Anda di halaman 1dari 3

Ega Dwi Cahyani

15/381020/KG/10245

Penyakit Periodontal

Penyakit periodontal adalah sebuah penyakit pada jaringan periodontal yang disebabkan
karena hilangnya attachment dan kerusakan tulang alveolar (1). Penyakit periodontal adalah
infeksi bakteri pada periodontium ditandai dengan perubahan pada periodontium yang
merupakan hasil dari respon tubuh terhadap invasi bakteri pada epithelium junctional dan
jaringan ikat gingival. Perubahan mikroskopis pada penyakit periodontal dapat diklasifikasikan
menjadi tiga yaitu gingivitis subklinik, gingivitis, dan periodontitis (2).

Gingivitis dapat terjadi karena akulumasi plak dan factor yang bertanggung jawab
terhadap pembentukan plak dan kebersihan gigi dan mulut yang buruk. Pada gingivitis, gingival
menjadi merah, membengkak dan mudah berdarah ketika disentuh, disikat maupun kadang-
kadang secara spontan gusi berdarah dapat terjadi (3).

Factor lain yang menyebabkan gingivitis adalah penyakit sistemik, hormone, genetic,
obat, malutrisi yang dapat berpengaruh terhadap tanda dan gejala penyakit (4). Klasifikasi
penyakit gingival berdasarkan adanya plak gigi dan factor local atau sistemik yang
mempengaruhi level inflamasi gingival. Factor local yang mempengaruhi gingivitis meliputi
anatomi gigi, factor sistemik meliputi hormone endogen seperti gingivitis yang berhubungan
dengan menstruasi, kehamilan, puberty, gingivitis yang berhubungan dengan obat misalnya
anticonvulsant, agen immunosuppressive, bloker chanel kalsium, dan gingivitis berhubungan
dengan malnutrisi.

Periodontitis kronik adalah penyakit periodontal yang ditandai oleh rusaknya epitel
junction dan jaringan ikat yang melekat pada gigi, bersamaan dengan destruksi tulang dan
pembentukan poket periodontal (5). Periodontitis dapat progresif perlahan-lahan dan banyaknya
tulang yang hilang tergantung pada usia pasien.

Faktor resiko terjadinya penyakit periodontal yaitu merokok, perubahan hormone pada
wanita atau laki-laki, diabetes, medikasi, penyakit lain seperti AIDS, dan genetic (6). Merokok
merupakan salah satu factor resiko yang sangat signifikan terhadap penyakit periodontal.
Perubahan hormone yang terjadi dapat membuat gingival sensitive dan mudah mengalami
gingivitis. Orang dengan riwayat penyakit diabetes mempunyai factor resiko tertinggi terhadap
perkembangan infeksi. Medikasi atau menggunakan obat-obatan dapat mengurangi aliran saliva,
yang memiliki efek proteksi pada mulut.

Bone loss bisa terjadi secara horizontal dan vertical. Pada bone loss horizontal, inflamasi
meluas ke jaringan melalui tahap melalui jaringan ikat gingival sepanjang jaringan ikat sekeliling
pembuluh darah, lalu inflamasi masuk ke tulang alveolar, dan terakhir menuju space ligament
periodontal. Sedangkan inflamasi pada bone loss vertical, inflamasi meluas ke jaringan melalui
tahap : melalui jaringan ikat gingival, secara langsung menuju space ligament periodontal, dan
terakhir menuju tulang alveolar. Dapat kita ketahui bahwa bone loss horizontal lebih sering
terjadi dibanding bone loss vertical (7).

Bakteri yang menyebabkan periodontitis kronis telah diexplorrasi secara cross sectional
dan longitudinal. Poryphyromonas gingibalis, Tannerella forsythia, Protovella intermedia
dilaporkan terdapat banyak di periodontitis kronis atau penyakit yang progresiv (8).

Terapi untuk periodontitis terbagi menjadi 2 kategori yaitu anti-infectiv treatment , yang
digunakan untuk menghentikan progresi kehilangan attachment periodontal dengan
menghilangkan factor etiologi dan terapi regenerative yang meliputi treatment anti-infective dan
berniat untuk mengembalikan struktur yang telah rusak oleh penyakit (9). Antibiotic atau
antimikroba local dan sistemik mempunyai fungsi terhadap terapi periodontal (10). Selain itu
terapi yang dilakukan yaitu scaling pembersihan karang gigi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Highfield J. Diagnosis and classification of periodontal disease. Aust Dent J [Internet].


2009;54:S1126.
2. Boggess KA, Lieff S, Murtha AP, Moss K, Beck J, Offenbacher S. Maternal Periodontal
Disease Is Associated With an Increased Risk for Preeclampsia. 2003;101(2):22731.
3. Singh B, Singh R. Gingivitis A silent disease. 2013;6(5):303.
4. Martinez A, Camara E, Ilundain C, Herrera S, Iludain J. Etiology of Gingivitis. Gingival
Dis Aetiol Prev Treat. 2011;6770.
5. Scottish Dental Clinical Effectiveness Programme. Prevention and Treatment of
Periodontal Diseases in Primary Care.Dental Clinical Guidance. Br Soc Periodontol.
2014;(June).
6. Services H. Periodontal ( Gum ) Disease. Periodontal Dis. 2012;5.
7. Jayakumar a, Rohini S, Naveen a, Haritha a, Reddy K. Horizontal alveolar bone loss: A
periodontal orphan. J Indian Soc Periodontol [Internet]. 2010;14(3):1815.
8. Tatakis DN, Kumar PS. Etiology and pathogenesis of periodontal diseases. Dent Clin
North Am. 2005;49(3 SPEC. ISS.):491516.
9. Group O. Treatment of Plaque-induced Gingivitis , Chronic Periodontitis , and Other
Clinical Conditions. 2004;(6):36675.
10. Serio FG, Duncan TB. The Pathogenesis and Treatment of Periodontal Disease.

Anda mungkin juga menyukai