Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

PRANATA SOSIAL DAN PENEGAKAN HUKUM

DI INDONESIA

Oleh :

Nurmawati (K4317047)

Shofia Nur Mutmainnah (K4317061)

Titis Wida Dewi Amarta (K4317067)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

TAHUN 2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmad dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Djono, selaku dosen pengampu materi ilmu pendidikan sosial budaya
dasar.
2. Teman – temanku dan semua pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan karya
tulis Bahasa Indonesia.

Penulis berusaha maksimal dalam menyelesaikan makalah ini sehingga dapat


selesai dengan baik. Apabila masih terdapat kesalahan teknik maunpun penulisan ,hal ini
karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini pada massa
yang akan datang.

Surakarta, 9 Oktober 2017

Penulis

2ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan................................................................................... 5

BAB II. ISI


A. Pranata Sosial
- Pengertian Pranata Sosial................................................................. 6
- Tujuan Pranata Sosial...................................................................... 7
- Fungsi Pranata Sosial....................................................................... 7
- Ciri-ciri Pranata Sosial..................................................................... 8
- Penggolongan Pranata Sosial........................................................... 9
- Macam Macam Norma...................................................................... 11
B. Penegakan Hukum Di Indonesia
- Pengertian Penegakan Hukum ........................................................ 25
- Unsur-Unsur Penegakan Hukum..................................................... 25
- Tujuan Penegakan Hukum.............................................................. 28
- Alat Penegakan Hukum.................................................................. 29
- Contoh Penegakan Hukum Di Indonesia....................................... 31

BAB V. PENUTUP
A. Simpulan................................................................................................. 32
B. Saran ....................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA

3iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pranata sosial terbentuk melalui norma-norma atau kaidah-kaidah yang


biasanya terhimpun atau berkisar di sekitar fungsi dan tugas masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia. Tujuan pranata sosial adalah
mengatur cara berpikir dan cara bertindak untuk memenuhi kebutuhan pokok. Tidak
hanya kebutuhan pokok saja yang diatur namun seluruh aspek kehidupan di masyarakat
diatur oleh norma. Dengan kata lain bahwa pranata sosial merupakan himpunan
kaidah-kaidah atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. Unsur-unsur dalam
pranata sosial bukanlah individu-individu manusianya itu, akan tetapi kedudukan-
kedudukan yang ditempati oleh para individu itu beserta aturan tingkah lakunya.
Dengan demikian pranata sosial merupakan bangunan atau konstruksi dari seperangkat
peranan-peranan dan aturan-aturan tingkah laku yang terorganisir.

Hukum diciptakan untuk dilaksanakan. Hukum tidak bisa lagi disebut sebagai
hukum, apabila tidak pernah dilaksanakan. Pelaksanaan hukum selalu melibatkan
manusia dan tingkah lakunya. Lembaga kepolisian diberi tugas untuk menangani
pelanggaran hukum, kejaksaan disusun dengan tujuan untuk mempersiapkan
pemeriksaan perkara di depan sidang pengadilan. Hukum mempunyai fungsi untuk
memberikan perlindungan terhadap kepentingan manusia (seluruh manusia tanpa
terkecuali). Oleh karena itu maka hukum harus dilaksanakan agar kepentingan manusia
tersebut dapat terlindungi. Dalam pelaksanaannya, hukum dapat berlangsung secara
normal dan damai, akan tetapi dapat juga terjadi pelanggaran-pelanggaran hukum
dalam prakteknya. Dalam hal ini hukum yang telah dilanggar itu harus ditegakkan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari pranata sosial dan penegakan hukum?
2. Bagaimana ciri-ciri pranata sosial ?
3. Bagaimana penggolongan dari pranata sosial ?

4
4. Bagaimana sistem penegakan hukum di indonesia ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian dari pranata sosial dan penegakan hukum.


2. Mengetahui ciri-ciri pranata sosial.
3. Mengetahui penggolongan dari pranata sosial.
4. mengetahui sistem penegakan hukum di indonesia.

5
BAB II

ISI

A. Pranata Sosial
1. Pengertian Pranata Sosial

Pranata sosial berasal dari istilah bahasa Inggris social institution. Istilah - istilah
lain pranata sosial ialah lembaga sosial dan bangunan sosial. Walaupun istilah yang
digunakan berbeda-beda, tetapi social institution menunjuk pada unsur - unsur yang
mengatur perilaku anggota masyarakat. Pranata juga berasal dari bahasa latin instituere
yang berarti mendirikan. Kata bendanya adalah institution yang berarti pendirian.
Dalam bahasa Indonesia institution diartikan institusi (pranata) dan institut (lembaga).
Institusi adalah sistem norma atau aturan yang ada. Institut adalah wujud nyata dari
norma-norma. Pranata adalah seperangkat aturan yang berkisar pada kegiatan atau
kebutuhan tertentu. Pranata termasuk kebutuhan sosial. Seperangkat aturan yang
terdapat dalam pranata termasuk kebutuhan sosial yang berpedoman kebudayaan.
Pranata merupakan seperangkat aturan, bersifat abstrak.

Beberapa definisi pranata sosial menurut ahli sosiologi adalah sebagai berikut

 Koenjaraningrat (1990), pranata sosial merupakan unsur-unsur yang mengatur


perilaku para warga masyarakat yang saling berinteraksi.

 Soekanto (1987), pranata sosial merupakan lembaga kemasyarakatan yang lebih


menunjukan suatu bentuk dan sekaligus mengandung pengertian-pengertian
abstrak perihal adanya norma-norma dan peraturan tertentu yang menjadi cirri dari
sautu lembaga.

 Mac Iver dan Charles (1988), pranata sosial merupakan lembaga kemasyarakatan
sebagai tata cara suatu prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan
antar manusia dalam suatu kelompok kemasyarakatan atau sosial

 Menurut Horton dan Hunt (1987), pranata sosial adalah suatu sistem norma untuk
mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting.

 Menurut Joseph S, Rucek dan Roland L. Waren, Pranata sosial adalah pola-pola
yang mempunyai kedudukan tetap untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia

6
yang muncul dari kebiasaan-kebiasaan dengan mendapatkan persetujuan dan cara-
cara yang sudah tidak dipungkiri lagi untuk memenuhi konsep kesejahteraan
masyarakat dan menghasilkan suatu struktur.

 Menurut Alvin L. Berrtrand, Pranata sosial adalah kumpulan norma sosial


(struktur-struktur sosial) yang telah diciptakan untuk melaksanakan fungsi
masyarakat.

2. Tujuan Pranata Sosial

Secara umum, tujuan utama diciptakannya pranata sosial yaitu untuk mengatur
agar kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi secara memadai, dan untuk mengatur
agar kehidupan sosial warga masyarakat bisa berjalan dengan tertib dan lancar sesuai
dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Sebagai contoh, pranata keluarga mengatur
bagaimana keluarga harus memelihara anak. Sementara itu, pranata pendidikan
mengatur bagaimana sekolah harus mendidik anak-anak hingga menghasilkan lulusan
yang handal. Tanpa adanya pranata sosial, kehidupan manusia nyaris bisa dipastikan
bakal porak-poranda karena jumlah prasarana dan sarana untuk memenuhi kebutuhan
manusia relatif terbatas, sementara jumlah warga masyarakat yang membutuhkan justru
semakin lama semakin banyak.

3. Fungsi Pranata Sosial

Fungsi Umum dari pranata sosial adalah :

a. Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat dalam hal bertingkah laku dan
bersikap dalam menghadapi masalah kemasyarakatan.

b. Menjaga keutuhan dan integrasi masyarakat.

c. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem


pengendalian sosial, artinya sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku
anggota-anggotanya.

Selain fungsi umum tersebut, pranata sosial memiliki fungsi lain, diantaranya :

1. Fungsi manifes adalah fungsi pranata sosial yang nyata, tampak, disadari dan
menjadi harapan sebagian besar anggota masyarakat. Misalnya dalam pranata
keluarga mempunyai fungsi reproduksi yaitu untuk dapat melahirkan keturunan.

7
Pranata keluarga yang berfungsi sebagai tempat sosialisasi nilai – nilai yang
berlaku dalam masyarakat.
2. Fungsi laten adalah fungsi pranata sosial yang tidak tampak, tidak disadari dan
tidak diharapkan orang banyak, tetapi ada. Misalnya dalam pranata keluarga
mempunyai fungsi laten dalam pewarisan gelar atau sebagai pengendali sosial dari
perilaku menyimpang

4. Ciri-Ciri Pranata Sosial


Meskipun pranata sosial merupakan sistem norma, tetapi pranata sosial yang
ada di masyarakat memiliki ciri tersendiri yang membedakannya dengan norma sosial.
Adapun ciri-ciri atau karakteristik pranata sosial adalah meliputi hal-hal berikut ini :

 Memiliki Lambang-Lambang/Simbol
Setiap pranata sosial pada umumnya memiliki lambang-lambang atau simbol-
simbol yang terwujud dalam tulisan, gambar yang memiliki makna serta
menggambarkan tujuan dan fungsi pranata yang bersangkutan. Contoh cincin
pernikahan sebagai simbol dalam pranata keluarga, burung garuda merupakan
simbol dari pranta politik negara Indonesia.
 Memiliki Tata Tertib dan Tradisi
Pranata sosial memiliki aturan-aturan yang menjadi tata tertib serta tradisi-tradisi
baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang akan menjadi acuan serta pedoman
bagi setiap anggota masyarakat yang ada di dalamnya. Contohnya dalam pranata
keluarga seorang anak wajib bersikap hormat kepada orang tua, namun tidak ada
aturan tertulis yang baku tentang deskripsi sikap tersebut. Sementara itu dalam
pranata pendidikan ada aturan-aturan tertulis yang wajib dipatuhi semua warga
sekolah yang tertuang dalam tata tertib sekolah.
 Memiliki Satu atau Beberapa Tujuan
Pranata sosial mempunyai tujuan yang disepakati bersama oleh anggota
masyarakat. Tujuan pranata sosial kadang tidak sejalan dengan fungsinya secara
keseluruhan. Contoh: Pranata ekonomi, antara lain bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
 Memiliki Nilai
Pranata sosial merupakan hasil pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku dari
sekelompok orang atau anggota masyarakat, mengenai apa yang baik dan apa yang

8
seharusnya dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian pranata
sosial terdiri atas adat istiadat, tradisi atau kebiasaan serta unsur-unsur kebudayaan
lain yang secara langsung maupun tidak langsung bergabung dalam suatu fungsi,
sehingga pranata sosial tersebut mempunyai makna atau nilai di dalam masyarakat
tersebut. Contoh tradisi dan kebiasaan dalam pranata keluarga adalah sikap
menghormati atau sikap sopan santun terhadap orang yang lebih tua.
 Memiliki Usia Lebih Lama (Tingkat Kekekalan Tertentu)
Pranata sosial pada umumnya memiliki umur lebih lama daripada umur manusia.
Pranata sosial pada umumnya tidak mudah berganti atau berubah. Hal tersebut
terbukti dengan banyaknya pranata sosial yang diwariskan dari generasi ke
generasi. Pranata sosial yang telah diterima akan melembaga pada setiap diri
anggota masyarakat dalam jangka waktu relatif lama sehingga dapat di-tentukan
memiliki tingkat kekekalan tertentu. Contohnya tradisi silaturahmi pada waktu
hari raya lebaran, merupakan tradisi turun temurun dari dulu hingga sekarang.
 Memiliki Alat Kelengkapan
Pranata sosial dan memiliki sarana dan prasarana yang digunakan untuk mencapai
tujuan. Misalnya mesin produksi pada sebuah pabrik merupakan sarana dalam
pranata ekonomi untuk menghasilkan barang.

5. Penggolongan Pranata Sosial


Berdasarkan fungsi-fungsi secara umum dan karakteristiknya tersebut,
pranata sosial dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut. Berikut ini beberapa tipe
atau penggolongan pranata sosial.

a. Berdasarkan perkembangannya, pranata sosial dapat dibedakan menjadi dua yaitu


- Crescive institutions adalah pranata sosial yang secara tidak sengaja tumbuh dari
kebiasaan masyarakat. Misalnya: tata cara perkawinan, norma-norma, dan berbagai
upacara adat.
- Enacted institutions adalah pranata sosial yang sengaja dibentuk untuk memenuhi
kebutuhan tertentu. Misalnya: lembaga pendidikan, lembaga keuangan, lembaga
kesehatan, dan lain-lain.
b. Berdasarkan sistem nilai/kepentingan yang diterima masyarakat, pranata sosial
dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

9
- Basic institutions adalah pranata sosial yang dianggap penting dalam upaya
pengawasan terhadap tata tertib di masyarakat. Misalnya keluarga, sekolah, dan
negara.
- Subsidiary institutions adalah pranata yang dianggap kurang penting. Misalnya
tempat-tempat hiburan atau rekreasi.
c. Berdasarkan penerimaan masyarakat, pranata sosial dapat dibedakan menjadi dua
yaitu
- Approved institutions adalah bentuk pranata sosial yang diterima secara umum
oleh masyarakat. Misalnya lembaga pendidikan, lembaga peradilan, dan
lainlain.
- Unsanctioned institutions adalah bentuk pranata sosial yang secara umum
ditolak oleh masyarakat. Misalnya berbagai perilaku penyimpangan, seperti
merampok, memeras, pusat-pusat perjudian, prostitusi, dan lain-lain.
d. Berdasarkan faktor penyebarannya, pranata sosial dapat dibedakan menjadi dua
yaitu
- General institutions adalah bentuk pranata sosial yang diketahui dan dipahami
masyarakat secara umum. Misalnya keberadaan agama dalam kehidupan.
- Restricted institutions adalah bentuk pranata sosial yang hanya dipahami oleh
anggota kelompok tertentu. Misalnya pelaksanaan ajaran agama Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Buddha, Kong Hu Cu, atau berbagai aliran kepercayaan
lainnya.
e. Berdasarkan fungsinya, pranata sosial dapat dibedakan menjadi dua yaitu
- Cooperative institutions adalah bentuk pranata sosial yang berupa kesatuan
pola dan tata cara tertentu. Misalnya pranata perdagangan dan pranata industri.
- Regulative institutions adalah bentuk pranata sosial yang bertujuan mengatur
atau mengawasi pelaksanaan nilai-nilai atau norma-norma yang berkembang di
masyarakat. Misalnya pranata hukum (kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan).

6. Macam-Macam Pranata Sosial


Pranata sosial dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu :
a) Pranata Ekonomi
1 ) Pengertian Ekonomi
Secara umum, ekonomi diartikan sebagai cabang ilmu mengenai asas-asas

10
produksi, distribusi, dan konsumsi barang-barang serta kekayaan (seperti halnya
keuangan, perindustrian, dan perdagangan). Dalam hal ini, ekonomi diartikan
sebagai tata tindakan dalam memanfaatkan uang, tenaga, waktu, atau barang-
barang berharga lainnya.
2 ) Peran atau Fungsi Pranata Ekonomi
Pranata ekonomi merupakan bagian dari pranata sosial yang mengatur kegiatan
ekonomi, seperti produksi, distribusi, dan konsumsi barang / jasa yang dibutuhkan
manusia.
Pranata ekonomi ada dan diadakan oleh masyarakat dalam rangka mengatur dan
membatasi perilaku ekonomi masyarakat agar dapat tercapai keteraturan dan
keadilan dalam perekonomian masyarakat. Pranata ekonomi muncul sejak adanya
interaksi manusia, yaitu sejak manusia mulai membutuhkan barang atau jasa dari
manusia lain. Bentuk paling sederhana dari pelaksanaan pranata ekonomi adalah
adanya sistem barter (tukar menukar barang). Akan tetapi, untuk kondisi saat ini,
sistem barter telah jarang digunakan dan sulit untuk diterapkan. Secara umum,
peran-peran pranata ekonomi dapat dibedakan atas peran pranata ekonomi
produksi, peran pranata ekonomi distribusi, dan peran pranata ekonomi konsumsi.

 Peran Pranata Ekonomi Produksi


Kegiatan produksi meliputi unsur-unsur bahan dasar, modal, tenaga kerja, dan
manajemen. Pemanfaatan unsur-unsur produksi tersebut harus melalui aturan
yang berlaku agar tercapai suatu keseimbangan dan keadilan sosial. Sebagai
contoh, penggunaan tenaga kerja harus memenuhi beberapa syarat, antara
lain, usia pekerja, jam kerja, jam lembur, upah kerja, hak cuti, dan sebagainya.
Di dalam pemanfaatan sumber daya alam, pranata ekonomi berperan dalam
menjaga keseimbangan dalam pemanfaatannya. Aturan-aturan dibuat
sedemikian rupa sehingga para pelaku produksi dapat memanfaatkan
ketersediaan sumber daya alam secara efektif dan efisien.
 Peran Pranata Ekonomi Distribusi
Distribusi merupakan kegiatan menyalurkan barang hasil produksi ke
konsumen untuk dikonsumsi. Pendistribusian penting dilakukan untuk
mencapai kemakmuran rakyat dengan cara memeratakan ketercukupan
kebutuhan rakyat akan barang atau jasa. Dengan adanya proses distribusi,

11
maka produsen dapat menjual hasil produknya dan konsumen dapat
memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan. Melalui distribusi pulalah,
arus perdagangan dapat berjalan.
 Peran Pranata Ekonomi Konsumsi
Konsumsi adalah kegiatan menghabiskan atau menggunakan nilai guna suatu
barang atau jasa. Penggunaan atau pemanfaatan nilai guna barang atau jasa
tersebut dapat dilakukan sekaligus ataupun secara berangsurangsur.
Pemenuhan kebutuhan manusia dalam berkonsumsi dipengaruhi oleh
kemampuan manusia yang diukur melalui tingkat pendapatan atau
penghasilan. Hal yang harus diperhatikan adalah kebutuhan manusia dalam
berkonsumsi tidak terbatas, sedangkan kemampuan manusia terbatas. Oleh
karena itu, manusia harus pandai-pandai membelanja-kan uangnya sesuai
dengan tingkat kebutuhan.
Berdasarkan peran-peran tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa peran atau
fungsi pokok pranata ekonomi adalah mengatur kegiatan produksi, distribusi, dan
konsumsi agar dapat berjalan dengan lancar, tertib dan dapat memberi hasil yang
maksimal dengan meminimalisasi dampak negatif yang ditimbulkan. Pengertian
dan ciri-ciri Pranata Politik
b) Pranata Pendidikan
1) Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha untuk mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran atau pelatihan.
2) Pengertian Pranata Pendidikan
Pranata pendidikan adalah sistem norma untuk mengatur kegiatan-kegiatan di
bidang pendidikan bagi suatu warga masyarakat melalui proses sosialisasi
kebudayaan, terutama kepada generasi muda (generasi penerus).
3) Peran atau Fungsi Pranata Pendidikan :
- Untuk mempersiapkan manusia agar mampu mencari nafkah hidup saat ia
dewasa kelak.
- Bertindak sebagai perantara pemindahan warisan budaya.
- Mempersiapkan pengetahuan dan keterampilan untuk bekerja
- Mempersiapkan peranan sosial yang dikehandaki.
- Memperkuat penyesuaian diri dan mengembangkan hubungan sosial.
12
- Meningkatkan kemajuan melalui keikutsertaan dalam riset ilmiah

4) Adapun jalur pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut:


 Pendidikan informal yaitu pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan
lingkungan berbentuk kegiatan belajar mandiri.
 Pendidikan formal yaitu pendidikan yang dilakukan di lingkungan
sekolah.
 Pendidikan nonformal yaitu pendidikan yang berhubungan dengan
pembinaan dan pengembangan masyarakat sehingga mereka yang kurang
terampil menjadi terampil.

Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional. Undang-undang ini memberi dasar hukum untuk
membangun pendidikan nasional dengan menerapkan prinsip demokrasi,
desentralisasi, otonomi, keadilan, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Setiap
warga negara berusia 7 sampai dengan 15 tahun wajib mengikuti Program Wajib
Belajar ini.
c) Pranata Politik

Istilah “politik” yang kita kenal sekarang bermula dari kegiatan kenegaraan
yang dijalankan di yunani. Seperti kita ketahui, bahwa kata politik berasal dari kata
polis yang berarti “negara kota”, pusat kegiatan politis di yunani. Plato, seorang ahli
filsafat di yunani pada zaman itu, menyebut masalah- masalah yang berhubungan
dengan negara kota dengan istilah politheia dalam buku karangannya yang berjudul
politicos (ahli polis).

Pranata politik adalah serangkaian peraturan, baik tertulis ataupun tidak tertulis
yang berfungsi mengatur semua aktivitas politik dalam masyarakat atau negara.
Pranata yang memegang monopoli penggunaan paksaan fisik dalam suatu wilayah
tertentu. Dengan demikian istilah pranata pemerintahan, politik, negara, maksudnya
sama, dan dalam hal ini disebut sebagai pranata politik, karana dalam istilah politik
sudah tercakup istilah pemerintah, negara, kekuasaan, kebijaksanaan, dan lain
sebagainya. Hanya yang perlu diperhatikan bahwa Negara tidak sama artinya dengan
pemerintahan, karena pemerintah merupakan alat atau aparat negara yang

13
melaksanakan fungsi-fungsi dan kekuasaan negara. Jadi, pemerintah hanyalah salah
satu unsur negara.

Selain itu pengertian pranata politik menurut Prof.Dr.J.W.Schoerl adalah


peraturan-peraturan untuk memelihara tata tertib, untuk mendamaikan pertentangan-
pertentangan, dan untuk memilih pemimpin yang berwibawa. Menurut Korrnblum,
pranata politik merupakan perangkat norma dan status yang menkhususkan diri pada
pelaksanaan kekuasaan dan wewenang. Dengan demikian, pranat politik akan meliputi
eksekutif, yudikatif, legislatif, keamanan nasional (militer), dan partai politik.
Selanjutnya Kornblum menyatakan bahwa politik menentukan siapa, bilamana, dan
bagaimana memiliki kekuasaan.

- Ciri-ciri atau karakteristik Pranata Politik


 Adanya komunitas manusia yang secara sosial bersatu atas dasar nilai-nilai
yang disepakai bersama.
 Adanya asosiasi politik atau biasa disebut pemerintahan yang aktif.
 Asosiasi tersebut melaksanakan fungsi-fungsi untuk kepentingan umum, dan
 Asosiasi tersebut dineri kewenangan luas jangkauan kewenangan hanya dalam
teritorial tertentu.

- Fungsi Pranata Politik

Pranata politik dibentuk untuk menyelenggarakan kepentingan bersama


bukan kepentingan individu/ golongan tertentu. Pranata politik harus berdiri
ditengah-tengah kompetisi yang berlangsung dimasyarakat. Selain itu, pranata
politik memelihara peraturan yang memungkinkan kehidupan bermasyarakat
berjalan dengan damai dan tertib. James W.Vender Zanden menyebutkan pranata
politik dimasyarakat manapun pada dasarnya selalu memiliki empat fungsi, yakni :

 Fungsi pemaksaan norma

Norma merupakan aturan yang menentukan perilaku yang tepat dan yang
tidak tetap.yang dialamnya dirumuskan apa yang harus dilakukan dan apa yang
tidak boleh dilakukan. Dalam masyarakat yang masih tradisional dan tidak
mempunyai pranata politik formal, maka folkwasy dan mores dilaksanakan melalui
tindakan-tindakan yang spontan dan kolektif dari anggo masyarakat. Dalam

14
masyarakat seperti ini tidak diperlukan polisi atau aparat petugas kontrol
resmi,karena fungsi pemaksaan aturan dilakukan oleh pranata lain. Sedangkan,
dalam masyarakat yang sudah kompleks,struktur politik yang khusus diperlukan
untuk mengadakan kontrol. Pengturan terip masyarakat tidak dilaksanakan melalui
tindakan yang spontan dan kolektif dari anggota masyarakat, tetapi oleh struktur
khusus yang mempunyai kewenangan untuk melak sanakan paksaan fisik.

 Fungsi Merencanakan Dan Mengarahkan

Prnata politik menyusun rencana dan mengarahkan kegiatan-kegiatan


anggota masyarakat demi tercapainya tujuan masyarakat. Anggota-anggota
masyarakat tidak akan mampu menyajikan berbagai pelayanan kebutuhan pokok
melalui prosedur tradisionil.

 Fungsi Menengahi Pertentangan Kepentingan

Individu-individu dalam memenuhi kebutuhannya seringkali berebutan dan


bertentangan satu sama lain, sehingga terjasi persaingan yang tidak sehat dan
bertentangan kepentingan antara anggota masyarakat. Pertentangan dapat timbul
antara majikan dan buruh, antara golongan, dan sebaginya. Pertentengan itu tidak
saja melibatkan individu, tetapi seringkali melibatkan kelompok masyarakat.
Apalagi kalau masyarakat itu heterogen sehingga sukar sekali dicapai persetujuan
bersama. Pranata politik berusaha menengahi pertentangan yang ada sehingga
memuaskan semua pihak. Pranta politik mengadakan keseimbangan dan mengadili.

 Fungsi melindingi masyarakat dari serangan musuh dari luar.

Pranata pollitik dengan alat-alat yang dimilikinya melindungi warganya


dari serangan musuh, baik dengaan diplomasi maupun dengan kekerasan atau
perang.

Sementara itu, Gillin dan Gillin dalam versi lain menyebutkan tiga fungsi pranata
politik, yaitu :

a) Mengatur hubungan-hubungan di dalam masyarakat, dalam mana customs dan


tradisi sudah tidak mampu lagi diandalkan untuk mengataur kehidupan politik
warga masyarakat.

15
b) Mengatur dan menyelenggarakan kepentingan serta kebutuhan seluruh anggota
masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, air, listtik , dan sebagainya. Dengan
kata lain pranata politik berfungsi untuk memajukan kesejahteraan sosial.
c) Melindungi warganya dari serangan musuh atau negara lain.

d) Pranata Keluarga
1. Pengertian keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.

2. Pengertian Pranata keluarga

Pranata keluarga merupakan suatu sistem nilai atau aturan-aturan yang mengatur
aktivitas-aktivitas anggota keluarga di lingkungannya. Pranata keluarga adalah suatu
bagian dari pranata sosial yang wilayah berlakunya meliputi sebuah lingkungan
keluarga dan kerabat. Pranata ini berisi suatu ketentuan-ketentuan yang tidak tertulis
yang menyangkut masalah perkawinan guna melanjutkan keturunan, afeksi, dan
sosialisasi. Bagi masyarakat, pranata keluarga ini fungsinya untuk menjaga dan
mempertahankan kelangsungan hidup masyarakat. Tanpa keluarga tidak mungkin ada
masyarakat. karena pada dasarnya masyarakat adalah kumpulan dari keluarga-
keluarga.

Pranata keluarga mengatur suatu kebutuhan warga masyarakat yang berkaitan


dengan kehidupan keluarga serta menyangkut sistem kekerabatan dan tata hubungan
antara individu satu dengan individu lain dalam lingkungan keluarga dan kerabat.
Sistem kekerabatan yang terdapat dalam masyarakat Indonesia dibedakan atas sistem
patrilineal, matrilineal, dan parental atau bilateral.

a. Sistem patrilineal yaitu suatu sistem kekerabatan yang menarik garis keturunan
dari pihak laki-laki atau ayah. Masyarakat yang menganut sebuah sistem
kekerabatan ini antara lain Batak, Nias, Ambon, dan Bali
b. Sistem matrilineal yaitu suatu sistem kekerabatan yang manarik garis keturunan
dari pihak ibu atau perempuan. Masyarakat yang menganut sistem kekerabatan ini
antara lain yaitu suku bangsa Minangkabau.

16
c. Sistem kekerabatan parental yaitu sebuah sistem kekerabatan yang menarik garis
keturunan dan kedua belah pihak, baik laki-laki dan perempuan. Masyarakat yang
menganut sistem ini yaitu antara lain Jawa, Sunda, dan Kalimantan.

3. Ciri ciri keluarga


Keluarga memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 Merupakan suatu kelompok sosial yang terdiri dari berbagai usia dan jenis
kelamin.
 Minimal 2 orang dari mereka memiliki hubungan sebagai suami istri yang
diakui oleh masyarakat dan memiliki anggota keluarga melalui suatu
pernikahan yang sah.
 Memiliki seperangkat aturan sosial tertentu yang diakui dan dijalankan
bersama-sama oleh seluruh anggota keluarga.
 Memiliki fungsi pokok, diantaranya yaitu fungsi reproduksi(melahirkan
anak),fungsi ekonomi(memenuhi kebutuhan makanan,pakaian,dan
rumah),fungsi sosialisasi,dan fungsi perlindungan.
 Menempati suatu tempat tertentu dalam jangka waktu tertentu pula
4. Fungsi keluarga
Keluarga mempunyai banyak fungsi penting yaitu :
 Fungsi Reproduksi :
Keluarga merupakan lembaga yang fungsinya mempertahankan kelangsungan
hidup manusia. Dalam masyarakat yang beradab, keluarga adalah satu-satunya
tempat untuk tujuan itu. Berlangsungnya fungsi reproduksi berkaitan erat dengan
aktivitas seksual laki-laki dan wanita. Dengan berkeluarga, manusia dapat
melanjutkan keturunan secara tepat, wajar, dan teratur di lihat dari segi moral,
cultural, sosial, dan kesehatan.
 Fungsi Afeksi :
Salah satu kebutuhan manusia adalah kasih sayangg atau rasa saling mencintai.
Apabila kebutuhan kasih sayang tidak terpenuhi, keluarga akan mendapatkan
gangguan emosional, masalah perilaku, dan kesehatan fisik.
 · Fungsi Sosialisasi
: Keluarga merupakan tempat sosialisasi pertama dan paling utama bagi anak
sehingga kelak dapat berperan dengan baik di masyarakat. Keluarga sebagai media

17
sosialisasi kelompok primeryang pertama bagi seorang anak, dan dari situlah
perkembangan kepribadian dimulai. Pada saat anak sudah cukup umur untuk
memasuki kelompok atau media sosialisasi lain diluar keluarga. Pondasi dasar
kepribadian anak sudah tertanam secara kuat, dan kepribadiannya pun sudah
terarah dengan baik melalui keluarga.
 Fungsi Ekonomi :
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi anggota keluarganya.
Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, semua anggota keluarga
melakukan kerja sama. Pada umumnya, seorang suami melakukan kegiatan
ekonomi untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan keluarga, sedangkan isteri
berfungsi mengatur keuangan dan belanja keluarga.
 Fungsi perlindungan, keluarga mempunyai fungsi untuk melindungi anggotanya
baik secara psikis maupun fisik.

e) Pranata agama
1. Pengertian Agama

Menurut kbbi, agama adalah system yang mengatur tata keimanan


(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah
yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.

2. Pengertian Pranata Agama

Pranata Agama yaitu sebuah pranata yang memiliki andil penting dalam
menuntun serta mengatur jalan hidup manusia. Agama yaitu sebuah kepercayaan
kepada Tuhan yang maha esa, sisitem budaya, serta pandangan dunia yang
menghubungkan manusia dengan tatanan dari kehidupan dengan berbagai ajaran,
larangan, anjuran dan kewajiban yang mengikat bagi umatnya.

3. Fungsi Pranata Agama

Klasifikasi atas dua unsur tersebut terbentuk dalam ritual dan peribadatan
serta ajaran tentang keberadaan Rabb / Tuhan . Hal tersebut termasuk ke dalam
unsur transedental serta dalam hidup bermasyarakat (unsur imanen). Berikut
beberapa fungsi paranata agama yaitu sebagai berikut :

 Membantu Mencari Identitas Moral

18
Moral adalah suatu kondisi mental yang dirasakan, diketahui, dan dihayati oleh
manusia terhadap tingkah laku yang positif menuruit nilai serta norma yang
berlaku. Moral ialah suatu tuntunan bagi manusia dalam bersikap dan bertingkah
laku sesuai dengan patokan hidup bersama. Fungsi pranata agama / religi ialah
sebagai wadah atau sarana menegakkan sebuah aturan norma demi kelangsungan
identitas moral masyarakat dan umat pemeluk agama. Pencarian manusia terhadap
nilai moral senantiasa berkurang, hal ini dikarenakan di dalam agama sudah
mencakup berbagai aspek tentang moralitas. Masyarakat secara mandiri sudah
mengelola serta mengadopsi dengan baik ajaran dan norma yang ada di dalam
agama. Ajaran dan norma religiositas tersebut sangat berguna bagi seseorang yang
seringkali bertindak amoral yaitu melakukan tindak kriminalitas dan sebagainya.

Contoh :

Seseorang yang seringkali mencuri, merampok, mengkonsumsi miras dan


narkoba, korupsi, dan lain sebagainya. Secara tidak langsung pelakunya mengalami
penyimpangan moral dan pada akhirnya ia akan kehilangan sebuah identitas
moralnya. Ketika ia hendak kembali ke jalan yang benar dan bersungguh-sungguh
untuk menjalani kehidupan sebagai orang baik maka agama akan menjadi solusi
yang terbaik untuk memfasilitasi keinginannya. Dengan berbagai pendekatan yang
ada terhadap ajaran dan norma, pada akhirnya ia akan bisa untuk menemukan
identitas moralnya kembali.

 Menjelaskan Arah dan Tujuan Hidup Manusia

Setiap manusia yang menganut kepercayaan beragama, pada dirinya


terdapat sebuah keinginan untuk mendapatkan keselamatan serta kebahagiaan
dalam hidupnya baik di dunia maupun di akhirat. Untuk menggapai keinginan
tersebut seseorang tidaklah bisa mendapatkannya dengan usahanya sendiri. Agama
mengajarkan suapaya seorang hamba senantiasa bertaqwa kepada Tuhan, serta
memberikan sebuah ganjaran bagi manusia yang beramal baik dan senantiasa
berbuat kebajikan. Selain itu manusia juga dituntut untuk menjauhi segala larangan
yang sudah ditetapkan Tuhan melalui agama. Dalam hidup ini tentu banyak sekali
masalah yang dilalui. Masalah-masalah tersebut seharusnya kita jadikan sebagai
sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Maha Pencipta. Dalam hal ini agama
lah yang berperan untuk memberikan sebuah solusi atas permasalahan hidup

19
manusia. Agama dapat meningkatkan kesadaran hidup untuk berusaha menjadi
lebih bertaqwa dan beramal baik bagi sesama. Agama dapat menjadi sarana untuk
segala penyelesaian masalah yang terjadi pada manusia. Hal tersebut menjawab
tentang suatu pertanyaan bahwa apakah pranata agama dianggap penting dalam
kehidupan manusia secara pribadi maupun bermasyarakat.

 Meningkatkan Kualitas Kehidupan Sosial dan Mempererat Kohesi Sosial

Perwujudan dari unsur-unsur imanen yang menjadi bagian tak terpisahkan


dari agama diantaranya yaitu sebagaimana agama mengajarkan tentang suatu
kehidupan bermasyarakat. Dalam beragama terdapat sebuah aturan-aturan yang
mengajarkan tentang bagaimana membangun hubungan dengan masyarakat yang
lebih luas. Agama mengajarkan suatu pengikutnya untuk saling mencintai,
menghargai dan menghormati sesama. Menghargai, mencintai, serta mengormati
orang lain adalah sebuah sikap yang menunjukkan sebuah identitas seorang hamba
tersebut adalah seorang penganut agama yang baik serta ciptaan Tuhan Yang Maha
Sempurna. Bentuk nyata dari hal yang mesti dilakukan untuk menunjukkan bahwa
sesorang tersebut adalah hamba Tuhan yang bertaqwa yaitu dengan contoh sebagai
berikut :

Contoh :

1. Mempunyai sikap, sopan santun, dan kerendahan hati dalam bergaul.


2. Berusaha menjadi seorang warga masyarakat yang bisa memberikan manfaat
yang besar bagi masyarakat
3. Saling tolong menolong, bekerja sama, bergotong royong, saling
menghormati, dan lainsebagainya.

7. Macam-Macam Norma
Di dalam kehidupan sehari-hari terdapat peraturan-peraturan yang berlaku
dimasyarakat yang terkenal dengan sebut norma. Norma yang berkembang
diantaranya :

• Norma agama

20
Norma agama adalah himpunan norma yang berfungsi memberikan
pedoman perilaku bagi manusia agar dapat memperoleh keselamatan dan
kebahagiaan dunia dan akhirat. Norma agama merupakan norma utama yang
menjadi pedoman manusia dalam melakukan aktivitas.

• Norma hukum

Norma hukum adalah himpunan norma tertulis yang berisi perintah dan
larangan yang diikuti oleh sanksi-sanksi. Sanksi yang yang berat dan tegas
diperlukan agar tercipta tertib sosial dan masyarakat lebih mematuhi norma-norma
yang ada.

Norma hukum dibuat oleh lembaga yang berwenang untuk mengatur hubungan
sosial antar warga yang berkaitan dengan kekuasaan negara. Norma hukum muncul
di bawah kekuasaan pemerintah negara, baik dalam struktur kerajaan, kekaisaran
maupun pemerintahan demokrasi. Contoh: UUD 1945, undang-undang dan
Peraturan Daerah.

 Norma Kesusilaan

Norma kesusilaan adalah norma yang mengatur hidup manusia yang berlaku
secara umum dan bersumber dari hati nurani manusia. Tujuan norma kesusilaan,
yaitu mewujudkan keharmonisan hubungan antarmanusia. Sanksi bagi
pelanggarnya, yaitu rasa bersalah dan penyesalan mendalam bagi pelanggarnya.
Contoh norma kesusilaan yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari, antara lain
sebagai berikut:

a. Bertindak dan Berprilaku Jujur

Bertindak dan berprilaku jujur merupakan salah satu contoh norma kesusilaan.
Contoh bertindak dan berprilaku jujur misalnya; ketika seseorang menemukan
barang atau benda milik orang lain, jika ia berprilaku jujur tentu akan
mengembalikan benda yang ditemukan kepada pemilikny.

b. Meminta Maaf Bila Melakukan Kesalahan

Meminta maaf bila melakukan kesalahan adalah salah satu bentuk norma
kesusilaan. Bersegera meminta maaf bila melakukan kesalahan dan tidak bersikap
seperti pecundang yang lari dari kesalahan atau balik menyalahkan pihak lain.
21
Bersikap jantan dan kesatria untuk meminta maaf akan membuat seseorang menjadi
pribadi dewasa yang bertanggung jawab dan bisa dipercaya.

c. Berpakaian sesuai dengan situasi

Norma kesusilaan mencakup juga cara berpakaian. Berpakaian hendaknya


disesuaikan dengan bentuk tubuh, warna kulit, warna baju, situasi, waktu, dan
tempat ataupun acara yang dihadiri. Pakaian yang dipakai membentuk keserasian
dengan penampilan. Berpakaian secara sembarangan akan menjadi pusat perhatian
atau keanehan dalam pergaulan.

d. Berbicara hal-hal yang baik

Berbicara merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia.
Berbicara baik akan memberikan dampak yang baik, Sebaliknya, bicara hal-hal
negatif akan memberikan dampak negatif. Jika seseorang berbicara baik tentang
orang lain, maka perkataan yang baik itu akan kembali kepada dirinya. Jika
memang tidak ada hal-hal yang baik untuk dibicarakan, jangan berbicara. Itu akan
menyelamatkan banyak jiwa.

e. Menghormati orang yang lebih tua dan menghargai yang muda

Norma kesusilaan hendaknya dihadirkan dalam tata cara pergaulan. Dalam


pergaulan sopan santun yang muda harus menghormati yang lebih tua umur pada
waktu bertemu, yang muda terlebih dahulu hormat kepada yang tua. Begitupun
sebaliknya, meskipun umur kita lebih tua dari teman sepergaulan, tetapi kita harus
menghargainya. Jika ini dilakukan, maka akan tercipta keharmonisan.

f. Tidak boleh mengambil hak orang lain

Sebagai makhluk sosial, manusia hidup bersama orang lain. Dalam hidup
bersama, tentu seorang manusia tidak dapat bertindak sesukanya. Mengambil hak
orang lain merupakan perbuatan yang sangat merugikan bagi orang yang diambil
haknya.

Setiap orang dianggap mempunyai bisikan hati yang mengarah kepada


kebenaran yang merupakan dasar norma kesusilaan. Oleh karena itu, sanksi terhadap
norma kesusilaan pun bersifat individual. Bentuk pelanggaran kesusilaan merupakan
pengingkaran terhadap hati nurani. Sanksi atas pelanggaran norma ini muncul dalam

22
bentuk pengucilan secara fisik (dipenjara, diusir) atau batin (penyesalan, rasa malu,
dan kegelisahan).

 Norma Kesopanan

Norma kesopanan adalah norma yang muncul dan berkembang dalam


pergaulan masyarakat tertentu. Oleh karena itu, norma kesopanan bersifat lokal dan
bergantung kepada adat istiadat atau kebiasa. masyarakat tertentu. Sumber norma
kesopanan adalah kebaikan dalam suatu masyarakat yang ditaati sebagai pedoman
untuk mengatur manusia. Ciri ciri norma kesopanan

- Bersumber dari pergaulan.


Manusia merupakan mahkluk sosial sehingga membutuhkan manusia lain. Adanya
saling membutuhkannya sehingga muncullah suatu komunikasi antar manusia di
dalam lingkungan masyarakat melalui pergaulan. Dari bergaulan tersebut maka
muncullah norma-norma yang harus disepakati secara bersama.
- Bersifat lokal atau kedaerahan.
Norma kesopanan antara daerah satu dengan daerah lain pasti akan berbeda. Hal
ini dikarenakan sifat dan karakter masyarakat yang berbeda pula sehingga
memunculkan norma yang berbeda pula.
- Sanksi berupa cemoohan, kritikan atau pun hinaan dari anggota masyarakat
Karena norma kesopanan ini bersifat kurang tegas, maka sanksi yang diberikan
kepada anggota masyarakat yang melanggar norma kesopanan biasanya berupa
hinaan, cemoohan dan lainnya. Jadi berbeda dengan norma hokum yang bersifat
tegas. Apabila ada orang yang melanggar norma hokum maka sanksinya ada sesuai
dengan tingkat pelanggaran yang telah dilakukan.

Norma kesopanan terdiri dari beberapa contoh perbuatan atau tingkah laku yang
ada dalam kehidupan masyarakat antara lain sebagai berikut:

 Tidak meludah di sembarang tempat


 Memberi dan menerima barang dari orang lain menggunakan tangan kanan
 Tidak berbicara pada saat makan
 Menghormati orang yang lebih tua
 Menggunakan kata-kata yang sopan dalam berbicara dengan orang lain

23
 Memakai pakaian yang sopan dan menutup aurat dan sesuai dengan lingkungan
tempat tinggalnya
 Membuang sampah pada tempat sampah
 Siswa meminta izin kepada guru pada saat ingin pergi ke belakang
 Mendahulukan orang tua mengambil makanan terlebih dahulu
 Memberikan kursi di bus kepada orang tua atau ibu hamil
 Tidak menyela pembicaraan
 Siswa tidak tidur pada saat pembelajaran di kelas
 Selalu memberikan salam jika berpapasan dengan orang yang dikenal.

Jadi norma kesopanan sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan, baik
dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat karena norma ini sangat
erat kaitannya terhadap aturan dalam bertingkah laku seseorang. Sekali saja ada
pelanggaran terhadap norma kesopanan, pelanggar akan mendapat sanksi dari masyarakat.
Kesopanan merupakan tuntutan bagi setiap orang yang wajib dilaksanakan dalam
bermasyarakat.

Bila kita melanggarnya, kita akan mendapat sanksi dari masyarakat. Sanksi tersebut
disebut dengan sanksi sosial. Sanksi sosial misalnya berupa cemoohan, pengucilan, dan
sebagainya.

B. Penegakan Hukum Di Indonesia


1. Pengertian Penegakan Hukum

Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya norma-


norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan -
hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Ditinjau dari sudut subjeknya, penegakan hukum itu dapat dilakukan oleh subjek
yang luas dan dapat pula diartikan sebgai upaya penegakan hukum oleh subyek dalam
arti sempit yang terbatas. Semua subjek hukum dalam setiap hubungan hukum. Siapa saja
yang menjalankan aturan normatif atau melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu
dengan mendasarkan diri pada norma aturan hukum yang berlaku, berarti dia
menjalankan atau menegakkan aturan hukum. Penegakan hukum itu kurang lebih
merupakan upaya yang dilakukan untuk menjadikan hukum, sebagai pedoman perilaku

24
dalam setiap perbuatan hukum, baik oleh para subjek hukum yang bersangkutan maupun
oleh aparatur penegakan hukum.

2. Tujuan Penegakan Hukum


Tujuan utama dari proses penegakan hukum adalah memberikan jaminan
terlaksananya keadilan dan perlindungan terhadap harkat martabat manusia, ketertiban,
ketentraman dan kepastian hukum sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
disamping itu negara juga menjamin terjaga dan terpeliharanya nilai-nilai moral bangsa
Indonesia. Banyak teori atau pendapat mengenai tujuan hukum. Berikut teori-teori dari
para ahli :

a) Prof. Subekti, SH: Hukum itu mengabdi pada tujuan negara yaitu mencapai
kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya dengan cara menyelenggarakan keadilan.
Keadilan itu menuntut bahwa dalam keadaan yang sama tiap orang mendapat bagian
yang sama pula.
b) Prof. Mr. Dr. LJ. van Apeldoorn: Tujuan hukum adalah mengatur hubungan antara
sesama manusia secara damai. Hukum menghendaki perdamaian antara sesama.
Dengan menimbang kepentingan yang bertentangan secara teliti dan seimbang.
c) Geny : Tujuan hukum semata-mata ialah untuk mencapai keadilan. Dan ia
kepentingan daya guna dan kemanfaatan sebagai unsur dari keadilan.
d) Roscoe Pound berpendapat bahwa hukum berfungsi sebagai alat merekayasa
masyarakat (law is tool of social engineering).
e) Muchatr Kusumaatmadja berpendapat bahwa tujuan pokok dan utama dari hukum
adalah ketertiban. Kebutuhan akan ketertiban ini merupakan syarat pokok bagi
adanya suatu masyarakat manusia yang teratur.

Tujuan hukum menurut hukum positif Indonesia termuat dalam pembukaan


UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi “..untuk membentuk suatu pemerintahan
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan
sosial”. Pada umumnya hukum bertujuan menjamin adanya kepastian hukum dalam
masyarakat. Selain itu, menjaga dan mencegah agar tiap orang tidak menjadi hakim atas
dirinya sendiri, namun tiap perkara harus diputuskan oleh hakim berdasarkan dengan
ketentuan yang sedang berlaku.

25
Menurut Soerjono Soekanto, dalam bukunya faktor-faktor yang mempengaruhi
penegakan hukum (2002:5) menyebutkan bahwa masalah pokok dari penegakan hukum
sebenarnya terletak pada faktor-faktor yang mungkin mempengaruhinya, yaitu :

- Faktor hukumnya sendiri yaitu berupa undang-undang


- Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun yang
menerapkan hukum
- Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.
- Faktor masyarakat, yakni lingkungan di mana hukum tersebut berlaku atau
diterapkan
- Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang didasarkan
pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.

Kemudian Al. Wisnubroto dalam bukunya yang berjudul Hakim dan peradilan
di Indonesia (1997:88-90) memuat beberapa faktor internal yang mempengaruhi
hakim dalam mengambil keputusan. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi
hakim dalam mempertimbangkan suatu keputusan adalah :

a) Faktor Subjektif
- Sikap prilaku apriori
Sering kali hakim dalam mengadili suatu perkara sejak awal dihinggapi suatu
prasangka atau dugaan bahwa terdakwa atau tergugat bersalah, sehingga harus
dihukum atau dinyatakan sebagai pihak yang kalah. Sikap ini jelas bertentangan
dengan asas yang dijunjung tinggi dalam peradilan modern, yakni asas praduga
tak bersalah (presumtion of innocence), terutama dalam perkara pidana. Sikap
yang bersifat memihak salah satu pihak (biasanya adalah penuntut umum atau
penggugat) dan tidak adil ini bisa saja terjadi karena hakim terjebak oleh rutinitas
penanganan perkara yang menumpuk dan target penyelesaian yang tidak
seimbang.
- Sikap perilaku emosional
Perilaku hakim yang mudah tersinggung, pendendam dan pemarah akan berbeda
dengan prilaku hakim yang penuh pengertian, sabar dan teliti dalam menangani
suatu perkara. Hal ini jelas sangat berpengaruh pada hasil putusannya.
- Sikap Arrogence power

26
Hakim yang memiliki sikap arogan, merasa dirinya berkuasa dan pintar melebihi
orang lain seperti jaksa, penasihat hukum apalagi terdakwa atau pihak-pihak yang
bersengketa lainnya, sering kali mempengaruhi Keputusannya.
- Moral
Faktor ini merupakan landasan yang sangat vital bagi insan penegak keadilan,
terutama hakim. Faktor ini berfungsi membentengi tindakan hakim terhadap
cobaan-cobaan yang mengarah pada penyimpangan, penyelewengan dan sikap
tidak adil lainnya.
b) Faktor Objektif
- Latar belakang sosial budaya

Latar belakang sosial hakim mempengaruhi sikap perilaku hakim. Dalam


beberapa kajian sosiologis menunjukkan bahwa, hakim yang berasal dari status
sosial tinggi berbeda cara memandang suatu permasalahan yang ada dalam
masyarakat dengan hakim yang berasal dari lingkungan status sosial menengah atau
rendah.

- Profesionalisme

Profesionalisme yang meliputi knowledge (pengetahuan, wawasan) dan


skills (keahlian, keterampilan) yang ditunjang dengan ketekunan dan ketelitian
merupakan faktor yang mempengaruhi cara hakim mengambil keputusan masalah
profesionalisme ini juga sering dikaitkan dengan kode etik di lingkungan peradilan.
Oleh sebab itu hakim yang menangani suatu perkara dengan berpegang teguh pada
etika profesi tentu akan menghasilkan putusan yang lebih dapat
dipertanggungjawabkan.

3. Unsur-Unsur Penegak
Unsur – unsur penegakan hukum sebagai berikut :

a. Kepastian hukum
Kepastian hukum merupakan perlindungan Yustisiabel (pencari keadilan)
terhadap tindakan sewenang-wenang yang berarti bahwa seseorang akan dapat
memperoleh apa yang diharapkan masyarakatnya. Mengharapkan adanya
kepastian hukum masyarakat akan leih tertib. Kepastian hukum diwujudkan oleh
hukum dengan sifatnya yang hanya membuat suatu aturan hukum memberi
petunjuk kepada kita apa yang benar apa yang tidak.

27
b. Kemanfaatan hukum
Hukum untuk manusia maka harus memberi manfaat atau kegunaan bagi
masyarakat. Jangan sampai justru karena hukumnya dilaksanakan ditegakan
timbul keresahan dalam masyarakat.
c. Keadilan hukum
Unsur yang ketiga adalah keadilan, masyarakat berkepentingan bahwa
pelaksanaan dan penegakan hukum keadilan diperhatikan.

Adapun unsur-unsur penting yang mempengaruhi dalam keberhasilan penegakan


hukum adalah sebagai berikut :

- Unsur Peraturan

Mengapa peraturan menjadi salah satu unsur penting bagi berhasilnya


penegakan hukum? Konsep pemikiran yang digunakan yaitu bahwa penegakan
hukum telah dimulai pada saat peraturan hukumnya dibuat atau diciptakan.
Perumusan pikiran pembuat hukum yang dituangkan dalam bentuk peraturan
hukum akan turut mempengaruhi bagaimana penegakan hukum itu dijalankan
nantinya. Keberhasilan para petugas hukum dalam penegakan hukum sebenarnya
telah dimulai sejak peraturan hukum yang harus dijalankan tersebut dibuat.

- Faktor Petugas/Penegak Hukum

Petugas/penegak hukum yang dimaksud dalam hal ini yaitu polisi, jaksa,
hakim, dan lain-lain. Membahas penegakan hukum tanpa menyinggung segi
manusianya merupakan pembahasan yang steril sifatnya (Satjipto Rahardjo, 2009
: 26). Faktor manusia sebagai penegak hukum menjadi penting karena hanya
melalui faktor tersebut penegakan hukum itu dijalankan.

- Faktor Sarana/Fasilitas

Tanpa sarana atau fasilitas yang memadai bagi tegaknya hukum yang telah
dibuat maka proses penegakan hukum pun mustahil untuk dapat dilakukan dengan
baik.

- Faktor Kesadaran Hukum Masyarakat

28
Kesadaran hukum masyarakat mempengaruhi pelaksanaan penegakan
hukum. Tanpa adanya kesadaran hukum masyarakat maka mustahil pula
penegakan hukum dapat berjalan dengan baik. Sebelum ada kesadaran hukum
masyarakat, maka harus ada kepatuhan hukum. Kepatuhan hukum timbul karena
adanya pengetahuan tentang hukum, sehingga dalam hal ini sosialiasi hukum
menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan oleh pemerintah.

4. Aparat Penegak Hukum


Hukum dapat tercipta bila masyarakat sadar akan hukum tanpa membuat kerugian
pada orang lain. Penegakkan Hukum di Indonesia tidak terlepas dari peran para aparat
penegak hukum. Menurut Pasal 1 Bab 1 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP), yang dimaksud aparat penehak hukum olehundang-undang ini adalah sebagai
berikut :

 Penyelidik ialah pejabat polisi negara Repulik Indonesia atau pejabat


Pegawai Negeri Sipiltertentu yang diberikan wewenang khusus oleh undang-
undang untuk melakukan penyelidikkan.
 Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk bertindak
sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan yang telah
memperoleh hukum tetap.
 Penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk
melakukan penuntutan dan melaksanakan ketetapan hakim.
 Hakim yaitu pejabat peradilan Negara yang diberi kewenangan oleh undang-undang
untuk mengadili.
 Penasehat hukum ialah seseorang yang memenuhi syarat yang ditentukan oleh
undang-undang untuk memeberikan bantuan hukum.

Aparatur penegak hukum mencakup pengertian mengenai institusi penegak hukum


dan aparat (orangnya) penegak hukum. Dalam arti sempit, aparatur penegak hukum yang
teribat dalam proses tegaknya hukum, dimulai dari saksi, polisi, penasehat hkum, jaksa,
hakim dan petugas sipil pemasyarakatan. Dalam proses bekerjanya aparatur penegak
hukum, terdapat tiga elemen penting yang mempengaruhi, yaitu:
a. Institusi penegak hukum beserta berbagai perangkat sarana prasarana pendukung dan
mekanisme kerja kelembagaannya.

29
b. Budaya kerja yang terkait dengan aparatnya termasuk mengenai kesejahteraan
aparatnya.
c. Perangkat peraturan yang mendukung baik kinerja kelembagaanya maupun yang
mengatur materi hukum yang dijadikan standar kerja, baik hukum materiilnya maupun
hukum acaranya.

5. Contoh Penegakan Hukum Di Indonesia


Penegak hukum di Indonesia yang masih terbilang lemah dan tidak tegas .Sebagai
contoh kasus pada lingkungan lalulintas. Pelanggaran lalulintas yang sering kita lihat di
jalan raya, para penegak hukum memberi sanksi kepada para pelanggar pengguna jalan
yang melanggar peraturan lalulintas. Seharusnya pengguna jalan tersebut di hukum oleh
pihak yang berwenang sehingga menimbulkan efek jera terhadap pelanggar tetapi mereka
dapat bernegosiasi diantara pelanggar dan penegak hukum. Mereka yang melanggar
dengan mudah mengeluarkan sejumlah uang yang telah disepakati saat bernegosiasi itu
berlangsung. Sehingga mereka dapat melanjutkan perjalanan mereka tanpa harus
mendapatkan perlakuan hukum. Dengan kejadian tersebut dapat membuat peraturan yang
sudah dibuat untuk menertibkan dan membuat nyaman para pengguna jalan, membuat
hukum Indonesia menjadi isapan jempol belaka. Jadi percuma saja para petinggi Negara
membuat atau selalu merevisi hukum hanya untuk dilanggar dan hanya menjadi sebuah
tulisan saja.

Tidak hanya contoh di atas saja yang membuat kita mengetahui betapa lemahnya
penegakan hukum di Indonesia. Sebagai contoh selanjutnya adalah kasus korupsi yang
sedang di perkarakan akhir-akhir ini. Menangani kasus korupsi memang tidak semudah
membalikan telapak tangan. Tetapi walaupun sesulit apapun mengatasi masalah korupsi,
tetap saja kita harus tetap membasmi pelaku-pelaku korupsi karena hal tersebut sangat
merugikan banyak pihak khususnya rakyat Indonesia dan akan membuat masyarakat
tidak mempercayai lagi hukum dan penegak hukum di Indonesia. Jangan sampai
masyarakat tidak lagi mempunyai pegangan untuk hidup teratur dan sejahtera kalau
hukum di negaranya sudah tidak benar.

Contoh diatas tidak sepenuhnya menjadi kesalahan pihak penegak hukum tetapi
masyarakat pada umumnya pun juga dapat di persalahkan. Hal ini dikarenakan peraturan
dibuat bukan untuk penegak hukum semata tetapi untuk masyarakat luas juga. Dalam
hukum tidak ada strata tetapi semuanya adalah sama dimata hukum. Penegak hukum

30
melakukan hal tersebut mungkin karena ada kesempatan yang memancing mereka
melakukan hal tersebut.. Tegakan hukum dapat terwujud dengan bagaimana kita
memupuk keteraturan dalam diri kita masing-masing terlebih dahulu sehingga sedikit
demi sedikit dapat meluas dan akhirnya hukum dapat tegak di bumi Indonesia

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari penjelasan materi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Penegakan Hukum adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menjadikan
hukum sebagai pedoman perilaku dalam setiap perbuatan hukum, baik oleh
para subyek hukum maupun para aparat penegak hukum resmi yang diberi
tugas dan wewenang oleh UU untuk menjamin berfungsinya norma-norma
hukum yang berlaku di masyarakan dan negara.

2. Pranata sosial terbentuk melalui norma-norma atau kaidah-kaidah yang


biasanya terhimpun atau berkisar (bersentripetal atau pengaruh ketitik pusat)
di sekitar fungsi-fungsi atau tugas-tugas masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhab pokok karena tujuannya adalah mengatur cara berpikir
dan cara bertindak untuk memenuhi kebutuhan pokok.

31
3. Pranata sosial sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena peran mereka sangat
penting dalam mewujudkan masyarakat yang damai, adil, aman, dan sejahtera
disemua aspek kehidupan.
B. Saran
1. Bagi Pembaca
 Semoga dengan adanya makalah ini dapat menyadarkan pembaca untuk
selalu mentatai norma dan hukum yang berlaku di Indonesia
 Semoga masyarakat lebih memahami apa yang dimaksud dengan norma
 Dapat dijadikan sebagai bahan referensi
2. Bagi Penulis
 Dapat menerapkan isi dari makalah ini dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulwahid, Idat, dkk. (2003). Pranata Sosial Dalam Masyarakat Sunda. Jakarta : Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Soekanto, Soerjono. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers.
Raharjo, Sadjibto. Masalah Penegakan Hukum. Bandung: Sinar Baru, tt.
http://pustakakaryaifa.blogspot.co.id/2013/05/makalah-penegakan-hukum.html

http://tugasmakalahhukum.blogspot.co.id/2013/06/sosiologi-pranata-sosial.html

http://mochammaddavaadithya.blogspot.co.id/2014/02/pranata-politik.html

32

Anda mungkin juga menyukai