Anda di halaman 1dari 41

PENDIDIKAN KESEHATAN

SEBAGAI SARANA PROMOSI KESEHATAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK VI
1. ANA LESTARI
2. ENDANG PRIHATIN
3. ENDANG WINARTI
4. FAIZUL MUNA
5. HERLIA DIAN PERMATA
6. MUNIMAH
7. RULY KUSUMA ARDIANTO

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS
2018

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berujudul “PENDIDIKAN
KESEHATAN SEBAGAI SARANA PROMOSI KESEHATAN”. Makalah ini dibuat
dalam rangka memperdalam ilmu tentang promosi kesehatan. Dalam proses penulisan
kami sampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
tersusunnya makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para
pembaca.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah tersebut.

Kudus, 5 Januari 2018

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................I
1.1 Latar Belakang....................................................................I
1.2 Rumusan Masalah...............................................................II
1.3 Tujuan .............................................................................III
1.4 Manfaat..............................................................................IV
BAB II ISI
2.1

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produkif secara sosial dan ekonomis. Salah
satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangsa, yang berarti
memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu , sandang, pangan, papan,
pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup. Tujuan
pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk. Tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan
yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah
dan swasta secara bersama-sama.

Salah satu usaha pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang


hidup sehat dan pelaksanaanya bagaimana cara hidup sehat adalah dengan cara
melakukan pendidikan kesehatan yang tidak hanya didapat dibangku sekolah
tapi juga bisa dilakukan dengan cara penyuluhan oleh tim medis. Yang biasa
disebut dengan promosi kesehatan ataupun penyuluhan kesehatan.
Penyelenggaraan promosi kesehatan dilakukan dengan mengkombinasikan
berbagai strategi yang tidak hanya melibatkan sektor kesehatan saja, melainkan
lewat kerjasama dan koordinasi dari segenap unsur masyarakat.

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan


nasional. Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati
antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah
hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik
yang dianut dan tingkat sosial ekonominya. Program pembangunan kesehatan
yang dilaksanakan telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
secara cukup bermakna. Walaupun masih dijumpai berbagai masalah dan
hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Oleh
karena itu diperlukan adanya reformasi di bidang kesehatan untuk mengatasi
ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah, antar golongan, dan

4
derajat kesehatan yang masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara
tetangga.

Saat ini paradigma pembangunan kesehatan lama, yang mengutamakan


pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif telah berubah
menjadi paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu paradigma sehat
merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan masyarakat yang bersifat
proaktif. Paradigma sehat sebagai model pembangunan kesehatan yang dalam
jangka panjang diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk mandiri dalam
menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya
pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.

Perilaku masyarakat yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif


untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya
penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam
gerakan kesehatan masyarakat. Dalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa
promosi kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang-orang untuk
mengontrol dan meningkatkan kesehatan mereka (Health promotion is the
process of enabling people to increase control over, and to improve, their health,
WHO, 1986). Jadi, tujuan akhir promosi kesehatan adalah kesadaran di dalam
diri orang-orang tentang pentingnya kesehatan bagi mereka sehingga mereka
sendirilah yang akan melakukan usaha-usaha untuk menyehatkan diri mereka.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu perencanaan pendidikan kesehatan?
2. Apa tujuan dari pendidikan kesehatan?
3. Apa saja media dalam pendidikan kesehatan ?
4. Apa saja metode yang bisa digunakan dalam pendidikan kesehatan ?
5. Apa saja kriteria evaluasi dalam pendidikan kesehatan ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengatahui perencanaan dalam pendidikan kesehatan
2. Untuk mengatahui tujuan pendidikan kesehatan.
3. Untuk mengetahui media dalam pendidikan kesehatan.

5
4. Untuk mengetahui metode dalam pendidikan kesehatan.
5. Untuk mengetahui kriteria evaluasi dalam pendidikan kesehatan

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan promosi Kesehatan


Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis
kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya
dengan sumber-sumber yang ada supaya efisien dan efektif.
Manfaat perencanaan :
a. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan lingkungan.
b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian dalam masalah-masalah utama.
c. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih
jelas.
d. Pemilihan berbagai alternatif terbaik.
e. Standar pelaksanaan dan pengawasan.
f. Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan.
g. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi.
h. Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait
Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu proses diagnosis penyebab
masalah, penetapan prioritas, dan alokasi sumber daya yang ada untuk mencapai
tujuan. Penting dalam perencanaan menetapkan dimensi kebutuhan dan prioritas
kebutuhan promosi kesehatan. Output fase ini hal terpenting adalah rumusan
tujuan (yaitu, rumusan peningkatan perilaku yang diinginkan setelah mengkaji
fakta perilaku, faktor-faktor internal dan eksternal), dan rumusan kegiatan untuk
melakukan intervensi terhadap faktor penyebab, yang diinventarasi dan disusun
dalam kegiatan yang berurutan.

Perencanaan Promosi Kesehatan sebagai Suatu Proses


Perencanaan Promosi Kesehatan adalah suatu proses diagnosis penyebab
masalah, penetapan prioritas, dan alokasi sumber daya yang ada untuk mencapai
tujuan. Oleh sebab itu, dalam perencanaan promosi kesehatan , perencanaan harus
terdiri dari masyarakat, professional kesehatan , dan promotor kesehatan .

7
Kelompok ini harus bekerja bersama–sama dalam proses perencanaan promosi
kesehatan, sehingga dihasilkan program yang sesuai, efektif dalam biaya (cost
effective) dan berkesinambungan. Disamping itu dengan melibatkan orang –
orang yang terkait maka akan menciptakan rasa memiliki , sehingga timbul rasa
tanggung jawab dan komitmen.
Perencanaan sebagai bagian dari siklus administrasi yang terdiri dari tiga fase
yaitu: perencanaan , implementasi dan evaluasi. Dimana ketiga fase tersebut akan
mempengaruhi hasil .
Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu fase dimana secara rinci
direncanakan jawaban atas pertanyaan – pertanyaan yang muncul, sedangkan
implementasi adalah suatu waktu dimana perencanaan dilaksanakan. Kesalahan –
kesalahan sewaktu membuat perencanaaan akan terlihat selama proses
implementasi, demikian pula halnya dengan kekuatan dan kelemahan yang
muncul selama periode implementasi merupakan refleksi dari proses pencernaan .
Fase evaluasi adalah suatu masa dimana dilakukan pengukuran hasil
(outcome) dari promosi kesehatan. Pada fase ini juga dilihat apakah perencanaan
dan implementasi yang telah dilakukan dapat dilanjutkan. Selain itu evaluasi
diperlukan untuk pemantauan efficacy dari promosi kesehatan dan sebagai alat
bantu untuk membuat perencanaan selanjutnya.

Langkah – Langkah dalam Perencanaan Promosi Kesehatan


a. Menentukan kebutuhan promosi kesehatan
1) Diagnosa masalah
2) Menetapkan prioritas masalah
b. Mengembangkan komponen promosi kesehatan
1). Menentukan tujuan promosi
2). Menentukan sasaran promosi
3). Menentukan isi promosi
4). Menentukan metode yang akan digunakan
5). Menentukan media yang akan digunakan
6). Menyusun rencana evaluasi
7). Menyusun jadwal pelaksanaan

8
a. Menentukan Kebutuhan Promosi Kesehatan
1) Diagnosis Masalah Keperawatan
Green ( 1980 ) telah mengembangkan suatu model pendekatan
yang dapat digunakan untuk membuat perencanaan dan evaluasi
kesehatan yang dikenal dengan kerangka PRECEDE ( Predisposing
, Reinforcing , Enabling Causes in Educational Diagnosis and
Evaluation ). PRECEDE memberikan serial langkah yang menolong
perencanaan untuk mengenal masalah mulai dari kebutuhan pendidikan
sampai pengembangan program untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Namun demikian pada tahun 1991 Green menyempurnakan kerangka
tersebut menjadi PRECEDE – PROCEED (Policy, Regulatori,
Organizationl Construct in Educational and Enviromental
Development). PRECEDE – PROCEED harus dilakukan secara bersama
– sama dalam proses perencanaan, implementasi dan evaluasi.
PRECEDE digunakan pada fase diagnosis masalah, penetapan prioritas
masalah dan tujuan program . Sedangkan PROCEED digunakan untuk
menetapkan sasaran dan kreteria kebijakan, serta implementasi dan
evaluasi.
Langkah – Langkah PRECEDE – PROCEDE
Fase 1 : Diagnosis Sosial ( Social Need Assessment )
Diagnosis sosial adalah proses penentuan persepsi masyarakat
terhadap kebutuhannya atau terhadap kualitas hidupnya dan aspirasi
masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya melalui partisipasi
dan penerapan berbagai informasi yang didisain sebelumnya. Penilaian
dapat dilakukan atas dasar data sensus ataupun vital statistic yang ada,
maupun dengan melakukan pengumpulan data secara langsung dari
masyarakat, pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara wawancara
dengan informan kunci, forum yang ada di masyarakat
Fase 2 : Diagnosis Epidemiologi
Masalah kesehatan merupakan hal yang sangat berpengaruh
terhadap kualitas hidup seseorang. Pada fase ini dicari faktor kesehatan
yang mempengaruhi kualiatas hidup seseorang, masalah kesehatan
harus digambarkan secara rinci berdasarkan data yang ada baik dari
lokal, regional maupun nasional. Pada fase ini harus diidentifikasi apa

9
atau kelompok mana yang terkena masalah kesehatan dan bagaimana
cara untuk menanggulangi masalah tersebut.
Fase 3 : Diagnosis Perilaku Dan Lingkungan
Pada fase ini selain identifikasi masalah perilaku yang mempengaruhi
masalah kesehatan juga sekaligus diidentifikasikan masalah lingkungan
(fisik dan sosial) yang mempengaruhi perilaku dan status kesehatan
ataupun kualitas hidup seseorang atau masyarakat. qUntuk mengetahui
masalah prilaku yang mempengaruhi status kesehatan seseorang ,
digunakan indikator upaya seperti : pemanfaatan pelayanan kesehatan
(ultilization), upaya pencegahan (preventive action), pola konsumsi
makanan (consumption pattern), kepatuhan (compliance), upaya
pemeliharaan kesehatan diri (self care). Dimensi prilaku yang
digunakan adalah :, guality, persistence, frequency, dan
range. Indicator lingkungan meliputi : keadaan sosial, ekonomi, fisik
dan pelayanan kesehatan dengan dimensinya yang terdiri dari
keterjangkauan, kemampuan dan pemerataan.
Langkah yang harus dilakukan dalam diagnosis prilaku dan lingkungan
adalah :
1. Memisahkan faktor perilaku dan non–prilaku penyebab timbulnya
masalah kesehatan
2. Mengidentifikasi perilaku yang dapat mencegah timbulnya
masalah kesehatan dan perilaku yang berhubungan dengan
tindakan perawatan/ pengobatan , sedangkan untuk faktor
lingkungan yang harus dilakukan dilakukan adalah
mengeliminasi faktor non-prilaku yang tidak dapat diubah seperti
: faktor genetis dan demografis
3. Urutkan faktor perilaku dan lingkungan berdasarkan besarnya
pengaruh terhadap masalah kesehatan
4. Urutkan faktor perilaku dan lingkungan berdasarkan
kemungkinan untuk diubah
5. Tetapkan perilaku dan lingkungan yang menjadi sasaran program
setelah itu tetapkan tujuan perubahan perilaku yang ingin dicapai
program.

10
Fase 4 : Diagnosis Pendidikan dan Organisasional
Determinan perilaku yang mempengaruhi status kesehatan seseorang
atau masyarakat dapat dilihat dari faktor seperti faktor predeposisi (seperti
pengetahuan, sikap, persepsi, kepercayaan dan nilai atau norma yang diyakini
seseorang. Faktor pemungkin yaitu faktor lingkungan yang memfasillitasi
perilaku seseorang, dan terakhir faktor pengaruh (tokoh masyarakat, guru,
petugas kesehatan, orang tua , penegak hulum, yang dapat mendorong orang
lain berperilaku).
Fase 5 : Diagnosis Administratif dan Kebijakan
Pada fase ini dilakukan analisis kebijakan , sumber daya dan peraturan
yang berlaku yang dapat memfasilitasi atau menghambat pengembangan
program promosi kesehatan. Diagnosis administratif dilakukan tiga penilaian
yaitu: sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan program , sumber
daya yang diorganisasi dan masyarakat, serta hambatan pelaksanaan
program. Sedangkan pada diagnosis kebijakan dilakukan identifikasi
dukungan dan hambatan politis., peraturan dan organisasional yang
memfasilitasi program dan pengembangan lingkungan yang dapat
mendukung kegiatan masyarakat yang kondusif bagi kesehatan.
Pada fase ini kita melangkah pada perencanaan dengan program
PRECEDE ke implementasi dan evaluasi dengan PROCEED. PRECEDE
digunakan untuk meyakinkan bahwa program akan sesuai dengan kebutuhan
dan keadaan individu atau masyarakat sasaran. PROCEED untuk meyakinkan
bahwa program akan tersedia, dapat dijangkau dan diterima dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Sumber Data :
Data dari masyarakat yang dibutuhkan oleh seorang perencana promosi
kesehatan dapat berasal dari berbagai sumber seperti : dokumen yang ada ,
langsung dari masyarakat , dimana kita bisa mendapatkan data mengenai status
kesehatan masyarakat, perilaku kesehatan dan determinan dari perilaku
kesehatan, petugas kesehatan dilapangan, tokoh masyarakat.

11
Cara Pengumpulan Data :
1). Key informant approach
Informasi yang diperoleh dari informan kunci melalui wawancara
mendalam atau Focus Grup Discussion (FGD) sangat menolong untuk
memahami masalah yang ada. Cara ini cukup sederhana dan relative murah ,
karena informasi yang diperoleh dapat mewakili berbagai perspektif dan
informan kunci sendiri selain memberikan data yang digunakan dalam
membuat perencanaan, juga akan membantu dalam mengimplementasikan
promosi kesehatan .
2). Community forum approach
Cara lain yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah melalui
forum diskusi. Disini promoter kesehatan bersama – sama masyarakat
mendiskusikan masalah yang ada. Melalui cara ini dapat dicari jalan keluar
dari masalah yanga ada. Bila dilihat dari sudut program , cara ini sangat
ekonomis , dan promoter kesehatan dapat memahami masalah dari berbagai
sudut pandang masyarakat.
3). Sample survey approach
Merupakan cara pengumpulan data kebutuhan masyarakat yang paling
valid dan akurat., karena ekstimasi kesalahan bisa diseleksi , namun cara ini
paling mahal. Metode yang digunakan adalah metode wawancara dan
observasi.

2). Menetapkan Prioritas Masalah


Dalam menentukan perioritas masalah kita harus
mempertimbangkan beberapa faktor seperti beratnya masalah dan akibat
yang ditimbulkan, pertimbangan politis, sumber daya yang ada di
masyarakat. Langkah yang harus ditempuh untuk menetapkan perioritas
masalah kesehatan adalah :
a) Menentukan status kesehatan masyarakat
b) Menentukan pola pelayanan kesehatan masyarakat yang ada
c) Menentukan hubungan antara status kesehatan dengan pelayanan
kesehatan di masyarakat

12
d) Menentukan determinan masalah kesehatan masyarakat ( meliputi
tingkat pendidikan , umur , jenis kelamin, ras , letak geografis,
kebiasaan/ perilaku dan kepercayaan yang dianut.

b. Mengembangkan Komponen Promosi Kesehatan


1). Menentukan tujuan
Pada dasarnya tujuan utama promosi kesehatan ada 3 yaitu :
a). Peningkatan pengetahuan dan atau sikap masyarakat
b). Peningkatan perilaku masyarakat , yang pada akhirnya akan
berpengaruh pada kesehatan
c). Peningkatan status kesehatan masyarakat
Menurut Green (1990) tujuan promosi kesehatan terdiri dari
tujuan program, tujuan pendidikan dan tujuan prilaku.

2). Menentukan Sasaran Promosi Kesehatan


Sasaran promosi kesehatan dan sasaran pendidikan kesehatan
tidak selalu sama , maka kita harus menetapkan sasaran langsung dan tidak
langsung. Yang dimaksud sasaran dalam promosi kesehatan adalah
kelompok sasaran yaitu individu, keluarga, kelompok maupun ketiganya.
Disebutkan juga bahwa ada 3 kelompok sasaran promosi kesehatan,yaitu :
a) Sasaran primer : kepala keluarga untuk kesehatan keluarga secara umum,
ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA, anak sekolah untuk
masalah kesehatan sekolah, dan sebagainya
b) Sasaran sekunder : tokoh masyarakat, tokoh agama, disebut sebagai
sasaran sekunder karena dengan memberikan pendidikan kesehatan
kepada kelompok ini diharapkan selaanjutnya kelompok ini akan
memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakatnya.
c) Sasaran tertier : para pengambil kebijakan baik ditingkat pusat maupun
daerah. Dengan kebijakan yang diambil oleh kelompok ini diharapkan
mempunyai dampak terhadap perubahan perilaku masyarakat

3). Menentukan Isi Promosi Kesehatan


Isi Promosi kesehatan harus dibuat sesederhana mungkin sehingga
mudah dipahami oleh sasaran. Bila perlu isi pesan dibuat dengan

13
mengguanakan gambar dan bahasa setempat sehingga sasaran merasa bahwa
pesan tersebut memang benar – benar ditunjukan kepadanya sehingga sasaran
mau melaksanakan isi pesan tersebut.
4). Menentukan Metode
Dalam menentukan metode yang digunakan dalam promosi
ksehatan , harus dipertimbangkan tentang aspek yang akan dicapai. Bila
mencangkup aspek pengetahuan maka yang dapat dilakukan dengan
penyuluhan langsung, pemasangan poster, spanduk dan penyebaran leaflet.
Untuk aspek sikap kita perlu memberikan contoh yang lebih konkrit dan
menggugah emosi, perasaan dan sikap sasaran, missal dengan
memperlihatkan foto, slide atau melalui pemutaran film dan video. Bila untuk
mengembangkan kemampuan keterampilan tentu sasaran harus mencoba
keterampilan tersebut. Yang lain yang perlu diperhatikan adalah sumber daya
yang dimiliki masyarakat dan jenis sasarannya.
5). Menentukan Media
Teori pendidikan mengatakan bahwa belajar yang paling mudah adalah
dengan menggunakan media, oleh karena itu hamper semua program
pendidikan kesehatan menggunakan berbagai media , media yang dipilih
tergantung pada jenis sasarannya, tingkat pendidikan sasaran, aspek yang
ingin dicapai, metode yang digunakan dan sumber daya yang ada.
6). Menyususn rencana evaluasi
Pada proses ini harus dijabarkan tentang kapan evaluasi akan
dilaksanakan , dimana akan dilaksananakan , kelompok sasaran yang akan di
evaluasi, dan siapa yang akan melaksanakan evaluasi tersebut.
7). Menyusun Jadwal Pelaksanaan
Merupakan penjabaran dari waktu , tempat dan pelaksanaan yang
biasanya disajikan dalam bentuk gan chart
Perencanaan yang dihasilkan hendaknya sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, diterima oleh masyarakat, sesuai dengan kebutuhan program
didukung oleh kebijaksanaan yang ada dan bersifat praktis dan bisa
dilaksanakan sesuai situasi setempat.

14
B. Tujuan Pendidikan Kesehatan
Berdasar batasan WHO (1954) tujuan pendidikan kesehatan adalah
Tujuan untuk mengubah perilaku orang atau masyarakat dari perilaku tidak
sehat menjadi perilaku sehat. Seperti kita ketahui bila perilaku tidak sesuai
dengan prinsip kesehatan, maka dapat menyebabkan terjadinya gangguan
terhadap kesehatan. Masalah ini harus benar-benar dikuasai oleh semua kader
kesehatan di semua tingkat dan jajaran, sebab istilah sehat, bukan sekedar apa
yang terlihat oleh mata, yakni tampak badannya besar dan kekar. Mungkin saja
sebenernya ia menderita batin atau menderita gangguan jiwa yang menyebabkan
ia tidak stabil,tingkah laku dan sikapnya.
Menurut Notoatmodjo (2003) tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk
meningkatkan status kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit,
mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada, memaksimalkan fungsi dan
peran pasien selama sakit, serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi
masalah kesehatan. Secara umum tujuan dari pendidikan kesehatan adalah
mengubah perilaku individu atau masyarakat dibidang kesehatan. Tujuan ini
dapat di perinci lebih lanjut antara lain, menjadikan kesehatan sebagai sesuatu
yang bernilai di masyarakat, menolong individu agar mandiri secara individu
maupun kelompok mengadakan kegiatan untuk mecapai tujuan hidup sehat,
mendorong pengembangan dan pengunaan secara tepat sarana pelayanan
kesehatan yang ada.
Sedang menurut Machfoed (2005), pendidikan kesehatan merupkan
proses perubahan yang bertujuan untuk mengubah individu, kelompok dan
masyarakat menuju hal-hal yang positif secara terancana melalui proses
belajar. Perubahan tersebut mencankup antara lain pengetahuan, sikap dan
keterampilan melalui proses pendidikan kesehatan. Pada hakikatnya dapat
berupa emosi, pengetahuan, pemikiran keingianan, tindakan nyata dari individu
,kelompok dan masyarakat.
Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu
menerapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa
yang dapat mereka lakukan terhadap masalahnya, dengan sumber daya yang ada
pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar, dan mampu memutuskan
kegiatan yang tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan
kesejahteraan masyarakat (Mubarak, 2009).

15
Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO,
tujuan pendidikan kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan. Baik secara fisik,
mental dan sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun social,
pendidikan kesehatan disemua program kesehatan; baik pemberantasan penyakit
menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun
program kesehatan lainnya (Mubarak, 2009).
Jadi tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk memperoleh pengetahuan
dan pemahaman pentingnya kesehatan untuk tercapainya perilaku kesehatan
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial,
sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.

C. Media Dalam pendidikan kesehatan


1. Pengertian
Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai
alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba,
dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebarluasan
informasi.
Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk
menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh
komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik (TV, radio, komputer,
dll) dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya
yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap
kesehatannya. Adapun tujuan media promosi kesehatan diantaranya.
1. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
2. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
3. Dapat memperjelas informasi.
4. Media dapat mempermudah pengertian.
5. Mengurangi komunikasi yang verbalistik
6. Dapat menampilkan obyek yang tidak bisa ditangkap dengan mata.
7. Memperlancar komunikasi.

16
2. Jenis Media Pendidikan Kesehatan
A. Media Cetak
Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan
visual. Media cetak pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata,
gambar atau foto dalam tata warna. Fungsi utama media cetak ini adalah
memberi informasi dan menghibur. Adapun macam-macamnya adalah
poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar balik, sticker, dan
pamflet.
Media Koran ( Surat Kabar )
Merupakan lembaran-lembaran kertas bertuliskan kabar berita dan
sebagainya yang terbagi ke dalam kolom-kolom. surat kabar adalah suatu
penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada kertas
berbiaya rendah yang disebut kertas koran, yang berisi berita-berita terkini
dalam berbagai topik.
Kelebihan :
1. Biasanya relatif tidak mahal.
2. Fleksibel
3. (lebih luwes dalam menentukan jadwal publikasi iklan dan surat kabar
yang mempublikasikan (apakah lokal, regional ataukah nasional)
berkaitan dengan khalayak yang dijadikan sasaran iklan).
4. Dapat dinikmati lebih lama.
5. Market coverage ; surat kabar mampu menjangkau daerah-daerah
perkotaan sesuai cakupan wilayahnya.
6. Comparison shooping ; surat kabar sering digunakan sebagai bahan
acuan atau referensi konsumen dalam membeli barang atau jasa.
7. Positive consumer attitude ; aktualitas informasi yang sampaikan
digunakan juga sebagai acuan pembaca.
Kekurangan :
1. Mudah diabaikan.
2. Cepat basi.
3. Short life span ; meski jangkauannya luas dan massal serta dapat
didokumentasikan, pembaca surat kabar hanya butuh waktu kurang
lebih 15 menit hingga 30 menit untuk membacanya serta umumnya

17
hanya sekali saja membacanya. Selain itu usia informasinya hanya 24
jam setelah itu sudah dianggap basi.
4. Clutter ; Jika isi dan tata letaknya kacau akan mempengaruhi
pemaknaan dan pemahaman isi pesan iklan oleh pembacanya.
5. Limited coverage of certains group ; beberapa kelompok tertentu tidak
bisa dijangkau oleh surat kabar, misal kelompok masyarakat
menengah ke bawah atau masyarakat usia di bawah 15 tahun.
6. Products that don’t fit ; beberapa produk tidak dapat diiklankan
dengan menggunakan surat kabar karena memerlukan demonstrasi
atau memerlukan pertimbangan tertentu. Contoh iklan BH atau iklan
peralatan olah raga.
7. Dan Jenis bahan yang digunakan biasanya mudah sobek, artinya
gangguan mekanis tinggi, sehingga informasi yang diterima tidak
lengkap.
Media Leafleat
Leaflet adalah selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang sesuatu
masalah khusus untuk suatu sasaran dengan tujuan tertentu. Leaflet juga
diartikan sebagai salah satu media yang menggunakan selembar kertas yang
berisi tulisan cetak tentang suatu masalah khusus untuk sasaran yang dapat
membaca dan biasanyan di sajikan dalam bentuk lipatan yang dipergunakan
untuk penyampaian informasi atau penguat pesan yang disampaikan.
Keuntungan Leaflet
1. Leaflet menarik untuk dilihat.
2. Mudah untuk dimengerti.
3. Merangsang imajinasi dalam pemahaman isi leaflet.
4. Lebih ringkas dalam penyampaian isi informasi.
Kelemahan Leaflet
1. Salah dalam desain tidak akan menarik pembaca.
2. Leaflet hanya untu dibagikan, tidak bisa di pajang/ ditempel.
Media Poster
Poster merupakan gambar-gambar yang dirancang sedemikian rupa
sehingga menarik perhatian audience, sedikit menggunakan kata-kata, dicetak
pada sehelai kertas/bahan lain yang ditempelkan pada tempat tertentu. Sebuah

18
poster harus didesain menggugah/menarik perhatian khalayak terhadap suatu
isu, sehingga dapat menyampaikan secara tepat.
Kelebihan Poster:
1. Bahasanya informatif, jelas.
2. Informasi yang disampaikan lebih jelas dan lengkap.
3. Biaya percetakan lebih murah.
4. Lebih mudah untuk mempromosikan.
Kekurangan Poster:
1. Mudah sobek.
2. Lebih lama untuk memahami poster.
3. Jika terkena air terkadang luntur, tergantung kertas dan tinta printer yang
digunakan.
Media Booklet
Booklet adalah media komunikasi massa yang bertujuan untuk menyampaikan
pesan yang bersifat promosi, anjuran, larangan-larangan kepada khalayak massa, dan
berbentuk cetakan. Sehingga akhir dari tujuannya tersebut adalah agar masyarakat yang
sebagai obyek memahami dan menuruti pesan yang terkandung dalam media
komunikasi massa tersebut. Sesuatu itu tak mungkin bisa lepas dari keunggulan dan
kelemahan. Sedangkan keunggulan dan kelemahan dari booklet itu adalah :
Kelebihan Media Booklet :
1. Keunggulan dari booklet itu adalah bahwa booklet ini menggunakan media cetak
sehingga biaya yang dikeluarkannya itu bisa lebih murah jika dibandingkan dengan
menggunakan media audio dan visual serta juga audio visual.
2. Proses booklet agar sampai kepada obyek atau masyarakat bisa dilakukan sewaktu-
waktu.
3. Proses penyampaiannya juga bisa disesuaikan dengan kondisi yang ada.
4. Lebih terperinci dan jelas, karena lebih banyak bisa mengulas tentang pesan yang
disampaikannya.
Kelemahan Media Booklet :
1. Booklet ini tidak bisa menyebar ke seluruh masyarakat, karena disebabkan
keterbatasan penyebaran booklet.
2. Tidak langsungnya proses penyampaiannya, sehingga umpan balik dari obyek
kepada penyampai pesan tidak secara langsung (tertunda).
3. Memerlukan banyak tenaga dalam penyebarannya.

19
Media Majalah
Media yang mengandalkan tulisan atau teks biasanya identik dengan koran,
majalah, tabloid dan lain sebagainya yang berasal dari proses pencarian
berita,pengumpulan berita, pengolahan berita (editing) , percetakan dan sampai pada
proses distribusi kepada khalayak.
Kelebihan media cetak (majalah) adalah:
1. Karena media ini cetak ini hasilnya adalah berupa tulisan atau teks maka media
ini bisa disimpan dan bisa di baca berulang- ulang. Di saat pembaca ingin lebih
memahami isi berita, maka pembaca bisa mengulang – ulang membacanya.
2. Selain itu juga bisa dikumpulkan dan dibuat kliping. Terutama mengenai sebuah
berita yang fenomenal ataupun berita- berita yang dianggap menarik.
3. Biasanya informasi di dalamnya lebih jelas dan mampu menjelaskan hal- hal
yang bersifat kompleks ataupun investigatif. Terkadang disertai gambar atau
foto yang lebih memperjelas isi berita yang ditampilkan. Dan ada kalanya bila
berita tersebut bersifat continue maka ada sedikit pengulangan mengenai berita
sebelumnya, sehingga pembaca benar- benar mengerti dan faham tentang isi dan
alur berita tersebut.
4. Bahkan kita bisa memilih berita mana yang ingin kita baca terlebih dahulu,misal
tentang politik,ekonomi,olahraga atau yang lainnya. Jadi tidak ada keharusan
untuk menyimak informasi satu per satu atau tidak harus berurutan.
Untuk kekurangan dari media cetak adalah:
1. Media cetak lebih lambat penyampaian beritanya daripada media- media yang
lain. Karena memang harus melewati proses yang panjang sampai di tangan
khalayak. Bahkan berita yang terjadi hari ini baru bisa diterima oleh khalayak
pada hari esoknya.
2. Selain itu media cetak hanya terbatas pada tulisan atau teks saja meskipun
beberapa di dukung oleh foto atau gambar, sehingga pembaca harus memahami
sendiri berita tersebut karena memang visualisasi yang terbatas.
3. Untuk biaya produksi media cetak tergolong mahal, karena media cetak harus
dicetak dan didistribusikan sebelum dapat dinikmati masyarakat. Biaya
percetakan dan pendistribusian itulah yang tergolong mahal.

20
Media Pamflet
Pamflet merupakan tulisan yang dapat disertai dengan gambar atau tidak, tanpa
penyampulan maupun penjilidan yang dicantumkan pada selembar kertas disatu sisi
atau kedua sisinya, lalu dilipat atau dipotong setengah, sepertiga, atau bahkan
seperempatnya, sehingga terlihat lebih kecil (dapat juga disebut selebaran).
Kelebihan Pamflet:
1. Praktis.
2. Bisa diberikan kepada konsumen sebagai pengingat akan produk kita.
3. Biaya percetakan lebih murah.
4. Memberikan informasi yang sangat jelas.
Kekurangan Pamflet:
1. Mudah sobek.
2. Membutuhkan waktu lama untuk memahami isi pamflet.
3. Harus bisa mengolah layout dengan tepat agar tidak membosankan.
Media Stiker
Stiker merupakan salah satu dari sekian banyak media komunikasi yang
digunakan dalam in store media, keefektifan sebuah stiker dalam menyampaikan pesan
bergantung pada beberapa hal yaitu: penampilan, ukuran stiker harus optimum, kualitas
cetakan yang baik, awet dan terjangkau serta bahasa yang digunakan dalam
penyampaian harus singkat padat dan jelas, serta menarik.
Kelebihan Stiker:
1. Mudah ditempelkan,
2. Lebih praktis, dalam artian penempatan dimana saja lebih mudah, dan tidak
membutuhkan sesuatu untuk menempelkannya.
3. Hasil cetakan lebih murah dan terjangkau.
4. Pengerjaannya relatif simple dan mudah.
5. Tidak butuh waktu lama untuk membuatnya.
6. Kalau bosan tinggal dicopot.
7. Perawatannya ringan dan sederhana.
Kekurangan Stiker :
1. Mengecap jika ditempel, dan kadang-kadang juga menggerus cat tembok.
2. Mudah tergores dan sobek.
3. Harus berfikir 2x dalam penempatannya agar tidak tergores maupun dalam
penempatannya.

21
B. Media Elektronika
Media elektronika yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan
didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. Adapun
macam-macam media tersebut adalah TV, radio, film, video film, cassete, CD, VCD.
Media Radio
Media suara atau audio identik dengan media radio yang memang pendengarnya
hanya bisa menikmati suara saja tanpa ada visualisasi ataupun teks.
Kelebihan Media suara atau audio (Radio) adalah:
1. Dalam hal penyampaian informasi atau berita lebih cepat bahkan bisa saat itu juga.
2. Biasanya media ini bisa dinikmati sambil melakukan aktifitas yang lainnya. Jadi
pendengar tidak harus memantau di depan radio, tetapi bisa menemani aktifitas
pendengarnya di mana pun.
3. Biaya produksi ataupun biaya yang diperlukan khalayak untuk mendengarkan radio
relatif murah, bahkan bisa di dengar tanpa menggunakan listrik tetapi menggunakan
baterai. Hal inilah mengapa sampai sekarang radio masih digemari oleh khalayak
apalagi yang ada di pedesaan.
4. Pendengar yang buta huruf pun bisa memahami apa yang disampaikan oleh siaran
radio. Jadi khalayak yang tidak berpendidikan pun bisa menikmati media ini,
berbeda dengan koran yang memang khalayaknya harus bisa membaca.
5. Bahasa yang digunakan bersifat bahasa tutur, jadi mudah dimengerti oleh
pendengarnya.
6. Pendengar tidak terbatas baik dari segi umur, pendidikan, wilayah dan sebagainya.
Meskipun sekarang sudah banyak radio yang tersegmentasi.
Adapun untuk kekurangan Media suara atau audio ( Radio ) adalah:
1. Informasi yang disampaikan hanya sekilas dan tidak bisa diulang, jadi pendengar
tidak bisa mengerti secara detail tentang berita yang disampaikan, karena memang
bahasanya sederhana dan tidak didukung oleh visualisasi. Pendengar hanya bisa
membayangkan saja.
2. Jumlah berita yang disampaikan oleh radio terbatas, tidak sebanyak media cetak(
koran). Dalam waktu satu jam mungkin hanya tersaji 2 atau 3 berita, itu pun berita
yang paling penting dan sensasional.
3. Karena radio penyebarannya melalui alat pemancar, maka khalayak pun juga hanya
bisa menikmati radio selama terjangkau oleh daya pancar radio tersebut. Apalagi

22
kalau cuaca yang kurang baik biasanya radio agak melemah daya pancarnya.
Sehingga khalayak yang jauh tidak bisa menikmati siaran radio.
4. Saat mendengarkan berita di radio kita harus mengikuti jadwal atau waktu dimana
radio tersebut akan menyajikan siaran berita.
Media Film
Untuk mengetahui peranan film sebagai media perlu kita kaji beberapa hal
mengenai film dan media. Media presentasi yang paling canggih adalah media yang
dapat menyampaikan lima macam bentuk informasi yaitu gambar, garis, simbol, suara,
dan gerakan. Media itu adalah gambar hidup (film) dan televisi / video. Film disebut
juga gambar hidup (motion pictures), yaitu serangkaian gambar diam (still pictures)
yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan
bergerak.
Kelebihan Media Film
1. Memberikan pesan yang dapat diteima secara lebih merata oleh siswa.
2. Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.
3. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
4. Lebih realistis, dapat diulang-ulang dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan.
5. Membrikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap siswa.
Kekurangan Media Film
1. Harga produksinya cukup mahal.
2. Pembuatannya memerlukan banyak waktu dan tenaga.
3. Memerlukan operator khusus untuk mengoperasikannya.
4. Memerlukan penggelapan ruangan.
Kaset Dan CD Audio
Kaset dan CD Audio adalah penyimpanan data yang hanya berupa suara yang di
temukan oleh phillips pada tahun 1963 di Eropa dan tahun 1964 di Amerika Serikat
dengan nama compact cassette seiring perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi ditemukanlah beberapa media audio diantaranya CD dan DVD, MP3, Audio
Digital,tetapi sebelum ditemukan media seperti yang disebut diatas telah ada media
yang masih sangat sederhana yaitu piringan hitam, ia memiliki pena bergetar yang
berfungsi untuk menghasilkan bunyi atau suara.
Selain menyebutkan jenis media audio ada beberapa unsur unsur media audio
yang sangat penting yang harus di perhatikan seperti: Unsur kata, yang merupakan kata-
kata yang diucapkan oleh pemain pengucap suara secara teratur dan bermakna.

23
Beberapa hal yang dapat dieksplorasi untuk memperindah sebuah media audio,
penghayatan dalam pengucapan, intonasi, artikulasi, pilihan kata (diksi), dll. Unsur
Musik, dapat diartikan secara umun, merupakan perpaduan bunyi yang mempunyai arti
dan nilai artistik yang tinggi. Musik dapat membuat sebuah media audio lebih menarik.
Unsur Efek Suara,merupakan suara-suara yang dapat memberikan gambaran suasana
atau latar, baik waktu, tempat, maupun suatu kegiatan atau peristiwa. Setelah
mempelajari unsur-unsur apa saja yang mendukung suatu media audio maka kita akan
dapat menentukan kelebihan dan kekurangan dari media audio itu sendiri seperi:
Kelebihan:
1. Dapat diulang-ulang/di review
2. Pengguna dapat menyesuaikan waktu
3. Pengguna dapat mneggunakan sesuai kebutuhan
4. Pengguna dapat mendengar sambil melakukan mobilitas lain
Kelemahan :
1. Sulit menentukan lokasi pesan jika pesan itu berada di tengah-tengah pita
2. tidak ada gambar, grafik, diagram sebagai bahan klarifikasi
3. Momunikasi satu arah
4. Hanya mengandalkan indra pendengaran, sehinngga kurang optimal
Media Online
Media online adalah media yang berbasiskan teknologi komunikasi interaktif
dalam hal ini jaringan komputer, dan oleh karenanya ia memiliki ciri khas yang tidak
dimiliki media konvensional lainnya, salah satunya adalah pemanfaatan Internet sebagi
wahana di mana media tersebut ditampilkan, sekaligus sarana produksi dan penyebaran
informasinya. Oleh karena itu, peranan teknologi komunikasi dalam hal ini internet,
sangatlah besar dalam mendukung setiap proses penyelenggaraan media online.
Besarnya pengaruh teknologi Internet dalam penyelenggaraan media online ditunjukkan
lewat pengeksplorasian setiap karakter yang dimiliki internet yang kemudian diadopsi
oleh mediaonline.
Kelemahan Online :
1. Untuk mendapatkan berita harus selalu terhubung dengan internet, jadi hanya
orang yang mampu untuk browsing yang bisa menikmati media online.atau dari
kalangan tertentu.
2. Biaya relative mahal, karena harus memiliki PC atau laptop dan paling tidak
wifi, atau hotspot,atau speedy

24
3. Belum meratanya jaringan internet. Apalagi di pedesaan yang jauh dari jaringan
internet. Karena biasanya hanya orang perkotaan yang bisa meng akses internet.
4. Kebanyakan isi belum bisa di pertanggiung jawabkan. Karena kebanyakan
media online tidak ada peng edit atau filter. Jadi penulis/ atau yang memosting
berita biasanya dari berbagai macam kalangan.
Kelebihan Online :
1. Berita langsung dapat di terbitkan. Setelah diposting secara otomatis bisa
langsung terbit tanpa harus di cetak.
2. Memiliki banyak pilihan.
3. Gabungan dari audio, visual, gambar dan tulisan.

C. Media Luar Ruangan


Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang
secara umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya: Papan
reklame yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara umum di perjalanan,
spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar yang dibuat di atas
secarik kain dengan ukuran tergantung kebutuhan dan dipasang di suatu tempat yang
strategi agar dapat dilihat oleh semua orang, pameran, banner dan TV layar lebar.
Media Billboard
Billboard adalah bentuk promosi iklan luar ruang dengan ukuran besar. Bisa
disebut juga billboard adalah bentuk poster dengan ukuran yang lebih besar yang
diletakkan tinggi di tempat tertentu yang ramai dilalui orang.
Kelebihan :
1. Relatif Murah
2. Media luar ruang / billboard sesungguhnya memerlukan pembiayaan yang relatif
murah karena berlaku selama 1 tahun untuk sekali kontrak/pembayaran.
3. Penjadwalan / penempatan media luar ruang relatif fleksibel karena dapat
ditempatkan pada lokasi-lokasi yang dianggap paling tepat untuk suatu produk yang
akan diiklankan.
4. Mengingatkan produk secara terus-menerus
5. Billboard yang dipasang pada lokasi-lokasi strategis seperti perempatan jalan
memiliki terpaan secara terus-menerus bagi
6. pengguna jalan yang melewatinya.
7. Mengajak langsung membeli

25
8. Dengan ukuran yang besar dan pencahayaan yang sempurna billboard bahkan
dapat menarik setiap pengguna jalan.
9. Dampak yang jauh adalah mampu mempengaruhi langsung untuk mencoba atau
membeli produk yang diiklankan dalam billboard.
10. Potensi Kreatif. Media luar ruang memiliki fleksibilitas pengembangan
kreatifitas sesuai dengan kemampuan praktisi-praktisi kreatif.
Kekurangan :
1. Pesan Terbatas
2. Karena waktu baca / penglihatan yang sekelebat, pesan-pesan pada media luar
ruang dibuat sangat terbatas atau singkat.
3. Tidak efektif bagi pengendara mobil
4. Pengendara mobil yang membutuhkan konsentrasi penuh, kadang-kadang
mengesampingkan berbagai hal yang ia lewati, termasuk billboard yang
mengiklankan produk tertentu, apalagi membaca secara jelas.
5. Kendaraan umum yang penuh sesak. Dalam kota-kota besar seperti Jakarta, di
mana kendaraan umum adalah sarana transportasi bagi sebagian besar
masyarakat, menyebabkan kondisi yang penuh sesak dan menyulitkan untuk
sekedar melihat ke luar kendaraan.
6. Sasaran Pengrusakan. Media-media luar ruang rentan terhadap pengrusakan dari
masyarakat yang tidak menyenangi adanya media iklan yang dipasang.
Media Spanduk
Spanduk dapat diartikan sebagai media penyampai informasi berupa kain jenis
tertentu. Panjang spanduk rata-rata berukuran sekitar lima hingga delapan meter dengan
lebar menyesuaikan. Spanduk lazim dipasang di tepi atau tengah jalan. Dibentangkan
atau diikat pada tembok, tiang listrik maupun pepohonan yang banyak terdapat di tepian
jalan. Spanduk berisi huruf atau kalimat informatif dan gambar menarik mata (eye
catching).
Kelebihan Spanduk
1. Kelonggaran pembacanya untuk menangkap pesan dari informasi yang tercetak
di bentangan kain tersebut. Mereka tidak dituntut agar terburu-buru ketika
membaca lalu memahami apa yang dimaksud oleh tulisan atau gambar pada
spanduk.
2. Pembaca bebas mengatur kapan ia hendak membaca spanduk tanpa khawatir
pesan pada spanduk mendadak hilang atau tidak terbaca lagi. Tidak seperti pada

26
media eletronik seperti televisi atau radio yang punya rentang waktu tertentu.
Jika lewat rentang waktu tersebut, pesan atau informasi yang disampaikan tidak
bisa diakses kembali.
3. Pembaca spanduk dapat mengulang-ulang membaca atau melihat pesan pada
spanduk. Secara psikologis, pesan yang terus menerus dibaca dapat lebih
bertahan lama dan sangat efektif memengaruhi pola pikir pembacanya. Ini
membuat pesan atau informasi pada spanduk akan lebih mengena pada
sasarannya.
4. Selain itu, dengan terus menerus membaca pesan di spanduk, kemungkinan
distorsi informasi dapat ditekan seminimal mungkin. Informasi yang
disampaikan melalui spanduk akan dipahami secara gamblang dan jelas tanpa
ada kemungkinan disalahpahami maksudnya. Kelebihan lain dari spanduk
berkaitan dengan sifatnya yang bisa tahan lama. Bahkan, bila spanduk itu tidak
dicopot dari tempatnya, maka selama itu pula spanduk tetap efektif
menyampaikan informasi kepada pembacanya.
5. Spanduk pun merupakan salah satu jenis media penyampai informasi yang
efektif dalam menyampaikan pesannya melalui kata atau gambar. Selain dapat
terlihat dari jarak jauh, jika ada kata atau gambar yang kurang dipahami oleh
seseorang, ia dapat menanyakannya langsung pada orang lain. Intinya, kelebihan
spanduk ada pada karakteristiknya yang sederhana tapi efektif dalam
menyampaikan pesan atau informasi tertentu. Spanduk adalah media yang
murah meriah.
Kekurangan Spanduk
1. Meskipun termasuk media murah meriah, spanduk juga merupakan media yang
paling sering tidak dipedulikan oleh orang-orang. Ini karena kekuatan spanduk
terletak pada pengolahan kata-kata dan gambar. Jika kata-kata atau gambar tidak
menarik, maka keberadaan spanduk pun jadi sia-sia.
2. Dibutuhkan orang yang ahli dalam menyusun atau mengonsep spanduk
sehingga menarik perhatian orang-orang untuk melihat dan membaca pesan
yang ditulis di spanduk itu. Ini tentunya bukan pekerjaan yang gampang.
3. Kekurangan spanduk lainnya adalah pada proses memasang spanduk yang tidak
mudah. Bandingkan dengan media lain seperti selebaran atau pamflet yang bisa
cepat dan tak perlu usaha keras dalam menyebarkannya. Sedangkan spanduk,

27
butuh usaha berlebih ketika hendak memasangnya, termasuk juga ketika
mencopot spanduk yang telah habis ‘masa pakainya’.
4. Bahannya dari kain, spanduk rentan mengalami kerusakan berupa robek karena
hembusan angin atau perilaku dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab
yang menyobek atau merusak spanduk dengan sengaja.

Media Baner
Baner, merupakan salah satu bentuk iklan promosi produk dan jasa atau sarana
untuk memperkenalkan produk atau jasa kepada konsumen atau target pasar. Banner
mempunyai ciri khas yang berbeda dengan teks tulis biasa, banner biasanya berbentuk
berupa gambar yang tema gambarnya sesuai dengan informasi yang ingin disampaikan
kepada prospect (target audiance).
Kelebihan Baner:
1. Menunjukkan produk spesial atau promo ditoko, sehingga menarik perhatian.
2. Mudah dipindahkan.
3. Biaya lebih terjangkau.
4. Mudah diaplikasikan dalam berbagai bentuk promo baik secara singkat dalam
jangka waktu yang lama.
Kekurangan Baner:
1. Mudah tergores dan sobek.
2. Harus pintar memilih lokasi dalam penempatannya.
3. Terlalu memakan tempat.

D. Metode Pendidikan Kesehatan


Pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Adanya
pesan tersebut, masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan
tentang kesehatan yang lebih baik. Dengan kata lain, dengan adanya pendidikan
tersebut dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran.
Pendidikan kesehatan juga sebagai suatu proses dimana proses tersebut
mempunyai masukan (input) dan keluaran (output). Faktor-faktor yang mempengaruhi
suatu proses pendidikan disamping masukannya sendiri juga metode materi atau
pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya, dan alat-alat bantu / alat peraga

28
pendidikan. Agar tercapai suatu hasil yang optimal maka faktor-faktor tersebut harus
bekerjasama secara harmonis.
Dibawah ini akan diuraikan beberapa metode pendidikan individual, kelompok
dan massa (public).
a) Metode Pendidikan Individual (Perorangan)
Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual ini
digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik
kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya seorang ibu yang baru saja
menjadi akseptor atau seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi TT
karena baru saja memperoleh / mendengarkan penyuluhan kesehatan. Pendekatan yang
digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor yang lestari atau ibu hamil tersebut segera
minta imunisasi maka harus didekati perorangan. Dasar digunakannya pendekatan
individual ini disebabkan karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang
berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut.
Bentuk dari pendekatan ini, antara lain :
1. Bimbingan dan Penyuluhan (Guidance and Counseling)
2. Interview (Wawancara)
b) Metode Pendidikan Kelompok
1) Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan itu
lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain :
1) Ceramah
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah :
a. Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi dari
yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri
dengan :
 Mempelajari materi dengan sistematika yang baik, lebih baik lagi kalau
disusun dalam diagram atau skema.
 Menyiapkan alat-alat bantu pengajaran misalnya makalah singkat, slide,
transparan, sound system, dan sebagainya.

29
b. Pelaksanaan
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah
tersebut dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran
(dalam arti psikologis), penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :
 Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu
dan gelisah.
 Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
 Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah
 Berdiri di depan (di pertengahan), tidak boleh duduk.
 Menggunakan alat-alat bantu (AVA) semaksimal mungkin.
2) Seminar
Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau beberapa
ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat
di masyarakat. Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan
pendidikan menengah ke atas.

2) Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut
kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain :
1) Diskusi Kelompok
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas
berpartisipasi dalam diskusi maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa
sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain,
misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-
pancingan berupa pertanyaan-pertanyaan atas kasus sehubungan dengan topik yang
dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup, pemimpin kelompok harus mengarahkan dan
mengatur sedemikian rupa sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara sehingga
tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta.
2) Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama
dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaannya pemimpin kelompok

30
memancing dengan satu masalah kemudian tiap peserta memberikan jawaban-jawaban
atau tanggapan (cara pendapat).
Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam
flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak
boleh diberi komentar oleh siapa pun. baru setelah semua anggota mengeluarkan
pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari dan akhirnya terjadilah diskusi.
3) Bola Salju (Snow Balling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang, 2 orang). Kemudian
dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah lebih kurang 5 menit, tiap 2 pasang
bergabung menjadi 1. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut dan mencari
kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini
bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya akhirnya terjadi
diskusi seluruh kelas.
4) Kelompok Kecil-Kecil (Bruzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil (buzz group)
kemudian dilontarkan suatu permasalahan sama / tidak dengan kelompok lain dan
masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya kesimpulan
dari tiap kelompok tersebut dan dicari kesimpulannya.
5) Memainkan Peranan (Role Play)
Dalam metode ini, beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang
peranan tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter puskesmas,
sebagai perawat atau bidan dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien
atau anggota masyarakat. Mereka meragakan misalnya bagaimana interaksi /
komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
6) Permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode ini adalah merupakan gambaran antara role play dengan diskusi
kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti
permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli dengan
menggunakan dadu, gaco (penunjuk arah), selain beberan atau papan main. Beberapa
orang menjadi pemain dan sebagian lagi berperan sebagai nama sumber.

31
c) Metode Pendidikan Massa (Public)
Metode pendidikan (pendekatan) massa untuk mengkomunikasikan pesan-
pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik
maka cara yang paling tepat adalah pendekatan massa.
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah awareness atau
kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi, belum begitu diharapkan sampai dengan
perubahan perilaku. Namun demikian bila sudah sampai berpengaruh terhadap
perubahan perilaku adalah wajar.
Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) massa ini tidak langsung. Biasanya
menggunakan atau melalui media massa. Beberapa contoh metode ini, antara lain :
a. Ceramah umum (public speaking)
Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, menteri
kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato di hadapan massa rakyat untuk
menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Safari KB juga merupakan salah satu bentuk
pendekatan massa.
b. Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik TV
maupun radio, pada hakekatnya adalah merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa.
c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya
tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui TV atau radio adalah juga
merupakan pendekatan pendidikan kesehatan massa. Contoh "Praktek Dokter Herman
Susilo" di televisi pada waktu yang lalu.
d. Sinetron "Dokter Sartika" didalam acara TV juga merupakan bentuk pendekatan
pendidikan kesehatan massa.
e. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya
jawab / konsultasi tentang kesehatan atau penyakit juga merupakan bentuk pendekatan
pendidikan kesehatan massa.
f. Billboard yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster dan sebagainya adalah
juga bentuk pendidikan kesehatan massa. Contoh billboard "Ayo ke Posyandu".

E. Kriteria Evaluasi Dalam Pendidikan Kesehatan


Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai atau besarnya sukses dalam
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya.

32
Evaluasi adalah bagian integral (terpadu) dari proses manajemen,
termasuk manajemen promosi kesehatan. Mengapa orang melakukan evaluasi, tidak
lain karena orang ingin mengetahui apa yang telah dilakukan telah berjalan
sesuai rencana, apakah semua masukan yang diperkirakan sesuai dengan kebutuhan
dana apakah kegiatan yang dilakukan memberihasil dan dampak yang seperti
yang diharapkan.
Evaluasi sebagai suatu proses yang memungkinkan administrator mengetahui hasil
programnya dan ber-dasarkan itu mengadakan penyesuaian-penyesuaian untuk
mencapai tujuan secara efektif, (Klineberg).
Berdasarkan definisi di atas, proses ini mencakup langkah-langkah:
1. Memformulasikan tujuan
2. Mengidentifikasi kriteria untuk mengukur sukses
3. Menentukan dan menjelaskan besarnya sukses
4. Rekomendasi untuk kegiatan program selanjutnya
Maksud (Tujuan) Evaluasi
1. Untuk membantu perencanaan dimasa datang
2. Untuk mengetahui apakah sarana dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
3. Untuk menemukan kelemahan dan kekuatan dalam pelaksanaan program
4. Untuk membantu menentukan strategi program
5. Untuk motivasi
6. Untuk mendapatkan dukungan sponsor
Teknik/Metode Evaluasi
1. Pihak dalam (pelaksana program), melalui:
- Pencatatan dan pelaporan
- Supervisi
- Wawancara
- Observasi
2. Pihak luar program
- Laporan pihak lain
- Angket
Waktu Pelaksanaan Evaluasi
1. Penilaian rutin
Penilaian yang berkesinambungan, teratur dan bersamaan dengan pelaksanaan
program

33
2. Penilaian berkala
Penilaian yang periodik pada setiap akhir suatu bagian program misalnya pada
setiap 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, dst.
3. Penilaian akhir
Penilaian yang dilakukan pada akhir program atau beberapa waktu setelah akhir
program selesai

Aspek Yang Dievaluasi


1. Input = masukan, bahan, teknologi, sarana, manajemen.
2. Proses = Pelaksanaan program promkes
3. Output = Hasil dari program pemahaman/pengetahuan, peningkatan sikap dan
keterampilan
4. Outcome = dampak
5. Impact = Peningkatan status kesehatan

Langkah-Langkah Penilaian
1. Menentukan tujuan penilaian
2. Menentukan bagian mana yang dinilai
3. Menetapkan standar dan indikator
4. Menentukan cara penilaian
5. Melakukan pengukuran
6. Membandingkan hasil dengan standar
7. Menetapkan kesimpulan

Evaluasi Promosi Kesehatan


Tujuan evaluasi
Untuk mengetahui apakah tujuan promosi kesehatan tercapai atau tidak.
Tujuan promosi kesehatan meliputi :
- Aspek knowledge = pengetahuan
- Aspek attitude = sikap
- Aspek psikomotorik = ketrampilan/praktik
Waktu evaluasi
- Selama promosi kesehatan berlangsung
- Setelah promosi kesehatan selesai

34
Metode evaluasi
Tergantung kepada tujuan pendidikan kesehatan
- Pengetahuan : tes tulis atau lisan
- Sikap : skala sikap
- Psikomotor : praktik
Indikator Evaluasi :
Sesuai tujuan promosi kesehatan, meliputi :
- Aspek pengetahuan
- Aspek sikap
- Aspek ketrampilan/tindakan
Aspek Yang Dievaluasi = dimensi evaluasi
- Input = masukan : Kemampuan peserta, bahan/isi/materi, metode, media,
kemampuan penyuluh.
- Proses : Pelaksanaan promosi kesehatan
- Outputs : Hasil dari promosi kesehatan pemahaman/pengetahuan, peningkatan
sikap dan keterampilan
- Outcome = dampak : Dampak dari promosi kesehaatan
- Hasil = Kesimpulan. Bergantung pada tujuan promosi kesehatan, dikategorikan
berhasil apabila peserta pendidikan kesehatan dapat:
» Memahami pesan pendidikan kesehatan
» Sikapnya baik (menerima/setuju)
»Melaksanakan kegiatan sesuai pesan pendidikan kesehatan

Monitoring Dan Evaluasi Dalam Promosi Kesehatan


Monitoring dan evaluasi setiap kegiatan yang sedang berlangsung serta
melakukan telaah (review) secara berkala dapat memberikan informasi atau peringatan
secara dini terhadap masalah atau kendala yang dihadapi.Informasi ini dapat dijadikan
dasar untuk melakukan pengarahan kembali untuk rencana kegiatan selanjutnya.
Evaluasi Hasil atau (out Come Evaluation) harus dapat mengukur indikator yang
berbeda dari hasil yang diharapkan. Akibat atau hasil kegiatan yang tidak diharapkan
juga harus dicatat dengan teliti dan segera dicari solusinya.
Ada beberapa pendekatan dalam melakukan evaluasi, salah satunya
menganggap bahwa dalam menentukan tujuan dan kegiatan yang harus dilakukan
tergantung pada keputusan masyarakat yang bersangkutan. Pendekatan lain

35
menyatakan bahwa setiap keputusan tergantung pada sponsor, politisi dan akademisi
secara luas, harus terukur secara spesifik.
Ukuran hasil dari upaya promosi kesehatan dapat mencakup beberapa indikator
antara lain :
1. Ukuran tentang pemahaman yang berkaitan dengan kesehatan yang meliputi tingkat
pengetahuan, sikap, motivasi, tendensi perilaku, keterampilan personal dan
kepercayaan diri.
2. Ukuran pengaruh dan gerakan masyarakat yang meliputi unsur partisipasi
masyarakat, pemberdayaan masyarakat, norma sosial dan opini publik.
3. Ukuran yang mencakup kebijakan publik yang berwawasan kesehatan yang
meliputi pernyataan politik, alokasi sumber daya, unsur budaya dan perilaku.
4. Ukuran kondisi kesehatan dan gaya hidup sehat, salah satunya meliputi kesempatan
untuk memperoleh makanan sehat
5. Ukuran efektifitas pelayanan kesehatan, yang meliputi penyediaan pelayanan
pencegahan, akses ke tempat-tempat pelayanan kesehatan, serta faktor-faktor sosial
budaya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan.
6. Ukuran Lingkungan sehat, yang meliputi membatasi akses dalam penggunaan
tembakau, alkohol, obat-obat terlarang, penyediaan lingkungan positif bagi anak-
anak dan kelompok usila, kebebasan dari kekerasan dan berbagai penyalahgunaan.
7. Ukuran dampak sosial yang meliputi kualitas hidup, kemandirian, jaringan
dukungan sosial, pemerataan atau keadilan.
8. Ukuran dampak kesehatan yang meliputi penurunan tingkat kesakitan, kematian dan
ketidakmampuan, kompetensi psikososial dan keterampilan diri.
9. Ukuran pengembangan kapasitas yang meliputi ukuran

Stephen Isaac dan William B. Michael (1981) mengemukakan 9 bentuk desain evaluasi,
yaitu:
1. Historikal , dengan merekonstruksi kejadian di masa lalu secara objektif dan tepat
dikaitkan dengan hipotesis atau asumsi.
2. Deskriptif, melakukan penjelasan secara sistematis suatu situasi atau hal yang
menjadi perhatian secara faktual dan tepat.
3. Studi perkembangan (developmental study), menyelidiki pola dan urutan perkembangan
atau perubahan menurut waktu.

36
4. Studi kasus atau lapangan (case atau field study), meneliti secara intensif latar belakang
status sekarang, dan interaksi lingkungan dari suatu unit sosial, baik perorangan,
kelompok, lembaga, atau masyarakat.
5. Studi korelasional (corelational study) , meneliti sejauh mana variasi dari satu faktor
berkaitan dengan variasi dari satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien
tertentu.
6. Studi sebab akibat (causal comparative study), yang menyelidiki kemungkinan hubungan sebab
akibat dengan mengamati berbagai konsekuensi yang ada dan menggalinya kembali
melalui data untuk faktor menjelaskan penyebabnya.
7. Eksperimen murni (true esperimental), yang menyelidiki kemungkinan hubungan
sebab-akibat dengan membuat satu kelompok percobaan atau lebih terpapar akan
suatu perlakuan atau kondisi dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih
kelompok kontrol yang tidak menerima perlakuan atau kondisi. Pemilihan
kelompok-kelompok secara sembarang (random) sangat penting.
8. Eksperimen semu (quasi experimental), merupakan cara yang mendekati eksperimen,
tetapi di mana kontrol tidak ada dan manipulasi tidak bias dilakukan.
9. Riset aksi (action research), bertujuan mengembangkan pengalaman baru melalui
aplikasi langsung di berbagai kesempatan.
Kekuatan dan kelemahan dari proses pembelajaran dalam promosi kesehatan
yang telah dilakukan, dapat diketahui lebih jelas setelah diaplikasikan dan dievaluasi
secara seksama. Hasil yang diperoleh dari evaluasi akan memberi petenjuk kepada
seorang perawat tentang bagian-bagian mana dari proses promosi kesehatan yang sudah
baik dan belum baik.
Atas dasar hasil evaluasi tersebut dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang
diperlukan. Beberapa tujuan evaluasi dari pendidikan kesehatan adalah : Sebagai
pertimbangan untuk pemilihan media promosi kesehatan yang efektif, proses pemilihan
media perlu pertimbangan dengan matang sehingga media yang dipilih betul-betul
efektif dalam mendukung proses pendidikan kesehatan yang memadai, menilai
kemampuan seorang perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan, untuk menilai
atau melihat prosedur penggunaan media yang digunakan, untuk memeriksa apakah
proses yang berlangsung sudah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, memberikan
informasi yang berkaitan dengan administrasi, keberadaan dan keberfungsian media
harus selalu dievaluasi secara berkala untuk meningkatkan kualitas dalam pemberian
promosi kesehatan.

37
Berdasarkan prosesnya, evaluasi terdiri dari evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif. Evaluasi Formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data
tentang efektifitas dan efisiensi dari pendidikan kesehatan yang sudah dilaksanakan.
Evaluasi Sumatif adalah evaluasi akhir, evaluasi terhadap keseluruhan promosi
kesehatan yang sudah berlangsung.
Atau secara khusus, dalam pemberian pendidikan kesehatan adah tiga macam
evaluasi yaitu evaluasi persiapan yaitu apakah SAP sudah sesuai, apakah sudah kontrak
waktu dengan warga masyarakat, dsb.Evaluasi Proses, diharapkan sesorang perawat
mampu memberikan materi pendidikan kesehatan secara benar dan tepat, serta
masyarakat kooperatif didalam mengikuti pendidikan kesehatan, evaluasi hasil yaitu
penilaian yang dilakukan apakah pendidikan kesehatan yang dilakukan sudah sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan atau belum.

38
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produkif secara sosial dan ekonomis. Tujuan
pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk. Salah satu usaha pemerintah dalam menyadarkan masyarakat
tentang hidup sehat dan pelaksanaanya bagaimana cara hidup sehat adalah dengan
cara melakukan pendidikan kesehatan yang tidak hanya didapat dibangku sekolah
tapi juga bisa dilakukan dengan cara penyuluhan oleh tim medis.

Berdasar WHO (1954) tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk


mengubah perilaku orang atau masyarakat dari perilaku tidak sehat menjadi
perilaku sehat. Untuk melaksanakan pendidikan kesehatan tersebut, diperlukan
sebuah perencanaan promosi kesehatan. Adapun langkah – langkah dalam
perencanaan promosi kesehatan yaitu, pertama, menentukan kebutuhan promosi
kesehatan yang terdiri dari diagnosa masalah dan menetapkan prioritas masalah.
Kedua, mengembangkan komponen promosi kesehatan yang terdiri dari,
menentukan tujuan promosi, menentukan sasaran promosi, menentukan isi
promosi, menentukan metode yang akan digunakan, menentukan media yang akan
digunakan, menyusun rencana evaluasi, serta menyusun jadwal pelaksanaan.
Dengan pelaksanaan perencaan tersebut, diharapkan agar tujuan pendidikan
kesehatan dapat tercapai dengan baik dan sumber-sumber yang ada dapat
digunakan dengan seefisien dan seefektif mungkin.

B. Saran
Pendidikan kesehatan sangat perlu untuk diterapkan dalam masyarakat.
Baik untuk individu maupun kelompok. Karena dengan adanya pendidikan
kesehatan, diharapkan individu ataupun kelompok dapat berperilaku sesuai dengan
ketentuan dalam kesehatan sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit-penyakit
yang membahayakan bagi individu maupun kelompok.

39
DAFTAR PUSTAKA

1. Maulana, Heri DJ. 2009. Promosi kesehatan. Jakarta : EGC


2. Machfoedz I,dkk.2005. Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi
Kesehatan. Jakarta :
3. Mubarak,Wahit Iqbal.2007.Promosi Kesehatan Sebuah Penghantar Proses Belajar
Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu
4. Notoadmojo,Sukidjo.2003. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta
5. Notoatmodjo, Soekidjo dkk 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Rineka
Cipta. Jakarta
6. Notoadmojo,Sukidjo.2010. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
7. Sari, kartika. 2013. Makalah Monitoring dan evaluasi promosi.
(dalamhttp://kartikasari2013.blogspot.com/2013/04/makalah-monitoring-dan-
evaluasi-promosi.html). Diakses pada tanggal 6 September 2014 pukul 18.00 wita

40
C

41

Anda mungkin juga menyukai