Disusun oleh:
Bagas Anggie Susetya Adji
10617022
PENDAHULUAN
Mineral Gipsum merupakan salah satu mineral alam dan juga dapat dihasilkan
oleh proses industri kimia. Dalam bidang kedokteran gigi gipsum digunakan untuk
keperluan laboratorium dental, misal dalam pembuatan cast dan die (Sugiarto, 2009).
Gypsum sendiri dapat dibagi menjadi dua jenis gypsum dental secara umum
sebelum diklasifikasikan yaitu : Plaster dan stone gigi. Struktur kimia gips Gips adalah
kalsium sulfat dihidrat, CaSO4.2H2O. Saat mengeras, dimana suhunya cukup tinggi
untuk menghilangkan kadar airnya, gips berubah menjadi kalsium sulfat hemihidrat,
2002).
gipsum ini dengan air. Proses pencampuran disebut dengan spatulasi. Proses spatulasi
memiliki efek tertentu pada setting time dan setting expansion (Craig’s, 2008).
Setting time dapat diidentifikasi melalui dua tahap. Tahap pertama, dimana
material berkembang menjadi padat namun lemah dan flow kurang. Tahap ini dikenal
sebagai tahap initial setting. Saat material telah mempunyai kekuatan dan kekerasan
yang cukup untuk dilakukan pengerjaan, tahap ini disebut final setting. Ciri-ciri tahap
setting dari gipsum dapat diukur dengan menggunakan tekanan dari jarum Gillmore.
Jarum yang lebih berat memiliki diameter ujung yang lebih kecil sehingga
menghasilkan gaya tekan yang lebih besar. Initial setting dapat didefinisikan saat
gipsum dapat menyangga jarum yang ringan. ( McCabe dan Walls 2008).
Mahasiswa dapat memanipulasi material gips kedokteran gigi secara tepat serta
dapat mengukur waktu setting dari berbagai kelompok konsistensi (encer, normal,
dan kental).
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara memanipulasi gipsum serta
METODE PENGAMATAN
2.1.1 Alat
a. Spatula
c. Gelas ukur
d. Stopwatch
e. Jarum
g. Vibrator
h. Neraca Analitik
2.1.2 Bahan
b. Aquadest
Gambar 3. Aquadest
b. Mengkonfirmasi merk dan nama produsennya gips stone yang dipakai di
praktikum.
1. Mencari dan mencatat ratio W:P gips stone yang dipakai, sesuai petunjuk
volume air dengan menuangkan gelas ukur. Berat gipsum dan volume air
konsistensi normal
normal
konsistensi normal
konsistensi normal
f. Memberi kode cetakan dengan tulisan (encer, normal, kental) pada balok
perlakuan konsentrasinya
(menyalakan stopwatch saat serbuk dimasukkan) yang telah berisi air dan
manipulating time)
Gambar 8. Menuangkan adonan gipsum kedalam balok
i. Mengamati final setting dimulai pada saat adonan sudah dalam cetakan dan
kemudian tusuk permukaan gips dengan gerakan cepat dan jarum diangkat
yang berbeda. Lakukan hingga jarum tidak dapat menusuk permukaan gips
atau gips tidak menempel pada jarum (didapatkan waktu final setting)
Gambar 9. Mengetes kekerasan / final setting gipsum dengan menusukan
HASIL PENGAMATAN
PEMBAHASAN
murni biasanya memiliki kandungan kimia (dalam bentuk oksida),seperti CaO 32,5%,
Gipsum mungkin saja merupakan produk yang lebih baik dari material lainnya
modifikasi, gipsum dapat digunakan untuk beberapa tujuan yang berbeda. Contohnya,
impression plaster digunakan untuk membuat cetakan dari rongga mulut, sedangkan
dental stone digunakan untuk membuat die yang menduplikasi anatomi oral ketika
dituangkan ke berbagai tipe cetakan. Gipsum juga dapat digunakan sebagai pengikat
untuk silikat dalam gold alloy casting investment, soldering investment, dan
investment untuk alloy nikel-kromium dengan titik lebur rendah. Produk ini juga
penggunaan gipsum pada berbagai macam keperluan itu adalah sifat material gipsum
yang mudah dimodifikasi secara fisis dan kimiawi (Powers & Sakaguchi, 2006).
Gipsum di bidang kedokteran gigi terdiri dari beberapa tipe. American Dental
Association (ADA) No.25 membagi gipsum menjadi lima tipe.13 Masing – masing tipe
memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda, hal ini disesuaikan untuk kegunaannya.
Gipsum tipe I digunakan untuk mencetak pasien yang telah kehilangan gigi, hal
ini disebabkan sifatnya yang tidak elastis dan mudah patah. Apabila gipsum tipe
ini digunakan untuk mencetak pada pasien yang memiliki gigi, maka undercut gigi
Pada dasarnya gipsum tipe II merupakan plaster of Paris, gipsum ini digunakan
sebagai model studi dan sebagai bahan pengikat model kerja ke articulator
Dental stone umumnya digunakan sebagai bahan pembuatan model kerja. Gipsum
tipe III memiliki karakteristik lebih keras dan lebih kuat dibandingkan gipsum tipe
Gipsum tipe IV atau biasa disebut dengan die stone digunakan untuk media
pembuatan dai. Gipsum ini memiliki ketahanan terhadap abrasi yang cukup baik
dibandingkan gipsum tipe IV, hal ini diperoleh dari pengurangan perbandingan air
dan bubuk (w/p ratio). Gipsum tipe ini digunakan sebagai model kerja dalam
Pada praktikum kali ini jenis gipsum yang digunakan adalah jenis gipsum tipe 3
(dental stone). Dimana gipsum tipe 3 ini digunakan untuk mengisi cetakan negative
sehingga terbentuklah suatu model kerja dari cetakan tersebut. Waktu setting pada
gipsum adalah waktu yang dibutuhkan untuk menjadi keras setelah dihomogenkan
dengan larutan aquadest.. Setting time pada gipsum terdapat dua tahap sebagai berikut:
Setelah pengadukan selama 1 menit, waktu kerja mulai dihitung. Pada masa ini,
adonan gips dituang ke dalam cetakan dengan bantuan vibrator mekanis. Ketika
viskositas dari adonan meningkat, daya alir akan berkurang dan gips akan kehilangan
tampilan mengkilatnya (loss of gloss). Loss of gloss tersebut menandakan bahwa gips
sudah mencapai setting awalnya. Pada saat setting awal dicapai, bahan gips tidak boleh
dikeluarkan dari cetakan. Selain itu, pada reaksi pengerasan ini terdapat reaksi
eksoterm.
Ketika gips dapat dikeluarkan dari cetakan menandakan bahwa gips tersebut
telah mencapai final set. Akan tetapi pada masa ini, gips tersebut memiliki kekerasan
dan ketahanan terhadap abrasi yang minimal. Pada reaksi pengerasan akhir ini, reaksi
kemis yang terjadi telah selesai dan model akan menjadi dingin ketika disentuh (
Pada praktikum kali ini dilakukan perlakuan yang berbeda pada 3 percobaan
manipulasi gipsum tipe 3 (dental stone). Dilakukan 3x proses manipulasi gipsum yang
dibedakan pada konsentrasi larutan yang digunakan. Pada perlakuan pertama yaitu
konsentrasi encer dimana perbandingan w/p nya ialah 40ml aquadest dan 4,5 sendok
makan bebek dihomogenkan lalu dituang kedalam balok pertama dan mendapatkan
hasil waktu setting 861 detik. Pada perlakuan kedua yaitu dengan konsentrasi normal
dimana perbandingan w/p nya 30ml aquadest dan 4,5 sendok makan bebek
setting 648 detik. Sedangkan pada perlakuan ketiga ialah dengan percobaan konsentrasi
kental dimana pada percobaan kali ini perbandingan w/p yang digunakan adalah 20ml
aquadest dan 4,5 sendok makan bebek dan dihomogenkan lalu dituang pada balok ke
w/p sangat berpengaruh terhadap lamanya waktu setting pada gipsum, semakin banyak
konsentrasi air atau aquadest yang ditambahkan maka waktu setting pada gipsum juga
semakin lama. Hal ini sesuai dengan teori- teori yang dikemukakan oleh (anusavice,
2003) bahwa Semakin tinggi perbandingan W : P, maka semakin lama setting time dan
semakin lemah produk gipsum. Hal ini terjadi karena semakin banyak air digunakan
untuk pengadukan, semakin sedikit jumlah nucleus pada unit volume. Akibatnya waktu
pengerasan diperpanjang.
Selain konsentrasi w/p, hal yang dapat mempengaruhi setting time pada gipsum
ialah :
semakin sering terjadi tumbukan partikel dan reaksi berjalan lebih cepat.
KESIMPULAN
bubuk putih, dengan rumus kimia CaSO4.2H2O (kalsium sulfat dihidrat). Pada
kedokteran gigi gipsum memiliki banyak kegunaan sesuai dengan jenis atau tipe
gipsum tersebut. Gipsum tipe 1 digunakan untuk mencetak rahang pasien yang
kehilangan gigi, gipsum tipe 2 digunakan sebagai model study, gipsum tipe 3
digunakan sebagai model kerja, gipsum tipe 4 digunakan sebagai media untuk
pembuatan die, dan gipsum tipe 5 digunakan sebagai model kerja dalam pembuatan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan pada kali ini, dapat disimpulkan bahwa
ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi lamanya waktu setting pada
gipsum. Salah satunya adalah rasio W/P. Semakin banyak konsentrasi air yang
ditambahkan pada serbuk gipsum, ini akan membuat hasil adonan menjadi encer
sehingga membuat waktu settingnya semakin lama dan sebaliknya jika konsentrasi air
yang ditambahkan pada serbuk gipsum akan membuat adonan menjadi kental dan
DAFTAR PUSTAKA
McCabe, John F dan Angus Walls. 2008. Applied Dental Materials. 9th ed., Victoria:
Blackweel, Inc.
Singh, M. 2006. Making A Gypsum Plaster in Bhutan – An Experience. Journal of
Scientific and Industrial Research. Volume 65. Diakses: 26 oktober 2018, dari
https://nopr.niscair.res.in/bitstream/123456789/4964/JSIR%2065%2810%29%2082
6-829.pdf
Craig, R.G., Powers, J.M., dan Sakaguchi, R.L., 2006. Resin Compounds Restorative
Materials, in Craig’s Restorative Dental Material. Edisi 12. Mosby, St. Louis
Anusavice. K.J. 2003, Phillips’ Science on Dental Materials., 11th ed. Saunders,
Elsevier Science. St Loius
Chandra, S 2000, A Textbook of Dental Materials. New Delhi: Jaypee.