Anda di halaman 1dari 6

Rizky Chairani K

201710040311177
Etika Profesi/A

Hakikat Makna Kode Etik

Kode etik (ethical code) adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang
yang berada pada lingkungan tertentu. kode etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata
cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Sedangkan
menurut Sonny Keraf ( 1998) kode etik merupakan kaidah moral yang berlaku khusus untuk
orang-orang professional dibidang tersebut.

Kekurangan dari Kode Etik

Beberapa kekurangan atau kelemahan kode etik diantaranya:

a. Idealisme

Idealism atau anggapan yang terkandung dalam kode etik profesi tidak sejalan dengan realitas
yang ada di sekitar.

b. Kenyataan tidak sesuai dengan harapan

Hal ini memungkinkan para professional untuk mengabaikan kode etik profesi dan berlaku
sesuai kenyataan yang dialaminya.

c. Kurangnya sanksi

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa kode etik adalah kumpulan norma dan nilai moral.
Sayangnya nilai moral ini tidak dilengkapi oleh sanksi yang tegas sehingga memungkinkan
para professional melakukan pelanggaran-pelanggaran kode etik.

Realitas dan Penyebab Kurang Berfungsinya Kode Etik

1. Pengaruh Sifat Kekeluargaan


2. Lemahnya penegakan hukum menyebabkan pelaku pelanggaran kode etik tidak
merasa khawatir melakukan penyelewengan
3. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang substansi kode etik profesi
4. Rendahnya kesadaran diri professional untuk menjaga martabat luhur profesinya.

Upaya Untuk Mematuhi Kode Etik

A. Klausul penundukan pada undang-undang


- Setiap undang-undang mencantumkan dengan tegas sanksi yang diancamkan
kepada pelanggarnya. Ketegasan sanksi undang-undang ini lalu diproyeksikan
dalam rumusan kode etik profesi yang memberlakukan sanksi undang-undang
kepada pelanggarnya.
- Dalam kode etik profesi dicantumkan ketentuan: “Pelanggar kode etik dapat
dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan undang- undang yang berlaku “.
B. Legalisasi kode etik profesi
- Dalam rumusan kode etik dinyatakan, apabila terjadi pelanggaran, harus diselesaikan
oleh pengadilan.
- Untuk memperoleh legalisasi, ketua kelompok profesi yang bersangkutan
mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat agar kode etik itu
disahkan dengan akta penetapan pengadilan yang berisi perintah penghukuman
kepada setiap anggota untuk mematuhi kode etik itu.
Daftar Pustaka

Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
hal.163

Sonny Keraf, 1998, Etika Bisnis (Tuntutan dan Relevansinya), Yogyakarta: Kanisius.
Rizky Chairani K
201710040311177
Etika Profesi/A

Pengertian Profesional Komunikasi


Menurut KBBI professional adalah orang yang bersangkutan dengan profesi. Maka,
professional komunikasi dapat diartikan sebagai orang yang berprofesi di bidang komunikasi.

Bidang-bidang Profesi Komunikasi


Bidang-bidang profesi komunikasi yang pertama adalah peyiaran seperti sutradara,
produser, penyiar, copy write, dan lain-lain. Kedua, jurnalistik yaitu reporter, news anchor,
news dubber dan wartawan media massa. Ketiga, yaitu announcer, presenter dan MC
(master of ceremony). Keempat, public relation officer, hubungan masyarakat. Selanjutnya
yaitu event organizer, praktisi periklanan dan marketing komunikasi.

Masalah profesionalisme di Bidang Komunikasi


Budaya
Perbedaan budaya dapat menghambat bahkan memberi kesan tertentu yang dapat
membuat seorang professional komunikasi melibatkan sisi emosionalnya dan mengabaikan
sikap perofesionalismenya dalam menghadapi masalah.
Integritas

Hilangnya atau pudarnya integritas pada professional komunikasi dapat


mempengaruhi kinerjanya. Seorang professional komunikasi harus memiliki dan senantiasa
menjaga inegritas dirinya. Nilai-nilai kejujuran, kebenaran, dan keadilan harus benar-benar
jadi prinsip dasar bagi seorang profesional. Karena dengan integritas yang tingi, seorang
profesional akan mampu membentuk kehidupan moral yang baik. Tanpa mempunyai
integritas yang tinggi, maka seorang professional hanya akan terombang-ambingkan oleh
perubahan situasi dan kondisi yang bisa terjadi setiap saat.

loyalitas

Loyalitas bagi seorang profesional memberikan petunjuk bahwa dalam melakukan


pekerjaannya, ia bersikap total. Loyalitas bagi seorang profesional akan memberikan daya
dan kekuatan untuk berkembang dan selalu mencari hal-hal yang terbaik bagi pekerjaannya.
Bagi seorang profesional, loyalitas ini akan menggerakkan dirinya untuk dapat melakukan
apa saja tanpa menunggu perintah. Dengan adanya loyalitas seorang professional akan selalu
berpikir proaktif, yaitu selalu melakukan usaha-usaha antisipasi agar hal-hal yang fatal tidak
terjadi. Tanpa loyalitas, seorang professional hanya akan bekerja setengah hati dan akan
mudah berpindah ke perushaan atau agensi yang dapat lebih menguntungkan baginya (money
oriented)

Nilai moral professional komunikasi


Ada beberapa nilai moral yang diemban professional komunikasi diantaranya:
- Berani berbuat untuk memenuhi tuntutan profesi
- Menyadari kewajiban yang harus dipenuhi selama menjalankan profesi
- Idealisme sebagai perwujudan makna misi organisasi profesi

Sikap yang harus dimiliki professional komunikasi sebagai berikut:

- Menguasai Pekerjaan
- Mampu Bekerja Keras
- Loyalitas
- Integritas
- Visi
- Kebanggaan
- Komitmen
- Komunikasi
Daftar Pustaka
https://bundanyacinta.wordpress.com/2018/04/15/kode-etik-kehumasan-dan-kaitannya-
dengan-etika-komunikasi/ diakses pada 1 Maret 2020
https://e-
penyiaran.kominfo.go.id/uploads/informasi/c21f8784cc2446246bf1609128a048b7.pdf
students.ukdw.ac.id/ diakses pada 1 Maret 2020

http://fasilkom.mercubuana.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/MODUL-PERKULIAHAN-
Komunikasi-dan-Etika-Profesi.pdf diakses pada 1 Maret 2020
Widijo Hari Murdoko.2001. “Pentingnya Profesionalisme dalam Berkarya”. NOVA, edisi
694/XIV-17 Juni

Anda mungkin juga menyukai