1. ELICENCIO MACHADO
2. SERLIANA FAY
3. DORKAS NINA OTU
4. MARLEN BANAMTUAN
5. RITHA MISSA
6. MARIA LASSA
7. FELYCIA OLLA
8. EFELIN DAPA
9. SENORITA ALLE
10. OMRI TLONAEN
11. TELMA DJONAE
12. AGNES NOYA
13. NURHAYATI
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yamg MAha Esa, karena atas rahmatnya kelompok 1 diberi
kesempatan unuk menyelesaikan makalah ini. Dengan makalah ini, penulis berharap
pengetahuan mengenai ilmu Manajemen Rumah Sakit, maka kita mengerti tentang semua
kegiatan dan program-program Rumah Sakit dengan lebih terprogram, terencana dan terpadu,
serta berdampak baik terhadap pelayanan kesehatan masyarakat.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini. Dan
kami berharap semoga dengan selesainya penulisan makalah ini dapat memberikan Informasi
dan pengetahuan bagi para pembaca.
Penulis,
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
Cover....................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4
LATAR BELAKANG...............................................................................................4
RUMUSAN MASALAH...........................................................................................4
TUJUAN....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
KESIMPULAN..........................................................................................................13
SARAN......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit adalah suatu fasilitas umum (public facility) yang berfungsi sebagai
pusat pelayanan kesehatan meliputi pencegahan dan penyembuhan penyakit, serta
pemeliharaan, peningkatan dan pemulihan kesehatan secara paripurna.
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah
sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan dan gawat darurat. (Depkes RI, 2009)
Pada dasarnya rumah sakit merupakan salah satu sarana atau fasilitas pelayanan
kesehatan yang tugas utamanya adalah melayani kesehatan perorangan di samping
pelayanan lainnya. Selanjutnya yang dimaksud dengan fasilitas pelayanan kesehatan
adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat (Pasal 1 angka 7
UU K No. 36 Tahun 2009).
Rumah sakit menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 UU RS No. 44 Tahun 2009
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat. Pelayanan kesehatan paripurna yang dimaksud adalah pelayanan kesehatan
yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan tugas kesehatan
perorangan secara paripurna tersebut, pada dasarnya rumah sakit mempunyai fungsi
menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit.
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
pada semua bidang dan jenis penyakit.
B. Rumusan masalah
1.Apa manejemen yang dilakukan di Rumah sakit
2. babagimana pelayanan di Rumah Sakit
c. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
a) Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah suatu proses yang sistematik berupa pengambilan
keputusan tentang pemilihan sasaran, tujuan, strategi, kebijakan, bentuk program,
pelaksanaan program dan penilaian keberhasilan. Perencanaan berarti pengambilan
5
keputusan menyangkut pemilihan di antara berbagai alternatif dengan
memperhitungkan perubahan apa yang terjadi (forecasting of chase). Tanggung jawab
perencanaan tidak dapat dipisahkan sama sekali daripada penyelenggaraan
manajemen (management performance), baik perencanaan pada tingkat pimpinan atas
(top managers plan), tingkat pimpinan menengah (middle managers plan) maupun
pada perencanaan pimpinan tingkat bawah (bottom managers plan).
b) Pengorganisasian (Organizing).
Pengorganisasian adalah proses pengelompokkan kegiatan yang diwadahkan
dalam unit kerja (organisasi), untuk melaksanakan kegiatan yang direncakan.
Pengorganissian menetapkan struktur organisasi, hubungan antara pemimpin dan
bawahan, hubungan antar unit, penugasan, pelimpahan wewenang untuk
melaksanakan pekerjaan, menentukan koordinasi, kewenangan dan hubungan
informasi baik horizontal maupun vertikal dalam struktur organisasi.
Struktur organisasi bukan suatu tujuan, tetapi suatu alat dalam menyelesaikan
tujuan organisasi. Struktur ini harus sesuai dengan tugas yang menggambarkan
pembatasan-pembatasan atau persetujuan-persetujuan yang telah diletakkan pimpinan
terhadap seseorang yang bekerja dalam organisasi itu.
e) Pengkoordinasian (Coordinating).
Merupakan kewajiban yang penting untuk menghubungkan berbagai kegiatan
daripada pekerjaan.
6
f) Pelaporan (Reporting).
Pelaporan adalah usaha untuk selalu mengetahui apa yang sedang dilakukan,
untuk keperluan pimpinan dan anggota organisasi maupun kelompok yang lain,
melalui system pencatatan, komunikasi informasi, penelitian dan supervisi.
g) Pengawasan (Controlling)
Pengawasan dimaksudkan untuk mengetahui bahwa hasil pelaksanaan pekerjaan
sedapat mungkin sesuai dengan rencana (“Seeing that the operating resulte conform as
nearly as possible to the plan”). Hal ini menyangkut penentuan standar, artinya
memperbandingkan antara kenyataan dengan standard dan bila perlu mengadakan
koreksi/pembetulan apabila pelaksanaan pekerjaannya meyimpang daripada rencana.
h) Penganggaran (Budgeting)
Budgeting adalah usaha perencanaan anggaran, pengembangan sumber,
penghitungan , pengelolaan, dan pengawasan pembiayaan.
i) Penilaian (Evaluating)
Penilaian adalah kegiatan sistematis dan terencana untuk mengukur, menilai, dan
klasifikasi pelaksanaan dan keberhasilan program. Penilaian harus dikembangkan
bersama perencanaan suatu program. Pengukuran pada kegiatan evaluasi dilakukan
pada komponen Input-Proses-Output.
Kompleksitas ketenagaan dan jenis profesi yang dimiliki oleh RS, menuntut
dikembangkannya kepemimpinan partisipatif. Model kepemimpinan manajerial seperti
ini akan menjadi salah satu faktor yang ikut menentukan mutu pelayanan RS karena
pelayanan kesehatan di RS hampir semuanya saling terkait satu sama lain. Atas dasar ini,
7
pelayanan di RS harus mengembangkan sistem jaringan kerja internal (networking) yang
solid dan menunjang satu sama lain.
Semua staf RS harus memahami visi dan misi pengembangan RS serta kebijakan
operasional pimpinan. Untuk menjaga otonomi profesi masing-masing, kualitas
pelayanan di RS harus disesuaikan dengan standar profesi yang harus ditetapkan oleh
setiap perkumpulan dokter ahli (ikatan profesi). Standar profesi dikenal denga medical of
conduct dan medical ethic juga harus selalu diperhatikan oleh semua staf dalam rangka
menjaga mutu pelayanan RS (quality of care).
Sehubungan dengan kompleksitas sistem ketenagaan dan misi yang harus
diemban oleh RS, penerapan fungsi actuating di RS akan sangat tergantung dari empat
faktor. Faktor pertama adalah kepemimpinan direktur RS; kedua adalah koordinasi yang
dikembangkan oleh masing-masing Wakil Direktur dengan kepala SMF dan kepala
instalasinya; ketiga adalah komitmen dan profesionalisme tenaga medis dan non medis di
RS (dokter, perawat, dan tenagapenunjang lainnya), dan keempat adalah pemahaman
pengguna jasa pelayanan RS (pasien dan keluarganya) akan jenis pelayanan kesehatan
yang tersedia di RS.
Berikut adalah struktur organisasi di RS
8
• RM untuk pasien rawat jalan
• RM untuk pasien rawat inap
Untuk pasien rawat jalan, termasuk pasien gawat darurat RM mempunyai informasi pasien
antara lain:
• Identitas dan formulir perizinan
• Riwayat penyakit
• Laporan pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan laboratorium.
• Diagnosa atau diagnosis banding
• Instruksi diagnostik dan terapeutik dengan tanda tangan pejabat kesehatan yang
berwenang.
Untuk pasien rawat inap, sama seperti sebelumnya hanya denagan tambahan:
• Persetujuan tindakan medik
• Catatan konsultasi
• Catatan perawat da tenaga kesehatan lainnya
• Catatan observasi klinik dan pengobatan
• Resume akhir dan evaluasi pengobatan
Untuk di rumah sakit biasanya yang terpenting pelu diperhatikan untuk pasien rawat inap,
yaitu pembuatan resume akhir. Yang isinya antara lain menjelaskan :
• Anamnesis
• Hasil penting pemeriksaan fisik diagnostik, laboratorium, rongent dan lain – lain.
• Pengobatan dan tindakan operasi yang dilaksnakan.
• Keadaan pasien waktu keluar
• Anjuran pengobatan dan perawatan.
Tujuan pembuatan resume ini antara lain:
• Untuk menjamin kontinuitas pelayanan medik dengan kualitas yang tinggi serta bahan
yang berguna bagi dikter pad awaktu menerima pasien untuk dirawat kembali.
• Bahan penilai staf medik rumah sakit
• Untuk memenuhi permintaan dari badan – badan resmi tentang perawatan seorang pasien.
• Sebagai bahan informasi bagi dokter yang bertugas, dokter ang mengirim, dan dokter
konsultan
Secara umum kegunaan RM adalah:
• Sebagai alat komunikasi antara dokter dan tenga kesehatan lainnya yang ikut andil dalam
pelayanan kesehatan.
• Merupakan dasar untuk perencanaan pengobatan dan perawatan yang harus diberikan
kepada pasien
• Sebagai bukti tertulis segala pelayanan, perkembnagna penyakit dan pengobatan selama
pasien berkunjung atau dirawat di rumah sakit.
• Sebagai dasar analisis, study, evaluasi terhadap mutupelayanan yang di beriakn kepada
pasien
• Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga
kesehatan lainnya
9
• Menyedikan data – data khusus yang sangat berguna untuk penelitian dan pendidikan
• Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik pasien
• Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai bahan
pertanggungjawaban dan laporan
Dalam pelaksanaan kegunaan RM di atas maka staf medik dan tenaga kesehatan
lainnya dituntut untuk mengisi RM secara cepat, akurat, dan mudah dibaca. Tanpa adanya
informasi medik yang dicatat dengan baik oleh kalangan medik maupun paramedik, maka
kegunaan seperti yang di kemukakan sebelumnya tidak akan tercapai.
A. Pelayanan
Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum meliputi:
(1) Pelayanan medik
Pelayanan medik terdiri dari:
a. Pelayanan gawat darurat dan ponek
Pelayanan gawat darurat dan pelayanan ponek diselenggarakan 24 jam
sehari secara terus menerus.
b. Pelayanan medik umum
Pelayanan medik umum, meliputi pelayanan medik dasar, medik gigi
mulut, kesehatan ibu dan anak, dan keluarga berencana.
c. Pelayanan medik spesialis dasar
Pelayanan medik spesialis dasar, meliputi pelayanan penyakit dalam,
kesehatan anak, bedah, obstetri dan ginekologi
d. Pelayanan medik spesialis penunjang
Pelayanan medik spesialis penunjang, meliputi pelayanan anestesiologi,
radiologi, dan patologi klinik.
10
f. Pelayanan medik gigi dan mulut
Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut
(2) Pelayanan kefarmasian
Pelayanan kefarmasian meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan
dan bahan medis habis pakai, dan pelayanan farmasi klinik.
(3) Pelayanan keperawatan dan kebidanan
Pelayanan keperawatan dan kebidanan meliputi asuhan keperawatan dan
asuhan kebidanan.
(4) Pelayanan penunjang klinik
Pelayanan penunjang klinik meliputi pelayanan bank darah, perawatan
intensif untuk semua golongan umur dan jenis penyakit, gizi, sterilisasi
instrumen dan rekam medik.
(5) Pelayanan penunjang non klinik
Pelayanan penunjang meliputi pelayanan laundry/linen, jasa boga/dapur,
teknik dan pemeliharaan fasilitas, pengelolaan limbah, gudang, ambulans,
sistem informasi dan komunikasi, pemulasaran jenazah, sistem
penanggulangan kebakaran, pengelolaan gas medik, dan pengelolaan air
bersih.
(6) Pelayanan rawat inap
Pelayanan rawat inap dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut:
a. Ruang rawat inap kelas I
b. Ruang rawat inap kelas II
c. Ruang rawat inap kelas III
d. Ruang rawat isolasi
e. Ruang rawat perinatologi (NICU)
11
Tenaga kefarmasian terdiriatas:
1 orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah
Sakit;
apoteker yang bertugas di rawat inap
apoteker sebagai koordinator penerimaan, distribusi dan
produksi yang dapat merangkap melakukan pelayanan
farmasi klinik dirawat inap atau rawat jalan dan dibantu
oleh tenaga teknis kefarmasian disesuaikan dengan beban
kerja pelayanan kefarasian Rumah Sakit.
c. Tenaga keperawatan
Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan disesuaikan dengan kebutuhan
pelayanan RumahSakit.
d. Tenaga kesehatan lain
kualifikasi tenaga kesehatan lain antara lain : tenaga GIzi, Analis, tenaga
fisiotherapy,tenaga teknis elektromedik,tenaga kesling,radiografer
e. Tenaga non kesehatan
Satpam, administrasi Rumah Sakit, Cleaning Servis
BAB III
PENUTUP
12
A. Kesimpulan
Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran subspesialis terbatas. Terdapat empat macam pelayanan spesialis disediakan
yakni pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak, serta
pelayanan kebidanan dan kandungan. Rumah Sakit ini adalah rumah sakit yang didirikan
di Kota atau kabupaten-kabupaten sebagai faskes tingkat 2 yang menampung rujukan dari
faskes tingkat 1 ( Puskesmas/poliklinik atau dokter pribadi ).
Kriteria Rumah Sakit yang harus dipenuhi oleh RS tipe C meliputi pelayanan,
sumber daya serta peralatan yang memenuhi standar sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan no. 56 tahun 2014.
B. Saran
Dalam sistem pelayanan kesehatan perlu terus ditingkatkan mutu serta kualitas
dari pelayanan kesehatan agar system pelayanan ini dapat berjalan dengan efektif. Itu
semua dapat dilakukan dengan melihat nilai nilai yang ada di masyarakat, dan diharapkan
para petugas medis dapat memberikan pelayanan dengan kualitas yang bagus dan baik.
13
DAFTAR PUSTAKA
PeraturanMenteriKesehatanRepublikIndonesia Nomor 56 Tahun2014TentangKlasifikasi Dan
PerizinanRumahSakit
Sugeng Suharto, Kajian Survey Kepuasan Layanan Publik Dan Kebijakan Pemerintah Daerah
Propinsi Bengkulu Dalam Bidang Kesehatan, Bengkulu : Uwais Inspirasi Indonesia, 2019
FebriEndra Budi Setyawan, Manajemen Rumah Sakit, Sidoarjo : Zifatama Jawara, 2019
14