Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MANAJEMEN ORGANISASI

“ ETIKA ORGANISASI PEMERINTAHAN DI INDONESIA “

Dosen Pengampu : Erda Heryanti, S.Ag.M.Pd.I

Di Susun Oleh :

Kelompok 11 :

1. Sagita Jayusri NIM : T.MPI.1.2020.050

2. Sulthon Hayanudin NIM : T.MPI.1.2020.015

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) SYEKH MAULANA QORI (SMQ) BANGKO

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt atas karunia-Nya yang
dilimpahkan kepada kami selaku hamba-Nya yang lemah hingga kami akhirnya
memperoleh kekuatan/kemampuan untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “
Etika Organisasi Pemerintahan Di Indonesia”

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah sederhana ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna baik isi maupun tata letak desainnya, karena kami
masih dalam proses tahap pembelajaran. Oleh karena itu kritik dan saran dari dosen serta
teman-teman sangatlah kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Kepada dosen pembimbing yang telah membantu dan memberikan ide-ide serta
dukungan dalam proses penyusunan makalah ini, kami ucapkan terimakasih sebesar-
besarnya.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B.Rumusan Masalah.................................................................... 1
C.Tujuan Penulisan...................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................... 2
A. Pengertian etika organisasi pemerintahan di indonesia.......... 2
B. Pentingnya etika dalam birokrasi........................................... 4
C. Terbentuknya etika birokrasi................................................. 4
BAB IIIPENUTUP................................................................................... 6
A. Kesimpulan............................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Perilaku individu dalam setiap segi kehidupan memberikan pengaruh bagi keadaan
disekitarnya. Dalam berorganisasi khususnya organisasi pemerintahan, hal ini menjadi hal
yang sangat penting karena ini merupakan bekal dasar yang harus dimiliki oleh seseorang
individu saat berada di dalam suatu lingkungan. Selain itu, hal ini pun menjadi sangat
penting karena menyangkut kehidupan bangsa dan warga negara.

Berbicara tentang Etika Birokrasi dewasa ini menjadi topik yang menarik dibahas,
terutama dalam mewujudkan aparatur yang bersih dan berwibawa. Kecendrungan atau
gejala yang timbul dewasa ini banyak aparat birokrasi dalam pelaksanaan tugasnya sering
melanggar aturan main yang telah di tetapkan. Etika Birokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan sangat terkait dengan moralitas dan mentalitas aparat birokrasi dalam dalam
melaksanakan tugas-tugas pemerintahan itu sendiri yang tercermin lewat fungsi pokok
pemerintahan, yaitu fungsi pelayanan, fungsi pengaturan dan regulasi dan fungsi
pemberdayaan masyarakat.

Jadi berbicara tentang Etika Birokrasi berarti kita bicara tentang bagaimana aparat
Birokrasi tersebut dalam melaksanakan fungsi tugasnya sesuai dengan ketentuan aturan
yang seharusnya dan semestinya, yang pantas untuk dilakukan dan yang sewajarnya
dimana telah ditentukan atau diatur untuk ditaati dilaksanakan

  
B.   Rumusan Masalah
a. Apakah Etika Organisasi Pemerintah itu?
b. Apa Pentingnya Etika Dalam Birokrasi?
c. Bagaimana Terbentuknya Etika Birokrasi?

C.   Tujuan 
a. Untuk mengetahui Pengertian Etika Organisasi Pemerintah.
b. Untuk mengetahui Pentingnya Etika Dalam Birokrasi
c. Untuk mengetahui Terbentuknya Etika Birokrasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Etika Organisasi Pemerintahan di Indonesia


Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethes” berarti kesediaan jiwa akan
kesusilaan, atau secara bebas dapat diartikan kumpulan dari peraturan-peraturan
kesusilaan. Aristoteles juga memberikan istilah Eticha yang meliputi dua pengertian yaitu
Kesediaan dan kumpulan peraturan, yang mana dalam bahasa latin dikenal dengan kata
Mores yang berarti kesusilaan, tingkat salah satu perbuatan (lahir, tingkah laku).
Kemudian perkataan Mores tumbuh dan berkembang menjadi Moralitas yang mengandung
arti kesediaan jiwa akan kesusilaan. Dengan demikian maka Moralitas mempunyai
pengertian yang sama dengan Etika atau sebaliknya, dimana kita berbincang tentang Etika
Birokrasi tidak terlepas dari moralitas aparat Birokrasi penyelenggaraan pemerintahan itu
sendiri.1
Dalam pengertian sempit, etika sama maknanya dengan moral, yaitu adat istiadat
atau kebiasaan. Akan tetapi, etika juga meupakan bidang studi filsafat atau ilmu tentang
adat atau kebiasaan.
Etika dan moralitas secara teoritis berasal daripada ilmu pengetahuan (cognitive)
bukan pada efektive. Moralitas pula berkaitan dengan jiwa dan semangat kelompok
masyarakat. Moral terjadi bila berkaitan dengan masyarakat, tidak ada moral bila tidak ada
masyarakat dan seyogyanya tidak ada masyarakat tanpa moral dan berkaitan dengan
kolektif dalam masyarakat.
Menurut Drs.Haryanto,MA bahwa etika merupakan instrumen dalam masyarakat
untuk menentukan tindakan perilaku agar mampu menjalankan fungsi dengan baik dan
dapat menjadi lebih bermoral. Ini berarti etika merupakan norma dan aturan yang turut
mengatur perilaku seseorang dalam bertindak dan memainkan perannya sesuai dengan
aturan main yang ada dalam masyarakat agar dapat dikatakan tindakan bermoral.
Sementara itu dalam konteks organisasi, pengertian etika organisasi yaitu pola
sikap dan perilaku yang diharapkan dari setiap individu dan kelompok anggota organisasi,

1
Ibnu Kencana, 2006, Etika Pemerintahan. Bandung, Rineka Cipta

2
3

yang secara keseluruhan akan membentuk budaya organisasi yang sejalan dengan tujuan
maupun filosofis organisasi yang bersangkutan.
Pemerintah memiliki pola prilaku yang wajib dijadikan sebagai pedoman atau kode
etik berlaku bagi setiap aparaturnya. Etika dalam pemerintahan harus ditimbulkan dengan
berlandaskan pada paham dasar yang mencerminkan sistem yang hidup dalam masyarakat
yang harus dipedomani serta diwujudkan oleh setiap aparatur dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Secara umum nilai-nilai suatu etika pemerintahan yang perlu
dijadikan pedoman dan perlu dipraktekkan secara operasional antara lain: bahwa Aparat
wajib mengabdi kepada kepentingan umum, Aparat adalah motor penggerak “head“ dan
“heart“ bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, Aparat harus berdiri di
tengah-tengah, bersikap terbuka dan tidak memihak (mediator), Aparat harus jujur, bersih
dan berwibawa, Aparat harus bersifat diskresif, bisa membedakan mana yang rahasia dan
tidak rahasia, mana yang penting dan tidak penting, dan aparat harus selalu bijaksana dan
sebagai pengayom.2
Perlu dipahami bahwa dalam etika pemerintahan, terdapat asumsi yang berlaku
bahwa melalui penghayatan yang etis yang baik, seorang aparatur akan dapat membangun
komitmen untuk menjadikan dirinya sebagai teladan tentang kebaikan dan menjaga
moralitas pemerintahan. Aparatur pemerintahan yang baik dan bermoral tinggi, akan
senantiasa menjaga dirinya agar dapat terhindar dari perbuatan tercela, karena ia terpanggil
untuk menjaga amanah yang diberikan, melalui pencitraan perilaku hidup sehari-hari.
Berbicara mengenai etika pemerintahan tidak terlepas dari etika birokrasi, birokrasi
merupakan instrument penting dalam masyarakat modern yang kehadirannya tak mungkin
terelakkan. Eksistensi birokrasi ini sebagai konsekuensi logis dari tugas utama negara
(pemerintahan) untuk menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat (social welfare).
Negara dituntut terlibat dalam memproduksi barang dan jasa yang diperlukan oleh
rakyatnya (public goods and services) baik secara langsung maupun tidaklangsung bahkan
dalam keadaan tertentu negara yang memutuskan apa yang terbaik bagi rakyatnya. Untuk
itu negara membangun sistem administrasi yang bertujuan untuk melayani kepentingan
rakyatnya yang disebut dengan istilah birokrasi. Dalam kaitan dengan Etika pemerintahan
maka hal yang terkait proses penyelenggaraan pemerintahan adalah menyangkut
pentingnya melaksanakan tugas dan tanggung, mentaati berbagai ketentuan dan peraturan

2
Ibnu Kencana, 2006, Etika Pemerintahan. Bandung, Rineka Cipta
4

perundang-undangan, melaksanakan hubungan kerja yang baik, serta menciptakan


lingkungan kerja yang kondusif. disamping 3 itu aparatur pemerintah dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan koridor etika pemerintah perlu memberikan pelayanan terbaik
khususnya dalam proses pelayanan public.
B. Pentingnya Etika dalam Birokrasi
Ada beberapa alasan mengapa Etika Birokrasi penting diperhatian dalam
pengembangan pemerintahan yang efesien , tanggap dan akuntabel, Menurut Agus
Dwiyanto yaitu :

a. Masalah masalah yang dihadapi oleh birokrasi pemerintah dimasa mendatang akan
semakin kompleks. Modernitas masyarakat yang semakin meningkat telah melahirkan
berbagai masalah-masalah publik yang semakin banyak dan komplek dan harus
diselesaikan oleh birokrasi pemerintah. Dalam memecahkan masalah yang
berkembang birokrasi seringkali tidak diharapkan pada pilihan-pilihan yang jelas yang
masing-masing memiliki implikasi yang saling berbenturan satu sama lain.
b. Keberhasilan pembangunan yang telah meningkatkan dinamikan dan kecepatan
perubahan dalam lingkungan birokrasi. Dinamika yang terjadi dalam lingkungan
tentunya menuntut kemampuan birokrasi untuk melakukan adjustments agar tetap
tanggap terhadap perubahan yang terjadi dalam lingkungannya. Kemampuan untuk
bisa melakukan adjustment itu menuntut discretionary power yang besar. Penggunaan
kekuasaan direksi ini hanya akan dapat dilakukan dengan baik kalau birokrasi
memiliki kesadaran dan pemahaman yang tinggi mengenai besarnya kekuasaan yang
dimiliki dan implikasi dari penggunaan kekuasaan itu bagi kepentingan masyarakat.

Dari alasan yang dikemukakan di atas ada sedikit gambaran bagi kita mengapa
Etiika Birokrasi menjadi suatu tuntutan yang harus sesegera mungkin dilakukan sekarang
ini. hal tersebut terkait dengan tuntutan tugas dari aparat birokrasi itu sendiri yang seiring
dengan semakin kompleksnya permasalahan yang ada dalam masyarakat dan seiring
dengan fungsi pelayanan dari Birokrasi itu agar dapat diterima dan dipercaya oleh
masyarakat yang dilayani, diatur dan dibudayakan.3

3
Budi supryanto 2010, Manajemen Pemerintahan, Jakarta, CV Media Brilian
5

C. Terbentuknya Etika Birokrasi

Terbentuknya Etika Birokrasi tidak terlepas dari kondisi yang ada di dalam
masyarakat yang bersangkutan. Sesuai dengan aturan, norma, kebiasaan atau budaya di
tengah tengah masyarakat dalam suatu komunitas tertentu. Nilai-nilai yang ada dan
berkembang didalam masyarakat mewarnai sikap dan perilaku yang nantinya dipandang
etis atau tidak etis dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan yang merupakan
bagian dari fungsi aparat birokrasi itu sendiri.
Menurut Drs. Haryanto ,MA Sulit untuk menyetujui atau tidak mengenai perlunya
etika tersebut diundangkan secara formal. Etika sebagaimana telah dikatakan sebelumnya
sangat terkait dengan moralitas yang mana didalamnya memiliki pertimbangan-
pertimbangan yang jauh lebih tinggi tentang apa yang disebut sebagai kebenaran dan
ketidakbenaran, kepantasan dan tidak kepantasan.
Dalam menyikapi pelaksanaan etika birokritas di Indonesia sering dikaitkan dengan
Etika Pegawai Negeri yang telah di formalkan lewat ketentuan dan peraturan Kepegawaian
di negara kita, sehingga terkadang tidak menyentuh permasalahan etika dalam masyarakat
yang lebih jauh disebut moral. Di sini tidak akan dipermasalahkan etika birokrasi itu
diformalkan atau tidak tetapi yang terpenting adalah bagaimana penerapannya serta sangsi
yang jelas dan tegas, ini semua membutuhkan kemauan baik dari aparat birokrasi itu
sendiri untuk menaatinya.4
Pelaksanaan Etika Birokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan di indonesia,
sebagaimana telah tersinggung di atas perlu diperhatikan perihal sangsi yang menyertainya
karena etika pada umumnya tidak ada sangsi fisik atau hukuman tetapi berupa sangsi sosial
dalam masyarakat.

BAB III
4
Budi supryanto 2010, Manajemen Pemerintahan, Jakarta, CV Media Brilian
PENUTUP

A. Kesimpulan
Uraian-uraian dari makalah yang disajikan diatas, merupakan konsep ideal yang
diharapkan dari aparat pelaksanaan pemerintahan di Indonesia yang merupakan aparat
birokrasi di negara kita yang mempunyai tugas dan fungsi pokok untuk melayani
masyarakat, mengatur masyarakat dan pemberdayakan masyarakat.
Masyarakat juga berhak menentukan kode etik atau aturan dalam masyarakat yang
juga turut mengatur keberadaan seorang aparat bidokrasi diligkungannya, kalau memang
melanggar harus ada komitmen bersama untuk menaati aturan yang ada ditengah-tengah
masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
6
Ibnu Kencana, 2006, Etika Pemerintahan. Bandung, Rineka Cipta

Budi supryanto 2010, Manajemen Pemerintahan, Jakarta, CV Media Brilian

Anda mungkin juga menyukai