Anda di halaman 1dari 4

A.

Bahan Penyusun Komposit

Secara umum material komposit tersusun dari dua komponen utama yaitu
matrik (bahan pengikat) dan filler (bahan pengisi). Filler adalah bahan pengisi
yang digunakan dalam pembuatan komposit,. Matrik dalam struktur komposit bisa
berasal dari bahan polimer, logam, maupun keramik yang secara umum berfungsi
untuk mengikat serat menjadi satu struktur komposit (Gibson, 1984).
Adanya dua atau lebih penyusun komposit menimbulkan beberapa daerah
dan istilah penyebutannya, seperti :
o Matrik (penyusun dengan fraksi volume terbesar)
o Penguat/Fiber (Penahan beban utama)
o Interphase (pelekat antar dua penyusun)
o Interface (permukaan phase yang berbatasan dengan phase lain)

Gambar II. 1 Ilustrasi komponen penyusun komposit

Secara strukturmikro material komposit tidak merubah material


pembentuknya (dalam orde kristalin) tetapi secara keseluruhan material komposit
berbeda dengan material pembentuknya karena terjadi ikatan antar permukaan
antara matriks dan filler. Syarat terbentuknya komposit yaitu adanya ikatan
permukaan antara matriks dan filler. Ikatan antar permukaan ini terjadi karena
adanya gaya adhesi dan kohesi. Dalam material komposit gaya adhesi-kohesi
terjadi melalui 3 cara utama:
1. Interlocking antar permukaan, merupakan ikatan yang terjadi karena
kekasaran bentuk permukaan partikel.
2. Gaya elektrostatis, merupakan ikatan yang terjadi karena adanya gaya
tarik-menarik antara atom yang bermuatan (ion).
3. Gaya vanderwalls, merupakan ikatan yang terjadi karena adanya
pengutupan antar partikel.
a. Matriks
Matriks adalah fasa dalam komposit yang mempunyai bagian atau fraksi
volume terbesar (dominan). Matrik dalam struktur komposit bisa berasal dari
bahan polimer, logam, maupun keramik.
Polyester dan vinyl ester resin umumnya yang paling banyak digunakan
sebagai bahan matrik dan biasanya digunakan untuk pembuatan produk-produk
komersial, industri dan transportasi. Namun bila produk yang dibutuhkan
diharapkan untuk memiliki kekuatan yang lebih tinggi maka bahan epoksi
menjadi pilihan sebagai matrik. Meskipun epoksi sensitif terhadap kelembaban,
namun tetap masih lebih baik dibanding dengan polyester serta tahan terhadap
penyusutan. Dalam aplikasinya epoksi terbatas terhadap termperatur hingga 120°C
untuk pemakaian jangka panjang, bahkan pada kondisi tertentu temperatur
tertinggi hanya pada sekitar 80°C sampai 105°C. Untuk pemakaian pada
temperatur lebih tinggi sekitar 177°C sampai 230°C dapat menggunakan
bismaleimide resins (BMI) sebagai matrik.

Matriks mempunyai fungsi sebagai berikut :


 Material matriks mengikat serat atau serbuk bersama-sama dan
menghantarkan beban ke serat dan serbuk. Matriks memberikan kekakuan
dan bentuk terhadap struktur.
 Matriks mengisolasi serat atau serbuk sehingga masing-masing dapat
bekerja secara terpisah. Hal ini dapat menghentikan atau memperlambat
propagasi retak.
 Matriks memberikan kwalitas permukaan akhir yang baik dan membantu
produksi bentuk jadi atau mendekati bentuk jadi (bentuk akhir komponen).
 Matriks memberikan perlindungan untuk serat atau serbuk penguat
terhadap serangan kimia (misalnya korosi) dan kerusakan mekanik
(misalnya aus).
 Bergantung pada bahan matriks yang dipilih, mempengaruhi karakteristik
unjuk kerja seperti duktilitas (liat, kenyal), kekuatan impak, dan lain lain.
Sebuah matriks yang kenyal akan meningkatkan ketangguhan struktur.
Untuk persyaratan ketangguhan yang lebih tinggi, bisa dipilih komposit
berbasis thermoplastik.
 Mode kegagalan sebagian besar dipengaruhi oleh jenis bahan matriks yang
digunakan dalam komposisi dan juga kompatibilitasnya terhadap serat.
b. Reinforcement atau Filler atau Fiber
Salah satu bagian utama dari komposit adalah reinforcement (penguat)
yang berfungsi sebagai penanggung beban utama pada komposit atau menaikkan
kekuatan dan kekakuan komposit sehingga didapatkan material
yang kuat dan ringan, biasanya berupa serat atau serbuk

Beberapa jenis fiber yang umum digunakan adalah :


a. Fiber glass
Sangat umum digunakan dalam industri karena bahan baku yang sangat
banyak tersedia. Komposisi fiber glass mengandung silica yang berguna
memberikan kekerasan, flexibilitas dan kekakuan. Proses pembentukan fiber glass
melalui proses
fusion (melting) terhadap silica dengan campuran mineral oksida. Pada proses ini
diberikan pendinginan yang sangat cepat untuk pembentukan kristalisasi yang
sempurna, proses ini biasa disebut dengan fiberization.
b. Karbon Fiber
Salah satu keunggulan karbon fiber adalah sangat unggul terhadap
ketahanan fatik, tidak rentan terhadap beban perpatahan dan mempunyai elastic
recovery yang baik. Pekembangan penggunaan karbon fiber tergolong sangat cepat
untuk aplikasi penerbangan, produk olahraga dan berbagai kebutuhan industri.
Sebagai bahan anorganik, karbon fiber tida terpengaruh oleh kelembaban,
atmosfir, pelarutan basa dan weak acid pada temperature kamar. Namun oksidasi
menjadi permasalahan pada fiber karbon pada suhu tinggi dimana impuritis dapat
menjadi katalisator dan menghambat proses oksidasi yang menyebabkan
kemurnian fiber karbon tidak tercapai.
c. Aramid Fiber
Aramid fiber memiliki kekuatan yang sangat tinggi dibandingkan dengan
ratio berat yang dimilikinya. Pada awalnya aramid fiber di produksi oleh E.I. Du
Pont de Nemours & Company, Inc. dengan merek Kevlar yang dipakai sebagai
fiber penguat dalam produksi ban dan plastik. Karena aramid fiber relatif flexible
dan non-brittle maka aramid fiber dapat diproses dengan berbagai metode seperti
twisting, weaving, knitting, carding dan felting. Aramid Kevlar terdapat dalam 3
jenis yaitu Kevlar 29 (high toughness), Kevlar 49 (high modulus) dan Kevlar 149
(ultrahigh modulus). Menurut Charley Yan, Kevlar memiliki nilai rasio kekuatan
dan berat sebesar lima kali lebih kuat dari logam.

Fungsi utama serat atau serbuk dalam komposit adalah:


 Untuk membawa beban. Dalam komposit struktur, 70 – 90% beban
didukung oleh serat.
 Untuk memberikan kekakuan, kekuatan, stabilitas panas, dan sifat struktur
lainnya dalam komposit.
 Menyediakan penghantaran atau insulasi elektrik, tergantung pada jenis
serat atau serbuk yang digunakan

Kualitas ikatan antara matriks dan filler dipengaruhi oleh beberapa variable
berikut :
 Ukuran partikel
 Rapat jenis bahan yang digunakan
 Fraksi volume material
 Komposisi material
 Bentuk partikel
 Kecepatan dan waktu pencampuran
 Penekanan (kompaksi)
 Pemanasan (sintering)

DAPUS
https://docplayer.info/72630391-Makalah-komposit-disusun-oleh-mahasiswa-teknik-kimia-angkatan-
dosen-pengampu-dr-widi-astuti-s-t-m-t-ria-wulansarie-s-t-m-t.html

Anda mungkin juga menyukai