Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

TOPIK : UJI DEFORMASI MALAM KEDOKTERAN GIGI


Grup : 13A Tanggal Praktikum : Selasa, 14 April 2020
No Nama No. Mahasiswa
.
1. Silvia Rachmayanti 19/442151/KG/11776
2. Skolastika Priska Setianingtyas 19/442152/KG/11777
3. Sri Roka’afin Minhatun Maula 19/442153/KG/11778
4. Syalinna Naurah 19/442154/KG/11779
PEMBIMBING : drg. Dyah Anindya Widyasrini

1. HASIL PRAKTIKUM
Data :

Jarak awal Jarak akhir


9,78 mm 9,96 mm
11,32 mm 11,52 mm
7,96 mm 8,14 mm

Pengukuran:
Persentase distorsi bentuk yang terjadi dihitung dengan rumus:
Jarak akhir−Jarak awal
x 100 %
Jarak awal
Hasil pengukuran:
9,96 mm−9,78 mm
x 100 %=1,84 %
9,78 mm
11,52 mm−11,32 mm
x 100 %=1,77 %
11,32 mm
8,14 mm−7,96 mm
x 100 %=2,26 %
7,96 mm

2. PEMBAHASAN
a) Apa yang terjadi dengan malam yang tersimpan dalam air selama 24 jam? Mengapa
dapat terjadi hal tersebut?
Setelah 24 jam, malam yang semula berbentuk tapal kuda mengalami perubahan
bentuk akibat relaksasi dan distorsi. Ketika malam ditekuk menjadi tapal kuda,
molekul-molekul yang berada di dalam malam mengalami kompresi, sedangkan
molekul-molekul yang berada di luar malam dalam keadaan tegang. Setelah tekanan
berkurang secara bertahap pada suhu kamar, malam cenderung memulihkan
regangan elastisnya sehingga mengalami perubahan bentuk dan ukuran. Hal ini
disebabkan karena malam memiliki sifat memori elastik, dimana malam yang baru
dibentuk cenderung mengubah bentuk dan ukurannya seiring waktu. Oleh karena itu,
malam yang sudah dibentuk sebaiknya didiamkan pada cetakannya selama beberapa
jam hingga mencapai titik stabilitas dimensi untuk menghindari distorsi. Distorsi
malam dapat dihasilkan dari udara yang tersumbat pada malam, deformasi fisik
ketika mencetak, mengukir, atau melepas malam, pelepasan tekanan yang
terperangkap selama pendinginan, waktu penyimpanan yang berlebihan, dan
perubahan suhu yang ekstrim selama penyimpanan (Anusavice dkk, 2012).

b) Sifat malam apakah yang mendasari terjadinya hal tersebut?


Sifat malam yang mendasari terjadinya hal tersebut adalah elastic memory yang
dimiliki oleh wax. Wax yang baru saja dibuat cenderung berubah-ubah bentuk sampai
ia mencapai stabilitas dimensi. Kemudian, wax atau malam yang sudah lama
memiliki kecenderungan untuk kembali ke bentuk aslinya. Hal ini disebabkan oleh
stress yang ada di dalam malam mulai bebas selama proses pendinginan di suhu
ruangan, sehingga terjadi deformasi malam dan akhirnya bentuk malam terdistorsi
(Anusavice, dkk, 2012).
Menurut Rajagopal, dkk (2012), malam inlay juga memiliki sifat termoplastik
yaitu sifat yang cenderung mengakibatkan distorsi sehingga dapat mengurangi tingkat
akurasi pada sebuah model malam.
Selain itu, Powers dan Wataha (2017) mengungkapkan bahwa proses distorsi
malam ini juga dapat terjadi karena pelepasan tegangan sisa. Pelepasan tegangan sisa
atau residual stress menyebabkan malam mengalami deformasi dan akhirnya malam
terdistorsi.

c) Bagaimana hasil perubahan yang terjadi? Bandingkan dengan teori dan mengapa
hasilnya seperti itu?
Setelah malam didiamkan selama 24 jam, perubahan yang terjadi ialah adanya
perubahan bentuk dan ukuran yaitu ukuran malam bertambah panjang karena malam
cenderung ingin kembali ke bentuk semula. Pada percobaan deformasi malam,
sebanyak tiga malam dilakukan uji dengan dipanaskan terlebih dahulu. Kemudian,
dibentuk seperti tapal kuda lalu diukur dengan jangka sorong pada titik referensi
menghasilkan ukuran jarak awal. Setelah itu, malam didiamkan dalam aquades
selama 24 jam dengan suhu ruang lalu diukur dengan menggunakan jangka sorong
dan didapatkan hasil berupa jarak akhir. Berdasarkan hasil yang didapatkan, jarak
akhir malam lebih panjang daripada jarak awal malam sebelum didiamkan selama 24
jam. Hal ini sesuai dengan teori Anusavice, dkk (2012) yang menyatakan bahwa
setelah 24 jam, malam yang semula berbentuk tapal kuda mengalami perubahan
bentuk dan ukuran akibat relaksasi dan distorsi. Setelah tekanan berkurang secara
bertahap pada suhu kamar saat didinginkan, malam cenderung memulihkan regangan
elastisnya. Hal ini disebabkan karena malam memiliki sifat memori elastik, dimana
malam yang baru dibentuk cenderung mengubah bentuk dan ukurannya seperti
semula seiring waktu.
Berdasarkan perhitungan persentase distorsi malam, setiap malam memiliki
distorsi yang berbeda-beda yaitu malam I memiliki persentase malam sebesar 1,84%,
malam II memiliki persentase sebesar 1,77%, dan malam III memiliki persentase
malam sebesar 2,26%. Hal ini disebabkan setiap malam memiliki sifat dan besar
tegangan sisa yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan teori Powers dan Wataha
(2017) yang menyatakan bahwa Sifat fisik dari malam beragam, tetapi semua malam
memiliki sifat yang memiliki rentang leleh, kecenderungan untuk mengalir,
kemampuan untuk menyimpan tegangan sisa, dan ekspansi termal. Pelepasan
tegangan sisa yang ada di dalam malam menyebabkan malam mengalami deformasi
dan akhirnya malam terdistorsi.
d) Apa yang terjadi apabila hal ini terjadi dalam praktik klinis (malam inlay dibuat
menjadi model crown)? Bagaimana cara mengatasinya?
Malam inlay dibuat menjadi model crown, dengan model malam dan seperti
apapun metode pada manipulasinya, maka akan memiliki regangan internal selama
preparasi. Akan tetapi, regangan internal selama preparasi ini akan terlepas dan
seiring dengan berjalannya waktu selama malam inlay mengalami distorsi, dimana
distorsi berpacu pada temperatur dan waktu. Kemudian, cara untuk mengatasinya
yaitu dengan pola malam inlay yang harus cepat ditanamkan langsung setelah
terlepaskan dari preparasi. Walaupun pada malam inlay terdapat banyak kualitas
positif (mudah dimanipulasi, tidak terdapat residu,dll), tetapi malam inlay juga
memiliki sifat termoplastik yaitu sifat yang cenderung mengakibatkan distorsi
sehingga dapat mengurangi tingkat akurasi pada sebuah model malam (Rajagopal,
dkk., 2012).

3. KESIMPULAN
● Setelah didiamkan selama 24 jam dalam aquades, malam mengalami distorsi akan
cenderung mengubah bentuk dan ukuran seperti semula dibuktikan dengan jarak
akhir lebih panjang dari jarak awal.
● Sifat malam yang menyebabkan malam terdistorsi adalah sifat elastik memori,
termoplastik, dan tegangan sisa (residual stress).
● Persentase distorsi malam berbeda-beda dipengaruhi oleh perbedaan sifat dan
besar tegangan sisa yang dibebaskan.
DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, K. J., Shen, C., dan Rawls, H. R., 2012, Phillip’s Science of Dental Materials, 12th
ed., Elsevier Saunders, Philadelphia, hal. 198-199.

Powers, J. M. dan Wataha, J. C., 2017, Dental Material Foundations and Applications, 11th ed.,
Elsevier, Missouri, hal. 133, 136.

Rajagopal, P., Chitre, V., dan Aras, M.A., 2012, A Comparison of The Accuracy of Patterns
Processed from an Inlay Casting Wax, An Auto-polymerized Resin and A Light-cured
Resin Pattern Material, Indian Journal of Dental Research, 23(2):152-156.

Anda mungkin juga menyukai