Disusun oleh:
Deni Sulistiyanto
1630102490
i
ABSTRAK
Kerjasama Rutan Kelas II B Pajangan Dengan Satuan Pembinaan Masyarakat
Polres Bantul Dalam Pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan
Deni Sulistiyanto
1630102490
Keyword: Kerjasama, Rutan Kelas IIB Pajangan, Sat Binmas Polres Bantul
ii
DAFTAR ISI
Cover……………………………………………………………………………… i
Abstrak……………………………………………………………………………. ii
Daftar Isi………………………………………………………………………….. iii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang…………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………. 2
C. Tujuan Penulisan Makalah………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….. 3
A. Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan………………………………….. 3
B. Sat Binmas Polres Bantul………………………………………………….. 7
C. Kerjasama Rutan Kelas IIB Pajangan dengan Sat Binmas Polres Bantul… 8
BAB III PENUTUP……………………………………………………………….. 11
1. Kesimpulan………………………………………………………………… 11
2. Saran……………………………………………………………………….. 11
Daftar Pustaka……………………………………………………………………... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga Pemasyarakatan (selanjutnya disebut dengan lapas) merupakan
bagian akhir dari sistem peradilan pidana di Indonesia setelah 3 (tiga) sistem
peradilan pidana yaitu kepolisian, kejaksaan serta pengadilan yang menjatuhkan
pidana penjara (pencabutan kemerdekaan) kepada para terpidana. Lapas menjalankan
tugas dan fungsi pemasyarakatan yaitu melakukan pembinaan Warga Binaan
Pemasyarakatan (selanjutnya disebut WBP) berdasarkan sistem, kelembagaan, dan
cara pembinaan berdasarkan Pancasila.1
Dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya lembaga
pemasyarakatan bekerja berdasarkan Undang-Undang No.12 Tahun 1995
(selanjutnya disebut UU Pemasyarakatan).
Dalam pelaksanaannya bukan hanya lembaga pemasyarakatan yang bekerja
untuk membina narapidana, rumah tahanan pun juga membina narapidana. Hal ini
disebabkan kapasitas lembaga pemasyarakatan yang di luar kapasitas. Salah satu
rumah tahanan yang sekaligus dijadikan sebagai Lembaga pemasyarakatan adalah
Rutan Kelas IIB Pajangan. Fungsi ganda yang dialami oleh Rutan Kelas IIB
Pajangan ini sebenarnya cukup bertentangan dengan Pasal 1 angka 2 Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab UndangUndang
Hukum Acara Pidana yang menjelaskan bahwa rutan adalah tempat tersangka atau
terdakwa ditahan selama proses penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di
persidangan. Berbeda dengan Lembaga pemasyarakatan yang bertujuan untuk
melakukan pembinaan terhadap narapidana.2
Pembinaan WBP dilaksanakan secara terpadu antara pembina, yang dibina, dan
masyarakat untuk meningkatkan kualitas WBP agar menyadari kesalahan,
memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima
1
Citra Anggraeni Puspitasari. “Tanggung Jawab Pemerintah Dalam Pelanggaran Hak Narapidana dan
Tahanan Pada Lembaga Pemasyarakatan/Rumah Tahanan Negara”. Jurnal Panorama Hukum. Volume
3. Nomor 1, 2018, 33-34. (dari 33-46)
2
Mita Yuyun Alina. “Penempatan Narapidana di Dalam Rumah Tahanan Dalam Konteks Sistem
Penegakan Hukum Pidana di Indonesia”. Diponegoro Law Review, Volume 1, Nomor 4, 2012, 1. (1-10)
1
2
kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan
dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab. 3
Satuan Pembinaan Masyarakat Kepolisian Resor Bantul (disingkat Sat Binmas
Polres Bantul) merupakan satuan yang bertugas melakukan pembinaan, deteksi dini,
mediasi atau pencerahan kepada masyarakat melalui penyuluhan, sambang, door to
door, police goes to campus, polisi sahabat anak dan ceramah-ceramah tentang
keamanan ketertiban masyarakat dalam meningkatkan keamanan dalam menjalani
kehidupan sehari-hari di wilayah hukum Polres Bantul. 4 Dalam menjalankan
perannya melakukan pembinaan kepada masyarakat, salah satu sasarannya adalah
narapidana, agar saat narapidana kembali ke masyarakat dapat diterima dan
menjalankan peran yan gpositif di masyarakat. Hal ini sesuai dengan tujuan
pembinaan WBP di Lembaga Pemasyarakatan (yang dalam hal ini adalah Rutan
Kelas IIB Pajangan), maka perlu diadakan Kerjasama dalam upaya pembinaan
Warga Binaan Pemasyarakatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan kerjasama antara Sat Binmas Polres Bantul dengan
Rutan Kelas IIB Pajangan?
2. Bagaimana kendala yang dihadapai dalam menjalankan proses kerjasama antara
Sat Binmas Polres Bantul dengan Rutan Kelas IIB Pajangan?
3
Ibid
4
M. Fachrie Persada Putra. “Optimalisasi Penyuluhan Satuan Binmas Polres Salatiga Kepada Tokoh
Masyarakat Guna Cipta Kondisi Pemilu 2019 Yang Kondusif.: Indonesian Journal of Police Studies . Vol
4. No. 1, 2020, 260 (dari 257-300).
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
2. Lembaga Pemasyarakatan
Lembaga pemasyarakatan atau disingkat (LAPAS) merupakan institusi dari sub
sistem peradilan pidana mempunyai fungsi strategis sebagai pelaksanaan pidana
penjara sekaligus sebagai tempat pembinaan bagi narapidana.
Fungsi utama dari Lapas adalah sebagai berikut:9
a. Menerima terpidana yang telah diputus bersalah oleh pengadilan dengan pidana
penjara;
b. Melakukan pembinaan dalam lembaga pemasyarakatan;
c. Melakukan berbagai upaya agar proses pembinaan dapat terlaksana dengan baik;
d. Melakukan koordinasi dengan sub sitem kepolisian atau kejaksaan manakala
peserta didik pemasyarakatan tengah menjalani proses peradilan;
e. Menerima dan meneruskan permintaan grasi;
6
Nurkhalida. “Peranan Rumah Tahanan Negara Kelas II B Pangkajene Terhadap Pembinaan Anak
Pidana” Jurnal Tomalebbi, Volume 3. Nomor 1. 2016, 83. (dari 76-88).
7
Ibid
8
Ibid
9
Opcit
5
10
Opcit
11
Romli Atmasasmita. Strategi Pembinaan Pelanggaran Hukum Dalam Penegakan hukum Di Indonesia.
(Bandung : Alumni. 1975), 59.
6
C. Kerjasama Rutan Kelas IIB Pajangan dengan Sat Binmas Polres Bantul
1. Kerjasama
Menurut Abdulsyani, kerjasama adalah suatu bentuk proses sosial, dimana
didalamnya terdapat aktivitas tertentu yang ditunjukkan untuk mencapai tujuan
bersama dengan saling membantu dan saling memahami aktivitas masing-
masing.14 Kerjasama juga diartikan sebagai kegiatan yang di lakukan secara
bersama-sama dari berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama.15
Pelaksanaan kerjasama dan sistem informasi pendidikan dapat dilakukan
dengan menempuh tahapan yaitu: tahap penjajakan, tahap penanda tangan
kerjasama, tahap penyusunan program, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi, dan
tahap pelaporan. Ada beberapa cara yang dapat menjadikan kerjasama dapat
berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang telah disepakati oleh dua orang
atau lebih tersebut yaitu:16
a. Saling terbuka, dalam sebuah tatanan kerjasama yang baik harus ada komasi
yang komunikatif antara dua orang yang berkerjasama atau uniklebih.
b. Saling mengerti, kerjasama berarti dua orang atau lebih bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan, dalam proses tersebut, tentu ada, salah satu yang
melakukan kesalahan dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang
dihadapkan.
14
Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan, Jakarta: Bumi Aksara, 1994 h. 156.
15
W.J.S. Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1985. h. 492
16
Abuddin Nata, Ilmu Pendidkan Islam, Jakarta: Prenada Media Group, h. 279-288.
9
Dalam hal ini kerjasama yang dilaksanakan oleh Rutan Kelas IIB sebagai
pengembang fungsi Lembaga Pemasyarakatan dengan Sat Binmas Polres Bantul
adalah dalam hal pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan. Tujuan dilaksanakan
pembinaan ini selaras dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas WBP agar
menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana
sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan
dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan
bertanggung jawab. Sementara itu tujuan Sat Binmas Polres Bantul dalam
melaksanakan pembinaan yaitu untuk memberikan tuntunan, petunjuk, dan
penerangan kepada individua tau kelompok secara terus-menerus dengan maksud
agar terjadi perubahan perilaku atau sikap yang berguna bagi diri pribadi maupun
kelompok atau masyarakat. Kedua tujuan tersebut selaras untuk dijadikan dasar
kerjasama.
Bentuk kerjasama yang sudah dilaksanakan antara Rutan Kelas IIB
Pajangan dengan Sat Binmas Polres Bantul adalah MoU Pembinaan WBP dengan
pelaksanaan bahwa Sat Binmas Polres Bantul melaksanakan kegiatan pembinaan
kepada WBP di Rutan Kelas IIB Pajangan setiap Hari Rabu ke-2 dan ke-4 pada
tiap-tiap bulannya, yang dilaksanakan setelah sholat dzuhur berjamaah di masjid
Rutan Kelas IIB Pajangan.
akses kembali untuk melanjutkan pembinaan dari Sat Binmas Polres Bantul
kepada WBP di Rutan Kelas II B Pajangan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan kerjasama antara Rutan Kelas II B Pajangan dengan Sat Binmas
Polres Bantul merupakan sebuah bentuk pelaksanaan tugas yang didasarkan pada
tujuan pembinaan yang selaras pada masing-masing instansi tersebut. Selain itu,
dengan dilaksanakannya kerjasama tersebut mempercepat tercapainya tujuan
dibandingkan dengan bekerja secara masing-masing.
Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan pembinaan kepada WBP sebagai
bentuk kerjasama yang dilakukan terdapat pada proses MoU yang dilakukan masih
dalam tahap proses (belum jadi) dan selain itu pada masa pandemi covid-19
pembinaan belum dapat dilaksanakan kembali karena protokol kesehatan.
B. Saran
Penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan informasi
dan literatur yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, kepada penulis makalah
selanjutnya yang menggunakan tema yang sama, dapat lebih mendalami lagi
informasi dan literatur yang digunakan agar tercapai kualitas makalah yang lebih
baik.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. (1994). Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara,
Alina, Mita Yuyun. (2012) Penempatan Narapidana di Dalam Rumah Tahanan Dalam
Konteks Sistem Penegakan Hukum Pidana di Indonesia. Diponegoro Law Review,
Volume 1 (4), 1-10.
Nata, Abuddin. (th). Ilmu Pendidkan Islam. Jakarta: Prenada Media Group.
Ningtyas, Erina Suhestia, Abd. Yuli Andi Gani, dan Sukanto. (2017). Pelaksanaan
Program Pembinaan Narapidana Pada Lembaga Pemasyarakatan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia (Studi Pada Lembaga Pemasyarakatan
Kelas I A Lowokwaru Kota Malang). Jurnal Administrasi Publik (JAP). Volume
1 (6), 1266-1275.
Purwadarminta, W.J.S. (1985). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.