DISUSUN OLEH :
ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
lah sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Etika
Pemerintahan” ini dapat selesaikan.
Tidak lupa penulis sampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah memberikan bantuan, bimbingan, dukungan maupun motivasi sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar. Maka dalam kesempatan ini penulis
dengan penuh kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada :
1. Andi Dede Suhendra Iskandar, SH., MH selaku dosen mata kuliah Etika
Pemerintahan.
2. Dan semua pihak yang telah memberikan bantuan selama penulisan
makalah ini, semoga tuhan Yang Maha Esa, memberikan balasan atas
kebaikan dengan limpahan Rahmat – Nya.
Penulis juga menyadari bahwa sebagai manusia banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu koreksi dan saran demi perbaikan penulis
laporan penelitian ini akan penulis terima dengan lapang dada. Akhir kata semoga
laporan ini bermanfaat dan menambah pengetahuan khususnya bagi penulis dan
pembaca pada umumnya.
Penyusun
ii
TABLE OF CONTENTS
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyimpangan dari aturan, merupakan fakta yang belakangan ini terjadi
di dunia pemerintahan Indonesia. Penyimpangan tersebut dilakukan oleh
pimpinan birokrasi atau pemerintahan di Indonesia yang mengakibatkan
kerugian bagi masyarakat. Penyalahgunaan kewenangan dapat terjadi dalam
bentuk KKN (kolusi, korupsi, nepotisme), penyimpangan hak, dll. Hal inilah
yang menjadi konsumen atas kinerja para pemimpin birokrasi yang kehilangan
kepercayaan. Dengan cara berpikir masyarakat yang semakin kritis, kinerja
pemimpin birokrasi dirasakan oleh masyarakat sangat mengecewakan dan
merugikan rakyat kecil.
Hal inilah yang menjadi perhatian banyak pihak dimana moralitas
seorang pemimpin sangat dibutuhkan agar apa yang diharapkan masyarakat
dapat terpenuhi dengan baik. Selanjutnya dengan pemimpin yang bermoral
akan memberikan kepercayaan kepada para pemimpin birokrasi dari
masyarakat untuk menjalankan semua amanah yang diberikan oleh masyarakat
secara keseluruhan kepada para pemimpinnya.
Dari permasalahan diatas, maka merupakan kewajiban seorang
pemimpin birokrasi untuk memiliki etika yang baik dalam menjalankan
tugasnya sebagai pemimpin pemerintahan agar dapat menjalankan
pemerintahan dengan baik dan tidak melanggar etika yang ada.
Dan dari permasalahan diatas, makalah ini dirancang untuk menjadi
bahan bacaan dan refleksi bagi calon pemimpin birokrasi di Indonesia untuk
melahirkan pemimpin yang beretika dalam menjalankan tugasnya untuk
kesejahteraan masyarakat.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian etika pemerintahan?
2. Apa konsep teori etika pemerintahan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui arti etika pemerintahan
2. Untuk mengetahui konsep teori etika pemerintahan
D. Manfaat
1. Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan soal etika pemerintahan dan konsep teori dalam
sistem pemerintahan.
2. Bagi Penulis
Untuk menambah referensi ilmu dalam membuat lebih banyak karya bagus
lagi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Etika mengacu pada mengapa seseorang harus mengikuti moral tertentu
atau bagaimana kita mengambil sikap bertanggung jawab ketika berhadapan
dengan moral yang berbeda. Oleh karena itu dikatakan bahwa akhlak
merupakan alat yang digunakan dalam kehidupan bermasyarakat sehingga
dapat menuntun semua perilaku manusia dan menghindari perbuatan yang
tidak baik dan berakhlak atau bermoral.
Etika dapat dikaitkan dengan filsafat dimana ada tiga cakupan yang
membahas kaitan dengan etika yaitu :1) etika berkaitan dengan logika,
berkaitan dengan benar dan salah ;2) etika berkaitan dengan perilaku juga baik
dan buruk ;3) etika berkaitan dengan estetika yaitu selaras dan tak selaras,
indah atau jelek.
Bila definisi ini dilihat, moralitas dapat dikatakan sebagai nilai yang
dapat diterima dan dipandang sebagai kriteria yang dapat digunakan untuk
melaksanakan segala aktivitas dalam kehidupan individu atau kelompok. Atau
dapat dilakukan sebagai pedoman atau pedoman untuk tidak menjadi buruk,
benar atau tidak beralasan, terpuji atau terpuji. publik.
Telah dijelaskan di atas bahwa pengertian moralitas adalah norma moral
yang digunakan oleh setiap individu atau kelompok dalam mengatur perilaku
atau kumpulan prinsip atau nilai moral. Begitu pula pada organisasi yang
secara resmi didirikan dan dibentuk oleh pemerintah untuk memaksimalkan
efisiensi pelayanan dalam melaksanakan kegiatan untuk kepentingan umum
atau masyarakat.
Etika pemerintahan merupakan penerapan etika umum yang mengatur
perilaku pemerintahan. Pemerintah adalah lembaga atau organisasi yang
merupakan organ negara untuk mewujudkan cita-cita bernegara. Oleh karena
itu etika pada hakikatnya merupakan regulasi atau pedoman bagi perilaku
manusia, sehingga organisasi ini tidak dapat tunduk pada pertimbangan moral.
Keputusan etis berlaku untuk orang yang duduk di organisasi pemerintah.
Secanggih apapun organisasi, undang-undang yang memiliki kalimat atau isi
yang benar, jika penyelenggara tidak memiliki moral sense, tidak menjamin
terciptanya good governance.
4
Etika pemerintahan dimana Widodo (2001:241) menyatakan bahwa
etika administrasi negara merupakan wujud kontrol daripada administrasi
negara dalam rangka melaksanakan apa yang menjadi tugas, fungsi dan
kewenangannya. Manakala administrasi negara menginginkan sikap, tindakan
dan perilakunya dikatakan baik maka dalam mewujudkan tugas pokok, fungsi
dan kewenangannya harus menyandarkan pada etika administrasi negara.
5
Dari berbagai konsep tentang etika, dapat diklasifikasikan 3 jenis
konsep yaitu:
- Yang menekan pada aspek historic: Dimana etika dipandang sebagai
cabang filsafat yang membicarakan masalah baik buruknya perilaku
manusia.
- Yang menerangkan secara Deskriptif : Dimana etika dipandang sebagai
ilmu pengetahuan yang membicarakan masalah baik buruknya perilaku
manusia dalam kehidupan manusia bersama. Konsep demikian tidak
melihat kenyataan bahwa ada keanekaragaman norma karena adanya
ketidaksamaan waktu dan tempat, akhirnya etika menjadi ilmu yang
deskriptif dan lebih bersifat sosiologik.
- Yang menekankan pada sifat dasar etika sebagai ilmu yang nomatif dan
bercorak kefilsafatan; dimana etika dipandang sebagai ilmu
pengetahuan yang bersifat normative, evaluatif yang hanya
memberikan nilai baik buruk terhadap perilaku manusia. Dalam hal ini
tidak perlu menunjukkan adanya fakta, cukup memberikan informasi,
menganjurkan dan merefleksikan. Atas dasar konsep terakhir ini etika
digolongkan sebagai pembicaraan yang bersifat informative direksif
dan refleksif. (Zubair 1990:17).
Etika pemerintahan adalah bagian dari moralitas secara umum,
sedangkan moralitas sama sekali tidak masuk akal. Unsur-unsur
pemerintahan perlu diperhatikan dalam etika pemerintahan yang
seharusnya mereka miliki dan tidak terbatas / penyesuaian untuk segala
sesuatu yang tidak memiliki batasan.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika dapat dikaitkan dengan filsafat dimana ada tiga cakupan yang
membahas kaitan dengan etika yaitu :1) etika berkaitan dengan logika,
berkaitan dengan benar dan salah ;2) etika berkaitan dengan perilaku juga baik
dan buruk ;3) etika berkaitan dengan estetika yaitu selaras dan tak selaras,
indah atau jelek. Dalam Encyclopedi Britanica, etika dinyatakan dengan tegas
sebagai filsafat moral, yaitu studi yang sistematik mengenai sifat dasar dari
konsep-konsep nilai baik, buruk, harus, benar dan sebagainya, Frankein
menjelaskan bahwa etika sebagai cabang filsafat, yaitu filsafat moral atau
pemikiran kefilsafatan tentang moralitas, problem moral dan pertimbangan
moral (Zubair 1990:16). - Yang menekankan pada sifat dasar etika sebagai
ilmu yang nomatif dan bercorak kefilsafatan; dimana etika dipandang sebagai
ilmu pengetahuan yang bersifat normative, evaluatif yang hanya memberikan
nilai baik buruk terhadap perilaku manusia.
B. Saran
Pentingnya pembinaan khusus tentang etika dan aqidah, termasuk
ajaran moral dan etika bagi calon pemimpin bangsa yang dapat mereka jadikan
sebagai pelajaran yang sangat penting untuk memungkinkan mereka mengatur
dirinya sendiri sehingga menjadi pemerintahan yang dimilikinya. Dia bisa
berjalan dengan baik dan mensejahterakan rakyat.
7
DAFTAR PUSTAKA
iv