Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KESEHATAN MASYARAKAT

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan Dan Berfikir Sistem

Kesehatan Masyarakat

Dosen pengampu :

Disusun oleh :

Anis Susanti

Dian Mayang Sari 183001010003

Mardiani 183001010005

Putri Ramadani

Ribka Stia Kristiana 183001010013

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI

UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur, itulah kiranya kata yang terindah yang patut kita ucapkan atas kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia dan hidayah-Nya kepada kita semua,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah tentang “Pemimpin Dan
Kepemimpinan Dalam Kesehatan Masyarakat” ini tepat pada waktunya. Makalah ini kami
susun sebagai tugas untuk memenuhi proses pembelajaran dalam mata kuliah kepemimpinan
dan berfikir sistem kesehatan masyarakat. Dalam penyusunan makalah ini, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

a. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah kepemimpinan dan sistem
berfikir kesehatan masyarakat “oriel ” yang telah menjelaskan kepada kami tentang
penyusunan makalah ini.
b. Kepada teman-teman yang telah memberi dukungan sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat waktu.
c. Sumber-sumber yang ikut memberikan sumbangan pemikirannya dan berpartisipasi
dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari
segi penyusunan maupun dari segi bahasannya. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah
yang kami susun ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi kami sendiri dan umumnya bagi para pembaca sehingga
tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Jambi, 19 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................2

1.3 Manfaat ......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3

2.1 Defenisi Kepemimpinan..............................................................................3

2.2 Tipe Pemimpin............................................................................................3

2.3 Ciri Ciri Pemimpin .....................................................................................6

2.4 Sebab Munculnya Pemimpin .....................................................................8

2.5 Syarat Pemimpin Yang Baik.......................................................................9

2.6 Solusi Masalah Dalam Bidang Kepemimpinan ........................................10

2.7 Kepemimpinan Kesehatan Masyarakat ....................................................10

2.7.1 Prinsip Kepemimpinan Dalam Kesehatan Masyarakat ......................10

2.7.2 Tanggung Jawab Pemimpin Kesehatan Masyarakat ..........................12

2.7.3 Penerapan Kepemimpinan Dalam Keehatan Masyarakat ..................12

2.7.4 Kepemimpinan Kesmas Dan Pengembangan Kebijakan ..................15

2.7.5 Kepemimpinan Kesehatan Masyarakat Dan Komunikasi .................18

2.7.6 Kepemimpinan Kesehatan Masyarakat Dan Proses Perencanaan ........21

BAB III PENUTUP .................................................................................................23

3.1 Kesimpulan.................................................................................................23

3.2 Saran ...........................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................24

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepemimpinan adalah kreativitas dalam tindakan atau kemampuan Untuk


menciptakan sesuatu yang baru (creativity in action) (Rowitz, 2009)
Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk melihat masa saat ini yangberhubungan
dengan masa depan, namun tetap menghargai masa lalu. Kesehatan masyarakat
diartikan sebagai ilmu dan seni terhadap pencegahan penyakit, memperpanjang hidup dan
mempromosikan kesehatan fisik dan effisien melalui upaya masyarakat yang terorganisir
(Winslow). Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes RI, 1991).
Pemimpin kesehatan masyarakat sangat di yakini akan mempengaruhi tatanan
kesehatan masyarakat. Pemimpin kesehatan masyarakat memperoleh instrumen dan
keterampilan dari memonitoring kesehatan masyarakat yang efektif. Pemimpin dalam
kesehatan masyarakat tidak hanya berfungsi dalam organisasi kesehatan masyarakat, mereka
juga berfungsi antar organisasi. Keterampilan antar organisasi sangat penting. Selain itu,
pemimpin kesehatan masyarakat mempraktikkan kepemimpinan mereka dala tatanan
komunis. Pengembangan kepemimpinan juga merupakan cara untuk menghubungkan
akademik kesehatan masyarakat dengan praktik kesehatan masyarakat karena informasi
mengintegrasikan pengetahuan riset dengan realitas praktik kesehatan masyarakat.
Kepemimpinan kesehatan masyarakat mencakup komitmen terhadap masyarakat dan
nilai yang melingkupinya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka rumusan masalah
dalam makalah ialah:

1. Apa defenisi kepemimpinan?


2. Bagaimana ciri dari seorang pemimpin?

1
2

3. Bagaimana cara kepemimpinan dalam kesehatan masyarakat ?


4. Bagaimana menyelesaikan maslah kepemimpinan dalam kesehatan masyarakat?

1.3 Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan memberi manfaat yang signifikan kepada para
pembaca. Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah: Pertama, agar menambah
wawasan pembaca, yang secara khususnya mengenai kepemimpinan dan pemimpin
dalam kesehatan masyarakat . Kedua, untuk menambah ilmu pengetahuan bagi saya
sebagai penulis. Ketiga, makalah ini ditulis khususnya untuk memenuhi tuntutan
akademik guna memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan mata kuliah
kepemimpinan dan berfikir sistem kesehatan masyarakat menular Program kesehatan
dan farmasi di Universitas Adiwangsa Jambi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Kepemimpinan Kesehatan Masyarakat

Kepemimpinan adalah kreativitas dalam tindakan atau kemampuan Untuk


menciptakan sesuatu yang baru (creativity in action) (Rowitz, 2009).
Kepemimpinan adalah sebagai sebuah proses di mana individu
mempengaruhi kelompok individu untuk mencapai tujuan bersama
(Northouse, 2004).
Kesehatan masyarakat diartikan sebagai ilmu dan seni
terhadappencegahan penyakit, memperpanjang hidup dan mempromosikan kesehatan
fisik dan effisien melalui upaya masyarakat yang terorganisir (Winslow).
Berdasarkan definisi kepemimpinan dan kesehatan masyarakat yang telah
diuraikan di atas dapat didefinisikan secara sederhana bahwa kepemimpinan
kesehatan masyarakat adalah penerapan teori kepemimpinan (mempengaruhi,
menginsipirasi orang lain untuk mencapai tujuan) melalui upaya masyarakat yang
terorganisir dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat

2.2 Gaya dan Tipe Kepemimpinan

Keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku bawahan


banyak dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan. Beberapa ahli mengemukakan
pendapat tentang macam-macam gaya kepemimpinan, adalah sebagai berikut :

Gaya kepemimpinan menurut Thoha (2013:49) mengatakan bahwa gaya


kepemimpinan terbagi menjadi dua kategori gaya yang ekstrem yaitu :

a. Gaya kepemimpinan otokratis, gaya ini dipandang sebagai gaya yang didasarkan atas
kekuatan posisi dan penggunaan otoritas
b. Gaya kepemimpinan demokratis, gaya ini dikaitkan dengan kekuatan personal dan
keikutsertaan para pengikut dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan.

Gaya kepemimpinan menurut pendapat Hasibuan (2007:170) gaya kepemimpinan dibagi


menjadi tiga bagian, yaitu :

3
4

a. Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan Otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak
tetap berada pada pimpinan atau kalau pimpinan itu menganut sistem sentralisasi
wewenang. Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh
pemimpin, bawahan tidak diikutsertakan untuk memberikan saran, ide, dan
pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Orientasi kepemimpinannya
difokuskan hanya untuk peningkatan produktivitas kerja karyawan dengan kurang
memperhatikan perasaan dan kesejahteraan bawahan.
b. Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan Partisipatif adalah apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan
cara persuasif, menciptakan kerja sama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan
partisipasi para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki
perusahaan. Bawahan harus berpartisipasi memberikan saran, ide, dan pertimbangan
dalam proses pengambilan keputusan. Pemimpindengan gaya partisipatif akan
mendorong kemampuan bawahan mengambil keputusan. Dengan demikian, pimpinan
akan selalumembina bawahan untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar.

d. Kepemimpinan Delegatif
Kepemimpinan Delegatif apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenangnya
kepada bawahan dengan agak lengkap. Dengan demikian,bawahan dapat mengambil
keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa dalam melaksanakan
pekerjaannya. Pemimpin tidak peduli carabawahan mengambil keputusan dan
mengerjakan pekerjaannya,sepenuhnya diserahkan kepada bawahan. Pada prinsipnya
pemimpin bersikap menyerahkan dan mengatakan kepada bawahan inilah pekerjaan
yang harus saudara kerjakan, saya tidak peduli, terserah saudara bagaimana
mengerjakannya asal pekerjaan tersebut bisa diselesaikandengan baik.Dalam hal ini
bawahan dituntut memiliki kematangan dalam pekerjan(kemampuan) dan kematangan
psikologis (kemauan). Kematangan pekerjaan dikaitkan dengan kemampuan untuk
melakukan sesuatu yang berdasarkan pengetahuan dan keterampilan. Kematangan
psikologis dikaitkan dengan kemauan atau motivasi untuk melakukan sesuatu yang
erat kaitannya dengan rasa yakin dan keterikatan.
5

Gaya kepemimpinan menurut Sutikno (2014:35) Gaya kepemimpinan atau perilaku


kepemimpinan atau sering disebut Tipe Kepemimpinan. Tipe kepemimpinan yang luas
dikenal dan diakui keberadaanya adalah sebagai berikut :

a. Tipe Otokratik
Tipe kepemimpinan ini menganggap bahwa kepemimpinan adalah hak
pribadinya (pemimpin), sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain dan
tidak boleh ada orang lain yang turut campur. Seorang pemimpin yang tergolong
otokratik memiliki serangkaian karateristik yang biasanya dipandang Sebago
karakteristik yang negatif. Seorang pemimpin otokratik adalah seorang yang egois.
Seorang pemimpin otokratik akan menunjukan sikap yang menonjolakan keakuannya,
dan selalu mengabaikan peranan bawahan dalam proses pengambilan keputusan, tidak
mau menerima saran danpandangan bawahannya.
b. Tipe Kendali Bebas atau Masa Bodo (Laisez Faire)
Dalam kepemimpinan tipe ini sang pemimpin biasanya menunjukkan perilaku
yang pasif dan seringkali menghindar diri dari tanggung jawab. Seorang pemimpin
yang kendali bebas cenderung memilih peran yang pasif dan membiarkan organisasi
berjalan menurut temponya sendiri. Disini seorang pemimpin mempunyai keyakinan
bebas dengan memberikan kebebasan yang seluas-luasnya terhadap bawahan maka
semua usahanya akan cepat berhasil.
c. Tipe Paternalistik
Persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalam kehidupan
organisasi dapat dikatakan diwarnai oleh harapan bawahan kepadanya. Harapan
bawahan berwujud keinginan agar pemimpin mampu berperan sebagai bapak yang
bersifat melindungi dan layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan Untuk
memperoleh petunjuk, memberikan perhatian terhadap kepentingan dan kesejahteraan
bawahannya. Pemimpin yang paternalistic mengharapkan agar legitimasi
kepemimpinannya merupakan penerimaan atas peranannya yang dominan dalam
kehidupan organisasi.
d. Tipe Kharismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya
tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat
besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkrit mengapa
orang tersebut itu dikagumi. Hingga sekarang, para ahli belum berhasil menemukan
6

sebab-sebab mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma. Yang diketahui ialah


bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya penarik yang amat besar.
e. Tipe Militeristik
Pemimpin tipe militeristik berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer.
Pemimpin yang bertipe militeristik ialah pemimpin dalam menggerakan bawahannya
lebih sering mempergunakan system perintah, senang bergantung kepada pangkat dan
jabatannya, dansenang kepada formalitas yang berlebih-lebihan. Menuntut disiplin
yang tinggi dan kaku dari bawahannya, dan sukar menerima kritikan dari
bawahannya.
f. Tipe Pseudo-demokratik
Tipe ini disebut juga kepemimpinan manipulatif atau semi demokratik. Tipe
kepemimpinan ini ditandai oleh adanya sikap seorang pemimpin yang berusaha
mengemukakan keinginan-keinginannya dan setelah itu membuat sebuah panitia,
dengan berpura-pura untuk berunding tetapi yang sebenarnya tiada lain Untuk
mengesahkan saran-sarannya. Pemimpin seperti ini menjadikan demokrasi sebagai
selubung untuk memperoleh kemenangan tertentu.
g. Tipe Demokratik
Tipe demokratik adalah tipe pemimpin yang demokratis, dan bukan kerena
dipilihnya sipemipin secara demokratis. Tipe kepemimpinan dimana pemimpin selalu
bersedia menerima dan menghargai saran-saran, pendapat, dan nasehat dari staf dan
bawahan,melalui forum musyawarah untuk mencapai kata sepakat.Kepemimpinan
demokratik adalah kepemimpinan yang aktif,dinamis, dan terarah. Kegiatan-kegiatan
pengendalian dilaksanakan secara tertib dan bertanggung jawab. Pembagian tugas
disertai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang jelas, memungkinkan setiap
anggota berpartisipasi secara aktif.

2.3 Ciri-Ciri Pemimpin

Kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang dapat membantu suatu kelompok atau
organisasi menjadi kebih baik dan sejahtera. Berikut adalah ciri-ciri kepemimpinan yang
baik, yaitu :

1. Jujur dan Dapat Dipercaya


7

Jujur dan dapat dipercaya adalah modal dasar seorang pemimpin. Tidak hanya
anggota tim yang harus memiliki sifat ini. Dengan dilandasi oleh sifat ini, maka
anggota timnya pun dengan sendirinya akan mengikuti pimpinannya.
2. Mampu Bertanggung
Jawab tidak hanya menyalahkan anggota timnya apabila target yang telah
ditentukan tidak berhasil dicapai. Seorang pemimpin pun harus mampu dan mau
bertanggung jawab, karena seorang pemimpin akan selalu diminta peratanggung
jawabannya terhadap apa yang dipimpinnya dan keputusan yang diambilnya.
3. Mampu Menentukan Skala Prioritas
Seorang pemimpin hendaknya mampu menentukan skala prioritas. Dengan
skala prioritas anggota timnya mampu bekerja secara optimaldan mampu
menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Pimpinan yang baik mengertahui kapan
waktunya lembur dan kapan waktunya pulang.
4. Mampu Mendelegasi Tugas
Pendelegasian tugas amat penting.Seorang pemimpin harus bisa
mendelegasikan tugas kepada orang yang tepat. Selain itu,pendelegasian juga
merupakan salah satu cara untuk mempercayai anggota timnya. Sehingga pemimpin
mampu menempatkan anggota timnya sesuatu dengan kapasitas masing-masing
anggotanya.
5. Cepat Menangani Masalah yang ada
Responsif dalam mengatasi masalah amat penting agar masalah yang muncul
bisa dengan cepat tertangani dan mendapat solusi yang tepat.Sehingga permasalahan
tidak berlarut-larut dan tidak menimbulkanpermasalahan baru lainnya.
6. Memiliki Sikap Positif
Setiap pemimpin harus memiliki sikap positif. Hal ini penting karena dengan
sikap positif akan mampu melihat visinya kedepan dengan optimis, bukan sebagai
sebuah beban yang harus dipikul.
7. Kemampuan Berkomunikasi Efektif
Pemimpin perlu berkomunikasi secara efektif agar pesan yang akan disampaikan
jelas, tidak salah tangkap dan salah arah. Kemampuan ini mutlak dimiliki, karena
mampu menyelaraskan semua anggota timnya mencapai tujuan yang ditentukan.
8. Keberanian Sosial dan Percaya Diri
Seorang pemimpin yang baik memilik keberanian social dan kepercayaan diri
yang tinggi. Sehingga seorang pemimpin mampu mengangkat harkat timnya.
8

9. Mampu Mengembangkan Setiap Anggota Tim


Setiap pemimpin yang baik selalu mengembangkan setiap anggota timnya,
karena dengan sumber daya manusia yang kuat tujuannya hendak dicapai akan lebih
mudah.
10. Mampu Mengendalikan Keadaan
Seorang pemimpin dituntut dapat mengendalikan keadaan, seorang dituntut
memiliki sifat humoris. Agar timnya pun mampun tertawa disaat suasana sedang
dilanda masalah. Sehingga permasalahan tidak menambah beban yang sudah ada.

Kesimpulannya ciri-ciri kepemimpinan yang baik hendaknya harus dimiliki


oleh setiap pemimpin. Sehingga seorang pemimpin yang baik mempu mengatasi
semua masalah yang ada dalam anggotanya atau sebuah timnya Untuk mencapai
kesejahteraan dalam anggota dan timnya. Pemimpin juga menjadi contoh yang baik
untuk menjadi pemimpin yang ingin disanjung oleh angotadan timnya

2.4 Sebab Munculnya Pemimpin

Menurut Kartini Kartono 1990: 29 tiga teori yang menonjol dalam menjelaskan
kemunculan pemimpin yaitu:

1. Teori genetis menyatakan sebagai berikut:


a. Pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh bakat- bakatnya
yang luar biasa sejak lahir:
b. Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin, dalam situasi kondisi yang
bagaimanapun juga.
c. Secara filsafi, teori tersebut menganut pandangan yang deterministis dan fatalistis.
2. Teori sosial lawan teori genetis menyatakan sebagai berikut :
a. Pemimpin-pemimpin itu harus disiapkan dan dibentuk, tidak terlahirkan saja.
b. Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan.
3. Teori ekologis atau synthetis muncul sebagai reaksi dari kedua teori tersebut lebih
dahulu menyatakan sebagai berikut:
a. Seorang akan sukses menjadi pimpinan, bila sejak lahirnya dia telah memiliki
bakat-bakat kepemimpinan
b. Bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan
juga sesuai dengan tuntutan lingkungan ekologisnya.
9

2.5 Syarat Pemimpin Yang Baik

Syarat-syarat kepemimpinan yaitu, kekuasaan, kewibawaan dankemampuan.


Kekuasaan adalah kekuatan, otoritas dan legalitas yangmemberikan wewenang
kepada pemimpin guna mempengaruhi danmenggerakkan bawahan untuk berbuat
sesuatu.Kewibawaan adalah kelebihan,keunggulan, keutamaan, sehingga orang
mampu “membawahi” atau mengatur orang lain, sehingga orang tersebut patuh pada
pemimpin dan bersediamelakukan perbuatan perbuatan tertentu. Kemampuan adalah
segala daya,kesanggupan, kekuatan dan kecakapan atau keterampilan teknis maupun
sosial,yang dianggap melebihi dari kemampuan anggota biasa. James A. Lee
mengemukakan syarat syarat pemimpin, sebagai berikut :

1. Kapasitas : kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara (verbalvacility),


keaslian, kemampuan menilai.
2. Prestasi (achievement) : gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan, perolehandalam olah
raga dan atletik dan lain-lain.
3. Tanggung jawab : Mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percara diri, agresif danpunya
hasrat untuk unggul.
4. Partisipasi : aktif, memiliki sosiabilitas tinggi, mampu bergaul, kooperatifatau suka
bekerjasama, mudah menyesuaikan diri, punya rasa humor.
5. Status : Meliputi kedudukan sosial-ekonomi yang cukup tinggi, populer,tenar.

Syarat syarat Pemimpin yang harus dimiliki menurut Earl Nigtingale dan Whitt
Schult, yaitu :

1. Kemandirian, berhasrat memajukan diri sendiri (individu-alism).


2. Besar rasa ingin tahu dan cepat tertarik pada manusia dan benda-benda(Curious).
3. Multi-terampil atau memiliki kepandaian beraneka ragam.
4. Memiliki rasa humor, antusiasme tinggi, suka berkawan.
5. Perfeksionis, selalu ingin mendapatkan yang sempurna.
6. Mudah menyesuaikan diri, adaptasinya tinggi.
7. Sabar namun ulet, serta tidak “mandek” berhenti.
8. Waspada, peka, jujur, optimistis, berani, gigih, ulet realistis.
9. Komunikatif serta pandai berbicara atau berpidato.
10. Sehat jasmaninya, dinamis, sanggup dan suka menerima tugas yang berat,serta berani
mengambil resiko.
10

11. Berpengetahuan luas dan haus akan ilmu pengetahuan.


12. Memiliki motivasi tinggi dan menyadari target atau tujuan hidupnya yang ingin
dicapai, dibimbing oleh idealisme tinggi.
13. Punya imajinasi tinggi, daya kombinasi dan daya inovasi

2.6 Solusi Masalah Dalam Bidang Kepemimpinan

a. Membangun dan menghilangkan semangat kemalasan karyawan


b. Bagi para pimpinan agar selalu melakukan up-grade pada ilmu yang dimiliki.
c. Pemimpin yang bijaksana adalah yang memiliki jiwa temperamen yang rendah.
d. Pemimpin yang dipilih adalah pemimpin yang jauh dari mental KKN.
e. Pemimpin yang dipilih adalah yang memiliki jiwa dan semangat tidak mabuk atau
terlalu cinta pada kekuasaan

2.7 Kepemimpinan Kesehatan Masyarakat

2.7.1 Prinsip Kepemimpinan Dalam Kesehatan Masyarakat

Kepemimpinan dalam kesehatan masyarakat berbeda dengan kepemimpinan bisnis. Berikut


ini adalah 16 prinsip dari kepemimpinan dalam kesehatan masyarakat:

1. Infastruktur kesehatan masyarakat harus diperkuat oleh penggunaan fungsi inti dan


layanan esensial kesehatan masyarakat sebagai pedoman untuk perubahan yang harus
terjadi.Pemimpin kesehtan masyarakat harus mengevaluasi status kesehatan
masyarakat,mengevaluasi kapasitas masyarakat untuk memenuhi prioritas
kesehatannya, dan mengimplementasikan tindakan preventif untuk mengurangi
dampak atau bahkanmenghindari krisis kesehatan masyarakat.
2. Tujuan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan status kesehatan setiap individu
dalam masyarakat. Pemimpin kesehatan masyarakat sangat percaya bahwa promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit dapat dilakukan. Berkaitan dengan hal ini,
kesehatan masyarakat berbeda dengan sistem layanan medis, yang menekankan pada
pengobatan dan rehabilitasi.Setiap individu harus mempelajari manfaat kesehatan
masyarakat dan bagaimana kualitas hidup dapat ditingkatkan secara optimal jika
aturan tertentu di ikuti.
3. Koalisi masyarakat harus dibentuk untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat
dalam komunis. Kesehatan masyarakat merupakan tanggung jawab komunis dan
11

aktivitasnya berbasis populasi. Ini berarti bahwa misi kesehatan masyarakat adalah


bekerja dengan semua kelompok dalam komunitas untuk meningkatkan kesehatan
seluruh anggotanya.
4. Pemimpin kesehatan masyarakat lokal dan negara bagian harus bekerjasama untukm
elindungi kesehatan setiap individu tanpa menghiraukan status gender, ras, etnik, atau
sosial ekonomi.pemimpin kesehtan masyarakat benar-benar percaya pada prinsip
bahwa semua manusia diciptakan sama.
5. Perencanaan kesehatan masyarakat yang rasional membutuhkan kolaborasi
antara pemimpin lembaga kesehatan masyarakat, dewan kesehatan lokal (jika dewan t
ersebutada), serta dewan lokal, dan daerah yang lain.
6. Pemimpin kesehatan masyarakat yang baru harus mempelajari tehknik dan praktik
kepemimpinan dari pemimpin kesehatan masyarakat yang berpengalaman.
7. Pemimpin kesehatan masyarakat harus harus mengembangkan keterampilan
kepemimpinan mereka secara kontinue. Pemimpin tidak pernah berhenti belajar
8. Pemimpin tidak hanya harus berkomitmen pada pembelajaran sepanjang hidup,
namun juga pada perkembangan dirinya.harga diri merupakan faktor utama dalam
pengembangan diri dan penting untuk kopetensi personal yang dibutuhkan untuk
menghadapi tantangan kehidupan
9. Infastruktur kesehatan masyarakat harus berdasarkan pondasi proteksi kesehatan
untuk semua, nilai dan prinsip demokrasi, serta penghargaan terhadap struktur sosial
masyarakat.
10. Pemimpin kesehatan masyarakat harus berpikir secara lokal namun bertindak secara
lokal.
11. Pemimpin kesehatan masyarakat harus menjadi manajer yang baik.
12. Pemimpin harus berhubungan dengan manajer dan staf lain dalam organisasi,
pemimpinharus menjadi pengarah dan motivator kegiatan dalam organisasi,
pemimpin harus mempengaruhi semua fase kerja dalam organisasi, dan pemimpin
harus mengantisipasi masa depan dan mengembangkan organisasi dengan cara
mempertimbangkan masa depan tersebut.
13. Pemimpin kesehatan masyarakat harus proktif dan tidak reaktif.
14. Setiap tingkat sistem kesehatan masyarakat membutuhkan pemimpin. Faktanya,
pemimpin tidak harus memiliki posisi resmi untuk menjadi pemimpin dan sepertinya
kekuatanmenjadi semakin tinggi.
12

15. Pemimpin kesehatan masyarakat mempraktikkan keahlian mereka pada tingkat


komunitas dan harus memahami apa yang di maksud dengan komunitas.
16. Pemimpin kesehatan masyarakat harus mempraktikkan apa yang mereka ajarkan

2.7.2 Tanggung Jawab Pemimpin Kesehatan Masyarakat

Pemimpin lembaga kesehatan masyarakat lokal memiliki tanggung jawab


untuk mempromosikan lembaga mereka memastikan bahwa lembaga dilihat sebagai
sumber informasi kesehatan masyarakat serta penyediaan program dan layanan
berkualitas tinggi. Mereka mngembangkan hubungan dengan pemimpin lembaga
kesehatan masyarakat di negara bagian dan juga mengembangkan kemitraan dengan
penyedia layanan kesehatan masyarakat. Pemimpin lembaga kesehatan masyarakat
memiliki tanggung jawab penting terhadap staf lembaga. Mereka harus benar-benar
memantau dan mengevaluasi kinerja serta kepuasan kerja staf. Jika evaluasi kinerja
dilakukan dengan baik dan kontinue, staf dapat mempelajari tanggung jawab kerja
sepenuhnya dan memahami tanggung jawab tersebut dengan lebih efektif. Selain itu,
pemimpin kesehatan masyarakat harus antusias dalam melindungi kesehatan
masyarakat dan dapat memotivasi kolega menjadi antusias juga. Pada tingkat
lembaga, pemimpin kesehatan masyarakat memiliki tanggung jawab untuk :

1. Memahami bagaimana lembaga berfungsi


2. Mendelegasikan otoritas jika memungkinkan
3. Memantau kepuasan konsumen
4. Membuat perubahan struktural dalam lembaga untuk mengakomodasi masalah
kesehatan masyarakat yang ada atau yang baru
5. Manggali masa depan alternatif untuk lembaga 
6. Menerapkan model fungsi inti dalam aktivitas lembaga
7. Memberdayakan staf lembaga dan anggota masyarakat seperti beri mereka pelatihan
dan memungkinkan mereka mencapai standar, hargai mereka atas prestasi ereka,
percaya kepada mereka, dan lain-lain.

2.7.3 Penerapan Kepemimpinan Dalam Kesehatan Masyarakat

Menjadi lembaga kesehatan masyarakat dan komunitas sebagai mitra.


Idealnya, pemimpin lembaga kesehatan masyarakat dan komunitas harus bekerjasama
dengan sejumlah kelompok masyarakat untuk menentukan kebutuhan kesehatan dan
13

prioritas kesehatan masyarakat. Salah satu pelajaran yang penting adalah penentuan
kebutuhan kesehatan masyarakat dan strategi untuk memenuhi kebutuhan tersebut
harus memperhitungkan batas komunitas, sumberdaya masyarakat dan budaya lokal.
Jika tidak strategi intervensi berisiko di tolak oleh anggota masyarakat dan umumnya
menjadi tidak efektif.

1. Proses Penilaian

Tahap Pertama dalam proses penilaian adalah merancang sistem informasi


kesehatan masyarakat yang terintegrasi. Keberhasilan tahap ini membutuhkan
kemitraan sejati, berdasarkan prinsip kepemimpinan kesehatan masyarakat, antara
departemen kesehatan lokal dan negara bagian, lembaga terkait kesehatan nasional
(termasuk center fo disease control and prevention/CDC), kelompok masyarakat dan
lembaga lain.

Tahap Kedua adalah mengidentifikasi sumber daya komunitas dan


mengevaluasi keefektifannya. Pemimpin kesehtan masyarakat harus memahami
komunitas tempat mereka bekerja. Mereka harus melihat sumber daya kesehatan
dalam komunitas tersebut, seperti fasilitas kesehatan, profesional kesehatan,
ketersediaan obat dan vaksin, serta sistem transportasi medis darurat. Mereka juga
harus memiliki sumber daya lainnya dalam komunitas, seperti program sanitasi,
program pendidikan, rencana respons bencana, dan program kesehatan jiwa serta
program konseling lainnya suntuk menentukan ketersediaan dan keefektifan sumberr
daya tersebut.

Tahap Ketiga adalah menggunakan data yang terkumpul. Data penelitian harus
diubah menjadi informasi yang dapat digunakan oleh pemimpin kesehatan masyarakat
untuk pengambilan keputusan yang efektif. Pemimpin kesehatan masyarakat
seringkali gagal dalam menyampaikan informasi dengan jelas sehingga mereka
kehilangan kredibilitas dimata pembuat kebijakan.

2. Informatika Kesehatan Masyarakat


Penilaian bergantung pada pengumpulan data dan penggunaan tehknik sistem
informasi sehingga pemimpin kesehatan masyarakat perlu mengetahui bagaimana
merancang aktifitas pengumpulan data, meggunakan teknologi informasi terbaru,
menginterpretasikan data, menerjemahkan data menjadi informasi yang bermanfaat,
14

dan membangun sistem data yang menggunakan pendekatan berbasis bukti.


Informatika kesehatan masyarakat merupakan bidang baru ang dirancang untuk
memberi pengetahuan yang penting kepada pemimpin untuk melaksanakan tugas
tersebut. Berikut ini merupakan enam prinsip yang berhubungan dengan penggunaan
sistem informasi oleh pemimpin kesehatan masyarakat :
a. Pemimpin kesehatan masyarakat perlu menggunakan data dari dua sistem data
yang berbeda. Sistem data yang pertama melaporkan pemberian layanan langsung
dan program pertemuan (Contohnya pertemuan manajemen kasus atau kunjungan
rumah). Sistem data yang kedua mengumpulkan data berbasis populasi.
b. Pemimpin kesehatan masyarakat perlu mengingat bahwa manusia adalah mahkluk
yang kompleks dan terintegrasi, sedangkan program-program bersifat terpisah
(contohnya setiap program hanya terfokus pada satu bagian diri manusia).
Pemimpin perlu mengadvokasi informasi yang mengintegrasi jenis data yang
berbeda sehingga mereka dapat lebih memahami masalah kesehatan anggota
masyarakat.
c. Pengguna kesehatan masyarakat harus menerima umpan balik dari pengumpul
data. Pengguna kesehatan masyarakat perlu mengetahui mengapa data harus di
kumpulkan dan diberi umpan balik.
d. Sistem data harus fleksibel dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan pemimpin
kesehatan lokal ketika mereka memantau kesehatan anggota kesehatan
masyarakat.
e. Sistem informasi harus kompatibel sehingga pemimpin harus dapat mengakses
sumber data yang berbeda hanya dengan menggunakan satu komputer. (internet
menjadi sumber data yang sangat bermanfaat bagi pemimpin kesehatan
masyarakat karena semua data pada websites dapat diakses oleh siapapun dengan
perangkat lunak/ sofware internet).
f. Pemimpin kesehatan masyarakat perlu menjaga privasi. Masyarakat ingin
mendapat jaminan bahwa privasinya tetap terjaga. Pemimpin kesehatan
masyarakat memerlukan informasi jika mereka ingin mempengaruhi masyarakat
yang mereka layani secara positif. Untuk memastikan bahwa pemimpin kesehatan
masyarakat menerima informasi yang diperluka, mereka harus :
 Mengikuti pelatihan informatika
 Mempelajari tehnik pengumpulan indikator status kesehatan
15

 Mempelajari bagaimana mengiterpretasikan data dan mengubah data menjadi


informasi yang bermanfaat
 Mempelajari bagaimana mengakses informasi melalui internet
 Mengeksplorasi instrumen analisis yang berbeda untuk memahami data yang
lebih baik 
2.7.4 Kepemimpinan Kesehatan Masyarakat Dan Pengembangan Kebijakan
1. Politik Dalam Kebijakan Kesehatan Masyarakat
Pengembangan kebijakan merupakan proses yang kompleks ketika partisipan
mempertimbangkan alternatif tindakan dan menentukan alternatif mana yang akan
diterapkan. Pengembangan kebijakan merupakan proses tim, serta banyak individu
dan organisasi yang dapat terlibat, yang meliputi lembaga kesehatan lokal dan negara
bagian, pejabat terpilih, kelompok masyarakat, profesional kesehatan masyarakat,
penyedia layanan kesehatan dan sektor swasta.  Pemimpin kesehatan masyarakat
perlu menjadi advokat bagi lembaga mereka dan bagi pendekatan berbasis populasi
dalam promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Mereka juga perlu membedakan
program kesehatan masyarakat dengan program sosial lainnya dan membuat
justifikasi yang kuat bahwa program kesehatan masyarakat harus didukung tanpa
menghiraukan program lain yang dipilih masyarakat. Berikut ini beberapa pedoman
yang berkaitan dengan politik di dalam pengembangan kebijakan kesehatan
masyarakat:
a. Perhatikan kesehatan secara nasionaldan tren kebijakan sosial pada saat
mengembangkan kebijakan lokal.
b. Buat justifikasi mengenai pentingnya memiliki kesehatan masyarakat pemirintah
dalam komunitas.
c. Gunakan kelompok kepentingan khusus kesehatan masyarakat dalam
pengembangan kebijakan masyarakat.
d. Kembangkan kebijakan kesehatan dan sosial yang terintegrasi dan mandiri untuk
masyarakat.
2. Tren Kebijakan Pengembangan kebijakan, dalam arti sederhana, merupakan prasyarat
universal dalam kehidupan masyarakat dan pengembangan kebijakan dipengaruhi
oleh konteks sejarah yang terjadi.Pemimpin kesehatan masyarakat, selain berperan
sebagai pelindung nilai masyarakat, harus membantu masyarakat dalam
mendefinisikan kembali nilai mereka dan menciptakan nilai baru yang merefleksikan
16

realitas saat ini. Struktur politik akan berubah seiring dengan banyaknya orang yang
terlibat dalam aktivitas politik. Pemimpin kesehatan masyarakat akan lebih banyak
bekerja dalam komunitas dan keterikatan dengan lembaga akan berkurang
dibandingkan dengan masa lalu.Untuk meningkatkan pemahaman mereka mengenai
tren sosial dan ekonomi, pemimpin kesehatan masyarakat perlu mempelajari tehnik
peramalan (forecasting). Pemimpin kesehatan masyarakat dilihat sebagai ahli dalam
masalah kesehatan masyarakat dan dewan pengatur lembaga kesehatan masyarakat
membutuhkan pemimpin kesehatan masyarakat sebagai pengarah masa depan yang
ingin diraih dan bagaimana menyiapkan pengembangan masa depan. Untuk membuat
keputusan kebijakan yang baik, pemimpin kesehatan masyarakat harus :
a. Mempelajari masa lalu komunitas
b. Memahami bagaimana lembaga kesehatan masyarakat lokal dan negara bagian
memengaruhi hasil kesehatan sepanjang waktu
c. Mempelajari tehnik peramalan
d. Menggali tren nasional dan membandingkannya dengan tren lokal dan negara
bagian
e. Mengembangkan kebijakan yang memperhitungkan biaya
3. Advokasi dan Pemberdayaan
Advokasi kesehatan masyarakat dilihat sebagai instrumen penting untuk
perubahan sosial. Pemimpin kesehatan masyarakat bertanggung jawab dalam
melindungi kesehatan anggota masyarakat dan menyusun intervensi yang sesuai
untuk anggota masyarakat dalam menghadapi masalah kesehatan atau risiko
kesehatan.Pemimpin kesehatan masyarakat mengurangi upaya advokasi bukan hanya
karena mereka frustasi oleh ketidakmampuan untuk memperoleh penerimaan dalam
masyarakat yang mereka layani,namun juga karena advokasi menjadi rancu dengan
lobbying. Lobbying merupakan aktivitas yang dilakukan untuk kepentingan khusus
(biasanya oleh organisasi atau kelompok organisasi terkait).
Advokasi dalam mendukung perubahan dalam kebijakan masyarakat
mencakup riset, pengembangan pernyataan kebijakan, rencana tindakan,
implementasi, dan evaluasi.Pemimpin kesehatan masyarakat perlu menyeimbangkan
upaya advokasi (yang didalamnya terdapat  ruang untuk keinginan) dengan upaya
penegakkan (yang seharusnya tidak memihak). Jika mereka berhasil membangun
kepercayaan dan kredibilitas dalam masyarakat lokal, mereka dapat melibatkan
masyarakat dalam regulasi kesehatan dan advokasi. Dalam upaya memberdayakan
17

anggota masyarakat untuk menjadi advokat-diri, pemimpin kesehatan masyarakat


perlu memahami bahwa pemberdayaan tidak akan berfungsi jika pemberdayaan
diberlakukan sebagai tren. Pemimpin kesehatan masyarakat, dikarenakan
keterampilan dan posisi kepemimpinan mereka dalam organisasi kesehatan
masyarakat cenderung memiliki prestise yang lebih sebagai advokat  kesehatan
mereka dan memiliki kontrol yang lebih dibandingkan anggota masyarakat.
Tujuannya adalah untuk memberi tanda kepada seluruh anggota masyarakat
bahwa mereka memiliki suara dalam kebijakan. Profesional kesehatan masyarakat dan
anggota kesehatan masyarakat dapat bekerjasama untuk memperbaiki kualitas hidup,
namun anggota masyarakat memerlukan informasi mengenai gaya hidup sehat dan
keterampilan untuk mewujudkan gaya hidup sehat. Pemimpin kesehatan masyarakat
harus memberi umpan balik kepada anggota masyarakat terkait dengan perkembangan
mereka dalam mencapai tujuan.sebagai contoh, mereka dapat membuat kartu laporan
masyarakat atau beberapa mekanisme lain untuk umpan balik terhadap keberhasilan
dan kegagalan anggota kesehatan masyarakat.Berikut ini merupakan pedoman
advokasi bagi pemimpin kesehatan masyarakat :
a. Bangun kepercayaan dan kredibilitas dengan konstituen masyarakat
b. Berdayakan orang lain untuk menjadi advokat
c. Lakukan riset mengenai masalah kesehtan dan buat pernyataan kebijakan
dalam bentuk proposal legislative
d. Bekerja dengan pejabat terpilih atau yang ditunjuk pada pelaksanaan legislasi
yang sesuai
4. Tantangan Kepemimpinan
Tantangan untuk pemimpin kesehatan masyarakat adalah mengajak kelompok
yang berbeda dalam masyarakat untuk menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat
yang penting. Terdapat risiko nyata dalam upaya mempengaruhi proses politik.
Pemerintah kesehatan masyarakat komunitas dan lokal, negara bagian, serta federal
mungkin memiliki agenda yang bertentangan. Kelompok kepentingan khusus
seringkali berupaya mengganggu agenda kesehatan masyarakat melalui kontribusi
dalam partai politik dan lobbying untuk mencegah disahkannya undang-undang.Pada
kasus ketika pemimpin kesehatan masyarakat terlibat dalam pengesahan undang-
undang, mereka perlu memantau dampak dari undang-undang tersebut. Pemimpin
kesehatan masyarakat pada tingkat lokal, negara bagian dan federal mengambil peran
kepemimpinan dalam mempromosikan metode surveilans AIDS yang baik, menyusun
18

kebijakan untuk mengurangi kecemasan penderita AIDS. Pemimpin kesehatan


masyarakat juga dapat berkonflik dengan pemimpin masyarakat. Untuk mengurangi
risiko konflik, mereka perlu bekerjasama dengan pemimpin masyarakat, lobbyist, dan
kelompok kepentingan khusus pada agenda bersama. Pada saat yang sama mereka
perlu menyadari bahwa pembuatan kontrak memiliki resiko tersendiri karena
kolaborasi dengan lobbyist dan kelompok kepentinagn khusus mungkin
mengkompromikan aktivitas pengawasan masyarakat.Dalam area pengembangan
politik, pemimpin kesehatan masyarakat harus :·   
a. Bekerjasama dengan organisasi layanan terkendali (managed care
organization)
b.  Bekerjasama dengan legislator negara bagian dan congress amerika serikat
c. Menyusun agenda kebijakan bersama dengan pemimpin masyarakat
d. Menerapkan kebijakan meskipun kebijakan tersebut ditentang oleh kelompok
kepentingan khusus
e. Memahami hubungan antara politik dan kebijakan
f. Mendukung kerjasama antara organisasi kesehatan lokal, negara bagian dan
federal
2.7.5 Kepemimpinan Kesehatan Masyarakat Dan Komunikasi
1. Komunikasi
Untuk menjadi komunikator yang efektif, pemimpin kesehatan masyarakat harus :
a. Mengembangkan keterampilan komunikasi mereka sepenuhnya sebagai
bagian dari agenda pembelajaran seumur hidup mereka
b. Menghargai agenda berbeda yang diajukan oleh anggota atau mitra koalisi
c. Menggunakan fungsi inti kesehatan masyarakat untuk mengarahkan
komunikasi dengan orang lain
d. Menggunakan keterampilan komunikasi mereka untuk mengarahkan transfer
pengetahuan
e. Mengawasi hambatan komunikasi

Memimpin adalah proses interaksi yang melibatkan pemimpin dan


pengikutnya, dan tentu saja komunikasi yang baik diantara semua partisipan dan
proses tersebut mutlak penting. Pemimpin harus menghindari sikap terlalu patuh atau
agresif dalam berkomunikasi.Banyak pemimpin kesehatan masyarakat percaya bahwa
mereka memiliki keterampilan interpersonal yang erasah dengan baik, namun
19

faltanya, observasi menunjukka bahwa pemimpin tersebut seringkali memiliki


masalah dalam berkomunikasi dengan staf dan mitra komunitasnya.Pemimpin harus
berhati-hati untuk tidak membiarkan rasa marah mempengaruhi penilaian mereka.

Keahlianlah yang harus mengalahkan pembicaraan pemimpin, bukan gelar


organisasi mereka. Selain itu, pemimpin harus selalu menghargai orang yang mereka
ajak berbicara. Setiap pembicaraan harus didasarkan pada rasa saling
percaya.Pemimpin juga harus menggunakan bahasa yang dapat dipahami audiensnya,
seperti mengabaikan istilah khusu dalam kesehatan masyarakat. Mereka harus
berbicara dari hati dan menggunakan prospektif yang positif. Untuk memastikan
bahwa komunikasi interpersonal berjalan dengan efektif, pemimpin kesehatan
masyarakat harus :

a. Berbicara dengan orang yang lain dengan cara dan topik yang bermakna.
b. Besikap asertif, bukan agresif.
c. Mengontrol perasaan tidak suka.
d. Menggunakan keahlian, bukan gelar mereka, sebagai dasar untuk memperhatikan
apa yang mereka katakan.
e. Terbuka untuk mempertimbangkan gagasan baru.
f. Menghargai agenda orang lain dan mengetahui kapan harus mengabaikan agenda
pribadi mereka sendiri.
g. Menggunakan bahasa yang dapat dipahami, berbicara dari hati dan menggunakan
perspektif yang positif.
2. Mendengar Aktif
Pemimpin kesehatan masyarakat tidak hanya harus menjadi pembicara yang pandai
tetapi juga harus menjadi pendengar yang aktif. Mendengar aktif membutuhkan
konsentrasi. Tujuannya adalah untuk memahami apa yang orang lain katakan dan apa
maksudnya. Empat keterampilan penting yang dibutuhkan untuk mendengar aktif
adalah :
a. Intensitas keterlibatan dalam interaksi
b. Empati terhadap pesan dan maksud orang lain
c. Penerimaan pesan orang lain tanpa menghakimi sampai orang tersebut selesai
berbicara
d. Keinginan untuk mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan untuk
mendapat kesimpulan
20

3. Public Speaking
Pemimpin kesehatan masyarakat harus memiliki visi yang jelas mengenai
masa depan, namun usaha yang mereka lakukan untuk mengembangkan visi
semuanya akan sia-sia kecualijika mereka dapat memperkenalkan visinya dan
memotivasi orang lain untuk menyampaikannya.Pemimpin kesehatan masyarakat
yang harus melakukan banyak public speaking sebaiknya membiasakan diri mereka
untuk banyak melakukan interaksi berbicara dengan masyarakat luas.Dalam
menyiapkan bahan pembicaraan dan menyajikannya kepada audiens, Pemimpin
kesehatan masyarakat harus :
a. Memahami secara mendalam mengenai topik pembicaraan
b. Mempelajari karakter audiens
c. Membuat pembicaraan menjadi informatif, persuatif, dan menyenangkan
d. Mengintegrasikan opini dan fakta
e. Bersikap jujur dan menyampaikan fakta
f. Meyesuaikan pesan verbal dan pesan yang sampaikan melalui bahasa tubuh
g. Menggabungkan teori dan praktik
4. Wawancara
Keterampilan wawancara digunakan oleh pemimpin kesehatan masyarakat
ketika mewawancarai pelamar kerja, staf lembaga untuk keanggotaan tim kerja yang
dikepalai sendiri, dan perwakilan organisasi masyarakat terdadap pengembangan
kemitraan.      Terdapat perbedaan antara rekrutmen langsung dan tidak langsung.
Rekrutmen langsung terikat pada posisi lowong yang tersedia saat itu. Rekrutmen
tidak langsung ditujukan untuk pengembangan kelompok pelamar kerja yang
potensial melalui magang, program promosi kesehatan masyarakat, penyuluhan
masyarakat, dll.
5. Komunikasi Tertulis
Pemimpin harus menguasai semua tipe komunikasi. Komunikasi tertulis dapat
memiliki pengaruh yang besar terhadap pembaca.Pemimpin kesehatan masyarakat
yang terlibat dalam membuat informasi promosi kesehatan tertulis atau jenis tulisan
lainnya harus memperhatikan petunjuk berikut ini :
a. Menggunakan bahasa yang santun dan mengontrol diri terhadap pemakaian
kosakata yang dipahami pembaca.
b. Menguasai beragam metode penulisan dan menggunakan metode yang tepat
untuk tiap bagian tulisan.
21

c. Membuat kerangka karangan sebagai bagian tulisan sebelum menuliskannya


d. Memeriksa ejaan dan memperbaiki kesalahan penulisan.
e. Mencegah masuknya informasi yang tidak berhubungan kedalam tulisan
tersebut.
f. Menulis dengan cara yang sama ketika anda berbicara, namun pilihlah kata
dengan lebih cermat.
6. Umpan Balik
Dalam memberikan umpan balik, termasuk umpan bai]lik terhadap kinerja
seseorang, pemimpin kesehatan masyarakat harus :
a. Menekankan hal positif namun menunjukkan pendekatan kinerja mana yang
dapat ditinggalkan
b.  Berkonsentrasi pada perilaku yang khusus dibandingkan perilaku yang umum
c. Bersikap obkektif dan berorientasi pada tujuan (mengarahkan pada perbaikan
kinerja pekerjaan)
d. Memberikan umpan balik menurut cara yang sesuai
e. Membuat siklus umpan balik ynag berkelanjutan
2.7.6 Kepemimpinan Kesehatan Masyarakat Dan Proses Perencanaan
1. Perencanaan Kesehatan Masyarakat
Perencanaan merupakan bentuk pengambilan keputusan yang rasioanal. Tahap
pertama dalam proses perencanaan adalah menentukan sasaran dan tujuan. Tahap
kedua adalah menentukan keterbatasan proses perencanaan serta kemungkinan
perubahan keadaan yang dapat memengaruhi betapa mudahnya sasaran dan tujuan
dicapai. Tahap ketiga adalah memutuskan tindakan, kebiijakan, serta program apa
yang akan di implementasikan. Strategi yang tepat pada tahap ini adalah
mengembangkan serangkaian susunan hasil sehingga mereka yang terlibat dalam
perencanaan memiliki beberapa pilihan untuk memilihnya.
Perhatikan bahwa walaupun perencanaan itu adalah hal yang baik (yaitu
implementasinya akan tertuju pada pencapaian sasaran dan tujuan yang diinginkan)
pemimpin harus tetap selalu waspada terhadap faktor-faktor yang dapat melemahkan
proses implementasi dan terkadang harus memodifikasi aktivitas mereka sebagai
akibat kejadian yang tidak diperkirakan.Perencanaan kesehatan masyarakat
merupakan aspek penting dalam promosi layanan kesehatan masyarakat. Aktivitas
perencanaan harus mengguankan data episemiologi dan berbasis komunitas yang
artinya bahwa mereka mengintegrasikan kepentingan public dan swasta untuk
22

kepentingan penduduk. Pemimpin kesehatan masyarakat harus melibatkan mitra


masyarakat dalam proses perencanaan, dan perencanaan yang dikembangkan harus
mencakup semua segmen komunitas.Pengumpulan data dan penilaian memberi
informasi kepada pemimpin kesehatan masyarakat mengenai kebutuhn masyarakat
yang harus segera dipenuhi, sehingga mereka dapat menngarahkan aktivitas
perencanaannya pada pengembangan kebijakan dan program dalam merespons
kebutuhan tersebut. Ketika program dan kebijakan telah dibuat, keefektifannya harus
dievaluasi, dan jika program dan kebijakan diketahui kurang efektif dibandingkan
yang diharapkan, pemimpin kemudian dapat menetapkan perencanaan lebih lanjut
untuk memperbaikinya.Pemimpin kesehatan masyarakat harus :
a. Menggunakan fungsi inti, praktik organisasi, dan layanan esensial masyarakat
sebagai dasar perencanaan kesehatan masyarakat
b. Mempelajari bagaimana menggunakan beragam metodologi perencanaan dan
memilih model yang sesuai dengan perencanaan tertentu
c. Menentukan tindakan ynag diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan
kesehatan masyarakat yang diinginkan
d. Menggunakan prinsip dan pembentukan skenario untuk menemukan strategi
layanan kesehatan masyarakat yang inovatif
e. Terlibat dalam aktivitas perencanaan formal
f.  Menjalin kemitraan masyarakat untuk melaksanakan aktivitas perencanaan
2. Perencanaan Strategis
Hubungan antara strategi dan taktik sama seperti hubungan antara sasaran dan
tujuan. Baik sasaran maupun tujuan adalah keadaan akhir atau keadaan yang
diinginkan dari permasalahan. Salah satu perbedaannya adalah sasaran cenderung
memiliki ruang lingkup yang luas sedangkan tujuan relatif lebih sempit. Perbedaan
lainnya adalah tujuan merupakan keadaan akhir yang sebagian besar diperjuangkan
karena tujuan mengarahkan kita pada pencapaian sasaran.Strategi merupakan rencana
atau metode yang secara relatif ruang lingkupnya besar, sering bersifat jangka
panjang, dan seringkali melibatkan pemanfaatan sumberdaya yang signifikan.
Perencanaan strategis merupakan perencanaan yang ditujukan pada pencapaian
sasaran (keadaan akhir yang signifikan atau bahkan sangat penting). Pada dasarnya,
perencanaan strategis merupakan pekerjaan yang sangat penting dan sebagian besar
dibebankan pada pemimpin.Berkaitan dengan perencanaan strategis, pemimpin
kesehatan masyrakat harus :
23

a. Mempelajari manfaat perencanaan strategis


b. Malakukan analisis stakeholder·    Mengembangkan proses perencanaan
strategis yang melibatkan stakeholder dalam masyarakat
c. Tetap optimistik dalam proses perencanaan strategis sebagai satu cara untuk
memotivasi partisipan lain
d. Melakukan persiapan ynag dibutuhkan untuk mempersiapkan setiap tahap
yang berturut-turut pada proses perencanaan strategis
e. Melakukan penilaian terhadap kapasitas organisasi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan definisi kepemimpinan dan kesehatan masyarakat yang telah diuraikan di atas
dapat didefinisikan secara sederhana bahwa kepemimpinan kesehatan masyarakat adalah
penerapan teori kepemimpinan (mempengaruhi, menginsipirasi orang lain untuk mencapai
tujuan) melalui upaya masyarakat yang terorganisir dalam meningkatkan status kesehatan
masyarakat

3.2 Saran

Kepemimpinan adalah hal yang penting bagi tiap kelompok atau organisasi untuk
mendorong kelompok/organisasi tersebut agar lebih baik.Untuk menjalankan
kepemimpinan yang baik maka pemimpin harus memenuhi syarat - syarat kepemimpinan
yaitu yaitu, kekuasaan, kewibawaan dan kemampuan. Selain syarat yang harus dipenuhi
juga harus didukung dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan agar berjalan
lancar serta meminimalisir hambatan yang mungkin menghambat jalannya kepemimpinan

24
DAFTAR PUSTAKA
 

Afifah, N. (2015).Kepemimpinan Di Puskesmas. Makassar: Universitas Hasanuddin

Andreas, P. (2000).Kader Kesehatan Masyarakat Sebagai Salah Satu Bagian Dari


UpayaPengembangan Masyarakat . Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 304-310.

Depkes RI. (1991).Pedoman Kerja Puskesmas III Tahun 1991/1992. Jakarta: Depkes RI

Jumiyati, Nugrahaeni, S,A., Margawati, A. (2014).Pengaruh Modul terhadap


PeningkatanPengetahuan, Sikap dan Praktek Kader dalam Upaya Pemberian Asi Eksklusif 

25

Anda mungkin juga menyukai