OLEH
KELOMPOK 3
NURAIN IMRAN (412418021)
SALSABILA ADIBA (412419021)
TOMI HENDRAWAN PAPUTUNGAN (412418020)
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah berjudul “Etika Kepemimpinan” dapat terselesaikan
dengan baik.
Makalah ini merupakan pemenuhan tugas mata kuliah Wawasan
Kepemimpinan. Kami mengharapkan penulisan makalah ini dapat memberi manfaat
bagi khasanah ilmu pengetahuan, mampu dijadikan sebagai masukan bagi para pembaca
serta menjadi acuan dasar untuk kita mengetahui bagaimana beretika dalam
kepemimpinan. Semoga melalui makalah ini kami bisa berbagi kebaikan untuk banyak
pihak dan mampu memberikan sumbangsi pemikiran bagi dunia pendidikan di
Indonesia.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang
sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah ini. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................................2
BAB II............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
BAB III.........................................................................................................................................11
PENUTUP....................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................11
3.2 Saran................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Etika mempersoalkan baik dan buruk dan bukan benar dan salah tentang sikap,
tindakan, dan perilaku manusia dalam berhubungan dengan sesamanya baik dalam
masyarakat maupun organisasi public atau bisnis, maka etika mempunyai peran penting
dalam praktek administrasi negara. Etika diperlukan dalam administrasi negara. Etika
dapat dijadikan pedoman, referensi, petunjuk tentang apa yang harus dilakukan oleh
administrasi negara dalam menjalankan kebijakan politik, dan sekaligus dapat
digunakan sebagai standar penilaian apakah perilaku administrasi negara dalam
menjalankan kebijakan politik dapat dikatakan baik atau buruk. Karena administrasi
negara bukan saja berkait dengan masalah pelaksanaan kebijakan politik saja, tetapi
juga berkait dengan masalah manusia dan kemanusiaan.
1
terbentuknya masyarakat madani, serta menjamin kesejahteraan dan pertumbuhan
ekonomi.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa pengertian etika itu.
2. Mengetahui apa pengertian kepemimpinan itu.
3. Mengetahui apa pengertian etika kepemimpinan itu.
4. Mengetahui bagaimana nilai dan etika kepemimpinan itu.
5. Mengetahui apa saja prinsip-prinsip kepemimpinan.
6. Mengetahui apa saja ciri-ciri kepemimpinan.
7. Mengetahui bagaimana upaya mengukur standar etika.
8. Mengetahui bagaimana mengembangkan etika kepemimpinan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Bergeraknya orang-orang yang harus mengikuti jalur tujuan organisasi yang tujuannya
tercapai dan bukan merupakan kepura-puraan dari kepemimpinannya itu sendiri.
4
baik, ramah, tidak egois, dan mengerti arti segala bawahannya, tidak otoriter. Dalam
suatu organisasi nilai-nilai kepemimpinan sangat dibutuhkan demi kelancaran
berjalannya suatu organisasi tersebut sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan.
Nilai kepemimpinan sangat dibutuhkan karena pemimpin merupakan faktor yang sangat
penting dalam suatu organisasi. Jika seorang pemimpin tidak menerapkan nilai-nilai apa
saja yang harus dipatuhi bagaimana dengan bawahannya dan kelanjutan dari
organisasinya.
Etika adalah sistem nilai pribadi yang digunakan memutuskan apa yang benar,
atau apa yang paling tepat, dalam suatu situasi tertentu, memutuskan apa yang konsisten
dengan sistem nilai yang ada dalam organisasi dan diri pribadi. Etika adalah perilaku
berstandar normatif berupa nilai-nilai moral, norma-norma, dan hal-hal yang baik-baik.
Dalam kepemimpinan etika sangat dibutuhkan dalam mendukung berkelanjutan nilai.
Seorang pemimpin selain harus memperhatikan nilai yang ada juga harus mematuhi
etika yang berlaku dalam lingkungannya. Dalam setiap tindakan harus selalu berpikir
apakah itu benar dan itu salah untuk dilakukan. Memperhatikan apakah tindakannya
sesuai dengan nilai yang berlaku dalam masyarakat dan apakah tindakan itu pantas
dilakukan untuk seorang pemimpin yang merupakan panutan untuk bawahannya.
1) adil (fairness),
2) terbuka (transparency),
3) tanggung jawab (responsibility),
4) efisiensi (efficiency), dan
5) tidak ada kepentingan individu (no conflict of interest).
5
2.6 Ciri-ciri Kepemimpinan
Berikut ini merupakan ciri-ciri kepemimpinan beretika:
6. Melihat nilai-nilai positif dari sisi atau pengalaman yang lain. Pemimpin perlu
mengambil keputusan sulit (termasuk mengobarkan kepentingannya) demi lahirnya
benefit bagi wilayah, atau orang lain.
6
Bahasan mengenai infrastruktur etika ini dapat membuka diskusi yang panjang.
Tulisan ini tidak bermaksud mengupasnya, namun hanya menyinggung beberapa yang
dianggap penting sebagai standar etika yang dipahami dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai ideologi Pancasila adalah sistem moral bangsa
Indonesia. Moral Pancasila harus mengisi dan menjiwai setiap penyelenggaraan
pemerintahan di pusat dan daerah; dan memancarkannya ke dalam sendi-sendi
kehidupan nasional dan berorientasi keberagaman dan kesejahteraan. Moral pancasila
juga mendasari pembinaan aparatur pemerintah dan etika PNS (PP 42 tahun 2004), yang
mementingkan keseimbangan etika bernegara, berorganisasi dan bermasyarakat secara
inklusif. Sudah barang tentu Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum
yang melandasi perumusan peraturan perundang-undangan termasuk peraturan daerah
(UU 10 Tahun 2004). Kepemimpinan mampu mengharmonisasikan etika bernegara,
berorganisasi dan bermasyarakat, sehingga setiap pemimpin mampu berperilaku inklusif
mengikuti pola kehidupan masyarakat dalam kegotongroyongan dan kesederhanaan
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
7
2.8 Mengembangkan Etika Kepemimpinan
Sebagaimana dikatakan Amundsen and de Andrade (2009), etika kepemimpinan
berkaitan dengan interaksi dan tanggungjawab pemimpin publik terhadap masyarakat
luas, sektor bisnis, luar negeri, atau terhadap instansi publik itu sendiri. Hal ini
menunjukkan bahwa seorang pemimpin perlu menjalin hubungan baik dengan siapa saja
berdasarkan standar etika tertentu yang dianggap baik, khususnya dalam konteks
Indonesia.
Kepemimpinan nasional tdk dapat berjalan dalam ruang kosong, tetapi memerlukan
suatu sistem manajemen nasional (Sismennas) untuk menjalankan mekanisme
kepemimpinan dan siklus penyelenggaraan negara. Kepemimpinan nasional diharapkan
dapat mengawal Sismennas dan menggerakkan seluruh tatanan untuk mengantisipasi
globalisasi, perubahan dan mendukung keberlangsungan kehidupan nasional.
Kepemimpinan nasional menghadapi dua isyu yang juga menjadi tantangan bisnis
global, yakni, cross - cultural management. Menurut CBI (2009), cross - cultural
management diperlukan dalam upaya memberikan pemahaman menjembatani hambatan
organisasi dan berbagai implikasi budaya. Chan ge management memberikan konsep
untuk memahami dinamika dan berbagai manuver dalam budaya organisasi untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.
Dunia modern saat ini sedang membutuhkan konsep dan praktek kepemimpinan
kontemporer. Kepemimpinan ini dicirikan oleh super leader yang mahir dalam
penguasaan ilmu pengetahuan, komunikasi IT, hubungan sosial dan kolegial, atau
situasional. Kepemimpinan juga disebut serba bisa (serba tahu), pemimpin
entrepreneur, atau komunikatif; yang mampu mentransformasikan info dan sumberdaya
menjadi benefit untuk organisasi (kenali Marissa Meyer, CEO Yahoo). Pagonetal.
(2008) menyatakan kepemimpinan membutuhkan kompetensi, yakni individu
(antecendent), kognitif (cognitive), fungsional (fuctional) dan sosial (personal and
social). Kompetensi individu merupakan atribut yang melekat kepada diri seseorang
8
pemimpin. Kompetensi individu misalnya pendidikan, memberikan pengaruh yang kuat
kepada misalnya kompetensi kognitif. Kompetensi kognitif memberikan landasan
penguasaan pengetahuan umum, hukum, teori dan konsep. Kompetensi fungsional
merupakan penguasaan ketrampilan untuk problem solving dalam kegiatan sehari-hari.
Sementara kompetensi sosial merupakan kebutuhan untuk pembinaan hubungan dengan
individu atau sosial. Seluruh kompetensi tersebut harus dipadukan dengan karakter
organisasi antara lain visi, misi, value, dan tujuan. Perpaduan kompetensi
kepemimpinan dan karakter organisasi akan menghasilkan keberhasilan dalam
perubahan (change management).
3. Kepemimpinan inklusif.
4. Kepemimpinan kolegial.
Lahirnya gagasan pemikiran yang jernih atau idealisme berasal dari kompetensi
atau modal keilmuan/ketrampilan. Hubungan atas dasar keilmuan ini menghasilkan
produktivitas tinggi dan kemajuan organisasi. Pemimpin atau siapa saja dalam
organisasi saling melengkapi dan membantu demi terbangunnya kemajuan. Ada rasa
keikhlasan, kepuasan dan kepercayaan menyumbangkan kompetensi untuk organisasi.
Mereka ini bukan sekumpulan orang-orang yang menunggu dibayar untuk bekerja.
Orang-orang yang transaksional ini senantiasa mengecewakan dan membebani
9
organisasi. Kasus-kasus korupsi adalah diakibatkan oleh orang-orang transaksional. Ada
rasa tidak nyaman bekerja dengan orang-orang yang transaksional. Betapa bahayanya
bila pemimpin, atasan, atau bos berkarakter transaksional.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika adalah standar normatif berupa nilai-nilai moral, norma-norma, dan hal-hal
yang dianggap baik. Etika berfungsi sebagai panduan/tuntunan dalam bersikap dan
berperilaku menuju kehidupan yang lebih baik. Pada dasarnya arti hakiki etika adalah
determinasi pedoman untuk menjalankan apa-apa yang benar dan tidak melakukan apa-
apa yang tidak benar.
3.2 Saran
Etika perlu dibarengi dengan sifat kepemimpinan karna ini sangat diperlukan
dalam proses pengembangan jati diri seorang pemimpin dalama setiap organisasi baik
besar maupun kecil di perusahaan baik di luar perusahaan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, sukrisno. Ardana. Etika Bisnis dan profesi: tantangan membangun manusia
seutuhnya. 2009. Jakarta. Salemba Empat.
Effendi, S. 2005. Membangun budaya birokrasi untuk Good governance. Loka karya
Nasional Reformasi Birokrasi Diselenggarakan Kantor Menteri Negara PAN. 22
September 2005
Maxwell, Jhon C. 2008. Etika Yang Harus Diketahui Setiap Pemimpin. Jakarta: BPK
Gunung Mulia
Sagala, H. S. (2018). Etika dan Moralitas Dalam Mengembangkan SDM Berbasis Sains
dan Teknologi. In Seminar Nasional 21 Universitas PGRI Palembang 05 Mei
2018 (pp. 1–6).
12