Penyusun :
No Nama NIM
.
1. Lintang Maudina S 021511133052
2. Nancy Cynthia S 021511133053
3. I Ketut Brahma Pande 021511133054
4. Widya Rizky R. 021511133055
2.2 Alat
a. Paper pad dan spatula
b. Mixing gun
c. Catridge dan mixing tips
d. Sendok cetak sebagian
e. Model kerja
2
Gambar 4. Paper pad dan Gambar 5. Cartridge dan
spatula mixing tips
3
Gambar 9. Pengambilan base dan Gambar 10. Base dan katalis dletakkan
katalis yang merata di tangan dan kemudian dicampur
d. Setelah adonan menjadi homogen, adonan di aplikasikan ke sendok cetak
sebagian, kemudian di cetak di master model (gigi target pada master
model ditengah sendok cetak). Ditunggu hingga adonan setting. Setting
ditandai dengan adonan elastis dan tidak lengket. Setelah setting, sendok
cetak di lepas dari master model dan cetakan gigi yang akan direstorasi di
kurangi kira-kira 3-5 mm atau sekelilingnya
untuk tempat light body.
GambarGambar
11. Pencetakan padagigi
12. Cetakan master
yang akan
model
direstorasi dikurangi
e. Pasta dasar base dan katalis medium body dikeluarkan dari tube pasta dan
diletakkan diatas paperpad secara terpisah masing-masing sepanjang 2 cm
4
Gambar 13. Pasta
Base dan katalis
diletakkan di Paper pad
sepanjang 2 cm
2.3.2 Teknik Double Impression Direct dengan bahan light body dan very heavy
body
a. Menyiapkan material cetak silicon putty dan master model.
b. Mencoba sendok cetak sebagian pada gigi target
c. Mengambil base dan katalis menggunakan sendok takar. Setengah
diambil dari base, dan setengahnya diambil dari katalis. Karena mixing
gun mencetaknya menggunakan sendok cetak sebagian.
d. Menyiapkan mixing gun dengan keadaan catridge silikon light body serta
mixing tip dan intra oral tip sudah terpasang dengan baik.
5
e. Light body pada diaplikasikan ke model kerja pada gigi hingga menutupi
keseluruhan bagian yang akan direstorasi.
f. Base dan katalis segera dicampur dengan cara dilipat menggunakan
tangan hingga homogen ditandai dengan warna yang sama, selama 10-
15 detik.
g. Apabila adonan telah homogen, adonan tersebut dimasukkan ke dalam
sendok cetak sebagian dan dibuat cekungan yang tidak terlalu dalam
pada bagian tengah.
h. Light body yang ada pada mixing gun diaplikasikan pada sendok cetak
yang telah diberi cekungan.
3. HASIL PRAKTIKUM
6
Pada praktikum ini menggunakan dua teknik double impression dengan cara tidak langsung
(manual) dengan Metode Hand Mixing dan dengan cara langsung dengan Metode Static Auto Mixing.
Dalam Metode Hand Mixing ini, menggunakan master model rahang atas dengan tujuan percetakan
pada gigi premolar 1 (24). Proses pencampuran menggunakan spatula secara manual, sedangkan
Metode Static Auto Mixing menggunakan master model rahang bawah pada gigi molar 1 (46). Dalam
pencampuran secara otomatis menggunakan mixing gun. Pada pencampuran base dan katalis silicon
putty dilakukan teknik memijat dengan dua tangan hingga homogen.
Percobaan Objek Teknik Permukaan hasil cetakan
ke mencetak
4. TINJAUAN PUSTAKA
7
4.1 Material Cetak Elastomer
Material cetak digunakan untuk membuat replika atau cetakan jaringan keras
dan jaringan lunak mulut secara akurat. Area yang ingin dicetak bisa bervariasi,
bisa satu gigi saja, seluruh rahang bergigi, hingga satu rahang tanpa gigi. Cetakan
yang dihasilkan adalah cetakan negative yang harus diisikan dengan dental stone
atau material model lain untuk menghasilkan cetakan positif yang dapat dilepas
bila dental stone atau material model sudah setting.(Sakaguchi, 2012, hal. 278).
Material cetak yang ideal haruslah material elastis yang dapat mencetak
bentuk gigi dengan akurat hingga di area undercut dan kembali ke bentuk semula
tanpa mengalami distorsi. Material cetak yang digunakan sekarang ini dapat
dikelompokkan berdasarkan komposisi, mekanisme setting, sifat mekanis, dan
aplikasinya (Anusavice, 2012, hal. 152). Material cetak berdasarkan sifat
mekanisnya, dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok, yaitu material cetak
elastis dan non elastis (McCabe, 2008, hal.137).
Material cetak elastomer merupakan salah satu jenis material cetak elastis.
Material cetak ini merupakan material cetak berbasis polimer sintesis yang secara
kimiawi berikatan rantai ketika set dan dapat diregangkan, namun akan dengan
cepat kembali ke dimensi awalnya, seperti karet vulkanisir alami (karet yang
terdiri atas campuran karet dan belerang) (Anusavice, 2012, hal. 153). Material
cetak elastomer bersifat lebih kuat dan lebih stabil daripada material cetak
hidrokoloid (Manappallil, 2010, hal.191). Hal tersebut disebabkan karena material
cetak elastomer tidak dimanipulasi dengan air sehingga tidak memiliki sifat
sineresis (mengerut) seperti material cetak hidrokoloid. Hal tersebut membuat
elastomer memiliki batas waktu untuk membuat model positif lebih panjang dari
8
material cetak hidrokoloid (tahan hingga satu minggu).Secara umum, material
cetak elastomer memiliki sifat sebagai berikut:
1. Polysulphides
2. Addition Silicones
3. Condensation Silicones
4. Polyether
9
5. Untuk mebuat model duplikasi (tiruan)
6. Polyether digunakan sebagai ujung cetakan pada custom trays rahang tak
bergigi (Manappallil, 2010, hal. 192)
1. Hand Mixing
Metode ini dilakukan dengan mengeluarkan kedua pasta di atas mixing pad
atau glass lab dengan ukuranpanjang yang sama. Kemudian kedua pasta tersebut
diratakan melebar di atas mixing pad, kemudian diaduk secara melipat ke depan
dan ke belakang hingga homogen. Adonan sudah dikatakan homogeny apabila
kedua warna pasta telah tercampur dengan baik.
Untuk material cetak elastomer jenis silikon yang memiliki viskositas putty
metode pencampuran dilakukan dengan menakar volume kedua pasta dengan
sendok takar dan kemudian mencampur kedua pasta dengan melipat adonan
menggunakan tangan hingga warnanya menjadi homogen.
2. Static Mixing
Metode ini dilakukan dengan menggunakan gun untuk menekan material
cetak elastomer yang terdiri dari base dan katalis di dalam cartridge.
Pengaplikasian pada area yang akan dicetak dibantu oleh mixing tip yang
berbentuk silinder. Material adonan cetak dapat langsung diaplikasikan pada
tray atau langsung pada gigi yang telah disiapkan.
10
langsung pada area yang akan dicetak dan tray dicetakkan juga di bagian
yang akan dicetak dan tunggu hingga material cetak mencapai fase
setting.
3. Reline Technique
a. One-stage putty wash technique
Jenis material cetak elastomer yang digunakan pada teknik ini
adalah yang berviskositas putty dan light body dengan stock tray
berpori. Pertama adonan putty dibuat dan dimasukkan ke dalam stock
tray, sedangkan adonan light body dimasukkan ke dalam syringe dan
diinjeksikan langsung ke area yang akan dicetak. Setelah itu, tray yang
berisi adonan putty dicetakkan dan ditekan hingga setting. Adonan
material cetak putty akan menekan adonan light body agar mencetak
detail struktur permukaan gigi yang dicetak sehingga cetakan yang
dihasilkan lebih akurat.
11
dengan adonan putty dicetakkan juga diatas adonan yang telah
diinjeksikan dan ditunggu hingga setting.
12
Gambar 20. Komposisi Silikon Adisi (Manappalil, 2010, hal. 198)
Pt
Vinil siloxane + Silane siloxane
Silicone rubber Salt
Pada bahan cetak ini tidak terdapat produk sampingan seperti alkohol
maupun gas hidrogen karena ada penambahan garam platinum untuk menyerap
hidrogen, sehingga tidak terjadi kontraksi silikon dan poreus permukaan
cetakan serta meminimalisasi perubahan dimensi yang terjadi selama
polimerisasi (Annusavice, 2012, hal.154). Biasanya waktu kerja dan
pengerasan bahan cetak silikon adisi sekitar 2 sampai 4 menit, diikuti dengan
waktu pengerasan 4 sampai 6 menit.
Faktor yang mempengaruhi waktu kerja cetakan adalah viskositas bahan
cetak. Perubahan dimensi yang paling kecil pada waktu setting (pengerasan) dari
semua bahan cetak elastomer adalah menunjukkan perubahan dimensi pada bahan
13
cetak polyvinyl siloxane. Dimana viskositas bahan yang rendah menunjukkan
perubahan dimensi yang paling tinggi (0,02-0,05 persen shrinkage) akibat bahan
pengisi yang rendah. Oleh karena itu, material cetak adisi memiliki elastisitas
bahan yang baik.
14
Keterangan: Nsm-2 = poise, 1 poise = 0,1 N s/m2, 1 Ns/m2= 0,102 kg s/m2.
b. Elastisitas ( Elasticity )
Elastisitas adalah sifat suatu benda yang dimungkinkan untuk diubah
bentuknya dengan beban yang bila beban tersebut dihilangkan akan
kembali ke bentuk semula (Sumadhi, 2010). Sifat elastik yang baik pada
suatu bahan dapat ditunjukkan dengan melihat besarnya elastic recovery
dan perubahan dimensi bahan tersebut.
KEUNTUNGAN KERUGIAN
Hasil cetakan akurat Hidrofobik
Mudah dimanipulasi
Terdapat banyak jenis viskositas Dapat terkontaminasi oleh
Setting time cepat sarung tangan lateks
Stabilitas dimensi yang baik Mahal
Daya tahan robekan sedang
Distorsi lebih sedikit Pengerasan terpengaruh oleh suhu
Dapat diisi berulang kali dan kelembaban
15
5. PEMBAHASAN
Manipulasi material cetak elastomer ini digunakan material jenis silikon adisi.
Polimer reaksi tambahan berujung kelompok vinil dan berkaitan dengan kelompok
hibrid, diaktifkan oleh katalis garam platinum. Bila proporsi tidak seimbang atau
terdapat gangguan, reaksi sampingan akan menghasilkan gas hydrogen yang akan
menjadikan hasil cetakan master model menjadi porus. Pabrik seringkali
menambahkan logam mulia, seperti platinum atau palladium, untuk bertindak sebagai
hidrogen absorber. hal ini dilakukan agar tingkat porositas dapat ditekan seminimal
mungkin.
Salah satu kerugian menggunakan bahan cetak silikon adalah sifat hidrofobik yang
dimiliki. Untuk mengatasi sifat ini pabrik biasanya membuat silikon dengan reaksi
tambahan yang lebih hidrofilik. Penambahan bahan hidrofilik ini dapat memperbesar
daya afinitas pada stone. manipulasi material cetak silikon menggunakan sarung
tangan lateks yang mengandung sulfur dimungkinkan dapat memperlambat waktu
setting dan berakibat distorsi. Karakteristik polyvinyl siloxane adalah encer dan agak
kental. Bahan basis maupun katalis dalam bahan ini memiliki kandungan kimia yang
hampir serupa dan memiliki konsistensi yang sama, sehingga cocok untuk digunakan
alat mekanis seperti mixing gun. Pada praktikum ini, terdapat dua cara yang digunakan
dalam memanipulasi material cetak silikon yaitu dengan cara hand mixing dan static
automixing.
16
Lalu dicetakkan kembali pada master model dengan posisi yang sama, dan
ditunggu hingga setting. Ciri setting adalah apabila sisa campuran pasta dasar dan
katalis pada paper pad telah mudah dilepas dan tidak lengket.
Manipulasi dengan cara ini cenderung memerlukan waktu yang cepat dan
tepat terutama pada pencampuran base dan katalis putty dengan menggunakkan
tangan. Waktu setting yang singkat dibutuhkan gerakan yang cepat agar keduanya
tercampur homogen. Apabila kurang homogen, cetakan tidak akan bisa mengeras.
Pada penggunaan teknik hand mixing penyediaan bahan dan tempat lebih
banyak dan kurang efisiennya waktu yang terpakai. Selain itu saat mengeluarkan
pasta adisi pada mixing pad tidak selalu sama dengan takaran yang semestinya
karena penekanan pada tube setiap orang berbeda-beda, sehingga didapatkan hasil
double impression material yang kurang presisi dalam perbandingannya. Namun
dari segi ekonomi lebih terjangkau karena hanya memerlukan spatula pengaduk
dan mixing pad yang dapat dipergunakan berkali-kali.
17
masuknya udara kedalam adukan serta waktu pengadukan mejadi lebih singkat
dan kemungkinan kontaminasi bahan menjadi lebih sedikit (Anusavice, 2012).
Hasil kedua percobaan didapatkan bahwa hasil cetakan akan lebih halus,
detail, dan akurat dengan menggunakan metode static auto mixing. Hal itu
disebabkan karena light body silicon akan tercampur lebih homogen dengan
catridge dan dengan menggunakan mixing tips silikon bisa langsung diarahkan
dengan tepat ke arah gigi geligi yang akan dicetak dengan menggunakan mixing
gun, dibandingkan dengan metode hand mixing yang besar kemungkinan tidak
tercampur dengan homogen karena dicampur dengan manual dan tidak bisa tepat
diarahkan ke gigi geligi yang akan dicetak.
Kelebihan metode static auto mixing adalah hasil yang didapatkan akan lebih
halus, detail dan akurat, namun kekurangan metode static auto mixing adalah alat
yang digunakan lebih mahal, bahan plastik dari mixing tips yang sekali pakai
tersebut tentu akan mencemari lingkungan dan sisa bahan silikon pada mixing tips
yang tidak terpakai juga akan terbuang. Pada silikon dengan manipulasi memakai
static auto mixing dengan hand mixing, terlihat bahwa dengan static auto mixing
silikon mempunyai working time lebih cepat daripada hand mixing, sehingga
dapat segera diletakkan pada sendok cetak dan dicetakkan ke mulut pasien. Selain
itu, proses pengerasan pada mulut, auto mixing juga memiliki waktu yang lebih
cepat daripada hand mixing. Dilihat dari kekuatan tekanannya, auto mixing
memiliki 1-2,9% sedangkan hand mixing hanya 0,92%. Dapat dilihat perbedaan
dengan jelas antara manipulasi keduanya. (Sakaguchi 2012, hal. 289).
Kelebihan metode hand mixing adalah alat yang digunakan lebih terjangkau,
lebih ramah lingkungan dan sisa silikon yang terbuang lebih minimal, namun hasil
cetakan yang dihasilkan tidak sehalus dan sedetail metode static auto mixing.
Berdasarkan viskositasnya, material cetak medium/regular body memiliki
viskositas yang medium dan material cetak light body memiliki viskositas yang
rendah Perbedaan ini dapat menimbulkan masalah yakni sulitnya mendapatkan
campuran yang homogen, terkecuali bila dilakukan teknik pengadukan yang baik.
Namun pada percobaan yang dilakukan, dapat dilihat bahwa hasil cetakan
dengan static automixing kurang baik dibandingkan dengan hand mixing karena
hasil cetakan static automixing terlihat tidak rapi dan terlihat terdapat ada patahan.
Hal ini mungkin disebabkan karena pada saat pengisian light body pada master
model dengan mixing gun terjadi kesalahan, dimana seharusnya pengisiannya
menyeluruh dari cervical dan menutupi bagian gigi yang akan dicetak (merata).
18
Oleh karena itu, dapat kita ketahui bahwa faktor yang akan
memengaruhi hasil pencetakan antara lain:
1. Ratio atau perbandingan antara base dan katalis tidak sama rata.
2. Proses pencampuran base dan katalis tidak homogen.
3. Pemberian light body tidak rata.
4. Posisi cetakan pertama atau kedua berbeda atau tidak sama.
6. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa mampu melakukan manipulasi material
cetak elastomer jenis silicone addition dengan teknik double impression
menggunakan metode hand mixing dan metode Static Auto Mixing.
7. DAFTAR PUSTAKA
Anusavice KJ. 2012. Phillip’s Science of Dental Material. 12th ed. W.B Saunders, st.
Louis Missouri
McCabe JF, and Walls AWG. 2008. Applied Dental Materials, 9th ed. Blackwell
Publishing L.td., Australia.
O’brien W J, 2008. Dental Matrials and Their Selection. 3rd edition. Quintessence
Publishing
Sakaguchi RL, John M. Powers. 2012, Craig’s Restorative dental material, 13th ed.
Philadelphia, Elsevier.
19