Topik
Kelompok
: B12
Tgl. Praktikum
: 23 April 2013
Pembimbing
Penyusun :
1. Daniel H.
021411131117
2. Rifatul Jannah
021411131118
021411131120
1.
TUJUAN
a Di akhir praktikum mahasiswa mampu melakukan manipulasi gypsum
plester dengan tepat
b Di akhir praktikum mahasiswa mampu mengukur intial setting time dengan
tepat berdasarkan variasi perubahan rasio w : p
c Di akhir praktikum mahasiswa mampu mengukur final setting time dengan
tepat berdasarkan variasi perubahan rasio w : p
2.
CARA KERJA
2.1 Persiapan alat
a. Alat dan bahan disiapkan.
Bahan dan alat adalah sebagai berikut :
1. Bahan :
Gipsum plaster
Air PAM
a.
b.
Mangkuk karet
Spatula
Gelas ukur
Stopwatch
Timbangan analitik
Vibrator
Jarum Gillmore
Termometer air
b.
c.
e.
d.
f.
g.
Gambar 2.1. a) mangkuk karet, b) spatula, c) gelas ukur, d) stopwatch,
e) cetakan cincin, f) jarum gillmore, g) neraca analitik
2.2 Pencampuran gipsum
a. Bubuk gipsum plaster ditimbang sebanyak 25 gram dan 20 gram.
b. Air yang telah di ukur dimasukkan ke dalam mangkuk karet terlebih
dahulu, kemudian bubuk gipsum dimasukkan sedikit demi sedikit ke
a. Setelah jarum Gillmore dengan ukuran 1/12 inch tidak dapat menusuk
permukaan adonan gipsum lagi, maka cetakan gipsum dipindahkan
kebawah jarum berukuran 1/24 inch dengan beban 1 pound.
b. Stopwatch dinyalakan, permukaan adonan gipsum ditusuk dengan ujung
jarum dengan cara seperti pada pengukuran initial setting sampai jarum
tidak dapat menusuk permukaan adonan gipsum. Pada saat itu stopwatch
dimatikan waktu dicatat.
3. HASIL PRAKTIKUM
Ada tiga percobaan setting time dari gipsum tipe II dengan W/P ratio yang
berbeda.
1. W : P = 15 : 25
2. W : P = 15 : 30
3. W : P = 15 : 20
Tabel Hasil Praktikum Gipsum Tipe II Berdasaran W : P Ratio
Percobaan
Perbandingan W :
Final Setting
ke
P Ratio
Beban Pound,
(Penampang Jarum
Penampang Jarum
1.
15ml : 25 gram
1/12 Inch)
Waktu
24 menit 53 detik
2.
15ml : 30 gram
15 menit
35 menit
3.
15ml : 20 gram
27 menit
38 menit 29 detik
4. TINJAUAN PUSTAKA
Gipsum adalah materi yang secara alami terbentuk, bubuk bewarna
putih dengan nama kimia kalsium sulfat dihidrat CaSO4.2H2O. gypsum
digunakan dalam kedokteran gigi dalam bentuk kalsium sulfat hemihidrat
(CaSO4)2.H2O. materi ini secara luas digunakan untuk model, casts, dan
dies.
Standart ISO terbaru klasifikasi gypsum sebagai berikut:
Type 1 Dental plaster, impression
Type 2 Dental plaster, model
Type 3 Dental stone, die, model
Type 4 Dental stone, die, high strength, low expansion
Type 5 Dental stone, die, high streng, high expansion
Produk gypsum yang digunakan di kedokteran gigi dibentuk dari
kristalisasi air dari gipsum membentuk kalsium sulfat hemihydrates.
Gipsum
gispum produk
air
2CaSO4.2H2O (CaSO4)2.H2O
3H2O
setting time lebih pendek tiga sampai lima menit, dan perubahan dimensi
pada saat setting berkurang sampai 0.06%. dental stone ( juga disebut
stone) lebih kuat dan lebih tahan abrasi dibandingkan plaster dan biasa
untuk gips yang memerlukan ketahanan abrasi. Gips dibuat dari dental
stone cukup tahan lama untuk digunakan pembentukan pelindung mulut.
Dies memerlukan ketahanan abrasi paling besar dan kuat dan biasanya
dibuat dari dental stone high strength (Powers, 2008)
5. PEMBAHASAN
5.1 Analisis Hasill Praktikum
Berdasarkan teori, setting time gypsum dipengaruhi oleh perbandinga
ratio W : P . Makin banyak W yang dipakai untuk mencampur maka semakin
sedikit jumlah nucleus pada unit volume. Akibatnya setting time di perpanjang.
(Anusavice, 2007)
Pada praktikum ini dilakukan tiga macam perbandingan W : P ratio yaitu
W : P ratio 15 gram : 25 ml air, 15 gram : 30 ml air, 15 gram : 30 ml air. Setelah
diamati, hasil yang didapatkan adalah bahwa ratio perbandingan W: P
mempengaruhi lama pengerasan (setting). Pada percobaan dengan W : P 15 ml :
20 gram dan 15 ml : 25 gram diperoleh final setting yang hampir sama.
Waktu setting juga bisa disebabkan oleh beberapa factor lain yaitu:
1
Cara pengadukan
Makin lama dan makin cepat pencampuran, maka makin berkurang
proses pengerasannya. Beberapa Kristal gypsum membentuk dengan cepat ketika
bersentuhan dengan air. Selama proses pengadukan mulai, pembentukan Kristal
gypsum pun bertambah (Anusavice, 2007).
Temperatur
Efek temperatur pada setting time cenderung tidak berpengaruh dan
bervariasi dari satu plaster (atau stone) dengan yang lainnya. Sedikit perubahan
terjadi antara 0oC dan 50oC. Jika temperatur campuran air dan plaster meningkat
kurang lebih 50oC, retardation akan terjadi secara bertahap. Begitu temperatur
mencapai 100oC, tidak ada reaksi yang terjadi (Anusavice, 2007).
Ukuran Partikel
Semakin halus ukuran partikel hemihidrat, semakin cepat adonan gipsum
mengeras, apalagi jika produk tersebut (gipsum) telah melalui proses
penggilingan. Tidak hanya kelarutan hemihidrat saja yang meningkat, tetapi
nukleus gipsumpun juga menjadi lebih banyak, hal ini menyebabkan proses
kristalisasi menjadi lebih cepat (Anusavice, 2007).
adalah dengan
menambahkan bahan kimia pada campuran plaster atau dental stone. Jika bahan
kimia tersebut menurunkan setting time maka disebut accelerator, jika bahan
kimia tersebut meningkatkan setting time maka disebut retarder (Anusavice,
2007).
5
Kemurnian
Bila proses pengapuran tidak sempurna dan partikel gipsum tetap, atau jika
pabrik menambahkan gipsum, maka setting time akan lebih cepat karena
penambahan potensial nukleus kristalisasi. Apabila terdapat ortorombik anhidrit,
periode induksi akan meningkat. Apabila terdapat heksagonal anhidrat, periode
induksi menurun. (Anusavice, 2007)
6. SIMPULAN
Setting time yang terjadi pada gipsum tipe II di pengaruhi oleh
beberapa faktor dan faktor yang dominan adalah ratio W : P. Semakin tinggi
perbandingan ratio W : P, maka semakin lama setting time nya.
7. DAFTAR PUSTAKA
Anusavice KJ. 2007. Phillips Science of Dental Material. 11th ed. W.B
Saunders. p 264-265
John M. Powers and John C. Watab, 2008, Dental Materials Properties and
Manipulation, 9th ed., Mosby Elsevies St. Louis, p.206
McCabe JF, and Walls AWG. 2008. Applied Dental Materials, 9th ed.
Australia. Blackwell Publishing L.td. p. 32