OLEH :
1
KATA PENGANTAR
17 Desember 2021
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4
BAB IV PENUTUP...........................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................29
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
swasta yang lebih banyak bersifat kuratif (pengobatan jauh lebih mahal
dibandingkan program pencegahan). Melalui rakernas inilah timbul gagasan
untuk menyatukan semua pelayanan kesehatan di tingkat pertama kedalam
suatu organisasi yang kemudian dinamakan Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas). Untuk jangka panjang pelayanan kesehatan dasar (Primary
Healh Care) yang dikembangkan melalui Puskesmas dinilai jauh lebih efisien
dan efektif jika dibandingkan pengembangan pelayanan melalui RS.
Dalam pelaksanaannya untuk mencapai Indonesia yang sehat,
indikator pencapaian yang digunakan untuk mengukur keberhasilan
puskesmas antara lain lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan
kesehatan yang bermutu, serta derajat kesehatan penduduk kecamatan
yang optimal. Konsekuensinya, upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas
tidak hanya dalam hal pengobatan (kuratif) tetapi juga meliputi upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Kompleksnya upaya pelayanan
kesehatan yang ada di puskesmas yang terdiri dari upaya kesehatan wajib
dan upaya kesehatan pengembangan serta adanya kerjasama lintas
program dan lintas sector tersebut menuntut adanya sebuah sistem
manajemen puskesmas yang baik meliputi perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Rumusan Masalah Umum
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas dapat disusun
rumusan masalah yaitu “Studi Kasus Manajemen Program Gizi Kesehatan
Masyarakat Di puskesmas II Denpasar Utara)?”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Adapun penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui faktor yang
berhubungan Studi Kasus Manajemen Program Gizi Kesehatan Masyarakat
Di puskesmas II Denpasar Utara
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen
6
Untuk menerapkan batasan manajemen yang pertama kali harus
dilakukan adalah menetapkan rumusan masalah atau kendala untuk
mencapai tujuan organisasi. Masalah adalah kesenjangan antara apa yang
ingin dicapai dengan apa yang di capai (das sollen and dos sein). Di bidang
pelayanan kesehatan, terdapat dua jenis masalah yang perlu dirumuskan
yaitu masalah kesehatan dan masalah program, yang saling berkaitan satu
sama lain. Dalam memecahkan masalah kesehatan yang ada, perumusan
masalah ini merupakan hal utama yang harus dilakukan sebab tujuan utama
dari pelaksanaa manajemen kesehatan sejatinya adalah untuk memecahkan
masalah kesehatan tersebut.
Fungsi dasar dari ilmu manajemen yaitu sebagai elemen yang harus
ada dalam kegiatan manajemen sebagai acuan dari seseorang yang
bertugas sebagai pengelola, atau manajer. Manajer inilah yang bertugas
untuk memastikan bahwa tujuan dapat tercapai, dengan membuat
perencanaan, koordinasi, dan pengendalian.
1. Planning (perencanaan)
7
2. Organizing (pengorganisasian)
2.2.1 Pengertian
8
2.2.2 Tujuan PHC
1. Tujuan Umum
Adalah mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan yang diselenggarakan, sehingga akan dicapai tingkat
kepuasan pada masyarakat yang menerima pelayanan.
2. Tujuan Khusus
Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani
2) Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani
3) Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan madis dari populasi yang
dilayani
4) Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan
sumber-sumber daya lain dalam memenuhi kebutuan masyarakat
a. Pemeliharaan kesehatan
b. Pencegahan penyakit
e. Pemberian sertifikat.
2. Elemen PHC
Dalam pelaksanaan PHC paling sedikit harus memiliki 8 elemen,
yaitu :
9
a. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan
penyakit serta pengendaliannya
3. Ciri-ciri PHC
a. Partisipasi
b. Keadilan (equity)
c. Integrasi
10
2.3 Puskesmas
2.3.1 Pengertian
11
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya.
12
5) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
a. Azas pertanggungjawaban
b. Asas pemberdayaan
c. Asas keterpaduan
• Lintas program
• Lintas sektoral
d. Asas rujukan
• Rujukan medis
13
untuk membantu pimpinan dan pelaksana program agar kegiatan program
puskesmas dilaksanakan secara efektif dan efisien.
a. Perencanaan
Kegiatannya adalah merencanakan kegiatan yang akan dilakukan
oleh puskesmas selama setahun. Perencanaan tingkat puskesmas yang
dilakukan setahun sekali, unsur yang direncanakan meliputi jenis
kegiatan, kebutuhan tenaga, alat dan sarana, serta penunjang lainnya.
Sedangkan perencanaan obat dan alat kesehatan dilakukan setiap bulan,
dengan cara mengajukan usulan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
b. Pengorganisasian
Berdasarkan struktur organisasi puskesmas, dengan jabatan
struktural kepala puskesmas, sedangkan lainnya bersifat fungsional.
pembagian tugas, yang berdasarkan program pokok puskesmas, yang
melibatkan tenaga perawat dan bidan. Dalam pembagian wilayah kerja,
setiap petugas puskesmas melakukan pembinaan ke desa-desa.
c. Pelaksanaan
1. Lokakarya mini puskesmas, dilakukan tiap bulan dalam rangka
koordinasi lintas program dan sektor.
2. Adanya proses kepemimpinan
3. Dilakukan koordinasi secara lintas program & sector
4. Pelaksanaan program pokok puskesmas yang melibatkan seluruh staf
d. Monitoring dan Evaluasi
c. Supervisi
14
BAB V
PEMBAHASAN
15
a. Meningkatkan profesional sumber daya manusia UPT Puskesmas II
Denpasar Utara.
b. Menggerakkan pembangunan yang berwawasan kesehatan dan
mendorong kemandirian masyarakat melalui PHBS.
c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
terjangkau melalui peningkatan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat.
d. Mendorong dan memilihara kesehatan lansia
a.3 Kegiatan yang dilakukan di Puskmas II Denpasar Utara
1. Kegiatan Pokok
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya KIA dan KB
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Upaya Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular
(P3M)
f. Upaya Pengobatan
2. Kegiatan Integrasi
a. Upaya Kesehatan Pengembangan
1) Upaya Kesehatan Sekolah
2) Perkesmas
3) Puskesmas Rawat Inap
4) Upaya Kesehatan Kerja
b. Upaya Kesehatan Penunjang
1) Laboratorium
2) Surveilance
3) Gudang obat
4) Apotek
5) Loket
16
1.4 Analisis Manajemen Program Gizi Puskesmas II Denpasar Utara (Tahun
2011)
1. Perencanaan
a. Kegiatan
6) Pemanfaatan pekarangan
2) Pemberian vitamin A
17
4) Pojok laktasi
b. Tenaga
Terdiri dari petugas gizi, dokter Puskesmas, Petugas PKM, Bidan KIA,
kader
c. Dana
d. Alat
18
e. Sasaran Program
Tabel 1
Jumlah Penduduk Dan Data Sasaran Program Gizi Di Wilayah
Puskesmas II Denpasar Utara Tahun 2011
Sasaran
Luas Pddk Jumlah
Desa/kelurahan Vit. A Anak
(Km2) (Jiwa) Kader Bayi Bumil Bulin
Bayi Balita
Pemecutan Kaja 3.85 26995 70 567 312 2338 632 594
Kel. Ubung 1.73 9141 20 192 106 1096 211 202
Ubung Kaja 4.59 11242 85 236 130 1348 260 248
Puskesmas 10,17 47,379 175 994 547 5682 1094 1045
19
gizi juga berkoordinasi dengan sekolah- sekolah dasar yang ada di wilayah
kerja puskesmas II Denpasar Utara.
3. Pelaksanaan
20
keluarganya. Adapun sasarannya adalah ibu hamil, ibu menyusui, ibu
nifas, ibu balita,wanita usia subur, anak usia sekolah dan remaja.
Tabel 2
Hasil Penimbangan Tahun 2011
Tolak ukur Pencapaian Target
Jumlah balita yang ada (S) 2006 100 %
Jumlah balita yang punya KMS (K) 2006 100 %
Jumlah balita yang ditimbang (D) 1711 80 %
Jumlah balita yang naik BB (N) 1096 60 %
Jumlah balita dibawa garis merah (BGM) 2 0.33 %
Tingkat Pencapaian
K/S (%) 100 100 %
D/S (%) 85.29 80 %
N/D (%) 86.83 60 %
BGM/D (%) 0.16 0.33 %
21
Sumber : Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2011
2. Menimbang bayi/balita.
5. Selain itu kader juga bertugas memantau berat badan bayi/balita, jika ada
kasus gizi buruk atau gizi kurang, kader harus melaporkannya ke
22
puskesmas Pelatihan kader dilakukan sebanyak 2 kali setahun dengan
sasaran adalah kader posyandu. Tenaga pelaksananya adalah dokter
puskesmas, petugas gizi dan petugas PKM. Waktu pelaksanaan bulan
Maret dan Agustus.
Keluarga sadar gizi adalah keluarga yang mempunyai sikap dan prilaku
keluarga dapat secara mandiri bisa mewujudkan keadan gizi yang sebaik-
baiknya yang tercermin dalam pola konsumsi pangan yang beraneka ragam dan
bermutu gizi seimbang. Tujuan dari KADARZI adalah agar setiap keluarga:
23
5. Keluarga memberikan Sumplemen Gizi seperti kapsul Vitamin A, tablet
besi, dan kapsul yodium.
Tabel 3
Laporan HAsil Pemetaan KADARZI Tahun 2011
Desa/kelurahan Jumlah KK Jumlah KK Jumlah KK sudah Persentase
Sampel Belum KADARZI (%)
KADARZI
6) Pemanfaatan pekarangan
24
Denpasar Utara pemanfaatan pekarangan dikaitkan dengan kegiatan
diversifikasi pangan dan gizi serta lebih banyak merupakan tugas terpadu
bersama intansi terkait misalnya dinas pertanian dan peternakan. Dalam upaya
ini berbagai kegiatan penyuluhan bagi pembudidayaan pekarangan lebih
ditingkatkan sebagai bagian dari program diversifikasi pangan dan gizi yang
dipadukan dengan kegiatan Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK).
Pelaksananya adalah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) bersama Kelompok
Wanita Tani (KWT), PKK serta kader lain. Sebagian dari hasil produksi
pekarangan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan PMT
diposyandu.
Dari kegiatan yang telah dilaksanakan oleh program gizi pada tahun 2008 di
UPT Puskesmas II Denpasar Utara, ada beberapa permasalahan yang dihadapi
sebagaiberikut :
2. Program pemberian ASI Eksklusif pada ibu menyusui sebanyak 1103 Buteki.
Adapun hasil pencapaian ASI Eksklusif yaitu 38,10% dengan target pencapaian ASI
Eksklusif sebanyak 80%. Pencapaian program ASI Eksklusif masih jauh dari target
yang ditentukan. Beberapa hal yang menyebabkan bayi tidak lulus ASI Eksklusif
adalah keadaansosial ekonomi keluarga yang tidak mendukung, seperti ibu harus
bekerja disektor swasta maupun pemerintah untuk membantu kebutuhan keluarga
sehingga tidak memungkinkan memberikan ASI saja.
25
- Peningkatan promosi pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan sejak bayi lahir
sampai berumur 6 bulan melalui kerjasama lintas sektor dan lintas program baik oleh
petugas maupun kader.
3. Masih adanya balita yang mengalami gizi kurang selama tahun 2011
Pemecahan masalah :
4. Kurangnya sumber daya manusia dengan program yang menumpuk pada waktu
yang sama.
Dalam program gizi tenaga yang ada hanya satu orang sedangkan kegiatan
seringkali dilaksanakan pada saat yang berdekatan bahkan pada waktu yang sama,
meskipun tetap dibantu oleh tenaga- tenaga. Hal ini seringkali menjadi hambatan
dalam pelaksanaan program.
Pemecahan masalah :
Pemecahan masalah :
26
- Melakukan follow up kembali kader yang tidak aktif dan dalam pemelihan kader
berikutnya lebih memilih kader yang berkomitmen dan pembekalan yang mendalam
kepada kader yang telah ada, sehingga mempunyai komitmen yang tinggi.
1. Partisipasi
2. Equity
3. Integrasi
4. Kerjasama
27
membahas masalah- masalah di setiap sektor termasuk sektor kesehatan dihadiri
oleh dinas komunikasi, pertanian, dan dinas- dinas lainnya.
BAB VI
KESIMPULAN
1.1 SIMPULAN
28
kader yang tidak aktif di beberapa desa karena mempunyai kesibukan
sendiri. Namun hal ini telah berusaha diatasi oleh Puskesmas II Denpasar
Utara. Berdasarkan hasil analisis , Puskesmas II Denpasar utara juga telah
menerapan keempat prinsip pelayanan kesehatan dasar dalam pelaksaaan
program- programnya.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2007. Pedoman Strategi Kie Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi
(online). Available from : http://www.depkes.go.id
29