Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PANCASILA

“ PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA”

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila

Disusun Oleh Kelompok :

Holis Triana Bagja ( KHGA23101 )

STIKES KARSA HUSADA GARUT

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat

dan hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

Pancasila sebagai Sistem Etika tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dan

dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila. Selain itu, makalah ini juga

bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pancasila sebagai Sistem Etika

Saya ucapkan terima kasih kepada Ibu eti Suliyawati, S.Kep., M.Si. , selaku

dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila yang telah memberikan tugas

ini sehingga dapat menambah pengetahuan pada bidang Pendidikan Pancasila.

Saya ucapkan terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membagi

sebagian pengetahuannya sehingga kita dapat menyelesaikan tugas ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dan kata

sempurna. Maka dari itu. kami meminta kritik dan saran diharapkan demi

kesempurnaan makalah ini. Dan kami berharap semoga para pembaca dapat

menambah pengetahuan dari maklah yang kami buat.

Garut, 30 Oktober 2023

Penyusun

DAFTAR ISI

2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................4
1.3 Tujuan.....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1 Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika...............................................6
2.3 Alasan dan Argumen tentang Dinamika Pancasila sebagai Sistem Etika..................7
2.2.1 Alasan Pancasila sebagai Sistem Etika....................................................7
2.2.2 Argumen tentang Dinamika Pancasila sebagai Sistem Etika................12
2.3 Tantangan dan Esensi Pancasila sebagai Sistem Etika............................................15
2.3.1 Tantangan Pancasila sebagai Sistem Etika............................................15
2.3.2 Esensi Pancasila sebagai sistem etika....................................................17
BAB III PENUTUP............................................................................................18
3.1 Kesimpulan............................................................................................................18
3.2 Saran......................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila memiliki peran - peran yang sangat penting bagi masyarakat

berbangsa dan bernegara di Indonesia Peran Pancasila sebagai dasar negara.

Pancasila sebagai cita - cita bangsa. Pancasila sebagai pedoman atau landasan

hidup bagi bangsa Indonesia. dan Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai sistem etika tujuannya untuk mengembangkan dimensi

moral pada setiap individu sehingga dapat mewujudkan sikap yang baik dalam

berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.

Menurut Aristoteles. pengertian etika menjadi dua yaitu Terminius

Technikus dan Manner and Custom. Terminius Technikus merupakan etika

yang dipelajari sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari suatu problema

tindakan atau perbuatan manusia Sedangkan Manner and Custom merupakan

suatu pembahasan etika yang berhubungan atau berkaitan dengan tata cara dan

adat kebiasaan yang melekat dalam kodrat manusia atau in herent im human

nature yang sangat terkait dengan arti baik dan buruk suatu perilaku. tingkah

laku atau perbuatan manusia.

Etika Pancasila adalah cabang yang terkandung dalam sila Pancasila

digunakan untuk mengatur kehidupan masyarakat berbangsa, dan bernegara di

Indonesia Dalam etika Pancasila dikemukakan rula: ketuhanan, kemanusiaan.

persatuan. kerakyatan. dan keadilan.

4
1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika?

b. Apa Alasan dan Argumen tentang Dinamika Pancasila sebagai Sistem

Etika?

c. Apa Tantangan dan Esensi Pancasila sebagai Sistem Etika?

1.3 Tujuan

a. Untuk Mengetahui Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika

b. Untuk mengetahui Alasan dan Argumen tentang Dinamika Pancasila

sebagai Sistem Etika

c. Untuk mengetahui Tantangan dan Esensi Pancasila sebagai Sistem Etika

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika

Etika merupakan ilmu tentang kesusilaan dan perilaku manusia yang

berhubungan dengan orang lam sesuai prinsip dan aturan tentang tingkah laku

yang benar. Secara etimologis. kata etika berasal dan bahasa Yunani yaitu

“Ethikos” yang artinya berasal dari suatu kebiasaan. Etika berkaitan dengan

yang baik maupun buruk perilaku manusia. dan kebiasaan seseorang

melakukan hal yang baik. Etika meliputi norma norma yang berasal dari

nurani setiap manusia untuk kebaikan bersama dimana norma tersebut akan

menjadi pedoman atau aturan manusia dalam bertingkah laku.

Pancasila sebagai sistem etika berasal dan nilai-nilai yang terkandung

dalam kelima sila di Pancasila mulai dari ketuhanan. kemanusiaan. persatuan.

kerakyatan. dan keadilan Pada nilai ketuhanan menciptakan nilai : spiritual

dan taat beribadah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, serta toleransi

kepada yang berbeda keyakinan Pada nilai kemanusiaan menciptakan

kerjasama dan tolong menolong kepada orang lain. Pada nilai persatuan

menciptakan sikap solidaritas dan cinta tanah air. Pada sila kerakyatan

menciptakan sikap untuk menghargai setiap perbedaan karena Indonesia yang

sangat beragam. Sedangkan pada nilai: keadilan menciptakan sikap peduli

terhadap sesama. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan

cita-cita bangsa Indonesia, sehingga bangsa Indonesia harus mewujudkan

6
dalam kehidupan sehari-hari, Etika pancasila akan membentuk kepribadian

dengan nilai dan kebiasaan yang akan tumbuh dalam masyarakat.

Dalam etika terdapat tiga aliran yaitu :

1. Aliran Deontologi yang menjelaskan tentang perilaku yang baik atau

buruk dan sesuai atau tidak dengan kewajiban yang harus dilakukan.

2. Aliran Teleologi yang menjelaskan bahwa berdasarkan tujuan atau

akibat perbuatan dapat mengetahui baik ataupun buruknya perilaku.

3. Aliran Keutamaan yang menjelaskan dalam diri seseorang terdapat

pengembangan kualitas moral

Pancasila sangatlah penting sebagai sistem etika karena dapat

menjadi aturan untuk semua bangsa Indonesia sesuai dengan mila1

nilai: Pancasila sehingga terwujudnya Cita-cita bangsa, dan

memberikan kenyamanan serta kesejahteraan bersama Namun saat

1m masih banyak sekali pelanggaran atau kejahatan yang tidak

sesuai dengan nilai-nilai Pancasila seperti pejabat yang korupsi

Pelanggaran HAM, dll.

2.3 Alasan dan Argumen tentang Dinamika Pancasila sebagai Sistem Etika

2.2.1 Alasan Pancasila sebagai Sistem Etika

Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dan sila

sila Pancasila untuk mengatur penlaku kehidupan bermasyarakat.

Berbangsa. Dan bernegara di Indonesia Oleh karena itu, dalam etika

Pancasila terkandung milai mlar ketuhanan. Kemanusiaan. Persatuan.

7
Kerakyatan dan keadilan Kelima mila tersebut membentuk perilaku

manusia Indonesia dalam semua aspek kehidupannya.

Etika Pancasila itu lebih dekat pada pengertian etika keutamaan

atau etika kebajikan, meskipun corak kedua mainstream yang lain.,

Deontologis dan teleologis termuat pula di dalamnya Namun, Etika

keutamaan lebih dominan karena etika Pancasila tercermin dalam empat

tabiat saleh, yaitu kebijaksanaan, Kesederhanaan, Keteguhan, dan

keadilan. Kebijaksanaan artinya melaksanakan suatu tindakan yang

didorong oleh kehendak yang tertuju pada kebaikan serta atas dasar

kesatuan akal — rasa — kehendak yang berupa kepercayaan yang tertuju

pada kenyataan mutlak (Tuhan) dengan memelihara nila - nilai hidup

kemanusiaan dan nilai - nilai hidup religius. Kesederhanaan artinya

membatasi din dalam arti tidak melampaui batas dalam hal kenikmatan.

Keteguhan artinya membatasi diri dalam arti tidak melampaui batas

dalam menghindari penderitaan. Keadilan artinya memberikan sebagai

rasa wajib kepada diri sendiri dan manusia lain. Serta terhadap Tuhan

terkait dengan segala sesuatu yang telah menjadi haknya ( Mudhofir,

2009 : 386)

Etika Pancasila tidak memposisikan secara berbeda atau

bertentangan dengan aliran - aliran besar Etika yang mendasarkan pada

kewajiban tujuan Tindakan dan pengembangan karakter moral namun

justru merangkum dari aliran-aliran besar tersebut Enka Pancasila adalah

etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai

8
Pancasila. yaitu nilai Ketuhanan, Kemanusiaan Persatuan, Kerakyatan

dan Keadilan Jadi mengapa Pancasila menjadi sistem Etika” Dikarenakan

nilai-nilai Pancasila meskipun merupakan kristalisasi nilai yang hidup

dalam realitas sosial, keagamaan, maupun adat kebudayaan bangsa

Indonesia. namun sebenarnya nilai-nilai Pancasila juga bersifat universal

dapat diterima oleh siapapun dan kapanpun. Pancasila sebagai sistem

etika diperlukan dalam keludupan politik untuk mengatur sistem

penyelenggaraan negara Anda dapat bayangkan apabila dalam

penyelenggaraan kemudian bernegara tidak ada sistem etika yang

menjadi guidance atau tuntunan bagi para penyelenggara negara, niscaya

negara akan hancur Beberapa alasan mengapa Pancasila sebagai sistem

etika itu diperlukan dalam penyelenggaraan keludupan bernegara di

Indonesia. meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Dekadensi moral yang melanda kehidupan masyarakat. terutama

generasi muda sehingga membahayakan kelangsungan hidup

bernegara Generasi muda yang tidak mendapat pendidikan karakter

yang memadai dihadapkan pada pluraltas nilai yang melanda

Indonesia sebagai akibat globalisasi sehungga mereka kehilangan

arah Dekadensi moral itu terjadi ketika pengaruh globalisasi tidak

sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. tetapi justru nilai-nilai dari luar

berlaku dominan Contoh-contoh dekadensi moral. antara lain

penyalahgunaan narkoba. kebebasan tanpa batas, rendahnya rasa

hormat kepada orang tua. memipisnya rasa kejujuran. tawuran di

9
kalangan para pelajar Kesemuanya itu menunjukkan lemahnya

tatanan nilai moral dalam kelidupan bangsa Indonesia Oleh karena

itu. Pancasila sebagai sistem etika diperlukan kehadirannya sejak

dini, terutama dalam bentuk pendidikan karakter di sekolah-sekolah

2. Korupsi akan semakin merajalela karena para penyelenggara negara

tidak memiliki rambu-rambu normatif dalam menjalankan tugasnya

Para penyelenggara negara tdak dapat membedakan batasan yang

boleh dan tidak. pantas dan tidak. baik dan buruk (good and bad)

Pancasila sebagai sistem etika terkait dengan pemahaman atas

kriteria baik (good) dan buruk (bad) Archme Bahm dalam Axiology

of Science, menjelaskan bahwa baik dan buruk merupakan dua hal

yang terpisah Namun, baik dan buruk itu eksis dalam keludupan

manusia. maksudnya godaan untuk melakukan perbuatan buruk

selalu muncul Ketika seseorang menjadi pejabat dan mempunyai

peluang untuk melakukan tindakan buruk (korupsi). maka hal

tersebut dapat terjadi pada siapa saja. Oleh karena itu, simpulan

Archie Bahm, "Maksimalkan kebaikan, muinimalkan keburukan”

(Bahm. 1998 58)

3. Kurangnya rasa perlu berkontribusi dalam pembangunan melalu

pembayaran pajak. Hal tersebut terlihat dari kepatuhan pajak yang

masih rendah. padahal peranan pajak dan tahun ke tahun semakin

meningkat dalam membiaya APBN Pancasila sebagai sistem etika

akan dapat mengarahkan wajib pajak untuk secara sadar memenuhi

10
kewajiban perpajakannya dengan baik Dengan kesadaran pajak yang

tinggi maka program pembangunan yang tertuang dalam APBN akan

dapat dijalankan dengan sumber penerimaan dari sektor perpajakan

Berikut 1m diperlihatkan gambar tentang iklan layanan masyarakat

tentang pendidikan yang dibiayai dengan pajak.

4. Pelanggaran hak-hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan

bernegara di Indonesia ditandai dengan melemahnya penghargaan

seseorang terhadap hak pihak lain Kasus-kasus pelanggaran HAM

yang dilaporkan di berbagai media, seperti penganiayaan terhadap

pembantu rumah tangga (PRT), penelantaran anak anak yatim oleh

pihak pihak yang seharusnya melindungi, kekerasan dalam rumah

tangga (KDRT), dan lain lain Ke semuanya itu menunjukkan bahwa

kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai sistem

etika belum berjalan maksimal Oleh karena itu, di samping

diperlukan sosialisasi sistem etika Pancasila, diperlukan pula

penjabaran sistem etika ke dalam peraturan perundang-undangan

tentang HAM (Lihat Undang Undang No. 39 Tahun 1999 tentang

HAM)

5. Kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap berbagai aspek

kehidupan manusia, seperti kesehatan, kelancaran penerbangan.

nasib generasi yang akan datang. global warming, perubahan cuaca,

dan lain sebagainya. Kasus kasus tersebut menunjukkan bahwa

kesadaran terhadap nilai nilai Pancasila sebagai: sistem etika belum

11
mendapat tempat yang tepat di hati masyarakat Masyarakat

Indonesia dewasa ini cenderung memutuskan tindakan berdasarkan

sikap emosional. mau menang sendiri. keuntungan sesaat, tanpa

menularkan dampak yang ditimbulkan dan perbuatannya. Contoh

yang paling jelas adalah pembakaran hutan di Riau sehingga

menimbulkan kabut asap Oleh karena 1tu, Pancasila sebagai sistem

etika perlu diterapkan ke dalam peraturan perundang undangan yang

menindak tegas para pelaku pembakaran hutan, baik pribadi maupun

perusahaan yang terlibat Selama itu penggiat lingkungan dalam

kehidupan bermasyarakat. Berbangsa, dan bernegara juga perlu

mendapat penghargaan Lingkungan hidup yang nyaman melahirkan

generasi muda yang sehat dan bersih sehingga kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara menjadi lebih bermakna

2.2.2 Argumen tentang Dinamika Pancasila sebagai Sistem Etika

Beberapa argumen tentang dinamika Pancasila sebagai sistem etika

dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia dapat diuraikan

sebagai berikut

Pertama, pada zaman Orde Lama, Pancasila diterapkan sebagai

ideologi liberal yang kenyataannya tidak dapat menjamin stabilitas

pemerintahan. Pemilu dalam masa ini diselenggarakan dengan semangat

demokrasi yang diikuti banyak partai politik. Tetapi dimenangkan empat

partai politik, yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Muslimin

Indonesia (PARMUSI). Partai Nahdhatul Ulama (PNU), dan Partai

12
Komunis Indonesia (PKI). Tidak dapat dikatakan bahwa pemerintahan di

zaman Orde Lama mengikuti sistem etika Pancasila, bahkan ada tudingan

dari pihak Orde Baru bahwa pemilihan umum pada zaman Orde Lama

dianggap terlalu liberal karena pemerintahan Soekarno menganut sistem

demokrasi terpimpin yang cenderung otoriter.

Kedua, pada zaman Orde Baru sistem etika Pancasila diletakkan

dalam bentuk penataran P-4. Pada zaman Orde Baru itu pula muncul

konsep manusia Indonesia seutuhnya sebagai cerminan manusia yang

berperilaku dan berakhlak mulia sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Manusia Indonesia seutuhnya dalam pandangan Orde Baru, artinya

manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang secara

kodrati bersifat monodualistik, yaitu makhluk rohani sekaligus makhluk

jasmani dan makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Manusia

sebagai makhluk pribadi memiliki emosi yang memiliki pengertian, kasih

sayang, harga diri pengakuan, dan tanggapan emosional dari manusia lain

dalam kebersamaan hidup. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki

tuntutan kebutuhan yang makin maju dan sejahtera Tuntutan tersebut

hanya dapat terpenuhi melalui kerjasama dengan orang lain, baik

langsung maupun tidak langsung Oleh karena itulah, sifat kodrat manusia

sebagai makhluk individu dan sosial harus dikembangkan secara selaras,

serasi, dan seimbang (Martodihardjo. 1993: 171). Manusia Indonesia

seutuhnya (adalah makhluk mono- pluralis yang terdiri atas susunan

kodrat: jiwa dan raga, Kedudukan kodrat: makhluk Tuhan dan makhluk

13
berdiri sendiri; sifat kodrat makhluk sosial dan makhluk individual.

Keenam unsur manusia tersebut saling melengkapi satu sama lain dan

merupakan satu kesatuan yang bulat. Manusia Indonesia menjadi pusat

persoalan pokok dan pelaku utama dalam budaya Pancasila. (Notonagoro

dalam Asdi. 2003: 17- 18).

Namun pada era Orde Baru ini Pancasila tidak berada dan

memihak pada kekuatan rakyat melainkan kepemimpinan berada pada

kekuasaan pribadi presiden Soekarno Sehingga terjadi berbagai

penyimpangan penafsiran terhadap Pancasila dalam konstitusi yang

berakibat pada ke-otoriteran presiden Soekarno yang menjadi presiden

seumur hidup dan membuat politik konfrontasi, dan menggabungkan

nasionalisme, agama, dan komunis yang ternyata tidak cocok dalam

kehidupan Negara Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan kemerosotan

moral Sebagian masyarakat yang sudah tidak mengimplementasikan

nilai-nilai Pancasila dan berusaha untuk menggantikan Pancasila dengan

ideologi lain serta terjadi masalah-masalah yang memprihatinkan seperti

kudeta PKI dan kondisi ekonomi yang semakin merosot.

Ketiga, sistem etika Pancasila pada era reformasi tenggelam

dalam eforia Demokrasi. Namun seiring dengan perjalanan waktu,

disadari bahwa demokrasi tanpa Dilandasi sistem etika politik akan

menjurus pada penyalahgunaan kekuasaan, serta Machiavelisme

(menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan). Sofian Effendi

14
Rektor Universitas Gadjah Mada dalam sambutan pembukaan

Simposium Nasional Pengembangan Pancasila sebagai Paradigma Ilmu

Pengetahuan dan Pembangunan Nasional (2006: xiv) mengatakan

sebagai berikut: “Bahwa moral bangsa semakin hari Semakin merosot

dan semakin hanyut dalam arus konsumerisme, hedonisme, hedonisme,

dan ketamakan karena bangsa Indonesia tidak mengembangkan Blueprint

yang berakar pada sila Ketuhanan Yang Maha Esa”

Eksistensi Pancasila masih banyak dimaknai sebagai konsepsi

politik yang Substansinya belum mampu diwujudkan secara riil

Reformasi belum berlangsungDengan baik karena Pancasila belum

difungsikan secara maksimal sebagaimana mestinya. Banyak masyarakat

yang hafal butir-butir Pancasila tetapi belum memahami makna

sesungguhnya pada masa reformasi Pancasila sebagai reinterpretasi yaitu

Pancasila harus selalu diinterpretasikan kembali sesuai dengan

perkembangan zaman yang berarti dalam menginterpretasikan nya harus

relevan dan kontekstual dan harus sinkron atau sesuai dengan kenyataan

pada zaman saat ini agar Pancasila sebagai sistem etika tetap berjalan

sesuai dengann butir butir yang dikandungnya.

2.3 Tantangan dan Esensi Pancasila sebagai Sistem Etika


2.3.1 Tantangan Pancasila sebagai Sistem Etika

Sejak terjadinya krisis multidimensi, muncul ancaman yang

serius terhadap persatuan dan kesatuan bangsa dan terjadinya

15
kemunduran dalam pelaksanaan etika politik, yang melatarbelakangi

munculnya TAP MPR No. VI Tahun 2001 tentang etika kehidupan

berbangsa. Krisis multi dimensi mengakibatkan terjadinya konflik

sosial yang berkepanjangan, demonstrasi di mana-mana, munculnya

keinginan rakyat untuk integrasi bangsa, dan lain-lain. Hal ini akibat

dari menurunnya sikap sopan santun dan budi luhur dalam pergaulan

sosial, menurunnya tingkat kejujuran dan amanah dalam kehidupan

berbangsa.

Pertama, Tantangan terhadap sistem etika Pancasila pada zaman

Orde Lama berupa sikap otoriter dalam pemerintahan sebagaimana

yang tercermin dalam penyelenggaraan negara yang menerapkan sistem

demokrasi terpimpin. Hal tersebut tidak sesuai dengan sistem etika

Pancasila yang lebih menonjolkan semangat Musyawarah untuk

mufakat.

Kedua, Tantangan terhadap sistem etika Pancasila pada zaman

Orde Baru Terkait dengan masalah NKK (Nepotisme. Kolusi dan

Korupsi) yang merugikan Penyelenggaraan negara. Hal tersebut tidak

sesuai dengan keadilan sosial karena Nepotisme, kolusi, dan korupsi

hanya menguntungkan segelintir orang atau kelompok Tertentu

Ketiga, Tantangan terhadap sistem etika Pancasila pada era

Reformasi berupa eforia kebebasan berpolitik sehingga mengabaikan

norma-norma moral. Misalnya. Munculnya anarkisme yang

16
memaksakan kehendak dengan mengatasnamakan kebebasan

berdemokrasi.

2.3.2 Esensi Pancasila sebagai sistem etika

Hakikat Pancasila sebagai sistem etika terletak pada hal-hal sebagai

berikut:

1. Hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia

bahwa Tuhan sebagai penjamin prinsip-prinsip moral Artinya,

setiap perilaku warga negara harus didasarkan atas nilai-nilai

moral yang bersumber pada norma agama.

2. Hakikat sila kemanusiaan terletak pada actus humanus, yaitu

tindakan manusia yang mengandung implikasi dan konsekuensi

moral yang dibedakan dengan actus homini. yaitu tindakan

manusia yang biasa.

3. Hakikat sila persatuan terletak pada kesediaan untuk hidup

bersama sebagai warga bangsa yang mementingkan masalah

bangsa di atas kepentingan individu atau kelompok

4. Hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah untuk

mufakat. Artinya, menghargai diri sendiri sama halnya dengan

menghargai orang lain

5. Hakikat sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

merupakan perwujudan dari sistem etika yang tidak menekankan

pada kewajiban semata (deontologis) atau menekankan pada

17
tujuan belaka (teleologis), tetapi lebih menonjolkan keutamaan

(virtue ethics) yang terkandung dalam nilai keadilan itu sendiri.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perlunya Pancasila sebagai sistem etika dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara bertujuan untuk:

a. Memberikan landasan etik moral bagi seluruh komponen

bangsa dan menjalankan kehidupan kebangsaan dalam berbagai

aspek

b. Menentukan pokok-pokok etika kehidupan berbangsa,

bernegara, dan bermasyarakat.

c. Menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi pelaksaan nilai-

nilai etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara

3.2 Saran
Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, untuk ke depannya

kami sebagai penulis akan berusaha untuk membuat makalah dengan lebih

baik lagi Demikianlah makalah ini kami buat, semoga bermanfaat dan

menambah pengetahuan pembaca sekalian Kami mohon maaf jika ada

kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, kurang

18
dimengerti dan lugas. Dan kami juga mengharapkan saran dan kritik dari

pembaca sekalian demi kesempurnaan makalah ini

DAFTAR PUSTAKA

Kaelani,M.S.2010. Pendidikan Pancasila. Pradigma:Yogyakarta.

Susilowati Dwi dan Sudjatmoko. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Winatraputra S.Udin. 2002. Pendidikan Pancasila. Jakarta : Penerbit Universitas

Terbuka.

Anneke,Sato. Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai sistem Etika serta

Pancasila dan Ideologi Nasional. Artikel. Diakses melalu

www.blogspot.com

Dewi, S., & Utama, A. S. (2019). Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia

Serta Perkembangan Ideologi Pancasila Pada Masa Orde

Lama, Orde Baru Dan Era Reformasi. Pelita Bangsa

Pelestari Pancasila, 13(2), 17-36.

Sihotang, K. (2019). Bab V Pancasila Sebagai Etika Berbangsa. Pendidikan

Pancasila: Upaya Internalisasi Nilai-Nilai Kebangsaan, 79.

19
Putri, F. S., & Dewi, D. A. (2021). Implementasi Pancasila sebagai Sistem

Etika. EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and

Counseling, 3(1), 176-184.

20

Anda mungkin juga menyukai