Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I

Topik

Setting expansion gypsum tipe III dan bahan tanam gypsum


bonded berdasarkan perbandingan air dan bubuk

Kelompok

B11

Tgl. Praktikum

12 Mei 2015

Pembimbing

Dr. Elly Munadziroh, drg.,Msi.

NIM

Nama

021411131112

Intan Safira

No.
1

021411131113

Hasna Shabrina

021411131114

Leviena Merlynike Leo

021411131115

Aufalia Rosyida M.

021411131116

Anggun Citra R.

DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2015
I.

TUJUAN PRAKTIKUM
1.

Melakukan manipulasi gypsum tipe III dan bahan tanam tuang serta
dapat mengukur dan mengamati perubahan setting expansion dengan
tepat.

2.

Mengukur dan mengamati perubahan setting expansion dengan variasi


perubahan rasio perbandingan air dan bubuk dengan tepat.

II.

ALAT DAN BAHAN

1. Bahan
a.

Gypsum tipe III

b. Bahan tanam tuang gypsum bonded


c.

Air PAM

d. Vaselin
2. Alat
a.

Mangkuk karet

b. Spatula
c.

Gelas ukur

d. Stopwatch
e.

Timbangan analitik

f.

Vibrator

g. Ekstensometer
h. Dial indicator

III.

i.

Pisau model

j.

Pisau malam

CARA KERJA

1. Persiapan alat
a. Alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum dipersiapkan terlebih
dahulu.
b. Bagian dalam cetakan ekstensomer diulasi dengan vaselin secara merata.
c. Alat uji ekstensometer disiapkan, kemudian dial indicator dipasang pada posisi
yang tepat dengan jarum menunjukan angka nol.
2. Mencampur gypsum tipe III
a. Bubuk gypsum tipe III ditimbang sebanyak 50 gram. Air diambil
sebanyak 14 ml diukur dengan gelas ukur.
b. Air yang telah diukur dimasukkan ke dalam mangkuk karet terlebih
dahulu, kemudian bubuk gypsum dimasukkan sedikit demi sedikit ke

dalam mangkuk karet dan dibiarkan mengendap selama 30 detik untuk


menghilangkan gelembung udara.
c. Air dan gypsum dicampur dalam mangkuk karet dan diaduk hingga
homogen

menggunakan spatula dengan gerakan memutar searah

dengan jarum jam, sebanyak 120 putaran permenit, bersamaan dengan


itu mangkuk karet diputar berlawanan dengan jarum jam secara
perlahan-lahan, kemudian ditaruh diatas vibrator dengan kecepatan
rendah.
d. Adonan gypsum dituangkan ke dalam cetakan pada alat ekstensometer
diatas vibrator dan vibrator dihidupkan dengan kecepatan rendah untuk
menghilangkan udara yang terjebak, kemudian permukaan cetakan
pada ekstensometer yang terisi adonan gypsum diratakan dan dirapikan
(sisa-sisa gypsum dibersihkan).
e. Praktikum diulangi dengan mengurangi dan menambah berat gypsum
sebesar 5 gram dari yang dianjurkan dan volume air tetap.
3. Mengukur setting expansion
a. Adonan gypsum dituangkan ke dalam cetakan ekstensometer tanpa merubah
posisi cetakan pada jarum dial indicator, kemudian ratakan permukaan
menggunakan spatula gip.
b. Perubahan panjang cetakan gypsum pada alat ekstensometer diukur setiap 10
menit, amati dan catat ekspansi yang terjadi pada petunjuk micrometer di dial
indicator selama 50 menit.
4. Mencampur bahan tanam tuang
a. Bubuk bahan tanam tuang ditimbang seberat 29 gr, dan disiapkan air 14 ml.
b. Air dituangkan ke dalam mangkuk karet, selanjutnya bubuk bahan tanam
dimasukkan sedikit demi sedikit dan dibiarkan mengendap selama 30 detik
untuk menghilangkan gelembung udara.
c. Adonan bahan tanam tuang dan air diaduk sampai homogen selama 1 menit /
120 putaran, bersamaan dengan itu mangkuk karet diputar perlahan-lahan
kemudian ditaruh diatas vibrator dengan kecepatan rendah.
d. Adonan gypsum dituangkan ke dalam cetakan pada alat ekstensometer diatas
vibrator

dan

vibrator

dihidupkan

dengan

kecepatan

rendah

untuk
2

menghilangkan udara yang terjebak, kemudian permukaan cetakan pada


ekstensometer yang terisi adonan gypsum diratakan dan dirapikan (sisa-sisa
gypsum dibersihkan).
e. Praktikum diulangi dengan mengurangi dan menambah volume air sebesar 2
ml dari yang dianjurkan dan berat bahan tanam tetap.
f. Terjadinya ekspansi bahan tanam diamati pada dial indikator dan dicatat pada
menit ke 30 dan menit ke 60.
IV.

HASIL PRAKTIKUM
Pada praktikum digunakan bahan berupa gipsum tipe III dan bahan

tanam gypsum bonded dengan variasi W:P yang berbeda-beda (pada masing-masing
bahan digunakan 3 W:P). Untuk gipsum tipe III jumlah air yang digunakan pada
ketiga percobaan sama, sedangkan untuk gypsum bonded yang tetap jumlahnya pada
ketiga percobaan adalah jumlah bubuk. Dilakukan masing-masing 3 kali percobaan
dengan W:P yang berbeda pada kedua bahan untuk mengukur setting expansion-nya.
Hasil praktikum dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2.
Tabel 4.1 Hasil pengukuran setting expansion gipsum tipe III dengan variasi W:P rasio

Waktu

Setting Expansion
Percobaan 1
45 gram

14 ml

Percobaan 2
50 gram

14 ml

Percobaan 3
55 gram

14 ml

10 menit

0 mm

0 mm

0 mm

20 menit

0.01 mm

0.05 mm

0.03 mm

30 menit

0.075 mm

0.095 mm

0.09 mm

40 menit

0.1 mm

0.12 mm

0.115 mm

50 menit

0.125 mm

0.13 mm

0.13 mm

Tabel 4.2 Hasil pengukuran setting expansion gypsum bonded dengan variasi W:P rasio

Waktu

Setting Expansion
Percobaan 1
29 gram

12 ml

Percobaan 2
29 gram

14 ml

Percobaan 3
29 gram

16 ml

10 menit

0 mm

0 mm

0 mm

20 menit

0.02 mm

0.13 mm

0.01 mm

30 menit

0.12 mm

0.14 mm

0.07 mm

40 menit

0.21 mm

0.21 mm

0.09 mm

50 menit

0.27 mm

0.395 mm

0.1 mm

V.

PEMBAHASAN
5.1 Gipsum Tipe III
Gipsum (CaSO4.2H2O; kalsium sulfat dihidrat) adalah mineral yang ditambang

di berbagai belahan dunia, tetapi juga diproduksi sebagai produk sampingan dari
desulfurisasi gas buang di beberapa pembangkit listrik batu bara. Berbagai bentuk
kristal gipsum, seperti selenite dan alabaster, ada di alam. Produk Gypsum disediakan
sebagai hemihydrate baik bubuk yang diproduksi dengan memanaskan partikel tanah
gypsum. Setelah pencampuran dengan air, campuran kembali menjadi gipsum.
Properti ini unik dari produk gypsum telah menyebabkan berbagai aplikasi melalui
sejarah. Campuran plester (gipsum produk), kapur, dan air yang digunakan dalam
bergabung dengan blok batu piramida Mesir kuno. Gipsum dan gipsum produk yang
digunakan saat ini untuk banyak aplikasi termasuk konstruksi bangunan, penyejuk
tanah, aditif makanan, obat-obatan, medis perangkat, dan aplikasi gigi. (Anusavice
2003,p.182)
Menurut ADA Keterangan Nomor 25 mengklasifikasikan lima jenis produk
gipsum, seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut, dengan persyaratan properti
untuk setiap jenis: (Anusavice 2003, p.190)
Tabel 5.1 Klasifikasi 5 jenis produk gipsum
W/P Ratio
Type

Setting
Time
(min)

Two-hour
Setting
Expansion
(%)
Min

Max

One-Hour
Compressive
Strength
(MPa)

Plaster, impression

0.500.75

4 1

0.00

0.15

4.0

II

Plaster, model

0.450.50

12 4

0.00

0.30

9.0

III

Dental stone

0.280.30

12 4

0.00

0.20

20.7

IV

Dental stone, high strength

0.220.24

12 4

0.00

0.10

34.5

Dental stone, high strength


expansion

0.180.22

12 4

0.10

0.30

48.3

Produk gipsum digunakan dalam kedokteran gigi dibentuk oleh bagian dari air
kristal dari gypsum untuk membentuk kalsium sulfat hemihydrate.
Gypsum Gypsum produk + air
2CASO4 2H2O (CaSO4) 2 H2O + 3H2O
Kalsium sulfat
dihidrat

Kalsium sulfat
hemihydrate

Aplikasi produk gipsum dalam kedokteran gigi melibatkan kebalikan dari


reaksi di atas. Hemihydrate yang dicampur dengan air dan bereaksi untuk membentuk
dihidrat. (McCabe dan Walls 2008, p.33)
Jenis gipsum tipe III memiliki 1 jam kuat tekan minimal 20,7 MPa (3000 psi),
tetapi tidak melebihi 34,5 MPa (5000 psi). Hal ini dimaksudkan untuk konstruksi gips
dalam pembuatan full dentures untuk menyesuaikan dengan jaringan lunak. Untuk
aplikasi ini, ekspansi pengaturan sedikit dapat ditoleransi di gips yang mereproduksi
jaringan lunak, tetapi tidak ketika gigi yang terlibat. Jenis gypsum tipe III lebih
disukai untuk gips digunakan untuk memproses gigi palsu karena gipsum tersebut
memiliki kekuatan yang cukup untuk tujuan ini dan gigi tiruan yang lebih mudah
untuk dilepas setelah pengolahan. (Anusavice 2003, p.190)
5.2 Bahan Tanam Tuang Gypsum Bonded
Bahan tanam tuang merupakan bahan yang digunakan untuk menanm
model malam dan menghasil mould yang sesuai untuk dilakukan proses casting. Suatu
bahan tanam tuang harus memiliki sifat-sifat berikut (Sakaguchi dan Powers, 2012,
p.309).
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mudah dimanipulasi.
Cukup kuat dalam temperatur ruangan.
Stabil pada temperatur yang tinggi.
Memiliki kemampuan ekspansi yang cukup.
Memiliki suhu yang baik (menguntungkan) untuk casting.
Mempunyai porositas sebagai jalan udara atau gas lain agar

dapat dengan mudah keluar dari mould selama proses casting.


7. Mempunyai permukaan yang halus dan detail yang baik.
8. Mudah dicabut/dibuang.

9. Tidak mahal.
Secara umum, bahan tanam tuang terdiri dari 3 tipe material, yaitu (1)
refractory material, (2) binder material, (3) bahan kimia lainnya. Refractory material
merupakan bahan tahan panas berbentuk silikon dioksida, seperti quartz, trdymite,
atau cristobalite yang selalu ada dalam setiap bahan tanam. Binder mateial
merupakan bahan yang bekerja bersama refractory material untuk membentuk massa
padat, contohnya -calcium sulfate hemihydrate. Bahan kimia lainnya adalah bahan
yang diperlukan untuk memperhaiki sifat fisik dari bahan tanam, contohnya sodium
chloride, boric acid, potassium sulfate, graphite, copper powder, atau magnesium
oxide (Sakaguchi dan Powers, 2012, p.310).
5.3 Setting Expansion
5.3.1 Mekanisme Setting Expansion
Terlepas dari beberapa jenis produk gipsum yang digunakan, suatu ekspansi
(perluasan massa) dapat dideteksi selama terjadi perubahan dari partikel
hemihydrate menjadi partikel dihidrat. Berdasarkan komposisi produk gipsum,
ekspansi linier yang diamati mungkin menjadi lebih rendah sebesar 0,6% atau
lebih tinggi sebesai 0,5%. Di sisi lain, jika volume yang setara dari hemihydrate,
air, dan reaksi produk (dihidrat) dibandingkan, volume dihidrat yang terbentuk
akan kurang dari volume yang setara dengan hemihydrate dan air. Ini merupakan
perubahan linier dalam objek gipsum sekitar 2,4%. Dengan demikian, menurut
perhitungan, kontraksi volumetrik harus terjadi ketika reaksi setting. Fenomena ini
bisa dirasionalisasi dan dijelaskan berdasarkan mekanisme kristalisasi. Proses
kristalisasi dapat dilukiskan sebagai suatu pertumbuhan kristal-kristal dihidrat.
Kristal dihidrat yang dasar (basic) dan sederhana. akan tumbuh dimulai dari
nukleus yang saling berikatan satu dengan yang lain. Jika proses kristalisasi ini
berulang ribuan kali, maka akan menyebabkan suatu stress yang lama kelamaan
akan berkembang dan mengakibatkan terjadi ekspansi pada seluruh massa.
Tumbukan dan perpindahan kristal-kristal tersebut menyebabkan terbentuknya
mikroporus. Volume eksternal dari hasil reaksi gipsum tersebut jika lebih besar
dari volume kristalin dapat menyebabkan terbentuknya porus. Struktur gipsum
yang telah mengeras akan terdiri dari kristal-kristal tersebut yang saling terkait
satu sama lain. Kristal-kristal dihidrat tersebut dapat berupa mikroporus dan porus
yang di dalamnya mengandung air berlebih yang digunakan pada saat
6

pengadukan. Ketika gipsum mengering, kelebihan air tersebut menghilang dan


menyebabkan ruang kosong meningkat (Anusavice, 2003, hal. 266).
Terkadang, suatu setting ekspansi dapat membawa keuntungan. Tetapi,
setting ekspansi juga membawa kerugian karena

dapat menjadi sumber

ketidakakuratan. W/P ratio yang rendah dan lama pengadukan akan mempercepat
terjadinya setting ekspansi. Hal itu disebabkan meningkatnya nuclei density.
Namun, ketika W/P ratio tinggi, sedikit nuclei dari kristalisasi yang muncul.
Setting ekspansi dapat diturunkan dengan menambah pottasium sulfate, sodium
chloride, atau borax (Anusavice, 2003, hal. 267-268).
5.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Setting Expansion
Setting expansion dari dental gipsum harus sangat diperhatikan supaya
menghasilkan model atau die yang akurat. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi setting expansion pada dental gipsum antara lain rasio W/P, suhu,
pengadukan, dan penambahan akselerator atau retarder.
1. Rasio W/P
Jumlah air dan hemihydrate harus diukur secara akurat. Rasio air dan
bubuk hemihydrate biasanya dinyatakan sebagai rasio W/P, diperoleh
ketika berat (atau volume) air dibagi dengan berat bubuk. Rasio W/P
merupakan faktor penting dalam menentukan sifat fisik dan kimia dari
produk akhir gipsum. Jika rasio W/P meningkat, setting time akan
meningkat, kekuatan produk gipsum menurun, dan setting expansion
menurun

(Anusavice,

2003,

p.261).

Semakin banyak air yang digunakan untuk mencampur, semakin sedikit


dihidrat kristal yang tersedia per satuan volume. Akibatnya, setting time
menjadi lebih lama (Anusavice, 2003, p.265).
2. Suhu
Ekspansi maksimum terjadi pada saat suhu meningkat dengan pesat.
Apabila suhu menurun maka akan terjadi penurunan pula pada setting
expansion (McCabe and Walls, 2008, p.36).
3. Pengadukan
Waktu pengadukan didefinisikan sebagai waktu dari penambahan bubuk
ke dalam air sampai pencampuran selesai. Pencampuran mekanik stones
dan plasters biasanya selesai dalam 20 sampai 30 detik. Hand-spatulation
7

umumnya memerlukan setidaknya satu menit untuk mendapatkan


campuran yang halus. Jika diaduk berlebihan, kristal gipsum akan rusak
dan produk akhir akan memiliki struktur kristal yang kurang
bersambungan (Anusavice, 2003, p.261).
4. Penambahan Akselerator dan Retarder
Penambahan akselerator dan retarder dapat menurunkan nilai setting
expansion dengan cara mengubah bentuk kristal dihidrat yang terbentuk.
Oleh karena itu, akselerator dan retarder disebut juga sebagai
antiexpansion agents. Bahan kimia yang biasanya digunakan sebagai
akselerator adalah potassium sulfat, sedangkan yang digunakan sebagai
retarder adalah boraks (McCabe and Walls, 2008, p.37).
5.4 Analisis Hasil Praktikum
5.4.1 Praktikum Gipsum Tipe III
Pada praktikum ini dilakukan 3 kali percobaan dengan besar rasio air bubuk
yang bervariasi. Pada perbandingan W:P sebesar 14ml:45g didapatkan setting
expansion sebanyak 0.13 mm setelah 50 menit. Pada percobaan kedua dengan rasio
W:P 14ml:50g didapatkan setting expansion sebanyak 0.1 mm setelah 50 menit.
Percobaan ketiga dengan rasio W:P sebesar 14ml:55g menunjukkan setting expansion
sebanyak 0.16 mm setelah 50 menit. Ketiga hasil tersebut sesuai dengan tabel 5.1
yang menunjukkan nilai setting expansion berkisar di antara 0-20%.
5.4.2 Praktikum Bahan Tanam Gypsum Bonded
Pada praktikum dengan bahan gypsum bonded juga dilakukan 3 kali percobaan
dengan rasio W:P yang berbeda-beda. Percobaan pertama dengan rasio W:P sebesar
12 ml:29 g menunjukkan 0.27 mm setting expansion setelah 50 menit. Pada
percobaan kedua dengan perbandingan W:P 14 ml:29 g m didapatkan setting
expansion sebesar 0.395 mm setelah 50 menit. Pada percobaan ketiga dengan rasio
W:P 16 ml:29 g didapatkan setting expansion sebesar 0.1mm.

VI.

SIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa


variasi dari W/P ratio dari gipsum tipe III dan bahan tanam tuang gypsum bonded
akan memengaruhi besarnya setting expansion.

DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, KJ. 2003. Philips Science of Dental Materials. 11th ed. St. Louis:
Elsevier Ltd. p.182, 190, 261, 265, 266-268.
Sakaguchi, RL and Power, JM. 2012. Craigs Dental Materials. 13th ed. United State
of America: Elsevier Mosb. p.309-310
McCabe, JF and Walls, AWG. 2008. Applied Dental Materials. 9th ed. UK: Blackwell
Publishing Ltd. p.33, 36-37.

10

Anda mungkin juga menyukai