Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

STUDI KASUS MANAJEMEN PELAYANAN PROGRAM GIZI MASYARAKAT

DI PUSKESMAS II DENPASAR UTARA

OLEH :

ANDI AINIL MAQSURA / 14120190195

POPI EMILIANA / 14120190091

PEMINATAN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena


atas berkah, rahmat dan karunianya-Nyalah sehingga makalah STUDI KASUS
MANAJEMEN PROGRAM GIZI ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

17 Desember 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................2

DAFTAR ISI ......................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4

1.1 Latar Belakang........................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................5

1.2 Tujuan .....................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6

2.1 Pengertian Manajemen...........................................................................6

2.2 Pelayanan Kesehatan Dasar ( Primary Health Care )…………… ………8

2.3 Pengertian Puskesmas .........................................................................11

BAB III PEMBAHASAN...................................................................................15

3.1 Ruang Lingkup Puskesmas II Denpasar Utara ……..… ………………….15

3.2 Visi Misi Puskesmas..............................................................................16

3.3 Kegiatan yang dilakukan di puskesmas ...............................................17

3.4 Analisis Manajemen Program Gizi Puskesmas.....................................17

3.5 Masalah dan Hambatan Program Gizi .................................................25

3.6 Prinsip Pelayanan kesehatan dasar .....................................................27

BAB IV PENUTUP...........................................................................................28

4.1 Kesimpulan ...........................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................29

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kesehatan merupakan sesuatu yang kompleks dan menjadi perhatian
utama berbagai negara di dunia. Sehat menurut WHO merupakan keadaan
yang lengkap meliputi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial tidak hanya
terbebas dari penyakit dan kecacatan. Sidang kesehatan sedunia (World
Essembly) di tahun 1977 telah melahirkan kesepakatan global untuk
mencapai Kesehatan Bagi Semua (KBS) pada tahun 2000, yaitu tercapainya
suatu derajat kesehatan yang optimal yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif baik secara social maupun ekonomi. Selanjutnya di tahun
1978, dalam konfrensi Alma Ata ditetapkanlah prinsip-prinsip Primary Health
Care (PHC) sebagai pendekatan atau strategi global guna mencapai
Kesehatan Bagi Semua (KBS), dan Indonesia ikut menandatangani,
menyatakan bahwa Health for All pada tahun 2000 Primary Health Care
adalah kuncinya. Sejatinya PCH merupakan hasil pengkajian, pemikiran,
pengalaman dalam pembangunan kesehatan di banyak negara, mengingat
banyak isu yang berkembang tentang kurangnya pemerataan pelayanan
kesehatan di daerah-daerah pedesaan.
Pembangunan kesehatan sendiri harus dipandang sebagai suatu investasi
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk mencapai tujuan
tersebut pemerintah sendiri telah menetapkan strategi nasional menuju
Indonesia Sehat dan puskesmas adalah unit pelaksana tingkat pertama serta
ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia. Konsep puskesmas
dilahirkan pada tahun 1968 ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan
Nasional (Rakernas) I di Jakarta. Pelayanan kesehatan pada tingkat pertama
pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan dan kegiatan-kegiatan
seperti BKIA, BP, dan sebagainya masih berjalan sendiri-sendiri, selain itu
pelayanan kesehatan serta keberadaan dokter masih minim di pedesaan
karena cenderung berada di kota, serta biaya pelayanan di RS dan dokter

4
swasta yang lebih banyak bersifat kuratif (pengobatan jauh lebih mahal
dibandingkan program pencegahan). Melalui rakernas inilah timbul gagasan
untuk menyatukan semua pelayanan kesehatan di tingkat pertama kedalam
suatu organisasi yang kemudian dinamakan Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas). Untuk jangka panjang pelayanan kesehatan dasar (Primary
Healh Care) yang dikembangkan melalui Puskesmas dinilai jauh lebih efisien
dan efektif jika dibandingkan pengembangan pelayanan melalui RS.
Dalam pelaksanaannya untuk mencapai Indonesia yang sehat,
indikator pencapaian yang digunakan untuk mengukur keberhasilan
puskesmas antara lain lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan
kesehatan yang bermutu, serta derajat kesehatan penduduk kecamatan
yang optimal. Konsekuensinya, upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas
tidak hanya dalam hal pengobatan (kuratif) tetapi juga meliputi upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Kompleksnya upaya pelayanan
kesehatan yang ada di puskesmas yang terdiri dari upaya kesehatan wajib
dan upaya kesehatan pengembangan serta adanya kerjasama lintas
program dan lintas sector tersebut menuntut adanya sebuah sistem
manajemen puskesmas yang baik meliputi perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Rumusan Masalah Umum
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas dapat disusun
rumusan masalah yaitu “Studi Kasus Manajemen Program Gizi Kesehatan
Masyarakat Di puskesmas II Denpasar Utara)?”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Adapun penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui faktor yang
berhubungan Studi Kasus Manajemen Program Gizi Kesehatan Masyarakat
Di puskesmas II Denpasar Utara

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen

2.1.1 Pengertian Manajemen

Kata 'manajemen' berasal dari bahasa Inggris yakni 'manage' yang


memiliki arti mengatur, merencanakan, mengelola, mengusahakan, dan
memimpin.

Secara etimologis, manajemen merupakan seni untuk melaksanakan


dan mengatur. Hal tersebut yang mendasari manajemen sebagai seni
mengelola dan mengatur agar tersusun secara rapi.

Istilah manajemen tersebut biasanya diidentikan dengan dunia bisnis


dan perkantoran. Manajemen sangat dibutuhkan agar tujuan pribadi atau
organisasi bisa tercapai.

Manajemen juga sangat diperlukan untuk mencapai efisiensi dan


efektivitas suatu kerja organisasi. Adapun orang yang mengatur,
merumuskan, dan melaksanakan berbagai tindakan manajemen disebut
manajer.

Dalam bahasa Indonesia, istilah manajemen sering diidentikkan


dengan pengertian pengelolaan, kepengurusan, pembinaan, tata laksana,
dan lain sebagainya. Secara klasik manajemen merupakan ilmu atau seni
yang mempelajari penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, dan
rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Sehingga bisa dikatakan manajemen adalah bagaimana untuk
memecahkan masalah, yang mengandung tiga prinsip pokok yaitu efesien,
efektif dan rasional, yang merupakan cirri utama dari manajemen. Yaitu
effisien dalam pemanfaatan sumber daya, efektif dalam memilih alternative
kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, serta rasional dalam mengambil
keputusan manajerial.

6
Untuk menerapkan batasan manajemen yang pertama kali harus
dilakukan adalah menetapkan rumusan masalah atau kendala untuk
mencapai tujuan organisasi. Masalah adalah kesenjangan antara apa yang
ingin dicapai dengan apa yang di capai (das sollen and dos sein). Di bidang
pelayanan kesehatan, terdapat dua jenis masalah yang perlu dirumuskan
yaitu masalah kesehatan dan masalah program, yang saling berkaitan satu
sama lain. Dalam memecahkan masalah kesehatan yang ada, perumusan
masalah ini merupakan hal utama yang harus dilakukan sebab tujuan utama
dari pelaksanaa manajemen kesehatan sejatinya adalah untuk memecahkan
masalah kesehatan tersebut.

2.1.2 Fungsi Manajemen

Fungsi dasar dari ilmu manajemen yaitu sebagai elemen yang harus
ada dalam kegiatan manajemen sebagai acuan dari seseorang yang
bertugas sebagai pengelola, atau manajer. Manajer inilah yang bertugas
untuk memastikan bahwa tujuan dapat tercapai, dengan membuat
perencanaan, koordinasi, dan pengendalian.

Dalam ilmu manajemen, ada 5 fungsi yang saling mempengaruhi satu


sama lain. Fungsi tersebut, antara lain perencanaan, pengorganisasian,
penempatan atau staffing, pengarahan, dan pengawasan. Tanpa adanya
salah satu dari fungsi ini bukan tidak mungkin kegiatan manajemen akan
berakhir tak sesuai rencana atau tujuan.

1. Planning (perencanaan)

Merupakan suatu proses yang dimulai dari merumuskan tujuan


organisasi, sampai dengan menetapkan alternative kegiatan untuk
mencapainya. Dengan perencanaan maka akan ada kejelasan kegiatan, apa
yang akan dilakuakan atau tugas-tugas oleh staf, peran pimpinan, serta
sumber-sumber daya yang dibutuhkan.

7
2. Organizing (pengorganisasian)

Pengorganisasian adalah rangkaian kegiatan manajemen untuk


menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan
memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan
kata lain pada fungsi ini berbgai macam kegiatan yang telah direncanakan
sebelumnya akan mulai digolongkan dan diatur sedemikian rupa sehingga
terintegrasi dengan baik, termasuk pendelegasian wewenang oleh pimpinan
kepada staf untuk mencapai tujuan organisasi.

3. Actuating (penggerak dan pelaksanaan)

Adalah proses bimbingan kepada staf agar mampu bekerja secara


optimal atau menggerakkan sumber daya yang ada terutama sumber daya
manusia untuk mecapai tujuan yang telah ditetapkan. Kejelasan komunikasi,
pengembangan motivasi dan penerapan kepemimpinan yang efektif sangat
membantu suksesnya pelaksanaan pada fungsi ini.

4. Controlling (pengawasan dan pengendalian)

Merupakan proses mengamati secara terus menerus pelaksanaan


kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang telah disusun, sehingg dapat
dilakukan koreksi jika terjadi kesalahan.

2.2 Pelayanan Kesehatan Dasar ( Primary Health Care )

2.2.1 Pengertian

PHC adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada


metoda dan teknologi praktis, ilmiah dan social yang dapat diterima secara
umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat, melalui
partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau
oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan
mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan menentukan
nasib sendiri (self determination).

8
2.2.2 Tujuan PHC

1. Tujuan Umum
Adalah mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan yang diselenggarakan, sehingga akan dicapai tingkat
kepuasan pada masyarakat yang menerima pelayanan.
2. Tujuan Khusus
Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani
2) Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani
3) Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan madis dari populasi yang
dilayani
4) Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan
sumber-sumber daya lain dalam memenuhi kebutuan masyarakat

2.2.3 Fungsi PHC

PHC hendaknya memenuhi fungsi-fungsi berikut ini :

a. Pemeliharaan kesehatan

b. Pencegahan penyakit

c. Diagnosis dan pengobatan

d. Pelayanan tindak lanjut

e. Pemberian sertifikat.

1. Tiga unsur utama PHC

a. Mencakup upaya-upaya dasar kesehatan

b. Melibatkan peran serta masyarakat

c. Melibatkan kerjasama lintas sektoral

2. Elemen PHC
Dalam pelaksanaan PHC paling sedikit harus memiliki 8 elemen,
yaitu :

9
a. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan
penyakit serta pengendaliannya

b. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi

c. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar

d. Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana

e. Imunisasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama

f. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemic setempat

g. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa

h. Penyediaan obat-obat esensial

3. Ciri-ciri PHC

a. Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat

b. Pelayanan yang menyeluruh

c. Pelayanan yang terorganisasi

d. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun


masyarakat

e. Pelayanan yang berkesinambungan

f. Pelayanan yang progresif

g. Pelayanan yang berorientasi pada keluarga

h. Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah satu aspek saja

4. Prinsip utama PHC

a. Partisipasi

b. Keadilan (equity)

c. Integrasi

10
2.3 Puskesmas

2.3.1 Pengertian

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana


teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes, 2011). Jadi
dengan adanya Puskesmas di setiap kecamatan atau tingkat lebih rendah
lainnya diharapkan seluruh warga mendapat akses kesehatan yang merata.

Puskesmas ini adalah unit pelaksana fungsional yang berfungsi


sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh,
terpadu yang berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat
tinggal dalarn suatu wilayah tertentu (Azrul Azwar, 1996).

Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang


menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta
aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah
dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa
mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, 2009).

Visi dan Misi Puskesmas

Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju


Indonesia sehat. Adapun indikator utama Indonesia sehst itu sendiri
adalah lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan derajat kesehatan penduduk kecamatan.

Sedangkan misi Puskesmas ada beberapa yaitu:

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah


kerjanya.

11
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya.

2.3.2 Fungsi Puskesmas

Terdapat 3 fungsi pokok puskesmas, yaitu :

a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahknya


b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya
1. Kegiatan Pokok Puskesmas
Kegiatan-kegiatan pokok puskesmas yang diselenggaraka sejak
berdirinya semakin berkembang. Saat ini kegiatan puskesmas dibagi
menjadi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan.

a. Upaya Kesehatan Wajib

1) Upaya kesehatan ibu dan anak (KIA)

2) Upaya promosi kesehatan (Prokes)

3) Upaya kesehatan lingkungan (Kesling)

4) Upaya perbaikan gizi

5) Upaya pencegahan & pemberantasan penyakit menular

6) Upaya pengobatan dasar

b. Upaya Kesehatan Pengembangan

1) Upaya Kesehatan Sekolah

2) Upaya Kesehatan Olah Raga

3) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

4) Upaya Kesehatan Kerja

12
5) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

6) Upaya Kesehatan Jiwa

7) Upaya Kesehatan Mata

8) Upaya Kesehatan Usia Lanjut

9) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

2. Asas Penyelenggaraan Puskesmas


Dalam penyelenggaraan puskesman, ada beberapa asa yang
dijadikan pegangan, yaitu :

a. Azas pertanggungjawaban

b. Asas pemberdayaan

c. Asas keterpaduan

• Lintas program

• Lintas sektoral

d. Asas rujukan

• Rujukan medis

• Rujukan kesehatan masyarakat

2.3.3 Penerapan Manajemen di Tingkat Puskesmas

Untuk dapat melaksanakan usaha pokok Puskesmas secara efisien,


efektif, produktif dan berkualitas, pimpinan puskesmas harus memahami dan
menerapkan prinsip-prinsip manajemen. Manajemen merupakan sebuah
ilmu terapan yang dapat dimanfaatkan di berbagai jenis organisasi untuk
membantu manajer memecahkan masalah organisasi. Oleh karena itu, ilmu
manajemen juga diterapkan di bidang kesehatan untuk membantu manajer
kesehatan memecahkan masalah kesehatan. Manajemen akan bermanfaat

13
untuk membantu pimpinan dan pelaksana program agar kegiatan program
puskesmas dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Penerapan fungsi manajemen di puskesmas sendiri yaitu :

a. Perencanaan
Kegiatannya adalah merencanakan kegiatan yang akan dilakukan
oleh puskesmas selama setahun. Perencanaan tingkat puskesmas yang
dilakukan setahun sekali, unsur yang direncanakan meliputi jenis
kegiatan, kebutuhan tenaga, alat dan sarana, serta penunjang lainnya.
Sedangkan perencanaan obat dan alat kesehatan dilakukan setiap bulan,
dengan cara mengajukan usulan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
b. Pengorganisasian
Berdasarkan struktur organisasi puskesmas, dengan jabatan
struktural kepala puskesmas, sedangkan lainnya bersifat fungsional.
pembagian tugas, yang berdasarkan program pokok puskesmas, yang
melibatkan tenaga perawat dan bidan. Dalam pembagian wilayah kerja,
setiap petugas puskesmas melakukan pembinaan ke desa-desa.
c. Pelaksanaan
1. Lokakarya mini puskesmas, dilakukan tiap bulan dalam rangka
koordinasi lintas program dan sektor.
2. Adanya proses kepemimpinan
3. Dilakukan koordinasi secara lintas program & sector
4. Pelaksanaan program pokok puskesmas yang melibatkan seluruh staf
d. Monitoring dan Evaluasi

a. Melalui pemantauan laporan kegiatan

b. Pemantauan wilayah setempat (PWS)

c. Supervisi

d. Rapat rutin (staff meeting)

14
BAB V

PEMBAHASAN

a.1 Ruang Lingkup Puskesmas II Denpasar Utara


UPT Puskesmas II Denpasar Utara berlokasi di Desa Pamecutan Kaja
Kecamatan Denpasar Utara yang terletak di Jalan Gunung Agung Gg. II.
Puskesmas ini berdiri sejak tanggal 1 September 1982. Luas wilayah kerja
UPT Puskesmas II Denpasar Utara 10,17 km2 yang meliputi 2 desa dan 1
kelurahan dengan 30 banjar dan 4 lingkungan yaitu:
1. Desa Pemecutan Kaja yang terdiri dari 13 dusun.
2. Desa Ubung Kaja yang terdiri dari 17 dusun.
3. Kelurahan Ubung yang terdiri dari 4 lingkungan

Adapun batas-batas wilayah kerja UPT Puskesmas II Denpasar Utara


adalah sebagai berikut :
Disebelah Utara : Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, Badung.
Disebelah Timur : Kelurahan Dauh Puri dan Kelurahan Peguyangan
Disebelah Selatan : Kelurahan Pemecutan.
Disebelah Barat : Kelurahan Padang Sambian dan Desa Padang Sambian
Kaja.
a.2 Visi dan Misi Puskesmas
1. Visi UPT Puskesmas II Denpasar Utara
Visi adalah suatu keadaan atau arah masa depan yang ingin dicapai
oleh sebuah organisasi. Adapun visi dari UPT Puskesmas II Denpasar
Utara adalah “Prima dalam pelayanan dengan semangat
kebersamaanmenuju masyarakat sehat merata tahun 2015”
2. Misi UPT Puskesmas II Denpasar Utara
Misi merupakan tujuan atau kegiatan yang dilaksanakan untuk
mencapai visi yang telah ada. Adapun misi dari UPT Puskesmas II
Denpasar Utara adalah :

15
a. Meningkatkan profesional sumber daya manusia UPT Puskesmas II
Denpasar Utara.
b. Menggerakkan pembangunan yang berwawasan kesehatan dan
mendorong kemandirian masyarakat melalui PHBS.
c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
terjangkau melalui peningkatan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat.
d. Mendorong dan memilihara kesehatan lansia
a.3 Kegiatan yang dilakukan di Puskmas II Denpasar Utara
1. Kegiatan Pokok
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya KIA dan KB
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Upaya Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular
(P3M)
f. Upaya Pengobatan
2. Kegiatan Integrasi
a. Upaya Kesehatan Pengembangan
1) Upaya Kesehatan Sekolah
2) Perkesmas
3) Puskesmas Rawat Inap
4) Upaya Kesehatan Kerja
b. Upaya Kesehatan Penunjang
1) Laboratorium
2) Surveilance
3) Gudang obat

4) Apotek

5) Loket

16
1.4 Analisis Manajemen Program Gizi Puskesmas II Denpasar Utara (Tahun
2011)

1. Perencanaan
a. Kegiatan

Perencanaan tingkat puskesmas adalah proses penyusunan rencana


tahunan Puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas. Perencanaan ini mencakup semua kegiatan yang termasuk
dalam upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya
kesehatan penunjang. Perencanaan ini disusun sebagai Rencana Tahunan
Puskesmas yang dibiayai oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat serta
sumber dana lainnya.

Berdasarkan Rencana Pelaksanaan Kegiatan Tahunan tersebut,


kegiatan-kegiatan program gizi di Puskesmas II Denpasar Utara adalah :

a. Penanggulangan gizi makro; dengan subkegiatannya meliputi :

1) Penyuluhan gizi masyarakat

2) Melaksanakan kegiatan dan pelayanan posyandu

3) Melatih dan membina kader posyandu

4) Pemetaan dan pemantauan KADARZI

5) Pemantauan bayi berat badan lahir rendah (BBLR)

6) Pemanfaatan pekarangan

b. Penanggulangan gizi mikro; dengan subkegiatannya meliputi :

1) Pemantauan penggunaan garam beryodium

2) Pemberian vitamin A

3) Pemberian zat bezi

17
4) Pojok laktasi

5) Penanganan gizi lanjut usia

c. Upaya perbaikan gizi institusi; dengan subkegiatannya meliputi :

1) Pemantauan ASI Eksklusif

2) Konseling gizi melalui pojok gizi (POZI)

d. Sistem Kewaspadaan pangan dan gizi; kegiatannya meliputi:

1) Pemantauan perubahan pola konsumsi

2) Pemantauan status gizi

3) Intervensi penanggulangan kasus

b. Tenaga

Terdiri dari petugas gizi, dokter Puskesmas, Petugas PKM, Bidan KIA,
kader

c. Dana

Sumber Dana yang digunakan untuk pelaksanaan program gizi di UPT


Puskesmas II Denpasar Utara berasal dari Pemerintah Kota Denpasar
(APBD Kota). Untuk penanggulangan gizi kurang dan gizi buruk, UPT
Puskesmas II Denpasar Utara memperoleh dana dari APBD I selama 1 bulan
APBD II selama 4 bulan masing-masing dalam bentuk barang, yaitu : susu,
biskuit, kacang ijo, dan kupon bensin.

d. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan program gizi berupa


blanko, vitamin A, sirup zat besi, tablet zat besi, yodium tes, biskuit.

18
e. Sasaran Program
Tabel 1
Jumlah Penduduk Dan Data Sasaran Program Gizi Di Wilayah
Puskesmas II Denpasar Utara Tahun 2011
Sasaran
Luas Pddk Jumlah
Desa/kelurahan Vit. A Anak
(Km2) (Jiwa) Kader Bayi Bumil Bulin
Bayi Balita
Pemecutan Kaja 3.85 26995 70 567 312 2338 632 594
Kel. Ubung 1.73 9141 20 192 106 1096 211 202
Ubung Kaja 4.59 11242 85 236 130 1348 260 248
Puskesmas 10,17 47,379 175 994 547 5682 1094 1045

Sumber : Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2011


2. Pengorganisasian

Proses pengorganisasian yang ada di puskesmas II Denpasar Utara,


dipimpin oleh seorang kepala puskesmas yang membawahi upaya-upaya
wajib dan upaya-upaya pengembangan, salah satunya adalah program gizi.
Program gizi sendiri di koordinasi oleh satu petugas gizi yang membawahi
beberapa kader yang dibentuk di setiap banjar yang terdapat di 2 desa dan 1
kelurahan.

Unsur- unsur yang terlibat dalam proses pengorganisasian ini yaitu


kepala puskesmas yang bertangguang jawab terhadap seluruh program
puskesmas, petugas program gizi bertugas mengkoordinir seluruh
pelaksaaan kegiatan gizi yang dilaksanakan dilapangan yang juga bekerja
sama dengan bidan KIA, petugas- petugas dari program KIA serta
berkoordinasi dengan kader- kader di setiap banjar yang ikut membantu
pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan di setiap banjar mereka. Program

19
gizi juga berkoordinasi dengan sekolah- sekolah dasar yang ada di wilayah
kerja puskesmas II Denpasar Utara.

3. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan program gizi, petugas gizi


dibantu oleh berbagai pihak, antara lain kader-kader dan ibu-ibu PKK yang
ada di setiap banjar dari dua desa dan satu kelurahan yang ada di wilayah
kerja Puskesmas II Denpasar Utara untuk menggerakan masyarakat dalam
mengikuti kegiatan-kegiatan program gizi. Hal ini dikarenakan minimnya
tenaga gizi yang hanya berjumlah satu orang. Selain itu, untuk kegiatan
tertentu seperti pemberian tablet besi kepada ibu hamil, petugas gizi
bekerjasama dengan bidan KIA.

Pelaksanaan kegiatan program gizi di Puskesmas II Denpasar Utara


yaitu :

a. Penanggulangan gizi makro


Masalah gizi makro adalah masalah gizi yang disebabkan oleh
kekurangan atau ketidakseimbangan asupan protein dan energi.
Subkegiatannya meliputi :

1) Penyuluhan Gizi Masyarakat

Penyuluhan gizi masyarakat adalah suatu upaya dalam rangka


memasyarakatkan pengetahuan gizi secara luas guna meningkatkan
status gizi, menanamkan sikap dan prilaku yang mendukung kegiatan
hidup sehat dengan makan makanan yang bermutu gizi seimbang.

Tujuan penyuluhan adalah dengan menginformasikan tentang


makanan yang bergizi dan sumber bahan makanan yang bergizi sesuai
dengan kebutuhan usianya dan bisa berpartisipasi turut
menginformasikan pengetahuannya tentang gizi kepada anggota

20
keluarganya. Adapun sasarannya adalah ibu hamil, ibu menyusui, ibu
nifas, ibu balita,wanita usia subur, anak usia sekolah dan remaja.

Kegiatan ini dilakukan sebanyak 12 kali setahun dengan sasaran


kegiatan adalah masyarakat. Tenaga pelaksananya petugas gizi, PKM
dan dokter. Waktu pelaksanaan setiap bulan. Tempat pelaksanaannnya di
posyandu-posyandu, maupun di sekolah-sekolah.

2) Melaksanakan kegiatan dan pelayanan posyandu

Kegiatan dilakukan dengan sistem lima meja dan dilakukan secara


terpadu. Hasil pemantauan penimbangan Balita ditulis dalam KMS dan
buku KIA. Adapun hasil penimbangan tahun 2011 dapat dilihat pada tabel
berikut ini :

Tabel 2
Hasil Penimbangan Tahun 2011
Tolak ukur Pencapaian Target
Jumlah balita yang ada (S) 2006 100 %
Jumlah balita yang punya KMS (K) 2006 100 %
Jumlah balita yang ditimbang (D) 1711 80 %
Jumlah balita yang naik BB (N) 1096 60 %
Jumlah balita dibawa garis merah (BGM) 2 0.33 %

Tingkat Pencapaian
K/S (%) 100 100 %
D/S (%) 85.29 80 %
N/D (%) 86.83 60 %
BGM/D (%) 0.16 0.33 %

Posyandu yang ada 35 35


Posyandu yang aktif 35 35
Jumlah kader yang ada 175 175

Frekuensi penimbangan posyandu/tahun 12 kali 12 kali

21
Sumber : Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2011

Jumlah balita yang ada di wilayah UPT Puskesmas II Denpasar Utara


sebanyak 2006 orang dengan balita yang mempunyai KMS sebanyak 2006 anak
balita (100%). Dari hasil penimbangan tiap bulan rata-rata balita yang hadir
sebanyak 1711 balita dengan balita yang naik BB sebanyak 1096 balita.
Cakupan penimbangan K/S sudah mencapai 100% dengan tingkat partisipasi
masyarakat terhadap penimbangan mencapai 85,29%. Tingkat keberhasilan
program penimbangan (N/D) di tingkat UPT Puskesmas II Denpasar Utara
sebanyak 86,83% ini berarti bahwa banyak yang berat badannya tidak naik
setiap penimbangan.

Kegiatan posyandu dilakukan setiap bulan dengan sasaran bumil, bayi,


balita, bufas, dan buteki. Tenaga pelaksananya dokter dan petugas gizi, dan
kader.

3) Melatih dan membina kader posyandu

Kader merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam


Program Gizi Posyandu. Kader adalah siapa saja dari anggota masyarakat yang
mau bekerja secara sukarela dan iklas, mau dan sanggup melaksanakan
kegiatan posyandu, mau dan sanggup menggerakan masyarakat untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan. Di UPT Puskesmas II
Denpasar Utara terdapat 175 kader yang tersebar di 2 desa dan 1 kelurahan.
Dari 175 kader yang ada, hampir semua kader aktif melaksanakan kegiatan
posyandu, namun ada beberapa kader yang tidak aktif.

Adapun tugas kader adalah :

1. Mencatat setiap bayi/balita yang datang pada saat posyandu.

2. Menimbang bayi/balita.

3. Mencatat berat badan bayi/balita pada KMS dan buku KIA.

4. Melaporkan hasil pencatatan kepada petugas kesehatan yang ditunjuk


oleh UPT Puskesmas II Denpasar Utara.

5. Selain itu kader juga bertugas memantau berat badan bayi/balita, jika ada
kasus gizi buruk atau gizi kurang, kader harus melaporkannya ke

22
puskesmas Pelatihan kader dilakukan sebanyak 2 kali setahun dengan
sasaran adalah kader posyandu. Tenaga pelaksananya adalah dokter
puskesmas, petugas gizi dan petugas PKM. Waktu pelaksanaan bulan
Maret dan Agustus.

4) Pemetaan dan pemantauan KADARZI

Keluarga sadar gizi adalah keluarga yang mempunyai sikap dan prilaku
keluarga dapat secara mandiri bisa mewujudkan keadan gizi yang sebaik-
baiknya yang tercermin dalam pola konsumsi pangan yang beraneka ragam dan
bermutu gizi seimbang. Tujuan dari KADARZI adalah agar setiap keluarga:

1. Menimbang balita ke posyandu secara berkala.

2. Mampu mengenali tanda-tanda sederhana keadaan kelainan gizi (gizi


kurang dan gizi lebih).

3. Mampu menghidangkan susunan makanan yang baik dan benar sesuai


dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS).

4. Mampu mencegah dan mengatasi kejadian atau mencari rujukan apabila


terjadi kelainan gizi dalam keluarga.

5. Menghasilkan makanan melalui pemanfaatan pekarangan.

Sasaran pembinaan KADARZI adalah semua keluarga di wilayah kerja


UPT Puskesmas II Denpasar Utara yang ditunjuk terutama pada keluarga yang
mempunyai kelainan gizi, keluarga prasejahtera, dan keluarga sejahtera.

Adapun indikator yangdipakai dalam mewujudkan KADARZI adalah

1. Keluarga bisa mengkonsumsi aneka ragam makanan.

2. Keluarga selalu memantau status gizi anggota keluarga khususnya balita


dan ibu hamil dengan cara menimbang berat badannya.

3. Keluarga biasa atau selalu menggunakan garam beryodium dalam


memasak makanan sehari-hari.

4. Keluarga memberikan dukungan pada ibu yang melahirkan untuk


memberi ASI Eksklusif dari usia bayi 0-6 bulan.

23
5. Keluarga memberikan Sumplemen Gizi seperti kapsul Vitamin A, tablet
besi, dan kapsul yodium.

Penentuan sampel pemantauan KADARZI ditentukan oleh dinas


kesehatan pusat. Pada tahun 2011 di UPT Puskesmas II Denpasar Utara sampel
yang diambil adalah Desa Ubung Kaja dengan jumlah sampel pemantauan
KADARZI adalah sebanyak 95 KK dengan jumlah keluarga yang sudah
KADARZI 45 KK. Untuk lebih jelasnya hasil pemetaan KADARZI tahun 2011,
dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3
Laporan HAsil Pemetaan KADARZI Tahun 2011
Desa/kelurahan Jumlah KK Jumlah KK Jumlah KK sudah Persentase
Sampel Belum KADARZI (%)
KADARZI

Ubung Kaja 98 53 45 45.91

Sumber : Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2011

Pemetaan KADARZI dilakukan sebanyak 1 kali setahun dengan sasaran


kegiatan adalah kepala keluarga yang telah dijadikan sampel. Tenaga
pelaksananya yaitu petugas gizi. Waktu pelaksanaan bulan Juli. Untuk
pemantauan KADARZI dilakukan sebanyak 12 kali setahun dengan sasaran
kegiatan adalah keluarga yang merupakan sampel.

5) Pemantauan Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Pemantauan BBLR bekerjasama dengan program KIA dengan memantau


BB bayi yang lahir dengan BB < 2500 gram sampai bayi mencapai BB normal
sesuai dengan umurnya. Tenaga pelaksananya yaitu petugas gizi. Waktu
pelaksanaan setiap saat ada bayi BBLR.

6) Pemanfaatan pekarangan

Tujuan pemanfaatan pekarangan adalah untuk membantu memenuhi


kebutuhan gizi keluarga. Pekarangan mempunyai fungsi antara lain sebagai
penyedia bahan kebutuhan sehari-hari, sebagai sumber tambahan penghasilan,
dan sebagai tempat yang dapat memberikan kenyamanan. Di UPT Puskesmas II

24
Denpasar Utara pemanfaatan pekarangan dikaitkan dengan kegiatan
diversifikasi pangan dan gizi serta lebih banyak merupakan tugas terpadu
bersama intansi terkait misalnya dinas pertanian dan peternakan. Dalam upaya
ini berbagai kegiatan penyuluhan bagi pembudidayaan pekarangan lebih
ditingkatkan sebagai bagian dari program diversifikasi pangan dan gizi yang
dipadukan dengan kegiatan Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK).
Pelaksananya adalah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) bersama Kelompok
Wanita Tani (KWT), PKK serta kader lain. Sebagian dari hasil produksi
pekarangan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan PMT
diposyandu.

1.4 Masalah Dan Hambatan Program Gizi di Puskesmas II Denpasar Barat

Dari kegiatan yang telah dilaksanakan oleh program gizi pada tahun 2008 di
UPT Puskesmas II Denpasar Utara, ada beberapa permasalahan yang dihadapi
sebagaiberikut :

1. Dari hasil pemetaan KADARZI pada sampel sebanyak 98 KK hanya 45 KK yang


KADARZI atau sekitar 45,92% dari target 80%. Sehingga masih masih cukup banyak
keluarga yang tidak memantau kesehatan dan pertumbuhan anggota keluarga
terutama anak balita dan ibu hamil, serta masih banyak juga ibu yang belum
memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya dengan alasan ibunya bekerja.
Pemecahan masalah :

- Peningkatan keaktifan petugas maupun kader dalam melakukan penyuluhan dan


sosialisasi kepada masayarkat untuk memperhatikan pentingnya KADARZI seperti
pentingnya Posyandu dan Pentingnya ASI bagi pertumbuhan bayinya.

2. Program pemberian ASI Eksklusif pada ibu menyusui sebanyak 1103 Buteki.
Adapun hasil pencapaian ASI Eksklusif yaitu 38,10% dengan target pencapaian ASI
Eksklusif sebanyak 80%. Pencapaian program ASI Eksklusif masih jauh dari target
yang ditentukan. Beberapa hal yang menyebabkan bayi tidak lulus ASI Eksklusif
adalah keadaansosial ekonomi keluarga yang tidak mendukung, seperti ibu harus
bekerja disektor swasta maupun pemerintah untuk membantu kebutuhan keluarga
sehingga tidak memungkinkan memberikan ASI saja.

Pemecahan masalah yang dilakukan :

25
- Peningkatan promosi pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan sejak bayi lahir
sampai berumur 6 bulan melalui kerjasama lintas sektor dan lintas program baik oleh
petugas maupun kader.

- Mengadakan pencatatan dan pemantauan setiap ibu menyusui selama


pemberianASI Eksklusif

- Mengadakan pendekatan pada keluarga (suami dan mertua) ibu menyusui


mengenai program pemberian ASI Eksklusif

- Meningkatkan program pojok laktasi

3. Masih adanya balita yang mengalami gizi kurang selama tahun 2011

Pemecahan masalah :

- Peningkatan penyuluhan bahayanya gizi buruk dan pelacakan gizi buruk

4. Kurangnya sumber daya manusia dengan program yang menumpuk pada waktu
yang sama.

Dalam program gizi tenaga yang ada hanya satu orang sedangkan kegiatan
seringkali dilaksanakan pada saat yang berdekatan bahkan pada waktu yang sama,
meskipun tetap dibantu oleh tenaga- tenaga. Hal ini seringkali menjadi hambatan
dalam pelaksanaan program.

Pemecahan masalah :

- Pengusulan penambahan tenaga

- Tetap melakukan koordinasi yang baik dengan pemegang program maupun


kader-kader yang telah dibentuk.

5. Ada kader yang tidak aktif di beberapa desa.

Tidak semua kader aktif dalam setiap kegiatan posyandu sehinggga


pelayanan tidak berjalan lancar. Keterbatasan kader disebabkan adanya kader drop
out karena lebih tertarik bekerja di tempat lain yang memberikan keuntungan
ekonomis, karena ada kesibukan tersendiri, kader pindah karena ikut suami, dan
juga setelah bersuami tidak mau lagi menjadi kader.

Pemecahan masalah :

26
- Melakukan follow up kembali kader yang tidak aktif dan dalam pemelihan kader
berikutnya lebih memilih kader yang berkomitmen dan pembekalan yang mendalam
kepada kader yang telah ada, sehingga mempunyai komitmen yang tinggi.

1.6 Penerapan Keempat Prinsip Pelayanan Kesehatan Dasar Dalam Pelaksaaan


Program Di Puskesmas II Denpasar Utara

1. Partisipasi

Partisipasi adalah keterlibatan masyrarakat dalam suatu kegiatan. Pada


puskesmas II Denpasar Utara partisipasi masyarakatnya sudah cukup baik, hal ini di
terbukti dengan keikut sertaan mayarakat dalam berbagai kegiatan program gizi
seperti penyuluhan gizi dan mengadakan pemanfaatan pekarangan dan posyandu.
Selain itu, bentuk partisipasi masyarakat berupa kesediaan masyarakat untuk
menjadi kader dalam membantu petugas gizi dalam melaksanakan kegiatannya.
Namun seiring berjalannya waktu ada beberapa kader yang menjadi tidak aktif.

2. Equity

Pelayanan program gizi Puskesmas II Denpasar Utara telah mencakup


kelurahan dan desa yang berada di wilayah kerjanya karena sasaran kegiatan
program gizi telah ditentukan dari dinas. Dinas kesehatan menentukan sampel yang
akan di intervensi untuk setiap kegiatan yang diambil dari setiap desa dan kelurahan.

3. Integrasi

Program gizi Puskesmas II Denpasar Utara, melakukan kerjasama dengan


program lain yang ada di puskesmas tersebut seperti program KIA. Bentuk
kerjasama antara program gizi dan program KIA dalam hal pemberian zat besi
kepada ibu hamil karena untuk pemberian zat besi petugas gizi memerlukan
informasi dari bidan KIA tentang kondisi ibu hamil. Selain itu, program gizi bekerja
sama dengan program KIA dalam kegiatan imunisasi.

4. Kerjasama

Untuk melaksanakan kegiatan yang direncanakan, Puskesmas II Denpasar


Barat melakukan kerjasama dengan pemerintah kecamatan dan desa, pihak- pihak
sekolah, dan PKK. Rapat paripurna yang dilaksanakan 3 bulan sekali untuk

27
membahas masalah- masalah di setiap sektor termasuk sektor kesehatan dihadiri
oleh dinas komunikasi, pertanian, dan dinas- dinas lainnya.

BAB VI
KESIMPULAN

1.1 SIMPULAN

Puskesmas mempunyai peran yang sangat penting dalam


mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan yang optimal. Puskesmas sebagai pelayanan
kesehatan strata pertama mempunyai upaya-upaya kesehatan wajib dan
upaya-upaya kesehatan pengembangan yang memungkinkan terwujudnya
derajat kesehatan yang optimal. Penerapan tahap-tahap manajemen dan
kerjasama lintas program puskesmas dan lintas sektor serta keterlibatan
masyarakat sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan upaya-upaya puskesmas
tersebut.

Program gizi yang merupakan bagian dari upaya kesehatan wajib di


Puskesmas II Denpasar Utara sudah menerapkan tahap-tahap manajemen
yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi, dan puskesmas sudah melakukan kerjasama lintas program
puskesmas dan lintas sektor, serta melibatkan partisipasi masyarakat dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan programnya.

Keberhasilan Program gizi di Puskesmas II Denpasar Utara diketahui


dari tercapainya target dari semua kegiatan dalam program gizi. Namun
tetap ada beberapa program yang belum mencapat target yang disebabkan
oleh beberapa hambatan-hambatan dalam pelaksanaan program di
Puskesmas II Denpasar Utara yaitu kurangnya sumber daya manusia,
program yang menumpuk pada waktu yang sama, ibu-ibu yang bekerja, ada

28
kader yang tidak aktif di beberapa desa karena mempunyai kesibukan
sendiri. Namun hal ini telah berusaha diatasi oleh Puskesmas II Denpasar
Utara. Berdasarkan hasil analisis , Puskesmas II Denpasar utara juga telah
menerapan keempat prinsip pelayanan kesehatan dasar dalam pelaksaaan
program- programnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2007). Proses Pelaksanaan Manajemen Pelayanan Posyandu


Terhadap Intensitas Posyandu (online). Available from: : http://lrc-
kmpk.ugm.ac.id

Depkes RI. 2007. Pedoman Strategi Kie Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi
(online). Available from : http://www.depkes.go.id

Effendy, N. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.


Jakarta : EGC

Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Konsep Dasar


Puskesmas

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2011

Muninjaya, A.A.G. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta : EGC

Trihono. 2005. Arrimes Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma


Sehat : CV. Sagung Seto, Jakarta

Wijayanti dan Baraba. 2008. Implementasi Total Quality Management:


Studi pada Puskesmas di Kabupaten Sleman dengan Sertifikat ISO 9001;2000.
(online). Available from : http://www.ejournal.umpwr.ac.id (Jurnal Manajemen
dan Bisnis No. 2, Juli 2008, ISSN 0216-93807).

29

Anda mungkin juga menyukai