Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

Topik

: Uji Kekuatan Kompresi Gips

Kelompok : 5

Tanggal Praktikum : 19 Oktober 2016

No

Nama

Nomor Mahasiswa

1.

Sarah Ramadhani Salsabila

15/379477/KG/10239

2.

Vinda Irmawati

15/379479/KG/10241

3.

Risma Choiriyah

15/380113/KG/10243

4.

Ega Dwi Cahyani

15/381020/KG/10245

5.

Hamzah Sukma Anggoro

15/381022/KG/10247

6.

Jessica Regina

15/381024/KG/10249

7.

Renny Indah Kristanto

15/381026/KG/10251

Pembimbing: Dr. drg. Harsini, M.S

1. HASIL PRAKTIKUM

A. Sampel Kering
Sampel Kering

Beban (kg)

Luas sampel Kekuatan


Kekuatan
(cm2)
kompresi (kg/ kompresi
cm2)
(MPa)

Rata rata
(MPa)

1. Invesment

12,4

0,785

15,79

1,57

1,47

2. Investment

10,79

0,785

13,74

1,37

3. Plaster

11,47

0,785

14,61

1,46

4. Plaster

11,36

0,785

14,47

1,44

1,45

B. Sampel Basah

Sampel Kering

Beban
(kg)

Luas sampel Kekuatan


Kekuatan
2
(cm )
kompresi (kg/ kompresi
cm2)
(MPa)

1. Invesment

7,2

0,785

9,17

0,91

2. Investment

6,8

0,785

8,66

0,86

3. Plaster

8,6

0,785

10,95

1,09

4. Plaster

4,1

0,785

5,22

0,52

Rata
rata
(MPa)

0,885

0,805

2. PEMBAHASAN
Kekuatan kompresi merupakan tegangan maksimal yang dapat diterima material
tanpa mengalami fraktur. Kekuatan kompresi berbanding terbalik dengan rasio w/p dari
campuran. Semakin banyak air yang digunakan pada campuran, maka kekuatan kompresi
semakin rendah. Sebaliknya, semakin sedikit air yang digunakan pada campuran, maka
kekuatan komperesi semakin tinggi (Craigs dan Powers, 2002).
Pada praktikum kali ini dilakukan uji kekuatan kompresi gips. Terdapat 2 macam
sampel yang digunakan dalam praktikum, yaitu sampel basah dan sampel kering. Masingmasing sampel dibuat dari dental plaster dan investment dengan ukuran tinggi 2 cm dan
diameter 1 cm. Sampel basah yang digunakan adalah yang telah didiamkan selama 30 menit,
Cara mengukur uji kekuatan kompresi gips dengan cara memecahkan sampel gips
menggunakan alat uji kompresi. Pengukuran kekuatan kompresi dilakukan dengan
menggunakan alat uji kompresi yang angka atau nilainya langsung bisa terlihat pada skala
yang tertera pada alat uji kompresi.
Sampel basah adalah spesimen gips yang nampak telah setting sempurna namun
masih memiliki sebagian atau seluruh ekses air yang digunakan untuk proses setting
spesimen. Biasanya, kekuatan kompresi sampel kering hingga 2 kali lipat dibanding kekuatan
kompresi sampel basah (Sakaguchi dan Powers, 2012).
Sampel basah gips plaster dibuat dengan W/P rasio 0,5 sehingga serbuk gips plaster
yang digunakan yaitu 50gram diaduk dengan air sebanyak 25 ml. Sampel basah gips

investment dibuat dengan W/P rasio 10:29 sehingga serbuk gips investment 50gram diaduk
dengan air sebanyak 18ml.
Gips plaster digunakan untuk membuat model dan plaster laboratorium. Gips plaster
diproduksi ketika mineral gypsum dipanaskan pada suhu sekitar 110oC sampai 120oC.
Hemihydrate yang terbentuk disebut -calcium sulfate hemihydrates. Serbuk ini dikenal
memiliki bentuk yang irregular dan bersifat porus (Sakaguchi dan Powers, 2012).
Gips investment biasanya digunakan untuk inlay logam, onlay, pembuatan crown and
bridge. Bahan dasar utama dari bahan tanam untuk inlay gigi yang digunakan dengan logam
cor dari emas konvensional adalah alpha-hemihydrates dari gipsum dan silika bentuk allotrop
(Anusavice, 2003).
Menurut ANSI/ADA no. 25 ISO 6873: tahun 1998 (E), kekuatan kompresi dari
material gips tipe II (Dental Plaster) minimal sebesar 9.0 MPa dan tidak ada batas maksimal
kekuatan kompresinya. Menurut ANSI/ADA No 2, kekuatan kompresi inlay investment tidak
boleh kurang dari 2,4 MPa (350 psi) saat diuji 2jam setelah setting.
Pada percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil pengukuran rata-rata uji
kekuatan kompresi pada sampel kering gips plaster sebesar 1,45 MPa sedangkan pada sampel
basah sebesar 0,805 MPa. Selanjutnya pada percobaan uji kompresi gips investment
didapatkan hasil pengukuran uji kekuatan kompresi rata-rata sampel kering sebesar 1,47 MPa
sedangkan pada sampel basah adalah sebesar 0,885 MPa. Hal ini tidak sesuai dengan
persyaratan ANSI/ADA no. 2 dan no. 25. Kemungkinan hal ini karena pengujian sampel
basah dilakukan kurang dari 2jam setelah setting.
Hasil pengukuran yang telah dilakukan menunjukkan kekuatan kompresi gips pada
kondisi kering lebih tinggi daripada pada sampel basah, baik pada gips plaster maupun gips
investment. Hal ini sesuai dengan teori Sakaguchi dan Powers (2012) bahwa kekuatan
kompresi sampel kering dapat mencapai hingga 2 kali lipat dibanding kekuatan kompresi
sampel basah. Menurut Manapallil (2016) Kekerasan berkaitan dengan kekuatan kompresi.
Semakin tinggi kekerasan permukaan suatu massa maka semakin tinggi pula kekuatan
kompresinya. Setelah proses final setting terjadi, kekerasan permukaan akan naik secara
konstan hingga semua sisa air didalamnya mengering.
3

Hasil pengukuran kekuatan kompresi menunjukkan hasil kekuatan gips Investment lebih
tinggi dibandingkan gips plaster, baik pada sampel kering maupun sampel basah .
Seharusnya gips investment memiliki kekuatan yang lebih rendah daripada gips plaster. Hal
ini menurut teori dari Menurut McCabe 2008, gypsum investment memiliki porusitas yang
tinggi agar udara dan gas lainnya dapat keluar dari mould saat proses casting. Selain itu
menurut Subeqi dkk (2012) bahwa porusitas pada gips dapat menurunkan kekuatan kompresi
gips.
Menurut Manapallil (2016), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan
kompresi gips yaitu :
1. rasio W/P
semakin banyak penambahan air, maka porusitas yang terjadi pada gypsum semakin
tinggi, sehingga kekuatan kompresi gypsum juga semakin rendah. Pada saat
praktikum terdapat kesalahan pada penentuan W/P rasio gips plaster dimana pada
saat menuangkan serbuk, operator kurang berhati-hati sehingga serbuk yang
digunakan lebih sedikit daripada rasio seharusnya yaitu 0,5.
2. Teknik pengadukan.
intensitas spatulasi atau pengadukan yang dilakukan meningkat, maka kekuatan
kompresi juga meningkat. Pada saat praktikum teknik pengadukan sudah benar yaitu
dengan menekan pada dinding mangkuk karet dan memutar.

2. KESIMPULAN

Kekuatan kompresi gips plaster lebih besar dibandingkan dengan gips investment

karena gips investment bersifat lebih porus


Kekuatan kompresi pada sampel kering lebih besar dibandingkan sampel basah

karena dalam sampel basah masih terdapat air di dalamnya


Kekuatan kompresi sampel basah dan kering tidak sesuai dengan teori dapat
disebabkan oleh w/p ratio dan teknik pengadukan yang tidak tepat

3. DAFTAR PUSTAKA
4

ANSI/ADA, 1998, American National Standart /American Dental Association Specification


No. 25, USA.
Anusavice, K. J., 2003, Philips Sciece of Dental Material11th edition, Elsevier Ltd.,
St.Louis, hal 296,297,308.
Craig, R. G., dan Power, J. M., 2002, Restorative Dental Materials, 11th Edition, Mosby, St.
Louis, Hal. 400-401.
Sakaguchi, R. L, Powers, J. M, 2012, Craigs Restorative Dental Materials13th edition,
Elsevier Mosby, Philadelphia, Hal. 46, 50, 301.
Subeqi, M.D., Soekartono, R.A., Harijanto, E., 2012, Rancang Bangun Kombinasi Alat
Pengadukan Elektrik Mekanik dengan Vibrasi untuk Gipsum, Jurnal PDGI,
61(3) : 92.

Anda mungkin juga menyukai