Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I

Topik : Setting Time Gipsum Tipe II Berdasarkan Perbandingan Air dan


Bubuk
Kelompok : B-11 dan B-12
Tanggal Praktikum : Selasa, 07 Mei 2019
Pembimbing : Dr. Asti Meizarini, drg., M.S. dan Titien Hary A., drg., M.Kes.

Penyusun:
No. Nama NIM
1. M. Ali Maksum 021811133107
2. Devy Putri K. 021811133108
3. Jihan 021811133109
4. Vindy Juliska M. 021811133110
5. Khusnul Rahmawati 021811133111
6. Kemas Bramantya 021811133112
7. Afrida Fania R. 021811133113
8. Annisa Sabrina I. 021811133114

DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
1. TUJUAN
a. Mahasiswa mampu melakukan manipulasi gipsum plaster dengan tepat.
b. Mahasiswa mampu mengukur initial setting time dengan tepat berdasarkan variasi
perubahan perbandingan air dan bubuk dengan tepat.
c. Mahasiswa mampu mengukur final setting time dengan tepat berdasarkan variasi
perubahan perbandingan air dan bubuk dengan tepat.

2. METODE PRAKTIKUM
2.1 Bahan Praktikum
a. Gipsum Tipe II
b. Air PAM
c. Vaseline

A B

Gambar 1.1. Bahan Praktikum. A. Gipsum tipe II. B. Air PAM

2.2 Alat Praktikum


a. Mangkuk karet
b. Spatula
c. Gelas ukur
d. Stopwatch
e. Metronome
f. Lempeng kaca
g. Timbangan analitik/digital
h. Cetakan bentuk cincin dari paralon
i. Vibrator
j. Jarum Gillmore
k. Wadah kecil untuk penimbangan bubuk gipsum

1
A B C D

E F G H

Gambar 1.2. Alat praktikum. A. Mangkuk karet dan spatula. B. Gelas ukur. C. Metronome. D.
Lempeng kaca. E. Timbangan digital. F. Cetakan bentuk cincin dari paralon. G. Vibrator. H.
Jarum Gillmore

2.3 Cara Kerja


a. Alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum disiapkan.
b. Stopwatch dan metronome untuk mengukur disiapkan.
c. Cetakan berbentuk cincin dari paralon dan lempeng kaca disiapkan.
d. Vaseline dioleskan di bagian dalam dinding cetakan dan pada lempeng kaca, lalu
cetakan diletakkan di atas lempeng kaca.
e. Bubuk gipsum tipe II ditimbang dengan tiga jenis berat yang berbeda, yaitu 20 gram,
25 gram, dan 30 gram, serta air PAM ditakar sebanyak 15 ml.
f. Air dituangkan ke dalam mangkuk karet terlebih dahulu. Lalu bubuk dituangkan sedikit
demi sedikit ke dalam mangkuk karet. Saat bubuk dituangkan ke dalam mangkuk karet,
stopwatch dan metronome yang telah diatur menjadi 120 BPM dinyalakan. Bubuk
dibiarkan mengendap hingga pada detik ke tiga puluh.
g. Gipsum dan air diaduk dengan mengikuti ritme metronome selama 1 menit, bersamaan
dengan itu, mangkuk karet diputar perlahan-lahan.
h. Mangkuk karet diletakkan di atas vibrator dengan kecepatan rendah selama 30 detik
untuk menghilangkan gelembung.
i. Cetakan dan lempeng kaca diletakkan di atas vibrator dengan kecepatan rendah untuk
menghilangkan gelembung udara. Lalu adonan gipsum dituangkan sedikit demi sedikit
hingga penuh. Permukaan gipsum diratakan menggunakan spatula.

2
j. Cetakan yang sudah terisi oleh gipsum diletakkan di bawah jarum Gillmore dengan
beban ¼ pound dan penampang jarum 1/12 inch. Kemudian permukaan adonan gipsum
di tusuk dengan gerakan cepat dan jarum di angkat kembali. Ujung jarum dibersihkan
dengan tisu.
k. Penusukan pada permukaan adonan diulang setiap 30 detik sambil cetakan digerakkan
memutar untuk mendapatkan daerah tusukan yang berbeda.
l. Gerakan penusukan tersebut dilakukan hingga tidak meninggalkan bekas pada cetakan
yang terisi gipsum. Ketika bekas tidak muncul saat ditusuk, saat itu juga waktu pada
stopwatch dicatat sebagai initial setting. Stopwatch dibiarkan menyala.
m. Setelah jarum Gillmore denga ukuran 1\12 tidak dapat menusuk permukaan adonan
gipsum, maka cetakan gipsum dipindahkan ke bawah jarum gillmore yang berukuran
1/24 inch dengan beban 1 pound.
n. Tahap penusukan diulang dengan cara seperti pengukuran initial setting sampai jarum
tidak dapat menusuk permukaan adonan gipsum.
o. Waktu pada stopwatch dicatat, menunjukkan waktu final setting.

3. HASIL PRAKTIKUM

No Air Bubuk W/P Rasio Initial Setting Time Final Setting Time
1 15 ml 20 gram 0,75 28 menit 10 detik 60 menit 40 detik
2 15 ml 25 gram 0,6 19 menit 30 detik 38 menit
3 15 ml 30 gram 0,5 9 menit 27 detik 19 menit 57 detik
Tabel 1. Setting time gipsum tipe II berdasarkan perbandingan air dan bubuk

4. TINJAUAN PUSTAKA
Gipsum adalah mineral yang dihasilkan secara alami di pegunungan, berupa bubuk
putih, dengan rumus kimia CaSO4.2H2O (kalsium sulfat dihidrat). Pembuatan produk
gipsum yang digunakan dalam kedokteran gigi merupakan hasil calcination kalsium sulfat
dihidrat atau gipsum sehingga terbentuk kalsium sulfat hemihidrat. Material ini secara luas
digunakan untuk membuat model, casts ,dan dies. Menurut ISO, gipsum untuk kedokteran
gigi dibagi menjadi: (McCabe & Walls,2008, hal 32)
 Type 1 Dental plaster, impression
 Type 2 Dental plaster, model
 Type 3 Dental stone, die, model
 Type 4 Dental stone, die, high strength, low expansion

3
 Type 5 Dental stone, die, high strength, high expansion
Salah satu tipe gipsum adalah dental plaster atau gipsum tipe II. Dental plaster sering
digunakan untuk diagnostic cast dan artikulasi dari stone cast. Produk ini secara
tradisional diproduksi dalam warna putih terutama digunakan dalam ortopedi sehingga
dapat dibedakan dengan dental stone. Dental plaster ini juga terdiri dari kalsium sulfat
terkalsinasi/β-hemihidrat sebagai bahan utamanya dan zat tambahan untuk mengontrol
setting time β-hemihidrat yang terdiri dari partikel kristal ortorombik yang lebih besar
dan tidak beraturan dengan lubang-lubang kapiler sehingga partikel β-hemihidrat
menyerap lebih banyak air bila dibandingkan dengan α-hemihidrat.

Gipsum → Gispum produk + air


2CaSO4 ∙ 2H2O → (CaSO4)2 ∙ H2O + 3H2O
Kalsium sulfat dihidrat → Kalsium sulfat hemihidrat

Produk gipsum yang digunakan dalam kedokteran gigi merupakan kebalikan dari reaksi di
atas. Hemihydrate dicampur dengan air dan bereaksi membentuk dihidrat. (McCabe &
Walls, 2008, hal 33)

(CsSO4)2 ∙ H2O + 3H2O → 2CaSO4 ∙ 2H2O

Gipsum diproduksi dengan cara mengkalsinasi kalsium sulfat dihidrat. Kalsinasi


merupakan proses pemanasan gipsum untuk mengeluarkan air dan mengubah kalsium
sulfat dihidrat menjadi kalsium sulfat hemihidrat. Berdasarkan metode kalsinasi, berbagai
bentuk hemihidrat dapat diperoleh. Bentuk-bentuk yang dapat diperoleh antara lain α-
hemihidrat, α-hemihidrat modifikasi dan β-hemihidrat. Perbedaan antara α- dan β-
hemihidrat yaitu ukuran partikel kristal hemihidrat dan luas permukaan. β-hemihidrat atau
dental plaster (tipe I dan II) diperoleh dari proses pemanasan di ketel terbuka dengan suhu
110°-120°C, partikel yang dihasilkan berukuran besar, berbentuk ireguler dan spongious.
Pemanasan berlebih dari gipsum tipe ini dapat menyebabkan kerugian lebih lanjut
dari air untuk membentuk kalsium sulfat anhidrit (CaSO4), sementara pemanasan yang
kurang akan menghasilkan konsentrasi signifikan dihidrat sisa. Adanya dua pengaruh
tersebut akan berpengaruh terhadap karakteristik terhadap dental plaster yang
dihasilkan. (McCabe & Walls, 2008. hal 33)

4
Berikut adalah tabel mengenai sifat dari produk gipsum: (McCabe, 2008. hal 36)
Property Type 1 Type 2 Type 3 Type 4 Type 5
Initial setting time (min) - 5-10 5-20 5-20 5-20
Setting time (min) 4 20 20 20 20
Setting expansional (%) 0-0.15 0-0.30 0-0.20 0-0.15 0.16-0.3
Compressive strength 1 h (Mpa) 6 12 25 40 40
Compressive strength 24 h (Mpa) - 24 70 75 75
Flexural strength 24 h (Mpa) 1 1 15 20 20
Detail reproduction (µm) 75 75 50 50 50
Tabel 2. Sifat ptoduk gipsum

Reaksi yang terjadi pada gipsum dapat dijabarkan berikut ini: (Annusavice, Shen,
Rawls, 2012, hal. 183-184)
1. Ketika hemihydrate dicampur dengan air, terbentuk suspensi yang cair yang dapat
digunakan.
2. Hemihidrat larut sampai membentuk larutan jenuh Ca2+ dan (SO4)2-.
3. Larutan hemihidrat jenuh ini menjadi sangat jenuh sehubungan dengan kelarutan
dihidrat; endapan dihidrat lalu terbentuk.
4. Ketika dihidrat mengendap, hemihidrat terus larut. Proses ini berlangsung baik saat
terbentuk kristal baru atau pertumbuhan pada kristal yang sudah ada sampai tidak ada
dihidrat yang dapat mengendap dari larutan.

Gambar 2. Reaksi Gipsum

Gipsum memiliki waktu setting. Proses setting dimulai tepat setelah air dan bubuk
selesai dicampur. Tahap pertama dalam proses setting adalah bersatunya air dengan
hemihidrat. Hemihidrat yang telah larut secara cepat berubah menjadi dihidrat yang
mempunyai kelarutan lebih rendah. Kelarutan yang telah melebihi batas menyebabkan
larutan memadat. Proses terus berlanjut sampai seluruh hemihidrat berubah menjadi
dihidrat. Ketika hemihidrat dicampur dengan air terbentuk dihidrat dengan reaksi sebagai
berikut:
(CaSO4)2, H2O + 3H3O → 2CaSO4, 2H2O + 3900 kal/gr mol

5
Reaksi yang terjadi saat setting time ini merupakan reaksi eksotermik, dimana reaksi ini
menghasilkan panas ± 3900 kal/gr mol.
Setting time dapat diidentifikasi melalui dua tahap. Tahap pertama, dimana material
berkembang menjadi padat namun lemah dan flow kurang. Tahap ini dikenal sebagai tahap
initial setting. Saat material telah mempunyai kekuatan dan kekerasan yang cukup
untuk dilakukan pengerjaan, tahap ini disebut final setting. Ciri-ciri tahap setting dari
gipsum dapat diukur dengan menggunakan tekanan dari jarum Gillmore. Jarum yang lebih
berat memiliki diameter ujung yang lebih kecil sehingga menghasilkan gaya tekan yang
lebih besar. Initial setting dapat didefinisikan saat gipsum dapat menyangga jarum yang
ringan. (McCabe dan Walls 2008, hal.34-35)
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi setting time dental gipsum dapat dibagi
menjadi dua, yaitu: (McCabe and Walls, 2008, hal. 37)
1. Faktor yang dikontrol oleh pabrik.
Pabrik dapat mengontrol jumlah nucleus kristalisasi dalam bubuk hemihidrat.
Semakin tinggi konsentrasi nucleus kristalisasi, semakin cepat terbentuk kristal
gipsum dan semakin cepat pengerasan massa yang terjadi. Selain itu, pabrik juga
dapat menambahkan akselerator atau retarder pada dental gipsum. Kalium sulfat biasa
digunakan sebagai akselerator karena dapat meningkatkan kelarutan dari hemihidrat
itu sendiri. Sedangkan, retarder yang biasa digunakan adalah boraks.
2. Faktor yang dapat dikontrol oleh operator.
Selain pabrik, operator juga bisa mengendalikan setting time dari gipsum.
Berikut adalah beberapa faktor yang bisa dikendalikan oleh operator. Banyaknya air
dibanding hemihidrat atau yang disebut faktor W/P rasio sangat mempengaruhi waktu
setting gipsum. Dengan rasio air yang sama, semakin banyak bubuk gipsum yang
digunakan akan memperpendek waktu setting gipsum. Begitu juga dengan takaran
bubuk gipsum yang sama, semakin sedikit air yang digunakan untuk memanipulasi
maka akan semakin cepat setting time, berlaku pula sebaliknya.
5. PEMBAHASAN
Volume air dibagi berat bubuk hemihidrat dikenal dengan water/powder ratio atau
disingkat W/P ratio. Pada praktikum ini dilakukan tiga variasi perubahan perbandingan air
dan bubuk gipsum tipe II yaitu 15 ml : 20 gram, 15 ml : 25 gram, dan 15 ml : 30 gram.
Setelah diamati, didapatkan hasil praktikum bahwa W/P ratio mempengaruhi lama
pengerasan gipsum . Pada percobaan dengan W/P ratio 15 ml air : 20 gram bubuk gipsum
(encer), didapatkan initial setting time yaitu 28 menit 10 detik dan final setting time yaitu

6
1 jam 10 menit 40 detik. Pada percobaan dengan W/P ratio 15 ml air : 25 gram bubuk
gipsum (W/P ratio normal), didapatkan initial setting time yaitu 19 menit 30 detik dan
final setting time yaitu 38 menit. Sedangkan pada percobaan dengan W/P ratio 15 ml air :
30 gram bubuk gipsum (kental), didapatkan initial setting time yaitu 9 menit 27 detik dan
final setting time yaitu 19 menit 57 detik. Dengan demikian, didapatkan setting time
terpendek pada percobaan dengan W/P ratio rendah, yaitu 15 ml air : 30 gram bubuk
gipsum (kental), dan setting time terpanjang pada percobaan dengan W/P ratio tinggi, yaitu
15 ml air : 20 gram bubuk gipsum (encer).
Pada percobaan dengan W/P ratio normal yaitu 15 ml air dan 25 gram bubuk gipsum
sesuai aturan pabrik didapatkan initial setting time dan final setting time di tengah-tengah
W/P ratio rendah dan tinggi (19 menit 30 detik dan 38 menit). Pada proses tersebut terjadi
pelarutan partikel hemihidrat dalam air hingga terbentuk larutan jenuh yang kemudian
membentuk gumpalan dihidrat dan diikuti dengan kristalisasi dihidrat (Anusavice et al,
2013: 183).
Percobaan dengan W/P ratio 15 ml air dan 20 gram bubuk gipsum mendapatkan hasil
initial setting time dan final setting time yang lebih lama dari percobaan yang lain. Karena
penggunaan W/P ratio yang lebih tinggi mengurangi jumlah nuklei per unit volume,
sehingga setting time diperpanjang (Anusavice et al, 2013:185).
Pada percobaan yang menggunakan 15 ml air dan 30 gram bubuk gipsum, digunakan
air dan bubuk dengan W/P ratio yang lebih rendah dari aturan pabrik. Percobaan ini
membutuhkan setting time yang lebih cepat dari kedua percobaan lainnya. Hal ini sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa penggunaan W/P ratio yang lebih tinggi mengurangi
jumlah nuklei per unit volume, sehingga setting time diperpanjang. Dengan demikian, W/P
ratio yang lebih rendah akan memperbanyak jumlah nuklei per unit volume, sehingga
setting time menjadi lebih singkat karena semakin besar jumlah nuklei kristalisasi,
semakin cepat kristal gipsum terbentuk dan semakin cepat pengerasan massa (Anusavice
et al, 2013: 185).
Faktor lain yang mempengaruhi setting time selain W/P ratio, yaitu lama pengadukan
dan suhu air yang digunakan. Saat proses pencampuran bubuk dengan air terjadi, kristal
terpecah melalui proses spatulasi, yang menghasilkan lebih banyak nuklei. Dengan
demikian, semakin cepat pengadukan, setting time lebih pendek. Sedangkan, peningkatan
suhu air menyebabkan percepatan reaksi kimia, sehingga setting time lebih pendek
(Anusavice et al, 2013: 185-186). W/P ratio akan berpengaruh kepada hasil akhir dari
gipsum, semakin besar W/P ratio maka kemungkinan untuk terjadinya porus cukup besar

7
sehingga kekuatan dari gipsum dapat berkurang (Mc.Cabe and Walls, 2008: 37).
Perbandingan W/P rasio yang tinggi menyebabkan sedikitnya proses polimerisasi per
satuan volume apabila dibandingkan dengan proses polimerisasi pada W/P rasio yang
rendah karena pada W/P rasio yang tinggi jarak antar atom lebih besar maka ikatan
kristalisasi dihidrat makin sedikit sehingga dapat mempengaruhi hasil. (Anusavice,
2013:187)

6. SIMPULAN
Dari hasil yang kami dapatkan, dapat disimpulkan bahwa setting time pada gipsum
tipe II dipengaruhi oleh perbandingan air dan bubuk gipsum tipe II. Semakin sedikit
bubuk gipsum tipe II yang digunakan (20 gram), setting time gipsum semakin lambat (1
jam 10 menit 40 detik) dibandingkan dengan setting time gipsum yang menggunakan 25
gram bubuk gipsum tipe II yang terjadi selama 38 menit. Sebaliknya, semakin banyak
bubuk gipsum yang digunakan (30 gram), setting time gipsum semakin cepat (19 menit
57 detik) dibandingkan setting time gipsum dengan menggunakan 25 gram bubuk gipsum
tipe II yang terjadi selama 38 menit.

7. DAFTAR PUSTAKA
Annusavice, Kenneth J, Shen J, Rawls HR. 2013. Phillip’s Science of Dental Material.
12th Eds. Missouri: Elsevier.
McCabe JF, Walls AWG. 2008. Applied Dental Materials. 9th Eds. Oxford: Blackwell
Publishing Ltd.

Anda mungkin juga menyukai