DI INDONESIA
Oleh :
Nurmawati (K4317047)
TAHUN 2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmad dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Djono, selaku dosen pengampu materi ilmu pendidikan sosial budaya
dasar.
2. Teman – temanku dan semua pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan karya
tulis Bahasa Indonesia.
Penulis
2ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan................................................................................... 5
BAB V. PENUTUP
A. Simpulan................................................................................................. 32
B. Saran ....................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA
3iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum diciptakan untuk dilaksanakan. Hukum tidak bisa lagi disebut sebagai
hukum, apabila tidak pernah dilaksanakan. Pelaksanaan hukum selalu melibatkan
manusia dan tingkah lakunya. Lembaga kepolisian diberi tugas untuk menangani
pelanggaran hukum, kejaksaan disusun dengan tujuan untuk mempersiapkan
pemeriksaan perkara di depan sidang pengadilan. Hukum mempunyai fungsi untuk
memberikan perlindungan terhadap kepentingan manusia (seluruh manusia tanpa
terkecuali). Oleh karena itu maka hukum harus dilaksanakan agar kepentingan manusia
tersebut dapat terlindungi. Dalam pelaksanaannya, hukum dapat berlangsung secara
normal dan damai, akan tetapi dapat juga terjadi pelanggaran-pelanggaran hukum
dalam prakteknya. Dalam hal ini hukum yang telah dilanggar itu harus ditegakkan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari pranata sosial dan penegakan hukum?
2. Bagaimana ciri-ciri pranata sosial ?
3. Bagaimana penggolongan dari pranata sosial ?
4
4. Bagaimana sistem penegakan hukum di indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
5
BAB II
ISI
A. Pranata Sosial
1. Pengertian Pranata Sosial
Pranata sosial berasal dari istilah bahasa Inggris social institution. Istilah - istilah
lain pranata sosial ialah lembaga sosial dan bangunan sosial. Walaupun istilah yang
digunakan berbeda-beda, tetapi social institution menunjuk pada unsur - unsur yang
mengatur perilaku anggota masyarakat. Pranata juga berasal dari bahasa latin instituere
yang berarti mendirikan. Kata bendanya adalah institution yang berarti pendirian.
Dalam bahasa Indonesia institution diartikan institusi (pranata) dan institut (lembaga).
Institusi adalah sistem norma atau aturan yang ada. Institut adalah wujud nyata dari
norma-norma. Pranata adalah seperangkat aturan yang berkisar pada kegiatan atau
kebutuhan tertentu. Pranata termasuk kebutuhan sosial. Seperangkat aturan yang
terdapat dalam pranata termasuk kebutuhan sosial yang berpedoman kebudayaan.
Pranata merupakan seperangkat aturan, bersifat abstrak.
Beberapa definisi pranata sosial menurut ahli sosiologi adalah sebagai berikut
Mac Iver dan Charles (1988), pranata sosial merupakan lembaga kemasyarakatan
sebagai tata cara suatu prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan
antar manusia dalam suatu kelompok kemasyarakatan atau sosial
Menurut Horton dan Hunt (1987), pranata sosial adalah suatu sistem norma untuk
mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting.
Menurut Joseph S, Rucek dan Roland L. Waren, Pranata sosial adalah pola-pola
yang mempunyai kedudukan tetap untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia
6
yang muncul dari kebiasaan-kebiasaan dengan mendapatkan persetujuan dan cara-
cara yang sudah tidak dipungkiri lagi untuk memenuhi konsep kesejahteraan
masyarakat dan menghasilkan suatu struktur.
Secara umum, tujuan utama diciptakannya pranata sosial yaitu untuk mengatur
agar kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi secara memadai, dan untuk mengatur
agar kehidupan sosial warga masyarakat bisa berjalan dengan tertib dan lancar sesuai
dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Sebagai contoh, pranata keluarga mengatur
bagaimana keluarga harus memelihara anak. Sementara itu, pranata pendidikan
mengatur bagaimana sekolah harus mendidik anak-anak hingga menghasilkan lulusan
yang handal. Tanpa adanya pranata sosial, kehidupan manusia nyaris bisa dipastikan
bakal porak-poranda karena jumlah prasarana dan sarana untuk memenuhi kebutuhan
manusia relatif terbatas, sementara jumlah warga masyarakat yang membutuhkan justru
semakin lama semakin banyak.
a. Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat dalam hal bertingkah laku dan
bersikap dalam menghadapi masalah kemasyarakatan.
Selain fungsi umum tersebut, pranata sosial memiliki fungsi lain, diantaranya :
1. Fungsi manifes adalah fungsi pranata sosial yang nyata, tampak, disadari dan
menjadi harapan sebagian besar anggota masyarakat. Misalnya dalam pranata
keluarga mempunyai fungsi reproduksi yaitu untuk dapat melahirkan keturunan.
7
Pranata keluarga yang berfungsi sebagai tempat sosialisasi nilai – nilai yang
berlaku dalam masyarakat.
2. Fungsi laten adalah fungsi pranata sosial yang tidak tampak, tidak disadari dan
tidak diharapkan orang banyak, tetapi ada. Misalnya dalam pranata keluarga
mempunyai fungsi laten dalam pewarisan gelar atau sebagai pengendali sosial dari
perilaku menyimpang
Memiliki Lambang-Lambang/Simbol
Setiap pranata sosial pada umumnya memiliki lambang-lambang atau simbol-
simbol yang terwujud dalam tulisan, gambar yang memiliki makna serta
menggambarkan tujuan dan fungsi pranata yang bersangkutan. Contoh cincin
pernikahan sebagai simbol dalam pranata keluarga, burung garuda merupakan
simbol dari pranta politik negara Indonesia.
Memiliki Tata Tertib dan Tradisi
Pranata sosial memiliki aturan-aturan yang menjadi tata tertib serta tradisi-tradisi
baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang akan menjadi acuan serta pedoman
bagi setiap anggota masyarakat yang ada di dalamnya. Contohnya dalam pranata
keluarga seorang anak wajib bersikap hormat kepada orang tua, namun tidak ada
aturan tertulis yang baku tentang deskripsi sikap tersebut. Sementara itu dalam
pranata pendidikan ada aturan-aturan tertulis yang wajib dipatuhi semua warga
sekolah yang tertuang dalam tata tertib sekolah.
Memiliki Satu atau Beberapa Tujuan
Pranata sosial mempunyai tujuan yang disepakati bersama oleh anggota
masyarakat. Tujuan pranata sosial kadang tidak sejalan dengan fungsinya secara
keseluruhan. Contoh: Pranata ekonomi, antara lain bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Memiliki Nilai
Pranata sosial merupakan hasil pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku dari
sekelompok orang atau anggota masyarakat, mengenai apa yang baik dan apa yang
8
seharusnya dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian pranata
sosial terdiri atas adat istiadat, tradisi atau kebiasaan serta unsur-unsur kebudayaan
lain yang secara langsung maupun tidak langsung bergabung dalam suatu fungsi,
sehingga pranata sosial tersebut mempunyai makna atau nilai di dalam masyarakat
tersebut. Contoh tradisi dan kebiasaan dalam pranata keluarga adalah sikap
menghormati atau sikap sopan santun terhadap orang yang lebih tua.
Memiliki Usia Lebih Lama (Tingkat Kekekalan Tertentu)
Pranata sosial pada umumnya memiliki umur lebih lama daripada umur manusia.
Pranata sosial pada umumnya tidak mudah berganti atau berubah. Hal tersebut
terbukti dengan banyaknya pranata sosial yang diwariskan dari generasi ke
generasi. Pranata sosial yang telah diterima akan melembaga pada setiap diri
anggota masyarakat dalam jangka waktu relatif lama sehingga dapat di-tentukan
memiliki tingkat kekekalan tertentu. Contohnya tradisi silaturahmi pada waktu
hari raya lebaran, merupakan tradisi turun temurun dari dulu hingga sekarang.
Memiliki Alat Kelengkapan
Pranata sosial dan memiliki sarana dan prasarana yang digunakan untuk mencapai
tujuan. Misalnya mesin produksi pada sebuah pabrik merupakan sarana dalam
pranata ekonomi untuk menghasilkan barang.
9
- Basic institutions adalah pranata sosial yang dianggap penting dalam upaya
pengawasan terhadap tata tertib di masyarakat. Misalnya keluarga, sekolah, dan
negara.
- Subsidiary institutions adalah pranata yang dianggap kurang penting. Misalnya
tempat-tempat hiburan atau rekreasi.
c. Berdasarkan penerimaan masyarakat, pranata sosial dapat dibedakan menjadi dua
yaitu
- Approved institutions adalah bentuk pranata sosial yang diterima secara umum
oleh masyarakat. Misalnya lembaga pendidikan, lembaga peradilan, dan
lainlain.
- Unsanctioned institutions adalah bentuk pranata sosial yang secara umum
ditolak oleh masyarakat. Misalnya berbagai perilaku penyimpangan, seperti
merampok, memeras, pusat-pusat perjudian, prostitusi, dan lain-lain.
d. Berdasarkan faktor penyebarannya, pranata sosial dapat dibedakan menjadi dua
yaitu
- General institutions adalah bentuk pranata sosial yang diketahui dan dipahami
masyarakat secara umum. Misalnya keberadaan agama dalam kehidupan.
- Restricted institutions adalah bentuk pranata sosial yang hanya dipahami oleh
anggota kelompok tertentu. Misalnya pelaksanaan ajaran agama Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Buddha, Kong Hu Cu, atau berbagai aliran kepercayaan
lainnya.
e. Berdasarkan fungsinya, pranata sosial dapat dibedakan menjadi dua yaitu
- Cooperative institutions adalah bentuk pranata sosial yang berupa kesatuan
pola dan tata cara tertentu. Misalnya pranata perdagangan dan pranata industri.
- Regulative institutions adalah bentuk pranata sosial yang bertujuan mengatur
atau mengawasi pelaksanaan nilai-nilai atau norma-norma yang berkembang di
masyarakat. Misalnya pranata hukum (kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan).
10
produksi, distribusi, dan konsumsi barang-barang serta kekayaan (seperti halnya
keuangan, perindustrian, dan perdagangan). Dalam hal ini, ekonomi diartikan
sebagai tata tindakan dalam memanfaatkan uang, tenaga, waktu, atau barang-
barang berharga lainnya.
2 ) Peran atau Fungsi Pranata Ekonomi
Pranata ekonomi merupakan bagian dari pranata sosial yang mengatur kegiatan
ekonomi, seperti produksi, distribusi, dan konsumsi barang / jasa yang dibutuhkan
manusia.
Pranata ekonomi ada dan diadakan oleh masyarakat dalam rangka mengatur dan
membatasi perilaku ekonomi masyarakat agar dapat tercapai keteraturan dan
keadilan dalam perekonomian masyarakat. Pranata ekonomi muncul sejak adanya
interaksi manusia, yaitu sejak manusia mulai membutuhkan barang atau jasa dari
manusia lain. Bentuk paling sederhana dari pelaksanaan pranata ekonomi adalah
adanya sistem barter (tukar menukar barang). Akan tetapi, untuk kondisi saat ini,
sistem barter telah jarang digunakan dan sulit untuk diterapkan. Secara umum,
peran-peran pranata ekonomi dapat dibedakan atas peran pranata ekonomi
produksi, peran pranata ekonomi distribusi, dan peran pranata ekonomi konsumsi.
11
maka produsen dapat menjual hasil produknya dan konsumen dapat
memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan. Melalui distribusi pulalah,
arus perdagangan dapat berjalan.
Peran Pranata Ekonomi Konsumsi
Konsumsi adalah kegiatan menghabiskan atau menggunakan nilai guna suatu
barang atau jasa. Penggunaan atau pemanfaatan nilai guna barang atau jasa
tersebut dapat dilakukan sekaligus ataupun secara berangsurangsur.
Pemenuhan kebutuhan manusia dalam berkonsumsi dipengaruhi oleh
kemampuan manusia yang diukur melalui tingkat pendapatan atau
penghasilan. Hal yang harus diperhatikan adalah kebutuhan manusia dalam
berkonsumsi tidak terbatas, sedangkan kemampuan manusia terbatas. Oleh
karena itu, manusia harus pandai-pandai membelanja-kan uangnya sesuai
dengan tingkat kebutuhan.
Berdasarkan peran-peran tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa peran atau
fungsi pokok pranata ekonomi adalah mengatur kegiatan produksi, distribusi, dan
konsumsi agar dapat berjalan dengan lancar, tertib dan dapat memberi hasil yang
maksimal dengan meminimalisasi dampak negatif yang ditimbulkan. Pengertian
dan ciri-ciri Pranata Politik
b) Pranata Pendidikan
1) Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha untuk mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran atau pelatihan.
2) Pengertian Pranata Pendidikan
Pranata pendidikan adalah sistem norma untuk mengatur kegiatan-kegiatan di
bidang pendidikan bagi suatu warga masyarakat melalui proses sosialisasi
kebudayaan, terutama kepada generasi muda (generasi penerus).
3) Peran atau Fungsi Pranata Pendidikan :
- Untuk mempersiapkan manusia agar mampu mencari nafkah hidup saat ia
dewasa kelak.
- Bertindak sebagai perantara pemindahan warisan budaya.
- Mempersiapkan pengetahuan dan keterampilan untuk bekerja
- Mempersiapkan peranan sosial yang dikehandaki.
- Memperkuat penyesuaian diri dan mengembangkan hubungan sosial.
12
- Meningkatkan kemajuan melalui keikutsertaan dalam riset ilmiah
Istilah “politik” yang kita kenal sekarang bermula dari kegiatan kenegaraan
yang dijalankan di yunani. Seperti kita ketahui, bahwa kata politik berasal dari kata
polis yang berarti “negara kota”, pusat kegiatan politis di yunani. Plato, seorang ahli
filsafat di yunani pada zaman itu, menyebut masalah- masalah yang berhubungan
dengan negara kota dengan istilah politheia dalam buku karangannya yang berjudul
politicos (ahli polis).
Pranata politik adalah serangkaian peraturan, baik tertulis ataupun tidak tertulis
yang berfungsi mengatur semua aktivitas politik dalam masyarakat atau negara.
Pranata yang memegang monopoli penggunaan paksaan fisik dalam suatu wilayah
tertentu. Dengan demikian istilah pranata pemerintahan, politik, negara, maksudnya
sama, dan dalam hal ini disebut sebagai pranata politik, karana dalam istilah politik
sudah tercakup istilah pemerintah, negara, kekuasaan, kebijaksanaan, dan lain
sebagainya. Hanya yang perlu diperhatikan bahwa Negara tidak sama artinya dengan
pemerintahan, karena pemerintah merupakan alat atau aparat negara yang
13
melaksanakan fungsi-fungsi dan kekuasaan negara. Jadi, pemerintah hanyalah salah
satu unsur negara.
Norma merupakan aturan yang menentukan perilaku yang tepat dan yang
tidak tetap.yang dialamnya dirumuskan apa yang harus dilakukan dan apa yang
tidak boleh dilakukan. Dalam masyarakat yang masih tradisional dan tidak
mempunyai pranata politik formal, maka folkwasy dan mores dilaksanakan melalui
tindakan-tindakan yang spontan dan kolektif dari anggo masyarakat. Dalam
14
masyarakat seperti ini tidak diperlukan polisi atau aparat petugas kontrol
resmi,karena fungsi pemaksaan aturan dilakukan oleh pranata lain. Sedangkan,
dalam masyarakat yang sudah kompleks,struktur politik yang khusus diperlukan
untuk mengadakan kontrol. Pengturan terip masyarakat tidak dilaksanakan melalui
tindakan yang spontan dan kolektif dari anggota masyarakat, tetapi oleh struktur
khusus yang mempunyai kewenangan untuk melak sanakan paksaan fisik.
Sementara itu, Gillin dan Gillin dalam versi lain menyebutkan tiga fungsi pranata
politik, yaitu :
15
b) Mengatur dan menyelenggarakan kepentingan serta kebutuhan seluruh anggota
masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, air, listtik , dan sebagainya. Dengan
kata lain pranata politik berfungsi untuk memajukan kesejahteraan sosial.
c) Melindungi warganya dari serangan musuh atau negara lain.
d) Pranata Keluarga
1. Pengertian keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
Pranata keluarga merupakan suatu sistem nilai atau aturan-aturan yang mengatur
aktivitas-aktivitas anggota keluarga di lingkungannya. Pranata keluarga adalah suatu
bagian dari pranata sosial yang wilayah berlakunya meliputi sebuah lingkungan
keluarga dan kerabat. Pranata ini berisi suatu ketentuan-ketentuan yang tidak tertulis
yang menyangkut masalah perkawinan guna melanjutkan keturunan, afeksi, dan
sosialisasi. Bagi masyarakat, pranata keluarga ini fungsinya untuk menjaga dan
mempertahankan kelangsungan hidup masyarakat. Tanpa keluarga tidak mungkin ada
masyarakat. karena pada dasarnya masyarakat adalah kumpulan dari keluarga-
keluarga.
a. Sistem patrilineal yaitu suatu sistem kekerabatan yang menarik garis keturunan
dari pihak laki-laki atau ayah. Masyarakat yang menganut sebuah sistem
kekerabatan ini antara lain Batak, Nias, Ambon, dan Bali
b. Sistem matrilineal yaitu suatu sistem kekerabatan yang manarik garis keturunan
dari pihak ibu atau perempuan. Masyarakat yang menganut sistem kekerabatan ini
antara lain yaitu suku bangsa Minangkabau.
16
c. Sistem kekerabatan parental yaitu sebuah sistem kekerabatan yang menarik garis
keturunan dan kedua belah pihak, baik laki-laki dan perempuan. Masyarakat yang
menganut sistem ini yaitu antara lain Jawa, Sunda, dan Kalimantan.
17
sosialisasi kelompok primeryang pertama bagi seorang anak, dan dari situlah
perkembangan kepribadian dimulai. Pada saat anak sudah cukup umur untuk
memasuki kelompok atau media sosialisasi lain diluar keluarga. Pondasi dasar
kepribadian anak sudah tertanam secara kuat, dan kepribadiannya pun sudah
terarah dengan baik melalui keluarga.
Fungsi Ekonomi :
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi anggota keluarganya.
Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, semua anggota keluarga
melakukan kerja sama. Pada umumnya, seorang suami melakukan kegiatan
ekonomi untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan keluarga, sedangkan isteri
berfungsi mengatur keuangan dan belanja keluarga.
Fungsi perlindungan, keluarga mempunyai fungsi untuk melindungi anggotanya
baik secara psikis maupun fisik.
e) Pranata agama
1. Pengertian Agama
Pranata Agama yaitu sebuah pranata yang memiliki andil penting dalam
menuntun serta mengatur jalan hidup manusia. Agama yaitu sebuah kepercayaan
kepada Tuhan yang maha esa, sisitem budaya, serta pandangan dunia yang
menghubungkan manusia dengan tatanan dari kehidupan dengan berbagai ajaran,
larangan, anjuran dan kewajiban yang mengikat bagi umatnya.
Klasifikasi atas dua unsur tersebut terbentuk dalam ritual dan peribadatan
serta ajaran tentang keberadaan Rabb / Tuhan . Hal tersebut termasuk ke dalam
unsur transedental serta dalam hidup bermasyarakat (unsur imanen). Berikut
beberapa fungsi paranata agama yaitu sebagai berikut :
18
Moral adalah suatu kondisi mental yang dirasakan, diketahui, dan dihayati oleh
manusia terhadap tingkah laku yang positif menuruit nilai serta norma yang
berlaku. Moral ialah suatu tuntunan bagi manusia dalam bersikap dan bertingkah
laku sesuai dengan patokan hidup bersama. Fungsi pranata agama / religi ialah
sebagai wadah atau sarana menegakkan sebuah aturan norma demi kelangsungan
identitas moral masyarakat dan umat pemeluk agama. Pencarian manusia terhadap
nilai moral senantiasa berkurang, hal ini dikarenakan di dalam agama sudah
mencakup berbagai aspek tentang moralitas. Masyarakat secara mandiri sudah
mengelola serta mengadopsi dengan baik ajaran dan norma yang ada di dalam
agama. Ajaran dan norma religiositas tersebut sangat berguna bagi seseorang yang
seringkali bertindak amoral yaitu melakukan tindak kriminalitas dan sebagainya.
Contoh :
19
manusia. Agama dapat meningkatkan kesadaran hidup untuk berusaha menjadi
lebih bertaqwa dan beramal baik bagi sesama. Agama dapat menjadi sarana untuk
segala penyelesaian masalah yang terjadi pada manusia. Hal tersebut menjawab
tentang suatu pertanyaan bahwa apakah pranata agama dianggap penting dalam
kehidupan manusia secara pribadi maupun bermasyarakat.
Contoh :
7. Macam-Macam Norma
Di dalam kehidupan sehari-hari terdapat peraturan-peraturan yang berlaku
dimasyarakat yang terkenal dengan sebut norma. Norma yang berkembang
diantaranya :
• Norma agama
20
Norma agama adalah himpunan norma yang berfungsi memberikan
pedoman perilaku bagi manusia agar dapat memperoleh keselamatan dan
kebahagiaan dunia dan akhirat. Norma agama merupakan norma utama yang
menjadi pedoman manusia dalam melakukan aktivitas.
• Norma hukum
Norma hukum adalah himpunan norma tertulis yang berisi perintah dan
larangan yang diikuti oleh sanksi-sanksi. Sanksi yang yang berat dan tegas
diperlukan agar tercipta tertib sosial dan masyarakat lebih mematuhi norma-norma
yang ada.
Norma hukum dibuat oleh lembaga yang berwenang untuk mengatur hubungan
sosial antar warga yang berkaitan dengan kekuasaan negara. Norma hukum muncul
di bawah kekuasaan pemerintah negara, baik dalam struktur kerajaan, kekaisaran
maupun pemerintahan demokrasi. Contoh: UUD 1945, undang-undang dan
Peraturan Daerah.
Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah norma yang mengatur hidup manusia yang berlaku
secara umum dan bersumber dari hati nurani manusia. Tujuan norma kesusilaan,
yaitu mewujudkan keharmonisan hubungan antarmanusia. Sanksi bagi
pelanggarnya, yaitu rasa bersalah dan penyesalan mendalam bagi pelanggarnya.
Contoh norma kesusilaan yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari, antara lain
sebagai berikut:
Bertindak dan berprilaku jujur merupakan salah satu contoh norma kesusilaan.
Contoh bertindak dan berprilaku jujur misalnya; ketika seseorang menemukan
barang atau benda milik orang lain, jika ia berprilaku jujur tentu akan
mengembalikan benda yang ditemukan kepada pemilikny.
Meminta maaf bila melakukan kesalahan adalah salah satu bentuk norma
kesusilaan. Bersegera meminta maaf bila melakukan kesalahan dan tidak bersikap
seperti pecundang yang lari dari kesalahan atau balik menyalahkan pihak lain.
21
Bersikap jantan dan kesatria untuk meminta maaf akan membuat seseorang menjadi
pribadi dewasa yang bertanggung jawab dan bisa dipercaya.
Berbicara merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia.
Berbicara baik akan memberikan dampak yang baik, Sebaliknya, bicara hal-hal
negatif akan memberikan dampak negatif. Jika seseorang berbicara baik tentang
orang lain, maka perkataan yang baik itu akan kembali kepada dirinya. Jika
memang tidak ada hal-hal yang baik untuk dibicarakan, jangan berbicara. Itu akan
menyelamatkan banyak jiwa.
Sebagai makhluk sosial, manusia hidup bersama orang lain. Dalam hidup
bersama, tentu seorang manusia tidak dapat bertindak sesukanya. Mengambil hak
orang lain merupakan perbuatan yang sangat merugikan bagi orang yang diambil
haknya.
22
bentuk pengucilan secara fisik (dipenjara, diusir) atau batin (penyesalan, rasa malu,
dan kegelisahan).
Norma Kesopanan
Norma kesopanan terdiri dari beberapa contoh perbuatan atau tingkah laku yang
ada dalam kehidupan masyarakat antara lain sebagai berikut:
23
Memakai pakaian yang sopan dan menutup aurat dan sesuai dengan lingkungan
tempat tinggalnya
Membuang sampah pada tempat sampah
Siswa meminta izin kepada guru pada saat ingin pergi ke belakang
Mendahulukan orang tua mengambil makanan terlebih dahulu
Memberikan kursi di bus kepada orang tua atau ibu hamil
Tidak menyela pembicaraan
Siswa tidak tidur pada saat pembelajaran di kelas
Selalu memberikan salam jika berpapasan dengan orang yang dikenal.
Jadi norma kesopanan sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan, baik
dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat karena norma ini sangat
erat kaitannya terhadap aturan dalam bertingkah laku seseorang. Sekali saja ada
pelanggaran terhadap norma kesopanan, pelanggar akan mendapat sanksi dari masyarakat.
Kesopanan merupakan tuntutan bagi setiap orang yang wajib dilaksanakan dalam
bermasyarakat.
Bila kita melanggarnya, kita akan mendapat sanksi dari masyarakat. Sanksi tersebut
disebut dengan sanksi sosial. Sanksi sosial misalnya berupa cemoohan, pengucilan, dan
sebagainya.
Ditinjau dari sudut subjeknya, penegakan hukum itu dapat dilakukan oleh subjek
yang luas dan dapat pula diartikan sebgai upaya penegakan hukum oleh subyek dalam
arti sempit yang terbatas. Semua subjek hukum dalam setiap hubungan hukum. Siapa saja
yang menjalankan aturan normatif atau melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu
dengan mendasarkan diri pada norma aturan hukum yang berlaku, berarti dia
menjalankan atau menegakkan aturan hukum. Penegakan hukum itu kurang lebih
merupakan upaya yang dilakukan untuk menjadikan hukum, sebagai pedoman perilaku
24
dalam setiap perbuatan hukum, baik oleh para subjek hukum yang bersangkutan maupun
oleh aparatur penegakan hukum.
a) Prof. Subekti, SH: Hukum itu mengabdi pada tujuan negara yaitu mencapai
kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya dengan cara menyelenggarakan keadilan.
Keadilan itu menuntut bahwa dalam keadaan yang sama tiap orang mendapat bagian
yang sama pula.
b) Prof. Mr. Dr. LJ. van Apeldoorn: Tujuan hukum adalah mengatur hubungan antara
sesama manusia secara damai. Hukum menghendaki perdamaian antara sesama.
Dengan menimbang kepentingan yang bertentangan secara teliti dan seimbang.
c) Geny : Tujuan hukum semata-mata ialah untuk mencapai keadilan. Dan ia
kepentingan daya guna dan kemanfaatan sebagai unsur dari keadilan.
d) Roscoe Pound berpendapat bahwa hukum berfungsi sebagai alat merekayasa
masyarakat (law is tool of social engineering).
e) Muchatr Kusumaatmadja berpendapat bahwa tujuan pokok dan utama dari hukum
adalah ketertiban. Kebutuhan akan ketertiban ini merupakan syarat pokok bagi
adanya suatu masyarakat manusia yang teratur.
25
Menurut Soerjono Soekanto, dalam bukunya faktor-faktor yang mempengaruhi
penegakan hukum (2002:5) menyebutkan bahwa masalah pokok dari penegakan hukum
sebenarnya terletak pada faktor-faktor yang mungkin mempengaruhinya, yaitu :
Kemudian Al. Wisnubroto dalam bukunya yang berjudul Hakim dan peradilan
di Indonesia (1997:88-90) memuat beberapa faktor internal yang mempengaruhi
hakim dalam mengambil keputusan. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi
hakim dalam mempertimbangkan suatu keputusan adalah :
a) Faktor Subjektif
- Sikap prilaku apriori
Sering kali hakim dalam mengadili suatu perkara sejak awal dihinggapi suatu
prasangka atau dugaan bahwa terdakwa atau tergugat bersalah, sehingga harus
dihukum atau dinyatakan sebagai pihak yang kalah. Sikap ini jelas bertentangan
dengan asas yang dijunjung tinggi dalam peradilan modern, yakni asas praduga
tak bersalah (presumtion of innocence), terutama dalam perkara pidana. Sikap
yang bersifat memihak salah satu pihak (biasanya adalah penuntut umum atau
penggugat) dan tidak adil ini bisa saja terjadi karena hakim terjebak oleh rutinitas
penanganan perkara yang menumpuk dan target penyelesaian yang tidak
seimbang.
- Sikap perilaku emosional
Perilaku hakim yang mudah tersinggung, pendendam dan pemarah akan berbeda
dengan prilaku hakim yang penuh pengertian, sabar dan teliti dalam menangani
suatu perkara. Hal ini jelas sangat berpengaruh pada hasil putusannya.
- Sikap Arrogence power
26
Hakim yang memiliki sikap arogan, merasa dirinya berkuasa dan pintar melebihi
orang lain seperti jaksa, penasihat hukum apalagi terdakwa atau pihak-pihak yang
bersengketa lainnya, sering kali mempengaruhi Keputusannya.
- Moral
Faktor ini merupakan landasan yang sangat vital bagi insan penegak keadilan,
terutama hakim. Faktor ini berfungsi membentengi tindakan hakim terhadap
cobaan-cobaan yang mengarah pada penyimpangan, penyelewengan dan sikap
tidak adil lainnya.
b) Faktor Objektif
- Latar belakang sosial budaya
- Profesionalisme
3. Unsur-Unsur Penegak
Unsur – unsur penegakan hukum sebagai berikut :
a. Kepastian hukum
Kepastian hukum merupakan perlindungan Yustisiabel (pencari keadilan)
terhadap tindakan sewenang-wenang yang berarti bahwa seseorang akan dapat
memperoleh apa yang diharapkan masyarakatnya. Mengharapkan adanya
kepastian hukum masyarakat akan leih tertib. Kepastian hukum diwujudkan oleh
hukum dengan sifatnya yang hanya membuat suatu aturan hukum memberi
petunjuk kepada kita apa yang benar apa yang tidak.
27
b. Kemanfaatan hukum
Hukum untuk manusia maka harus memberi manfaat atau kegunaan bagi
masyarakat. Jangan sampai justru karena hukumnya dilaksanakan ditegakan
timbul keresahan dalam masyarakat.
c. Keadilan hukum
Unsur yang ketiga adalah keadilan, masyarakat berkepentingan bahwa
pelaksanaan dan penegakan hukum keadilan diperhatikan.
- Unsur Peraturan
Petugas/penegak hukum yang dimaksud dalam hal ini yaitu polisi, jaksa,
hakim, dan lain-lain. Membahas penegakan hukum tanpa menyinggung segi
manusianya merupakan pembahasan yang steril sifatnya (Satjipto Rahardjo, 2009
: 26). Faktor manusia sebagai penegak hukum menjadi penting karena hanya
melalui faktor tersebut penegakan hukum itu dijalankan.
- Faktor Sarana/Fasilitas
Tanpa sarana atau fasilitas yang memadai bagi tegaknya hukum yang telah
dibuat maka proses penegakan hukum pun mustahil untuk dapat dilakukan dengan
baik.
28
Kesadaran hukum masyarakat mempengaruhi pelaksanaan penegakan
hukum. Tanpa adanya kesadaran hukum masyarakat maka mustahil pula
penegakan hukum dapat berjalan dengan baik. Sebelum ada kesadaran hukum
masyarakat, maka harus ada kepatuhan hukum. Kepatuhan hukum timbul karena
adanya pengetahuan tentang hukum, sehingga dalam hal ini sosialiasi hukum
menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan oleh pemerintah.
29
b. Budaya kerja yang terkait dengan aparatnya termasuk mengenai kesejahteraan
aparatnya.
c. Perangkat peraturan yang mendukung baik kinerja kelembagaanya maupun yang
mengatur materi hukum yang dijadikan standar kerja, baik hukum materiilnya maupun
hukum acaranya.
Tidak hanya contoh di atas saja yang membuat kita mengetahui betapa lemahnya
penegakan hukum di Indonesia. Sebagai contoh selanjutnya adalah kasus korupsi yang
sedang di perkarakan akhir-akhir ini. Menangani kasus korupsi memang tidak semudah
membalikan telapak tangan. Tetapi walaupun sesulit apapun mengatasi masalah korupsi,
tetap saja kita harus tetap membasmi pelaku-pelaku korupsi karena hal tersebut sangat
merugikan banyak pihak khususnya rakyat Indonesia dan akan membuat masyarakat
tidak mempercayai lagi hukum dan penegak hukum di Indonesia. Jangan sampai
masyarakat tidak lagi mempunyai pegangan untuk hidup teratur dan sejahtera kalau
hukum di negaranya sudah tidak benar.
Contoh diatas tidak sepenuhnya menjadi kesalahan pihak penegak hukum tetapi
masyarakat pada umumnya pun juga dapat di persalahkan. Hal ini dikarenakan peraturan
dibuat bukan untuk penegak hukum semata tetapi untuk masyarakat luas juga. Dalam
hukum tidak ada strata tetapi semuanya adalah sama dimata hukum. Penegak hukum
30
melakukan hal tersebut mungkin karena ada kesempatan yang memancing mereka
melakukan hal tersebut.. Tegakan hukum dapat terwujud dengan bagaimana kita
memupuk keteraturan dalam diri kita masing-masing terlebih dahulu sehingga sedikit
demi sedikit dapat meluas dan akhirnya hukum dapat tegak di bumi Indonesia
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari penjelasan materi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Penegakan Hukum adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menjadikan
hukum sebagai pedoman perilaku dalam setiap perbuatan hukum, baik oleh
para subyek hukum maupun para aparat penegak hukum resmi yang diberi
tugas dan wewenang oleh UU untuk menjamin berfungsinya norma-norma
hukum yang berlaku di masyarakan dan negara.
31
3. Pranata sosial sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena peran mereka sangat
penting dalam mewujudkan masyarakat yang damai, adil, aman, dan sejahtera
disemua aspek kehidupan.
B. Saran
1. Bagi Pembaca
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menyadarkan pembaca untuk
selalu mentatai norma dan hukum yang berlaku di Indonesia
Semoga masyarakat lebih memahami apa yang dimaksud dengan norma
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi
2. Bagi Penulis
Dapat menerapkan isi dari makalah ini dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulwahid, Idat, dkk. (2003). Pranata Sosial Dalam Masyarakat Sunda. Jakarta : Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Soekanto, Soerjono. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers.
Raharjo, Sadjibto. Masalah Penegakan Hukum. Bandung: Sinar Baru, tt.
http://pustakakaryaifa.blogspot.co.id/2013/05/makalah-penegakan-hukum.html
http://tugasmakalahhukum.blogspot.co.id/2013/06/sosiologi-pranata-sosial.html
http://mochammaddavaadithya.blogspot.co.id/2014/02/pranata-politik.html
32