Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KEKUATAN BENDING KOMPOSIT DARI SERAT PISANG

ABACA BERBENTUK ACAK

Muhammad Yasir, Mohd. Iqbal dan Teuku firsa


Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdurrauf No. 7 Darussalam – Banda Aceh 23111, INDONESIA

Abstract
Composite is the metal replacement materials in manufacturing. this research study on bending
strength of composite board. There are 3 composite board that tested with varies by percentase of fibre
weight 17,11%, 18,90%, 20%, on each composite panel. The composite boards were made out of
random form abaca fibers with resin mixtures as bonding matrices. The purpose of this study is to
determine the effect of percentase bending strength. The bending test in this study used a Computer
Type Universal Testing Machine and the size of the specimen referred to ASTM (American Standard
Testing and Material) D-790. After data collection, the lost of its elasticty had begun to change, so that
it quickly affected the bending strength. The result in this study of the bending strength on specimen
1,2 and 3 are 51,63 MPa, 35,11 MPa dan 26,95 MPa.
Keywords, Manufacture, Abaca fibers, Composite

Abstrak

Komposit merupakan salah satu material pengganti logam dibidang manufaktur. Dalam hal ini
peneliti melakukan penelitian kekuatan bending terhadap 3 buah papan komposit dengan persentase
berat serat 17.11%, 18.90%, 20%, disetiap panel komposit tersebut. Papan komposit yang terbuat dari
serat batang pisang abaca berbentuk acak dengan campuran resin sebagai matriks pengikat. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persentase berat serat terhadap kekuatan bending. Pengujian
bending pada penelitian ini menggunakan mesin Computer Type Universal Testing Machines dan
ukuran spesimennya merujuk pada ASTM (American Standart Testing and Material) D-790. Setelah
dilakukan pengambilan data maka kehilangan sifat elastisnya sudah mulai berubah, sehingga dapat
mempengaruhi kekuatan bending. Dari penelitian ini didapatkan nilai kekuatan bending pada specimen
1,2 dan 3 adalah 51,63 MPa, 35,11 MPa dan 26,95 MPa.

Kata kunci, Manufaktur, Serat pisang abaca, Komposit

1. Pendahuluan pembentuknya berbeda-beda dimana satu


material sebagai fasa pengisi (matrik) dan yang
Komposit merupakan suatu material lainnya sebagai fasa penguat (reinforcement).
yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih Pemanfaatan bahan komposit sebagai bahan
material, dimana sifat mekanik dari material alternatif pengganti bahan logam dalam bidang
1
rekayasa semakin meluas. Hal ini disebabkan 2. Tinjauan Pustaka
karena keuntungan yang dimiliki oleh bahan
komposit berpenguat serat alami seperti 2.1 Panel Komposit
konstruksi menjadi lebih ringan, tahan korosi,
Pada dasarnya, komposit dapat
dan kekuatannya dapat didesain sesuai dengan
diartikan sebagai kombinasi antara dua
arah pembebanan [1][2]. Penggunaan serat
material atau lebih yang berbeda sifat dan
alami untuk bahan penguat pada komposit saat
perbedaan itu dapat dilihat secara mikroskopik
ini sedang berkembang dengan pesat. Serat
yang tersusun dari dua komponen yakni
alami memiliki banyak keunggulan
matrik (resin) dan penguat (reinforcement)
dibandingkan dengan serat sintetis antara lain
atau sering disebut dengan filler. Filler ini
ringan, dapat didaur ulang, dapat terurai oleh
dapat berupa partikel atau serat. Suatu jenis
bakteri pembusuk, dapat diperbaharui dan
bahan berupa potongan-potongan komponen
mempunyai kekuatan serta kekakuan yang
yang membentuk jaringan memanjang, yang
relatif tinggi. Serat pisang diperoleh dari
berfungsi memperkuat matrik disebut serat.
pelepah pisang yang saling menelungkup dan
Komposit dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu
menutupi dengan kuat sehingga bisa berdiri
polymer Matrix Composite (PMC), Metal
tegak seperti batang tanaman. Tinggi batang
metrix Composite (MMC) dan Ceramic Matrix
pisang abaca ini berkisar 1,5 – 2,5 meter
Composite (CMC)[7].
tergantung jenisnya. Sifat mekanis dari serat
batang pisang abaca ini ialah merupakan serat 2.2 Matriks
yang paling kuat jika di bandingkan dengan
Matriks ialah sebagai pengikat yang
serat pisang lainnya [3][4]. Serat abaca ini juga
berbentuk resin.Matriks memiliki fungsi
mempunyai sifat keuletan dan juga memiliki
sebagai pengikat serat sehingga tumpukan
daya apung di dalam air. Oleh karena itu dalam
serat dapat merekat dengan kuat. Matrik yang
proses penelitian ini peneliti menggunakan serat
dipergunakan adalah matrik jenis thermoset
pohon pisang abaca sebagai bahan dasar panel
yaitu polyester BQTN 157. Dalam kebanyakan
komposit.Tanaman abaca atau umum dimaksud
hal ini disebut polyester saja. Karena berupa
abaka masuk dalam kelompok pisang
resin cair dengan viskositas yang relatif
(Musacease). Seterusnya sifat mekanis panel
rendah, mengeras pada suhu kamar dengan
komposit tersebut akan di uji, berupa kekuatan
menggunakan katalis tanpa menghasilkan gas
bending. Adapun masalah yang dihadapi
sewaktu pengesetan seperti banyak resin
penelitian ini adalah.dalam proses pencampuran
lainnya. Sifat resin ini adalah kaku dan getas.
serat pisang Abaca dengan matriks polyester
Mengenai sifat thermalnya karena banyak
didalam cetakan belum diketahui nilai kekuatan
mengandung monomer stiren, maka suhu
dari panel komposit ini. Maka perlu diteliti
deformasi thermal lebih rendah dari pada resin
pembuatan panel komposit agar mendapatkan
thermoset lainya. Resin ini mempunyai
nilai kekuatan pada material komposit serat
karakteristik yang khas yaitu dapat dibuat kaku
pisang Abaca [5].
dan flesibel, transparan, dapat diwarnai, tahan
air, tahan bahan kimia dan cuaca [6].

2
Resin dan katalis di masukkan ke dalam sebuah
wadah dengan perbandingan 100 ml resin : 1 ml
katalis.

𝑉𝑟𝑒𝑠𝑖𝑛 : 158.02 ml =162.76 g karena berat massa


Gambar 1. Matriks resin beda dengan air biasa perbandingannya 1
Salah satu faktor yang sangat penting dalam ml resin = 1.03 g.
menentukan karakterikstik material komposit 𝑉𝑘𝑎𝑡𝑎𝑙𝑖𝑠 : 1.98 ml =1.98 g karena katalis
adalah kandungan atau persentase antara massanya sama seperti air biasa yaitu 1 ml = 1 g.
matriks dan serat. Sebelum melakukan proses
pencetakan komposit, terlebih dahulu Jadi dalam penelitian ini peneliti mengukur
dilakukan penghitungan mengenai fraksi volumenya dalam satuan gram.
volume serat dan massa serat. 2.4 Uji bending
2.3 Berat serat Pengujian kekuaan lentur/Bending
dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan
Dalam mencetak komposit terdapat komposit terhadap pembebanan pada titik
perbandingan antara matriks dan serat. lentur. Di samping itu pengujian ini juga
Perbandingan ini dapat diwujudkan dalam dimaksudkan untuk mengetahui elastisitasan
bentuk fraksi volume atau fraksi berat. Proses ini suatu bahan. Pada pengujian ini terhadap
di gunakan agar mengetahui berat serat dan sampel uji diberikan pembebanan yang arahnya
komposit pada sebuah panel komposit. tegak lurus terhadap arah penguatan serat.
𝑤𝑓
Untuk Pengujian Spesimen dipotong sesuai
WF = ...................1 standar ASTM D-790 dan diuji untuk Kekuatan
𝑤𝑐
bending pada mesin uji Computer Type
WF = Fraksi berat serat (%)
Universal Testing Machines [6].
Wf = berat serat (gram)
3. Metode penelitian
Wc = Berat Komposit (gram)
3.1 Persiapan alat dan bahan
Kemudian untuk melihat volume resin dan
katalis dapat di lakukan dengan cara 3.1.1 Penyiapan Alat
𝑉𝑐𝑒𝑡𝑎𝑘𝑎𝑛 = 𝑉𝑘𝑎𝑡𝑎𝑙𝑖𝑠+𝑟𝑒𝑠𝑖𝑛 . . . . . . . . . . . . 2 a. Cetakan

Pxlxt Persiapan alat dan bahan untuk


membuat panel komposit di mulai dari
200 mm x 160 mm x 5 mm
pembuatan cetakan dari kaca yang berukuran
=160.000 mm³ 22 cm x 22 cm persegi. Seperti yang di
tunjukkan pada gambar 2.
=160 ml = 164.8 g
Resin dan katalis di masukkan ke dalam sebuah
wadah dengan perbandingan 100 ml resin : 1 ml
katalis.

3
Gambar 2. Cetakan dari kaca

Cetakan kaca pada gambar 2 di atas di


gunakan sebagai cetakan untuk membuat panel
Gambar 3. Serat pisang abaka
komposit dari serat batang pisang abaka
berbentuk acak. Setelah dibersihkan serat pisang
b. Timbangan digital timbang terlebih dahulu, dengan berat serat 30
gr, 40 gr, dan 50 gr. Selanjutnya dibentukkan
Timbangan yang digunakan untuk dalam cetakan dengan cara pengacakan,
menimbang serat, resin polyester dan katalis kemudian dilakukan penjaitan seperti gambar 4.
c. Alat bantu lain
Alat Bantu lain yang digunakan,
meliputi : sendok, cutter, gunting, kuas, pisau,
spidol, penggaris, dan gelas ukur.

d. Gerinda pemotong dan amplas


(kertas pasir)

Gerinda pemotong digunakan untuk


memotong sisa komposit pada sisi-sisi dan
permukaan menjadi spesimen dan amplash Gambar 4. Serat pisang udah di acak
untuk menghaluskan permukaan bekas potong
Setelah serat diacak seperti gambar diatas
agar bias diukur dan terlihat rapi
maka langkah selanjutnya ialah ditimbang agar
3.1.2 Bahan papan komposit yang ingin dibuat bisa di lihat
presentasenya supaya peneliti bisa melihat
a. Serat pisang abaka
pengaruh perbedaan presentase pada komposit
Serat batang pisang abaca dalam penelitian tersebut. Sebagai contoh, Proses penimbangan
ini didapatkan dari petani di Kabupaten Aceh serat dapat dilihat Seperti yang di tunjukkan
Utara, kemudian di bersihkan dengan cara pada gambar 5.
penyisiran agar pada saat proses pengacakan
bisa dilakukan dengan baik dan rapi. Seperti
yang di tunjukkan pada gambar 3.

4
Gambar 5. Penimbangan serat pisang

Adapun proses pembuatan panel komposit


ini menggunakan metode hand lay up. Sebelum
proses pembuatannya peneliti telah
mempersiapkan bahannya yaitu: serat, resin
Gambar 6. Proses pembuatan papan komposit
polyster, katalis, waxes, dan timbangan.
Dengan kelengkapan bahan tersebut peneliti
memulai proses membuatan panel komposit.

Dimana serat ialah sebagai penguat pada


komposit sedangkan resinnya merupakan
sebagai matriks pengikat. Pertama peneliti
mengoleskan waxes pada cetakan sebagai
pelumas atau pelicin berguna agar tidak
lengket setelah proses pengerasannya. Kedua di Gambar 7. Papan komposi
lakukan proses penimbangan serat sesuai
dengan presentase yang di inginkan. Ketiga Dalam proses pembuatan papan
melakukan pencampuran resin dengan katalis komposit ini peneliti membuat 3 papan yang
dengan perbandingan 100:1 agar proses berbeda presentase seratnya. Ada yang 30 gr,
pengerasannya tidak terlalu cepat, gunanya 40 gr dan 50 gr. Dengan ukuran yang sama dan
untuk menghidari suhu panas yang begitu ketebalan yang berbeda. Seperti yang di
tinggi. Proses pengerasaanya lebih kurang tunjukkan pada tabel 1.
sekitar 8 jam. Keempat meletakkan serat
Tabel 1. Perbandingan presentase
kedalam cetakan dan menuangkan campuran
resin dan katalis yang sudah diaduk
sebelumnya, Kemudian di tutup menggunakan
penutup cetakan kaca, dan yang terakhir diberi
beban. Dalam hal ini peneliti memilih batu bata
sebagai bebannya seberat 20 Kg sebagai proses
pengepresannya. Seperti yang di tunjukkan
pada gambar 6. Dari tabel di atas kita dapat melihat bahwasanya
ada perbedaan dari 3 sample di setiap papan
5
komposit tersebut, dimana presentase serat yang b. Polyester
ada pada sample no 1 dalam tabel diatas ialah
Matrik yang digunakan Resin Polyester
sebanyak 17.11 %. Itu masih dalam keadaan
BQTN tipe 157 dengan bahan tambahan katalis
panel yang utuh dengan ukuran panjang 20 mm
yang berfungsi sebagai pengeras resin.
dan lebar 14 mm. Kemudian di potong sesuai
dengan standard astm uji bending yaitu ASTM 3.1.3 Tahapan Pengujian Bending
D-790. Dimana setelah proses pemotongan baru
di lakukan penimbangan berat spesimen yang Persiapan alat dan bahan untuk
hasilnya 20,46 gram. Dan sample no. 2 pengujian pengambilan data di mulai dari
sebanyak 18.57 %, dan sample no. 3 20.00 %. Mesin Computer Type Universal Testing
Machines.

Penelitian dilakukan di laboratorium Fisika


Material Jurusan Fisika Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. waktu penelitian
pada bulan mei 2019.
Gambar 8. spesimen Uji Bending ASTM D-790

Untuk mencari volume dan massa jenis pada


spesimen tersebut, Peneliti menggunakan gelas
ukur yang sudah berisi air. Dimana air yang
dimasukkan kedalam gelas ukur harus lebih
tinggi dari ukuran spesimen. Dimana berat
volume air yang berubah ketika dimasukkan
sebuah benda dikurangi volume air yang
pertama ketika belum dimasukkan sebuah Gambar 10. Mesin Computer Type Universal
benda. Kemudian berat spesimen yang telah Testing Machines
ditimbang dibagi sama hasil volume air yang
sudah dikurangi tadi. Sebagai contoh dapat di 4. Hasil dan Pembahasan
lihat pada gambar 9 .

Gambar 11. Spesimen setelah diuji

Gambar 9. Mengukur massa jenis sebuah benda Proses uji bending yang dilakukan
menghasilkan data seperti yang ditunjukan tabel
2.

6
Selanjutnya kekuatan bending dihitung dengan 5. Kesimpulan
rumus berikut [8]
3𝐹𝑚 𝐿
Setelah di ambil penelitian maka dapat di
𝜎𝑏 = . . . . . . . .. . . . . . . . . . . 3 ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.
2𝑏𝑑 2
1. Faktor utama yang mempengaruhi
Dimana: Kekuatan bending ialah persentase
𝜎𝑏 = Kekuatan Bending (Mpa) perbandingan berat komposit dari setiap
F = Gaya maximum (N) spesimen.
L = Panjang span (mm) 2. Dari grafik perbandingan komposit
b = Lebar spesimen (mm) dapat dilihat yang bahwa semakin naik
d = Tebal spesimen (mm) persentase seratnya maka semakin turun
kekuatan bendingnya.
Tabel 2. Hasil uji bending 3. Kekuatan bending tertinggi adalah
Gaya Kekuatan 51,63 Mpa pada serat 17,11%,
Lebar Tebal sementara kekuatan bending terendah
Spesimen Max Bending
(mm) (mm)
(N) (MPa) adalah 26,95 Mpa pada serat 20%.
spesimen
20,1 5,4 175,42 51,63
1 6. DAFTAR PUSAKA
spesimen
20,2 7,5 231,28 35,11
2 1 Iqbal M., Akram dan Fiqi D.W 2016.
spesimen Effect of cutting conditions to the thrust
20,1 8,6 232,26 26,95
3 force in drilling of coconut conposite
panel. Proceeding International
Conference Of On Engineering And
Grafik Perbandingan Komposit Science For Rescarch And Development
Kekuatan Bneding ( MPa)

60 51.63 (ICESReD) 2016. Banda Aceh,


50 Indonesia.
40 35.11
26.95
30 Spesimen 3
2 Iqbal M., Akram, Fuadi Z. Dan Masrur.
20
Spesimen 2 2016. thrust force in drilling of abaca
10
0 Spesimen 1 conposite panel. Proceeding Seminar
17.11 18.9 20
Nasional Tahunan Teknik Mesin XV
Persentase Serat (%)
(SNTTM) 2016. Bandung, Indonesia.

Dari grafik di atas dapat disimpulkan 3 Iqbal M,. Akram Dan Tadjuddin M.
bahwa sampel yang diuji dari papan komposit 2015. thrust force in drilling of meranti
yang seratnya dimulai dari 17,11 %, 18,9 %, Particle board, International journal of
20%. Dengan persentase serat yang bervariasi applied Engineering research (IJAER).
disitu kita dapat melihat yang bahwa kekuatan
bendingnya menurun, pada serat 17,11% 4 Iqbal M., Firsa T dan Azan S.A 2018.
kekuatan bendingnya 51,63 Mpa, serat 18,9% Laporan Akhir CPPBT. Pengembangan
kekuatan bendingnya 35,11 Mpa dan pada serat panel komposit dari serat pisng abaca
20% kekuatan bendingnya 26,95 Mpa.
7
sebagai bahan baku interior bangunan
dan otomotif. Ristek dikti.

5 Navi Maimunah 2006, Pemanfaatan


Serat Pisang Sebagai Bahan Kerajinan
Tekstil di Perusahaan Tenun Dan
Kerajinan Kreatif Ridaka Pekalongan.

6 Mirwan Irsyad, 2015, Sifat Fisis Dan


Mekanis Pada Komposit Polyester Serat
Batang Pisang Yang Disusun Asimetri [
45⁰ / -30⁰ / 45⁰ / -30⁰ ], Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

7 Jonathan Oroh, 2013, Analisis Sifat


Mekanik Material Komposit Dari Serat
Sabut Kelapa, Universitas Sam
Ratulangi Manado.Gabriel Oliveira

8 Gloria, 2017, Bending test in epoxy


composites reinforced with continuous
and aligned PALF fibers, Universidade
Estadual do Norte Fluminense – UENF,
Campos dos Goytacazes, RJ, Brazil

Anda mungkin juga menyukai