OLEH :
Kelompok 4
KARLINA SARI (2314080009)
FITRI AFNAN (2314080015)
Dosen Pembimbing
RESVA INGRIZA,M.Pd
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang
"Pancasila Sebagai Etika Politik”
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika?
2. Apa Alasan Dinamika Pancasila Sebagai Sistem Politik?
3. Apa Tantangan Pancasila Sebagai Sistem Etika?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami konsep dan urgensi pancasila sebagai
sistem etika
2. Mengetahui dan memahami alasan dinamika pancasila sebagai sistem
politik
3. Mengetahu dan memahami tantangan pancasila sebagai sitem etika.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologis, kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu "Ethikos"
yangartinya berasal dari suatu kebiasaan. Etika berkaitan dengan nilai yang
baik maupun buruk perilaku manusia, dan kebiasaan seseorang melakukan hal
yang baik. Etikameliputi norma-norma yang berasal dari nurani setiap
manusia untuk kebaikan bersama dimana norma tersebut akan menjadi
pedoman atau aturan manusia dalam bertingkah laku.
Pancasila sebagai sistem etika berasal dari nilai- nilai yang jterkandung
dalamkelima sila di Pancasila mulai dari ketuhanan, ketuhanan menciptakan
nilai spiritual dan taat beribadah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, serta
toleransi kepada yang berbeda keyakinan. Pada nilai kemanusiaan
menciptakan kerjasama dan tolong menolong kepada orang lain
3
Dalam etika telologi terdapat dua golongan untuk menentukan apakah
sebuah perbuatan dapat dikatakan baik atau buruk, yaitu :
4
2.2 ALASAN DINAMIKA PANCASILA SEBAGAI SISTEM POLITIK
Etika Pancasila itu lebih dekat pada pengertian etika keutamaan atau etika
kebajikan, meskipun corak kedua mainstream yang lain, deontologis dan
teleologis termuat pula di dalamnya. Namun, etika keutamaan lebih dominan
karena etika Pancasila tercermin dalam empat tabiat saleh, yaitu kebijaksanaan,
kesederhanaan, keteguhan, dan keadilan. Kebijaksanaan artinya
melaksanakan suatu tindakan yang didorong oleh kehendak yang tertuju
pada kebaikan serta atas dasar kesatuan akal – rasa – kehendakyang berupa
kepercayaan yang tertuju pada kenyataan mutlak (Tuhan) dengan
memeliharanilai-nilai hidup kemanusiaan dan nilai-nilai hidup religius.
Kesederhaaan artinya membatasi diri dalam arti tidak melampaui batas
dalam hal kenikmatan. Keteguhanartinya membatasi diri dalam arti tidak
melampaui batas dalam menghindari penderitaan.Keadilan artinya
memberikan sebagai rasa wajib kepada diri sendiri dan manusia lain,serta
terhadap Tuhan terkait dengan segala sesuatu yang telah menjadi haknya
(Mudhofir,2009: 386)
Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk
pada nilai-nilai Pancasila, Pancasila sebagai sistem etika diperlukan dalam
kehidupan politik untuk mengatursistem penyelenggaraan negara.
Beberapa alasan mengapa Pancasila sebagai sistem etika itu diperlukan dalam
penyelenggaraan kehidupan bernegara di Indonesia, meliputi hal-hal sebagai
berikut:
5
2. Korupsi yang akan semakin merajalela karena para penyelenggara negara
tidak memiliki rambu-rambu normatif dalam menjalankan tugasnya.
Archie Bahm dalam Axiology of Science, menjelaskanbahwa baik dan
buruk merupakan dua hal yang terpisah. Namun, baik dan buruk itueksis
dalam kehidupan manusia, maksudnya godaan untuk melakukan
perbuatan buruk selalu muncul. Ketika seseorang menjadi pejabat dan
mempunyai peluang untuk melakukan tindakan buruk (korupsi), maka
hal tersebut dapat terjadi pada siapa saja.Oleh karena itu, simpulan
Archie Bahm,”Maksimalkan kebaikan, minimalkan keburukan” (Bahm,
1998: 58)
3. Kurangnya rasa perlu berkontribusi dalam pembangunan melalui
pembayaran pajak. Pancasila sebagaisistem etika akan dapat
mengarahkan wajib pajak untuk secara sadar memenuhikewajiban
perpajakannya dengan baik. Dengan kesadaran pajak yang tinggi
makaprogram pembangunan yang tertuang dalam APBN akan dapat
dijalankan dengansumber penerimaan dari sektor perpajakan.
4. Pelanggaran hak-hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan bernegara
di Indonesia ditandai dengan melemahnya penghargaan seseorang
terhadap hak pihak lain.contohnya seperti penganiayaan terhadap
pembantu rumah tangga (PRT), penelantaran anak-anak yatim oleh
pihak-pihak yang seharusnya melindungi, kekerasan dalam rumah
tangga (KDRT), dan lain-lain.oleh karena itu di perlukan penjabaran
sistem etikake dalam peraturan perundang-undangan tentang HAM
(Lihat Undang-Undang No. 39Tahun 1999 tentang HAM).
5. Kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap berbagai aspek
kehidupan manusia,seperti kesehatan, kelancaran penerbangan, nasib
generasi yang akan datang, globalwarming, perubahan cuaca, dan lain
sebagainya. Contoh yang paling jelas adalah pembakaran hutan di Riau
sehingga menimbulkan kabut asap. Oleh karena itu, Pancasila sebagai
sistem etika perlu diterapkan ke dalam peraturan perundang-undangan
yang menindak tegas para pelaku pembakaran hutan, baik pribadi
maupun perusahaan yang terlibat.
6. Masih terjadinya aksi terorisme yang mengatasnamakan agama sehingga
dapat merusak semangat toleransi dalam kehidupan antar umat
beragama,
6
2.3 TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
Pertama, Tantangan terhadap sistem etika Pancasila pada zaman Orde Lama
berupa sikap otoriter dalam pemerintahan sebagaimana yang tercermin
dalam penyelenggaraan negara yang menerapkan sistem demokrasi terpimpin.
Hal tersebut tidak sesuai dengan sistem etika Pancasila yang lebih
menonjolkan semangat musyawarah untuk mufakat.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pancasila sangat diperlukan sebagai system etika untuk memberikan pedoman dan
arahan agar setiap tindakan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia berpedoman
pada sikap moral yang berlandaskan Pancasila. Setiap tindakan yang dilakukan oleh
masyarakat Indonesia sebagai cerminan dari pelaksanaan Pancasila. Pancasila
sebagai sistem etika dapat diamalkan dengan melaksanakan setiap pengamalan di
setiap butir Pancasila.upaya yag dapat di lakuan.
1. Memberikan landasan etik moral bagi seluruh komponen bangsa dan
menjalankan kehidupan kebangsaan dalam berbagai aspek.
2. Menentukan pokok-pokok etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat
3. Menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi pelaksaan nilai-nilai
etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara
3.2 SARAN
Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, untuk ke
depannya kami sebagai penulis akan berusaha untuk membuat makalah
dengan lebih baik lagi. Demikianlah makalah ini kami buat, semoga
bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca sekalian. Kami mohon maaf
jika ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas,
kurang dimengerti dan lugas. Dan kami juga mengharapkan saran dan kritik
dari pembaca sekalian demi kesempurnaan makalah ini.
8
DAFTAR PUSAKA