Topik
Kelompok
B11
Tgl. Praktikum
12 Mei 2015
Pembimbing
NIM
Nama
021411131112
Intan Safira
No.
1
021411131113
Hasna Shabrina
021411131114
021411131115
Aufalia Rosyida M.
021411131116
Anggun Citra R.
TUJUAN PRAKTIKUM
1.
Melakukan manipulasi gypsum tipe III dan bahan tanam tuang serta
dapat mengukur dan mengamati perubahan setting expansion dengan
tepat.
2.
II.
1. Bahan
a.
Air PAM
d. Vaselin
2. Alat
a.
Mangkuk karet
b. Spatula
c.
Gelas ukur
d. Stopwatch
e.
Timbangan analitik
f.
Vibrator
g. Ekstensometer
h. Dial indicator
III.
i.
Pisau model
j.
Pisau malam
CARA KERJA
1. Persiapan alat
a. Alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum dipersiapkan terlebih
dahulu.
b. Bagian dalam cetakan ekstensomer diulasi dengan vaselin secara merata.
c. Alat uji ekstensometer disiapkan, kemudian dial indicator dipasang pada posisi
yang tepat dengan jarum menunjukan angka nol.
2. Mencampur gypsum tipe III
a. Bubuk gypsum tipe III ditimbang sebanyak 50 gram. Air diambil
sebanyak 14 ml diukur dengan gelas ukur.
b. Air yang telah diukur dimasukkan ke dalam mangkuk karet terlebih
dahulu, kemudian bubuk gypsum dimasukkan sedikit demi sedikit ke
dan
vibrator
dihidupkan
dengan
kecepatan
rendah
untuk
2
HASIL PRAKTIKUM
Pada praktikum digunakan bahan berupa gipsum tipe III dan bahan
tanam gypsum bonded dengan variasi W:P yang berbeda-beda (pada masing-masing
bahan digunakan 3 W:P). Untuk gipsum tipe III jumlah air yang digunakan pada
ketiga percobaan sama, sedangkan untuk gypsum bonded yang tetap jumlahnya pada
ketiga percobaan adalah jumlah bubuk. Dilakukan masing-masing 3 kali percobaan
dengan W:P yang berbeda pada kedua bahan untuk mengukur setting expansion-nya.
Hasil praktikum dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2.
Tabel 4.1 Hasil pengukuran setting expansion gipsum tipe III dengan variasi W:P rasio
Waktu
Setting Expansion
Percobaan 1
45 gram
14 ml
Percobaan 2
50 gram
14 ml
Percobaan 3
55 gram
14 ml
10 menit
0 mm
0 mm
0 mm
20 menit
0.01 mm
0.05 mm
0.03 mm
30 menit
0.075 mm
0.095 mm
0.09 mm
40 menit
0.1 mm
0.12 mm
0.115 mm
50 menit
0.125 mm
0.13 mm
0.13 mm
Tabel 4.2 Hasil pengukuran setting expansion gypsum bonded dengan variasi W:P rasio
Waktu
Setting Expansion
Percobaan 1
29 gram
12 ml
Percobaan 2
29 gram
14 ml
Percobaan 3
29 gram
16 ml
10 menit
0 mm
0 mm
0 mm
20 menit
0.02 mm
0.13 mm
0.01 mm
30 menit
0.12 mm
0.14 mm
0.07 mm
40 menit
0.21 mm
0.21 mm
0.09 mm
50 menit
0.27 mm
0.395 mm
0.1 mm
V.
PEMBAHASAN
5.1 Gipsum Tipe III
Gipsum (CaSO4.2H2O; kalsium sulfat dihidrat) adalah mineral yang ditambang
di berbagai belahan dunia, tetapi juga diproduksi sebagai produk sampingan dari
desulfurisasi gas buang di beberapa pembangkit listrik batu bara. Berbagai bentuk
kristal gipsum, seperti selenite dan alabaster, ada di alam. Produk Gypsum disediakan
sebagai hemihydrate baik bubuk yang diproduksi dengan memanaskan partikel tanah
gypsum. Setelah pencampuran dengan air, campuran kembali menjadi gipsum.
Properti ini unik dari produk gypsum telah menyebabkan berbagai aplikasi melalui
sejarah. Campuran plester (gipsum produk), kapur, dan air yang digunakan dalam
bergabung dengan blok batu piramida Mesir kuno. Gipsum dan gipsum produk yang
digunakan saat ini untuk banyak aplikasi termasuk konstruksi bangunan, penyejuk
tanah, aditif makanan, obat-obatan, medis perangkat, dan aplikasi gigi. (Anusavice
2003,p.182)
Menurut ADA Keterangan Nomor 25 mengklasifikasikan lima jenis produk
gipsum, seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut, dengan persyaratan properti
untuk setiap jenis: (Anusavice 2003, p.190)
Tabel 5.1 Klasifikasi 5 jenis produk gipsum
W/P Ratio
Type
Setting
Time
(min)
Two-hour
Setting
Expansion
(%)
Min
Max
One-Hour
Compressive
Strength
(MPa)
Plaster, impression
0.500.75
4 1
0.00
0.15
4.0
II
Plaster, model
0.450.50
12 4
0.00
0.30
9.0
III
Dental stone
0.280.30
12 4
0.00
0.20
20.7
IV
0.220.24
12 4
0.00
0.10
34.5
0.180.22
12 4
0.10
0.30
48.3
Produk gipsum digunakan dalam kedokteran gigi dibentuk oleh bagian dari air
kristal dari gypsum untuk membentuk kalsium sulfat hemihydrate.
Gypsum Gypsum produk + air
2CASO4 2H2O (CaSO4) 2 H2O + 3H2O
Kalsium sulfat
dihidrat
Kalsium sulfat
hemihydrate
Mudah dimanipulasi.
Cukup kuat dalam temperatur ruangan.
Stabil pada temperatur yang tinggi.
Memiliki kemampuan ekspansi yang cukup.
Memiliki suhu yang baik (menguntungkan) untuk casting.
Mempunyai porositas sebagai jalan udara atau gas lain agar
9. Tidak mahal.
Secara umum, bahan tanam tuang terdiri dari 3 tipe material, yaitu (1)
refractory material, (2) binder material, (3) bahan kimia lainnya. Refractory material
merupakan bahan tahan panas berbentuk silikon dioksida, seperti quartz, trdymite,
atau cristobalite yang selalu ada dalam setiap bahan tanam. Binder mateial
merupakan bahan yang bekerja bersama refractory material untuk membentuk massa
padat, contohnya -calcium sulfate hemihydrate. Bahan kimia lainnya adalah bahan
yang diperlukan untuk memperhaiki sifat fisik dari bahan tanam, contohnya sodium
chloride, boric acid, potassium sulfate, graphite, copper powder, atau magnesium
oxide (Sakaguchi dan Powers, 2012, p.310).
5.3 Setting Expansion
5.3.1 Mekanisme Setting Expansion
Terlepas dari beberapa jenis produk gipsum yang digunakan, suatu ekspansi
(perluasan massa) dapat dideteksi selama terjadi perubahan dari partikel
hemihydrate menjadi partikel dihidrat. Berdasarkan komposisi produk gipsum,
ekspansi linier yang diamati mungkin menjadi lebih rendah sebesar 0,6% atau
lebih tinggi sebesai 0,5%. Di sisi lain, jika volume yang setara dari hemihydrate,
air, dan reaksi produk (dihidrat) dibandingkan, volume dihidrat yang terbentuk
akan kurang dari volume yang setara dengan hemihydrate dan air. Ini merupakan
perubahan linier dalam objek gipsum sekitar 2,4%. Dengan demikian, menurut
perhitungan, kontraksi volumetrik harus terjadi ketika reaksi setting. Fenomena ini
bisa dirasionalisasi dan dijelaskan berdasarkan mekanisme kristalisasi. Proses
kristalisasi dapat dilukiskan sebagai suatu pertumbuhan kristal-kristal dihidrat.
Kristal dihidrat yang dasar (basic) dan sederhana. akan tumbuh dimulai dari
nukleus yang saling berikatan satu dengan yang lain. Jika proses kristalisasi ini
berulang ribuan kali, maka akan menyebabkan suatu stress yang lama kelamaan
akan berkembang dan mengakibatkan terjadi ekspansi pada seluruh massa.
Tumbukan dan perpindahan kristal-kristal tersebut menyebabkan terbentuknya
mikroporus. Volume eksternal dari hasil reaksi gipsum tersebut jika lebih besar
dari volume kristalin dapat menyebabkan terbentuknya porus. Struktur gipsum
yang telah mengeras akan terdiri dari kristal-kristal tersebut yang saling terkait
satu sama lain. Kristal-kristal dihidrat tersebut dapat berupa mikroporus dan porus
yang di dalamnya mengandung air berlebih yang digunakan pada saat
6
ketidakakuratan. W/P ratio yang rendah dan lama pengadukan akan mempercepat
terjadinya setting ekspansi. Hal itu disebabkan meningkatnya nuclei density.
Namun, ketika W/P ratio tinggi, sedikit nuclei dari kristalisasi yang muncul.
Setting ekspansi dapat diturunkan dengan menambah pottasium sulfate, sodium
chloride, atau borax (Anusavice, 2003, hal. 267-268).
5.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Setting Expansion
Setting expansion dari dental gipsum harus sangat diperhatikan supaya
menghasilkan model atau die yang akurat. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi setting expansion pada dental gipsum antara lain rasio W/P, suhu,
pengadukan, dan penambahan akselerator atau retarder.
1. Rasio W/P
Jumlah air dan hemihydrate harus diukur secara akurat. Rasio air dan
bubuk hemihydrate biasanya dinyatakan sebagai rasio W/P, diperoleh
ketika berat (atau volume) air dibagi dengan berat bubuk. Rasio W/P
merupakan faktor penting dalam menentukan sifat fisik dan kimia dari
produk akhir gipsum. Jika rasio W/P meningkat, setting time akan
meningkat, kekuatan produk gipsum menurun, dan setting expansion
menurun
(Anusavice,
2003,
p.261).
VI.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, KJ. 2003. Philips Science of Dental Materials. 11th ed. St. Louis:
Elsevier Ltd. p.182, 190, 261, 265, 266-268.
Sakaguchi, RL and Power, JM. 2012. Craigs Dental Materials. 13th ed. United State
of America: Elsevier Mosb. p.309-310
McCabe, JF and Walls, AWG. 2008. Applied Dental Materials. 9th ed. UK: Blackwell
Publishing Ltd. p.33, 36-37.
10