PENDAHULUAN
dengan ciri-ciri adanya polip hamartomas pada saluran pencernaan dan lesi
individu sampai 1 pada 280.000 individu. Faktor predisposisi pada penderita PJS
payudara, rahim, ovarium dan tumor testis). Komplikasi yang umumnya terjadi
menghindari berulang- ulangnya operasi mendesak dan reseksi usus kecil yang
merupakan satu- satunya terapi endoskopi yang mungkin dilakukan untuk pasien
PJS sebelum era DBE. Keduanya, baik DBE maupun IOE memfasilitasi
pemeriksaan dan perawatan usus kecil. DBE sedikit invasif dan lebih nyaman bagi
pasien. Secara umum, kedua prosedur ini aman dan sangat berguna. Rekomendasi
mamografi, pemeriksaan pelvic dengan USG pada wanita, pemeriksaan testis pada
4
5
pria). Meskipun insidensi PJS rendah, penting bagi dokter mengenali gangguan ini
untuk mencegah morbiditas dan mortalitas pada pasien, serta melakukan tes
signifikan. Jurnal ini akan memberikan pengetahuan terbaru untuk diagnosis dan
TINJAUAN PUSTAKA
pada usus kecil, dan lesi pigmentasi pada mukokutaneus. PJS pertama kali
dideskripsikan oleh Connor pada tahun 1895 dan digambarkan oleh Hutchinson
pada tahun 1896. Selanjutnya, sepasang kembar ini mempunyai ciri- ciri penderita
PJS, salah satu meninggal karena intussusception pada usia 20 tahun, dan lainnya
Deskripsi primer PJS dipublikasikan oleh Peutz tahun 1921 pada salah satu
poliposis secara simultan. Silsilah dari keluarga asli Belanda ini terus diikuti.
pertama kali digunakan pada tahun 1954. Deskripsi histologis polip hamartomas
pertama kali dibuat pada tahun 1957 oleh Horrilleno dkk (Kopacova, Tacheci,
6
7
Sampai saat itu, deskripsi muncul dari beberapa sindrom yang berbeda
familial juvenile polyposis syndrome, PJS, phosphatase and tensin homolog gene
Sejarah PJS dengan biografi Peutz dan Jeghers telah dipublikasikan (Kopacova,
2.2 Prevalensi
Perkiraan prevalensi dari PJS berbeda beda antara penelitian yang satu
dengan yang lain. Rentang terluas diperkirakan adalah dari 1 pada 8.300 individu
Data penting tentang poliposis sudah tersedia. Catatan poliposis St. Mark’s
yang dibuat oleh Dr. Dukes pada tahun 1958 yang berlaku sampai hari ini: “Akan
8
Catatan tentang poliposis di Denmark dibuat pada tahun 1971 dan menjadi
nasional pada tahun 1975 (Kopacova, Tacheci, Rejchrt, and Bures, 2009). Catatan
internet: www.fascrs.org/patients/family_history_registries/.
2.3 Etiologi
Tes genetik cocok untuk menegakkan diagnosis dari PJS. Sekarang ini, satu-
satunya mutasi yang dapat diindentifikasi sebagai penyebab PJS adalah gen
19p13.3. STK11 adalah sebutan untuk LKB1 oleh Human Genom Organisation
(HUGO). Gen ini diidentifikasi pada tahun 1998. Gen ini mengkode untuk
memiliki peran penting dalam merespon tingkat energi seluler rendah. Dalam
FRAP); jalur mTOR adalah disregulasi pada penderita PJS. Meskipun mekanisme
kerja STK11 belum diuraikan dengan jelas, fungsi produk protein ini penting
9
yang umum terjadi pada manusia termasuk diabetes mellitus dan adenokarsinoma
di paru- paru. Penelitian ini telah menambahkan hal penting tentang jalur sinyal
Terdapat tes genetik terhadap mutasi STK11 tetapi tes ini memiliki faktor
yang dapat berubah- ubah; 70% pada kasus familial, 30- 67% pada berbagai
kasus. Proporsi yang signifikan dari PJS familial dan kasus lainnya merupakan
hasil dari mutasi gen selain STK11 atau hingga kini tidak dapat diidentifikasi
heterogenitas klinis membuat sulit untuk menentukan frekuensi yang tepat dari
PJS.
keadaan fenotip beragam, yang disebut sindrom tumor hamartoma PTEN. Ini
adalah kelainan autosom dominan yang jarang terjadi dan berbeda dari PJS
2.4 Patologi
sel atau jaringan, paling tidak pada awalnya, tanpa adanya dugaan potensial
Bures, 2009).
Pembentukan polip dengan pola arborized. Polip yang berhubungan dengan PJS
yang berhubungan dengan sindrom lain dengan inti otot halus yang unik pada
seluruh polip. Jenis polip yang berhubungan dengan PJS tidak memiliki gambaran
endoskopi khusus dan hanya dapat dibedakan dari jenis polip lain oleh
histopatologi. Patologi polip PJS yang paling khas terdapat pada polip usus kecil.
11
Histologi polip PJS pada lambung mirip dengan polip lambung hiperplastik.
signifikan. Tumor ginekologis dan gonad juga terlihat (McGarrity, Amos, Frazier,
1. Polip gastrointestinal
pencernaan, namun paling sering muncul di usus kecil. Lebih dari 90% individu
yang terkena PJS akan mengalami kemunculan polip pada usus kecil sepanjang
hidupnya (Kopacova, Tacheci, Rejchrt, and Bures, 2009). Ketebalan polip paling
besar terlihat pada jejenum, kemudian ileum, dan duodenum. Polip dapat pula
muncul diginjal, pelvis, kantung kemih, ureter, paru-paru, nares, dan kantung
empedu (McGarrity, Amos, Frazier, and Wei, 2013). Polip hamartoma tipe Peutz-
Jeghers merupakan jenis yang jinak namun dapat menyebabkan komplikasi yang
signifikan seperti obstruksi usus, penurunan posisi ginjal dari tempatnya, dan/atau
laparotomi multipel darurat dan reseksi usus (McGarrity, Amos, Frazier, and Wei,
2013).
12
Rata-rata usia munculnya polip adalah pada usia 11-13 tahun, dan kurang
lebih 50% pasien mulai mengeluhkan gejala pada usia 20 tahun (Kopacova,
2. Pigmentasi mukokutaneus
Makula melanotik jarang terlihat saat lahir, biasanya muncul pada anak-anak
saat berusia sebelum lima tahun namun menghilang pada saat pubertas dan
13
dewasa. Makula kutaneus berwarna biru gelap hingga coklat tua berdiameter 1-5
mm di sekitar mulut, mata, dan lubang hidung, area perianal, dan mukosa bukal
pigmentasi yang terjadi pada 95% pasien disebabkan oleh makrofag pigmen
dalam dermis. Lesi tersebut juga dapat menjadi tanda awal pada individu yang
2011).
3. Keganasan (Malignancy)
ekstraintestinal.
sedangkan kulit wajah yang lain kurang terlibat. Makula terlihat sebagai bintik-
bintik atau ephelide, biasanya berdiameter <0,5 cm (Greenberg, Glick, and Ship,
2008). Lesi yang sama dapat muncul pada lidah bagian anterior, mukosa bukal,
dan permukaan mukosa bibir, juga dapat terlihat pada jari-jari dan tangan.
2.7 Diagnosis
histopatologis, dan sedikitnya dua dari kriteria klinis berikut : riwayat keluarga,
hiperpigmentasi dan polip pada usus halus (Kopacova, Tacheci, Rejchrt, and
Bures, 2009).
tipe PJS
b. Terdeteksi polip tipe PJS pada individu yang memiliki riwayat keluarga
d. Terdeteksi polip tipe PJS pada individu yang juga memiliki pigmentasi
Saat ini STK11 merupakan satu satunya gen yang dalam keadaan mutasi
diidentifikasi sebagai penyebab PJS (McGarrity, Amos, Frazier, and Wei, 2013).
2.8 Perawatan
Terdapat dua tindakan dasar dalam diagnosa dan perawatan hamartomas usus
dan perawatan jejunum dan ileum pada hampir seluruh pasien. Sistem ini terdiri
dari enteroskop 200 cm dan tabung 145 cm dengan balon latex lembut di
ujungnya. Balon ini digunakan untuk menempel pada dinding intestinal sehingga
endoskop dapat masuk lebih dalam tanpa melukai usus (Kopacova, Tacheci,
Sistem ini membuat seluruh permukaan usus halus terlihat dan hampir seluruh
terapi untuk pemeriksaan usus halus secara lengkap, terutama sebelum DBE
digunakan. Sebuah artikel yang dikeluarkan oleh British Journal of Surgery pada
tahun 1995 merekomendasikan IOE sebagai perawatan untuk polip usus halus
atau nyeri abdomen pada pasien PJS. Saat itu, IOE dapat mengangkat polip tanpa
Aplikasi klinis pertama DBE pada 1999 dan dilaporkan 2001 oleh penemunya
Yamamoto et al. Pada 2003, DBE digunakan untuk tindakan klinis dan telah
menggantikan IOE pada sebagian besar indikasi. DBE merupakan pengganti yang
tepat untuk enteroskopi, IOE, dan terkadang sebagai terapi lanjutan usus halus
pada pasien follow-up untuk memastikan tidak ada lagi polip pada usus halus, dan
17
computed tomography (CT). Terlepas dari ini, terdapat sebagian kecil pasien yang
tidak cocok untuk metode DBE ini. Adanya perlekatan usus setelah pembedahan
informasi kepada semua pasien perlu dilakukan sebelum DBE tentang adanya
kemungkinan bedah laparotomy dengan IOE atau reseksi usus jika terjadi
kegagalan dengan metode DBE (Kopacova, Tacheci, Rejchrt, and Bures, 2009).
Kelompok pertama terdiri dari 8 pasien yang hanya fokus pada pembedahan
operasi per tahun). Kelompok kedua yang terdiri dari 3 pasien dioperasi
menggunakan IOE, dengan pengangkatan semua polip intestinal. Pasien ini tidak
dan pemeriksaan secara teliti merupakan standar wajib untuk pasien PJS.
IOE masih merupakan metode yang berguna untuk pasien kelompok khusus
seperti kegagalan DBE, adhesi, lesi kecil transmural (menyebar pada seluruh
organ) yang tidak dapat dirawat dengan metode endoskopi, karsinoid, dan blue
rubber bleb nervus syndrome. IOE mulai digunakan pada 1995 dan telah
keluarnya DBE pada Maret 2006, pemakaian IOE menurun hingga 1-2 kasus per
IOE tetap menjadi metode unik untuk pemeriksaan usus kecil dan solusi pada
indikasi yang tepat menjadi sangat penting. Prosedur dilakukan di ruang operasi
bersama tim bedah. Salah satu keuntungan IOE adalah terlibatnya dokter bedah
sehingga endoskopis dapat lebih tenang dalam melakukan tindakan yang invasif.
Kerjasama yang baik dari dokter bedah, endoskopis, dan dokter anestesi sangat
(natrium fosfat oral atau larutan makrogolum). Semua pasien diperiksa di bawah
anestesi umum dan diintubasi. Dokter yang melakukan endoskopi menjadi bagian
dari tim operasi. IOE menggunakan laparotomi standar dengan enterotomi. Polip
2.8.2 DBE
yang sulit, dengan tingkat kesuksesan kolonoskopi total antara 88-100%. DBE
biasanya didapat dengan kombinasi intubasi oral dan anal; tingkat kesuksesan 40-
80%. Untuk mengkonfirmasi enteroskopi total, digunakan tinta tato Indian pada
pendekatan secara oral, yang dicapai dalam 10% dari keseluruhan DBE oral
CO2 telah digunakan dalam prosedur DBE sejak 2007 dan tidak ditemukan
dan tipe insuflasi ini membantu insersi endoskopi yang lebih mudah dan lebih
dalam, karena absorpsi CO2 150 kali lebih cepat daripada absorpsi udara pada
menghilangkan polip pada usus (Kopacova, Tacheci, Rejchrt, and Bures, 2009).
selama prosedur saat saturasi oksigen, denyut jantung, dan tekanan darah.
Kristaloid intravena dilakukan selama DBE. Sedasi sadar terlihat lebih baik pada
yang sangat penting, dan prosedur harus segera diselesaikan. Nyeri hebat menjadi
tanda adanya tekanan yang tidak adekuat pada pancreas dan resiko tinggi
intravena untuk sedasi sadar (Kopacova, Tacheci, Rejchrt, and Bures, 2009).
Pendekatan oral lebih dipilih pada semua pasien, karena jumlah polip lebih
(bagian dari DBE yang berbentuk bola) dilakukan setelahnya untuk mencari
kemungkinan polip tambahan pada daerah yang tidak diperiksa (di distal usus
halus di bawah tanda tinta). Setelah polip tambahan ditemukan, dilanjutkan oral
2009).
21
Terapi endoskopi pada usus halus yang memiliki dinding sangat tipis, harus
panjang untuk mencegah hiperkoagulasi dinding usus, metode ini aman dan
sangat berguna. Namun, metode ini tidak digunakan pada polip dengan tangkai
pendek atau untuk polip tak bertangkai. Jika koagulasi terlalu banyak digunakan,
dapat memicu hiperkoagulasi dinding usus dan perforasi dalam beberapa hari
setelah prosedur.
2.8.3 Kemopreventif
PJS dengan model tikus. Rapamisin (sirolimus) adalah kompon makrolid dengan
rapamisin mengarah pada reduksi berat dan ukuran polip. Pengurangan signifikan
pada kepadatan pembuluh mikro terlihat pada polip tikus yang diterapi rapamisin
diketahui terlibat dalam pengikatan obat terhadap reseptor sitosolik, FKBP12, dan
jalur target adalah rapamisin. Sel Murin BC3H1, sel yang diambil dari otak tikus,
menunjukkan p70 S6 kinase yang utuh namun memiliki level p27 yang rendah
Fibroblast dan sel limfosit T dari tikus dengan gangguan gen p27Kip1 memiliki
respon hambatan pertumbuhan yang tidak seimbang terhadap rapamisin. Hasil ini
Penelitian pilot open-label yang dimulai tahun ini oleh Universitas Utah dan
yang telah disetujui FDA dan digunakan di lebih dari 50 percobaan klinis,
COX-2 menurunkan beban tumor pada Lkb1(+/-) tikus atau pasien PJS. Interaksi
genetik antara COX-2 dan Lkb1 pada pembentukan polip dianalisa pada tikus
dari penambahan diet Lkb1(+/-) tikus dengan celecoxib. Pada pasien PJS, COX-2
dihambat dengan dosis harian celecoxib 2x200 mg 6 mo. Total beban polip dalam
Lkb1(+/-) tikus menurun pada COX-2(+/-) (53%) dan pada COX-2(-/-) (54%).
Perawatan yang lambat (6.5-10 mo) juga memicu penurunan polip besar. Dalam
studi klinis, pasien PJS (2/6) lebih menyukai celecoxib dengan pengurangan
2 bermanfaat pada perawatan PJS (Kopacova, Tacheci, Rejchrt, and Bures, 2009).
25
payudara namun tidak dapat menghambat mTOR pada sel yang kekurangan
STK11. Berdasarkan data-data ini, tidak diketahui dengan jelas seberapa efektif
Faktor gaya hidup termasuk berat berlebih, kurang olahraga, merokok, dan
alkohol merupakan faktor resiko untuk kanker yang berhubungan dengan PJS.
Meskipun tidak ada penelitian pada pasien PJS yang menunjukkan bahwa faktor
resiko ini menurunkan resiko kanker, semua pasian PJS harus memiliki gaya
merupakan standar utama untuk diagnosis dan perawatan usus halus (Kopacova,
Indikasi IOE telah lama tergantikan oleh perkembangan DBE walaupun baru
diperkenalkan di praktik klinis. IOE digunakan untuk kasus yang tidak dapat
dirawat dengan DBE atau gagal untuk menginvestigasi keseluruhan usus halus,
pada literatur telah menunjukkan adanya keganasan pada pasien yang sangat
muda, bahkan pada anak-anak. Tidak terdapat konsensus atau pedoman dari
organisasi yang diterima untuk pengawasan kanker pada pasien PJS. Protokol
yang berbeda digunakan di John Hopkins Hospital, St.Mark Hospital, The Mayo
Clinic, The University of Edinburg, Danish Polish Registry, dan The University of
daya yang tersedia, manifestasi penyakit pada setiap pasien, situasi psikososial,
dan keinginan pribadi pasien (Kopacova, Tacheci, Rejchrt, and Bures, 2009).
konsisten pada semua pasien dengan PJS : kolonoskopi, endoskopi atas, CT, MRI,
atau ultrasonik pada pankreas, foto rontgen dada, mamografi, dan pemeriksaan
antigen karbohidrat 19-9 (CA-19-9), dan antigen kanker (CA 125) (Kopacova,
Secara umum, lesi pigmentasi fokal dapat diangkat, baik untuk tujuan
diagnosis maupun terapi. Namun, terlepas dari kasus yang berhubungan dengan
atau difus. Terapi laser telah terbukti sebagai cara yang efektif untuk merawat
pigmentasi oral yang mengganggu, namun efek terapinya, setidaknya 20% dari
jenis laser telah digunakan, termasuk superpulsed co2, Q-switched nd-yag, dan Q-
switched alexandrite lasers. Pigmentasi perioral dan wajah lebih menantang untuk
inflamasi. Walaupun laser dan cryotherapy telah sukses digunakan untuk merawat
yaitu krim pemutih. Walaupun agen tunggal seperti asam azelaik atau hidrokuinon
telah digunakan, namun lebih umum menggunakan terapi kombinasi dua atau tiga
obat. kombinasi hidrokuinon 4%, asam retinoik 0,05%, dan flukonilon asetonida
0,01% telah terbukti efektif pada lebih dari 90% pasien. Namun, sebagian besar
pasien yang menjalani terapi ini dapat mengalami sensitivitas imunologi atau efek
hiperpigmentasi kutaneus dengan atau tanpa striae atrofik dan kekasaran kulit,
atau pembentukan beberapa papula hitam yang menyatu. Fenomena ini lebih
sering terjadi pada individu berkulit hitam, terutama wanita yang telah melakukan
KESIMPULAN
ginekologis dan gonad juga terlihat (McGarrity, Amos, Frazier, and Wei, 2013).
Manifestasi oral dari PJS berupa makula melanotik berwarna coklat, fokal,
dan multipel terkonsentrasi di bibir sedangkan kulit wajah yang lain kurang
keganasan sepanjang hidup juga penting untuk dilakukan. Selain itu, penting pula
untuk memeriksa keluarga pasien. Walaupun insidensi PJS rendah, seorang klinisi
27
28
Bures, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
Calva, D., and Howe, J.R. Hamartomatous Polyposis Syndrome. Surg Clin North
Am. 2008. 88(4): 779–vii.
Greenberg, M.S., Glick, M., and Ship, J.A. 2008. Burket’s Oral Medicine 11th Ed.
Hamilton: BC Decker Inc. p.119.
Kopacova, M., Tacheci, I., Rejchrt, S., and Bure, J. Peutz-Jeghers syndrome:
Diagnostic and therapeutic approach. World Journal of Gastroenterology.
2009. 5(43): 5397-5408.
McGarrity T.J., Amos C.I., Frazier A.L., and Wei C. Peutz-Jeghers Syndrome.
Gene Review. NCBI Bookshelf. 2013.
http://www.evemedical.com/products/4450HD_double.htm diakses pada 6
Oktober 2015 pukul 19.07 WIB
http://www.e-guide.ecco-ibd.eu/interventions-investigational/endoscopic-
procedures diakses pada 6 Oktober 2015 pukul 19.15 WIB
Colonoscopy Screening Test. Johns Hopkins Medicine Colorectal Cancer.
http://www.hopkinscoloncancercenter.org/CMS/CMS_Page.aspx?CurrentU
DV=59&CMS_Page_ID=33CD25B0-CCC6-4F55-A226-3C202E67D0B1
diakses pada 6 Oktober 2015 pukul 19.40 WIB
29