Anda di halaman 1dari 18

MANIPULASI BAHAN GIPSUM (SETTING TIME)

PEMBAHASAN

(a)

(b)

Gambar 2.1 : (a). Gambaran bentuk kristal dental plaster. (b). Gambaran bentuk
kristal dental stone. Sumber : Anusavice KJ. Phillips Science Of Dental Material.
11th Ed, 2003; hal. 256 257.

2.1.3

Komposisi

Produk gipsum yang digunakan di kedokteran gigi dibentuk dengan mengeluarkan


air pada proses kristalisasi dari gipsum untuk membentuk kalsium sulfat hemihidrat.
Gipsum

Gipsum product + water

2CASO42H2O

(CaSO4)2H2O

Kalsium sulfat

Kalsium sulfat

dihidrat

hemihidrat

+ 3H2O

Penggunaan gipsum di kedokteran gigi berkebalikan dengan reaksi diatas.


Hemihidrat dicampur dengan air dan akan membentuk dihidrat: 2
(CaSO4)2.H2O+3H2O 2CaSO4.2H2O

CARA KERJA :
Bahan : gips plaster dan gips stone
Alat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Spatula
Rubber bowl
Gelas ukur
Stopwatch
Jarum gillmore
Timbangan analitis
Cetakan bentuk cicin

CARA KERJA :
-Siapkan cetakan yg telah dialasi plastik dimeja vibrator
-Olesi dengan vaselin
-Ukur air menggunakan gelas ukur sebanyak 10 ml dan tuangkan
kedalam mangkuk karet
-Serbuk gips sebanyak 23 gram dimasukkan kedalam air
-Catat awal waktu setting mulai saat pencapuran gips dan air, memakai
stopwatch.

Manipulasi
Protap setting pakai gillmore
1. Setting time
a. Pengerasan awal
-

Catat waktu : mulai saat adonan dituang kedalam cetakan hingga gips tidak
menempel jarum

Cetakan dilettakan dibawah jarum gillmore dengan berat bebat pound dan
penampanag jarum 1/12 inchi.

10

Tempelkan jarum gillmore diatas permukaan gips kemudian diangkat jarum


dan lepaskan jarum hingga cepat.

Angkat kembali jarum gillmore lalu bersihkan ujung jarum dengan tissue

Ulangi penusukan dengan setiap 10 detik sambil cetakan digerakkan memutar

Lakukan hingga jarum tidak dapat menusuk permukaan gips atau gips tidak
menempel pada jarum
2. Pengerasan akhir (final setting )

Catat waktu : mulai saat cetakan gips dipindah kebawah jarum berukuran
1/24 inchi dan beban 1 pound hingga jarum tidak dpat menusuk permukaan
gips

Pokoknya yang ada dibuku praktikum

GIPS PLASTER
Cara kerja : SAMA kayak yang diatas

2.1.4. Waktu Setting


1.

Waktu kerja

Waktu kerja atau waktu pengaturan awal adalah jangka waktu dari awal
pencampuran sampai massa mencapai tahap setengah-keras. Ini merupakan waktu
yang tersedia untuk memanipulasi produk, dan ditandai dengan adanya reaksi setting
sebagian.1
2.

Waktu setting akhir

11

Waktu setting akhir adalah jangka waktu dari waktu pencampuran sampai massa
menjadi keras dan bisa di pisahkan dari bahan pencetakan. Waktu setting akhir
ditandai dengan adanya penyelesaian reaksi hydration dan melepaskan panas seperti
pada reaksi berikut.1
CaSO4H2O + 1H2O CaSO42H2O + panas1
Menurut Internasional Organization for Standarization-9694:1996. Tes waktu
setting di lakukan dengan menggunakan jarum vicat.7

Gambar 2.2 : Gambar vicat apparatus. Sumber : Anusavice KJ.


th
Phillips Science Of Dental Material. 11 Ed, 2003; hal 262.

a.

Bagian bagian vicat apparatus

12

Gambar 2.3. Gambar bagian bagian vicat apparatus.


Sumber : American Association State. Standard Test Method
for Time of Setting of Hydraulic Cement by Vicat Needle,
2001; hal 2.
Alat vicat harus terdiri dari rangka A (Gambar 2.3) yang mempunyai batang B yang
dapat digerakkan, beratnya 300 gram, salah satu ujung torak C berdiameter 10 mm,
berjarak sekurang-kurangnya 50 mm, dan ujung lainnya jarum D yang dapat
dibongkar pasang berdiameter 1 mm dan panjang 50 mm. Batang B dapat
dipergunakan secara bolak balik dan dapat dipasang dalam beberapa posisi dengan
pengatur sekrup E dan mempunyai indikator F yang dapat diatur, dapat bergerak
pada skala (ditunjukkan dalam mm) yang skalanya dilekatkan pada rangka A. Pasta
semen yang akan diuji dimasukkan ke dalam cincin G, yang kaku berbentuk kerucut,
diletakkan di atas pelat datar H yang tidak menyerap air, lebar masing-masing sisinya
100 mm. Batang B terbuat dari baja tahan karat mempunyai kekerasan tidak
kurang dari 35 HRC dan harus lurus dengan ujung torak yang tegak lurus terhadap
sumbu batang B. Cincin terbuat dari bahan tidak korosi, tidak menyerap air
mempunyai diameter dalam bagian bawah 70 mm dan bagian atas 60 mm dengan
tinggi 40 mm.8

13

Disamping ketentuan tersebut diatas, alat vicat harus sesuai dengan spesifikasi
sebagai berikut:
1). Berat batang yang dapat bergerak (B) (300 0,5) gram.
2). Diameter ujung batang torak (C) (10 0,05) mm.
3). Diameter jarum (1 0,005) mm.
4). Diameter dalam cincin bagian bawah (70 3) mm.
5). Diameter dalam cincin bagian atas (60 3) mm.
6). Tinggi cincin (40 1) mm.
7). Pembagian skala
Pembagian skala, bila dibandingkan dengan skala standar
yang ketelitiannya 0,1 mm pada setiap titik, tidak boleh
menunjukkan penyimpangan lebih besar dari0,25 mm.8
b.

Prosedur
1). Penyiapan campuran dental stone

Air yang sudah diukur ditempatkan dalam rubber bowl, dan bubuk sebanyak 100 gr
ditaburkan ke dalam rubber bowl. Adukan kemudian dengan cepat diputar, dengan
secara periodik menyapu spatula ke dalam rubber bowl. Pengadukan harus terus
berlangsung sampai diperoleh adukan yang halus, selama 1 menit. Bila
menggunakan vibrator, bubuk diaduk selama kurang lebih 15 detik dengan spatula,
diikuti pengadukan mekanik hampa udara selama 20 30 detik dengan mixer.4,8
2). Pencetakan benda uji
Segera masukkan hasil campuran gipsum ke dalam cincin berbentuk kerucut.
Letakkan cincin dengan lubang yang besar ini pada pelat kaca, buang kelebihan pasta

14

pada lubang cincin yang kecil dengan cara sekali gerakan menggunakan spatula
kemudian haluskan permukaannya.8
3).

Penetapan konsistensi

Tepatkan tengah-tengah campuran dental stone dalam cincin di bawah batang


peluncur B. Tempelkan ujung batang peluncur C pada permukaan campuran dental
stone. Kencangkan sekrup E, dan atur indikator F pada ujung atas skala, tepatkan
pada skala nol. Bebaskan batang dengan melonggarkan sekrup E secara cepat,
kemudian baca skala untuk menentukan penetrasi (jika pasta kelihatan encer, pada
pembacaan awal turunnya batang B dapat. Pada dental stone dikatakan telah
mengalami setting ketika penetrasi jarum hanya sedalam 2 mm.8
2.1.5. Ekspansi setting
Semua produk gipsum melakukan ekspansi eksternal pada saat setting.
Ekspansi plaster biasanya, sebesar 0,2% sampai 0,3%. Ekspansi stone 0,08%
menjadi 0,10%. Ekspansi High-strength stone, pada 0,05% menjadi 0,07%.
Secara teoritis, kontraksi pada setting dapat dihitung, namun pertumbuhan
kristal pada gips saling mendorong satu sama lain dan menyebabkan kristal
terdorong keluar. Dorongan ini menyebabkan ekspansi eksternal dan
menghasilkan porositas di bagian dalam pada massa. Ekspansi setting yang
minimal diharapkan dapat menghasilkan model dan die yang akurat. Produsen
memodifikasi produk gips yang digunakan dalam pembuatan model dan die
untuk memberikan ekspansi yang minimal. Mereka melakukan ini dengan
menambahan bahan kimia, juga mengontrol karakteristik setting. Dengan
demikian, secara khusus waktu setting dan karakteristik ekspansi produk gips

15

dikendalikan oleh produsen. Ekspansi setting dapat dikendalikan dengan


memanipulasi variabel. Sebuah campuran yang tebal dan pengadukan yang
meningkat akan menyebabkan peningkatan jumlah ekspansi setting; campuran
yang tipis dan pengadukan yang menurun akan menyebabkan penurunan
jumlah ekspansi setting.2
Dengan adanya pengetahuan yang baik terhadap ekpansi setting
gipsum merupakan hal hal yang bersifat dasar untuk mendapatkan
akurasi atau kesesuaian dan tampakan klinis dari gigi tiruan.9
Perbandingan air dan bubuk yang rendah dan waktu pencampuran
diperpanjang akan meningkatkan ekspansi setting.2
2.1.6. Kekuatan
Kekuatan gips bergantung pada porositas material dan waktu
selama material dibiarkan mengeringsetelah setting. Porositas dan
kekuatan sebanding dengan perbandingan air dan bubuk. Karena stone
biasanya dicampur pada perbandingan air dan bubuk yang rendah
dibandingkan dengan plaster mengakibatkan kurang poros dan menjadi
lebih keras dan kuat. Meskipun model gips atau die bisa terbentuk
secara komplit dalam jangka waktu yang pendek kekuatannya akan
meningkat secara signifikan jika dibiarkan beberapa jam. Meningkatnya
kekuatan adalah sebuah akibat dari menghilangnya kelebihan air karena
penguapan.2

16

Gambar 2.4. Compressive strength berbagai tipe gipsum dengan


perubahan perbandingan air dan bubuk.Sumber : Anusavice KJ. Phillips
th
Science Of Dental Material. 11 Ed, 2003; hal 260
HASIL

Waktu setting gips plaster 15 : 40 Detik


Waktu setting gips Stone 22 : 50 detik

SETTING EXPANSION GIPSUM

Timbangan analitik
Vibrator
Ekstensometer
3. Cara kerja

17

3.1 Persiapan alat


Alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum
dipersiapkan terlebih dahulu di atas meja praktikum
Sisi bagian dalam cetakan ekstensometer diulasi dengan
vaselin secara merata
Alat uji ekstensometer disiapkan, kemudian dial indicator
dipasanga

pada posisi yang tepat dengan jarum

menunjukkan ke angka nol.


3.2 Pencampuran gipsum
Bubuk gipsum tipe III ditimbang sebanyak 50 gram. Air
diambil sebanyak 14 ml dengan diukur menggunakan gelas
ukur.
Air yang telah diukur dimasukkan ke dalam mangkuk karet
terlebih dahulu, kemudian bubuk gipsum dimasukkan
sedikit demi sedikit ke dalam mangkuk karet dan dibiarkan
mengendap selama 30 detik untuk menghilangkan
gelembung udara.
Campuran gipsum dan air diaduk sampai homogeny
menggunakan spatula dengan gerakan memutar selama 1
menit /120 putaran, bersamaan dengan itu mangkuk karet
diputar secara perlahan-lahan.
Adonan gipsum dituangkan ke dalam cetakan diatas
vibrator dan vibrator dihidupkan dengan kecepatan rendah
untuk mengjilangkan udara yang terjebak, kemudian
permukaan cetakan diratakan.

18

3.3 Mengukur setting expansion


Adonan gipsum dituangkan ke dalam cetakan
ekstensometer tanpa merbah posisicetakan pada jarum dial
indikator, kemudian ratakan permukaan menggunakan
spatula gips.
Panjang awal dan panjang akhir cetakan gipsum pada alat
ekstensometer diukur. Setelah 30 dan setiap 5 menit, amati
dan catat ekspansi yang terjadi pada penunjuk mkrometer di
dial indikator
Pembahasan
Bahan-bahan yang dipakai di bidang di bidang kedokteran
gigi
mempunyai berbagai fungsi berdasarkan kegunaannya atau
pemakaiannya.
Salah satunya adalah penggunaan gypsum. Dalam bidang ilmu
material
kedokteran gigi, kita banyak menemui aplikasi penggunaan
gypsum, baik
untuk keperluan klinik maupun pekerjaan laboratorium (Ducklow,
2010).
Material gypsum ini banyak dipergunakan antara lain dalam
pembuatan
model dan die, articulating cast, mould, refractory investment dan
lain-lain.
Banyaknya penggunaan gypsum dalam kedokteran gigi
menyebabkan
pengetahuan tentang gypsum terutama sifat-sifatnya harus
dipahami sehingga

19

memudahkan dalam manipulasi dan menghasilakn suatu hasil


manipulasi
yang mkasimal. Untuk lebih memahaminya, maka perlu dilakukan
suatu
percobaan yang memperlihatkan cara manipulasi gypsum yang
benar serta
pengaruh sifat-sifatnya terhadap hasil manipulasi (Retallack,
2002).
Gipsum (CaSO4-2H2O, kalsium sulfat dehidrat) adalah
mineral yang
ditambang dari bumi dengan proses yang disebut kalsinasi dimana
air dari
kristalisasi (air hidrasi) di dorong untuk menghasilkan
kalsium sulfat
hemihidrat (CaSO4-1/2H2O).
Gipsum disimpan di tempat yang kedap udara dan tahan
kelembapan. Hal
ini dikarenakan sifat gypsum yang mampu menyerap air dari
sekitarnya.
Pada awalnya mineral gypsum secara komersial dikenal dengan
sebutan
plaster of paris nama ini digunakan karena pada awalnya di dapat
dari deposit
mineral didekat kota Paris, Perancis.
Gipsum tipe III
DENTAL STONE
Stone tipe III lebih disukai untuk pembuatan model yang digunakan
pada
konstruksi protesa, karena stone tersebut memiliki kekuatan
yang cukup

20

untuk tujuan itu serta protesa dapat lebih mudah dikeluarkan


setelah proses
selesai.
Stone tipe III ini memiliki kekuatan kompresi minimal 1 jam sebesar
20,7
MPa (3000 psi), tetapi tidak melebihi 34,5 MPa (5000 psi).
Bahan ini
ditujukan untuk pengecoran dalam membentuk gigi tiruan penuh
yang cocok
dengan jaringan lunak. Die stone merupakan reproduksi gigi yang
dipreparasi
dimana protesa dibuat pada atau di dalam model tersebut. Karena
kondisi
keausan yang sangat buruk pada bagian tepi ketika dilakukan
pembuatan pola
malam,dan karena tekanan yang lebih tinggi mengenai die
stone selama
mencoba dan penyesuaian, kekuatan dan kekerasan yang
lebih tinggi
dibutuhkan oleh bahan die. Sebagai tambahan, sedikit ekspansi
pengerasan
dapat ditolerir pada model yang mereproduksi jaringan lunak,
tetapi tidak bila
menyangkut gigi
Gipsum tipe III memiliki tekstur 20 kali lebih halus dari pada gipsum
tipe
2.Secara tradisional, gipsum tipe III berwarna kuning atau putih.
Namun,
kekerasan dan ketahanan gipsum tipe III terhadap abrasi
permukaan dari

21

peralatan yang tajam 2 kali lebih rendah dibandingkan dengan


gipsum tipe
IV.
Tahap setting reaksi dari dental gipsum dapat dijelaskan sebagai
berikut.
1. Hemihidrat dicampur dengan air, terbentuk suatu suspensi cair
dan
dapat dimanipulasi.
2. Hemihidrat larut terus hingga terbentuk larutan yang jenuh
3. Larutan jenuh dari hemihidrat ini akan membentuk gumpalan
dihidrat
yang diendapkan Terbentuk kristal baru, reaksi terus
berlanjut sampai selesai.
(Anusavice, 2003, hal 259).
Ekspansi massa gipsum dapat dideteksi selama perubahan dari
partikel
hemihidrat menjadi partikel dihidrat. Setting expansion dapat
dijelaskan
berdasarkan mekanisme kristalisasi. Proses kristalisasi
digambarkan sebagai
suatu pertumbuhan kristal kristal dihidrat dari nukleus, yang saling
berikatan
satu dengan yang lainnya. Bila proses ini terjadi pada ribuan
kristal kristal
selama pertumbuhan, suatu tekanan atau dorongan keluar dapat
terjadi dan
menghasilkan ekspansi massa keseluruhan. Tumbukan atau
gerakan dari
kristal kristal ini menyebabkan terbentuknya mikroporus. Volume
eksternal

22

hasil reaksi gipsum yang lebih besar daripada volume kristalin,


menyebabkan
terbentuknya porus. Oleh karena itu, struktur gipsum yang telah
mengeras
terdiri dari kristal Kristal yang saling terkait, di antaranya adalah
mikroporus
an porus yang mengandung air berlebih. Air tersebut diperlukan
ketika
pengadukan. Namun, ketika mengering, kelebihan air tersebut
menghilang
dan ruangan kosong meningkat.(Anusavice, 2003, hal. 266)
Ekspansi pengerasan tersebut terjadi di udara sehingga dikenal
sebagai
normal setting expansion. Sedangkan, jika gipsum pada awal initial
setting
ditempatkan dalam air akan menyebabkan ekspansi yang lebih
besar dan
disebut hygroscopic expansion. (McCabe and Walls, 2008, hal. 36).
Beberapa faktor yang mempengaruhi setting expansion pada
dental gipsum
adalah rasio W/P, lama pengadukan, dan penambahan
akselerator atau
retarder.
Faktor pertama adalah rasio W/P. Semakin tinggi rasio W/P, semakin
sedikit nukelus kristalisasi per unit volume sehingga ruangan antar
nukleus
lebih besar pada keadaan tersebut. Akibatnya, pertumbuhan
internal Kristalkristal dihidrat akan semakin sedikit, demikian juga dengan
dorongan keluar

23

dari Kristal-kristal tersebut. Hal itulah yang menyebabkan semakin


tinggi
rasio W/P, maka semakin rendah nilai setting ekspansi-nya.
Sebaliknya,
penurunan rasio W/P meningkatkan setting expansion
dengan cara
meningkatkan jumlah nucleus kristalisasi dari partikel dihidrat
(Anusavice,
2003, hal. 267). Selain menyebabkan setting ekspansi yang tinggi,
penurunan
rasio W/P juga menyebabkan lebih banyak panas yang dilepaskan
(Alberto N,
et al, 2011).
Faktor kedua yang mempengaruhi setting expansion dental gipsum
adalah
lama pengadukan (mixing time). Sebagian kristal gypsum
terbentuk langsung
ketika gipsum berkontak dengan air. Begitu pengadukan
dimulai,
pembentukankristal ini meningkat. Pada saat yang sama,
Kristal-kristal
tersebut diputuskan oleh spatula (pengaduk) dan didistribusikan
merata dalam
adukan dengan hasil pembentukan lebih banyak nukleus
kristalisasi. Dalam
jangka limitnya, semakin lama waktu pengadukan, maka akan
meningkatkan
jumlah nukleus kristalisasi dari partikel dihidrat. Akibatnya, jalinan
ikatan

24

kristalin yang terbentuk akan semakin banyak, pertumbuhan


internal dan
dorongan keluar dari kristal Kristal dihidrat meningkat. Hal inilah
yang
menyebabkan setting expansion gipsum meningkat sejalan dengan
semakin
lamanya waktu pengadukan, untuk batasan waktu tertentu
(Anusavice, 2003,
hal. 264, 267).
Faktor ketiga yang mempengaruhi setting expansion gipsum
adalah
penambahan bahan kimia ke dalam bubuk hemihidrat.
Penambahan bahan
kimia, dalam bentuk akselerator atau retarder, yang biasanya
ditambahkan
oleh pabrik untuk mengatur setting time, juga mempunyai
efek untuk
menurunkan nilai setting expansion dengan cara mengubah
bentuk kristal
dihidrat yang terbentuk. Oleh karena itu, akselerator atau retarder
disebut juga
sebagai antiexpansion agent. Bahan kimia yang biasanya
digunakan sebagai
akselerator adalah potassium sulfat, sedangkan yang
digunakan sebagai
retarder adalah boraks.(McCabe and Walls, 2008, hal. 37).
6. Analisis
Pada praktikum kali ini didapatkan hasil setting expansion bahan
tanam

25

tuang gypsum bonded terkecil pada percobaan kedua


dengan w:p rasio
14ml:50gr. Dan dihasilkan setting expansion yang cukup tinggi
pada w:p
rasio yang tidak sesuai dengan ketentuan anjuran pabrik.

26

Anda mungkin juga menyukai