Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ETIKA PROFESI
“Etika Profesi Kesehatan Masyarakat”

Dosen Pembimbing :

Disusun oleh :

 Dervish Ayham Remensya


 Felanda Lestari
 Fungky Iswahyudi
 Karmelita Rahayu Putri
 Muhammad Dimas Ardani Yudono

AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN


RADIOTERAPI NUSANTARA JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa .yang atas rahmatnya
maka kami dapat menyelesaikan makalah ini . Penulisan makalah ini merupakan salah
satu tugas mata kuliah Etika Profesi.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan


baik pada teknis penulisan maupun materi ,mengingatakan kemampuan yang kami miliki
untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini .

Sukabumi, November 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN...................................................................................3

A. Pengertian.................................................................................................3
B. Peran Profesi Kesehatan Masyarakat.....................................................3
C. Kewajiban Profesi Kesehatan Masyarakat............................................6
D. Kompetensi Profesi Kesehatan Masyarakat...........................................7
E. Pelayanan Esensial Profesi Kesehatan Masyarakat............................10
F. Permasalahan Kode Etik Profesi Kesehatan Masyarakat..................11

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................13
B. Saran.......................................................................................................13

DAFTAR PUSTAK...........................................................................................14

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau


bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan mengobati penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan,
kelompok ataupun masyarakat. Dalam pelayanan kesehatan tentu ada aturan-aturan
yang berkaitan dengan kesehatan yaitu bagaimana menghandle masalah-masalah itu
tidak keluar dari etika dan hukum agar apa yang dikerjakan tidak menimbulkan efek
secara etika dan hukum terhadap diri sendiri dan orang lain.

Secara lebih luas, etika merupakan norma-norma, nilai-nilai atau pola tingkah
laku kelompok profesi tertentu dalam memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat.
Pekerja profesi antara lain dokter, apoteker, ahli kesehatan masyarakat, dan lain-lain.
Etika maupun hukum dalam suatu masyarakat mempunyai tujuan yang sama, yakni
terciptanya kehidupan masyarakat yang tertib, aman dan damai. Oleh sebab itu, semua
masyarakat harus mematuhi etika dan hukum yang ada. Apabila tidak maka bagi
pelanggar etika sanksinya adalah moral sedangkan bagi pelanggar hukum, sanksinya
adalah hukuman (pidana atau perdata).

Etika yang baik bagi profesi kesehatan masyarakat. Tentunya ada beberapa
hambatan yang harus di atasi dalam rangka meperbaiki kinerja tersebut, dalam hal ini
kesehatan masyarakat harus bisa berkomitmen agar dapat mengutamakan pada
preventif dan promotif.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah bagaimana
memiliki etika yang baik dalam profesi kesehatan masyarakat sekaligus mengenalkan
profesi kesehatan masyarakat sehingga dapat dikenal lebih luas lagi.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui etika yang baik
bagi profesi kesehatan masyarakat sekaligus mengenalkan profesi kesehatan
masyarakat sehingga dapat dikenal lebih luas lagi.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian dari profesi kesehatan masyarakat
b. Untuk mengetahui peran dari profesi kesehatan masyarakat
c. Untuk mngetahui kewajiban dari profesi kesehatan masyarakat
d. Untuk mengetahui kompetensi dari profesi kesehatan masyarakat
e. Untuk mengetahui pelayanan esensial dari profesi kesehatan masyarakat

1
f. Untuk mengetahui permasalahan kode etik dari profesi kesehatan
masyarakat.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian

Kesehatan Masyarakat adalah suatu bidang ilmu kesehatan yang mempelajari


tentang cara bagaimana memberdayakan masyarakat agar mereka mampu memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan di lingkungan tempat tinggal mereka.(ABC
Medika, 2013).

Menurut profesor Winslow dari Universitas Yale (Leavel and Clark, 1958)
Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang
hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha
masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi
di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian
pelayanan medis dan perawatan, untuk mendeteksi dini, pencegahan penyakit dan
pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat
mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya.

Menurut Winslow, yang di maksud dengan Ilmu Kesehatan Masyarakat


adalah suatu ilmu dan keterampilan untuk mencegah penyakit, memperpanjang masa
hidup, memelihara kesehatan jasmani dan rohani dengan jalan usaha masyarakat yang
terorganisir untuk penyehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular,
pendidikan setiap orang dalam prinsip-prinsip kesehatan perorangan.
Etika kesehatan masyarakat adalah suatu tatanan moral berdasarkan sistem nilai
yang berlaku secara universal dalam eksistensi mencegah perkembangan resiko pada
individu, kelompok dan masyarakat yang mengakibatkan penderitaan sakit dan
kecacatan, serta meningkatkan keberdayaan masyarakat untuk hidup sehat dan
sejahtera.

B. Peran Profesi Kesehatan Masyarakat


a. Peran Secara Umum
Secara umum, Peran tenaga Kesmas adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisas permasalahan,


serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan masyarakat;
2. Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi, dan melaporkan
kegiatan Puskesmas;
3. Menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan, serta petunjuk teknis
sesuai bidang tugasnya;
4. Melaksanakan upaya kesehatan masyarakat;
5. Melaksanakan upaya kesehatan perorangan;

3
6. Melaksanakan pelayanan upaya kesehatan/kesejahteraan ibu dan anak, Keluarga
Berencana, perbaikan gizi, perawatan kesehatan masyarakat, pencegah dan
pemberantasan penyakit, pembinaan kesehatan lingkungan, penyuluhan
kesehatan masyarakat, usaha kesehatan sekolah, kesehatan olahraga, pengobatan
termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan, kesehatan gigi dan mulut,
laboratorium sederhana, upaya kesehatan kerja, kesehatan usia lanjut, upaya
kesehatan jiwa, kesehatan mata, dan kesehatan khusus lainnya, serta pembinaan
pengobatan tradisional;
7. Melaksanakan pembinaan upaya kesehatan, peran serta masyarakat, koordinasi
upaya kesehatan, sarana pelayanan kesehatan, pelaksanaan rujukan medik,
pembantuan sarana dan pembinaan teknis kepada Puskesmas Pembantu, unit
pelayanan kesehatan swasta, serta kader pembangunan kesehatan;
8. Melaksanakan pengembangan upaya kesehatan dalam hal pengembangan kader
pembangunan di bidang kesehatan dan pengembangan kegiatan swadaya
masyarakat di wilayah kerjanya;
9. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi
kesehatan;
10. Melaksanakan ketatausahaan dan urusan rumah tangga UPT;
11. Melaksanakan analisis dan pengembangan kinerja UPTD;
12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
b. Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat dalam Pembangunan Kesehatan
Tenaga Kesmas merupakan bagian dari sumber daya manusia yang sangat
penting peranannya dalam pembangunan kesehatan pada Sistem Kesehatan
Nasional (SKN). Pembangunan kesehatan dengan paradigma sehat merupakan
upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dalam menjaga kesehatan, melalui
kesadaran yang leih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat
promotif dan preventif.
a. Pelayanan Promotif
Untuk meningkatkan kemandirian dan peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan, diperlukan program penyuluhan dan
pendidikan masyarakat yang berjenjang dan berkesinambungan,
sehingga tercapai tingkatan kemandirian masyarakat dalam
pembangunan kesehatan. Program promotif membutuhkan tenaga-tenaga
Kesmas yang handal, terutama yang mempunyai spesialisasi dalam
penyuluhan dan pendidikan.
b. Pelayanan Preventif
Untuk menjamin terselenggaranya pelayanan ini, diperlukan para
tenaga Kesmas yang memahami epidemiologi penyakit, cara-cara dan
metode pencegahan, serta pengendalian penyakit. Program ini
merupakan salah satu lahan bagi tenaga Kesmas dalam pembangunan
kesehatan. Keterlibatan Kesmas dibidang preventif dan pengendalian,

4
memerlukan penguasaan teknik-teknik lingkungan dan pemberantasan
penyakit. Tenaga Kesmas juga dapat berperan dicbidang kuratif kalau
yang bersangkutan mau dan mampu belajar, serta meningkatkan
kemampuannya di bidang tersebut.
c. Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat dalam Pembangunan Kesehatan
Tenaga Kesmas merupakan bagian dari sumber daya manusia yang
sangat penting peranannya dalam pembangunan kesehatan pada Sistem
Kesehatan Nasional (SKN). Pembangunan kesehatan dengan paradigma sehat
merupakan upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dalam menjaga
kesehatan, melalui kesadaran yang leih tinggi pada pentingnya pelayanan
kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.
a. Pelayanan Promotif
Untuk meningkatkan kemandirian dan peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan, diperlukan program penyuluhan dan
pendidikan masyarakat yang berjenjang dan berkesinambungan,
sehingga tercapai tingkatan kemandirian masyarakat dalam
pembangunan kesehatan. Program promotif membutuhkan tenaga-tenaga
Kesmas yang handal, terutama yang mempunyai spesialisasi dalam
penyuluhan dan pendidikan.
b. Pelayanan Preventif
Untuk menjamin terselenggaranya pelayanan ini, diperlukan para
tenaga Kesmas yang memahami epidemiologi penyakit, cara-cara dan
metode pencegahan, serta pengendalian penyakit. Program ini
merupakan salah satu lahan bagi tenaga Kesmas dalam pembangunan
kesehatan. Keterlibatan Kesmas dibidang preventif dan pengendalian,
memerlukan penguasaan teknik-teknik lingkungan dan pemberantasan
penyakit. Tenaga Kesmas juga dapat berperan dicbidang kuratif kalau
yang bersangkutan mau dan mampu belajar, serta meningkatkan
kemampuannya di bidang tersebut.
d. Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat dalam Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak
Permasalahan kesehatan ibu dan anak serta kesehatan reproduksi masih
menjadi fokus penting dalam bidang kesehatan. Angka Kematian Ibu dan
Angka Kematian Anak merupakan dua indicator. Penting keberhasilan
pembangunan suatu negara terutama dalam bidang kesehatan , yang
menunjukkan derajat kesehatan Negara tersebut. Kedua indikator tersebut
masih cukup tinggi di negara miskin dan negara berkembang, termasuk
Indonesia.
Sampai saat ini angka kematia n ibu di Indonesia masih cukup tinggi yaitu
sekitar 307 per 100 ribu kelahiran. Sekitar 75 sampai 85 persen kematian ibu
disebabkan oleh sebab langsung ( direct causes ), yaitu: perdarahan post
partum, abortus tidak aman, sepsis, persalinan tidak maju dan hipertensi

5
karena kehamilan (misalnya preeklampsia, eklamsia). Kira-kira 15 sampai 20
persen kematian ibu disebabkan oleh sebab tidak langsung (indirect causes),
antara lain anemia.
Menurut penelitian para ahli, terdapat beberapa hal penting yang menyebabkan
perbedaan status kesehatan ibu di negara miskin/berkembang dengan ibu di negara
maju antara lain wanita hamil dinegara maju minimal 10 kali melakukan
pemeriksaan kehamilan ditenaga kesehatan yang terampil. Sebaliknya, wanita di
negara miskin atau berkembang rata-rata hanya memeriksakan kehamilan satu atau
dua kali selama kehamilannya. Karena sosial ekonomi yang baik serta kesadaran
terhadap kesehatan yang tinggi, wanita di negara maju mendapatkan gizi yang baik
sebelum, selama kehamilan dan selama menyusui. Mereka menyadari benar bahwa
gizi ibu merupakan salah satu kunci yang menentukan status kesehatan ibu dan anak
yang akan dilahirkannya. Wanita di negara berkembang/ miskin belum tentu
memiliki cukup uang untuk memenuhi kebutuhan gizinya dan bahkan mu ngkin
terpaksa harus bekerja keras setiap harinya untuk memenuhi Kebutuhan. Status gizi
yang lebih buruk ini membuat ibu hamil rentan terhadap beberapa penyakit terutama
anemia dan penyakit infeksi.
C. Kewajiban Profesi Kesehatan Masyarakat
Tanggung jawab dari profesi kesehatan masyarakat terdapat pada Keputusan
Mentri Kesehatan Nomor: 373/Menkes/SK/III/2007 Tanggal : 27 Maret 2007 Tentang
Standar Profesi Sanitarian, berikut merupakan Kode Etik Sanitarian/Ahli Kesehatan
Lingkungan Indonesia.
a. Kewajiban Umum
1. Seorang sanitarian harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
profesi sanitasi dengan sebaik-baiknya.
2. Seorang sanitarian harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya
sesuai dengan standar profesi yang tertinggi.
3. Dalam melakukan pekerjaan atau praktek profesi sanitasi, seorang sanitarian
tidak boleh dipengaruhi sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan
dan kemandirian profesi.
4. Seorang sanitarian harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat
memuji diri sendiri.
5. Seorang sanitarian senantiasa berhati-hati dalam menerapkan setiap
penemuan teknik atau cara baru yang belum teruji kehandalannya dan hal-hal
yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
6. Seorang hanya memberi saran atau rekomendasi yang telah melalui suatu
proses analisis secara komprehensif.
7. Seorang sanitarian dalam menjalankan profesinya, harus memberikan
pelayanan yang sebaik-baiknya dengan menjunjung tinggi kesehatan dan
keselamatan manusia, serta kelestarian lingkungan.
8. Seorang sanitarian harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan klien atau
masyarakat dan teman seprofesinya, dan berupaya untuk mengingatkan
teman seprofesinya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter
atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau kebohongan dalam
Menangani masalah klien atau masyarakat.

6
9. Seorang sanitarian harus menghormati hak-hak klien atau masyarakat, hak-
hak teman seprofesi, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga
kepercayaan klien atau masyarakat.
10. Dalam melakukan pekerjaannya seorang sanitarian harus memperhatikan
kepentingan masyarakat dan memperhatikan seluruh aspek kesehatan
lingkungan secara menyeluruh, baik fisik, biologi maupun sosial, serta
berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya.
11. Seorang sanitarian dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang
kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.
b. Kewajiban Sanitarian Terhadap Klien atau Masyarakat
1. Seorang sanitarian wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala
ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan penyelesaian masalah klien
atau masyarakat. Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan
atau penyelesaian masalah, maka ia wajib berkonsultasi, bekerjasama dan
atau merujuk pekerjaan tersebut kepada sanitarian lain yang mempunyai
keahlian dalam penyelesaian masalah tersebut.
2. Seorang sanitarian wajib melaksanakan profesinya secara bertanggung
jawab.
3. Seorang sanitarian wajib melakukan penyelesaian masalah sanitasi secara
tuntas dan keseluruhan.
4. Seorang sanitarian wajib memberikan informasi kepada kliennya atas
pelayanan yang diberikannya.
5. Seorang sanitarian wajib mendapatkan perlindungan atas praktek pemberian
pelayanan.
c. Kewajiban Sanitarian Terhadap Teman Satu Profesi
1. Seorang sanitarian memperlakukan teman seprofesinya sebagai bagian dari
penyelesaian masalah.
2. Seorang sanitarian tidak boleh saling mengambil alih pekerjaan dari teman
seprofesi, kecuali dengan persetujuan, atau berdasarkan prosedur yang ada.
d. Kewajiban Sanitarian Terhadap Diri Sendiri
1. Seorang sanitarian harus memperhatikan dan mempraktekan hidup bersih dan
sehat supaya dapat bekerja dengan baik.
2. Seorang sanitarian harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan lingkungan, kesehatan dan bidang-
bidang lain yang terkait.
D. Kompetensi Profesi Kesehatan Masyarakat
Kompetensi profesi kesehatan masyarakata meliputi :
1. Mampu melakukan kajian dan analisis situasi (analitic/assessement skills)
2. Mengembangkan dan Merancang Kebijakan dan Program Kesehatan (policy
development/program planing skills)
3. Berkomunikasi Secara Efektif (communication skills)
4. Memahami Budaya Setempat (cultural competency skills)
5. Mampu melaksanakan pemberdayaan Masyarakat (Community empowerment)
6. Memiliki penguasaan ilmu kesehatan masyarakat ( Public health science skills)
7. Mampu dalam merencanakan keuangan dan terampil dalam bidang
manajemen (Financial Planning and Management Skills )
8. Memiliki kemampuan kepemimpinan dan berfikir sistem (leadership and system
thinking skills)

7
9. Mampu mengintegrasikan keilmuan kesehatan masyarakat dalam masalah
kesehatan tropis 
Detail sub kompetinsi sebagai berikut :
1. Mampu melakukan kajian dan analisis situasi (analitic/assessement skills)
 Mendefinisikan masalah secara tepat
 Menentukan kegunaan dan keterbatasan data
 Mengidentifikasi data secara  tepat dan relevan sebagai  sumber  informasi
 Mengevaluasi integritas dan komparabilitas data
 Menggunakan prinsip-prinsip etika dalam mengumpulkan data dan informasi
 Membuat inferens  yang relevan dari data kuantitatif dan kualitatif
 Mengambil dan menginterpretasikan data dan informasi yang terkait dengan
resiko dan keuntungan
 Menerapkan proses pengumpulan data dan aplikasi teknologi informasi
2. Mengembangkan dan Merancang Kebijakan dan Program Kesehatan (policy
development/program planing skills)
 Mengumpulkan, meringkaskan dan menginterpretasikan informasi tentang
berbagai isu kesehatan
 Menyatakan pilihan kebijakan dan memformulasikannya dengan jelas dan
padat
 Membahasakan implikasi kesehatan, fiskal, administrasi, legal, sosial, dan
politik
 Menyatakan feasibility dan outcome yang diharapkan dari setiap pilihan
kebijakan
 Menggunakan teknik terbaru dalam analisis penentuan dan perencanaan
kesehatan
 Memutuskan tindakan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi
 Mengembangkan suatu perencanaan untuk mengimplementasikan kebijakan
 Mengubah kebijakan menjadi rencana organisasi, struktur, dan program
3. Berkomunikasi Secara Efektif (communication skills)
 Melakukan komunikasi  melalui tulisan, lisan, atau metode lainnya
 Meminta input dari individu dan organisasi
 Melakukan advokasi untuk program dan sumber daya kesehatan
 Memimpin dan berpartisipasi dalam kelompok untuk memformulasikan isu
KesMas spesifik
 Menggunakan media, teknologi, dan jaringan untuk menyebarkan informasi
 Memutuskan tindakan berkomunikasi yang sesuai

8
 Mempresentasikan informasi yang akurat tentang demografi, statistik,
program, dan saintifik kepada masyarakat professional
4. Memahami Budaya Setempat (cultural competency skills)
 Menggunakan metode yang tepat untuk berinteraksi secara sensitif, efektif,
dan profesional dengan orang yang berbeda latar belakang budaya
 Mengembangkan dan mengadaptasikan berbagai pendekatan untuk
menanggulangi masalah kesehatan masyarakat yang terkait dengan perbedaan
budaya
 Memahami adanya dinamika yang berkontribusi terhadap keragaman budaya
(sikap)
 Memahami pentingnya pekerja kesehatan masyarakat yang beragam (sikap)
5. Mampu melaksanakan pemberdayaan Masyarakat (Community empowerment)
 Menggabungkan berbagai strategi untuk berinteraksi dengan orang dari
berbagai latar belakang
 Mengidentifikasi peran faktor budaya, sosial dan perilaku dalam pelayanan
kesehatan
 Merespon berbagai kebutuhan sebagai konsekuensi keragaman budaya
 Mampu mengindentifikasi dan menjaga hubungan dengan berbagai pemangku
kepentingan
 Menggunakan proses dinamika kelompok untuk meningkatkan peran serta
masyarakat
 Mendeskripsikan peran pemerintah dalam menyediakan pelayanan kesehatan
masyarakat
 Mendeskripsikan peran swasta dalam menyediakan pelayanan kesehatan
masyarakat
 Mengidentifikasi potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat
 Menghimpun masukan dari masyarakat sebagai bahan pertimbangan dalam
pengembangan kebijakan dan program kesehatan
 Menginformasikan kebijakan program dan sumber daya kepada masyarakat
6. Memiliki penguasaan ilmu kesehatan masyarakat ( Public health science skills)
 Mengidentifikasi kewajiban individu dan organisasi dalam konteks pelayanan
kesehatan masyarakat esensial dan fungsi dasar
 Mendefinisikan, menilai, dan memahami status kesehatan pada populasi,
determinan kesehatan dan penyakit, dan faktor yang berkontribusi terhadap
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
 Memahami perkembangan sejarah, struktur, dan interaksi antara kesehatan
masyarakat dan Sistem pelayanan kesehatan
 Mengidentifikasi dan mengaplikasikan metode riset dasar yang digunakan
dalam kesehatan masyarakat

9
 Menggunakan proses dinamika kelompok untuk meningkatkan peran serta
masyarakat

 Menerapkan ilmu kesehatan masyarakat, termasuk ilmu sosial dan perilaku,


penyakit kronik, infeksi, dan kecelakaan
 Mengidentifikasi keterbatasan riset dan pentingnya observasi dan kesaling-
hubungan (interrelationship)
 Mengembangkan komitmen sepanjang masa untuk belajar dan
mengembangkan pemikiran kritis yang kuat (sikap)
7. Mampu dalam merencanakan keuangan dan terampil dalam
bidang manajemen (Financial Planning and Management Skills )
 Mengembangkan dan mempresentasikan suatu anggaran
 Mengelola program sesuai dengan kondisi keuangan
 Menerapkan proses penganggaran (budgeting)
 Mengembangkan strategi untuk menentukan prioritas anggaran
 Memantau kinerja program
 Mempersiapkan proposal untuk memperoleh dana dari sumber eksternal
 Menerapkan keterampilan dasar hubungan antar manusia dalam manajemen
organisasi, motivasi staf, dan penyelesaian konflik
 Melakukan negosiasi dan mengembangkan kontrak dan dokumen lainnya
untuk penyediaan pelayanan berbasis masyarakat
8. Memiliki kemampuan kepemimpinan dan berfikir sistem (leadership and system
thinking skills)
 Menciptakan budaya berdasarkan stardard etika dalam organisasi dan
komunitas
 Membantu menciptakan nilai dasar dan visi bersama dan menggunakan
prinsip-prinsip ini sebagai pedoman pelaksanaan program kesehatan
masyarakat
 Mengidentifikasi isu internal dan eksternal yang dapat berdampak terhadap
penerapan pelayanan esensial kesehatan masyarakat (menyusun Rencana
Strategis)
 Memfasilitasi kerja sama kelompok internal dan eksternal untuk menjamin
partisipasi dari pemangku kepentingan kunci
 Berkontribusi terhadap pengembangan, implementasi, dan pemantauan
standard kinerja organisasi
 Menggunakan sistem hukum dan politik untuk melakukan perubahan
 Mengaplikasikan teori dari struktur organisasi terhadap praktek profesional

10
E. Pelayanan Esensial Profesi Kesehatan Masyarakat
A. Memantau status kesehatan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan
masyarakat.
B. Mendiagnosis dan menyelidiki masalah kesehatan dan bahaya kesehatan
dalam masyarakat.
C. Menginformasikan, mendidik, dan memberdayakan masyarakat berkaitan
dengan masalah kesehatan.
D. Menggerakkan kemitraan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan.
E. Mengembangkan kebijakan dan rencana yang mendukung upaya kesehatan
individual dan upaya kesehatan masyarakat.
F. Menegakkan okum dan peraturan yang melindungi kesehatan dan menjamin
keselamatan.
G. Menghubungkan penduduk dengan layanan kesehatan yang dibutuhkan dan
menjamin pemberian layanan kesehatan yang dalam kondisi tertentu sulit
tersedia.
H. Menjamin tenaga kerja layanan kesehatan perorangan dan layanan kesehatan
masyarakat yang kompeten.
I. Mengevaluasi keefektifan, keterjangkauan, dan mutu layanan kesehatan
berbasis penduduk dan individu.
J. Melakukan penelitian untuk mencari pengetahuan, wawasan baru dan solusi
yang inovatif atas berbagai masalah kesehatan.
F. Permasalahan Kode Etik Profesi Kesehatan Masyarakat

Perkembangan peradaban saat ini telah merubah pola pikir dan bentuk hubungan
antara manusia dan membuat pergeseran budaya dalam masyarakat yaitu dari manusia
sebagai makhluk sosial berubah haluan ke arah manusia sebagai makhluk individual.
Hal ini akan semakin terlihat jelas pada pola-pola kehidupan masyarakat kota. Sifat
individu ini sering menjadi faktor pencetus terjadinya sengketa dalam masyarakat
termasuk sengketa dalam pelayanan kesehatan.Sengketa yang terjadi dalam pelayanan
kesehatan timbul akibat adanya pelanggaran etika profesi, disiplin tenaga kesehatan
dan tindak kriminal dari tenaga kesehatan. Khusus untuk tindak kriminal yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan, karena termasuk dalam ranah tindakpidana maka
penyelesaiannya dilakukan melalui lembaga peradilan.
a. Penegakkan Kode Etik
Kode etik membantu meningkatkan kepercayaan publik terhadap integritas
sebuah profesi dan melindungi klien. Dalam hubungan dan tanggung jawab
seorang Kesehatan Masyarakat yang profesional kepada klien dan kesejehteraan
mereka. Selanjutnya mencakup penegakan dalam kepercayaan kepada masyarakat.
Tanggung jawab seorang kesehatan masyarakat yakni memberikan perhatian
oenuh terhadao masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Misalnya, mendengarkan dengan seksama aoa yang disampaikan klien. Selain itu
konselor harus menjaga kerahasiaan klien yang hal itu merupakan privasi dan
sumber kepercayaan klien. Konselor membuktikan keahlian dalam komunikasi
dengan memberikan informasi tentang kualifikasi misalnya memberi info tentang
hasil yang dicapai dalam konseling.

11
b. Faktor Penghambat Kode Etik
Kode etik menjadi tidak tepat apabila hanya berisi peraturan-peraturan.
Terdapat faktor yang menghambat jalannya pelaksanaan kode etik, yaitu :
1. Sifat Kekeluargaan
Sifat kekeluargaan adalah memberikan perlakuan yang khusus kepada
keluarga. Namun, perlakuan berbeda akan diberikan kepada yang bukan
keluarga. Hal ini melanggar profesianalisme kode etik yang seharusnya
memberikan perlakuan yang sama terhadap klien.
2. Pengaruh Jabatan
Karena pengaruh jabatan, terkadang seorang Sarjana Kesehatan
Masyarakat memberikan pelayanan yang lebih istemewa terhadap seorang
klien dibandingkan dengan klien lain. (Sari. 2016)
3. Pengaruh Komsumerisme
Pengaruh komsumeriseme erat kaitannya dengan perekonomian dan daya
komsumsi suatu individu. Sifat komsumerisme ini seringkali membuat
sarjana kesehatan masyarakat melakukan langkah-langkah yang
melanggar kode etik demi memenuhi kepuasaan hidupnya. Dengan sifat
komsumerisme ini juga membuat sarjana kesehatan masyarakat
menganggap bahwa pekerjaan sebagai ladang untuk mencari uang dan
mengabaikna peranannya.
4. Profesi Menjadi Kegiatan Bisnis
Seorang yang telah memiliki profesi pasti mengathui bahwa profesi
berbeda dengan kegiatan bisnis. Tujuan bisnis dan profesi sangatlah
berbeda. Tujuan bisnis adalah untuk mendapatkan keuntungan, sedangkan
tujuan profesi adalah memberikan layanan kepada masyarakat.
5. Lemahnya Iman
Menjadi seorang yang profesional tidak hanya melakukan pekerjaan
sesuai dengan bidangnya, tetapi juga harus memiliki ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa dengan cara menjalankan perintah-Nya dan
menjauhkan larangan-Nya. Dengan iman dan taqwa yang tebal, maka
seorang individu akan tidak mudah tergiur untuk melakukan hal buruk.
(Wiranata. 2005)

Adapun conth dari permasalahan yang telah diuraikan sebagai berikut :


1. Pengaruh Jabatan
Seorang kepala puskesmas memiliki anggota keluarga yang sedang
sakit sehingga membutuhkan pelayanan kesehatan di puskesmas tersebut.
Pasien tersebut mendapat pelayanan kesehatan dengan segera tanpa harus
menunggu giliran, sedangkan pasien lain harus menunggu lama. Hal
tersebut dikarenakan jabatan salah satu keluarganya sebagai kepala
pusekesmas yang merasa harus diprioritaskan.
2. Pengaruh Komsumerisme
Seorang sanitaria meminta uang terhadap klien dengan alasan
sebagai biaya administrasi yang sebenernya tidak ada dalam ketentuan.
Uang tersebut di gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
3. Karena Lemahnya Iman
Seorang yang menjabat sebagai kepala rumah sakit mellakukan
tindakan kriminal seperti pergelapan uang. Hal ini terjadi karenaia
memiliki iman yang lemah sehinngga mudah tergoda untuk melakukan
tindakan tersebut demi mendapatkan keuntungan yang besar.

12
4. Profesi Menjadi Kegiatan Bisnis
Seorang sanitarian melakukan kegiatan perdaganga ketika sedang
menjalankan kewajibannya sebagai tenaga kesehatan. Karena kegiatan
tersebut, teman satu profesinya merasa terganggu.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Profesi kesehatan masyarakat adalah profesi yang masih belum cukup dikenal
oleh masyarakat luas padahal peranannya sangat penting bagi kesehatan masyarakat
itu sendiri. Akan tetapi dalam prakteknya seorang tenaga kesehatan harus memiliki
etika yang baik agar dapat dipercaya.

Etika kesehatan masyarakat adalah suatu tatanan moral berdasarkan sistem nilai
yang berlaku secara universal dalam eksistensi mencegah perkembangan resiko pada
invidu, kelompok dan masyarakat yang mengakibatkan penderitaan sakit dan
kecacatan serta meningkatkan keberadayaan masyarakat untuk hidup sehat dan
sejahtera.

B. Saran

Diharapkan masyarakat dapat bekerja sama dengan tenaga kesehatan


masyarakat agar dapat menciptakan lingkungan yang sehat. Bagi tenaga kesehatan
masyarakat diharapkan dapat memepelajari kode etik bagi profesinya agar
masyarakat ataupu klien dapat dengan nyaman bekerja sama dengan profesi
kesehatan masyarakat.

13
DAFTAR PUSTAKA

 Alamsyah, D. 2011. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Cetakan Pertama. Penerbit Nuha


Medika, Bantul- Yogyakarta
 Markkanen, Pia K. 2004. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia. Jakarta :
Internasional Labour Organisation Sub Regional South-East Asia and The Pacific Manila
Philippines
 Suma’mur. 1981. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Gunung
Agung.
 Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi. 2007. Prosedur Keamanan, Keselamatan, &
Kesehatan Kerja. Sukabumi: Yudhistira.

C.

14
15

Anda mungkin juga menyukai