Anda di halaman 1dari 14

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MATA PELAJARAN

PRAKARYA DI SMP MUHAMMADIYAH LEBAKSIU


KABUPATEN TEGAL

JURNAL

Oleh :
Puput Isnaeni
14416244011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018

142
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MATA PELAJARAN
PRAKARYA DI SMP MUHAMMADIYAH LEBAKSIU
KABUPATEN TEGAL

THE IMPLEMENTATION OF ENTREPRENEURSHIP EDUCATION IN THE CRAFT


SUBJECT AT MUHAMMADIYAH JHS OF LEBAKSIU
TEGAL REGENCY

Puput Isnaeni dan Anik Widiastuti, M.Pd.


Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Universitas Negeri Yogyakarta
puputisnaeni95@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) implementasi pendidikan kewirausahaan dalam
mata pelajaran prakarya di SMP Muhammadiyah Lebaksiu; 2) faktor yang menjadi pendorong dan
penghambat dalam pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dalam mata pelajaran prakarya di SMP
Muhammadiyah Lebaksiu.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini
dilakukan di SMP Muhammadiyah Lebaksiu. Subjek penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Guru mata
pelajaran prakarya, serta siswa SMP Muhammadiyah Lebaksiu. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri
dengan menggunakan pedoman wawancara, lembar observasi, dan checklist dokumentasi. Teknik
analisis data menggunakan teknik analisis interaktif Miles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi teknik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Implementasi pendidikan kewirausahaan dalam


mata pelajaran prakarya yaitu: a) perencanaan program kegiatan pembelajaran, kantin kejujuran, dan
hari kewirausahaan. b) pelaksanaan program kegiatan telah menghasilkan karya dari bidang prakarya
pengolahan dan kerajinan. c) evaluasi yang dilaksanakan menggunakan penilaian proses dan penilaian
hasil produk. 2) faktor yang terdapat dalam pembelajaran prakarya yaitu: a) faktor pendorong berupa
pemberian motivasi pada saat pembelajaran, guru ikut mencontohkan saat praktik pembuatan produk,
dan memberikan materi yang mudah dipahami siswa. b) faktor penghambat dalam pembelajaran
prakarya yaitu fasilitas yang belum tersedia seperti ruangan untuk praktik prakarya, dan waktu praktik
yang tidak sesuai dari yang direncanakan guru.
Kata kunci: Implementasi, Pendidikan Kewirausahaan, Prakarya

ABSTRACT
This study aims to find out: 1) the implementation of entrepreneurship education in the craft
subject at Muhammadiyah JHS of Lebaksiu; and 2) the factor supporting and inhibiting in the
implementation of entrepreneurship education in the craft subject at Muhammadiyah JHS of Lebaksiu.

This was a qualitative study using the descriptivw method. It was conducted at Muhammadiyah
JHS of Lebaksiu. The research subjects were the principal, craft teacher, and students of Muhammadiyah
JHS of Lebaksiu. The data were collected through observations, interviews, and documentation. The
research instrument was the researcher herself equipped with interview guidelines, observation sheets,
and documentation checklist. The data analysis technique was Miles and Huberman’s interactive
analysis technique consisting of data reduction, data display, and conclusion drawing. The data
reduction, data display, and conclusion drawing. The data trustworthiness was enhanced by technique
triangulation.

The results of this study are as follows. 1) The implementation of entrepreneurship education in
the craft subject includes: a) the planing of learning activities, the honesty canteen, and the

143
entrepreneurial day; b) the activity program which has produced works from the fields of craft
processing and handicraft; and c) the evaluation carried out using process assessment and product
assessment. 2) The factor found in craft learning include: a) the supporting factors in the form of giving
motivation during learning, examples from the teacher when practicing to make products, and providing
materials that are easily understood by students; and b) the inhibiting factors related to facilities that are
not yet available such as a room for craft practice, and practice time which does match what the teacher
plans.
Keywords: Implementation, Entrepreneurship Education, Craft

PENDAHULUAN Sampai saat ini konsep kewirausahaan


Pendidikan merupakan suatu proses masih terus berkembang. Kewirausahaan
bimbingan mencerdaskan kehidupan semua adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk
warga yang akan menuntun kearah yang lebih menciptakan sesuatu yang baru yang sangat
baik, guna membangun suatu bangsa menjadi bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang
lebih bernilai dengan warganya yang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental
berpendidikan. Proses pendidikan merupakan dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya,
kunci penting dari kehidupan seseorang yang bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha
menjadi aspek strategis bagi negara karena dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam
berhubungan dengan penyediaan sumber daya kegiatan usahanya (Hakim, 2012: 3).
manusia (Suparmini, Sudrajat, & Wibowo, Sehubungan dengan perkembangan
2013: 2). Di dalam pendidikan terdapat sebuah kewirausahaan, peningkatan mutu
proses yang dinamakan kegiatan pembelajaran. pembelajaran dan faktor-faktor lain yang
Kegiatan pembelajaran ini merupakan suatu memengaruhi pembelajaran perlu dilakukan
proses pengajaran yang dilakukan oleh pendidik secara sistematis dan berkelanjutan demi
kepada semua peserta didik di dalam sebuah terwujudnya karakter peserta didik yang aktif
wadah yang dinamakan Sekolah. dan kreatif.
Pendidikan sebagai tempat untuk Peserta didik sangat membutuhkan
medapatkan ilmu, pengalaman, keterampilan rangsangan positif untuk mengembangkan
dan kecakapan guna menghadapi kehidupan prinsip-prinsip entrepreneurship yang sangat
yang akan datang. Sesuai yang tercantum di dibutuhkan di masa depannya. Anak perlu
dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Bab diberi kesempatan untuk mengekspresikan
II pasal 3 tentang sistem Pendidikan Nasional imajinasinya melalui berbagai macam kegiatan
menyatakan bahwa, Pendidikan Nasional dari yang sederhana ke yang lebih kompleks
berfungsi mengembangkan kemampuan dan dan dari yang mudah ke yang lebih sulit. Anak
membentuk watak serta peradaban bangsa yang juga perlu belajar, untuk mengarahkan dan
bermartabat dalam rangka mencerdaskan mengelola diri sendiri sehingga ia akan dapat
kehidupan bangsa, bertujuan untuk menghidupi dirinya sendiri. Berawal dari situ
mengembangkan potensi peserta didik agar anak akan berpikir untuk memberi manfaat
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, dengan cara menghidupi orang lain (Barnawi &
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan Arifin, 2012: 58).
menjadi warga negara yang demokratis serta Menurut Syaifuddin & Kalim
bertanggung jawab. (2016:333) pendidikan kewirausahaan di
Menurut Undang-Undang No 20 Tahun Indonesia masih kurang memperoleh perhatian
2003 Bab II pasal 3, pengembangan potensi yang memadai, baik oleh masyarakat maupun
peserta didik menjadi tujuan dan tanggung dunia pendidikan. Banyak pendidik yang
jawab dari Pendidikan Nasional. kurang memperhatikan penumbuhan karakter
Pengembangan potensi peserta didik dapat dan perilaku wirausaha peserta didik, baik di
diwujudkan melalui pelatihan keterampilan sekolah-sekolah kejuruan maupun pendidikan
selama berada di lembaga pendidikan. profesional. Untuk itu perlu adanya pendidikan
Kewirausahaan sebagai salah satu keterampilan yang berperan mengubah manusia yang
hidup menjadi potensi yang harus memiliki karakter dan atau perilaku wirausaha.
dikembangkan dan diterapkan oleh masing- Pendidikan yang memiliki atmosfer
masing peserta didik. Untuk itu kewirausahaan entrepreneurship akan memunculkan peluang
menjadi kompetensi yang terintegrasi dalam hidup yang lebih baik bagi para lulusannya.
kurikulum pendidikan nasional. Indonesia juga akan memiliki daya saing yang

144
kuat, ekonominya mandiri, dan citranya terintegrasi, dalam rangka mewujudkan insan
meningkat (Barnawi & Arifin, 2012: 59). Oleh Indonesia yang produktif, kreatif, dan inovatif.
karena itu, sudah saatnya semua sekolah di Upaya perbaikan pendidikan yang mengarah
Indonesia mentransformasikan diri menjadi pada terciptanya wirausahawan baru saat ini
sekolah entrepreneurship agar dapat memang sudah banyak dilakukan (Mulyani,
menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing Nurseto, & Widiastuti, 2015: 2). Pendidikan
yang tinggi. dianggap sebagai upaya strategis untuk
Dalam pelaksanaan Pendidikan mengembangkan kewirausahaan Kurikulum
Nasional, lembaga pendidikan khususnya 2013 tentang mata pelajaran prakarya di SMP
Sekolah Menengah Pertama (SMP) cenderung menjelaskan bahwa mata pelajaran prakarya
hanya menyiapkan lulusan yang siap untuk dapat membekali peserta didik dengan
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih kemampuan kewirausahaan yang lahir dan
tinggi, belum sepenuhnya menyiapkan peserta tumbuh dalam sektor nyata. Untuk mendukung
didik agar mampu menciptakan lapangan kerja keutuhan pemahaman peserta didik,
sendiri guna mengurangi pengangguran yang pembelajarannya digabungkan dengan
terus meningkat. Padahal salah satu upaya pembelajaran Prakarya sehingga peserta didik
memperdayakan potensi ekonomi umat serta bukan hanya mampu menghasilkan ide kreatif
membangun sebuah masyarakat yang mandiri tetapi juga merealisasikannya dalam bentuk
adalah melahirkan sebanyak-banyaknya karya nyata dan dilanjutkan sampai pada
wirausaha baru. kegiatan penciptaan pasar untuk mewujudkan
Sesuai dengan Rencana Pembangunan nilai ekonomi dari kegiatan-kegiatan tersebut.
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Hal ini sesuai dengan kegiatan belajar mengajar
menyatakan bahwa arah kebijakan dan strategi di SMP Muhammadiyah Lebaksiu. Nilai-nilai
pembangunan memfokuskan pendidikan yang kewirausahaan diterapkan kepada peserta didik
berbasis keterampilan dan kewirausahaan. melalui mata pelajaran prakarya
Diharapkan adanya pembelajaran (Kemendikbud, 2016: 4).
kewirausahaan mampu meningkatkan softskill Lebaksiu merupakan salah satu
peserta didik dan menghasilkan lulusan-lulusan kecamatan di Kabupaten Tegal yang terletak di
yang mampu menciptakan lapangan kerja (job selatan Kota Slawi. Lebaksiu merupakan daerah
creator) bukan hanya sebagai pencari pekerjaan sentra industri makanan martabak. Berdasarkan
(job seeker) (Wardati & Kirwani, 2013: 2). hasil wawancara dengan Guru Mata Pelajaran
Upaya yang terus dilakukan pemerintah Prakarya menyatakan, bahwa untuk
untuk memperbaiki kualitas pendidikan di menanamkan nilai-nilai kewirausahaan kepada
Indonesia terus dilakukan dengan cara peserta didik maka diterapkan mata pelajaran
perbaikan kurikulum. Adanya Kurikulum 2013 prakarya. Karena dalam mata pelajaran
diharapkan mampu memajukan pendidikan prakarya ini peserta didik diajarkan berbagai
mulai tahun 2013 dan seterusnya (Saliman, inovasi makanan dan pengemasan makanan.
Supardi, & Rosardi, 2017: 59). Karena Dengan adanya mata pelajaran prakarya peserta
pendidikan bisa menjadi kunci utama untuk didik tidak hanya mengenal berbagai usaha di
mengurangi permasalahan yang dihadapi oleh bidang makanan martabak saja, tetapi bisa lebih
bangsa Indonesia (Sudrajat, 2014: 2). Dalam berinovasi dalam pembuatan jenis makanan
praktiknya penerapan pendidikan yang lain.
kewirausahaan di Sekolah dapat dilakukan Berdasarkan hasil wawancara dengan
dalam mata pelajaran prakarya. Adanya Guru Mata Pelajaran Prakarya di SMP
pembelajaran kewirausahaan yang Muhammadiyah Lebaksiu mengatakan, bahwa
dikembangkan bertujuan untuk membentuk latar belakang diterapkannya mata pelajaran
manusia secara utuh, sebagai insan yang prakarya ini yaitu karena latar belakang
berkarakter, dan memahami keterampilan ekonomi peserta didik yang kebanyakan berasal
sebagai wirausaha (Widiastuti, Saliman, & dari keluarga tidak mampu, sehingga dengan
Wibowo, 2014: 2). Tema pengembangan dibekali keterampilan berwirausaha, maka
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat peserta didik yang tidak bisa melanjutkan
menghasilkan insan Indonesia yang produktif, sekolah ke jenjang yang lebih tinggi bisa
kreatif, inovatif, melalui penguatan sikap, menyalurkan keterampilan berwirausaha di
keterampilan, dan pengetahuan yang kehidupannya. Menurut Amin, diakses dari

145
laman https://tegal.muhammadiyah.or.id terstruktur. Jenis wawancara semi terstruktur
mengatakan bahwa ke depan SMP merupakan kategori wawancara in-dept
Muhammadiyah Lebaksiu akan menjadi interview, karena dalam pelaksanaannya
sekolah vokasi yang menghasilkan lulusan yang peneliti lebih bebas dibandingkan dengan
terampil berwirausaha, sehingga mereka dapat wawancara terstruktur. Wawancara dilakukan
bekerja dengan mandiri. secara terbuka dan tidak berstruktur, maka
Pendidikan kewirausahaan yang sudah peneliti perlu membuat rangkuman yang lebih
diterapkan dalam mata pelajaran tentu saja akan sistematis terhadap hasil wawancara. Data yang
membuat peserta didik berkeinginan untuk masih diragukan perlu ditanyakan kembali
mengaplikasikannya. Akan tetapi, kepada sumber data lama atau yang baru agar
implementasi pendidikan kewirausahaan memperoleh data yang pasti (Sugiyono, 2015:
belum diketahui. Peneliti berminat meneliti 82).
implementasi pendidikan kewirausahaan di 3. Dokumentasi
SMP Muhammadiyah Lebaksiu ini dengan Penggunaan teknik dokumentasi
judul “Implementasi Pendidikan menjadikan peneliti dapat menemukan
Kewirausahaan Dalam Mata Pelajaran Prakarya informasi dan sumber tertulis dari responden.
di SMP Muhammadiyah Lebaksiu, Tegal”. Menurut Moleong (2007: 217) dokumentasi
digunakan dalam penelitian sebagai sumber
METODE PENELITIAN data karena dalam banyak hal dokumen sebagai
Jenis Penelitian sumber data yang dimanfaatkan untuk menguji,
Jenis penelitian ini adalah kualitatif menafsirkan, bukan untuk meramalkan.
dengan menggunakan pendekatan deskriptif Mengumpulkan dokumen dilakukan untuk
yang disajikan dalam bentuk kata-kata naratif. memperoleh kejadian yang sebenarnya tentang
Menurut Moleong (2007: 6) penelitian kualitatif situasi sosial dan arti berbagai faktor di sekitar
adalah penelitian yang bermaksud memahami subjek penelitian.
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek Instrumen Penelitian
penelitian misalnya perilaku, persepsi, Instrumen penelitian ini adalah peneliti
motivasi, tindakan secara holistik dan dengan bertindak sebagai instrumen penelitian dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan alat bantu yang digunakan dalam penelitian
bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah yaitu lembar observasi, pedoman wawancara,
dan dengan memanfaatkan berbagai metode dan checklist dokumentasi.
alamiah. Keabsahan Data
Waktu dan Tempat Penelitian Keabsahan data yang diperoleh dari
Waktu pelaksanaan penelitian ini penelitian ini yaitu dilakukan dengan teknik
dimulai dari bulan Julia sampai dengan Agustus triangulasi. Ghony & Almanshur (2012: 319)
2018. Penelitian ini dilakukan di SMP triangulasi adalah teknik keabsahan data yang
Muhammadiyah Lebaksiu Kabupaten Tegal. memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data
Subjek dan Objek Penelitian tersebut untuk keperluan perbandingan
Subjek pada penelitian ini adalah Kepala sekaligus pengecekan data yang didapatkan.
Sekolah, Guru prakarya, serta siswa SMP Triangulasi teknik yang digunakan dalam
Muhammadiyah Lebaksiu. Objek pada penelitian ini adalah peneliti membandingkan
penelitian ini adalah implementasi pendidikan hasil data yang diperoleh melalui wawancara,
kewirausahaan dalam mata pelajaran prakarya. observasi dan hasil dokumentasi tentang
Teknik Pengumpulan Data implementasi pendidikan kewirausahaan dalam
1. Observasi mata pelajaran prakarya di SMP
Teknik pengumpulan data yang digunakan Muhammadiyah Lebaksiu.
dalam penelitian ini adalah observasi non Teknik Analisis Data
partisipasi atau partifipasi pasif. Partisipasi Penelitian ini menggunakan teknik analisis
pasif adalah peneliti datang di tempat kegiatan data interaktif menurut Miles dan Huberman
orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat (2007: 16), teknik tersebut meliputi
dalam kegiatan tersebut (Sugiyono, 2017: 227). pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
2. Wawancara dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
Jenis wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan wawancara semi

146
HASIL PENELITIAN DAN diharapkan setelah siswa mempelajari prakarya
PEMBAHASAN yaitu, siswa dapat meniru yaitu meniru gerakan
1. Perencanaan pendidikan kewirausahaan terbimbing, dan manipulatif produk prakarya
dalam mata pelajaran prakarya yang dibutuhkan sehari-hari dengan tahapan
Implementasi menurut Joko Widodo belajar mulai dari mencontoh produk yang telah
(dalam Herabudin, 2016: 115) menyebutkan ada dan memodifikasi dan mengembangkan
implementasi adalah proses yang melibatkan produk dengan menekankan pada penumbuhan
beberapa sumber termasuk di dalamnya kreatifitas dan mencintai budaya lokal.
manusia, dana, dan kemampuan organisasional Pembelajaran prakarya di SMP
yang dilakukan oleh individu maupun Muhammadiyah Lebaksiu Tegal mengajarkan
kelompok. Proses yang terlibat dalam agar siswa mampu membuat dan juga mampu
implementasi salah satunya yaitu perencanaan. menginovasi dari produk produk yang sudah
Berdasarkan data penelitian perencanaan ada.
pendidikan kewirausahaan di SMP Mata pelajaran prakarya yang diterapkan
Muhammadiyah Lebaksiu telah menyusun tiga di SMP Muhammadiyah Lebaksiu terdiri dari
perencanaan dalam implementasi pendidikan dua aspek yaitu pengolahan dan kerajinan.
kewirausahaan melalui mata pelajaran prakarya Siswa diarahkan pada pengembangan
yaitu, program kegiatan, silabus prakarya, dan keterampilan yang dilakukan pada tahap
RPP prakarya. manipulasi (modifikasi) yang nantinya untuk
a. Program Kegiatan menghasilkan produk yang bersifat multi desain
Setiap pembelajaran di dalam kelas pasti baik dalam dari jenis bahan maupun bentuk
memiliki program kegiatan yang telah produknya. Pembentukan nilai-nilai
direncanakan oleh pihak sekolah. Program kewirausahaan dengan mengembangkan sikap,
kegiatan harus dijalankan oleh pihak sekolah pengetahuan, dan keterampilan. Pembentukan
dan juga siswa agar tujuan pembelajaran dapat nilai dilakukan melalui penyelarasan antara
tercapai. Majid (2007: 20) menjelaskan bahwa kemampuan dan minat dengan motif
pengembangan program kegiatan dalam berwirausaha yang bertujuan melatih
pembelajaran adalah rumusan-rumusan tentang koordinasi otak dengan keterampilan teknis.
apa yang akan dilakukan oleh guru dan peserta c. RPP Prakarya
didik dalam proses pembelajaran di kelas agar RPP yang digunakan oleh guru dalam
tujuan pembelajaran tercapai. pembelajaran prakarya mencakup ruang
Program kegiatan yang direncanakan lingkup tentang pengolahan dan juga kerajinan.
sekolah dalam implementasi pendidikan Penyusunan RPP mata pelajaran prakarya
kewirausahaan melalui prakarya yaitu terdapat memiliki alokasi waktu 4 jam pelajaran dalam
kantin kejujuran dan hari kewirausahaan. seminggu dengan satu jam pelajaran sebanyak
Perencanaan kegiatan kantin kejujuran dan hari 40 menit. Materi yang diberikan pada siswa
kewirausahaan ini terintegrasi dalam mata kelas 7 berkaitan dengan pengolahan buah dan
pelajaran prakarya untuk menumbuhkan nilai- sayuran, kelas 8 tentang kerajinan dari bahan
nilai kewirausahaan pada siswa. Kantin limbah organik, dan kelas 9 tentang kerajinan
kejujuran dirancang menjadi sarana pemasaran yang memiliki fungsi hias.
produk makanan yang telah dibuat oleh siswa Menurut Pamungkas & Sutrisna (dalam
kelas 7, sedangkan hari kewirausahaan Nawi, 2017: 48) mata pelajaran prakarya dapat
dilaksanakan dalam rangka pemasaran produk- digolongkan ke dalam pengetahuan transcience
produk kerajinan siswa kelas 8 dan 9 serta untuk knowladge, yaitu mengembangkan
melatih kreativitas dan inovasi siswa. pengetahuan dan melatih keterampilan
b. Silabus Prakarya kecakapan hidup berbasis seni dan teknologi
Mata pelajaran prakarya merupakan mata berbasis ekonomis. RPP mata pelajaran
pelajaran yang mengkombinasikan antara skill prakarya lebih mengedepankan pengembangan
dan teknologi lalu dikemas dalam pembelajaran produk dari siswa. Siswa dilatih untuk dapat
teori dan praktik (Presiden dalam Rencana mendiskusikan produk-produk yang akan
Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan dibuat dengan penyusunan bahan dan alat,
Menengah Tahun 2010-2014: 2013, 41). langkah-langkah pembuatan, sampai dengan
Silabus yang digunakan SMP Muhamamdiyah pembuatan produk makanan dan juga kerajinan.
Lebaksiu mempunyai kompetensi yang

147
Produk yang telah dibuat kemudian dilaporkan kerajinan dan pengemasan dari bahan limbah
dalam bentuk penyajian produk atau presentasi. organik berdasarkan desain sesuai wilayah
2. Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan setempat. Materi prakarya di kelas 9 yaitu
dalam Mata Pelajaran Prakarya tentang kerajinan fungsi hias. Dari materi yang
Menurut Syaukani (dalam Sawito, diajarkan peserta didik di kelas 9, maka guru
2014: 13) implementasi merupakan suatu juga telah menerapkan nilai-nilai
rangkaian yang mencakup aktivitas persiapan keiwrausahaan di pembelajaran prakarya, yaitu
suatu kebijakan, menyiapkan sumber daya nilai-nilai jujur, rasa ingin tahu, memiliki
untuk melaksanakan kegiatan implementasi, motivasi untuk sukses, percaya diri, dan juga
dan bagaimana menghantarkan kebijakan mandiri.
secara konkrit kepada masyarakat. Proses yang b. Metode Pembelajaran
terlibat dalam implementasi salah satunya yaitu Majid (2013: 193 ) menjelaskan metode
pelaksanaan. Berdasarkan data penelitian pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk
pelaksanaan pendidikan kewirausahaan di SMP mengimplementasikan rencana yang sudah
Muhammadiyah Lebaksiu terdapat empat disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang
aspek yaitu, materi pembelajaran, metode telah disusun tercapai secara optimal. Dengan
pembelajaran, media pembelajaran, dan hasil adanya metode pebelajaran guru bisa
karya siswa. mewujudkan suasana belajar dan proses
a. Materi Pembelajaran pembelajaran yang menyesuaikan karakteristik
Menurut Sanjaya (2008: 141) materi peserta didik yang ada di kelas. Guru prakarya
pelajaran adalah segala sesuatu yang menjadi isi di SMP Muhammadiyah Lebaksiu
kurikulum yang harus dikuasi oleh siswa sesuai mengutamakan metode project based learning
dengan kompetensi dasar dalam setiap mata dan juga diskusi.
pelajaran tertentu. Materi yang diberikan dalam Menurut Prasudi (2017: 4) prinsip mata
kegiatan pembelajaran prakarya di SMP pelajaran prakarya adalah kreativitas, dengan
Muhammadiyah Lebaksiu bersifat atau kemampuan kreatif dari peserta didik dibantu
bercirikan adanya pembuatan produk yang teknologi dasar dengan sistem kerja yang akurat
dibuat menjadi olahan makanan maupun akan menghasilkan kompetensi keterampilan
kerajinan. Jadi kegiatan pelaksanaan tinggi. Esensi dari mata pelajaran prakarya yaitu
pembelajaran prakarya belum sampai pada menumbuhkan kreativitas dan memiliki
perencanaan bisnis. semangat berwirausaha. Dengan berbekal
Materi pelajaran prakarya yang diberikan keterampilan tersebut maka diharapkan peserta
guru untuk kelas 7 berkaitan dengan didik mampu mencapai kemandirian pasca
pengolahan buah dan sayuran, dengan indikator sekolah (Widiastuti, Rahmawati, &
yang akan dicapai yaitu memahami rancangan Rahmawaty, 2014: 6). Mata pelajaran prakarya
pembuatan, penyajian dan pengemasan aneka di SMP Muhammadiyah Lebaksiu dalam
olahan buah dan sayuran menjadi minuman pembelajaran lebih mengutamakan metode
segar berdasarkan konsep dan prosedur berbasis proyek. Karena mata pelajaran
berkarya sesuai dengan hasil tanaman pangan, prakarya ini berlandaskan pada kegiatan
dan mencoba membuat olahan pangan buah dan praktik. Siswa mulai dari kelas 7 hingga kelas 9
sayuran menjadi minuman segar sesuai dengan diberikan materi mengenai kerajinan,
rancangan dan bahan yang dihasilkan di pengolahan makanan, teknik pengemasan,
wilayah setempat. Materi yang diberikan di hingga pemasaran. Setelah mendapatkan materi
kelas 8 tentang kerajinan dari bahan limbah pada pembelajaran di kelas, diharapkan peserta
organik lunak atau keras. Kompetensi dasar didik dapat praktik dalam pembuatan suatu
yang diberikan kepada peserta didik yaitu produk untuk dinilai. Pelaksanaan pembelajaran
memberikan pengetahuan tentang keberagaman prakarya dengan metode project based learning
produk pengolahan di daerah setempat, di SMP Muhammadiyah Lebaksiu dinilai
menunjukkan rasa ingin tahu dan sikap santun sangat membantu proses pembelajaran dan
dalam menggali informasi tentang mudah diterima oleh peserta didik. Hal ini
keberagaman produk pengolahan daerah terbukti dari adanya produk yang dihasilkan
setempat, membandingkan desain dan tiap materinya akan membantu mengasah
pengemasan karya kerajinan dari bahan limbah keterampilan peserta didik.
organik lunak atau keras, dan membuat karya c. Media Pembelajaran

148
Media pembelajaran yang digunakan langsung dijual melalui kantin kejujuran di
dalam pembelajaran prakarya di SMP depan kelas masing-masing. Sedangkan produk
Muhammadiyah Lebaksiu yaitu berupa media kerajinan limbah dari kelas 8 dan kerajinan hias
cetak atau gambar-gambar contoh dari hasil dari kelas 9 akan disimpan di galeri karya siswa,
produk prakarya, media video yang dapat yang nantinya akan dijual pada hari
ditayangkan pada saat pembelajaran yang berisi kewirausahaan yang dilaksanakan setiap
tentang langkah-langkah pembuatan produk setahun sekali.
makanan dan kerajinan, dan juga media benda 3. Evaluasi Pendidikan Kewirausahaan
atau contoh produk prakarya secara langsung dalam Mata Pelajaran Prakarya di SMP
yang dibawa pada saat pembelajaran prakarya. Muhammadiyah Lebaksiu.
Media pembelajaran digunakan sebagai Menurut Sirajuddin (2014: 17)
alat bantu pembelajaran guru, agar siswa implementasi merupakan suatu rangkaian yang
memahami yang lebih baik tidak hanya bersiifat bertahap setelah sebuah keputusan yang
verbalistik. Penggunaan media secara tepat ditetapkan dengan jelas demi berlangsungnya
akan memperjelas paparan guru tentang guru sebuah kebijakan. Proses yang terlibat dalam
apa yang sedang dipelajari siswa. Media implementasi salah satunya yaitu evaluasi.
pembelajaran merupakan visualisasi dari materi Berdasarkan data penelitian evaluasi
alat yang disampaikan dalam proses pendidikan kewirausahaan di SMP
pembelajaran. Siswa akan lebih jelas menerima Muhammadiyah Lebaksiu terdapat dua aspek
menerima penjelasan bidang tertentu yaitu, penilaian proses, dan penilaian hasil.
dibandingkan dengan tidak menggunakan a. Penilaian Hasil
media pembelajaran dan alat peraga yang dibuat Evaluasi yang dilaksanakan dalam
oleh guru lebih bermakna karena lebih pembelajaran prakarya di SMP Muhammadiyah
memahami akan media tersebut. Fungsi media Lebaksiu yaitu penilaian proses dan penilaian
untuk memperjelas informasi. hasil. Komponen yang dinilai dalam penilaian
d. Hasil Karya Siswa proses yaitu terdapat penilaian sikap, penilaian
Hasil karya yang dibuat peserta didik di pengetahuan, dan penilaian keterampilan. Sikap
SMP Muhammadiyah Lebaksiu berdasarkan yang dinilai dari peserta didik dapat dilihat dari
materi yang diberikan yaitu tentang produk sikap kreatif, tanggung jawab, dan kerja sama.
kerajinan, dan produk pengolahan. Berdasarkan Pengetahuan yang dinilai dari peserta didik
RPP yang digunakan materi yang diberikan yaitu mengenai bahan, alat, dan karakteristik.
kepada peserta didik kelas 7 yaitu pengolahan Sedangkan komponen keterampilan yang
buah dan sayur, kelas 8 tentang kerajinan dinilai dari peserta didik yaitu penggunaan alat,
limbah organik, dan kelas 9 kerajinan fungsi bahan baku, proses, dan bagaimana produk
hias. Untuk produk rekayasa dan produk akhirnya.
budidaya di SMP Muhammadiyah Lebaksiu b. Penilaian Hasil
belum diterapkan. Penilaian hasil merupakan penilaian
Hasil karya yang didapatkan berasal dari terhadap keterampilan peserta didik dalam
bahan yang sesuai dengan potensi dan kearifan membuat suatu produk tertentu. Penilaian hasil
lokal yang khas di daerah masing-masing. produk yang dinilai di SMP Muhammadiyah
Penerapan pendidikan kewirausahaan dalam Lebaksiu adalah produk makanan, dan produk
mata pelajaran prakaya di SMP kerajinan. Hasil karya ini bisa dipresentasikan
Muhammadiyah Lebaksiu juga sudah atau dibuat laporan agar guru dan siswa lain
menghasilkan karya-karya peserta didik dari juga bisa menilai. Laporan praktik yang dibuat
kelas 7, 8 dan 9. Hasil karya yang diciptakan oleh peserta didik dibuat setelah melakukan
melalui mata pelajaran prakarya disesuaikan kegiatan praktik. Laporan yang dibuat berisi
dengan potensi dan kearifan lokal yang khas di penjelasan tentang alat dan bahan yang
daerah kecamatan Lebaksiu. Untuk kerajinan digunakan, cara pembuatan sampai dengan
peserta didik kelas 7, sudah menghasilkan erhitungan biaya produksi.
produk makanan yang berasal dari buah dan
sayuran. Produk buatan dari kelas 7 diarahkan
pada program kantin kejujuran, setelah peserta
didik membuat produk makanan dan minuman
tersebut secara berkelompok maka akan

149
4. Faktor Pendorong Implementasi peraga seperti bahan-bahan yang
Pendidikan Kewirausahaan dalam Mata dibutuhkan untuk praktik membuat produk
Pelajaran Prakarya di SMP makanan dan kerajinan.
Muhammadiyah Lebaksiu. c. Keaktifan guru prakarya pada saat
Berdasarkan data penelitian, faktor pelaksanaan pembelajaran yaitu guru
pendorong dalam implementasi pendidikan mencontohkan pembuatan produk pada
kewirausahaan di SMP Muhammadiyah saat praktik prakarya di kelas.. Sebelum
Lebaksiu sebagai berikut. memulai praktik pembuatan produk,
a. Adanya motivasi berwirausaha dari siswa peserta didik diajarkan terlebih dahulu oleh
dan berperan secara aktif akan membantu guru prakarya. Guru mencontohkan
pelaksanaan program kegiatan langkah demi langkah dari kerajinan atau
kewirausahaan di sekolah. Penyampaian produk makanan yang akan dibuat,
motivasi dari guru kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat
juga dilihat dari perencanaan, pelaksanaan, menerapkannya pada saat membuat sebuah
dan juga evaluasi. Dalam perencanaan produk. Keaktifan guru pada saat evaluasi
berdasarkan RPP yang digunakan guru pembelajaran yaitu adanya tindak lanjut
dalam pembelajaran, pada pembukaan dari hasil karya peserta didik.
guru menyampaiakan motivasi kepada 5. Faktor Penghambat Implementasi
peserta didik. Guru prakarya di SMP Pendidikan Kewirausahaan dalam Mata
Muhammadiyah Lebaksiu dalam Pelajaran Prakarya di SMP
perencanaan pembelajararan prakarya ini Muhammadiyah Lebaksiu.
sering melatih keterampilan dengan Menurut Satya (2013: 151) faktor yang
membuat karya sendiri di rumah agar dapat menghambat implementasi pendidikan
diajarkan kepada peserta didik di kelas. kewirausahaan di sekolah yaitu kurangnya
Pada dasarnya guru mata pelajaran fasilitas belajar mengajar di sekolah. Faktor
prakarya di SMP Muhammadiyah yang menjadi penghambat dalam perencanaan
Lebaksiu melakukan kegiatan pendidikan pembelajaran prakarya di kelas yaitu dalam
kewirausahaan dengan cara yang penyusunan RPP. Dalam penyususnan RPP
menyenangkan, kegiatan kewirausahaan guru menunggu rapat MGMP untuk
dalam mata pelajaran prakarya dilakukan menyesuaikan materi yang akan diberikan
secara enjoy tanpa beban agar mudah kepada peserta didik.
diterima peserta didik. Diharapkan dengan SMP Muhammadiyah Lebaksiu masih
adanya mata pelajaran prakarya dapat membutuhkan sarana lain dalam pelaksanaan
meningkatkan prestasi belajaran siswa. pembelajaran prakarya seperti alat-alat
Prestasi belajar menjadi satu tolak ukur kerajinan, peralatan jahit, dan peralatan
keberhasilan siswa dalam proses memasak. Peralatan yang sudah tersedia belum
pembelajaran. Prestasi yang baik maka mencukupi sejumlah peserta didik yang ada di
tercipta dari proses belajar yang baik pula kelas. Untuk mengatasi kekurangan peralatan
(Widiastuti, Sugiharyanto, & Wibowo, yang tersedia, guru bisa mengatasinya dengan
2014: 120). menugaskan peserta didik untuk membawa
b. Keaktifan kepala sekolah beserta guru peralatan dari rumah untuk kegiatan praktik
dalam berpartisipasi dalam program prakarya. Fasilitas belajar mengajar yang belum
kewirausahaan di sekolah dapat membantu tersedia di SMP Muhammadiyah Lebaksiu
membekali keterampilan bagi peserta didik yaitu ruangan khusus untuk kegiatan prakarya.
di sekolah. Keaktifan guru saat Selama ini praktik prakarya hanya di
perencanaan pembelajaran prakarya yaitu laksanakan di dalam ruangan kelas atau di
berdasarkan dari pembuatan RPP, dan juga sekitar halaman ruang kelas. Hal tersebut
media pembelajaran yang akan digunakan terkadang bisa menimbulkan ketidaknyamanan
pada saat pembelajaran prakarya bagi peserta didik ataupun guru yang lain.
berlangsung. Guru telah menyiapkan RPP Dalam evaluasi yang menjadi faktor
dengan materi yang berbeda untuk kelas 7, penghambat yaitu masalah waktu. Waktu
8 dan 9. Bukan hanya RPP namun guru menjadi kendala bagi kegiatan pembelajaran
juga menyiapkan media pembelajaran praktik prakarya. Kegiatan praktik terkadang
berupa gambar-gambar, dan juga alat tidak sesuai dengan waktu yang telah

150
direncanakan oleh guru sehingga bisa pembuatan RPP, dan media pembelajaran.
mengganggu jadwal pelajaran lainnya. Fasilitas Guru mencontohkan langkah-langkah
pembelajaran di kelas yang belum memadai dalam kegiatan praktik produk.
yaitu tidak tersedianya LCD proyektor di kelas, 5. Faktor Penghambat yang terdapat pada
sehingga penyampaian materi yang diberikan implementasi pendidikan kewirausahaan
guru kurang menggunakan media gambar dan yaitu fasilitas pembelajaran di kelas yang
juga video belum memadai yaitu tidak tersedianya
LCD proyektor di kelas. Fasilitas belajar
SIMPULAN mengajar yang belum tersedia di SMP
Simpulan Muhammadiyah Lebaksiu yaitu ruangan
Berdasarkan hasil penelitian dan khusus untuk kegiatan prakarya. Kegiatan
pembahasan yang peneliti lakukan mengenai praktik terkadang tidak cukup
implementasi pendidikan kewirausahaan dalam dilaksanakan pada 2 jam pelajaran,
mata pelajaran prakarya di SMP membutuhkan waktu yang lama. Dan
Muhammadiyah Lebaksiu, dapat diambil peserta didik juga setelah membuat produk
kesimpulan sebagai berikut: terlalu lama maka pembuatan laporan
1. Perencanaan program pendidikan praktik juga semakin lama.
kewirausahaan dalam mata pelajaran
prakarya ada yang bersifat terintegrasi DAFTAR PUSTAKA
dengan porgram sekolah atau dengan mata Amin, M. F. (2016). SMP Muhammadiyah
pelajaran lain. Silabus dan RPP yang Lebaksiu Siapkan Kader Wirausaha.
digunakan menunjukkan pelajaran Diakses pada tanggal 2 Januari 2018,
prakarya lebih mengedepankan dari
pengembangan proyek. http://tegal.muhammadiyah.or.id/berita
2. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan
dalam mata pelajaran prakarya di SMP Barnawi & Arifin, M. (2012.)
Muhammadiyah Lebaksiu menggunakan Schoolpreneurship: Membangkitkan
metode pembelajaran berbasis proyek Jiwa & Sikap Kewirausahaan Siswa.
dengan produk yang telah dihasilkan yaitu, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
produk makanan hingga produk kerajinan.
Hasil produk makanan dan minuman yang Ghony, M. D & Almanshur, F. (2012).
dibuat kelas 7 akan dijual melalui kantin Metodologi Penelitian Kualitatif.
kejujuran, sedangkan hasil kerajinan dari Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
kelas 8 dan 9 akan disimpan dan dijual
melalui hari kewirausahaan. Hakim, D. (2012). Pengembangan Pendidikan
3. Evaluasi pendidikan kewirausahaan dalam Kewirausahaan Berdasarkan Nilai-
mata pelajaran prakarya yaitu berupa Nilai BudayaUntuk Membentuk Daya
penilaian proses dan penilaian hasil Saing Dan Karakter Bangsa. Jurnal
(proyek). Komponen yang dinilai dalam Unipdu, 1, (2).
penilaian proses yaitu sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Sedangkan penilaian Herabudin. (2016). Studi Kebijakan Pemerintah
hasil digunakan untuk menilai hasil produk Dari Filosofi ke Implementasi.
yang dibuat siswa, dengan cara presentasi Bandung: Pustaka Setia
hasil karya dan juga membuat laporan hasil
praktik. Kemendikbud. (2016). Silabus Mata Pelajaran
4. Faktor pendorong yang dapat mendukung Sekolah Menengah Pertama/
implementasi pendidikan kewirausahaan Madrasah Tsanawiyah: Mata
dalam mata pelajaran prakarya yaitu, Pelajaran Prakarya. Jakarta
adanya motivasi dan semangat
berwirausaha, serta keaktifan guru dan Majid, A. (2007). Perencanaan Pembelajaran
pihak sekolah. Dalam perencanaan guru Mengembangkan Standar
juga melatih keterampilan dalam Kompetensi Guru. Bandung: PT
pembuatan produk makanan dan kerajinan Remaja Rosdakarya.
di rumah. Keaktifan guru pada
perencanaan pembelajaran berupa

151
Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Istimewa Yogyakarta.
Bandung: Pustaka Setia. http://eprints.uny.ac.id.

Miles, M. B & Huberman, A. M (2007). Sawito, I. (2014). Implementasi Program


Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Tentang Metode-Metode Baru. Mandiri Pedesaan (PNPM MP) di Desa
(Terjemahan Tjejep Rohendi Rohidi). Tabing Kecamatan Koto Kampar Hulu
Jakarta: UI. Press. (Edisi asli Kabupaten Kampar. (Online).
diterbitkan oleh Sage Publication, Inc.) http://repository.uin.suska.ac.id.

Mulyani, E. Nurseto, T. & Widiastuti, A. Sirajuddin, A. I. 2014. Implementasi Kebijakan


(2015). Studi Eksplorasi Implementasi Pemerintah Daerah dalam Pelayanan
Pembelajaran Prakarya dan Publik Dasar Bidang Sosial di Kota
Kewirausahaan Sesuai Kurikulum 2013 Makassar, Jurnal Ilmiah Ilmu
di Sekolah Menengah Atas Kabupaten Administrasi Publik, 4, (1), halaman 13.
Sleman. Laporan Penelitian Pusdi
UNY, halaman 2. Sudrajat. (2014). Revitalisasi Pendidikan
Multikultural dalam Pembelajaran di
Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Sekolah, Jurnal Pembangunan
Kualitiatif. Bandung: PT Remaja Pendidikan, 2, (1) halaman 2.
Rosdakarya
Sugiyono. (2015). Memahami Penelitian
Nawi, A. (2017). Pengembangan Komik Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Edukasi Sebagai Media Pembelajaran
Mata Pelajaran Prakarya dan Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Kewirausahaan untuk Sekolah Kombinasi: Mixed Methods. Bandung:
Menengah Kejuruan (SMK) Alfabeta.
Kompetensi Keahlian Administasi
Perkantoran. (Online). Suparmini. Sudrajat. & Wibowo, S. (2013).
http://digilib.uny.ac.id. Cooperative Learning Sebagai Upaya
Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS
Presiden. (2013). Rencana Strategis Direktorat di SMP. Jipsindo, 2, (2) halaman 2.
Jenderal Pendidikan Menengah Tahun
2010-2014. (Online). Syaifuddin, I. & Kalim, A. (2016). Model
http://luk.staff.ugm.ac.id, diakses pada Pendidikan Kewirausahaan Di Smp
20 Februari 2018. Alam Ar Ridho Kota Semarang Tahun
2016. Quality, 4, (2), 333.
Prasudi, F. (2017). Bergunakah Pelajaran
Prakarya Bagi Siswa. (Online). UU No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang
www.p4tksb-jogja.com, diakses pada Sistem Pendidikan Nasional. Diakses di
26 Maret 2018. kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp
content/uploads/2016/08/UU_no_20_th
Saliman. Supardi. & Rosardi, R.G. (2017). _2003.pdf pada tanggal 11 Januari 2018.
Pemahaman Mahasiswa Peserta
Pengajaran Mikro Terhadap Kurikulum Wardati, K. & Kirwani. (2013). Pendidikan
2013 di Jurusan Pendidikan IPS, FIS, Kewirausahaan Dan Implementasinya
UNY, Jipsindo, 1, (4), halaman 59. Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya. (Online).
Sanjaya, W. (2008). Perencanaan & Desain http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id.
Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Prenadamedia Group. Widiastuti, A. Rahmawati, F. & Rahmawaty, P.
(2014). Pelatihan Pembelajaran
Satya, A. (2013). Implementasi Kebijakan Prakarya dan Kewirausahaan Bagi
Pendidikan Kewirausahaan di Sanggar Guru SMK dan SMA di Sleman.
Kegiatan Belajar Bantul Daerah Laporan Akhir PPM Puslit

152
Pengembangan Kewirausahaan,
halaman 6

Widiastuti, A. Saliman. & Wibowo, S. (2014).


Opini Terhadap Pembelajaran
Kewirausahaan Berbasis Praktik Bisnis
dalam Membangun Karakter
Mahasiswa FIS, UNY. International
Conference on Entrepreneurship and
Business Management, 3, halaman 2

Widiastuti, A. Sugiharyanto. & Wibowo, S.


(2014). Perbedaan Prestasi Belajar
Mahasiswa Pendidikan IPS FIS UNY.
Jipsindo, 11, (2), halaman 120.

153
154
155

Anda mungkin juga menyukai