Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEMAMPUAN SISTEM BERFIKIR DALAM KESEHATAN


MASYARAKAT
‘ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB KEPEMIMPINAN’
DOSEN PEMBIMBING : NURLELI, SKM, M.kes

OLEH
KELOMPOK 2 (NON REGULER):
1. DEVIALDI ASTRID (22203094)
2. AJENG PUSPITASARI (22203077)
3. SITTI SAHARA(22203083)
4. NUR AMALIAH (22203081)

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
 
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini untuk
memenuhi tugas dalam mata kuliah Kemampuan system berpikir dalam kesehatan masyarakat
dengan judul ‘‘ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB KEPEMIMPINAN’
Kami memilih judul tersebut dengan maksud agar para pembaca, masyarakat umum serta
mahasiswa pada khususnya agar dapat memahami dan mengetahui tentang Etika Dan Tanggung
Jawab Kepemimpinan. Kami sadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan. oleh karena itu kami mohon ma’af serta mengharap kritik dan
saran yang bersifat membangun kesempurnaan makalah ini. 
Akhirnya dengan iringan do’a yang tulus ikhlas semoga makalah ini dapat bermanfa’at
bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Makassar, Mei 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................…………….. ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN………………..............................................................................1

A. Latar belakang...................................................................................................................1

B. Rumusan masalah..............................................................................................................2

C. Tujuan ...............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................3

A. Pengertian Etika dan kepemimpinan……………...………...............................................3

B. Definisi dari etika kepemimpinan dalam kesehatan masyarakat…………………………6

C. Tanggung jawab kepemimpinan………………...……………..........................................6

D. Penerapan prinsip-prinsip etika dan bertanggung jawab kepemimpinan

dalam situasi nyata ........…………………………………………………………...………...8

BAB III PENUTUP.................................................................................................................15

A. Kesimpulan ........................................................................................................................15

B. Saran………………………………………………………………………………………15

BAB IV DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 16


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etika merupakan konsep yang melibatkan pemahaman tentang apa yang benar dan
salah, serta tindakan yang baik dan buruk. Dalam konteks kepemimpinan, etika memainkan
peran kunci dalam membentuk hubungan yang baik antara pemimpin dan anggota tim, serta
mempengaruhi keputusan yang diambil oleh pemimpin tersebut. Etika kepemimpinan
melibatkan integritas, kejujuran, keadilan, penghormatan, dan tanggung jawab.
Tanggung jawab kepemimpinan melibatkan kesadaran dan pengakuan bahwa
seorang pemimpin memiliki pengaruh besar terhadap individu dan organisasi yang mereka
pimpin. Pemimpin memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan kerja yang adil,
inklusif, dan memotivasi, serta memastikan bahwa keputusan dan tindakan yang diambil
bertanggung jawab dan berdampak positif bagi semua pihak yang terlibat. Tanggung jawab
kepemimpinan juga melibatkan kesadaran terhadap konsekuensi jangka panjang dari
keputusan dan tindakan mereka terhadap organisasi, masyarakat, dan lingkungan.
Dalam konteks global yang kompleks dan beragam, pemimpin yang beretika dan
bertanggung jawab sangat dibutuhkan. Mereka harus mampu menjaga integritas pribadi dan
profesional, memimpin dengan nilai-nilai yang kuat, serta mampu beradaptasi dengan
perubahan dan mempertimbangkan dampak jangka panjang dari keputusan mereka. Etika
dan tanggung jawab kepemimpinan bukanlah sekadar konsep, tetapi harus menjadi praktik
yang nyata dalam setiap aspek kepemimpinan.
Dalam panduan ini, kita akan menjelajahi nilai-nilai etika yang penting dalam
kepemimpinan, strategi untuk membangun lingkungan kerja yang etis, dan pentingnya
kepemimpinan yang bertanggung jawab dalam menciptakan dampak positif. Dengan
memahami dan menerapkan etika dan tanggung jawab kepemimpinan, kita dapat membentuk
masa depan yang lebih baik dan membangun organisasi yang berkelanjutan dan bermanfaat
bagi semua pihak yang terlibat.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, penulis merumuskan beberapa masalah yang akan dikaji lebih jauh.
Adapun rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari Etika dan kepemimpian?
2. Apa Definisi dari Etika kepemimpian dalam kesehatan masyarakat?
3. Apa tanggung jawab kepemimpinan terhadap keberlanjutan program dalam kesehatan
masyarakat?
4. Penerapan prinsip-prinsip etika dan bertanggung jawab kepemimpinan dalam situasi
nyata?

 
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dari Etika dan kepemimpian dalam kesehatan masyarakat?
2. Untuk mengetahuidari Etika kepemimpian dalam kesehatan masyarakat?
3. Untuk mengetahui tanggung jawab kepemimpinan terhadap keberlanjutan program
dalam kesehatan masyarakat?
3. Penerapan prinsip-prinsip etika dan bertanggung jawab kepemimpinan dalam situasi
nyata?
BAB II
PEMBAHASAN

I. PENGERTIAN
1. ETIKA
Etika adalah standar normatif berupa nilai-nilai moral, norma-norma, dan hal-hal yang
dianggap baik. Etika berfungsi sebagai panduan/tuntunan dalam bersikap dan berperilaku
menuju kehidupan yang lebih baik. Pada dasarnya arti hakiki etika adalah determinasi
pedoman untuk menjalankan apa-apa yang benar dan tidak melakukan apa-apa yang tidak
benar. Dengan demikian menjalankan suatu kehidupan yang beretika diyakini akan membawa
kehidupan pada suatu kondisi yang lebih baik, yang tidak merugikan kehidupan di sekitarnya.

Etika menjadi faktor penentu keberhasilan suatu kepemimpinan. Dalam organisasi,


kepemimpinan yang dinilai baik apabila fungsi-fungsi kepemimpinan dijalankan berdasarkan
prinsip-prinsip beretika sesuai dengan nilai-nilai yang dianut organisasi. Kepemimpinan
beretika akan menciptakan suasana kerja dalam organisasi lebih nyaman, produktivitas lebih
tinggi, dan menyelesaikan konflik yang ada di dalam organisasi.

Dalam konteks organisasi publik atau pemerintahan, kepemimpinan yang


beretikabersinggungan dengan hal makro yakni ideologi, hirarki kekuasaan, pengendalian dan
budaya politik; dan perihal mikro yakni penugasan, hubungan personal, isyu politi dan
pengambilan keputusan. Hal tersebut mempengaruhi konstelasi seorang pemimpin dalam
menjalankan tugas dalam rambu-rambu moral untuk kepentingan layanan publik (Amundsen
and de Andrade, 2009). Ada lima prinsip kepemimpinan beretika, yakni adil (fairness), terbuka
(transparency), tanggungjawab (responsibility), efisiensi (efficiency) and tidak ada
kepentingan individu (no conflict of interest).

2. KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan itu adalah tentang bagaimana mempengaruhi orang lain, bawahan
atau pengikut agar mau mencapai tujuan yang diinginkan sang pemimpin. Dalam ilmu
manajemen pada umumnya, dikenal 3 (tiga) model kepemimpinan. Pada umumnya ketiga
model kepemimpinan ini sering kita lihat  pada diri para leader. Masing-masing model
mempunyai warna tersendiri, ada yang timbulnya karena anugerah Tuhan Yang Maha Esa, ada
juga timbulnya sangat erat hubungannya dengan sifat atau karakter dari seseorang itu sendiri,
bahkan ada yang timbul karena hasil dari proses pembelajaran.

Ketiga model kepemimpinan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1.      Kepemimpinan Karismatik adalah :

Kepemimpinan yang berasal dari anugerah Tuhan, yang mana pemimpin tersebut
mempunyai kemampuan luar biasa, magnit yang kuat dan adanya ketertarikan emosional
yang kuat dari yang dipimpin kepada pemimpinnya.

Contohnya : Bung Karno, Anwar Sadat, Mahatma Gandhi.

2.      Kepemimpinan Transaksional adalah :

a.   Kepemimpinan untuk mengendalikan bawahan dengan cara menggunakan kekuasaan


untuk mencapai hasil.

b.   Mengelola bawahan dengan memberi reward dan punishment.

c.   Biasa menerapkan transaksi yang saling menguntungkan dengan bawahan.

3.      Kepemimpinan Transformasional adalah :

Model kepemimpinan yang efektif dan telah diterapkan di berbagai organisasi


internasional yang mengelola hubungan antara pemimpin dan pengikutnya dengan
menekankan pada beberapa factor antara lain perhatian (attention), komunikasi
(communication), kepercayaan (trust), rasa hormat (respect) dan resiko (risk).

II. ETIKA KEPEMIMPINAN DALAM KESEHATAN MASYARAKAT

Etika kepemimpinan ialah Tindakan benar-salah para pemipin yang didasaRkan pada
pikiran, perasaan dan kepentingan anggota suatu organisasi. Kepemimpinan yang beretika
adalah perilaku pemimpin dalam hal memahami pikiran, menghayati perasaan dan
memperjuangkan kepentingan orang-orang yang dipimpinnya. Sedangkan perilaku
kepemimpinan yang tidak etis adalah perilaku pemimpin yang subjektif, otoriter, dictator, dan
tidak memperdulikan kepentingan orang-orang yang dipimpinnya. Dalam hal ini dalam
menjabat sebagai pemimpin dalam sebuah layanan Kesehatan, kita harus mementingkan apa
yang menjadi kebutuhan dan keluhan masyarakat dalam hal ini pasien. Mengutamakan
Kesehatan dan keselamatan mereka tanpa memperdulikan status, jabatan dan asal mereka,
karena sebagai pelayan Kesehatan merupakan etika yang baik dan benar adalah
menomorsatukan melayani masyarakat yang membutuhkan bantuan (Tindakan medis atau non
medis).

Etika kepemimpinan adalah sejumlah sifat-sifat utama yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin agar kepemimpinannya dapat berjalan dengan efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan bersama yang telah ditentukan sesuai norma dan nilai yang berlaku.

Adapun prinsip-prinsip dalam etika kepemimpinan, antara lain :

1. Menjaga perasaan karyawan atau bawahan dan pihak eksternal

2. Memecahkan masalah dengan rendah hati

3. Menghindari pemaksaan kehendak dan menghargai pendapat orang lain

4. Menanggapi suatu masalah dengan cepat dan tepat

5. Menyadari kesalahan dan berusaha untuk memperbaiki  

6.  Mengedepankan sikap jujur, disiplin, dan dapat dipercaya


Hal-hal tersebut harus dapat dilakukan oleh seorang pemimpin jika ingin
kepemimpinannya berjalan dengan efektif dan dijadikan panutan karyawan atau bawahannya.

Selain prinsip-prinsip di atas, terdapat pula nilai atau ciri-ciri etika kepemimpinan
yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin sebagai berikut :

1. Bermartabat dan penuh hormat. Pemimpin yang beretika menghormati karyawannya,


mendengarkan mereka, menghargai pendapat mereka, mengakui kontribusi setiap orang,
dan memperlakukan bawahan sebagai partner penting dalam proses pengambilan
keputusan untuk mencapai tujuan bersama. 

1. Melayani orang lain. Pemimpin etis tidak menggunakan bawahannya sebagai


‘kendaraan’ untuk mewujudkan ambisi pribadinya. Pemimpin meletakkan kepentingan
setiap anggota di atas kepentingannya, kemudian berusaha menyelaraskannya dengan
tujuan organisasi. 

2. Berkeadilan. Adil merupakan bagian dari etika kepemimpinan yang penting. Pemimpin
yang etis adalah mereka yang dapat berlaku adil dan menerapkan kesetaraan dan
kesempatan yang sama bagi semua anggotanya. Perlakuan adil dan tidak diskriminatif
akan mendorong kepuasan pengikut serta menciptakan lingkungan yang mendukung bagi
semua orang untuk mengembangkan diri.

3. Jujur. Kejujuran adalah standar moral paling tinggi yang berlaku di seluruh dunia.
Hampir sebagian besar masalah dalam hubungan interpersonal bersumber pada
ketidakjujuran. Namun, pemimpin etis punya integritas tinggi, dapat dipercaya, dan
menginspirasi pengikutnya untuk bersikap sama.

4. Membangun komunitas. Pemimpin yang etis berpikir pada penguatan tim dan
organisasi, dan berusaha untuk menumbuhkan kebersamaan berdasarkan nilai-nilai yang
diterima seluruh anggota. Prinsipnya, tidak ada individu yang lebih penting dari sebuah
tim.

5. Menggunakan nilai sebagai landasan keputusan. Pemimpin beretika mengambil


keputusan dengan mempertimbangkan moral dan nilai-nilai organisasi, tidak berorientasi
pada keuntungan sesaat. Meski sebuah pilihan tampak menjanjikan, namun jika
melanggar kode etik organisasi, maka tidak akan pernah menjadi sebuah keputusan.
6. Menjadi teladan. Pemimpin beretika tidak berada di belakang, berbicara untuk
memerintah pengikutnya. Mereka selalu di depan memberikan contoh perilaku yang etis
dan berbasis nilai. Seorang pemimpin tak bisa berharap pengikutnya jujur jika tidak
memulai sikap transparan pada dirinya.

III. TANGGUNG JAWAB KEPEMIMPINAN TERHADAP KEBERLANJUTAN


PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT
Kepemimpinan adalah suatu kemampuan yang melekat pada diri seorang yang
memimpin yang tergantung dari macam-macam factor, baik factor intern maupun factor
ekstern. Kepimpinan adalah keterampilan dan kemampuan seseorang memengaruhi perilaku
orang lain, baik yang berkedudukannnya lebih tinggi maupun lebih rendah dari padanya dalam
berfikir dan bertindak agar perilaku yang semula mungki individualistic dan egosentrik
berubah menjadi perilaku organisasional.

Tanggung jawab kepemimpinan terhadap keberlanjutan program dalam kesehatan


masyarakat sangat penting untuk memastikan program-program tersebut berkelanjutan dan
memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat.

Berikut ini adalah beberapa tanggung jawab kepemimpinan terhadap


keberlanjutan program dalam kesehatan masyarakat:

1. Pembuatan Visi dan Strategi: Seorang pemimpin harus mengembangkan visi jangka
panjang dan strategi yang jelas untuk program kesehatan masyarakat. Visi ini harus
mencakup tujuan jangka panjang program dan arah yang ingin dicapai. Strategi yang
efektif harus dirancang untuk mencapai tujuan tersebut.

2. Penetapan Prioritas: Pemimpin harus dapat menetapkan prioritas yang tepat dalam
program kesehatan masyarakat. Ini melibatkan mengidentifikasi masalah kesehatan yang
paling mendesak, menentukan program-program yang paling efektif untuk mengatasi
masalah tersebut, dan mengalokasikan sumber daya dengan bijak.

3. Mengumpulkan Sumber Daya: Kepemimpinan dalam kesehatan masyarakat melibatkan


kemampuan untuk mengumpulkan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung
program-program tersebut. Pemimpin harus berkolaborasi dengan pihak terkait, termasuk
pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan mitra lainnya, untuk memperoleh
dukungan keuangan, tenaga kerja, dan sumber daya lainnya.

4. Pengelolaan Program: Pemimpin harus memastikan bahwa program-program kesehatan


masyarakat dikelola dengan baik. Ini melibatkan pemantauan dan evaluasi berkala
terhadap kemajuan program, melibatkan para pemangku kepentingan, memastikan
kepatuhan terhadap kebijakan dan pedoman yang relevan, serta melakukan perubahan
yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitas program.

5. Membangun Kapasitas: Seorang pemimpin harus memperhatikan pembangunan kapasitas


dalam program kesehatan masyarakat. Ini termasuk pelatihan dan pengembangan staf,
memastikan keterlibatan masyarakat dalam perencanaan dan implementasi program, serta
membangun kemitraan yang kuat dengan institusi dan organisasi terkait.

6. Komunikasi dan Advokasi: Pemimpin harus menjadi juru bicara yang efektif untuk
program-program kesehatan masyarakat. Mereka harus mampu mengkomunikasikan
manfaat program kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya, serta
melakukan advokasi untuk dukungan dan dukungan berkelanjutan terhadap program-
program tersebut.

7. Pengembangan Kebijakan: Pemimpin juga memiliki peran dalam pengembangan


kebijakan yang mendukung keberlanjutan program kesehatan masyarakat. Ini melibatkan
kolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya, melakukan analisis kebijakan, dan
mendorong perubahan kebijakan yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang
mendukung keberlanjutan program.

Dengan mengemban tanggung jawab ini, pemimpin dapat memastikan bahwa program-
program kesehatan masyarakat berkelanjutan dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi
masyarakat.

Tanggung jawab pemimpin dalam keberlanjutan program-program yang telah di buat


maupun yang merupakan aturan organisasi (dinas) harus dilakukan dan diselesaikan sesuai
dengan waktu yang telah di sepakati dengan pejabat program dalam pelayanan Kesehatan.
Pemimpin juga harus memiliki sikap inisiatif yang tinggi dalam mengarahkan bawahan agar
setiap program selalu selesai tepat waktu, tekun dan ulet dalam mengerjakan tugas sebagai
pemimpin, memiliki Hasrat untuk unggul merupakan point penting dalam sikap kepemimpinan
sehingga layanan Kesehatan atau perusahan yang dipimpin dapat meraih keberhasilan dalam hal-
hal kecil atau besar (misalnya lomba kebersihan, mutu pelayanan yang baik dan berkualitas).

IV. Penerapan prinsip-prinsip etika dan tanggung jawab kepemimpinan dalam situasi
nyata

Pemimpin harus memiliki moral agar dapat mengarahkan anggotanya untuk mencapai
tujuan antara lain kejujuran, Bersatu, disiplin. Pemimpin yang visioner adalah pemimpin yang
memiliki kompetensi untuk mewujudkan visi organisasi secara Bersama-sama dengan sumber
daya manusia (SDM) yang dipimpinnya.

Dalam kenyataan ini masih banyak pemimpin yang menyalah gunakan jabatan mereka dan
bersikap tidak baik kepada para bawahan bahkan tidak banyak yang masih mempertaruhkan
jabatannya untuk janji-janji dari orang yang memiliki jabatan yang lebih tinggi dari jabatannya
saat ini, hal ini sangat memprihatinkan dan sebagai anak muda yang merupakan generasi lanjut
dimasa yang akan datang baiknya kita mulai memperbaiki diri bahkan dari hal yang kecil untuk
masa depan negara yang lebih baik.

Penerapan prinsip-prinsip etika dan tanggung jawab kepemimpinan dalam situasi nyata
sangat penting untuk memastikan bahwa keputusan dan tindakan yang diambil oleh seorang
pemimpin adalah adil, bertanggung jawab, dan memperhatikan kepentingan semua pihak yang
terlibat. Berikut adalah beberapa contoh penerapan prinsip-prinsip tersebut dalam situasi nyata:

1. Kejujuran dan Integritas: Seorang pemimpin harus menjadi contoh dalam hal kejujuran
dan integritas. Mereka harus berkomitmen untuk selalu berbicara jujur dan bertindak
sesuai dengan nilai-nilai moral yang tinggi. Contohnya, jika seorang pemimpin
menemukan adanya penyalahgunaan keuangan di perusahaannya, mereka harus
mengambil tindakan yang tegas untuk mengatasi masalah tersebut dan melaporkannya
kepada pihak yang berwenang.

2. Transparansi: Pemimpin yang baik harus menerapkan transparansi dalam komunikasi dan
pengambilan keputusan. Mereka harus berbagi informasi yang relevan dengan karyawan
dan pemangku kepentingan lainnya, sehingga semua pihak dapat memahami alasan di
balik keputusan yang diambil. Misalnya, jika seorang pemimpin memutuskan untuk
mengurangi jumlah karyawan, mereka harus secara jelas menjelaskan alasan di balik
keputusan tersebut kepada staf dan berusaha untuk meminimalkan dampak negatifnya.

3. Kepemimpinan Beretika: Seorang pemimpin harus bertindak dengan integritas dan


menghormati nilai-nilai etika dalam setiap aspek kehidupan profesional mereka. Mereka
harus memastikan bahwa keputusan dan tindakan mereka tidak melanggar prinsip-prinsip
etika dan tidak merugikan pihak lain. Misalnya, dalam konteks bisnis, pemimpin harus
menghindari konflik kepentingan, memperlakukan semua karyawan dengan adil, dan
menjaga kerahasiaan informasi yang sensitif.

4. Empati dan Keadilan: Seorang pemimpin harus menerapkan empati dan keadilan dalam
hubungan mereka dengan karyawan dan pemangku kepentingan lainnya. Mereka harus
mempertimbangkan kepentingan dan perspektif semua pihak yang terlibat sebelum
mengambil keputusan penting. Misalnya, ketika memutuskan kebijakan karyawan,
pemimpin harus mempertimbangkan kesejahteraan dan kebutuhan karyawan serta
memastikan bahwa kebijakan tersebut adil bagi semua.

5. Tanggung Jawab Sosial: Seorang pemimpin harus menyadari tanggung jawab sosial
mereka terhadap masyarakat. Mereka harus mempertimbangkan dampak dari keputusan
dan tindakan mereka terhadap lingkungan, komunitas, dan masyarakat secara
keseluruhan. Sebagai contoh, seorang pemimpin bisnis dapat mengadopsi praktik ramah
lingkungan dan berinvestasi dalam program-program kegiatan sosial yang bermanfaat
bagi masyarakat sekitar.

Penerapan prinsip-prinsip etika dan tanggung jawab kepemimpinan dalam situasi nyata
adalah hal yang dinamis dan akan sangat bergantung pada konteks dan nilai-nilai yang dijunjung
tinggi oleh seorang pemimpin. Namun, prinsip-prinsip ini memberikan kerangka kerja yang kuat
untuk mengambil keputusan dan bertindak secara etis dan bertanggung jawab dalam berbagai
situasi kepemimpinan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Etika dan tanggung jawab kepemimpinan merupakan prinsip-prinsip penting yang harus
dipegang oleh seorang pemimpin. Etika membimbing pemimpin dalam mengambil keputusan
yang benar dan bertindak secara adil, sementara tanggung jawab mengharuskan mereka untuk
menerima konsekuensi dari keputusan mereka dan bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Dengan menghormati nilai-nilai etis dan bertindak secara bertanggung jawab, pemimpin dapat
membangun kepercayaan, mempengaruhi secara positif, dan menciptakan dampak yang
berkelanjutan dalam organisasi dan masyarakat yang mereka pimpin.

SARAN

1. Tetaplah konsisten dengan nilai-nilai etis: Identifikasi nilai-nilai inti yang penting bagi Anda
sebagai pemimpin dan tetaplah konsisten dengan nilai-nilai tersebut dalam setiap tindakan
dan keputusan yang Anda ambil. Ini akan membangun kepercayaan dan menciptakan budaya
organisasi yang didasarkan pada prinsip-prinsip moral yang kuat.

2. Perhatikan dampak sosial dan lingkungan: Saat mengambil keputusan, pertimbangkan tidak
hanya kepentingan jangka pendek organisasi, tetapi juga dampak sosial dan lingkungan
jangka panjang. Pertimbangkan bagaimana keputusan Anda dapat mempengaruhi karyawan,
pelanggan, masyarakat, dan lingkungan secara keseluruhan.

3. Terlibat dengan transparansi: Komunikasikan tujuan, nilai-nilai, dan keputusan kepada tim
dan pihak terkait lainnya secara terbuka dan jujur. Transparansi akan membangun
kepercayaan dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk memahami dan
berkontribusi secara positif terhadap visi dan tujuan organisasi.

4. Prioritaskan keadilan dan inklusivitas: Pastikan bahwa keputusan Anda didasarkan pada
prinsip-prinsip keadilan, menghormati kepentingan semua pihak yang terlibat. Selain itu,
upayakan untuk menciptakan budaya inklusif yang memperhatikan keberagaman dan
memungkinkan setiap individu untuk berpartisipasi dan berkembang.

5. Ambil tanggung jawab penuh atas tindakan dan keputusan Anda: Jika terjadi kesalahan atau
kegagalan, jangan mencari kambing hitam atau menghindarinya. Ambil tanggung jawab
penuh, pelajari dari pengalaman tersebut, dan ambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
memperbaiki dan menghindari kesalahan di masa depan.

6. Terus tingkatkan diri: Kepemimpinan yang etis dan bertanggung jawab melibatkan
pengembangan diri yang berkelanjutan. Cari peluang untuk terus belajar dan berkembang
dalam hal etika, tanggung jawab sosial, dan keterampilan kepemimpinan. Dengan
meningkatkan pemahaman dan kesadaran Anda, Anda dapat menjadi pemimpin yang lebih
baik.

7. Dukung dan fasilitasi etika di dalam organisasi: Bantu tim dan anggota organisasi lainnya
memahami dan menerapkan prinsip-prinsip etika dalam pekerjaan mereka. Dukung diskusi
terbuka tentang dilema etis, berikan saran, dan berikan dorongan untuk tindakan yang tepat
secara moral.
DAFTAR PUSTAKA

https://journal.stisipolrajahaji.ac.id/index.php/jisipol/article/download/33/30

https://osf.io/zj54e/download

https://spada.uns.ac.id/mod/resource/view.php?id=160792&forceview=1

https://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/wp-content/uploads/2012/01/MCW-Etika-Kepemimpinan-
jabatan-publik-feb-2013.pdf

https://jdih.situbondokab.go.id/barang/buku/Filsafat%20dan%20Teori%20Kepemimpinan%20(Dr.
%20Wendy%20Sepmady%20Hutahaean,%20S.E.,%20M.Th.)%20(z-lib.org).pdf

Anda mungkin juga menyukai