Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

TOPIK : UJI EKSPANSI SETTING GIPS

GRUP : 3 Tgl. Praktikum : 23 April 2019

NO. NAMA NO. MAHASISWA


1. PUTRI NUR AZIZAH ZAKIYAH 18/423942/KG/11282
2. RAHMA AURORA F.R 18/423944/KG/11284
3. RIF’ATUL KHOIROH 18/423946/KG/11286
4. SANIA RAFIDA MURYANI 18/423948/KG/11288
5. TRIA OKTARIA RAHMAH 18/423952/KG/11292
6. YOHANA ANDINA PUTRI 18/423954/KG/11294
7. ADELIA PUTRI AGUSTIN 18/427218/KG/11312

PEMBIMBING : Dr. drg. Harsini, MS.

1. HASIL PRAKTIKUM

a) Ekspansi Setting Gips Plaster

● Panjang awal = 95 mm

● Pertambahan panjang

- Setelah 30 menit = 0,12 mm

- Setelah 45 menit = 0,16 mm

● Panjang akhir = 95,16 mm (setelah 45 menit)

𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑤𝑎𝑙


● Ekspansi Setting = 𝑥 100%
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑤𝑎𝑙

95,16 − 95
= 𝑥 100%
95

= 0,17 %
b) Ekspansi Setting Gips Investmen (Ekspansi Setting Higroskopis)

● Panjang awal = 145 mm

● Pertambahan panjang

- Setelah 30 menit = 2,35 mm

- Setelah 45 menit = 2,47 mm

● Panjang akhir = 147,47 mm (setelah 45 menit)

𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑤𝑎𝑙


● Ekspansi Setting = 𝑥 100%
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑤𝑎𝑙

147,47 − 145
= 𝑥 100%
145

= 1,7 %

2. PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekspansi Setting

Ekspansi merupakan keadaan dimana suatu bahan mengalami pertambahan


volume yang terjadi akibat adanya imbibisi atau penyerapan air (Febriani, dkk., 2013).
Terdapat dua jenis setting ekspansi, yaitu ekspansi yang dilakukan tanpa perendaman air
atau normal setting expansion dan ekspansi yang terjadi di dalam air atau dikenal sebagai
hygroscopic setting expansion. Higroskopis merupakan kemampuan suatu zat untuk
menarik molekul air dari lingkungan sekitarnya baik melalui penyerapan atau adsorpsi.
Akan tetapi hygroscopic setting expansion bukan hasil dari penyerapan atau adsorpsi
(Anusavice dkk., 2013).
Ekspansi gipsum terjadi saat proses setting dimana terdapat perubahan hemihidrat
menjadi dihidrat. Pada tahap ini, berlangsung mekanisme kristalisasi yang tergambar
sebagai suatu pertumbuhan dari kristal-kristal nukleus yang berlebihan. Kristal yang
tumbuh dari nuklei dapat berikatan maupun menghalangi pertumbuhan kristal yang
letaknya berdekatan. Bila proses ini terjadi selama berulang kali, maka akan terjadi suatu
tekanan atau dorongan yang menghasilkan ekspansi pada model fisiologis (Zulkarnain dan
Devina, 2016).
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspansi Setting
1. Rasio Air dan Bubuk atau Rasio W/P
Peningkatan rasio w/p atau rasio air dan gipsum dapat menurunkan ekspansi
setting. Sedangkan rasio w/p yang rendah menyebabkan banyaknya porus sehingga
ekspansi setting akan bertambah (Fitriani, dkk, 2017).
2. Waktu dan Banyaknya Pengadukan
Waktu pengadukan yang semakin lama akan meningkatkan ekspansi gips,
sedangkan waktu pengadukan yang lebih singkat akan menurunkan ekspansi gips.
Semakin banyak pengadukan dilakukan maka ekspansi setting akan meningkat
(Fraunhofer, 2013).
3. Suhu
Suhu yang meningkat menyebabkan lebih sedikit tegangan permukaan sehingga
akan memperbesar ekspansi setting (Fraunhofer, 2013).
4. Bahan Pengikat
Ekspansi setting gips stone lebih besar daripada ekspansi gips plater (Fraunhofer,
2013).
5. Ukuran Partikel
Partikel yang lebih halus (SiO2) mengakibatkan eskpansi setting yang lebih besar
sedangkan CaSO4 .1/2H2O memiliki partikel yang lebih kecil sehingga ekspansi
setting lebih kecil (Fraunhofer, 2013).
6. Rasio Silika terhadap Pengikat
Rasio silika terhadap pengikat yang lebih tinggi menyebabkan ekspansi setting
yang lebih besar (Fraunhofer, 2013).
7. Pengaruh Waktu Perendaman
Perendaman sebelum initial setting menyebabkan ekspansi setting yang lebih
besar (Mannapalil, 2010).

(Fraunhofer, 2013)
C. Pembahasan Hasil Praktikum

Pada praktikum ini terdapat dua bahan yang digunakan yaitu gipsum investment yang
dilakukan dalam imersi air (hygroscopic setting expansion) dan gipsum plaster tanpa
penambahan imersi air (normal setting expansion). Pengukuran ekspansi setting dilakukan
selama 45 menit.
Hasil praktikum menunjukan bahwa terdapat perubahan panjang gipsum plaster dari
95 mm menjadi 95, 16 mm selama 45 menit. Setelah dihitung menggunakan rumus, maka
diketahui bahwa ekspansi setting gipsum plaster tersebut adalah 0,17 %. Berdasarkan teori
Gladwin dan Bagby (2013), besar ekspansi setting normal gipsum plaster berkisar antara
0,2 % - 0,3%. Sehingga didapatkan hasil praktikum yang kurang sesuai dengan teori. Hal
ini dapat disebabkan karena faktor pengadukan yang kurang cepat sehingga menurunkan
ekspansi setting (Fraunhofer, 2013)
Sedangkan pada percobaan gipsum investment didapatkan hasil ekspansi setting
higroskopis sebesar 1,7% dengan panjang awal 145 mm dan panjang akhir 147,47 mm.
Menurut teori Anusavice (2013), besar ekspansi setting higroskopis minimal 1.2% dan
maksimal 2.2%, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil yang didapatkan sesuai dengan
teori. Penambahan panjang pada ekspansi higroskopis lebih besar daripada ekspansi setting
normal dikarenakan adanya penambahan air menyebabkan peningkatan pertumbuhan
kristal keluar (Manapallil, 2010). Seperti yang dikatakan oleh Zulkarnain dan Devina
(2016), bahwa saat ekspansi terjadi pertumbuhan dari kristal-kristal nukleus yang
berlebihan. Kristal tersebut dapat berikatan maupun menghalangi pertumbuhan kristal
yang letaknya berdekatan dan apabila proses ini terjadi selama berulang kali, maka akan
terjadi suatu tekanan atau dorongan yang menghasilkan ekspansi pada gipsum. Hal ini juga
diperkuat oleh teori Anusavice (2013), yang menyatakan bahwa ekspansi higroskopis 6
kali lebih besar daripada ekspansi normal.
(Anusavice, 2013)

Berdasarkan grafik diatas, dapat diketahui bahwa pada menit ke 30 hingga menit ke
45 terjadi penambahan ekspansi setting yang cukup signifikan, sementara saat mencapai
menit ke 60 dan seterusnya eskpansi setting gips tetap atau tidak mengalami pertambahan
panjang lagi yang menandakan bahwa gips telah mencapai waktu setting. Hal ini sesuai
dengan hasil praktikum bahwa pada menit ke 30 terjadi penambahan panjang gipsum
plaster sebesar 0,12 mm dan setelah 45 menit penambahan panjang gipsum plaster menjadi
0,16 mm. Hal yang sama terjadi pada gipsum investmen, yaitu saat menit ke 30 terjadi
penambahan panjang sebesar 2,35 mm dan saat mencapai menit ke 45 penambahan
panjang menjadi 2,47 mm. Pertambahan panjang gipsum investmen yang lebih besar
dibanding dengan gipsum plaster menyebabkan % setting expansion gipsum investemen
pun lebih besar daripada gipsum plaster. Hal tersebut mengingat karena saat uji ekspansi
gipsum investmen dilakukan secara higroskopik dan sesuai dengan grafik diatas, ekspansi
setting higroskopik lebih besar daripada ekspansi setting normal (Anusavice, 2013 ;
Fraunhofer, 2013).
3. KESIMPULAN

● Ekspansi setting gipsum plaster (normal setting expansion) sebesar 0,17 % sehingga
sesuai dengan teori.
● Ekpansi setting gipsum investment (hygroscopic setting expansion) sebesar 1,7%
sehingga kurang sesuai dengan teori yang disebabkan oleh kurangnya kecepatan
pengadukan.
● Ekspansi setting higroskopis lebih besar daripada ekspansi setting normal.

4. DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, K.J., Shen, C., dan Rawls, H. R., 2013, Phillips’ Science of Dental Materials,
Edisi 12, Elsevier Saunders, China, hal. 188, 203, 215.

Febriani, M., Ibrahim, I., & Aswan, L., 2013, Kombinasi Bahan Cetak Alginat
dan Polyvinilsiloxane Untuk Mencetak Gigi Yang Goyang, Cakradonya Dent J,
5(2):542-618.

Fitriani, D., Wulan, K.A., dan Suputro, E., 2017, Pengaruh Waktu Penyimpanan Model
Cetakan Gipsum Tipe III terhadap Perubahan Dimensional Linear Hasil Cetakan,
E-Prodenta Journal of Dentistry, Vol 1 (2), 79-87.

Fraunhofer, J. A. V., 2010, Dental Materials at A Glance, John Wiley & Sons, United
Kingdom, hal. 19, 24.

Gladwin, M., dan Bagby, M., 2013, Clinical Aspects of Dental Materials: Theory,
Practice, and Cases, Lippincott Williams & Wilkins, China, hal. 132.

Manapallil, J,J., 2010, Basic Dental Materials, Jaypee, New Delhi, hal. 247.

Zulkarnain, M., & Devina, S. 2016. Pengaruh penyemprotan Daun sirih dan sodium
hipoklorit pada cetakan elastomer terhadap perubahan dimensi. Jurnal Material
Kedokteran Gigi, 5(2), 36-44.

Anda mungkin juga menyukai