Anda di halaman 1dari 21

Mini Riset

MENGIDENTIFIKASI PEMAHAMAN DAN IMPLEMENTASI


NILAI-NILAI PANCASILA PADA MASYARAKAT

DISUSUN

KELOMPOK-7 :

ELSA YUSTINA ARITONANG (1183171021)

MUSTIKA RAHAYU (1183171013)

EGI RIANI PUTRI (1182171011)

AGITA ANDRIANA BRAHMANA (1183171025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A. 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan kasih sayang-
Nya, kami sebagai penilis makalah dapat menyelesaikan tugas Mini Riset dengan judul
“Mengidentifikasi Pemahaman dan Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Pada Masyarakat” dalam mata
kuliah Pendidikan Pancasila.

Tidak lupa kami mengucapka terima kasih kepada Ibu dosen pengampu mata kuliah
Pendidikan Pancasila yang telah memberikan kami ilmu pengetahuan dan arahan yang sangat
membatu kami dalam menyelesaikan makalah, serta kepada pihak-pihak lain yang juga ikut serta
dalam pembuata makalah. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan
keluarga yang selalu mendukung aktivitas perkuliahan kami.

Kami menyadari bahwa laporan yang kami buat tidaklah sempurna, maka kami harapkan
kritik dan saran yang saling membangun. Demikianlah laporan Mini Riset ini kelompok-7 buat, dan
besar harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, baik bagi mahasiswa
maupun kalangan umum.

Medan, 13 Mei 2020

Tim Penyusun

Kelompok-7

DAFTAR PUSTAKA

i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................. i

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN........................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang............................................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................... 1

1.3. Tujuan......................................................................................................................... 2

1.4. Manfaat....................................................................................................................... 2

BAB II : KAJIAN PUSTAKA..................................................................................................... 3

2.1. Kerangka Teori........................................................................................................... 3

2.2. Kerangka Berpikir...................................................................................................... 7

BAB III : METODE PENELITIAN............................................................................................ 9

3.1. Desain Penelitian........................................................................................................ 9

3.2. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................................... 10

3.3. Teknik Analisis Data.................................................................................................. 11

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................... 12

BAB V : PENUTUP..................................................................................................................... 15

5.1. kesimpulan.................................................................................................................. 15

5.2. Saran .......................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 16

LAMPIRAN.................................................................................................................................. 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang
majemuk. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan negara Indonesia? Kondisi
ini dapat terjadi karena perjalanan sejarah dan kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti
keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya, serta warna kulit jauh
berbeda satu sama lain tetapi mutlak harus dipersatukan.

Sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan landasan berbangsadan
bernegara yang implementasinya mewajibkan semua manusia Indonesia harus berketuhanan. Karena
keberadaan Tuhan melingkupi semua wujud dan sifat dari alam semesta ini,diharapkan manusia
Indonesia dapat menyelaraskan diri dengan dirinya sendiri, dirinya dengan manusia-manusia lain di
sekitarnya, dirinya dengan alam, dan dirinya dengan Tuhan.Keselarasan ini menjadi tanda dari mausia
yang telah meningkat kesadarannya dari kesadaran rendah menjadi kesadaran manusia yang
manusiawi.

Pancasila, dalam konteks masyarakat bangsa yang plural dan dengan wilayah yang luas,harus
dijabarkan untuk menjadi ideologi kebangsaan yang menjadi kerangka berpikir (the mainof idea),
kerangka bertindak (the main of action), dan dasar hukum (basic law) bagi segenapelemen bangsa.
Namun, dalam kerangka pluralitas dan multikulturalisme tidak dinafikan dan dihalangi hidupnya
ideologi kelompok yang sifatnya lebih terbatas selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
Sebagai contoh, ideologi kelompok keagamaan (ormas), partai politik, dan etnonasionalisme
kesukuan tetap dibiarkan hidup sebagai khasanah kekayaan bangsa dalam payung ideologi besar
Pancasila. Hal ini, dimaksudkan untuk menghindari pemaksaan danmonopoli ideologi serta penafsiran
tunggal.

Pada hakikatnya, Pancasila juga terbuka pada pemikiran ideologi lainnya. Kecuali terhadap
ideologi Komunisme yang nyata-nyata bertentangan dengan Pancasila harus tetap dilarang dan tidak
boleh hidup di bumi Indonesia. Artinya Pancasila menjadi ajimat yang ampuh bagi rejim dalam
mengambil segala bentuk keputusan, rakyat diharuskan tunduk pada legitimasi yang digunakan
dengan melalui pengatasnamaan Pancasila, inilah di kemudian waktu menjadi permasalahan yang
rumit.Implementasi nilai-nilai Pancasila sangat diperlukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pelaksanaan nilai Pancasila lebih penting ketimbang pembahasan-pembahasan secara teori.

1.2. Rumusan Masalah

1) Bagaimana pemahaman nilai-nilai pancasila pada masyarakat?


2) Bagaimana implementasi nilai-nilai pancasila?

1
1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :

1) Untuk mengetahui bagaimana pemahaman nilai-nilai pancasila pada masyarakat

2) Untuk mengetahui bagaimana implementasi nilai-nilai pancasila

1.4. Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan ini adalah:

1) Manfaat secara teoritis


Pembahasan ini diharapkan akan menambah wawasan bagi pembaca dan
memperkaya khasana ilmu pengetahuan, menambah, dan melengkapi koleksikarya
ilmiah serta memberikan kontribusi pemikiran yang menyoroti pembahasan tentang
Tingkat Pemahaman dan Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Pada Masyarakat.

2) Manfaat secara praktis


Secara praktis diharapkan bermanfaat bagi pembaca dan semua orang yangberminat
mempelajari dan mendalami Tingkat Pemahaman dan Implementasi Nilai-Nilai
Pancasila Pada Masyarakat.

3) Manfaat bagi dunia pendidikan


Penulis berharap hasil dari penulisan ini berguna bagi dunia pendidikan khususnya
bagi setiap orang yang ingin mendalami ilmu pengetahuan tentang Pemerintahan Desa
sehingga dapat lebih memahami gambaran tentang Tingkat Pemahaman dan
Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Pada Masyarakat.

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teori

A. Tinjauan Tentang Pemahaman

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemahaman adalah sesuatu hal yang kita pahami
dan kita mengerti dengan benar. Sedangkan menurut para ahli pengertian pemahaman adalah sebagai
berikut: Suharsimi (2009:118) menyatakan bahwa pemahaman (comprehension) adalah bagaimana
seorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas,
menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan.
Pemahaman menurut Sadiman (1996:109) adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengartikan,
menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan
yang pernah diterimanya. Sementara itu, pengertian pemahaman menurut Anas Sudijono (1997),
adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui
dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui mengetahui tentang sesuatu dan dapat
melihatnya dari berbagai segi. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat
lebih tinggi dari ingatan dan hafalan.

B. Tinjauan Nilai-Nilai Pancasila

a) Pengertian Nilai

Nilai atau “Value” (bahasa Inggris) termasuk bidang kajian filsafat. Persoalan-persoalan tentang
nilai dibahas dan dipelajari salah satu cabang filsafat yaitu filsafat nilai (Axiology, Theory of Value).
Filsafat sering juga diartikan sebagai ilmu tentang nilai-nilai. Istilah nilai dalam bidang filsafat
dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya “keberhargaan”(Worth) atau “kebaikan”
(goodness), dan kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau
melakukan penilaian.

b) Bentuk dan Susunan Pancasila

Bentuk Pancasila di dalam pengertian ini diartikan sebagai rumusan Pancasila


sebagaimana tercantum di dalam alinea keempat Pembukaan UUD’45. Pancasila sebagai suatu sistem
nilai mempunyai bentuk yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Merupakan kesatuan yang utuh, semua unsur dalam Pancasila menyusun suatu keberadaan
yang utuh. Masing-masing sila membentuk pengertian yang baru. Kelima sila tidak dapat
dilepas satu dengan lainnya. Walaupun masing-masing sila berdiri sendiri tetapi hubungan
antar sila merupakan hubungan yang harmonis.
2) Setiap unsur pembentuk Pancasila merupakan unsur mutlak yang membentuk kesatuan,
bukan unsur yang komplementer.Artinya, salah satu unsur (sila) kedudukannya tidak lebih
rendah dari yang lain. Walaupun sila Ketuhanan merupakan sila yang berkaitan dengan
Tuhan sebagai causa prima, tetapi tidak berarti sila lainnya hanya sebagai pelengkap.
3) Sebagai suatu kesatuan yang mutlak, tidak dapat ditambah atau dikurangi. Oleh karena itu
Pancasila tidak dapat diperas, menjadi trisila yang meliputi sosio-nasionalisme, sosio-

3
demokrasi, ketuhanan, atau eka sila yaitu gotong-royong sebagaimana dikemukakan oleh Ir.
Soekarno.

c) Nilai-Nilai dalam Pancasila

Pancasila yang berisi seperangkat nilai-nilai dasar ideal, merupakan komitmen kebangsaan,
identitas bangsa dan menjadi dasar pembangunan karakter keindonesiaan. Mendasarkan pada
perspektif teori fungsionalisme struktural, sebuah negara bangsa yang majemuk seperti Indonesia
membutuhkan nilai bersama yang dapat dijadikan nilai pengikat integrasi (integrative value), titik
temu (commondenominator), jati diri bangsa ( national identity) dan sekaligus nilai yang dianggap
baik untuk diwujudkan (ideal value).

d) Makna Sila Sila Pancasila

Dalam sila-sila yang terdapat dalam Pancasila mengandung arti dan makna sebagai berikut:

1) Arti dan Makna sila Ketuhanan Yang Maha Esa

a) Pengakuan adanya kausa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan Yang Maha Esa
b) Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah
menurut agamanya
c) Tidak memaksa warga negara untuk beragama, tetapi diwajibkan memeluk
agama sesuai dengan hukum yang berlaku
d) Atheisme dilarang hidup dan berkembang di Indonesia
e) Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragam, toleransi umat
antar umat dan dalam beragama
f) Negara memberi fasilitas bagi tumbuh kembangnya agam dan iman warga negara
dan menjadi mediator ketika terjadi konflik antar agama
2) Arti dan Makna sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

a) Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan.


Maksudnya, kemanusiaan itu mempunyai sifat yang universal
b) Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa.
c) Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah.
3) Arti dan Makna sila Persatuan Indonesia

a) Nasionalisme
b) Cinta bangsa dan tanah air
c) Menggalang persatuan dan kesatuan bangsa
d) Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan perbedaan
warna kulit.
e) Menumbuhkan rasa nasib sepenanggungan
4) Arti dan Makna sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan

a) Hakikat dari sila ini adalah demokrasi


b) Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat, baru
sesudah itu diadakan tindakan bersama
c) Dalam melakukan keputusan diperluan kejujuran bersama

4
5) Arti dan Makna sila Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

a) Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat
b) Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan bersama
menurut potensi masing-masing
c) Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai
dengan bidangnya (Rukiyati, 2008: 65-72)

e) Butir-butir pengamalan Pancasila

Butir-butir pengamalan Pancasila memang sudah dicabut oleh pemerintah, namun butir-butir
tersebut masih relevan untuk dijadikan acuan dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara.
Berikut ini 45 Butir 21 Pengamalan Pancasila yang patut diamalkan dalam kehidupan berbangsa,
bernegara dan bermasyarakat:

1) Ketuhanan Yang Maha Esa

a) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang


Maha Esa.
b) Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
c) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
d) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
e) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
f) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
g) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.
2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

a) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
b) Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
c) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
d) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
e) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
f) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
g) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
h) Berani membela kebenaran dan keadilan.
i) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
j) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
3) Persatuan Indonesia

5
a) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
b) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
c) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
d) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
e) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
f) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
g) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan

a) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
b) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
c) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
d) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
e) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
f) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
g) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
h) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
i) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran
dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
j) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.

5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

a) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana


kekeluargaan dan kegotongroyongan.
b) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
c) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d) Menghormati hak orang lain.
e) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
f) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain.
g) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
h) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum.
i) Suka bekerja keras.
j) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.

6
k) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

2.2. Kerangka Berpikir

Nilai yang ada dalam Pancasila memiliki serangkaian nilai, yaitu ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan.Kelima nilai tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dimana
mengacu dalam tujuan yang satu.  Nilai-nilai dasar Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan yang bersifat universal, objektif, artinya nilai-nilai tersebut dapat
dipakai dan diakui oleh negara-negara lain, walaupun tidak diberi nama Pancasila.
Nilai-nilai Pancasila juga merupakan suatu pandangan hidup  bangsa Indonesia. Pancasila
juga merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan hati nurani bangsa Indonesia, karena bersumber pada
kepribadian bangsa.Nilai-nilaiPancasila ini menjadi landasan dasar, serta motivasi atas segala
perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kenegaraan.
Pancasila sebagai nilai mengandung serangkaian nilai, yaitu: ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, keadilan. Kelima nilai ini merupakan satu kesatuan yang utuh, tak terpisahkan
mengacu kepada tujuan 17 yang satu. Pancasila sebagai suatu sistem nilai termasuk kedalam nilai
moral (nilai kebaikan) dan merupakan nilai–nilai dasar yang bersifat abstrak.
Nilai itu selanjutnya menjadi sumber nilai bagi penyelenggaraan kehidupan bernegara
Indonesia. Apakah yang dimaksud nilai? Secara etimologi, Kamus Bahasa Inggris Oxford
menyebutkan bahwa nilai berasal dari kata value (Inggris) yang berasal dari kata valere
(Latin) yang berarti : kuat, baik, berharga. Secara sederhana, nilai (value) adalah sesuatu yang
bergunaMenurut Dardji Darmidihardjo, nilai-nilai itu dapat dikemukaan seperti pada tabel
berikut:
Nilai dasar adalah nilai yang ada dalam ideologi Pancasila yang merupakan
representasi dari nilai atau norma dalam masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Nilai
dasar merupakan nilai  yang  tidak  bisa  berubah-ubah  sepanjangbangsa Indonesia
berpedoman pada nilai tersebut. Contoh nilai dasar adalah sila-sila Pancasila yang ada dalam
alinea IV, UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945.

Implementasi Penerapan Nilai-Nilai Dari Sila-Sila Pancasila Adalah Sebagai Berikut :

Implementasi Sila Ke-1 :

1. Beriman, dan bertakwa yaitu secara sadar patuh melaksanakan perintah Tuhan. Setiap
umat harus mempelajari agama dan mengamalkannya.
2. Walaupun berbeda agama, rakyat Indonesia harus dapat bekerjasama dalam bidang sosial,
perekonomian, dan keamanan lingkungan.
3. Setiap pemeluk agama tidak boleh menghalangi ibadah agama lain.
4. Mengembangkan toleransi agama sejak dini.
5. Tidak menyebarkan agama kepada manusia yang sudah ber-Tuhan.

Implementasi Sila Ke-2 :

1. Sesama manusia tidak boleh saling melecehkan.


2. Sesama manusia punya rasa memiliki (mau berkorban).

7
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Mengakui adanya masyarakat majemuk; melakukan musyawarah dan kompromi;
mempertimbangkan moral; berbuat jujur; tidak curang.
6. Gemar kegiatan kemanusiaan: donor darah, menyantuni anak yatim dll
7. Mentaati hukum dan tidak diskriminatif.

Implementasi Sila Ke-3 :

1. Menempatkan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.


2. Berkorban demi negara: bekerja keras, taat membayar pajak, tidak KKN.
3. Cinta tanah air: meningkatkan prestasi di segala bidang.
4. Bangga sebagai bangsa Indonesia: percaya diri sebagai Orang Indonesia.

Implementasi Sila Ke-4 :

1. Aktif dalam musyawarah, memberikan hak suara, dan mengawasi wakil rakyat.
2. Tidak memaksakan kehendak kepadaorang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dengan menggunakan akal sehat.
4. Menerima hasil musyawarah apapun hasilnya dan melaksanakan dengan tanggungjawab.
5. Mempunyai itikad baik dalam melakukan sesuatu.

Implementasi Sila Ke-5 :

1. Mengembangkan perbuatan luhur: saling membantu dan gotong royong.


2. Berbuat adil: tidak pilih kasih.
3. Menghormati orang lain: tidak menghalangi orang lain hidup lebih baik.
4. Suka memberi pertolongan: tidak egois dan individualistis.
5. Bekerja keras: tidak pasrah kepada takdir Tuhan.
6. Menghargai karya orang lain: tidak membajak dan membeli produk bajakan.
7. Tidak merusak prasarana umum dan menjaga kebersihan ditempat umum.

BAB III

8
METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian, metode penelitian, dan memilih lokasi untuk
melakukan penelitian.

1) Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang memberi gambaran yang lebih jelas tentangsituasi-situasi
sosial.Penelitian deskriptif (descriptive research), yang biasa disebut juga penelitian taksonomik
(taxonomic research), dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatufenomena
atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaandengan
masalah dan unit yang diteliti (Mulyadi. 2012:73).

Penelitian deskriptif berakar pada filsafat fenomenologi/postpostivis yang pertama


kalidikembangkan oleh seorang matematikawan Jerman Edmund Husserl (1850-1938).Menurut
Husserlbahwa filsafat fenomenologi berupaya untuk memahami makna yang sesungguhnya atas
suatupengalaman dan menekankan pada kesadaran yang disengaja (intentionallity of
consciousness) ataspengalaman, karena pengalaman mengandung penampilan ke luar dan
kesadaran di dalam, yangberbasis pada ingatan, gambaran dan makna. Penelitian ini berakar pada
tradisi dalam sosiologi danantropologi yang bertujuan untuk memahami suatu gejala seperti apa
adanya tanpa harus mengontrolvariabel dan tidak berusaha menggeneralisasi gejala tersebut
dalam gejala-gejala yang lain.Termasuk dalam penelitian ini adalah etnografi, studi kasus, studi
naturalistik, sejarah, biografi, teorimembumi (grounded theory), dan studi deskriptif (Creswell
1994, 50).Jenis penelitian ini tidaksampai mempersoalkan hubungan antar-variabel yang ada;
tidak dimaksudkan untuk menarikgeneralisasi yang menjelaskan variabel-variabel
antecedent/independent yang menyebabkan sesuatugejala kenyataan sosial terjadi
(consequence/dependent).Karenanya, pada suatu penelitian deskriptif,tidak menggunakan dan
tidak melakukan pengujian hipotesis (seperti yang dilakukan dalampenelitian eksplanasi); berarti
tidak dimaksudkan untuk membangun dan mengembangkanperbendaharaan teori.Dalam
pengolahan dan analisis data, lazimnya menggunakan pengolahanstatistik yang bersifat deskriptif
(statistik deskriptif) (Mulyadi. 2012:73).

2) Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif. Menurut Boghdan & Corbin (1975) Penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur
yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan sikap orang-orang.

3) Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang kami lakukan dari via WhatsApp adalah sebagai berikut :

• Utara berbatasan dengan Desa Bandar Setia/Desa Laut Dendang

• Timur berbatasan dengan Desa Bandar Klippa

• Selatan berbatasan dengan Desa Bandar Klippa/Desa Tembung

9
3.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan
utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono,
2017:308). Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada peelitian ini yaitu menggunakan
angket atau kuesioner dan observasi.

1. Jenis Data
Jenis data ada dua macam yaitu data primer dan data sekunder.Data primer adalah sumber
data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sedangkan data sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat
orang lain atau lewat dokumen( Sugiyono, 2017:308).

Adapun jenis data yang digunakan untuk penelitian ini yaitu:

a) Jenis data primer yang digunakan pada penelitian ini adalah angket atau kuesioner dan
observasi. Menurut Sugiyono (2017:199) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Sedangkan observasi menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono,
2017:203) merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai
proses biologis dan psikhologis.
b) Jenis data sekunder yang digunakan pada penelitian ini adalah buku dan jurnal – jurnal yang
sesuai dengan judul penelitian ini.

2. Instrumen Pengumpulan Data


Menurut Firdaos (2016:380) Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran. Instrumen memegang peranan
yang sangat penting dalam menentukan mutu suatu penelitian. Karena validitas atau kesahihan
data yang diperoleh akan sangat ditentukan oleh kualitas atau validitas instrumen yang digunakan,
di samping prosedur pengumpulan data yang ditempuh.

Adapun instrumen pengumpulan data yang kami gunakan ialah dengan memberikan 5 (lima)
pertanyaan sebagai berikut :

1) Apakah Anda sebagai warga negara aktif dalam bermusyawarah?

2) Apakah Anda menghormati pendapat orang lain?

3) Apakah Anda sering mengajukan usulan ketika bermusyawarah?

4) Apakah ketika bermusyawarah Anda merasa bahwa pendapat Anda lebih baik dan sering
memaksakan pendapat Anda?

5) Apakah Anda pernah merasa bahwa bermusyawarah sangat membosankan? Jika iya, tolong
dijelaskan!

3.3. Teknik Analisis Data

10
Menurut Sugiyono (2017:333) dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan
sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah
dirumuskan dalam proposal. Karena datanya kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan
metode statisik yang sudah tersedia. Misalnya akan menguji hipotesis hubungan antar dua variabel,
bila datanya ordinal maka statistic yang diigunakan adalah korelasi Spearman Rank, sedang bila
datanya interval atau ratio digunakan Korelasi Pearson Product Moment. Bila akan menguji
signifiknasi komparasi data dua sampel, datanya nominal digunakan Chi Kuadrat. Selanjutnya bila
akan menguji hipotesis komparatif lebih dari dua sampel, datanya interval, digunakan Anlisis Varian.

Analisa data dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan cara interpretasi data dan
informasi yang telah dikumpulkanmelalui pemahaman mendalam dengan prinsip validitas,
objektifitas dan rebilitas. Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini dilakukan sejak awal sampai
sepanjangproses penelitian berlangsung.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

11
4.1. HASIL PENELITIAN

Nama : Putra

Usia : 25 Tahun

Lokasi : Medan Johor

1) Apakah Anda sebagai warga negara aktif dalam bermusyawarah?

Jawab : Iya, Alhamdulillah Saya aktif dalam bermusyawarah

2) Apakah Anda menghormati pendapat orang lain?

Jawab : Iya, selagi pendapatnya itu baik dan benar, maka pendapat dari orang lain itu saya
hormati semaksimalnya

3) Apakah Anda sering mengajukan usulan ketika bermusyawarah?

Jawab : Alhamdulillah, sering.

4) Apakah ketika bermusyawarah Anda merasa bahwa pendapat Anda lebih baik dan sering
memaksakan pendapat Anda?

Jawab : Iya, selagi itu benar dan baik Saya terkadang agak memaksakannya, karena saya rasa
cocok dan pantas untuk dibenarkan

5) Apakah Anda pernah merasa bahwa bermusyawarah sangat membosankan? Jika iya, tolong
dijelaskan!

Jawab : Iya, karena ketika nanti sudah selesai bermusyawarah hasilnya tidak ada, dan terkadang
tidak ada manfaatnya.

Nama : Rika

Usia : 20

Lokasi : Stabat

1) Apakah Anda sebagai warga negara aktif dalam bermusyawarah?

Jawab : Sebagai pelajar saya kurang aktif dalam bermusyawarah.

2) Apakah Anda menghormati pendapat orang lain?

Jawab : Ya, Saya sangat menghormati dan menghargai pendapat orang lain.

3) Apakah Anda sering mengajukan usulan ketika bermusyawarah?

Jawab : Karena Saya tidak aktif dalam bermusyawarah, jadi Saya tidak pernah mengajukan usulan
pada saaat bermusyawarah.

4) Apakah ketika bermusyawarah Anda merasa bahwa pendapat Anda lebih baik dan sering
memaksakan pendapat Anda?

12
Jawab : Saya termasuk orang yang tidak aktid bermusyawarah, jadi saya tidak pernah merasakan
bagaimana memberikan pendaat di depan umumataupun memaksakan kehendak saya di depan
umum.

5) Apakah Anda pernah merasa bahwa bermusyawarah sangat membosankan? Jika iya, tolong
dijelaskan!

Jawab : Saya rasa mungkin membosankan. Maka dari itu saya tidak aktif bermusyawarah.
Alasannya saya katakan membosankan karena menyatukan beberapa kepala dalam mengambil
keputusan sangatlah tidak efisien di Indonesia. Pasti ada pihak-pihak yang lebih menonjol yang
akan diperhitungkan pendapatnya

Nama : Mona

Usia : 22

Lokasi : Medan Perjuangan

1) Apakah Anda sebagai warga negara aktif dalam bermusyawarah?

Jawab : Ya, saya bisa dikatakan lumayan aktif dalam bermusyawarah, karena sesungguhnya
Saya sangat suka bersosialisasi.

2) Apakah Anda menghormati pendapat orang lain?

Jawab : Ya, Saya sangat menghargai pendapat orang lain karena dengan begitu Saya jadi semakin
mengenal karekteristik orang tersebut.

3) Apakah Anda sering mengajukan usulan ketika bermusyawarah?

Jawab : Ya, Karena ketika bermusyawarah saya memiliki banyak rasa penasaran. Misalnya,
“untuk apa musyawarah ini diadakan dan apa manfaatnya?” serta pertanyaan lain sebagainya.

4) Apakah ketika bermusyawarah Anda merasa bahwa pendapat Anda lebih baik dan sering
memaksakan pendapat Anda?

Jawab : Tidak, karena saya tipe orang yang suka menerima masukan. Dan dari masukan-masukan
itu Saya bisa mendapat beberapa ide.

5) Apakah Anda pernah merasa bahwa bermusyawarah sangat membosankan? Jika iya, tolong
dijelaskan!

Jawab : Ya. Saya pernah merasa bosan, karena pada saat itu Saya tidak tahu dengan jelas apa
tujuan diadakan musyawarah tersebut. Kemudian terlihat tidak semua orang yang dapat
mengeluarkan pendapatnya, jadi Saya hanya bisa terdiam, dan itu membuat Saya merasa bosan.

4.2. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Tingkat implementasi kesadaran nilai-nilai Pancasila pada masyarakat yang telah kami
wawancari melalui via WhatsApp menurut kami sangat baik. Dari hasil wawancara tersebut dapat
disimpulkan bahwa masih bnyak masyarakat masih sudah menjalankan nilai persatuan yang sangat
erat yang mana terkandung dalam Pancasila yaitu sila kedua. Dari hasil wawancara tersebut dapat kita

13
ketahui bahwa tingkat implementasi nilai-nilai Pancasila berjalan dengan baik. Hal ini berbanding
terbalik dengan tingkat pemahaman masyarakat tentang nilai-nilai Pancasila yang dapat dikatakan
masih sangat kurang. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa walaupun tingkat pemahaman tentang
nilai-nilai Pancasila di masyarakat masih kurang tetapi tingkat implementasi dari nilai-nilai Pancasila
sangat baik. Dan mungkin masih banyak masyarakat lain juga yang sudah sangat baik dalam
menjalankan serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila.

14
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan hasil penelitian dari via WhatsApp tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat
pemahaman nilai-nilai Pancasila dan implementasinya dari berbagai daerah yang kami tanyakan
berdasarkan hasil wawancara ialah bahwa masyarakat Indonesia kemungkinan besar ikut berperan
aktif dalam bermusyawarah, tetapi masih kurang berani memberi pendapat.

B. Saran
Adapun saran dari kami dalam meneliti implementasi nilai-nilai Pancasila, yaitu agar pembaca
mampu menerapkan nilai-nilai pancasila sehingga menambah pemahaman akan nilai-nilai pancasila.
Kemudian kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata lengkap dan sempurna. Masih
banyaknya kekurangan di dalamnya yang belum tersampaikan pada tugas ini. Untuk itu kami
mengharapkan kritikan, saran, masukan dan motivasi yang bersifat membangun agar kami dapat
menyusun tugas yang lebih baik lagi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifudin Azwar. 2010. Metodologi penelitian. celaban timur UH III/548 Yogyakarta:
Pustaka pelajar.

Azwar,Azwar. 2010. Metodologi penelitian. celaban timur UH III/548 Yogyakarta: Pustaka


pelajar.

Furchan,Arif. 2007. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. celaban timur UH III/548


Yogyakarta.Pustaka pelajar.

Kaelan. 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Koentjaraningrat. 1980. Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.

Nopirin. 1980. Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila, Cet. 9. Jakarta:Pancoran Tujuh.

Notonagoro. 1980. Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila, Cet. 9.Jakarta: Pantjoran Tujuh.

Sapriya. dkk. 2010. Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan.

Salam, H. Burhanuddin, 1998. Filsafat Pancasilaisme. Jakarta: Rineka Cipta.

Sekretariat Jendral MPR, 2004, Undang-Undang Dasar 1945 dengan Amandemen, Jakarta.

Setiadi, Elly M. 2007. Pendidikan Pancasila. Jakarta: PT Gramedia

Sukardi.Metodologi Penelitian, (jakarta: PT. Bumi Aksara. 2009. Hal 159

Jurnal Dan Artikel

Ambiro Puji Asmaroini. Januari 2017.Menjaga Eksistensi Pancasila Dan Penerapannya Bagi
Masyarakat Di Era Globalisasi. Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan. Vol. 1, No. 2. E-
ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683. Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Ponorogo.

Dr. J. Hendy Tedjonagoro . Pancasila Sebagai Sumber Dari Segala Sumber Hukum, Filsafat
Hukum Dan Falsafah Negara Republik Indonesia.

Dra.Tri Endang Sungkowo Putri. Pentingnya Pendidikan Pancasila Sebagai Materi Pembelajaran
Di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Di Sekolah Tinggi Teknik Malang).

London: Sage Publications. Diakses pada 6 Mei 2016 pukul 00.52 WIB
melalui:http://remotelib.ui.ac.id:3261/content/14/1/113.full.pdf

16
Morreale, Joanne. 2014. “From Homemade to Store Bought: Annoying Orange and The
Professionalization of YouTube.” Journal of Consumer Culture. Vol. 14, No. 1: 113-128.

Mulyadi, Mohammad. 2012. Riset Desain Dalam Metodologi Penelitian.Jurnal Studi Komunikasi
Dan Media. Vol: 16. No: 1. Januari – Juni 2012.

Rahman Huriah.Desember 2013. Nilai-Nilai Dalam Pendidikan Karakter Bangsa Yang


Berdasarkan Pancasila Dan Uud 1945. E-Journal Widya Non-Eksakta 7. Volume 1
Nomor 1.Stkip Pasundan.Cimahi

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suyahman.21 November 2015. Pendidikan Untuk Semua Antara Harapan Dan Kenyataan (Studi
Kasus Permasalahan Pendidikan Di Indonesia). Jurnal Bereputasi. Isbn: 978-979-3456-
52-2. Universitas Sebelas Maret Surakarta Dan Ispi Wilayah Jawa Tengah. Surakarta.

Wibisono, Koento (1999). Refleksi Kritis Terhadap Reformasi: Suatu Tinjauan Filsafat dalam
jurnal Pancasila No 3 Tahun III Juni 1999. Yogyakarta: Pusat Studi Pancasila UGM.

Internet

http://kangirva.blogspot.co.id/2012/09/pendidikan-pancasila-daftar-pustaka.html (diakses pada


tanggal 12 Mei 2020)

http://timur.ilearning.me/2016/01/04/apa-saja-metode-dan-instrumen-pengumpulan-data/ (diakses
pada tanggal 12 Mei 2020)

https://deluk12.wordpress.com/makalah-pancasila/ (diakses pada tanggal 12 Mei 2020)

http://thefikkar.blogspot.co.id/2016/05/makalah-metode-penelitian.html (diakses pada tanggal 12


Mei 2020)

17
LAMPIRAN

18

Anda mungkin juga menyukai