Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

PROGRAM STUDI FISIKA

PROPOSAL
EKSPERIMEN FISIKA

Dengan ini saya mengajukan proposal eksperimen fisika untuk memenuhi salah satu tugas
dalam matakuliah Eksperimen Fisika berjudul:

Analisis Sifat Mekanik Komposit Resin Epoxy dengan Variasi Massa Serat Kelapa

Jakarta, 12 Februari 2022


Mahasiswa

Ajis Maulana

Disetujui, ..................... 2022

Dr. Hadi Nasbey, S.Pd., M.Si.


Dosen Pengampu Matakuliah
PROPOSAL EKSPERIMEN FISIKA

Analisis Sifat Mekanik Komposit Resin Epoxy dengan Variasi Massa Serat Kelapa

Oleh
Ajis Maulana
NIM: 1306619014
Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta

1. PENDAHULUAN
Komposit adalah satu material yang terbenntuk dari kombinasi dua atau lebih
material, dimana sifat mekanik dari material pembentuknya berbeda-beda, maka akan
dihasilkan material baru komposit yang mempunyai sifat mekanik dan karakteristik
yang berbeda dari material-material pembentukmya. (Jonathan, 2013). Bahan penyusun
komposit adalah matrik dan bahan penguat. Matrik yang biasanya digunakan adalah
resin epoxy, karena memiliki kekurangan sifatnya yang kaku dan rapuh maka untuk
meningkatkan kekuatanya diberi penguat serat, sebagai elemen penguat serat sangat
menentukan sifat mekanik dari komposit karena meneruskan beban yang di
distribusikan oleh matrik. Orientasi, ukuran, dan bentuk serta material serat adalah
factor yang mempengaruhi property mekanik dari lamina. Dengan memvariasikan lebar
dan tebal sayatan serat diharapkan akan didapatkan property mekanik komposit yang
maksimal untuk memdukung pemanfaatan komposit. (Huzni, 2014).
Kebanyakan teknologi modern memerlukan bahan dengan kombinasi sifat-sifat
yang luar biasa yang tidak boleh dicapai oleh bahan-bahan lazim seperti logam
besi,keramik, dan bahan polimer. Kenyataan ini adalah benar bagi bahan yang
diperlukan untuk penggunaan dalam bidang angkasa lepas , perumahan, perkapalan,
kendaraan dan industry pengangkutan. Karena bidang-bidang tersebut membutuhkan
density yang rendah, flexural, dan tensile yang tinggi, viscosity yang baik dan hantaman
yang baik.
Terminologi Komposit memunculkan beberapa permasalahan, satunya ialah
Komposit. Komposit selalu dibentuk untuk meningkatkan kekuatan, ketahanan.
(Joseriki,2013). Ilmu dan teknologi dapat berkembang dapat berkembang dengan pesat
menunjukan adanya proses yang tidak terpisahkan dalam perkembanganya dengan
nilai-nilai hidup. Dengan perkembangan dunia industry sekarang ini, kebutuhan
material untuk sebuah produk semakin tinggi. Penggunaan material logam semakin
berkurang, hal ini disebabkan oleh beratnya material logam serta harga yang semakin
mahal. Sehingga dibutuhkan material alternatif yang mempunyai sifat mirip dengan
material logam.
Komponen komposit terdiri dari matrik dan penguat. Matriks merupakan material
pengikat serat penguat pada komposit. Sifat dan matriks umumnya ductile dan
mempunyai kekuatan yang lebih rendah dibandingkan dengan material penguatnya.
Dalam pembuatan komposit serat (fiber reinforced plastic) matriks yang digunakan
adalah thermosetting polimer, atau lebih dikenal dengan resin. Resin yang paling sesuai
untuk pembuatan komposit serat alam ditinjau dari aspek teknis-ekonomis adalah
unsaturated epoxy resin. Penguat pada komposit berfungsi sebagai penahan beban
utama. Material penguat pada komposit bisa digunakan dari serat maupun serbuk
(Astika dkk, 2013). Pada saat ini, serat alami mulai mendapat perhatian serius dari para
ahli material komposit, selain memiliki kekuatan spesifik yang tinggi karena memiliki
berat jenis rendah, serat alam lebih mudah didapat dan merupakan sumber daya alam

2
yang dapat diolah kembali tanpa mengandung racun dan harganya jauh lebih murah
dibandingkan fiber glass.
Bahan alternative serat kelapa selama ini dikenal sebagai tanaman yang sangat
mudah didapatkan dan manfaatnya juga sangat banyak seperti pengganti serat fiberglass
pada pembuatan campuran plafon GRC(Glassfiber Reforced cement), Styrofoam dan
lain lain.semua bagian dari kelapa dapat diolah atau dimanfaatkan oleh manusia.dari
uraian diatas maka dilakukan eksperimen tentang komposit dengan cara memvariasikan
sudut serat alam. Serat alam yang digunakan adalah serat pohon kelapa dengan
eksperimen ini diharapkan ada masukan bagi pengembangan industri material komposit
yang diperkuat serat alam sehingga potensi sumber daya alam penghasil serat dapat
lebih meningkatkan pemanfaatanya menjadi suatu produk yang memiliki nilai jual yang
sangat tinggi di masyarakat. ( Edi T, 2013). Sehingga dari latar belakang masalah diatas
penulis akan mengambil judul eksperimen “Uji Sifat Mekanik Komposit Resin Epoxy
dengan Variasi Massa Serat Kelapa“ .

2. TEORI
Kata komposit (composite) berasal dari kata "to compose" yang berarti
menyusun atau menggabung. Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari
kombinasi dua atau lebih material, dimana sifat mekanik dari material pembentuknya
berbeda-beda (Jones, 1975). Karena bahan komposit bahan gabungan secara makro,
maka bahan komposit dapat sebagai suatu sistem material yang tersusun dari
campuran/kombinasi dua atau lebih unsur-unsur utama yang secara makro berbeda di
dalam bentuk dan atau komposisi material yang pada dasarnya tidak dapat dipisahkan
(Schwartz, 1984).
Penggabungan material yang berbeda bertujuan untuk menemukan material baru
yang mempunyai sifat antara (intermediate) material penyusunnya yang tidak akan
diperoleh jika material penyusunnya berdiri sendiri. Sifat material hasil penggabungan
ini diharapkan saling memperbaiki kelemahan dan kekurangan material penyusunnya.
Sifat-sifat yang dapat diperbaiki : kekuatan, kekakuan, ketahanan bending, berat jenis,
pengaruh terhadap temperatur, isolasi termal, dan isolasi akustik (Jones, 1975).
Pada umumnya material komposit terdiri dari dua unsur, yaitu serat (fiber) dan
bahan pengikat serat-serat tersebut yang disebut matrik.
1) Serat
Serat berperan sebagai penyangga kekuatan dari struktur komposit,
beban yang awalnya diterima oleh matrik kemudian diteruskan ke serat karena
itu serat harus mempunyai kekuatan tarik dan elastisitas yang 6 lebih tinggi
daripada matrik. Serat secara umum terdiri dari dua jenis yaitu serat alam dan
serat sintetis (Schwartz, 1984).
2) Matrik

3
Matrik dalam struktur komposit dapat berasal dari bahan polimer,
logam, maupun keramik. Matriks adalah fasa dalam komposit yang mempunyai
bagian atau fraksi volume terbesar (dominan). Syarat utama yang harus dimiliki
oleh bahan matrik adalah bahan matrik tersebut harus dapat meneruskan beban,
sehingga serat harus bisa melekat pada matrik dan kompatibel antara serat dan
matrik. Umumnya matrik yang dipilih adalah matrik yang memiliki ketahanan
panas yang tinggi. Matrik sebagai pengisi ruang komposit memegang peranan
penting dalam mentransfer tegangan, melindungi serat dari lingkungan dan
menjaga permukaan serat dari pengikisan. Matrik harus memiliki kompatibilitas
yang baik dengan serat. 7 matrik dalam struktur komposit bisa berasal dari
bahan polimer, logam, maupun keramik. Matrik secara umum berfungsi untuk
mengikat serat menjadi satu struktur komposit (Gibson, 1994).

2.1 Jenis-Jenis Komposit


1. Menurut struktur dari penyusunnya Komposit dibedakan menjadi 5 kelompok menurut
bentuk struktur dari penyusunnya (Schwartz, 1984), yaitu:
a) Komposit serat (Fiber composite)
Komposit serat merupakan jenis komposit yang menggunakan serat sebagai
bahan penguatnya. Dalam pembuatan komposit, serat dapat diatur memanjang
(unidirectional composites) atau dapat dipotong kemudian disusun secara acak
(random fibers) serta juga 8 dianyam (cross-ply laminate). Komposit serat
sering digunakan dalam industri otomotif dan pesawat terbang (Schwartz,
1984).
b) Komposit Serpih (flake composite)
Flake Composites adalah komposit dengan penambahan material berupa
serpih kedalam matriksnya. Flake dapat berupa serpihan mika, glass dan metal
(Schwartz, 1984).
c) Komposit butir (particulate composite)
Particulate composites adalah salah satu jenis komposit di mana dalam
matrik ditambahkan material lain berupa serbuk/butir. Perbedaan dengan flake
dan fiber composites terletak pada distribusi dari material penambahnya. Dalam
particulate composites, material penambah terdistribusi secara acak atau kurang
terkontrol daripada flake composites. Sebagai contoh adalah beton (Schwartz,
1984).

4
d) Komposit isian (filled composite)
Filled composites adalah komposit dengan penambahan material ke dalam
matriks dengan struktur tiga dimensi dan biasanya filler juga dalam bentuk tiga
dimensi (Schwartz, 1984).
e) Komposit lapisan (laminar composite)
Laminar composites adalah komposit dengan susunan dua atau lebih layer,
dimana masing – masing layer dapat berbeda – beda dalam hal material,
bentuk, dan orientasi penguatannya (Schwartz, 1984).
2. Berdasarkan Matriknya
Berdasarkan bentuk dari matriksnya komposit dapat dibedakan menjadi sebagai
berikut (Gibson, 1994):
 Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites – PMC)
Komposit jenis ini terdiri dari polimer sebagai matriks baik itu
thermoplastic maupun jenis thermosetting. Thermoplastic adalah plastik
yang dapat dilunakkan berulang kali (recycle) dengan menggunakan panas.
Thermoplastic merupakan polimer yang akan menjadi keras apabila
didinginkan. Thermoplastic akan meleleh pada suhu tertentu, serta melekat
mengikuti perubahan suhu dan mempunyai sifat dapat kembali (reversibel)
kepada sifat aslinya, yaitu kembali mengeras bila didinginkan.
Thermoplastic yang lazim dipergunakan sebagai matriks misalnya
polyolefin (polyethylene, polypropylene), vinylic (polyvinylchloride,
polystyrene, polytetrafluorethylene), nylon, polyacetal, polycarbonate, dan
polyfenylene (Gibson, 1994).
Thermosets tidak dapat mengikuti perubahan suhu (irreversibel). Bila
sekali pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali.
Pemanasan yang tinggi tidak akan melunakkan thermoset melainkan akan
membentuk arang dan terurai karena sifatnya yang demikian sering
digunakan sebagai tutup ketel,seperti jenis-jenis melamin. Thermosets yang
banyak digunakan saat ini adalah epoxy dan polyester tak jenuh. Resin
polyester tak jenuh adalah matrik thermosetting yang paling banyak dipakai
untuk pembuatan komposit. Resin jenis ini digunakan pada proses
pembuatan dengan metode hand lay-up (Gibson, 1994).
 Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites – MMC)
Metal Matrix composites adalah salah satu jenis komposit yang memiliki
matrik logam. Komposit ini menggunakan suatu logam seperti alumunium

5
sebagai matrik dan penguatnya dengan serat seperti silikon karbida. Material
MMC mulai dikembangkan sejak tahun 1996. Komposit MMC berkembang
pada industri otomotif digunakan sebagai bahan untuk pembuatan komponen
otomotif seperti blok silinder mesin, pully, poros, dan garden (Gibson,
1994).
 Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites – CMC)
CMC merupakan material 2 fasa dengan 1 fasa berfungsi sebagai
reinforcement dan 1 fasa sebagai matriks, dimana matriksnya terbuat dari
keramik. Reinforcement yang umum digunakan pada CMC adalah oksida,
carbide, dan nitrid. Salah satu proses pembuatan dari CMC yaitu dengan
proses DIMOX, yaitu proses pembentukan komposit dengan reaksi oksidasi
leburan logam untuk pertumbuhan matriks keramik di sekeliling daerah
filler (penguat) (Gibson, 1994).
3. Berdasarkan Strukturnya
 Struktur laminate
Merupakan jenis komposit yang terdiri dari dua lapis atau lebih yang
digabung menjadi satu dan setiap lapisnya memiliki karakteristik sifat
sendiri (Gibson, 1994).
 Struktur sandwich
Komposit sandwich merupakan gabungan dua lembar skin yang disusun
pada dua sisi material ringan ( core ) serta adhesive. Fungsi utama skin
adalah menahan beban aksial dan bending, sedangkan core berfungsi untuk
mendistribusikan beban aksial menjadi beban geser pada seluruh luasan
yang terjadi akibat pembebanan gaya dari luar (Gibson, 1994).
 Kelapa
Sabut kelapa adalah salah satu biomassa yang mudah didapatkan dan
merupakan hasil samping pertanian. Komposisi sabut dalam buah kelapa
sekitar 35% dari berat keseluruhan buah kelapa. Sabut kelapa terdiri dari
serat (fiber) dan gabus (pitch) yang menghubungkan satu serat dengan serat
yang lainnya. Sabut kelapa terdiri dari 75% serat dan 25% gabus (Supriadi
1992). (Supriadi 1992).
Potensi penggunaan serat sabut kelapa sebagai biosorben untuk
menghilangkan logam berat dari perairan cukup tinggi karena serat sabut
kelapa mengandung lignin (35% – 45%) dan selulosa (23%–43%)
(Carrijo,dkk.2002). Serat sabut kelapa sangat berpotensi sebagai biosorben

6
karena mengandung selulosa yang di dalam struktur molekulnya
mengandung gugus karboksil serta lignin yang mengandung asam phenolat
yang ikut ambil bagian dalam pengikatan logam. Selulosa dan lignin adalah
biopolimer yang berhubungan dengan proses pemisahan logamlogam berat
(Slamet 2004).
Sabut kelapa merupakan serat alami alternatif yang dapat digunakan
dalam pembuatan komposit. Serat kelapa mulai banyak dilirik
penggunaannya karena mudah di dapat, murah dan dapat mengurangi polusi
lingkungan sehingga penggunaan serat sabut kelapa sebagai penguat dalam
komposit akan mampu mengatasi permasalahan lingkungan yang mungkin
timbul akibat banyaknya sabut kelapa yang tidak digunakan dan hanya
dibuang begitu saja. Komposit ini ramah lingkungan serta tidak
membahayakan kesehatan sehingga pemanfaatannya terus dikembangkan
agar dihasilkan komposit ang lebih sempurna dan lebih berguna (Slamet
2004).

REFERENSI
Jones, R.M. 1975. Mechanics of Composite Materials. Washington DC: Scripta Book
Company
Schwartz, M.M. 1984. Composite Material Handbook. New York: Mc. Graw Hill
Supriadi, A. 1992. Rendemen Kebu : Liku-Liku Permasalahannya. Jogjakarta: Kanisius
Gibson, R.F. 1994. Principles of Composites Material Mechanics. Singapore: Mc. Graw
Hill
Astika, Made, I, Lokantara, Putu, I, dan Karohika, Gatot, Made, I. 2013, Sifat Mekanis
Komposit Polyester dengan Penguat Serat Sabut Kelapa, Jurnal Energi dan
Manufaktur Vol.6 No.2, Oktober 2013:95-202
Slamet. 2002. Kelapa (Saccarum Officinarum). Diakses pada tanggal 10 Februari 2022 dari
http://warintek.progresio.or.id/tebu/perkebun/warintek/merintis bisnis/progresio.html

Catatan:

1. Tujuan
Berisi pernyataan singkat tentang apa yang diinginkan atau apa yang akan dikerjakan
dalam eksperimen (kata kunci: Apa (what) yang akan anda kerjakan).

7
2. Landasan Teori
Berisi uraian konsep-konsep teoretik yang melandasi eksperimen yang akan dilakukan.
Hal ini memerlukan kajian terhadap textbook, buku panduan laboratorium, jurnal
ilmiah.

3. Peralatan
Berisi uraian/spesifikasi peralatan yang akan digunakan, diagram rangkaian yang akan
dipakai dalam eksperimen.

4. Prosedur Eksperimen
Berisi urutan langkah-langkah (prosedur) yang akan dilalui dalam eksperimen. Bagian
ini menguraikan bagaimana proses pengumpulan data eksperimen. Pelaku eksperimen
harus benar-benar menguasi prosedur ini dan melatih kemampuan teknis yang
diperlukan dalam eksperimen (kata kunci: Bagaimana (how) anda mengerjakan).

5. Metode Analsisis
Bagian ini berisi uaraian tentang bagaimana data yang telah diperoleh akan diproses
sejalan dengan tujuan yang akan dicapai dalam eksperimen. Rumus-rumus yang
diperlukan dan belum tercakup dalam landasan teori dapat dituliskan di sini. Metode
analisis dapat berupa metode grafik dan atau statistik

Anda mungkin juga menyukai