Tujuan
2. Cara Kerja
2.1 Bahan
b b
a a
2.2 Alat
1
c
g
e
g
b
a. Paper pad
b. Spatula
c. Mixing gun
d. Catridge
e. Intra oral tips
f. Sendok cetak sebagian
g. Model kerja
h. Cutter
i. Stopwatch
j. Bowl
2
f. Master model diambil dari dalam air kemudian cetak gigi target dengan
cara menekan sendok cetak berisi putty ke gigi target. Putty ditunggu
hingga mengeras atau setting 3menit lalu lepaskan dari master model.
g. Cetakan putty dilakukan pengerukan pada gigi target setebal kurang lebih
3-5mm sampai dasar menggunakan cutter.
h. Melatih memasangkan sendok cetak di gigi target.
i. Medium body disiapkan dengan cara pasta base dan katalis dioleskan pada
paper pad masing-masing sepanjang 2 cm dengan volume yang sama.
Kemudian aduk keduanya menggunakan spatula dengan gerakan memutar
selama 20 detik dilanjutkan dengan gerakan melipat, area meluas selama
25 detik. Pastikan keduanya homogen kemudian dikumpulkan di satu sisi
paper pad agar mudah diambil.
j. Hasil pengadukan silicon medium body dimasukkan ke dalam cetakan gigi
target yang telah dikeruk menggunakan ujung spatula.
k. Gigi target dicetak kembali dan tunggu sampai setting 5menit, ditandai
dengan sisa silicone medium body yang mudah dilepas dari paper pad, dan
kemudian lepaskan cetakan dari gigi target.
3
base berwana kuning dan katalis berwana biru sehingga keduanya
homogen bila campurannya telah berwarna hijau.
f. Setelah homogen, putty diletakkan dalam sendok cetak.
g. Lubang dibuat pada putty di area gigi target dicetak dengan cara putty
ditekan menggunakan jari kelingking atau telunjuk.
h. Campuran silicon medium body dimasukkan pada lubang yang telah dibuat
pada putty.
i. Pencetakan dilakukan pada gigi target, setting ditunggu selama 5menit,
ditandai dengan sisa silicone light body yang mudah dilepas dari paper
pad, dan kemudian sendok cetak dilepaskan dari master model.
4
2.4 Hasil Praktikum
5
Teknik
mencetak
langsung
Teknik -
mencetak
tidak
langsung
3. Pembahasan
Material cetak digunakan untuk membuat replika atau cetakan jaringan keras dan
jaringan lunak mulut secara akurat. Area yang ingin dicetak bisa bervariasi, bisa satu
gigi saja, seluruh rahang bergigi, hingga satu rahang tanpa gigi. Cetakan yang
dihasilkan adalah cetakan negative yang harus diisikan dengan dental stone atau
6
material model lain untuk menghasilkan cetakan positif yang dapat dilepas bila dental
stone atau material model sudah setting.(Sakaguchi, 2012, hal. 278).
Material cetak yang ideal haruslah material elastis yang dapat mencetak bentuk
gigi dengan akurat hingga di area undercut dan kembali ke bentuk semula tanpa
mengalami distorsi. Material cetak yang digunakan sekarang ini dapat dikelompokkan
berdasarkan komposisi, mekanisme setting, sifat mekanis, dan aplikasinya
(Anusavice, 2012, hal. 152). Material cetak berdasarkan sifat mekanisnya, dapat
diklasifikasikan dalam dua kelompok, yaitu material cetak elastis dan non elastis
(McCabe, 2008, hal.137).
Material cetak dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis: material cetak elastis dan
non elastis. Material cetak elastis dapat diklasifikasikan lagi menjadi 2 jenis, yaitu
hydrocolloid dan elastomeric. Material cetak elastis hydrocolloid terdiri dari alginat
(irreversible) dan agar (reversible), sedangkan material cetak elastis elastomeric
terdiri dari polyether, polysulfide, condensation silicone, dan addition silicone.
Material cetak elastis elastomer terdiri dari 2 komponen, yaitu base dan catalyst.
Dalam pemanipulasian material cetak elastis elastomer, 2 komponen ini dicampur dan
dimasukan dalam sendok cetak. (Anusavice, Shen, dan Rawls, 2013, p. 153)
Dalam percobaan ini, dipakai material cetak elastis elastomeric jenis addition
silicone/Silikon Adisi. Pada material cetak addition silicone dan condensation
silicone, terdapat beberapa jenis viskositas material, diurutkan dari yang paling cair
menuju ke yang paling kental, yaitu extra low, low, medium, heavy, dan putty. Jenis
viskositas material silikon adisi yang digunakan pada praktikum ini adalah putty, low
(light-body) dalam bentuk tube dan dalam cartridge (Anusavice, Shen, dan Rawls,
2013, p. 153).
Material cetak silikon adisi sering disebut sebagai polyvinyl siloxane atau
vinyl polysiloxane. Material cetak silikon adisi umumnya diproduksi dalam dua pasta
terpisah. Satu pasta berisi liquid prepolimer dengan filler dan katalis pada pasta lain
(McCabe, 2008, hal. 168-169).
Material cetak ini terdiri atas pasta basis dan pasta katalis yang mengandung
bentuk vinil silikon. Pasta basis mengandung polymethyl hydrogen siloxane serta
prepolimer siloxan lain, pasta katalis mengandung divinyl polydimethyl siloxane serta
prepolimer siloxan lain. Pasta katalis mengandung aktivator garam platinum, dan
pasta yang basis mengandung hidrid silikon. Pasta basis dan pasta katalis berisi bahan
pengisi (filler) yaitu Amorphous silica atau flourcarbons yang digunakan sebagai
7
bahan pengisi untuk meningkatkan dan memperbaiki sifat sifat pasta. (Annusavice,
2012, hal.154). Bahan pengisi secara normal berguna untuk meningkatkan bond
strength antara bahan pengisi dan polimer, yang mana berfungsi sebagai cross-linker
atau ikatan silang, serta untuk mendapatkan viskositas yang diinginkan. Semakin
banyak filler semakin tinggi viskositasnya. Warna agen juga ditambahkan untuk
membedakan pasta basis dan katalis dan untuk membantu evaluasi mixing.
Reaksi setting pada silikon adisi adalah reaksi polimerisasi adisi. Saat
pencampuran kedua pasta terjadi reaksi adisi yang dikatalisi oleh platina, yang
menyebabkan cross-linking antara senyawa siloxane (McCabe dan Walls, 2009, hal
170).
8
A. Hand Mixing
Dalam menggunakan teknik ini, jumlah material yang dikeluarkan dari
kedua tube material base dan katalis haruslah sama banyak di atas mixing pad.
Kedua material ini kemudian dicampur dan diaduk secara merata menggunakan
blade dari pisau. Proses ini terus berlanjut hingga warna dari kedua pasta base
dan katalis ini bercampur menjadi satu (Anusavice 2013,hal 157).
Penggunaan teknik hand mixing lebih berisiko daripada gun mixing, karena
teknik ini memperbesar terjadinya human error seperti jumlah katalis dan base
yang tidak sama, pengadukan yang tidak homogen, masuknya gelembung udara
dan lebih memboroskan waktu.
B. Gun Mixing
Teknik gun mixing atau yang juga disebut dengan teknik static mixing
adalah teknik yang menggunakan suatu cartridge silinder yang berbentuk seperti
pistol untuk mencampur base dan katalis. Gun mixer ini juga mempunyai mixing
tip di ujungnya. Di dalam mixing tip ini terdapat element helix yang memutar
dimana helix ini berguna untuk mencampurkan katalis dengan base yang berasal
dari kedua cartridge sehingga homogen. Bentuk dan ukuran dari mixing tip ini
bermacam-macam dalam diameter, panjang, jumlah helix mixer dan ukuran
tergantung dari konsistensi material. Gun mixer ini bisa ditembakkan ke cetakan
putty untuk metode indirect dan bisa ditembakkan langsung ke gigi target untuk
metode direct. Gun mixing ini mengakibatkan tingkat homogenitas yang lebih
tinggi dibandingkan dengan teknik hand mixing, menghilangkan gelembung
udara dan ruang kosong di dalam campuran serta mengurangi mixing time.
Dengan menggunakan mixing gun, kemungkinan terdapat porositas dalam
campuran dapat dikurangi, karena selama proses pengadukan tidak terjadi kontak
langsung dengan udara. Tetapi, ada beberapa kemungkinan yang mengakibatkan
terjadinya kontaminasi (Anusavice 2013,hal 157-158).
C. Manipulasi Putty
Pada percobaan kali ini, digunakan silikon adisi dalam bentuk putty.
Menggunakan sendok takar khusus untuk silikon adisi putty, diambil 1 takar base
putty dan 1 takar catalyst putty. Kedua bahan ini dicampur dengan cara dilipat-
lipat seperti plastisin menggunakan tangan sampai warnanya homogen selama 20
detik. Apabila dalam 20 detik campuran putty belum homogen, proses
9
mencampur dengan melipat-lipat dapat dilanjutkan, tetapi jangan terlalu lama
karena putty akan setting dan mengeras. Setelah dicampurkan, putty dimasukan
dalam sendok cetak.
Kelebihan metode static auto mixing adalah hasil yang didapatkan akan lebih
halus, detail dan akurat, namun kekurangan metode static auto mixing adalah alat
yang digunakan lebih mahal, bahan plastik dari mixing tips yang sekali pakai tersebut
tentu akan mencemari lingkungan dan sisa bahan silikon pada mixing tips yang tidak
terpakai juga akan terbuang. Pada silikon dengan manipulasi memakai static auto
mixing dengan hand mixing, terlihat bahwa dengan static auto mixing silikon
mempunyai working time lebih cepat daripada hand mixing, sehingga dapat segera
diletakkan pada sendok cetak dan dicetakkan ke mulut pasien. Selain itu, proses
pengerasan pada mulut, auto mixing juga memiliki waktu yang lebih cepat daripada
hand mixing. Dilihat dari kekuatan tekanannya, auto mixing memiliki 1-2,9%
sedangkan hand mixing hanya 0,92%. Dapat dilihat perbedaan dengan jelas antara
manipulasi keduanya. (Sakaguchi 2012, hal. 287).
Menurut Manappallil (2010, p. 202) terdapat beberapa metode dalam
membuat cetakan dengan material cetak elastomer, yaitu:
1. Single Mix Technique
Teknik ini dilakukan dengan menggunakan bahan cetak elastomer
yang viskositasnya regular dan indivudual tray. Base dan katalis dicampur,
sebagian dimasukkan ke dalam tray dan sebagian dimasukkan ke dalam syringe.
Adonan yang dimasukkan ke dalam syringe diinjeksikan langsung pada area
yang akan dicetak dan tray dicetakkan juga di bagian yang akan dicetak dan
tunggu hingga material cetak mencapai fase setting.
2. Multiple Mix Technique (Umumnya disebut Double Impression)
Material yang digunakan adalah material cetak berviskositas heavy bodied
dan light bodied. Kedua material yang berviskositas berbeda dicampurkan
dalam pads yang berbeda. Adonan Heavy bodied dimasukkan ke dalam tray
sedangkan material yang light bodied dimasukkan ke dalam syringe dan
diaplikasikan langsung pada area yang akan dicetak. Kemudian, tray yang berisi
adonan heavy body juga dicetakkan ke area yang akan dicetak, dan tunggu hingga
material cetak tersebut telah mencapai fase setting.
3. Reline Technique
a. One-stage putty wash technique
10
Jenis material cetak elastomer yang digunakan pada teknik ini adalah yang
berviskositas putty dan light body dengan stock tray berpori. Pertama adonan
putty dibuat dan dimasukkan ke dalam stock tray, sedangkan adonan light body
dimasukkan ke dalam syringe dan diinjeksikan langsung ke area yang akan
dicetak. Setelah itu, tray yang berisi adonan putty dicetakkan dan ditekan hingga
setting. Adonan material cetak putty akan menekan adonan light body agar
mencetak detail struktur permukaan gigi yang dicetak sehingga cetakan yang
dihasilkan lebih akurat.
b.Two-stage putty wash technique
Pada teknik ini, jenis material cetak yang digunakan adalah yang
berviskositas putty dan light body dengan stock tray berpori. Pertama adonan
putty dibuat dan dimasukkan ke dalam stock tray. Sebelum mencetakkan
stock tray ke area yang akan dicetak, plastik tipis diletakkan diatasnya, setelah itu
baru dicetakkan. Setelah setting, lepaskan adonan putty dari cetakan dan lepaskan
plastiknya. Lalu adonan light body dimasukkan ke dalam syringe dan
diinjeksikan langsung ke area yang akan dicetak, dan sisanya dimasukkan ke
dalam adonan putty yang ada di tray. Setelah itu cetakan awal yang dibuat dengan
adonan putty dicetakkan juga diatas adonan yang telah diinjeksikan dan ditunggu
hingga setting.
11
mixing kemudian langsung dicetakkan ke dalam mulut. Dapat dilihat bahwa
akibat kurang penekanan dan kurang bahan sehingga sisi marginal ridge kurang
tajam.
Hasil cetakan rahang atas dengan sendok cetak sebagian ini dilakukan
dengan tehnik mencetak langsung dan pencampuran light body silicone
additionnya menggunakan cara static auto mixing. Putty dan light body
dicetakkan secara bersamaan. Tempat pada campuran putty yang akan ditempati
gigi target ditekan sedalam 3-4 cm kemudian diisi dengan light body dan
dicetakkan secara bersamaan pada gigi target. Hasil praktikum static auto mixing
dapat dilihat bahwa light body tidak tercetak dengan baik pada gigi arget,
searusnya aplikasi light body lebih merata dan lebih banyak pada gigi target.
Hasil cetakan rahang bawah dengan sendok cetak sebagian ini dilakukan
dengan tehnik mencetak tidak langsung dan pencampuan light body silicone
additionnya menggunakan cara manual (hand mixing). Pada cara ini, campuran
putty dicetakkan terlebih dahulu kemudian setelah mengeras dikurangi sebanyak
3-5 mm. Setelah ini barulah light body dicampur secara hand mixing dan
dicetakkan. Dapat dilihat bahwa light body tidak tercetak sempurna pada gigi
12
target, seharusnya lebih diutamakan pada gigi target bukan menyebar ke gigi
lainnya yang lebih banyak.
4. Simpulan
5. Daftar Pustaka
Anusavice, Shen, dan Rawls. 2013. Phillips Science of Dental Material 12th Edition.
Mosby Elsevier.
Manappalil, JJ. 2010. Basic Dental Materials. 3rd ed. Jaypee Brothers Medical Pub.
Ltd., India. p. 202.
McCabe and Walls. 2008. Applied Dental Materials 9th Edition. Oxford: Blackwell
Publishing Ltd.
Sakaguchi RL, John M. Powers. 2012, Craigs Restorative dental material, 13th ed.
Philadelphia, Elsevier
13