Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I

Topik

: Setting Time Gipsum Tipe II Berdasarkan W:P Ratio

Kelompok

: B12

Tgl. Praktikum

: 23 April 2013

Pembimbing

: Endanus Harijanto, drg, M. Kes

Penyusun :
1. Daniel H.

021411131117

2. Rifatul Jannah

021411131118

3. Anis Setyaningrum 021411131119


4. Danny H.

021411131120

5. Arseto Tri B.021411131121

DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2015

1.

TUJUAN
a Di akhir praktikum mahasiswa mampu melakukan manipulasi gypsum
plester dengan tepat
b Di akhir praktikum mahasiswa mampu mengukur intial setting time dengan
tepat berdasarkan variasi perubahan rasio w : p
c Di akhir praktikum mahasiswa mampu mengukur final setting time dengan
tepat berdasarkan variasi perubahan rasio w : p

2.

CARA KERJA
2.1 Persiapan alat
a. Alat dan bahan disiapkan.
Bahan dan alat adalah sebagai berikut :
1. Bahan :

Gipsum plaster

Air PAM

a.

b.

Gambar 1.1. a) gipsum plaster, b) air PAM


2. Alat :

Mangkuk karet

Spatula

Gelas ukur

Stopwatch

Timbangan analitik

Cetakan bentuk cincin

Vibrator

Jarum Gillmore

Termometer air

b.

c.

e.

d.

f.

g.
Gambar 2.1. a) mangkuk karet, b) spatula, c) gelas ukur, d) stopwatch,
e) cetakan cincin, f) jarum gillmore, g) neraca analitik
2.2 Pencampuran gipsum
a. Bubuk gipsum plaster ditimbang sebanyak 25 gram dan 20 gram.
b. Air yang telah di ukur dimasukkan ke dalam mangkuk karet terlebih
dahulu, kemudian bubuk gipsum dimasukkan sedikit demi sedikit ke

dalam mangkuk karet dan di biarkan mengendap selama 30 detik untuk


menghilangkan gelembung udara.
c. Pada saat mulai pencampuran antara gipsum dan air stopwatch
dinyalakan, pada saat itu mulai dihitung awal setting time.
d. Gipsum dan air di aduk sampai homogen menggunakan spatula dengan
gerakan memutar selama 1 menit/120 putaran, bersamaan dengan itu
mangkuk karet diputar secara perlahan-lahan. Kemudian diletakkan di
atas vibrator dengan kecepatan rendah selama 30 detik untuk
menghilangkan gelembung udara.
e. Adonan gipsum dituangkan ke dalam cetakan di atas vibrator yang
sudah di hidupkan dengan kecepatan rendah untuk menghilangkan
udara yang terjebak, kemudian permukaan cetakan diratakan.

2.3 Pengukuran pengerasan awal (initial setting)


a. Stopwatch dinyalakan dan pengukuran dimulai pada saat adonan
dituang ke dalam cetakan. Cetakkan diletakkan dibawah jarum
Gillmore dengan berat beban pound dengan penampang jarum
1/12 inch. Kemudian permukaan adonan gipsum ditusuk dengan
gerakan cepat dan jarum di angkat kembali, ujung jarum
dibersihkan dengan tissue.
b. Penusukan pada permukaan adonan diulangi lagi setiap 10 detik
sambil cetakkan digerakkan memutar untuk mendapatkan
daerah tusukan yang berbeda.
c. Gerakan ini dilakukan sampai jarum tidak dapat menusuk
permukaan adonan gipsum, pada saat itu stopwatch dimatikan
dan waktu dicatat.
2.4 Pengukuran pengerasan akhir (final setting)

a. Setelah jarum Gillmore dengan ukuran 1/12 inch tidak dapat menusuk
permukaan adonan gipsum lagi, maka cetakan gipsum dipindahkan
kebawah jarum berukuran 1/24 inch dengan beban 1 pound.
b. Stopwatch dinyalakan, permukaan adonan gipsum ditusuk dengan ujung
jarum dengan cara seperti pada pengukuran initial setting sampai jarum
tidak dapat menusuk permukaan adonan gipsum. Pada saat itu stopwatch
dimatikan waktu dicatat.
3. HASIL PRAKTIKUM
Ada tiga percobaan setting time dari gipsum tipe II dengan W/P ratio yang
berbeda.
1. W : P = 15 : 25
2. W : P = 15 : 30
3. W : P = 15 : 20
Tabel Hasil Praktikum Gipsum Tipe II Berdasaran W : P Ratio
Percobaan

Perbandingan W :

Initial Setting (Berat

Final Setting

ke

P Ratio

Beban Pound,

(Penampang Jarum

Penampang Jarum

1/24 Inch, Berat Beban


1 Pound)
Waktu
38 menit 4 detik

1.

15ml : 25 gram

1/12 Inch)
Waktu
24 menit 53 detik

2.

15ml : 30 gram

15 menit

35 menit

3.

15ml : 20 gram

27 menit

38 menit 29 detik

4. TINJAUAN PUSTAKA
Gipsum adalah materi yang secara alami terbentuk, bubuk bewarna
putih dengan nama kimia kalsium sulfat dihidrat CaSO4.2H2O. gypsum
digunakan dalam kedokteran gigi dalam bentuk kalsium sulfat hemihidrat
(CaSO4)2.H2O. materi ini secara luas digunakan untuk model, casts, dan
dies.
Standart ISO terbaru klasifikasi gypsum sebagai berikut:
Type 1 Dental plaster, impression
Type 2 Dental plaster, model
Type 3 Dental stone, die, model
Type 4 Dental stone, die, high strength, low expansion
Type 5 Dental stone, die, high streng, high expansion
Produk gypsum yang digunakan di kedokteran gigi dibentuk dari
kristalisasi air dari gipsum membentuk kalsium sulfat hemihydrates.
Gipsum

gispum produk

air

2CaSO4.2H2O (CaSO4)2.H2O

3H2O

Kalsium sulfat dihidrat Kalsium sulfat hemihidrat


Aplikasi produk gipsum dalam kedokteran gigi merupakan
kebalikan dari reaksi di atas. Hemihydrate dicampur dengan air dan
bereaksi membentuk dihidrat (McCabe and Walls, 2008).
Model plaster biasa digunakn untuk model study yang tidak
memerlukan ketahanan abrasi. Impression plaster terutama untuk mount
cast artikulator. Material ini berbeda dari model plaster yang memiliki

setting time lebih pendek tiga sampai lima menit, dan perubahan dimensi
pada saat setting berkurang sampai 0.06%. dental stone ( juga disebut
stone) lebih kuat dan lebih tahan abrasi dibandingkan plaster dan biasa
untuk gips yang memerlukan ketahanan abrasi. Gips dibuat dari dental
stone cukup tahan lama untuk digunakan pembentukan pelindung mulut.
Dies memerlukan ketahanan abrasi paling besar dan kuat dan biasanya
dibuat dari dental stone high strength (Powers, 2008)

5. PEMBAHASAN
5.1 Analisis Hasill Praktikum
Berdasarkan teori, setting time gypsum dipengaruhi oleh perbandinga
ratio W : P . Makin banyak W yang dipakai untuk mencampur maka semakin
sedikit jumlah nucleus pada unit volume. Akibatnya setting time di perpanjang.
(Anusavice, 2007)
Pada praktikum ini dilakukan tiga macam perbandingan W : P ratio yaitu
W : P ratio 15 gram : 25 ml air, 15 gram : 30 ml air, 15 gram : 30 ml air. Setelah
diamati, hasil yang didapatkan adalah bahwa ratio perbandingan W: P
mempengaruhi lama pengerasan (setting). Pada percobaan dengan W : P 15 ml :
20 gram dan 15 ml : 25 gram diperoleh final setting yang hampir sama.
Waktu setting juga bisa disebabkan oleh beberapa factor lain yaitu:
1

Cara pengadukan
Makin lama dan makin cepat pencampuran, maka makin berkurang
proses pengerasannya. Beberapa Kristal gypsum membentuk dengan cepat ketika
bersentuhan dengan air. Selama proses pengadukan mulai, pembentukan Kristal
gypsum pun bertambah (Anusavice, 2007).

Temperatur
Efek temperatur pada setting time cenderung tidak berpengaruh dan
bervariasi dari satu plaster (atau stone) dengan yang lainnya. Sedikit perubahan
terjadi antara 0oC dan 50oC. Jika temperatur campuran air dan plaster meningkat
kurang lebih 50oC, retardation akan terjadi secara bertahap. Begitu temperatur
mencapai 100oC, tidak ada reaksi yang terjadi (Anusavice, 2007).

Ukuran Partikel
Semakin halus ukuran partikel hemihidrat, semakin cepat adonan gipsum
mengeras, apalagi jika produk tersebut (gipsum) telah melalui proses
penggilingan. Tidak hanya kelarutan hemihidrat saja yang meningkat, tetapi
nukleus gipsumpun juga menjadi lebih banyak, hal ini menyebabkan proses
kristalisasi menjadi lebih cepat (Anusavice, 2007).

Retarder dan Accelerator


Cara yang efektif dalam mengendalikan setting time

adalah dengan

menambahkan bahan kimia pada campuran plaster atau dental stone. Jika bahan
kimia tersebut menurunkan setting time maka disebut accelerator, jika bahan
kimia tersebut meningkatkan setting time maka disebut retarder (Anusavice,
2007).
5

Kemurnian
Bila proses pengapuran tidak sempurna dan partikel gipsum tetap, atau jika
pabrik menambahkan gipsum, maka setting time akan lebih cepat karena
penambahan potensial nukleus kristalisasi. Apabila terdapat ortorombik anhidrit,
periode induksi akan meningkat. Apabila terdapat heksagonal anhidrat, periode
induksi menurun. (Anusavice, 2007)

6. SIMPULAN
Setting time yang terjadi pada gipsum tipe II di pengaruhi oleh
beberapa faktor dan faktor yang dominan adalah ratio W : P. Semakin tinggi
perbandingan ratio W : P, maka semakin lama setting time nya.
7. DAFTAR PUSTAKA
Anusavice KJ. 2007. Phillips Science of Dental Material. 11th ed. W.B
Saunders. p 264-265
John M. Powers and John C. Watab, 2008, Dental Materials Properties and
Manipulation, 9th ed., Mosby Elsevies St. Louis, p.206

McCabe JF, and Walls AWG. 2008. Applied Dental Materials, 9th ed.
Australia. Blackwell Publishing L.td. p. 32

Anda mungkin juga menyukai