Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU MATERIAL KEDOKTERAN GIGI I

Topik : Manipulasi Material Cetak Elastomer


Kelompok : A1
Tgl. Praktikum : 08 Mei 2017
Pembimbing : Prof. Dr. Anita Yuliati, drg., M.Kes

Penyusun:

1. DEA ALVIANA RACHMAWATI 021611133001


2. VINT ERAWATI SURYANIJAYA 021611133002
3. UCY NUR HAMIDA AL A. 021611133003
4. MICHELLE SUHARTONO 021611133004
5. KIRANA GUSPIARI 021611133005

DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
BAB 1
METODE

1.1 Bahan :

1. material cetak silicon, 2 tube pasta


2. material cetak silicon putty, 2 toples
3. material cetak silicon light body dalam catridge

1.2 Alat :

1. Paper pad dan spatula


2. Mixing gun
3. Catridge dan mixing gun
4. Sendok cetak sebagian
5. Model kerja
6. Karter

1.3 cara kerja

1.3.1 Teknik mencetak tidak langsung (indirect) secara hand mixing

a. Master model yang akan di cetak dipersiapkan dahulu.


b. Sendok cetak dicoba terlebih dahulu pada master model .
c. Material cetak silikon putty pada 2 toples yang tersedia, yaitu base dan katalis
masing-masing diambil sesuai sendok takar.
d. Kedua bahan tersebut dibagi menjadi 2 bagian yang sama besar
e. Base diletakkan di tangan kanan dan katalis diletakkan di tangan kiri.
f. Base dan sebagian katalis tersebut dicampur dengan cara dilipat menggunakan
tangan hingga warna menjadi homogen.
g. Adonan base dan katalis yang sudah homogen dimasukkan dalam sendok cetak
h. Adonan pada sendok cetak dicetakkan pada modeldan didiamkan hingga setting.
i. Setelah setting, hasil cetakan diangkat dari model kerja.
j. Gigi yang akan dicetak, dilakukan pengurangan setebal 3-5 mm dengan pisau
model atau cutter.
k. Bentukan gigi target yang ada pada hasil cetakan dilubangi hingga terbentuk
rongga saja yang berbentuk gigi target.
l. pasta dasar (base) dan pasta katalis silicone addition dikeluarkan di atas paper
pad sama panjang yaitu 2 cm.
m. Pasta dasar dan katalis dicampur memakai spatula dengan gerakan memutar
selama 20 detik dan dengan gerakan melipat selama 25 detik.
n. Adonan material dimasukkan ke dalam sendok cetak sebagian yang telah terisi
oleh hasil cetakan sebelumnya dan kemudian dicetakkan lagi ke model yang sama
(double impression)
o. Material cetak dibiarkan hingga setting.
p. Setelah mengeras cetakan dilepas dari master model

1.3.2 Teknik mencetak langsung (Direct) dengan cara static auto-mixing

a. Material cetak putty dan master model disiapkan


b. Catridge silikon light body dipasang pada mixing gun.
c. Gigi target yang akan dicetak, ditentukan terlebih dahulu.
d. Sendok cetak dicobakkan pada master model
e. Base dan katalis silikon putty diambil masing-masing satu sendok takar dan
dicampur dengan cara dilipat hingga warna menjadi homogen.
f. Setelah homogen adonan dimasukkan ke dalam sendok cetak sebagian, kemudian
permukaan adonan tersebut ditekan sedalam 3-4 cm tepat pada gigi target
g. Silikon light body yang ada dalam mixing gun dikeluarkan secukupnya dan
diletakkan pada gigi target yang akan dicetak hingga memenuhi sekeliling gigi
target.
h. Selain itu, Silikon light body yang sudah ada dalam mixing gun juga diletakkan di
atas cetakan putty yang telah dilakukan penekanan.
i. Kemudian dicetakkan pada gigi target ditunggu hingga setting.
j. Setelah setting sendok cetak dilepas dari master model

1.3.3 Teknik mencetak langsung (Direct) dengan cara hand mixing


a. Bahan cetak, alat yang digunakan dan model disiapkan terlebih dahulu. Gigi
target ditentukan
b. Sendok cetak dicobakkan pada master model
c. Pada teknik ini diperlukan dua operator dalam proses manipulasi karena proses
pencampuran base dan katalis putty hampir bersamaan dengan manipulasi
silicone addition.
d. Pasta dasar (base) dan pasta katalis silicone addition dikeluarkan di atas paper
pad sama panjang yaitu 2 cm dan dicampur memakai spatula dengan gerakan
memutar selama 20 detik dan dengan gerakan melipat selama 25 detik. Proses
tersebut dilakukan oleh operator yang pertama.
e. Saat proses pencampuran(base) dan pasta katalis silicone addition telah berjalan
15 detik. Base dan katalis silikon putty diambil masing-masing satu sendok takar
dan dicampur dengan cara dilipat hingga warna menjadi homogen. Proses ini
dilakukan oleh operator kedua.
f. Adonan base dan katalis yang sudah homogen dimasukkan dalam sendok cetak.
Kemudian permukaan adonan tersebut ditekan sedalam 3-4 cm tepat pada gigi
target
g. Base dan katalis silicone addition yang telah tercampur langsung dimasukkan
pada cetakan putty yang telah ditekan, kemudian dicetakkan pada gigi target
ditunggu hingga setting.
h. Setelah setting dilepas dari master model

BAB 2
HASIL PRAKTIKUM
2.1 Hasil double impression secara tidak langsung dengan Metode Hand mixing (Bahan Putty
dan pasta medium body).
Pada praktikum ini dapat dilihat hasil putty yang memiliki permukaan halus, rapi, tidak
terjadi deformasi, permukaan tidak mengkilap, dan menutupi seluruh bagian yang
diperlukan. Sedangkan pada medium body, didapatkan hasil permukaan yang memiliki
bintil, porus, tekstur tidak teratur, dan menghasilkan banyak sisa pada tepi.

2.2 Hasil double impression secara langsung dengan Metode Static Auto Mixing (Bahan Putty
dan light body dalam catridge).

Pada praktikum ini putty menutupi seluruh bagian yang diperlukan, permukaan halus, tidak
mengkilap, dan terdapat porus. Sedangkan pada light body, terlihat sedikit bintil, hasil yang
akurat, sisa adonan yang ada ditepi lebih sedikit dan lebih halus, terdapat permukaan sedikit
mengkilap dan tidak mengkilap.
2.3 Hasil double impression secara langsung dengan Metode Handmixing (Bahan putty dan
medium body)

Pada praktikum ini didapatkan hasil putty yang halus, namun terdapat bintil, dan permukaan
tidak mengkilap. Pada medium body terdapat bintil dan porus pada bagian mesial, banyak sisa
adonan pada tepi, sisa adonan tidak teratur, terdapat permukaan mengkilap dan tidak mengkilap.

BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Landasan Teori

Material cetak yang digunakan saat ini dapat diklasifikasikan berdasarkan


komposisinya, mekanisme setting, sifat mekanik, dan aplikasinya. Material cetak
berdasarkan sifat mekaniknya dibedakan menjadi rigid dan elastik. Yang termasuk
material cetak yang rigid diantaranya ZOE, impression pastes, impression plaster, dan
impression compound, dan yang termasuk material cetak yang elastic diantaranya agar,
alginat, dan elastomer (Anusavice et al, 2012: 153).
Elastomer adalah material cetak yang bersifat elastik yang apabila digunakan dan
dikeluarkan dari rongga mulut, akan tetapi bersifat elastik dan fleksibel. Berdasarkan sifat
kimiawi, material cetak elastomer terdiri dari polisulfida, silicon adisi, silicon kondensasi,
dan polieter. Sedangkan berdasarkan konsistensinya terdiri dari putty body, heavy body,
medium body, dan light body (McCabe, 2008: 163).
Bahan etak elastomer jenis silikon adisi merupakan material yang sering disebut
material cetak polyvinyl siloxane (PVS) atau vinilpolysiloxane (VPS). Berlawanan
dengan silikon kondensasi, silikon adisi didasarkan pada polimerisasi adisi antara
divinylpolysiloxane dan polymethylhydrosiloxane dengan garam platinum sebagai
katalis. Material cetak elastomer jenis silikon adisi tersedia dalam bentuk base dankatalis.
Bahan dasar atau base mengandung polymethylhydrosiloxane, serta divinylpolysiloxane
sedangkan bahan katalis (atau akselerator) mengandung divinylpolysiloxane dan garam
platinum. Garam platinum dan polymethylhydrosiloxane dipisahkan sebelum
pencampuran. Kedua pasta berisi filler (Anusavice et al, 2012: 154).
Polyether memperlihatkan kemampuan yang lebih rendah dari addition silicones
sama baiknya dengan condensation silicones untuk kembali dari deformasi. Secara
keseluruhan, addition silicones memperlihatkan hasil yang terbaik dari pada yang lain
(Kumar et al., 2011).
Setting time dari elastomer bervariasi, diameter konsistensi dipengaruhi tidak
hanya oleh kekentalan namun juga setting time. Addition silicones mempunyai
kemampuan elastic recovery terbaik pada saat pelepasan dari mulut, kemudian diikuti
oleh polyethers (Sakaguchi, 2012:293). Kekerasan low, medium, dan high viscosity
addition silicones tidak berubah secara signifikan, sebaliknya dengan polyethers. Pada
addition silicone, hardness dan strain pada penekanan berefek pada kekuatan untuk
mengeluarkan material dari mulut. Low flexibility dan high hardness dapat dikompensasi
dengan menghasilkan space lebih untuk material diantara tray dan gigi. Material cetak
elastomer bersifat viscoelastic, dan sifat mekaniknya bergantung waktu. Sebagai contoh,
emakin tinggi tingkat deformasi, semakin tinggi tear strength; dan material cetak lebih
lama berubah bentuk, semakin tinggi deformasi permanen (Sakaguchi, 2012:295).
Pemilihan dari impression material untuk aplikasi tertentu sebaiknya berdasarkan
pada sifat spesifik, daripada tipe dan kelas dari elastomer. Sehubungan dengan sifat
mekanik yang diuji, mengingat semua viskositas yang berbeda, VPS dan VPES
menunjukkan hasil in vitro yang lebih tinggi untuk kekuatan tarik pada saat istirahat
(TSb) dan kekuatan luluh (Yield strength/YS) daripada polyether (PE). Heavy body VPS
umumnya menunjukkan nilai TSb yang lebih tinggi daripada light bodies dari produsen
yang sama (Dino re et al., 2015:7).

PROSES POLIMERISASI
Kelompok reaktif adalah ikatan rangkap karbon (C=C) yang disebut vinyl grup.
Polimerisasi terjadi lewat jalan radikal bebas dan polimerisasi adisi. Menurut ANSI/ADA
spesifikasi No. 19 ada tiga tipe material cetak elastomer, sebagai berikut beserta
polimerisasinya:
1. Polysulfide

Gambar 4.1 Struktur Polysulfide danreaksi setting (Anusavice et al, 2012: 154)

2. Silikon
a. Silikon Kondensasi
Gambar 4.2 Struktur Silikon Kondensasi dan reaksi setting (Anusavice et al, 2012: 154)

b. Silicon Adisi

Gambar 4.3 Struktur Silikon Adisi dan reaksi setting (Anusavice et al, 2012: 155)

3. Polyether
Gambar 4.4 Struktur Polyether dan reaksi setting (Anusavice et al,, 2012: 156)

Berdasarkan teknik manipulasinya, bahan cetak elastomer dibedakan menjadi


tiga, yaitu hand mixing, static mixing, dan dynamic mechanical mixing(Anusavice et al.,
2013: 157-159).
Hand mixing
Pasta base dan catalyst dikeluarkan dengan panjang dan volume yang sama pada paper pad.
Kemudian, diaduk dengan menggunakan spatula sampai terbentuk campuran yang homogen.
Campuran yang homogen dapat diketahui dari warnanya yang sudah tercampur semua.
Static mixing
Manipulasi dengan teknik ini tidak menggunakan cara mekanik, melainkan dengan
menggunakan suatu alat yang disebut mixing gun dan mixing tip. Base dan catalyst di dalam
cartridge dipasang pada mixing gun, kemudian mixing gun ditembakkan dan base dan
catalyst akan bercampur dan keluar melalui mixing tip.
Dynamic mechanical mixing
Manipulasi dengan teknik ini menggunakan suatu alat yang menggunakan mesin untuk
menggerakkan plunger paralel. Impeller yang menggunakan mesin, yang terletak di dalam
mixing tip, akan mencampurkan base dan catalyst pada saat base dan catalyst melalui
mixing tip tersebut. Dengan menggunakan teknik ini, usaha yang diperlukan untuk
mencampurkan material dengan viskositas tinggi dapat berkurang.
Teknik mencetak dengan menggunakan elastomer, seringkali menimbulkan beberapa
kegagalan. Berikut beberapa kegagalan yang mungkin terjadi pada saat mencetak dengan
menggunakan elastomer (Anusavice et al., 2012: 169):
Jenis Kegagalan Sebab Kegagalan
Permukaan kasar atau Polimerisasi tidak lengkap dikarenakan pelepasan terlalu dini
tidak rata dari rongga mulut, rasio atau pencampuran komponen yang
tidak sesuai, atau adanya minyak atau material organik
lainnya, seperti plaque pada gigi.
Untuk silikon adisi, agen permukaan seperti latex, dapat
mengkontaminasi material dan menghambat polimerisasi
Polimerisasi terlalu cepat pada kelembapan atau temperatur
tinggi
Rasio accelerator / base yang terlalu tinggi pada silikon
kondensasi
Bubbles Terkontaminasi udara saat pencampuran
Ruang kosong yang Kelembapan atau debris pada permukaan gigi
berbentuk tidak beraturan
Cetakan gipsum kasar Pembersihan yang tidak memadai
atau pucat Kelebihan air yang tidak terbuang pada material cetak
Kelebihan wetting agent yang tertinggal pada material cetak
Pelepasan cetakan terlalu dini; rasio bubuk / air yang tidak
sesuai pada gipsum
Kegagalan untuk menghambat penuangan silikon adisi yang
tidak mengandung garam palladium selama 20 menit
Distorsi Tray resin yang belum matang; masih dalam proses shrinkage
polimerisasi
Kurangnya adesi elastomer pada tray karena tidak cukup
adesif yang menyelimutinya, mengisi tray dengan material
terlalu cepat setelah mengaplikasikan adesif, atau
menggunakan adesif yang tidak tepat
Kurangnya retensi mekanik pada tray cetak
Kelebihan material dalam jumlah besar
Dorongan yang kurang pada reline material
Pembentukan sifat elastis pada material sebelum tray terletak
secara keseluruhan
Penekanan yang berkelanjutan pada material cetak yang telah
membentuk sifat elastik
Pergerakan posisi tray selama polimerisasi
Pelepasan dini material cetak dari rongga mulut
Pelepasan material cetak yang tidak sesuai dari rongga mulut
Penuangan material cetak polisulfida atau silikon kondensasi
yang terhambat

3.2 Analisis Hasil

Berdasarkan konsistensinya, material cetak elastomer terdiri dari putty body,


heavy body, medium body, dan light body (Anusavice et al, 2012: 153). Tiga metode
umum untuk membuat cetakan restorasi diantaranya simultaneous, dual-viscosity
technique, a single-viscosity or monophase technique, and a putty-wash technique. Pada
praktikum ini manipulasi material cetak elastomer menggunakan teknik double-
impression. Teknik tersebut memiliki dua makna, yang pertama dapat diartikan bahwa
manipulasi material cetak dapat dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung,
yang kedua berarti dalam pengaplikasiannya menggunakan dua jenis material cetak
elastomer dengan viskositas yang berbeda. Viskositas yang dimaksud yaitu viskositas
rendah yang diaplikasikan pada gigi target dan viskositas tinggi yang sudah tercampur
dan diletakkan di sendok cetak (Sakaguchi &. Powers 2012: 287).
Ketika menggunakan teknik secara langsung, maka pada sendok cetak, material
dengan konsistensi rendah berisi material dengan kosentrasi tinggi yang selanjutnya
dikontakkan langsung dengan mulut. Sedangkan ketika menggunakan teknik secara tidak
langsung maka sendok cetak yang berisi material dengan konsentrasi rendah dicetakkan
terlebih dahulu dengan mulut lalu dikeluarkan kemudian menunggu setting. Selanjutnya
dilakukan pengambilan (pengerokan) pada gigi target dilanjutkan pencetakan kembali
menggunakan bahan material dengan konsentrasi tinggi (Sakaguchi &. Powers 2012:
287).
3.2.1 Teknik Double Impression secara tidak langsung dengan Metode Hand mixing (Bahan
Putty dan pasta medium body).
Hal pertama yang harus dilakukan dalam memanipulasi adalah penentuan gigi
target. Pada tekin ini gigi target yang akan dipreparasi adalah gigi insisiv rahang atas.
Bahan yang digunakan dalam teknik ini adalah bahan putty body dan medium body.
Perlakuannya dilakukan secara tidak langsung dengan metode handmixing. Bahan putty
body tersedia dalam bentuk putty jars sedangkan medium body tersedia dalam bentuk
tube. Pada metode handmixing dilakukan pengadukan bahan medium body dengan
menggunakan alat spatula diatas paper pad. Yang perlu diperhatikan dalam teknik ini
bahwa bahan putty body dicampur terlebih dahulu dan dicetakkan ke pasien, kemudian
dilakukan pengambilan (pengerokan) pada gigi target dilanjutkan pencetakan kembali
menggunakan bahan medium body.
Pada teknik ini hasil preparasi gigi target memiliki karakterisitik tertentu yang
berbeda dengan teknik lainnya. Pada putty body terlihat permukaan pada hasil cetakan
halus, serta menutupi seluruh bagian yang diperlukan, hasil cetakan rapi serta tidak terjadi
deformasi. Sedangkan pada medium body terlihat struktur bintil pada hasil cetakan dan
terdapat porus pada hasil cetakan. Viskositas dapat menentukan keakuratan suatu cetakan
material, secara umum, semakin rendah konsistensi material cetak maka semakin akurat
atau semakin detail hasil cetakannya. ( Hendry, 2012). Oleh karena itu hasil cetakan pada
bahan ptty body rapi, dan dapat menutupi seluruh bagian yang diperlukan. Pada dasarnya
elastomer bersifat hidrofobik, karakteristik tersebut menyebabkan ketidaksempurnaan
cetakan jika area dalam kondisi tidak kering sempurna, material silicon akan menghindari
kondisi lembab sehingga dapat menimbulkan porus (Mc Cabe, 2008 : 170). Material
cetak elastomer dengan medium body juga dapat di formulasikan untuk membuat cetakan
yang digunakan untuk keperluan diagonosa, yaitu sebagai pengganti material cetak
alginat. Keuntungan dari pengganti alginat yang disebut adalah kemampuannya untuk
membuat diagnosis yang akurat dari suatu cetakan. Studi laboratorium telah melaporkan
bahwa material tersebut dapat menghasilkan cetakan detail yang lebih baik dan
variabilitas yang kurang dalam perubahan dimensi linier daripada hydrocolloid
ireversibel (Anusavice et al, 2012: 155)
3.2.2 Teknik Double Impression secara langsung dengan Metode Static Auto Mixing (Bahan
Putty dan light body dalam catridge).
Pada percobaan ini dilakukan pencampuran antara material silicone putty dan light
body. Langkah pertama menyiapkan mixing gun dengan memasang cartridge silicone
light body yang telah diisi dengan light body. Selanjutnya, silicone light body
diaplikasikan pada gigi master model yang akan dicetak hingga ke sisi lingual dan buccal,
hingga menutupi keseluruhan gigi target yang akan direstorasi. Selanjutnya menyiapkan
hasil cetakan negatif yang telah dibuat dari silicon putty, dengan cara mencampur adonan
base dan katalis sampai homogen. Kemudian dicetakkan ke sendok cetak. Cetakan gigi
target diberi cekungan dengan menggunakan jari kira-kira berukuran sama dengan die,
kemudian di isi sebagian dengan light body dan di cetak ke model. Ditunggu setting dan
setelahnya cetakan dilepas.
Teknik ini lebih cepat dan efisien. Bisa menggunakan bahan secukupnya dan
mengurangi kemungkinan ada bahan yang terbuang atau tidak terpakai. Pada teknik ini
diperlukan ketelitian agar ketika menyemprotkan silikon light body dengan mixing gun
baik pada model yang akan direstorasi maupun pada cetakan, karena terkadang silikon
light body tidak menutupi seluruh bagian yang akan direstorasi.
Beberapa keunggulan teknik ini, yaitu terdapat keseragaman dalam membagi dan
mengaduk bahan, sehingga lebih dapat dipastikan homogen, kemungkinan masuknya
udara kedalam adukan lebih kecil, serta waktu pengadukan mejadi lebih singkat.
Kombinasi dari putty body dan light body menghasilkan cetakan yang akurat.
Material light body dapat mencetak secara akurat bagian detail dari permukan gigi (Mc
Cabe, 2008 : 170-171).
Pada hasil percobaan yang kami lakukan, didapatkan hasil yang porus pada putty,
hal tersebut dapat disebabkan:
1. Ratio atau perbandingan antarabase dan katalis tidak sama rata.
2. Proses pencampuran base dan katalis tidak homogen (McCabe. 2012, hal. 169).
3.2.3 Manipulasi Double Impression secara langsung dengan Metode Handmixing (Bahan
putty dan medium body)
Pada percobaan terakhir, dilakukan pencampuran pasta dasar dan katalis dari
medium body dan juga pencampuran base dan katalis silikon putty. Oleh karena ada dua
jenis silikon yang dicampur, diperlukan perkiraan waktu agar kedua jenis silikon dapat
tercampur secara homogen pada waktu yang bersamaan. Pasta dasar dan katalis medium
body memerlukan waktu total 45 detik hingga homogen, sedangkan pada percobaan
sebelumnya didapatkan waktu yang diperlukan oleh base dan katalis silikon putty untuk
tercampur secara homogen selama 32 detik. Oleh karena itu, pasta dasar dan katalis
medium body dicampur terlebih dahulu. Pasta dasar dan katalis dari medium body
diletakkan di atas paper pad masing-masing sepanjang 2 cm dengan volume yang sama
kemudian dicampur. Pencampuran dilakukan selama 45 detik, yaitu pencampuran pasta
dasar dan katalis dengan cara diaduk memutar terjadi selama 20 detik, selanjutnya
dilakukan pengadukan dengan cara melipat selama 25 detik. Bersamaan dengan mulai
diaduknya pasta dasar dan katalis dengan cara melipat, dilakukan pencampuran base
dan katalis silicon putty dengan perbandingan 1:1. Kedua bahan dicampur hingga
homogen. Setelah homogen, adonan putty dimasukkan kedalam sendok cetak sebagian
dan ditekan dengan jari pada bagian yang akan mencetak gigi target. Selanjutnya,
adonan medium body diletakkan secukupnya di atas adonan putty pada sendok cetak.
Ciri setting adalah apabila sisa campuran pasta dasar dan katalis pada paper pad telah
mudah dilepas dan tidak lengket.
Manipulasi dengan cara ini memerlukan keterampilan dari pelaku praktikum untuk
menggunakan waktu yang cepat dan tepat terutama pada pencampuran base dan katalis
putty, serta pencampuran base dan katalis dari medium body. Waktu setting yang singkat
dibutuhkan gerakan yang cepat agar keduanya tercampur homogen. Apabila kurang
homogen, cetakan tidak akan mengeras dengan sempurna.
Pada penggunaan teknik ini, diperlukan bahan dan tempat lebih banyak dan waktu
kurang efisien. Selain itu saat mengeluarkan pasta adisi pada mixing pad tidak selalu
sama dengan takaran yang semestinya karena penekanan pada tube setiap orang
berbeda-beda, sehingga didapatkan hasil double impression material yang kurang sama
dalam perbandingannya (volume berbeda). Namun, dari segi ekonomi lebih terjangkau
karena hanya memerlukan spatula pengaduk dan mixing pad yang dapat dipergunakan
berkali-kali.
Pada percobaan yang kami lakukan, didapatkan hasil yang porus pada bagian
mesial. Selain itu, pasta dan putty tidak melapisi gigi target secara sempurna, sehingga
hasil cetakan kurang detail.
Menurut hasil dari praktikum yang telah kami lakukan, hasil terbaik ialah hasil
dari manipulasi elastomer double impression dengan menggunakan putty dan light body
elastomer. Hal ini dikarenakan pada teknik double impression yang menggunakan putty
dan light body, elastomer light body yang dicampur menggunakan teknik static auto
mixing akan tercampur dengan perbandingan base dan katalis yang pas, tidak seperti
pada pasta base dan katalis medium body yang umumnya memiliki perbandingan base
dan katalis yang tidak 1:1 dikarenakan menggunakan teknik hand mixing yang seringkali
pengeluaran pasta dasar dan katalis dari tube tidak berbanding 1:1. Selain itu, pada light
body pencampuran yang dilakukan lebih homogen dikarenakan pencampuran
menggunakan alat mixing gun dan mixing tip. Pencampuran dengan alat tersebut akan
menghasilkan hasil yang lebih homogen dibandingkan dengan pencampuran yang
menggunakan tangan (teknik hand mixing) pada pasta medium body.

BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Manipulasi double impression yang paling baik menurut kelompok kami adalah dengan
menggunakan teknik langsung dengan Metode Static Auto Mixing (Bahan Putty dan light
body dalam catridge).

DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, Kenneth J., Chiayi Shen, dan H. Ralph Raws. 2013. Phillips Science of Dental
Materials, ed. 12. Philadelphia: Elsevier.
Dino et al. 2015. Mechanical Properties of Elastomeric Impression Materials: An In Vitro
Comparison. International Journal of Dentistry, p.7.
Kumar, D. 2011. Elastomeric Impression Materials: A Comparison of Accuracy of Multiple
Pours. The Jurnal of Contemporary Dental Pratice. Volume 12. Nomor 4. p.277.
McCabe, John F. dan Angus W.G. Walls. 2008. Applied Dental Materials, ed. 9. Oxford:
Blackwell Publishing.
Sakaguchi, Ronald L. Dan John M. Powes. 2012. Craigs Restorative Dental Materials, ed. 13.
Philadelphia: Elsevier.
Hendry, 2012. Akurasi Dimensi Hasil Cetakan Polyvinylsiloxane Dengan Teknik Modifikasi
Putty/Wash 2 Tahap. Avialable At: Http://Lib.Ui.Ac.Id/File?File=Digital/20315505-
T%2031595-Akurasi%20dimensi-Full%20text.Pdf. Accessed 11 Mei 2017

Anda mungkin juga menyukai