Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan Dan Berfikir Sistem
Kesehatan Masyarakat
Dosen pengampu :
Disusun oleh :
Anis Susanti
Mardiani 183001010005
Putri Ramadani
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur, itulah kiranya kata yang terindah yang patut kita ucapkan atas kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia dan hidayah-Nya kepada kita semua,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah tentang “Pemimpin Dan
Kepemimpinan Dalam Kesehatan Masyarakat” ini tepat pada waktunya. Makalah ini kami
susun sebagai tugas untuk memenuhi proses pembelajaran dalam mata kuliah kepemimpinan
dan berfikir sistem kesehatan masyarakat. Dalam penyusunan makalah ini, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
a. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah kepemimpinan dan sistem
berfikir kesehatan masyarakat “oriel ” yang telah menjelaskan kepada kami tentang
penyusunan makalah ini.
b. Kepada teman-teman yang telah memberi dukungan sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat waktu.
c. Sumber-sumber yang ikut memberikan sumbangan pemikirannya dan berpartisipasi
dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari
segi penyusunan maupun dari segi bahasannya. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah
yang kami susun ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi kami sendiri dan umumnya bagi para pembaca sehingga
tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
3.1 Kesimpulan.................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................24
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka rumusan masalah
dalam makalah ialah:
1
2
1.3 Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan memberi manfaat yang signifikan kepada para
pembaca. Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah: Pertama, agar menambah
wawasan pembaca, yang secara khususnya mengenai kepemimpinan dan pemimpin
dalam kesehatan masyarakat . Kedua, untuk menambah ilmu pengetahuan bagi saya
sebagai penulis. Ketiga, makalah ini ditulis khususnya untuk memenuhi tuntutan
akademik guna memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan mata kuliah
kepemimpinan dan berfikir sistem kesehatan masyarakat menular Program kesehatan
dan farmasi di Universitas Adiwangsa Jambi
BAB II
PEMBAHASAN
a. Gaya kepemimpinan otokratis, gaya ini dipandang sebagai gaya yang didasarkan atas
kekuatan posisi dan penggunaan otoritas
b. Gaya kepemimpinan demokratis, gaya ini dikaitkan dengan kekuatan personal dan
keikutsertaan para pengikut dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan.
3
4
a. Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan Otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak
tetap berada pada pimpinan atau kalau pimpinan itu menganut sistem sentralisasi
wewenang. Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh
pemimpin, bawahan tidak diikutsertakan untuk memberikan saran, ide, dan
pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Orientasi kepemimpinannya
difokuskan hanya untuk peningkatan produktivitas kerja karyawan dengan kurang
memperhatikan perasaan dan kesejahteraan bawahan.
b. Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan Partisipatif adalah apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan
cara persuasif, menciptakan kerja sama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan
partisipasi para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki
perusahaan. Bawahan harus berpartisipasi memberikan saran, ide, dan pertimbangan
dalam proses pengambilan keputusan. Pemimpindengan gaya partisipatif akan
mendorong kemampuan bawahan mengambil keputusan. Dengan demikian, pimpinan
akan selalumembina bawahan untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar.
d. Kepemimpinan Delegatif
Kepemimpinan Delegatif apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenangnya
kepada bawahan dengan agak lengkap. Dengan demikian,bawahan dapat mengambil
keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa dalam melaksanakan
pekerjaannya. Pemimpin tidak peduli carabawahan mengambil keputusan dan
mengerjakan pekerjaannya,sepenuhnya diserahkan kepada bawahan. Pada prinsipnya
pemimpin bersikap menyerahkan dan mengatakan kepada bawahan inilah pekerjaan
yang harus saudara kerjakan, saya tidak peduli, terserah saudara bagaimana
mengerjakannya asal pekerjaan tersebut bisa diselesaikandengan baik.Dalam hal ini
bawahan dituntut memiliki kematangan dalam pekerjan(kemampuan) dan kematangan
psikologis (kemauan). Kematangan pekerjaan dikaitkan dengan kemampuan untuk
melakukan sesuatu yang berdasarkan pengetahuan dan keterampilan. Kematangan
psikologis dikaitkan dengan kemauan atau motivasi untuk melakukan sesuatu yang
erat kaitannya dengan rasa yakin dan keterikatan.
5
a. Tipe Otokratik
Tipe kepemimpinan ini menganggap bahwa kepemimpinan adalah hak
pribadinya (pemimpin), sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain dan
tidak boleh ada orang lain yang turut campur. Seorang pemimpin yang tergolong
otokratik memiliki serangkaian karateristik yang biasanya dipandang Sebago
karakteristik yang negatif. Seorang pemimpin otokratik adalah seorang yang egois.
Seorang pemimpin otokratik akan menunjukan sikap yang menonjolakan keakuannya,
dan selalu mengabaikan peranan bawahan dalam proses pengambilan keputusan, tidak
mau menerima saran danpandangan bawahannya.
b. Tipe Kendali Bebas atau Masa Bodo (Laisez Faire)
Dalam kepemimpinan tipe ini sang pemimpin biasanya menunjukkan perilaku
yang pasif dan seringkali menghindar diri dari tanggung jawab. Seorang pemimpin
yang kendali bebas cenderung memilih peran yang pasif dan membiarkan organisasi
berjalan menurut temponya sendiri. Disini seorang pemimpin mempunyai keyakinan
bebas dengan memberikan kebebasan yang seluas-luasnya terhadap bawahan maka
semua usahanya akan cepat berhasil.
c. Tipe Paternalistik
Persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalam kehidupan
organisasi dapat dikatakan diwarnai oleh harapan bawahan kepadanya. Harapan
bawahan berwujud keinginan agar pemimpin mampu berperan sebagai bapak yang
bersifat melindungi dan layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan Untuk
memperoleh petunjuk, memberikan perhatian terhadap kepentingan dan kesejahteraan
bawahannya. Pemimpin yang paternalistic mengharapkan agar legitimasi
kepemimpinannya merupakan penerimaan atas peranannya yang dominan dalam
kehidupan organisasi.
d. Tipe Kharismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya
tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat
besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkrit mengapa
orang tersebut itu dikagumi. Hingga sekarang, para ahli belum berhasil menemukan
6
Kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang dapat membantu suatu kelompok atau
organisasi menjadi kebih baik dan sejahtera. Berikut adalah ciri-ciri kepemimpinan yang
baik, yaitu :
Jujur dan dapat dipercaya adalah modal dasar seorang pemimpin. Tidak hanya
anggota tim yang harus memiliki sifat ini. Dengan dilandasi oleh sifat ini, maka
anggota timnya pun dengan sendirinya akan mengikuti pimpinannya.
2. Mampu Bertanggung
Jawab tidak hanya menyalahkan anggota timnya apabila target yang telah
ditentukan tidak berhasil dicapai. Seorang pemimpin pun harus mampu dan mau
bertanggung jawab, karena seorang pemimpin akan selalu diminta peratanggung
jawabannya terhadap apa yang dipimpinnya dan keputusan yang diambilnya.
3. Mampu Menentukan Skala Prioritas
Seorang pemimpin hendaknya mampu menentukan skala prioritas. Dengan
skala prioritas anggota timnya mampu bekerja secara optimaldan mampu
menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Pimpinan yang baik mengertahui kapan
waktunya lembur dan kapan waktunya pulang.
4. Mampu Mendelegasi Tugas
Pendelegasian tugas amat penting.Seorang pemimpin harus bisa
mendelegasikan tugas kepada orang yang tepat. Selain itu,pendelegasian juga
merupakan salah satu cara untuk mempercayai anggota timnya. Sehingga pemimpin
mampu menempatkan anggota timnya sesuatu dengan kapasitas masing-masing
anggotanya.
5. Cepat Menangani Masalah yang ada
Responsif dalam mengatasi masalah amat penting agar masalah yang muncul
bisa dengan cepat tertangani dan mendapat solusi yang tepat.Sehingga permasalahan
tidak berlarut-larut dan tidak menimbulkanpermasalahan baru lainnya.
6. Memiliki Sikap Positif
Setiap pemimpin harus memiliki sikap positif. Hal ini penting karena dengan
sikap positif akan mampu melihat visinya kedepan dengan optimis, bukan sebagai
sebuah beban yang harus dipikul.
7. Kemampuan Berkomunikasi Efektif
Pemimpin perlu berkomunikasi secara efektif agar pesan yang akan disampaikan
jelas, tidak salah tangkap dan salah arah. Kemampuan ini mutlak dimiliki, karena
mampu menyelaraskan semua anggota timnya mencapai tujuan yang ditentukan.
8. Keberanian Sosial dan Percaya Diri
Seorang pemimpin yang baik memilik keberanian social dan kepercayaan diri
yang tinggi. Sehingga seorang pemimpin mampu mengangkat harkat timnya.
8
Menurut Kartini Kartono 1990: 29 tiga teori yang menonjol dalam menjelaskan
kemunculan pemimpin yaitu:
Syarat syarat Pemimpin yang harus dimiliki menurut Earl Nigtingale dan Whitt
Schult, yaitu :
prioritas kesehatan masyarakat. Salah satu pelajaran yang penting adalah penentuan
kebutuhan kesehatan masyarakat dan strategi untuk memenuhi kebutuhan tersebut
harus memperhitungkan batas komunitas, sumberdaya masyarakat dan budaya lokal.
Jika tidak strategi intervensi berisiko di tolak oleh anggota masyarakat dan umumnya
menjadi tidak efektif.
1. Proses Penilaian
Tahap Ketiga adalah menggunakan data yang terkumpul. Data penelitian harus
diubah menjadi informasi yang dapat digunakan oleh pemimpin kesehatan masyarakat
untuk pengambilan keputusan yang efektif. Pemimpin kesehatan masyarakat
seringkali gagal dalam menyampaikan informasi dengan jelas sehingga mereka
kehilangan kredibilitas dimata pembuat kebijakan.
realitas saat ini. Struktur politik akan berubah seiring dengan banyaknya orang yang
terlibat dalam aktivitas politik. Pemimpin kesehatan masyarakat akan lebih banyak
bekerja dalam komunitas dan keterikatan dengan lembaga akan berkurang
dibandingkan dengan masa lalu.Untuk meningkatkan pemahaman mereka mengenai
tren sosial dan ekonomi, pemimpin kesehatan masyarakat perlu mempelajari tehnik
peramalan (forecasting). Pemimpin kesehatan masyarakat dilihat sebagai ahli dalam
masalah kesehatan masyarakat dan dewan pengatur lembaga kesehatan masyarakat
membutuhkan pemimpin kesehatan masyarakat sebagai pengarah masa depan yang
ingin diraih dan bagaimana menyiapkan pengembangan masa depan. Untuk membuat
keputusan kebijakan yang baik, pemimpin kesehatan masyarakat harus :
a. Mempelajari masa lalu komunitas
b. Memahami bagaimana lembaga kesehatan masyarakat lokal dan negara bagian
memengaruhi hasil kesehatan sepanjang waktu
c. Mempelajari tehnik peramalan
d. Menggali tren nasional dan membandingkannya dengan tren lokal dan negara
bagian
e. Mengembangkan kebijakan yang memperhitungkan biaya
3. Advokasi dan Pemberdayaan
Advokasi kesehatan masyarakat dilihat sebagai instrumen penting untuk
perubahan sosial. Pemimpin kesehatan masyarakat bertanggung jawab dalam
melindungi kesehatan anggota masyarakat dan menyusun intervensi yang sesuai
untuk anggota masyarakat dalam menghadapi masalah kesehatan atau risiko
kesehatan.Pemimpin kesehatan masyarakat mengurangi upaya advokasi bukan hanya
karena mereka frustasi oleh ketidakmampuan untuk memperoleh penerimaan dalam
masyarakat yang mereka layani,namun juga karena advokasi menjadi rancu dengan
lobbying. Lobbying merupakan aktivitas yang dilakukan untuk kepentingan khusus
(biasanya oleh organisasi atau kelompok organisasi terkait).
Advokasi dalam mendukung perubahan dalam kebijakan masyarakat
mencakup riset, pengembangan pernyataan kebijakan, rencana tindakan,
implementasi, dan evaluasi.Pemimpin kesehatan masyarakat perlu menyeimbangkan
upaya advokasi (yang didalamnya terdapat ruang untuk keinginan) dengan upaya
penegakkan (yang seharusnya tidak memihak). Jika mereka berhasil membangun
kepercayaan dan kredibilitas dalam masyarakat lokal, mereka dapat melibatkan
masyarakat dalam regulasi kesehatan dan advokasi. Dalam upaya memberdayakan
17
a. Berbicara dengan orang yang lain dengan cara dan topik yang bermakna.
b. Besikap asertif, bukan agresif.
c. Mengontrol perasaan tidak suka.
d. Menggunakan keahlian, bukan gelar mereka, sebagai dasar untuk memperhatikan
apa yang mereka katakan.
e. Terbuka untuk mempertimbangkan gagasan baru.
f. Menghargai agenda orang lain dan mengetahui kapan harus mengabaikan agenda
pribadi mereka sendiri.
g. Menggunakan bahasa yang dapat dipahami, berbicara dari hati dan menggunakan
perspektif yang positif.
2. Mendengar Aktif
Pemimpin kesehatan masyarakat tidak hanya harus menjadi pembicara yang pandai
tetapi juga harus menjadi pendengar yang aktif. Mendengar aktif membutuhkan
konsentrasi. Tujuannya adalah untuk memahami apa yang orang lain katakan dan apa
maksudnya. Empat keterampilan penting yang dibutuhkan untuk mendengar aktif
adalah :
a. Intensitas keterlibatan dalam interaksi
b. Empati terhadap pesan dan maksud orang lain
c. Penerimaan pesan orang lain tanpa menghakimi sampai orang tersebut selesai
berbicara
d. Keinginan untuk mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan untuk
mendapat kesimpulan
20
3. Public Speaking
Pemimpin kesehatan masyarakat harus memiliki visi yang jelas mengenai
masa depan, namun usaha yang mereka lakukan untuk mengembangkan visi
semuanya akan sia-sia kecualijika mereka dapat memperkenalkan visinya dan
memotivasi orang lain untuk menyampaikannya.Pemimpin kesehatan masyarakat
yang harus melakukan banyak public speaking sebaiknya membiasakan diri mereka
untuk banyak melakukan interaksi berbicara dengan masyarakat luas.Dalam
menyiapkan bahan pembicaraan dan menyajikannya kepada audiens, Pemimpin
kesehatan masyarakat harus :
a. Memahami secara mendalam mengenai topik pembicaraan
b. Mempelajari karakter audiens
c. Membuat pembicaraan menjadi informatif, persuatif, dan menyenangkan
d. Mengintegrasikan opini dan fakta
e. Bersikap jujur dan menyampaikan fakta
f. Meyesuaikan pesan verbal dan pesan yang sampaikan melalui bahasa tubuh
g. Menggabungkan teori dan praktik
4. Wawancara
Keterampilan wawancara digunakan oleh pemimpin kesehatan masyarakat
ketika mewawancarai pelamar kerja, staf lembaga untuk keanggotaan tim kerja yang
dikepalai sendiri, dan perwakilan organisasi masyarakat terdadap pengembangan
kemitraan. Terdapat perbedaan antara rekrutmen langsung dan tidak langsung.
Rekrutmen langsung terikat pada posisi lowong yang tersedia saat itu. Rekrutmen
tidak langsung ditujukan untuk pengembangan kelompok pelamar kerja yang
potensial melalui magang, program promosi kesehatan masyarakat, penyuluhan
masyarakat, dll.
5. Komunikasi Tertulis
Pemimpin harus menguasai semua tipe komunikasi. Komunikasi tertulis dapat
memiliki pengaruh yang besar terhadap pembaca.Pemimpin kesehatan masyarakat
yang terlibat dalam membuat informasi promosi kesehatan tertulis atau jenis tulisan
lainnya harus memperhatikan petunjuk berikut ini :
a. Menggunakan bahasa yang santun dan mengontrol diri terhadap pemakaian
kosakata yang dipahami pembaca.
b. Menguasai beragam metode penulisan dan menggunakan metode yang tepat
untuk tiap bagian tulisan.
21
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan definisi kepemimpinan dan kesehatan masyarakat yang telah diuraikan di atas
dapat didefinisikan secara sederhana bahwa kepemimpinan kesehatan masyarakat adalah
penerapan teori kepemimpinan (mempengaruhi, menginsipirasi orang lain untuk mencapai
tujuan) melalui upaya masyarakat yang terorganisir dalam meningkatkan status kesehatan
masyarakat
3.2 Saran
Kepemimpinan adalah hal yang penting bagi tiap kelompok atau organisasi untuk
mendorong kelompok/organisasi tersebut agar lebih baik.Untuk menjalankan
kepemimpinan yang baik maka pemimpin harus memenuhi syarat - syarat kepemimpinan
yaitu yaitu, kekuasaan, kewibawaan dan kemampuan. Selain syarat yang harus dipenuhi
juga harus didukung dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan agar berjalan
lancar serta meminimalisir hambatan yang mungkin menghambat jalannya kepemimpinan
24
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (1991).Pedoman Kerja Puskesmas III Tahun 1991/1992. Jakarta: Depkes RI
25