Keywords:
Motivation, Female prisoners , fostering Independence.
Abstrak
Narapidana dalam menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan
harus dikenalkan dengan masyarakat. Pohon Beringin Pengayoman Point.6).
Narapidana wajib diberikan pekerjaan dan harus satu dengan masyarakat serta
menunjang usaha peningkatan produksi. Lembaga Pemasyarakataan Perempuan Kelas
IIA Bandung adalah salah satu unit pelaksana Teknis Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan dibawah jajaran kantor wilayah kementerian hukum dan HAM Propinsi
Jawa Barat merupakan tempat membina narapidana perempuan dibidang program
pembinaan kemandirian. Pembinaan Program kemandirian merupakan salah satu
bentuk pembinaan yang bertujuan untuk memberdayakan narapidana perempuan. Di
harapkan mereka berhasil guna dan berdaya guna dalam pemberdayaan ekonomi
keluarga, sehingga dapat membantu sumber pendapatan bagi keluarga setelah bebas
menjalani Pidana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi
narapidana perempuan di Lembaga pemasyarakatan perempuan Kelas IIA Bandung
dalam mengikuti program pembinaan kemandirian, mengetahui kendala kendala dan
memberikan solusi untuk mengatasi kendala dalam proses pembinaan Kemandirian.
Katakunci:
Motivasi, Narapidana Perempuan, Program Kemandirian
56
Sulistijaningsih, S Motivasi Narapidana Perempuan
m. Mendapatkan hak-hak lain sesuai dan staf serta pejabat bidang pembinaan
dengan peraturan perundang- yang bertindak sebagai intstruktur.
undangan. Motivasi Menurut Malthis (2006:114),
adalah keinginan dalam diri seseorang
Lapas perempuan kelas IIA yang menyebabkan orang tersebut
Bandung adalah Unit Pelaksana teknis bertindak. Biasanya orang bertindak
dibawah jajaran Kantor Wilayah karena suatu alasan untuk mencapai
kementerian Hukum dan Hak Asasi tujuan. Memahami motivasi sangatlah
manusia propinsi Jawa Barat. Lapas penting karena kinerja, reaksi terhadap
khusus perempuan ini mempunyai tugas kompensasi dan persoalan sumber daya
dan fungsi melakukan pembinaan dan manusia yang lain dipengaruhi dan
perawatan khusus bagi warga binaan mempengaruhi motivasi. Pendekatan
pemasyarakatan perempuan berada di untuk memahami motivasi berbeda-
bawah jajaran . beda, karena teori yang berbeda
Di dalam pasal 2 ayat (1) Peraturan mengembangkan pandangan dan model
Pemerintah Republik Indonesia Nomor mereka sendiri. Motivasi menurut Vroom
31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan Dan (dalam Kreitner & Kinicki 2007 : 247),
Pembimbingan Warga Binaan motivasi adalah mengarahkan dalam
Pemasyarakatan ayat (1) disebutkan : memutuskan seberapa besar upaya
“Program pembinaan dan pembimbingan untuk mengerahkan usaha dalam situasi
meliputi kegiatan pembinaan dan tertentu. Keitner & Kinicki (2007)
pembimbing kepribadian dan mendifinisikan motivasi sebagai proses
kemandirian”. Dalam pasal 3 disebutkan psikologis yang menyebabkan munculnya
pembinaan dan pembimbingan suatu tindakan yang memiliki arah untuk
kepribadian dan kemandirian meliputi mencapai tujuan tertentu. Morgan (1986
hal-hal yang berkaitan dengan point : (h) : 303) motivasi diartikan sebagai “ untuk
keterampilan kerja; dan (i) latihan kerja mendorong dan menekan dengan kuat
dan produksi. Program pembinaan yang akan muncul dalam perilaku yang
kemandirian di lapas juga telah diatur gigih dalam mengarah pada pencapaian
dalam sepuluh prinsip pemasyarakatan tujuan-tujuan tertentu”. Robins (1998 :
yaitu dalam angka (1) “Ayomi dan 50) Motivasi adalah “kesediaan untuk
berikan bekal hidup agar mereka dapat mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi
menjalankan peranannya sebagai warga untuk tujuan organisasi, yang
masyarakat yang baik dan berguna”. dikondisikan oleh kemampuan upaya itu
Pada angka (6) “Pekerjaan yang diberikan dalam memenuhi beberapa kebutuhan
kepada narapidana dan anak didik tidak individu”.
boleh diberikan pekerjaan untuk Diharapkan motivasi narapidana
memenuhi kebutuhan dinas atau dalam mengikuti program pembinaan
kepentingan negara sewaktu-waktu saja. kemandirian selama menjalani pidana
Pekerjaan yang diberikan harus satu didalam Lapas perempuan kelas IIA
dengan pekerjaan di masyarakat dan Bandung, dapat menjadi modal dasar
menunjang usaha peningkatan produksi”. dalam berwirausaha dan menciptakan
Salah satu keberhasilan pembinaan lapangan pekerjaan sendiri setelah bebas
dibidang kemandirian adalah adanya menjalani hukuman.
motivasi yang tinggi dari narapidana
sebagai peserta pembinaan kemandirian
Gambar 5: Kebun
Kesimpulan Referensi
Kesimpulan yang dapat diambil Bahrudin Surjobroto, (2002) “Bunga
motivasi narapidana perempuan di Rampai Pemasyarakatan, kumpulan
Lembaga pemasyarakatan perempuan tulisan almarhum mantan kepala
Kelas IIA Bandung dalam mengikuti direktorat pemasyarakatan diterbitkan
program pembinaan kemandirian adalah dalam rangka hari bhakti
sebagai berikut : pemasyarakatan ke-38”,untuk
1. Narapidana yang mengikuti kegiatan kalangan sendiri.
kerja adalah ingin mengisi waktu Buchari Zainun Dr, (1984) “Manajemen
luang. dan Motivasi” , Balai Aksara .
2. Narapidana berkeinginan Samsudin, Sadili. (2006). “Manajemen
mendapatkan uang sebagai upah Sumber Daya Manusia”, CV Pustaka
hasil kerja. Setia. Bandung
3. Ingin mendapatkan keterampilan Malthis. 2006. Manajemen Sumber Daya
sesuai dengan minat dan bakatnya Manusia. Salemba Empat. Jakarta
sebagai bekal setelah bebas. Didin Sudirman. (2007). “Reposisi dan
4. Ingin mengembangkan ketrampilan Revitalisasi Pemasyarakatan dalam
setelah bebas dan dapat system peradilan pidana di Indonesia”.
menciptakan usaha sebagai mata Pusat Pengkajian dan pengembangan
pencaharian. kebijakan Departemen Hukum dan
HAM RI.
Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian maka Kementerian Kehakiman Republik
dapat dikemukakan implikasi sebagai Indonesia. (1990). Keputusan Menteri
berikut : Kehakiman Republik Indonesia No:
1. Lapas kelas perempuan kelas IIA M.01-PK.04.10 Tahun 1990 tentang
Bandung hendaknya dapat Pola Pembinaan Narapidana/Tahanan.
menampung narapidana di program Jakarta.
kegiatan kemandirian sesuai dengan Kementerian Koperasi dan Pembinaan
minat dan bakatnya. Pengusaha Kecil. (1995).Keputusan
2. Lapas perempuan kelas IIA Bandung Menteri Koperasi dan Pembinaan
harus mampu memenuhi sumber Pengusaha Kecil. Nomor.
daya manusia di bidang kegiatan 961/KEP/M/XI/1995. Surabaya.
kerja baik secara kualitas maupun Presiden Republik Indonesia. (1999).
secara kuantitas. Peraturan Pemerintah Republik
3. Segera mengisi jabatan yang kosong Indonesia No.31 Tahun 1999 tentang
pada bidang kegiatan kerja. Pembinaan dan Pembimbingan Warga
4. Menyediakan dana, sarana dan Binaan Pemasyarakatan. Jakarta.
parasaran yang dibutuhkan di bidang Republik Indonesia. (1995). Undang-
program kegiatan kerja. Undang Republik Indonesia No.12
5. Meningkatkan kerjasama (MOU) Tahun 1995 tentang
dengan Instansi terkait, LSM dan Pemasyarakatan. Jakarta.
berbagai pihak sehingga dapat Octavia Tria Abati. (2007). Skripsi :”Pola
memberikan kontribusi bagi PNBP di Pembinaan Narapidana Untuk
bidang program pembinaan Melatih Kemandirian Berwirausaha
kemandirian. Di Lembaga Pemasyarakatan Klas