Kelompok : A10
Penyusun :
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
1. TUJUAN
Pada akhir praktikum mahasiswa mampu melakukan manipulasi material cetak elastomer
jenis silikon adisi dengan teknik double impression melalui cara hand mixing dan static auto
mixing.
b. Mixing Gun
e. Model kerja
f. Cutter
2.2 Bahan
2.3.3 Mencetak Double Impression Direct Dengan Teknik Static Auto Mixing
a. Memasang cartridge silikon light body pada mixing gun yang telah diberi
mixing tip.
b. Mengeluarkan material cetak silikon light body dari mixing gun ke sendok
cetak yang berisi addition silicon putty pada 2.3.1 dan model kerja (dari
servikal sampai oklusal gigi pada model kerja), serta sedikit adonan
tambahan untuk mengetahui setting time material light body ini. Pada tahap
ini nyalakan juga stopwatch untuk mulai menghitung setting time.
c. Lakukan pencetak ulang pada posisi yang sama terhadap model kerja sambil
ditekan hingga setting.
d. Setelah setting, matikan stopwatch dan lepaskan sendok cetak dari model
kerja.
e. Mengamati kehalusan permukaan dan adanya gelembung udara pada
permukaan hasil cetakan.
f. Membedakan hasil cetakan double impression menggunakan hand mixing
dan static auto mixing, yang kemudian dicatat pada hasil praktikum
3. HASIL PRAKTIKUM
Pada praktikum ini, didapatkan hasil:
PERCOBAAN MODEL
TEKNIK HASIL CETAKAN
KE KERJA
- Ada porus pada hasil cetakan
Hand Mixing (ada - light body melapisi seluruh
Gigi rahang
1. pengurangan pada permukaan gigi target
bawah
cetakan putty) - Ada bintil pada hasil cetakan
- Hasil cetakan cukup detail
- Ada porus pada hasil cetakan
2. Gigi rahang atas Static Auto Mixing - Light body tidak melapisi gigi
target secara baik
Hand Mixing - Ada gelembung udara / bintil
Gigi rahang
3. (tanpa - Light body tidak melapisi gigi
bawah
pengurangan) target secara baik
Tabel 1. hasil praktikum material cetak elastomer
Percobaa
n Sillicon Setting Time
Ke
Putty (pengurangan pada cetakan putty) 03 menit 54 detik
1.
Pasta 02 menit 30 detik
3. Putty + light body 03 menit 41 detik
4. Putty + pasta 03 menit 48 detik
Tabel 2. Setting time material cetak elastomer
4. PEMBAHASAN
Material cetak elastomer merupakan bahan cetak elastik seperti karet, pada mulanya
bahan cetak elastomer dikenal dengan sebutan rubber impression material atau karet sintetik.
Termasuk dalam bahan cetak sintetik polimer yang secara kimiawi mengalami ikatan
penyilangan (cross-linked) saat bereaksi dan dapat dengan tepat mencetak dimensi asli dari
objek yang akan dicetak. Terdiri dari dua komponen yaitu pasta dasar dan katalis yang dapat
berupa pasta maupun liquid. (Anusavice, Kenneth J., 2013, hal: 153)
Material cetak elastomer menjadi pilihan dokter gigi karena tinggi kekuratannya ,
mempunyai stabilitas dimensi baik dan memilki kemampuan mencetak dengan detail yang
baik. Material cetak elastomer dan beberapa bahannya diklasifikasikan oleh standart ISO
untuk Dental Elastomeric Impression Material (ISO 4823). Material cetak elastomer terbagi
menjadi Polysulphides, Silicone condensation, Silicone addition dan Polyethers. (McCabe
dan Walls, 2008, hal: 153)
Selain itu material cetak elatomer dapat dibedakan menurut kekentalannya atau
konsistensinya yaitu, extra low, low, medium, heavy, dan putty. Extra low dan putty tersedia
hanya untuk kondensasi dan silikon adisi. Polisulfide tersedia hanya pada light-body dan
heavy body,. Tidak ada bentuk heavy-body yang digunakan untuk kondensasi silikon.
(Anusavice, Kenneth J., 2013, hal: 153)
Pada kedoteran gigi material cetak elastomer digunakan untuk mencetak gigi tiruan
lepasan, immendiate denture, dan mahkota serta gigi tiruan tetap yang memerlukan cetakan
yang akurat an detail pada gigi yang telah di preparasi. (Yuliati et al, 2014. Buku Ajar Ilmu
Material Kedokteran Gigi I. Surabaya: Airlangga University Press. pp.82)
Pada praktikum kali digunaka material cetak silikon adisi. Komposisi bahan cetak
addition silicones terdiri dalam bentuk pasta base dan pasta accelerator (katalis). Pasta base
mengandung polymethylhydrosiloxane, sama baiknya dengan divinylpolysiloxane. Sedangkan
pasta katalis (atau accelerator) mengandung Cdan platinum salt. Platinum salt dan
polymethylhydrosiloxane keduanya terpisah sebelum pencampuran. Keduanya baik pasta
base maupun pasta accelerator mengandung bahan pengisi. (Anusavice 2008, hal 154)
Pada pencampuran pasta platinum dan katalis adisi akan terjadi reaksi yang menyebabkan
ikatan cross linking antara dua jenis silixane prepolymer. Patut diketahi bahwa reaksi tidak
menghasilkan produk sampingan tetapi kadang-kadang menghasilkan hidrogen (McCabe dan
Walls, 2008, hal: 168-170).
Secara teknik, gas hidrogen adalah produk sampingan yang tidak berpengaruh pada
stabilitas dimensi pada bahan cetak. Meskipun begitu, gas hidrogen dapat mengakibatkan
pinpoint voids pada hasil cetakan gypsum sesaat setelah cetakan di lepas dari mulut
(Anusavice, KJ, 2007, Philips Science of Dental Materials. Eleventh Edition, Missouri:
Saunders Elsevier, p. 154).
Oleh karena itu beberapa produsen menyarankan penuangan ditunda hingga evolusi
hidrogen selesai agar permukaan cor tidak menjadi berlubang. Mekanisme pelepasan hidrogen
tidak jelas, tetapi mungkin melibatkan reaksi katalis platinum dengan kelembaban. Silang
menghasilkan peningkatan viskositas ditambah dengan perkembangan sifat elastis (McCabe
dan Walls, 2008, hal: 170).
Salah satu kelemahan material bahan cetak silikon adalah sifatnya hindrofobik. Surfaktan
nonionic dapat ditambahkan pada pasta pada proses manufaktur untuk mengurangi besarnya
sifat hidrofobik pada permukaan material.
Static auto mixing merupakan teknik mencetak secara mekanik. Cartridge yang berisi
sillicon light body dimasukkan ke dalam mixing gun dan material base dan katalis keluar dari
mixing tip, dimana pencampuran terjadi pada tabung mixing tip. Material (yang telah
homogen) dapat ditempatkan ke gigi yang dipreparasi secara langsung dan sendok cetak.
Salah satu kelebihan sistem ini yaitu tangan operator tidak menyentuh bahan secara langsung
dalam pencampuran melainkan menggunakan alat. Kekurangan dari static auto mixing yaitu
bahwa mixing tip hanya dapat digunakan sekali pakai dimana material sisa yang terdapat
didalam tube tersebut lama-kemalaan setting dan menyumbat saluran tube.
Hand mixing merupakan teknik mencetak secara manual menggunakan spatula untuk
mencampurkan dua bahan, cara ini lebih praktis karena hanya menggunakan alat yang
sederhana yaitu spatula dan paper pad. Namun cara ini juga memiliki kekurangan karena
jumlah katalis dan base kurang presisi perbandingannya, yaitu 1:1. Hal ini disebabkan karena
kemampuan mengira-ngira jumlah pasta yang dituangkan pada paper pad terbatas sehingga
bisa jadi tidak sama. Selain itu sangat sulit untuk menyamakan ukuran base dan katalis pada
paper pad.
Pada praktikum manipulasi hand mixing dilakukan percobaan pengurangan hasil cetakan
putty pada gigi target setelah itu baru diletakkan manipulasi material dengan hand mixing dan
juga tanpa pengururangan pada cetakan putty gigi target .
Beberapa masalah yang dapat terjadi pada saat memanipulasi material cetak elastomer
silikon adisi antara lain (Mc Cabe & Walls, 2008):
1. Working time yang kurang cukup. Hal ini biasanya disebabkan oleh suhu yang terlalu
panas sehingga working time dan setting time hanya sebentar. Apabila material cetak
tidak setting bisa jadi katalis tidak aktif karena sudah terkontaminasi oleh zat lain
seperti tin atau sulfur compound.
2. Kurang detail. Apabila silikon adisi belum dimodifikasi sehingga ia masih memiliki
sifat hidrofobik akan menyebabkan cetakan kurang detail.
3. Porus. Permukaan hasil cetakan dapat berporus karena adanya gas hidrogen yang,
jika terjadi hal demikian lebih baik penuangan die ditunda selama satu jam terlebih
dahulu.
4. Distorsi. Hal ini dapat terjadi apabila polysiloxane adhesive kurang. Penambahan
adhesive dengan cara dikombinasikan dibutuhkan.
Pada praktikum manipulasi hand mixing dilakukan percobaan pengurangan hasil cetakan
putty pada gigi target setelah itu baru diletakkan manipulasi material dengan hand mixing dan
juga tanpa pengururangan pada cetakan putty gigi target .
Beberapa defect (kerusakan) pada hasil material :
a) Indirect Hand Mixing
1. Hasil percobaan didapati light-body kurang melapisi putty secara menyeluruh.
Hal ini disebabkan karena kurangnya material light body yang dituang kedalam
putty sehingga belum mencetak sampai ke permukaan bagian dalam. Viskositas
dari light body juga lebih tinggi sehingga kurang mengalir pada sela-sela
ataupun detail mulut.
2. Bintil yang ditemukan pada permukaan light body disebabkan karena
pengolesan light body yang kurang merata, sehingga waktu sendok cetak
dicetakkan pada model kerja terdapat udara yang terjebak. Dapat juga
disebabkan oleh pengadukan putty yang tidak homogen.
b) Indirect Hand Mixing + pengurangan
1. Hasil praktikum didapatkan material light body sudah menutupi semua
permukaan pada cetakan gigi target. Selain itu material medium body juga
menutupi di daerah sekitar gigi target
2. Porus lebih banyak ditemuakan di cetakan gigi target daripada cara manipulasi
static auto mixing disebabkan oleh flow pada material hand mixing lebih
rendah, selain itu pengadukan secara hand mixing dengan menggunakan
spatula mampu membuat udara terprangkap.
3. Bintil yang ada disebabkan oleh body di servikal labial tidak merata sehingga
pada saat sendok cetak dimasukkan pada model kerja terdapat udara yang
terperangkap.
4. Hasil cetakan cukup detail, semua detail gigi target tercetak hal tersebut
dikarenakan light body yang diletakkan pada cetakan putty sudah cukup
sehingga semua permukaan gigi target tertutupi oleh light body saat dicetakkan
pada model kerja sehingga. menghasilkan cetakan yang cukup detail
5. SIMPULAN
Manipulasi material cetak elastomer dengan teknik double impression dapat dilakukan
dengan cara langsung dan tidak langsung (ada pengurangan). Pencampuran material cetak
elastomer tersebut dapat menggunakan metode hand mixing dan static auto mixing. Kedua
cara tersebut dapat menghasilkan hasil cetakan yang detail.
6. DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, KJ. 2013. Phillips Science of Dental Materials. 12th ed. China : Elsevier
Saunders. pp. 153-154 , pp 169 171.
Yuliati et al, 2014. Buku Ajar Ilmu Material Kedokteran Gigi I. Surabaya: Airlangga
University Press. pp. 82.
Mc Cabe, JF., Walls A. 2008. Applied Dental Materials 9th ed. Wiley, John and Sons
Incorporated. pp.153, pp 168-170
Kuliah Devi Rianti, drg., M.Krs., 2014, Material Kedokteran GIGI