3119-Article Text-25293-1-10-20240101
3119-Article Text-25293-1-10-20240101
http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 110
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2024 (109-116)
narapidana mendapatkan pembinaan guna mengalami kesusahan atau bahkan tidak
memperbaiki diri dan memiliki keterampilan. bisa berjalan sama sekali. Dukungan dari
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA pihak selain dari petugas pemasyarakatan
Magelang memiliki tanggung jawab yang tentunya dibutuhkan untuk memperlancar
besar dalam mempersiapkan narapidana jalannya program pembinaan kemandirian.
ketika nantinya akan bebas di bidang Lapas Kelas IIA Magelang dalam melak-
kerohanian dan kemandirian. Berikut ini sanakan program pembinaan kemandirian
adalah data dari hasil penelitian yang menun- juga telah menggandeng pihak ketiga untuk
jukan implementasi program pembinaan membantu dalam pelaksanaan program
kemandirian di Lapas Kelas IIA Magelang pembinaan kemandirian tersebut.
1. Kondisi Lingkungan Pelaksanaan perjanjian kerja sama ini
Dalam implementasinya program memang penting dilakukan dalam mem-
pembinaan yang ada di Lapas Kelas IIA berikan materi pelatihan bagi narapidana
Magelang memiliki kondisi lingkungan yang mungkin tidak dimiliki oleh petugas
yang baik. Kondisi lingkungan yang baik ini pemasyarakatan. Sehingga akan menambah
tercipta karena adanya dukungan dari ilmu baru tentunya bagi narapidana
berbagai seksi yang lain. Kondisi ling- maupun juga petugas pemasyarakatan.
kungan yang baik ini tentunya menjadi Dukungan yang datang untuk pelaksanaan
modal penting dalam menyelenggarakan program pembinaan dapat dilihat dari
program pembinaan kemandirian. Kondisi pelaksanaanya assessment untuk memilih
lingkungan yang baik dan kondusif akan bakat dan minat narapidana yang akan
membnatu narapidana dalam menyerap melaksanakan kegiatan program pembi-
pelatihan keterampilan dengan baik. naan kemandirian ini. Pembinaan terhadap
Kondisi ini tentunya tidak bisa tercipta narapidana yang ada di Lapas Kelas IIA
hanya dengan perubahan satu orang. Peran Magelang dilakukan secar bertahap. Tidak
Kepala Lapas di butuhkan dalam melaku- semua narapidana berkesempatan
kan pengatura serta mendorong para mengikuti pembinaan ini, maka dari itu
pegawainya untuk mampu menciptakan Lapas Kelas IIA Magelang melakukan
kondisi yang kondusif dan kreatif. penyaringan kepada narapidana untuk
Berdasarkan hasil observasi dan pernya- dipilih siapa saja yang dapat mengikuti
taan subjek dalam proses wawancara yang pembinaan tersebut. Dari hasil observasi
telah dilakukan kondisi lingkungan dalam dan wawancara yang telah dilakukan dapat
implementasi program pembinaan dilihat bahwa implementasi dari pelak-
kemandirian berjalan secara baik. Kondisi sanaan program pembinaan kemandirian
ini di dukung dari berbagai pihak oleh sendiri memiliki dukungan yang cukup baik
berbaga seksi yang tergabung dalam Lapas yang diterima dari Lapas maupun dari
tersebut. Semuanya saling berkolaborasi stakeholder yang lain.
serta bahu membahu untuk menciptakan Dukungan ini merupakan salah satu
lingkungan kondusif yang nyaman untuk stimulus untuk membantu narapidana
warga binaan dalam melakukan kegiatan dalam melaksanakan program pembinaan
pembinaan kemandirian yang diseleng- kemandirian. Diharaphkan dari dukungan
garakan. Terciptanya kondisi lingkungan ini narapidana akan lebih baik dalam
yang kondusif serta nyaman akan menerima bekal keterampilan yang
membantu dalam penyampaian materi diberikan, sehingga nantinya dapat mereka
program pembinaan kemandirian kepada kembangkan lebih jauh lagi hingga
narapidana sehingga akan lebih dipahami nantinya ketika mereka bebas dapat
oleh narapidana. menggunakan bekal keterampilan dari
program pembinaan kemandirian untuk
2. Hubungan Antar Organisasi
mampu bertaham hidup di tengah tengah
Dukungan antar organisasi yang masuk
masyarakat dan tidak kembali lagi dalam
untuk dapat membantu jalannya program
melakukan kejahatan atau perbuatan
pembinaan kemandirian juga menjadi hal
melanggar hukum.
penting yang perlu diperhatikan. Tanpa
adanya dukungan dari pihak lain atau 3. Sumber Daya
hanya satu seksi yang bekerja secara Sumber daya menjadi hal yang penting
individu tanpa melibatkan pihak lain akan dalam melaksanakan program pembinaan
http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 111
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2024 (109-116)
kemandirian. Sumber daya mencakup B. Pembahasan
berbagai hal yang dibutuhkan dimulai dari Belum maksimalnya program pembinaan
bahan baku, sarana dan prasarana, hingga narapidana di Lapas Kelas IIA Magelang
tenaga manusia. Namun, menurut penjela- karena terdapat beberapa kendala dalam
san Bapak Samijiyanto selaku Kepala Seksi pelaksanaan program pembinaan berjalan.
Kegiatan Kerja Lapas Kelas IIA Magelang Beberapa faktor tersebut antara lain:
menjelaskan SDM yang dimiliki masih 1. Keahlian Petugas Pemasyarakatan
belum maksimal. Tanggapan sama juga Kendala dalam pelaksanaan program
dijelaskan oleh Bapak Muslih Sofar selaku pembinaan kemandirian yaitu terkait
Staff Bimker. Beliau menjelaskan bahwa dengan keahlian petugas pemasyarakatan
Lapas Kelas IIA Magelang memiliki 500 yang masih terbatas. Kendala tersebut
lebih warga binaan yang bisa di jadikan terjadi karena keahlian atau keterampilan
tenaga tetapi juga tetap memerlukan yang dimiliki oleh petugas pemasyarakatan
assessment. Sedangkan untuk SDM dari masih terbatas untuk melakukan bimbi-
petugas pemasyarakatan memiliki kualitas ngan dan pengajaran terhadap narapidana
yang kurang sehingga keterampilan yang yang melaksanakan kegiatan program
dimiliki untuk melaksanakan bimbingan kemandirian. Akibat dari faktor tersebut
terbilang belum maksimal. menjadi kendala proses pembinaan keman-
dirian yang ada, sehingga pembinaan
4. Karakteristik Intitusi Implementator
kemandirian bagi narapidana menjadi
Implementasi dari program pembinaan
kurang maksimal. Peran dari petugas
kemandirian tidak bisa terlepas dari
pemasyarakatan sebagai tenaga ahli pentig
inisiatornya. Coordinator memiliki peran
dalam pembinaan kemandirian karena
untuk melakukan pengaturan program
petugas pemasyarakatan berperan dan
yang berjalan. Coordinator akan menjadi
berinteraksi secara langsung dengan
pemimpin sekaligus penggerakn serta juga
narapidana setiap waktu sehingga akan
melaksanakan evaluasi dan monitoring
lebih maksimal apabila petugas pemasya-
terhadap program berjalan. Peran
rakatan menjadi tenaga ahli dalam proses
coordinator sangat penting bagi jalannya
pembinaan kemandirian yang berjalan.
suatu organisasi. Dalam hal ini Kepala
Solusi yang dapat ditawarkan adalah
Lapas memiliki wewenang yang lebih
dengan mengikutsertakan petugas dalam
dalam melakukan pengaturan. Pengaturan
program pelatihan ataupun diklat serta
yang dilakukan tersebut tentunya menya-
mendatangkan tenaga ahli untuk mem-
ngkut bagaiaman peranan Kepala Lapas
bantu dalam peningkatan keterampilan
untuk dapat mengatur jalannya program
petugas. Petugas yang telah terampil dan
pembinaan kemandirian.
siap akan dapat membantu dalam meng-
Dalam prosesnya Kepala Lapas akan
arahkan dan membimbing narapidana
dibantu oleh para Kasi dan juga oleh para
dalam proses pembinaan yang berjalan
kasubsinya untuk melakukan tugas yang
mengingat petugas pemasyrakatan adalah
lebih spesifik dan lebih tertaur. Sehingga
orang yang berinterkasi secara langsung
program yang berjalan akan terlaksana
sehingga dapat menciptakan hasil yang
dengan efektif. Proses pembinaan keman-
lebih maksimal.
dirian tidak akan bisa terlaksana apabila
seksi lain tidak melakukan dukungan 2. Minat dan Motivasi Narapidana
terhadap seksi kegiatan kerja seperti tidak Kurangnya minat dan juga motivasi
mengijinkan narapidana untuk keluar narapidana disebabkan karena tidak
kamar, tidak melaksanakan sidang TPP, sedikit narapidan yang berasumsi bahwa
tidak membantu dalam pengawasan seseorang yang pernah di jatuhi pidana
keamanan dan ketertiban ketika pelak- mereka tidak akan bisa lagi memperoleh
sanaana proses kegiatan kerja yang ada. pekerjaan. Asumsi tersebut menjadi alasan
Sinergi yang telah terlaksana ini menjadi bagi narapidana tidak bergitu tertarik
pernanan penting dalam implementasi untuk mengikuti pembinaan yang ada di
program pembinaan kemandirian yang Lembaga Pemasyarakatan. Narapidana
berjalan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas kurang menyadari bahwa program
IIA Magelang. pembinaan kemandirian ini sangat penting
untuk diri narapdina sendiri ketika nanti
http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 112
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2024 (109-116)
keluar dari Lembaga Pemasyarakatan. terus menerus. Perawatan prasarana
Namun, kurangnya minat narapidana penting dilakukan karena program pembi-
menyebabkan tenaga kerja yang ada naan keterampilan tentunya membutuhkan
menjadi kurang maksimal sehingga potensi alat alat penunjang yang beroperasi secara
hasil yang seharusnya bisa dicapai belum baik sehingga harus selalu rutin dilakukan
bisa dipenuhi. Solusi yang dapat dilakukan perawatan.
adalah dengan memberikan pelatihan
4. Promosi Hasil Karya Warga Binaan
keterampilan yang memungkinkan nara-
Dari hasil penelitian yang dilakukan di
pidana untuk dapat membuka lapangan
Lapas Kelas IIA Magelang ditemukan juga
pekerjaan sendiri tanpa terikat dengan
faktor pengahambat yaitu tidak adanya
orang lain seperti membuka bisnis kuliner
penyaluran hasil produksi narapidana,
dari pelatihan tata boga, perikanan dan
sehingga hasil produksi tidak bisa di
pertanian sehingga mereka mampu
perjualbelikan keluar. Pada saat ini hasil
menjual hasil prouksi mereka dan lain lain.
produksi narapidana hanya terbatas pada
Selain itu juga memberikan sosialisasi bagi
lingkup dalam tembok Lembaga
narapidana untuk menaikan motivasi dan
Pemasyarakatan dan belum bisa merambah
minat narapidana salah satunya dengan
pasaran di luar tembok karena kurangnya
memebrikan penghargaan kerana telah
promosi dan informasi kepada masyarakat.
melaksanakan program pelatihan dengan
Sehingga menyebabkan masyarakat kurang
maksimal. Hal ini akan secara tidak
berminat pada hasil produk narapidana.
langsung akan memotivasi narapidana
Sering kali juga ditemukan adanya stigma
bahawa hasil jerih payahnya mendapatkan
bahwa hasil produk dari narapidana
apresiasi yang cukup, sehinga mereka akan
memiliki kualitas yang kurang sehingga
termotivasi untuk terus menggali diri
kalah bersaing dengan produk produk luar.
dalam menerima program pembinaan
Hal ini tentunya menjadi kerugian tidak
kemandirian yang ada.
hanya kepada narapidan namun juga
3. Keterbatasan Sarana dan Prasarana menjadi kerugian pada Lembaga
Dari hasil observasi dan wawancara Pemasyarakatan, karena diharapkan dari
yang dilakukan terhadap beberapa subyek program pembinaan keterampilan ini
diketahui faktor sarana dan prasaran yang menghasilkan biaya yang dapat menjadi
terbatas menjadi penghambat jalannya pemasukan bagi kas negara.
program kemandirian. Beberapa prasarana Solusi yang dapat diberikan adalah
yang kurang seperti lemari es untuk dengan cara melakukan promosi secara
kegiatan tata boga, tempat yang belum besar besaran dengan melihat kondisi yang
higienis dan belum mencukupi untuk ada di masyarakat sekarang. Contohnya
memasak, keterbatasan lahanyang yang saja dengan menggunakan promosi online
digunakan untuk program pembuatan karena dilihat kultur masyarakat sekarang
cocovit dari sabut kelapa, peralatan yang lebih melihat keefisienan dengan
pertukangan mebel yang rusak karena membeli produk secara online sehingga
tidak di pelihara, peralatan jahit yang dapat menjadi terobosan pihak Lapas
rusak, tempat dalam budidaya perikanan menggunakan jasa online, seperti peng-
yang masih terbatas, serta tempat budidaya gunaan aplikasi di media sosial untuk
jamur yang belum maksimal. Sarana dan mempromosikan hasil karya narapidana.
prasarana menjadi pendukung penting Selain itu juga menghilangkan stigma
dalam berjalannya kegiatan pembinaan masyarakat bahwa hasil dari keterampilan
kemandirian yang ada, sehingga di butuh- narapidana tidak kalah dibandingkan
kan sebagai penunjang, demi tercapainya produk lain dengan cara meningkatan
hasil yang maksimal. Solusi yang untuk kualitas yang dimiliki sehingga masyarakat
mengatasi hal tersebut adalah dengan menjadi yakin dan percaya untuk mau
mmeberikan pengadaan saranan dan membantu program pembinaan dengan
prasarana secara bertahap sebagai penun- cara membeli hasil karya narapidana. Hal
jang kegiatan pembinaan keterampilan ini juga akan meingkatan kepercayaan diri
yang dilaksanakan selain itu prasarana narapidana bahwa produk olahan hasil
yang sudah ada harus dirawat agar mampu karya mereka mendapat apresiasi yang
bertahan lama dan dapat digunakan secara baik dari masyarakat. Narapdina yang
http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 113
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2024 (109-116)
peracaya diri akan menimbulkan motivasi Sehingga dilakukan penelitian dan ditemukan
bahwa dirinya tidak harus melakukan beberapa faktor penghambat yang menjadi
kejahatan untuk melanjutkan hidupnya. permasalahan dalam program pembinaan
kemandirian yang berjalan. Faktor tersebut
IV. SIMPULAN DAN SARAN antara lain keahlian petugas pemasyarakatan
A. Simpulan yang masih kurang, minat dan motivasi dari
Pemasyarakatan menurut Undang Undang narapidana, keterbatasan sarana dan
Nomor 22 Tahun 2022 Tentang prasarana, kurangnya promosi penyaluran
Pemasyarakatan memiliki pengertian yaitu bagi hasil karya narapidana.
Pemasyarakatan merupakan suatu subsistem
peradilan pidana demi melaksanakan penega- B. Saran
kan hukum di bidang perlakuan terhadap Pembahasan terkait penelitian ini masih
tahanan, anak, dan warga binaan, hal ini sangat terbatas dan membutuhkan banyak
menjadi tugas dan fungsi utama dari masukan dan saran sebagai berikut:
dibentuknya pemasyarakatan di Indonesia. 1. Untuk meningkatan hasil dari proses
Pemasyarakatan dalam penyelenggaraanya pembinaan yang dilakukan oleh Lapas
melakukan upaya untuk mengubah perilaku Kelas IIA Magelang maka dibutuhkan solusi
warga binaan pemasyarakatan dengan untuk meningkatkan keahlian yang dimiliki
melakukan pembinaan. Pembinaan terbagi petugas pemasyarakatan. Keahlian yang
menjadi dua pembinaan kepribadian dan dimiliki petugas pemasyarakatan menjadi
pembinaan kemandirian. begitu penting karena petugas pemasyara-
Pembinaan kemandirian menurut Michael, katan yang akan membina secara langsung
Donny (2016) adalah suatu proses bantuan narapidana yang bersangkutan juga
dalam mebimbing individu ataupun suatu sehingga membutuhkan keterampilan yang
kelompok di bidang tertentu yang bertujuan memadahi.
untuk menumbuhkan sikap mandiri dalam 2. Pemberian motivasi bagi narapidan
mengahadapi berbagai masalah yang menjadi hal yang penting untuk diberikan
dihadapi. Sedangkan implementasi menurut karena motivasi yang ada dalam diri
teori Jones adalah suatu proses mewujudkan narapidana akan meningkatkan minat dari
program hingga memperlihatkan hasilnya seorang narapidana tersbeut untuk dapat
(Mulyadi, 2015:45). Sehingga dapat diartikan melakukan perubahan dalam dirinya.
implementasi pembinaan kemandirian adalah Apabila memiliki motivasi untuk merubah
suatu proses untuk mewujudkan program diri dari narapidana tersbeut akan semakin
dalam memberikan bantuan berupa bim- mudah dalam melakukan pembinaan bagi
bingan kepada individu atau sekumpulan narapidana tersebut.
orang pada bidang-bidang tertentu dengan 3. Sarana dan prasarana menjadi alat bantu
maksud agar dapat tumbuh perilaku dan sikap yang penting dalam program pembinaan
mandiri ketikan dihadapkan dengan suatu yang terjadi di dalam Lembaga
permasalahan. Pemasyarakatan. Sarana dan prasaran yang
Lembaga Pemasyarakatan sebagai bagian baik tentunya akan mampu menghasilkan
dari sistem peradilan pidana menjadi tempat produk yang maksimal pula. Dari produk
bagi narapidana untuk mendapatkan yang maksimal itu nantinya akan mem-
pembinaan sebagai bekal hidupnya kedepan bantu narapidana untuk berkembang lebih
nanti. Lapas Kelas IIA Magelang juga termasuk lagi dalam meningkatkan mutu karena
memberikan program pembinaan keman- menjadi percaya diri atas produk yang
dirian bagi narapidana. Program pembinaan dihasilkannya. Sarana dan prasaran yang
tersebut antara lain tata boga, perikananan ada di Lapas Kelas IIA Magelang sendiri
dan budidaya pakan, pertanian, menjahit, dan masih tergolong kurang mencukupi
lain lain. Namun pada saat ini pembinaan yang sehingga di butuhkan pengadaan alat yang
dilakukan masih belum maksimal karena baru sebagai penunjang kegiatan pem-
masih terdapat narapidana dengan status binaan kemandirian yang ada.
residivis yang tergolong banyak di Lapas 4. Promosi dari hasil karya narapidana
Kelas IIA Magelang. Menururt data SDP dari sendiri menjadi hal yang penting. Promosi
509 narapidan sejumlah 148 narapidana akan membantu dalam meningkatkan
termasuk kedalam narapidana residivis. kepercayaan diri narapidana dalam mela-
kukan pembinaan kemandirian, karena
http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 114
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2024 (109-116)
apabila hasil karya dari seorang narapidana Desa, M., Serai, P., & Perspektif, L. (2022).
tersebut mendapat apresiasi dari masya- NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan
rakat akan menambah kepercayaan diri Sosial ْPerpajakan. 9(4), 1483–1490.
narapidana untuk terus berkembang dan
semakin percaya diri bahwa dirinya Direktorat Jendral Pemasyarakatan
mampu untuk berubah. Dari promosi ini KEMENKUMHAM RI, Standar Pembinaan
sendiri akan merubah stigma negative Narapidana Teroris (Deradikalisasi).
masyarakat dimana di mata masyarakat Jakarta: Pustaka Ilmu. 2014
narpidana hanyalah sekumpulan sampah
Dunnette, Keterampilan Pembukuan. Jakarta: PT.
masyarakat yang tidak mampu bekerja
Grafindo Persada.1976.
secara baik untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Equatora, M. A., & Rahayu, M. (2020). The
Effectiveness of Self-reliance Coaching of
DAFTAR RUJUKAN Prisoners at Wirogunan Correctional
Abdussamad, Zuchhri. Metode Penelitian Institutions in Yogyakarta. Bicess 2018,
Kualitatif. Makassar: Garafindo. 2021. 158–163.
https://doi.org/10.5220/0009018201580
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:
163
Rajawali Press. 2016
Febrianto, D. D. (2020). Implementation of
Anwar, Prabu Mangkunegara. Psikologi
Prisoners’ Self-Guidance Development at
Perusahaan. Bandung: Trigenda Karya.
Penitentiary Institutions to Eradicate
1993.
Negative Stigma. Bisma The Journal of
Andvig, E., Koffeld-Hamidane, S., Ausland, L. H., & Counseling, 4(1), 57.
Karlsson, B. (2021). Inmates’ perceptions https://doi.org/10.23887/bisma.v4i1.2415
and experiences of how they were 5
prepared for release from a Norwegian
Handadi, S. (2020). Nusantara (Jurnal Ilmu
open prison. Nordic Journal of Criminology,
Pengetahuan Sosial) JEPANG. Nusantara:
22(2), 203–220.
Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7(2), 408–
https://doi.org/10.1080/2578983X.2020.1
420.
847954
Journal, L. I. (2020). Lapai International Journal of
B.Miles, Matthew, A.Michael Huberman, and
Administration LIJAD. 3(3), 173–189.
Johny Saldana. Qualitative sData Analysis -
Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, K Parker Deborah. Menumbuhkan Kemandirian
Johnny Saldaña - Google Books. Sage dan Harga Diri Anak. Jakarta: Prestasi
Publications, 2014. Pustakaraya. 2006.
https://doi.org/10.1016/j.revmed.2011.11.
010. Meningkatkan, U., & Warga, K. (2022). FAKULTAS
DAKWAH DESEMBER 2022.
Coylewright, J. (2004). New Strategies for
Prisoner Rehabilitation in the American Moch Agung Bachtiar. (2020). Strategi
Criminal Justice System: Prisoner Pembinaan Kemandirian Terhadap
Facilitated Mediation. Journal of Health Narapidana Residivis Narkotika (Studi
Care Law & Policy, 7(2), 395–422. Kasus Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA
http://ezp- Sidoarjo). Jurnal Ilmu Hukum Dan
prod1.hul.harvard.edu/login?url=http://se Humaniora, 7(1), 103–115.
arch.ebscohost.com/login.aspx?direct=true
&db=aph&AN=14532985&site=ehost- Murdiyanto, Eko. Metode Penelitian Kualitatif.
live&scope=site Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta Press: 2020.
Cresswell, John W. Research Design: Qualitative,
Quantitative, and Mixed Methods Nafiah, A., Sutadji, E., & Nurmalasari, R. (2020).
Approaches. Thousand Oaks, California : Pembinaan Keterampilan Untuk
SAGE Publications. 4th ed. Thousand Oaks, Meningkatkan Skill Narapidana
California: SAGE Publications, 2014. Pemasyarakatan Kelas 1 Malang Di Masa
http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 115
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2024 (109-116)
Pandemi Covid-19. Jurnal Graha Utami, S. P. B., Luddin, M. R., & Asmawi, M.
Pengabdian, 2(4), 325. (2018). Prisoners Empowerment Through
https://doi.org/10.17977/um078v2i42020 Industrial Working in Indonesia. Review of
p325-334 Integrative Business and Economics
Research, 7(4), 160–178.
Nafiah, A., Sutadji, E., & Nurmalasari, R. (2021). https://www.proquest.com/scholarly-
Pembinaan Keterampilan Untuk journals/prisoners-empowerment-
Meningkatkan Sdm Warga Binaan Lapas through-industrial-
Kelas 1 Malang. 2021, 139–146. working/docview/2095711323/se-
2?accountid=17242%0Ahttps://media.pro
Notoadmojo, Metode Penelitian. Jakarta: Rineka
quest.com/media/hms/PFT/1/NPeu6?_a=
Cipta: 2012.
ChgyMDIyMDYwOTEyMjUyNzYyNTo0NzIy
Notoadmojo, Metodologi Penelitian Kesehatan: MjgSBTkxMTAxGgpPTkVfU0VBUkNIIg8xO
PT. Rineka Cipta: 2014. DAuMj
http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 116