan plastik jenis lain, tahan terhadap benturan, dan sangat
bening. Policarbonat banyak dijual berupa lembaran, dan ada jenis dua lapisan dimana
diantara lapisan berupa lubang dengan tujuan sebagai tempat aliran udara sehingga
dapat mengurangi hawa panas akibat pemakaian policarbonat. (Dwi Nurtanto & Ahmad
Hasanuddin, 2014)

5. Resin Epoxy

Epoxy adalah resin polimer termoseting dimana molekul resin mengandung satu
atau lebih gugus epoksida. Kimia ini dapat disesuaikan untuk menyempurnakan berat
molekul atau viskositas seperti yang dipersyaratkan oleh penggunaan akhir.Epoxy resin
membutuhkan penambahan zat pengawet saat proses curing, yang biasa disebut
hardener. Mungkin jenis curing agent yang paling umum adalah berbasis amina. Tidak
seperti resin poliester atau ester vinil dimana resin dikatalisis dengan tambahan katalis
kecil (1-3%), epoxy resin biasanya membutuhkan penambahan bahan pengawet pada
rasio resin dan pengeras yang jauh lebih tinggi, seringkali 1: 1 atau 2: 1.

Page | 14
2.4 Epoxy

Epoxy resin adalah kelas sistem ikatan kimia organik yang digunakan dalam
preparat lapisan khusus atau perekat. Epoxy ialah polimer thermosetting yang
merupakan produk reaksi dari epoxy resin dan hardener amino, komposit polimer salah
satu material maju yang menampilkan karakteristik yang sangat menarik yaitu mekanik,
termal, kimia, listrik dan optik. Dapat dilihat bahwa sejumlah besar makalah penelitian
dan review menjelaskan sifat mekanik komposit CNT yang diperkuat polimer. (Sri
Rahayu,2018)

Dari sekian banyak resin yang ada di pasaran, ada tiga jenis resin yang banyak
digunakan yaitu polyester, vinil ester, dan epoxy. Dalam penelitian ini digunakan resin
epoxy. Pemilihan resin epoxy sebagai bahan dasar disebabkan kekuatan dan kekakuan
epoxy resin lebih besar dibandingkan dengan polimer jenis lainnya.Epoxy atau
poliepoxyd merupakan suatu polimer thermosetting yang umumnya dihasilkan dari
reaksi antara epichlorohydrin dan bisphenol-A. (Syafrizal,2020)

Resin epoxy mengandung struktur epoxy atau oxirene. Resin ini berbentuk
cairan kental atau hampir padat yang digunakan untuk material ketika hendak
dikeraskan. Resin epoxy jika direaksikan dengan hardener akan membentuk polimer
crosslink. Hardener untuk sistem curing pada temperatur ruang dengan resin epoxy pada
umumnya adalah senyawa poliamida yang terdiri dari dua atau lebih grup amina.
(Syafrizal,2020)

Keunggulan dari matriks epoxy resin yaitu memiliki ketahanan korosi yang
lebih baik daripada polyester pada keadaan basah. Selain itu, epoxy memiliki sifat
mekanik, listrik, kestabilan dimensi dan penahan panas yang baik.(Syafrizal,2020)

Unsaturated Polyester (UP) merupakan jenis resin thermoset. Resin UP memiliki


sifat encer dan fluiditasnya baik sehingga dapat diaplikasikan mulai dari proses hand lay
up yang sederhana sampai dengan proses yang kompleks. Banyaknya penggunaan resin
ini didasarkan pada pertimbangan harga relatif murah, curing cepat, warna jernih, dan
mudah penanganannya. Katalis yang sering digunakan sebagai media untuk
mempercepat pengerasan cairan resin (curing) adalah hardener metyl etyl keton

Page | 15
peroksida (MEKPO). Kadar penggunaan hardener MEKPO adalah 5% pada suhu
kamar. (Xavieria Dkk,2015)

2.5 Pengertian Listrik

Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting dan
vital yang tidak dapat dilepaskan dari keperluan sehari-hari. Manusia hampir tidak bisa
melakukan pekerjaan yang ada dengan baik ataupun memenuhi kebutuhannya.
Kekurangan energi listrik dapat mengganggu aktivitas manusia. Oleh sebab itu
kesinambungan dan ketersediaan energi listrik harus dipertahankan. Saat ini kebutuhan
energi listrik semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan
kemajuan teknologi serta informasi, (Hariyanto dan Abdurahman, 2019).

Energi listrik merupakan suatu energi yang diakibatkan oleh mengalirnya


muatanlistrik di dalam sebuah rangkaian. Dalam rangkaian listrik tidak dapat
terpisahkan dengan konsep muatan. Muatan memiliki dua macam yaitu muatan positif
dan muatan negatif. Berbagai bagian rangkaian tidak mengubah apapun terkait jumlah
muatan total meskipun rangkaian tersebut mentransfer muatan secara kontinu, (Kiswari
dan Rinarahayu, 2020).

2.5.1 Macam Macam Tenaga Listrik

A. Tenaga Angin

Penggunaan energi terutama energi listrik diperlukan sekali oleh masyarakat


luas. Banyak sekali energi alternative dari alam terutama di Indonesia yang dapat di
manfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Salah satu contoh alternative energy
yang dapat dipilih adalah angin. Angin merupakan energy yang mudah didapat serta
tidak membutuhkan biaya besar. Angin juga termasuk nenergi yang dapat di perbaharui
atau tidak termakan oleh waktu. Energi listrik tidak semata – mata dihasilkan langsung
oleh alam. Maka untuk memanfaatkan angin ini diperlukan sebuah alat yang dapat
bekerja dan menghasilkan energy listrik secara baik. Alat yang dapat digunakan adalah

Page | 16
kincir angin. Kincir angin ini akan menangkap energy angin dan menggerakkan
generator yang nantinya akan menghasilkan energy listrik, (Firmansyah, 2011).

Pembanglit Listrik Tenaga Angin sangat cocok untuk daerah pesisir pantai yang
mempunyai kecepatan angin tinggi. PLTB mempunyai keuntungan utama karena
sifatnya terbarukan. Hal ini berarti eksploitasi sumber energi ini tidak akan membuat
sumber daya angin yang berkurang seperti halnya penggunaan bahan bakar fosil,
(Hidayatullah dan Riswan, 2018).

Energi angin merupakan energy alternative yang mempunyai prospek baik


karena selalu tersedia di alam, dan merupakan sumber energy yang bersih dan
terbarukan kembali. Proses pemanfaatan energy angin melalui dua tahapan konversi
(Habibie dkk, 2011) yaitu :

1. Aliran angin akan menggerakkan rotor (baling-baling) yang menyebabkan rotor


berputar selaras dengan angin bertiup.

2. Putaran rotor dihubungkan dengan generator sehingga dapat dihasilkan listrik.

B. Energi Air

Energi alternatif dari alam Indonesia yang dapat di manfaatkan untuk


menghasilkan energi listrik, salah satu adalah alternatif energi air. Air merupakan energi
yang mudah didapat, air juga termasuk energi yang dapat di perbaharui atau tidak
termakan oleh waktu. Pengubahan menjadi energi listrik dengan proses pengubahan
energi air tersebut menjadi putaran mekanik motor dan selanjutnya memutar suatu alat
yang di butuhkan sesuai dengan pemakaian, (Ajis dan Nurwijayanti, 2021).

Energi listrik tidak semata – mata dihasilkan langsung oleh alam, tetapi
diperlukan sebuah alat yang dapat bekerja dan menghasilkan energi listrik secara baik,
yang disebut konversi energi air. Alat yang dapat digunakan adalah turbin air, (Ajis dan
Nurwijayanti, 2021).

Turbin air ini akan menangkap energi air dan menggerakkan generator yang
nantinya akan menghasilkan energi listrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis
ini adalah generator yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik

Page | 17
dari air. Namun, secara luas jenis-jenis pembangkit listrik tenaga air cukup banyak.
contohnya seperti PLTA waduk, aliran danau, micro hidro bahkan adapula yang
mengandalkan ombak air laut, (Ajis dan Nurwijayanti, 2021).

C. Energi Panas Bumi

Panas bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap
air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semua tidak
dapat dipisahkan dalam sistem panas bumi dan untuk pemanfaatnya diperlukan proses
penambangan. (Risa dkk, 2019)

Daerah potensi panas bumi di Indonesia pada umumnya berada di kawasan


gunung vulkanik dikelilingi hutan lindung, hutan konservasi dan cagar alam dengan
permukaan area sebagian besar tertutup vegetasi. (Risa dkk, 2019)

Energi panas bumi atau geothermal digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik
dimulai di Italia pada tahun 1904. Sejak itu energi panas bumi mulai dipikirkan secara
komersial untuk pembangkit tenaga listrik. Di dalam perut bumi dimungkinkan sekali
terdapat aliran air danair ini mengalir dekat dengan batu-batuan panas yang
suhunyadapat mencapai 1480ºC. (Lukas, 2015)

D. Energi Biomassa

Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintesis, baik
berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain adalah tanaman,
pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja, dan kotoran ternak.
Selain digunakan untuk bahan pangan, pakan ternak, minyak nabati, bahan bangunan
dan sebagainya, biomassa juga digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar). .(Luthfi
danTaufik, 2020.)

Sejatinya sebelum mengenal bahan bakar fossil, manusia sudah menggunakan


biomassa sebagai sumber energi. Namun sejak manusia beralih pada minyak, gas bumi
atau batu bara untuk menghasilkan tenaga, penggunaan biomassa tergeser dari
kehidupan manusia.(Luthfi danTaufik, 2020.)

Page | 18
Konversi energi listrik dari biomassa dilakukan dengan mengubah energi
potensial yang ada dalam biomassa menjadi mekanik, kemudian energi mekanik
menjadi energi listrik. Untuk menganalisis secara tekno ekonomi, terlebih dahulu
mengetahui mengenai komponen biaya-biaya pendirian PLT Biomassa.(Sarwono Dkk,
2014)

E. Energi Uap

Pembangkit listrik tenaga uap merupakan salah satu pembangkit yang


menggunakan energi termal untuk membangkitkan listrik. Bentuk utama dari
pembangkit listrik ini adalah turbin uap mengubah energi kalor menjadi energi mekanik
yang memutar generator dan menghasilkan listrik.(Ferdinansyah, 2020)

Sistem pembangkit daya tenaga uap merupakan salah satu mesin kalor dengan
sistem pembakaran luar. Pembakaran dilakukan diluar mesin untuk menghasilkan energi
panas yang kemudian ditransfer ke uap. Siklus Rankine adalah model operasi mesin uap
yang secara umum digunakan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Sumber
panas untuk siklus Rankine dapat berasal dari batu bara, gas alam, minyak bumi, bio
massa, nuklir, dan panas matahari.(Ferdinansyah, 2020)

Turbin uap adalah penggerak mula yang merubah energi potensial uap menjadi
energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi mekanis dalam bentuk
putaran poros turbin. Poros turbin langsung atau dengan bantuan elemen lain,
dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan. Tergantung dari jenis mekanisme
yang digerakkan turbin uap dapat digunakan pada sistem pembangkit listrik.
(Ferdinansyah, 2020)

2.6 Kinerja mekanik

Sifat Mekanik Menyatakan kemampuan suatu bahan/komponen untuk menerima


beban/gaya/energi tanpa menimbulkan kerusakan pada bahan/komponen tersebut.
seringkali suatu bahan memiliki sifat mekanik yang baik, tetapi kurang baik di sifat
yang lain

Page | 19
1. Kekuatan (Strength)

Kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa menyebabkan patah.

Macam-macam kekuatan tergantung jenis beban yang bekerja:

 Kekuatan tarik
 Kekuatan geser
 Kekuatan tekan
 Kekuatan torsi
 Kekuatan lengkung

Gambar 2.4 Kurva tegangan-regangan

(Sumber: Anis, 2012)

2. Kekerasan (Hardness)

Kemampuan bahan untuk tahan terhadap goresan, pengikisan (abrasi), indentasi


atau penetrasi.Sifat ini dikaitkan dengan sifat tahan aus (wear resistance)

3. Kekenyalan (Elasticity)

Kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa mengakibatkan terjadinya


perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan dihilangkan.

4. Kekakuan (Stiffness)

Page | 20
Kemampuan bahan untuk menerima tegangan/beban tanpa mengakibatkan
terjadinya perubahan bentuk (deformasi) atau defleksi. Dalam beberapa hal kekakuan
lebih penting dari kekuatan.

5. Plastisitas (Plasticity)

Kemampuan bahan untuk mengalami sejumlah deformasi plastik (perubahan


bentuk permanen) tanpa mengakibatkan kerusakan

6. Ketangguhan (Toughness)

Kemampuan bahan untuk menyerap sejumlah energi tanpa mengalami


kerusakan.

7. Kelelahan (Fatigue)

Kecenderungan dari logam untuk patah bila menerima tegangan berulang-ulang


(cyclic stress) yang besarnya masih jauh di bawah batas kekuatan elastiknya.

8. Merangkak (Creep)

Kecenderungan suatu logam untuk mengalami deformasi plastik yang besarnya


merupakan fungsi waktu, pada saat bahan tadi menerima beban yang besarnya relatif
tetap.

2.7 Konduktivitas Listrik

Konduktivitas listrik adalah suatu sifat atau karakterisasi aliran listrik dari bahan
suatu batuan. Pada bagian batuan, atom-atom terikat secara ionik atau kovalen. Karena
adanya ikatan ini maka batuan mempunyai sifat menghantarkan arus listrik. Aliran arus
listrik di dalam batuan dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu:

1. Konduksi Elektronik
2. Konduksi Elektrolitik

Page | 21
3. Konduksi Dielektrik

Konduktivitas listrik merupakan kuantitas fisik yang menggambarkan


kemampuan bahan mengakibatkan arus listrik. Konduktivitas bahan ini umumnya
bergantung pada besar, struktur, fluida pengisi pori, distribusi pori, serta konduktivitas
antar pori batuan. Potensial listrik batuan dapat dibedakan atas empat bagian yaitu :

a. Potensial elektrokinetik, disebabkan bila suatu larutan bergerak melalui


suatu pipa kapiler atau medium yang berpori.
b. Potensial difusi, terjadi apabila ada perbedaan dari ion dalam larutan yang
mempunyai konsentrasi yang berbeda.
c. Potensial nerust, terjadi apabila suatu elektroda dimasukkan ke dalam larutan
homogen.
d. Potensial mineralisasi, timbul bila dua logam dimasukkan ke dalam larutan
homogen. Nilai potensial ini paling besar nilainya bila dibandingkan dengan
jenis potensial yang lain.

Sebuah bahan konduktor dengan luas penampang A dan panjang L seperti


digambarkan berikut ini.

Gambar 2.5 Bahan konduktor silinder

Bahan tersebut memiliki hambatan sebesar,

Di mana:
R = hambatan kawat (Ω)
ρ = hambatan jenis/resistivitas (Ω.m)
L = panjang kawat (m)

Page | 22
A = luas penampang (m2)

Konduktivitas suatu bahan dinyatakan dengan:

BAB III

Metodologi Penelitian

BAB 1

1.1 Diagram Alir Penelitian

Page | 23
Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian
1.2 Metode Penelitian

Penelitian ini diawali dengan studi pustaka, dimana metode penelitian yang
digunakan adalah metode eksperimen dengan cara melakukan pengujian pada specimen
yang telah dibuat. Specimen komposit polimer dengan menggunakan partikel grafit
dimana fungsinya sebagai bahan pengisi konduktif utama, dan resin epoksi berguna
sebagai matrik. Proses pembuatan specimen menggunakan proses penuangan (casting).

1.3 Alat Dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada proses penelitian adalah sebagai berikut :

1.3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini diantara lain yaitu:
a) Timbangan Digital, digunakan untuk menimbang berat grafit yang dibutuhkan
dalam proses pembuatan spesimen.

Page | 24
Gambar 3. 2 Timbangan Digital

b) Mixer, digunakan untuk mengaduk grafit dengan resin epoksi.

Gambar 3. 3 Mixer

c) Gelas Ukur, digunakan untuk mengukur volume resin

Page | 25
Gambar 3. 4 Gelas Ukur

d) Cetakan Spesimen, digunakan sebagai tempat untuk mencetak spesimen.

Gambar 3. 5 Cetakan Spesimen

e) Oven/ Alat Pemanas, digunakan sebagai alat pemanas spesimen.

Page | 26
Gambar 3. 6 Oven
f) Alat Bantu Lain
Alat bantu lain yang digunakan, antara lain: spidol, sendok, gergaji, kertas,
penggaris.

1.3.2 Bahan

a. Grafit berukuran dan µm.

Gambar 3. 7 Grafit

Page | 27
b. Resin epoksi, digunakan sebagai matriks pada grafit.

Gambar 3. 8 Resin Epoksi

c. Hardener, digunakan sebagai pengeras untuk resin.

Gambar 3. 9 Hardner

Page | 28
d. Wax/release agent, digunakan untuk melapisi permukaan cetakan spesimen.

1.4 Dimensi Spesimen Dan Cetakan

1.4.1 Dimensi Spesimen


Dimensi spesimen dan alat uji untuk konduktivitas listrik dan kekuatan tarik
yang digunakan pada penelitian ini yaitu

a) Spesimen Konduktivitas Listrik


b) Spesimen Uji Kekuatan Lentur

1.4.2 Dimensi Cetakan

1.5 Proses Manufaktur Komposit

1. Menyiapkan alat-alat dan bahan yang akan diperlukan dalam pengerjaan


pembuatan material komposit.
2. Permukaan cetakan dibersihkan dan dilapisi dengan wax/release agent.
Pelapisan dilakukan sebanyak 3 kali, setiap pelapisan dikeringkan terlebih
dahulu.
3. Komposisi material komposit polimer konduktif yang digunakan pada penelitian
ini diperlihatkan pada tabel 3.1 dan 3.2.

Tabel 3. 1 Komposisi Material Berpengisi Tunggal

Expandable Expandable Graphite Epoksi (wt.%)


Graphite(G)/Epoksi (G) (wt.%)
80/20 80 20
75/25 75 25

Page | 29
70/30 70 30
65/35 65 35

Tabel 3. 2 Komposisi Material Komposit Berpengisi Ganda

Grafit 150 µm Grafit 20 µm Epoksi


(G150/G20/Epoksi)
(wt.%) (wt.%) (wt.%)
77.5/2.5/20 77.5 2.5 20
75/5/20 75 5 20
72.5/7.5/20 72.5 7.5 20
70/10/20 70 10 20

4. Epoksi dan hardener dituang kedalam gelas ukur dengan rasio epoksi yaitu 2:1
terhadap hardener berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan
penghasil resin epoksi dan campuran diaduk sampai rata dengan menggunakan
mesin pencampur mekanik.
5. Parameter proses pencampuran yang digunakan adalah (1) temperatur
pencampuran (temperatur kamar), (2) putaran pencampuran 250 rpm dan waktu
pencampuran selama 10 menit.
6. Masukkan grafit ke dalam campuran epoksi dan hardener diaduk sampai rata.
7. Tuang campuran ke dalam cetakan hingga cetakan penuh, lalu ditutup sehingga
permukaan spesimen rata.
8. Oven dipanaskan terlebih dahulu sehingga mencapai temperatur yang telah
ditetapkan. Masukkan cetakan kedalam oven dengan variasi waktu 60, 90, 120
menit.
9. Setelah itu spesimen dipisahkan dari cetakan dan dibersihkan.

Page | 30
Daftar Pustaka
Efendy, Gabrella, Indah Dwi Handayani, N. Fauziatul Husni, Siti Habibah, and
Mujtahid Kaavessina. 2021. Konduktivitas Listrik Poly(Lactic Acid) Dengan
Variasi Bahan Isian Karbon: Review.

Efendy, Gabrella, Indah Dwi Handayani, N.Fauziatul Husni, Siti Habibah, and Mujtahid
Kaavessina. 2021. “Konduktivitas Listrik Poly(Lactic Acid) Dengan Variasi Bahan
Isian Karbon: Review.” Equilibrium Journal of Chemical Engineering 5(1):59.
doi: 10.20961/equilibrium.v5i1.54195.

Flandin, L., Y. Bréchet, and J. Y. Cavaillé. 2001. “Electrically Conductive Polymer


Nanocomposites as Deformation Sensors.” Composites Science and Technology
61(6):895–901. doi: 10.1016/S0266-3538(00)00175-5.

Gradiniar, Ara, and Hosta Ardhyananta. 2013. “Pengaruh Penambahan Karbon


Terhadap Sifat Mekanik Dan Konduktivitas Listrik Komposit Karbon / Epoksi
Sebagai Pelat Bipolar Polimer Elektrolit Membran Sel Bahan Bakar ( Polymer
Exchange Membran ( PEMFC )).” Jurnal Teknik Pomits 2(1):0–4.

Hardiyanti, Heri, Slamet Pribadi, and Jan Setiawan. 1979. “BAHAN REAKTOR
TEMPERATUR TINGGI.” 37–43.

Iskandar Fajri, Rahmat, and dan Sugiyanto. 2013. “) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik
Mesin, Fakultas Teknik Universitas Lampung 2) Dosen Jurusan Teknik Mesin,
Fakultas Teknik Universitas Lampung Jln.” Prof.Sumantri Brojonegoro
1(2):704947.

Law, Brenda M. 1985. “Rawlings.” The Musical Times 126(1712):583. doi:


10.2307/964910.

Manurung, Rokki, Sutan Simanjuntak, Jesayas Sembiring, Richard A. M. Napitupulu,


and Suriady Sihombing. 2020. “Analisa Kekuatan Bahan Komposit Yang
Diperkuat Serat Bambu Menggunakan Resin Polyester Dengan Memvariasikan
Susunan Serat Secara Acak Dan Lurus Memanjang.” Sprocket Journal of

Page | 31
Mechanical Engineering 2(1):28–35. doi: 10.36655/sproket.v2i1.296.

Manurung, Septiana Xaveria, Perdinan Sinuhaji, and M. Syukur. n.d. PEMBUATAN


DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT SERAT PALEM SARAY DENGAN MATRIKS
POLIESTER.

Muhamad Muhajir, Muhammad Alfian Mizar, Dwi Agus Sudjimat, and Universitas
Negeri Malang Jurusan Pendidikan Teknik Mesin-FT. 2016. “Analisis Kekuatan
Tarik Bahan Komposit Matriks Resin Berpenguat Serat Alam Dengan Berbagai
Varian Tata Letak.” Jurnal Teknik Mesin 24(2):1–8.

Rahayu, Sri, Mabe Siahaan, Jl Raya Lapan, and Bogor Indonesia. 2018.
“KARAKTERISTIK RAW MATERIAL EPOXY RESIN TIPE BQTN-EX 157
YANG DIGUNAKAN SEBAGAI MATRIK PADA KOMPOSIT ( THE
CHARACTERISTICS OF RAW MATERIAL BQTN-EX 157 EPOXY RESIN
USED AS COMPOSITES MATRIX ) Systems for Strengthening Concrete.” 151–
60.

Setiawan, Hanung Bayu, Hartono Yudo, and Sarjito Jokosisworo. 2017. “Analisis
Teknis Komposit Serat Daun Gebang(Corypha Utan L.) Sebagai Alternatif Bahan
Komponen Kapal Ditinjau Dari Kekuatan Tekuk Dan Impak.” Jurnal Teknik
Perkapalan 5(2):456.

Suherman, Hendra, Radwan Dweiri, Abu Bakar Sulong, Mohd Yusuf Zakaria, and
Yovial Mahyoedin. 2022. “Improvement of the Electrical-Mechanical Performance
of Epoxy / Graphite Composites Based on the Effects of Particle.”

Wahyudi, Tatang, Metri Setyaningsih, Agus Subagio, Hendri Widiyandari, Pardoyo


Pardoyo, and Musni Ahyani. 2012. “Pembuatan Komposit Carbon Nanotube-
Polyvinyl Alcohol (Cnt-Pva) Serta Evaluasi Sifat Mekaniknya.” Arena Tekstil
27(1). doi: 10.31266/at.v27i1.1167.

Walter, Jens Martin. 2004. “Fabric Development , Electrical Conductivity and Graphite
Formation in Graphite-Bearing Marbles from the Central Damara.” 281.

Zhang, Wei, Abbas A. Dehghani-Sanij, and Richard S. Blackburn. 2007. “Carbon

Page | 32
Based Conductive Polymer Composites.” Journal of Materials Science
42(10):3408–18. doi: 10.1007/s10853-007-1688-5.

Page | 33

Anda mungkin juga menyukai