FILSAFAT PEMASYARAKATAN
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Transformasi Ilmu
Pengetahuan Di Dalam Pemasyarakatan” ini diharapkan bisa memberikan
wawasan dan informasi yang berguna bagi penulis juga bagi pembaca.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas bapak Dr. Iqrak Sulhin pada bidang studi Bimbingan Kemasyarakatan
B Mata Kuliah Filsafat Pemasyarakatan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Iqrak Sulhin selaku
dosen Mata Kuliah Filsafat Pemasyarakatan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.
Depok,November 2020
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Permasalahan ............................................................ 3
BAB II LANDASAN TEORI................................................................. 4
A. LANDASAN TEORI........................................................................ 4
B. Dasar Hukum ................................................................................ 7
BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS........................................... 8
A. Strategi Narapidana Dalam Upaya Pelarian ............................. 8
B. Faktor Terjadinya Pelarian Narapidana Hukuman Mati ........... 11
BAB IV PENUTUP ............................................................................ 13
A. Kesimpulan ................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 14
iii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Ilmu
Ilmu adalah usaha kita dalam menemukan dan meningkatkan pemahaman
manusia dari semua aspek realitas yang terjadi di wilayah manusia. Jika
seseorang ingin berilmu maka perlu memiliki pengetahuan. Ilmu merupakan
suatu pengetahuan yang disusun secara bersistem. Ilmu adalah hasil proses
berfikir yang diperoleh dari pengalaman sekitar dan menjadi objek penelitian
kebenaran ilmu dapat dikenali.
Ilmu menurut para ahli :
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian Ilmu diartikan sebagai
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis menurut
metode ilmiah tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan kondisi
tertentu dalam bidang pengetahuan.
Menurut The Liang Gie, Ilmu ialah serangkaian aktivitas manusia yang
sifatnya rasional & kognitif dengan metode yang berupa prosedur & langkah-
langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis
guna untuk mencapai kebenaran & mendapatkan pemahaman serta
penjelasan yang benar.
Menurut Mohammad Hatta, Ilmu ialah sebuah pengetahuan yang teratur
mengenai pekerjaan hukum secara kausal dalam suatu golongan masalah
yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya yang tampak dari luar,
maupun dari dalam.
1
2. Pengetahuan
Pengetahuan berasal dari kata “tahu”, dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2008) kata tahu memiliki arti antara lain mengerti sesudah
melihat (menyaksikan, mengalami, dan sebagainya), mengenal dan
mengerti. Mubarak (2011), pengetahuan merupakan segala sesuatu
yang diketahui berdasarkan pengalaman manusia itu sendiri dan
pengetahuan akan bertambah sesuai dengan proses pengalaman yang
dialaminya.
Sedangkan menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan adalah hasil
dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek. Penginderaan terjadi melalui pancaindera
manusia yakni, indera pendengaran, penglihatan, penciuman, perasaan
dan perabaan. Sebagian pengetahuan manusia didapat melalui mata
dan telinga.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan
pengetahuan merupakan segala sesuatu yang dilihat, dikenal,
dimengerti terhadap suatu objek tertentu yang ditangkap melalui
pancaindera yakni, indera pendengaran, penglihatan, penciuman,
perasaan dan perabaan.
3. Pemasyarakatan
Definisi pemasyarakatan secara filosofis yaitu sebuah system
pemidanaan yang telah meninggalkan teori pembalasan, penjeraan serta
resosialisasi. Sehingga tujuan pemidanaan tersebut yaitu agar para pelaku
tindak pidana dapat kembali kedalam lingkungan masyarakat setelah selesai
menjalani masa pidana. Lembaga pemasyarakatan merupakan suatu tempat
yang digunakan untuk melakukan pembinaan bagi para pelaku tindak
kejahatan baik secara jasmani maupun rohani sehingga dapat diterima
kembali oleh masyarakat.
2
Sudarto memberikan definisi tentang pemasyarakatan yaitu : Istilah
pemasyarakatan dapat disamakan dengan “resosialisasi” dengan pengertian
bahwa segala sesuatunya ditempatkan dalam tata budaya Indonesia, dengan
nilai-nilai yang berlaku di dalam masyarakat Indonesia. Istilah yang
digunakan itu sebenarnya tidak begitu penting, kita tidak boleh terpancing
kepada istilah, dalam hal ini yang penting ialah pelaksanaaan dari prinsip-
prinsip pemasyarakatan itu sendiri, bagaimanakah cara-cara pembinaan para
narapidana itu dalam kenyataannya dan bagaimanakah hasilnya. Sedangkan
resosialisasi menurut Rosslan Saleh yaitu usaha dengan tujuan bahwa
terpidana akan kembali kedalam masyarakat dengan daya tahan, dalam arti
bahwa dia dapat hidup dalam masyarakat tanpa melakukan lagi kejahatan-
kejahatan.
4. Balai Pemasyarakatan
Balai Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut Bapas adalah unit pelaksana
teknis pemasyarakatan yang melaksanakan tugas dan fungsi penelitian
kemasyarakatan, pembimbingan, pengawasan, dan pendampingan.19
Menurut Pasal 1 angka 4 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan memberikan pengertian bahwa “Balai Pemasyarakatan
yang selanjutnya disebut BAPAS adalah pranata untuk melaksanakan
bimbingan Klien Pemasyarakatan “. Pengertian Klien Pemasyarakatan sendiri
menurut Pasal 1 ayat (9) Undang-undang Nomor 12 tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan adalah “Seseorang yang berada dalam bimbingan BAPAS”
Balai Pemasyarakatan menurut Keputusan Menteri Kehakiman RI No. M.02-
PK.04.10 tahun 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana/Tahanan adalah :
“Unit kerja pelaksana teknis pemasyarakatan yang menangani pembinaan
klien pemasyarakatan yang terdiri dari terpidana bersyarat, narapidana yang
memperoleh pembebasan bersyarat dan cuti menjelang bebas serta anak
Negara yang mendapat pembebasan bersyarat atau diserahkan kepada
3
keluarga asuh, serta anak Negara yang oleh hakim diputus dikembalikan
kepada orang tuanya.”
4
pemasyarakatan berdasarkan rekomendasi laporan penelitian
kemasyarakatan/penetapan/putusan hakim.
e. Sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan adalah kegiatan yang dilakukan
oleh tim pengamat pemasyarakatan untuk memberikan saran dan
rekomendasi mengenai penyelenggaraan pemasyarakatan.