Topik : Setting Expansion Bahan Tanam Gypsum Bonded Berdasarkan Perbandingan Air dan
Bubuk
Kelompok : C8
Tgl. Praktikum : 06 Februari 2020
Pembimbing : Soebagio, drg., M.Kes.
Penyusun :
3. HASIL PRAKTIKUM
Catatan : pada saat melakukan praktikum, suhu ruangan sebesar 28 derajat
celcius. Pada saat melakukan praktikum, air yang digunakan bersuhu 28 derajat
celcius.
Dalam praktikum ini, kami melakukan praktikum mengenai setting expansion
gypsum bonded, dan melakukan percobaan dengan tiga rasio W:P yang berbeda, yang
pertama adalah 14 ml:35 gram, yang kedua 15 ml:35 gram, dan yang ketiga 16 ml:35
gram. Interval yang digunakan selama 30 menit, sehingga perhitungan angka pada
ekstensometer dilakukan setiap 30 menit. Kami melakukan perhitungan selama 60
menit, dan memperoleh angka akhir pada ekstensometer percobaan pertama sebesar
42, percobaan kedua yaitu 39, dan percobaan ketiga yaitu 30.
Tabel 3.1. Hasil Pengukuran Ekstensometer
Menit ke-
Ukuran Air (ml)
0 30 60
14 0 0,21 0,42
15 0 0,06 0,39
16 0 0,055 0,3
4. TINJAUAN PUSTAKA
1) Pengertian Gypsum Bonded
Material gypsum bonded adalah material dengan bentuk bubuk yang
dicampur dengan air dan komposisinya terdiri dari campuran silika (SiO2) dan
kalsium sulfat hemihidrat (produk gipsum) bersama dengan komponen kecil
lainya termasuk bubuk grafit atau bubuk tembaga dan berbagai modifiers untuk
control setting time. (Mc Cabe, 2008, hal.47).
Gypsum bonded terdiri dari beberapa komposisi, yaitu (Sakaguchi &
Powers, 2012, hal. 310) :
a. Refractory material : Silica (silicon dioxide) 60%-65% berperan sebagai
refactory selama pemanasan, regulasi ekspansi panas, meningkatkan setting
ekspansi stone, silica dalam investmentberfungsi mengeliminasi kontraksi dari
gypsum dan mengubahnya menjadi ekspansi selama pemanasan.
b. Binder : Alpha- calcium sulphate hemyhidrate (dental stone) 30%-35%
sebagai pengikat partikel silica, membatasi penuangan campuran ke dalam
mould, menanamkan kekuatan dalam mould, berkontribusi pada ekspansi
mould.
c. Modifier : NaCl, boric acid, K2SO4, graphite, copper powder or magnesium
oxide: 5% (Chemical modifiers) sebagai bahan pewarna, sebagai agen reduksi,
dan meregulasi setting ekspansi dan setting time.
Ada beberapa tipe gypsum bonded, diantaranya (McCabe and Walls 2008, hal.
48):
Tipe 1. Thermal expansion type, untuk casting inlay dan crown
Tipe 2. Hygroscopic expansion type, untuk casting inlay dan crown
Tipe 3. Untuk casting lengkap dan partial dentures.
5. PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini, kami melakukan percobaan mengenai setting expansion
gipsum bonded, kami melakukan percobaan dengan tiga rasio W:P yang berbeda,
yang pertama 14 ml : 35 gram , yang kedua 15 ml : 35 gram, dan yang ketiga 16 ml :
35 gram. Menurut teori, setting expansion maksimum dari gypsum bonded adalah
0,40%.
Bahan gypsum bonded merupakan jenis tradisional yang digunakan untuk
pengecoran konvensional inlay alloy emas, onlay, mahkota, dan fixed partial
dentures (FPDs). (Annusavice, 2013, hal 201). Bahan tanam tuang gypsum bonded
dapat mengalami setting expansion karena pertumbuhan Kristal gypsum. Setting
expansion normal dari bahan tanamm tuang dapat diukur seperti pada dental plaster
(gip lunak), yaitu mengukur perubahan dimensi linier yang terjadi pada bahan tanam
tuang. Setting expansion juga dapat diatur dengan menambahkan retarder atau
accelerator. Hal lain yang dapat memengaruhi setting expansion adalah W/P Ratio.
Pada w/p ratio yang lebih tinggi,inti kristalisasi per satuan volume lebih sedikit
dibandingkan dengan campuranyang tebal. Karena dapat diasumsikan bahwa ruang
antara inti lebih besar padakasus seperti itu, berarti ada kurangnya pertumbuhan
interaksi kristal dihidrat.
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, diperoleh hasil yang
menunjukkan bahwa semakin rendah w : p rasio semakin tinggi setting ekspansi. Hal
ini sesuai dengan teori yang sudah ada, menurut teori Perbandingan air dan bubuk
yang lebih rendah akan meningkatkan setting ekspansi. Karena hemihidrat yang jenuh
dengan kelarutan yang rendah mempercepat peristiwa kristalisasi, sehingga semakin
cepat pula pembentukan kristal dihidrat dan menyebabkan peningkatan setting
expansion.
Ketidaksesuaian antara hasil yang diperoleh dengan teori yang ada disebabkan
karena adanya gangguan pada extensometer yang berfungsi kurang optimal dan
gangguan ketika penggunaan vibrator yang kurang sesuai dengan waktu seharusnya
karena alat yang terbatas sedangkan jumlah penggunanya banyak sehingga harus
bergantian. Ekstensometer yang berfungsi kurang optimal menyebabkan angka
pengukuran kurang sesuai dan penggunaan vibrator kurang lama menyebabkan
adonan gypsum masih porus sehingga memengaruhi hasil setting expansion. Selain
itu, ada juga faktor human error sehingga hasil praktikum kurang akurat dan kurang
sesuai.
6. KESIMPULAN
Dari ketiga percobaan dengan w/p ratio normal, encer, dan, kental didapatkan
hasil yang berbeda dan terlihat pada setting expansion dengan w/p ratio normal terjadi
secara normal tetapi pada w/p ratio encer menghasilkan setting expansion semakin
kecil, sedangkan pada w/p ratio kental setting expansion semakin besar. Dari
percobaan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin rendah w/p ratio atau
semakin sedikit air yang dicampurkan pada bahan tanam tuang maka makin besar
setting expansion yang terjadi, dan semakin tinggi w/p ratio (semakin banyak air)
maka setting expansion semakin kecil.
7. DAFTAR PUSTAKA