1. HASIL PRAKTIKUM
● Panjang awal = 95 mm
● Pertambahan panjang
95,16 − 95
= 𝑥 100%
95
= 0,17 %
b) Ekspansi Setting Gips Investmen (Ekspansi Setting Higroskopis)
● Pertambahan panjang
147,47 − 145
= 𝑥 100%
145
= 1,7 %
2. PEMBAHASAN
(Fraunhofer, 2013)
C. Pembahasan Hasil Praktikum
Pada praktikum ini terdapat dua bahan yang digunakan yaitu gipsum investment yang
dilakukan dalam imersi air (hygroscopic setting expansion) dan gipsum plaster tanpa
penambahan imersi air (normal setting expansion). Pengukuran ekspansi setting dilakukan
selama 45 menit.
Hasil praktikum menunjukan bahwa terdapat perubahan panjang gipsum plaster dari
95 mm menjadi 95, 16 mm selama 45 menit. Setelah dihitung menggunakan rumus, maka
diketahui bahwa ekspansi setting gipsum plaster tersebut adalah 0,17 %. Berdasarkan teori
Gladwin dan Bagby (2013), besar ekspansi setting normal gipsum plaster berkisar antara
0,2 % - 0,3%. Sehingga didapatkan hasil praktikum yang kurang sesuai dengan teori. Hal
ini dapat disebabkan karena faktor pengadukan yang kurang cepat sehingga menurunkan
ekspansi setting (Fraunhofer, 2013)
Sedangkan pada percobaan gipsum investment didapatkan hasil ekspansi setting
higroskopis sebesar 1,7% dengan panjang awal 145 mm dan panjang akhir 147,47 mm.
Menurut teori Anusavice (2013), besar ekspansi setting higroskopis minimal 1.2% dan
maksimal 2.2%, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil yang didapatkan sesuai dengan
teori. Penambahan panjang pada ekspansi higroskopis lebih besar daripada ekspansi setting
normal dikarenakan adanya penambahan air menyebabkan peningkatan pertumbuhan
kristal keluar (Manapallil, 2010). Seperti yang dikatakan oleh Zulkarnain dan Devina
(2016), bahwa saat ekspansi terjadi pertumbuhan dari kristal-kristal nukleus yang
berlebihan. Kristal tersebut dapat berikatan maupun menghalangi pertumbuhan kristal
yang letaknya berdekatan dan apabila proses ini terjadi selama berulang kali, maka akan
terjadi suatu tekanan atau dorongan yang menghasilkan ekspansi pada gipsum. Hal ini juga
diperkuat oleh teori Anusavice (2013), yang menyatakan bahwa ekspansi higroskopis 6
kali lebih besar daripada ekspansi normal.
(Anusavice, 2013)
Berdasarkan grafik diatas, dapat diketahui bahwa pada menit ke 30 hingga menit ke
45 terjadi penambahan ekspansi setting yang cukup signifikan, sementara saat mencapai
menit ke 60 dan seterusnya eskpansi setting gips tetap atau tidak mengalami pertambahan
panjang lagi yang menandakan bahwa gips telah mencapai waktu setting. Hal ini sesuai
dengan hasil praktikum bahwa pada menit ke 30 terjadi penambahan panjang gipsum
plaster sebesar 0,12 mm dan setelah 45 menit penambahan panjang gipsum plaster menjadi
0,16 mm. Hal yang sama terjadi pada gipsum investmen, yaitu saat menit ke 30 terjadi
penambahan panjang sebesar 2,35 mm dan saat mencapai menit ke 45 penambahan
panjang menjadi 2,47 mm. Pertambahan panjang gipsum investmen yang lebih besar
dibanding dengan gipsum plaster menyebabkan % setting expansion gipsum investemen
pun lebih besar daripada gipsum plaster. Hal tersebut mengingat karena saat uji ekspansi
gipsum investmen dilakukan secara higroskopik dan sesuai dengan grafik diatas, ekspansi
setting higroskopik lebih besar daripada ekspansi setting normal (Anusavice, 2013 ;
Fraunhofer, 2013).
3. KESIMPULAN
● Ekspansi setting gipsum plaster (normal setting expansion) sebesar 0,17 % sehingga
sesuai dengan teori.
● Ekpansi setting gipsum investment (hygroscopic setting expansion) sebesar 1,7%
sehingga kurang sesuai dengan teori yang disebabkan oleh kurangnya kecepatan
pengadukan.
● Ekspansi setting higroskopis lebih besar daripada ekspansi setting normal.
4. DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, K.J., Shen, C., dan Rawls, H. R., 2013, Phillips’ Science of Dental Materials,
Edisi 12, Elsevier Saunders, China, hal. 188, 203, 215.
Febriani, M., Ibrahim, I., & Aswan, L., 2013, Kombinasi Bahan Cetak Alginat
dan Polyvinilsiloxane Untuk Mencetak Gigi Yang Goyang, Cakradonya Dent J,
5(2):542-618.
Fitriani, D., Wulan, K.A., dan Suputro, E., 2017, Pengaruh Waktu Penyimpanan Model
Cetakan Gipsum Tipe III terhadap Perubahan Dimensional Linear Hasil Cetakan,
E-Prodenta Journal of Dentistry, Vol 1 (2), 79-87.
Fraunhofer, J. A. V., 2010, Dental Materials at A Glance, John Wiley & Sons, United
Kingdom, hal. 19, 24.
Gladwin, M., dan Bagby, M., 2013, Clinical Aspects of Dental Materials: Theory,
Practice, and Cases, Lippincott Williams & Wilkins, China, hal. 132.
Manapallil, J,J., 2010, Basic Dental Materials, Jaypee, New Delhi, hal. 247.
Zulkarnain, M., & Devina, S. 2016. Pengaruh penyemprotan Daun sirih dan sodium
hipoklorit pada cetakan elastomer terhadap perubahan dimensi. Jurnal Material
Kedokteran Gigi, 5(2), 36-44.