Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Keperawatan Komunitas II yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Kelompok Kerja”

Ucapan terimakasih kami haturkan kepada dosen pembimbing mata kuliah


Keperawatan Komunitas II Joni Haryanto, Dr., Skp., Msi. yang telah membimbing kami
selama perkuliahan Keperawatan Komunitas II hingga dapat menyelesaikan tugas makalah
ini.

Dengan demikian, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Makalah ini masih jauh dari kata sempuna, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat
kami butuhkan guna perbaikan dan penyempurnaan makalah berikutnya. Atas kontribusi
tersebut, kami ucapkan terimakasih.

Surabaya, 4 September 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 2


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 3
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 3

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengkajian .......................................................................................................... 4

2.2 Definisi .............................................................................................................. 6

2.3 Ruang Lingkup .................................................................................................. 7

2.4 Masalah Kesehatan Mayoritas ............................................................................ 8

2.5 Intervensi Tingkat Nasional ................................................................................ 9

2.6 Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) .................................................................... 10

2.6.1 Konsep Kesehatan Kerja..................................................................................... 10

2.7 Konsep Keselamatan Kerja................................................................................. 11

BAB 3 : PENUTUP

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 13

3.2 Saran ................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Komunitas bukan sebagai suatu unit yang homogen, melainkan campuran dinamis
dari beragam kelompok, kepentingan dan sikap. Berbagi kesamaan tempat, isu, dan
masalah yang memberikan suatu rasa saling memiliki. Salah satu bentuk komunitas adalah
kelompokusaha kerja, dimana dalam kelompok terdapat anggota yang memiliki beragam
kepentingan, bekerja bersama dalam kelompok di satu tempat tertentu. Kelompok usaha
kerja merupakansalah satu area komunitas yang perlu diperhatikan kesejahtejahteraan
kesehatannya. Bidang yangmencakup keselamatan kerja dalam keperawatan disebut
Occupation Health Nurses (OHN)atau Keperawatan Kesehatan Kerja (KKK).Ilmu
kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan bagian dari ilmu Kesehatan
Masyarakat Keilmuan K3 merupakan perpaduan dari multidisiplin ilmu antara ilmu-
ilmukesehatan, ilmu perilaku, ilmu alam, teknologi dan lain-lain baik yang bersifat kajian
maupunilmu terapan dengan maksud menciptakan kondisi sehat dan selamat bagi pekerja,
tempatkerja, maupun lingkungan sekitarnya, sehingga meningkatkan efisiensi dan
produktifivitas kerja.. Menurut buku Ilmu Kesehatan Masyarakat, kesehatan kerja
merupakan aplikasikesehatan masyarakat di dalam suatu tempat kerja (perusahaan,
pabrik, kantor, dll) dan yangmenjadi pasien dari kesehatan.

sekitar perusahaan tersebut. Dasar Hukum untuk kesehatan kerja ini terdapat dalam
UU 23/1992 pasal 23 dan pasal 10 tentang kesehatan kerja dan upaya kesehatan
kerja.Praktik Keperawatan Kesehatan Kerja berfokus pada upaya promosi, preventif
danrehabilitasi kesehatan dalam konteks keselamatan dan keamanan lingkungan kerja.
Aplikasi praktik keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unik individu, kelompok dan
masyarakat ditatanan industri kecil, pabrik, tempat kerja, tempat konstruksi, universitas,
dan lain-lain. Didalam menjalankan fungsinya, perawat kesehatan kerja memiliki tugas
antara lain mampumenilai secara sistematis status kesehatan kerja, mampu melakukan
analisa data yangdikumpulkan untuk menegakkan diagnosis keperawatan, mampu

1
mengidentifikasi tujuan spesifik keperawatan yang diharapkan, mampu mengembangkan
rencana keperawatan yang komprehensif dan memformulasikan tindakan intervensi yang
dilakukan pada setiap tingkat.
Yang perlu dikaji dalam kelompok khusus ini secara mendalam adalah latar belakang
yang menyebabkan timbulnya masalah pada kelompok tersebut, Karena setiap kelompok
mempunyai kebutuhan yang berbeda. Pengkajian ini menjadi dasar untuk membuat
perencanaan keperawatan yang tepat. Perawat komunitas dapat memberikan pelayanan
keperawatan pada kelompok khusus di tatanan komunitas, penyusunan modul ini
diharapkan dapat membantu perawat lebih memahami tentang kebutuhan keperawatan
pada kelompok khusus.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengorganisasian pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok
pekerja tertentu?
2. Apa kegunaan kesehatan keselamatan kerja pada kelompok pekerja tertentu?
3. Bagaimana proses keperawatab komunitas pada kelompok pekerja tertentu?

1.3 Tujuan
1. menjelaskan pengorganisasian pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas pada
kelompok khusus pekerja.
2. menjelaskan kegunaan kesehatan keselamatan kerja pada kelompok pekerja
3.menjelaskan proses keperawatan komunitas pada kelompok pekerja tertentu.

3
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELOMPOK PEKERJA

2.1 Pengkajian
a. Data Inti
1. Riwayat atau sejarah perkembangan
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di komunitas dan studi
dokumentasi sejarah komunitas tersebut.
2. Data demografi
Mengkaji jumlah komunitas, berdasarkan: usia, jenis kelamin, status perkawinan, ras atau
suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, agam dan komposisi
keluarga.
3. Vital statistic
Menguraikan tentang angka kematian kasar atau CDR, penyebab kematian, angka
pertambahan anggota, angka kelahiran.
4. Status kesehatan komunitas
- Keluhan yang dirasakan saat itu di komunitas
- Tanda-tanda vital
- Kejadian penyakit (dalam kurun 1 tahun)
- Riwayat Penyakit keluarga
- Pola pemenuhan sehari-hari: nutrisi, cairan dan elektrolit, istirahat dan tidur,
eliminasi, aktivitas gerak, pemenuhan kebersihan diri
- Status psikososial: peran di masyarkat, hubungan dengan orang lain, komunikasi,
kesedihan yang dirasakan, stabilitas emosi, penelantaran anak atau lansia, perlakuan
yang salah atau perlakuan kekerasan
- Status pertumbuhan dan perkembangan
- Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
- Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan

4
- Pola perilaku tidak sehat: kebiasaan merokok, minum kopi yang berlebihan,
mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat tanpa resep, penyalahgunaan obat
terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan purin.
b. Data Lingkungan Fisik
- Pola pemukiman: Luas bangunan, bentuk bangunan, jenis bangnan, atap rumah,
dinding, lantai, ventilasi, pencahayaan, penerangan, kebersihan, pengaturan ruangan
dan perabot, kelengkapan alat rumah tangga
- Sanitasi: penyediaan air bersih (MCK), pengelolaan jamban, penyediaan air minum,
sarana pembuangan air limbah, pengelolaan sampah, polusi, sumber polusi
- Fasilitas: pekarangan, sarana olahraga, taman, lapangan, ruang pertemuan
- Batas-batas wilayah
- Sarana ibadah
c. Pelayanan kesehatan dan sosial: lokasi, kepemilikan, kecukupan, sumber daya yang
dimiliki, jumlah kunjungan, sistem rujukan
d. Ekonomi: jenis pekerjaan, jumah penghasilan, jumlah pengeluaran, jumlah pekerja
dibawah umur, ibu rumah tangga, dan lansia
e. Keamanan dan transportasi: sistem keamanan lingkungan, penanggulangan bencana,
penanggulangan polusi, kondisi jalan, jenis transportasi yang dimiliki
f. Politik dan pemerintahan: sistem dan struktur organisasi, peran serta kelompok
organisasi dalam kesehatan
g. Sistem komunikasi: sarana umum, jenis komunikasi, cara penyebaran informasi
h. Pendidikan: tingkat pendidikan, fasilitas pendidikan
i. Rekreasi: kebiasaan rekreasi, fasilitas rekreasi

B. Peran perawat kesehatan kerja :


a. Provider: Memberikan perawatan langsung baik individu, kelompok, dan keluarga
pekerja
b. Case manager: Mengkoordinir pelayanan perawatan kesehatan kerja
c. Advokat: Mengembangkan atau membuat usulan kebijakan dalam pelaksanaan
perawatan kesehatan kerja

5
d. Konsultan
e. Pendidik kesehatan
f. Peneliti: Analisis kesehatan pekerja untuk membantu meningkatkan derajat kesehatan
pekerja yang berhubungan dengan kinerja yang dapat menguntungkan perusahaan

Fungsi perawat kesehatan kerja :

a. Mengkaji masalah kesehatan pekerja dengan mengumpulkan data dan menganalisa


masalah kesehatan dan keperwatan pekerja
b. Mengidentifikasi kemungkinan adanya penyakit menular dan gangguan jiwa
c. Bersama tim kesehatan lain (dokter, psikolog, industrial hygienist, tim kesehatan lain)
dalam menyusun rencana kerja program kesehatan kerja di perusahaan
d. Mempertinggi mutu pelayanan kesehatan
e. Membantu melakukan upaya pencegahan terjadinya penyakit atau bahaya akibat
kerja
f. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja
g. Mengatur dan mengkoordinasikan upaya pertolongan utama di tempat kerja
h. Melakukan upaya pendidikan kesehatan pada pekerja
i. Memfasilitasi perbaikan kesehatan lingkungan kerja
j. Menilai keadaan kesehatan tenaga kerja dengan menghubungkan faktor lingkungan
dan pekerjaan
k. Membuat rencana kunjungan rumah untuk pemantauan kesehatan pekerja lebih lanjut
l. Memfasilitasi terciptanya keselamatan kerja

2.2 Definisi
Stoner, Fredman, dan Gilbert mendefinisikan kelompok sebagai dua orang atau lebih
yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi untuk suatu tujuan tertentu yang
dipahami Bersama. Karakteristik kelompok :
1. Merupakan kumpulan yang beranggotakan lebih dari satu orang, yang berarti adanya
karakteristik yang berbeda dari setiap orang.
2. Adanya interaksi di antara kumpulan orang tersebut
3. Adanya tujuan Bersama yang ingin dicapai

6
Berdasarkan karakteristik ini maka kelompok kerja dapat didefinisikan sebagai
kelompok yang disusun oleh organisasi dengan tujuan untuk menjalankan berbagai
pekerjaan yang terkait dengan pencapaian tujuan organisasi.

2.3 Ruang Lingkup


Secara teoritis maupun praktik, kelompok kerja dapat dibagi dua, yaitu kelompok kerja
formal dan kelompok kerja informal:

1. Kelompok kerja formal


Kelompok kerja yang dibentuk atau disusun secara resmi oleh manajer dimana
kelompok kerja tersebut diberikan tugas dan pekerjaan yang terkait dengan pencapaian
tujuan organisasi. Kelompok kerja formal dapat berupa kelompok kerja langsung,
kepanitiaan, dan kelompok kerja temporal atau khusus.

a. Kelompok kerja langsung


Kelompok kerja yang disusun oleh manajer dan beranggotakan beberapa
orang bawahan yang berada dibagian dimana manajer tersebut ditugaskan.
Kelompok kerja langsung biasanya dibentuk atau terbentuk dengan sendirinya
(pada saat departementalisasi dilakukan) sebagai konsekuensi langsung dari
rencana organisasi yang telah dibuat dan ketika struktur orgaisasi terbentuk.
Kegiatan yang biasanya dilakukan yaitu kegiatan yang bersifat utama dari
sebuah organisasi dan kebanyakan bersifat rutin, artinya yang selalu
dilakukan oleh organisasi tersebut.

b. Kepanitiaan
Kelompok kerja yang disusun oleh manajer dan beranggotakan beberapa
orang yang bisa berasal dari bagian yang sama, atau juga dari bagian lain dari
organisasi. Kepanitiaan disusun berdasarkan tugas-tugas tertentu yang tidak
rutin, namun disusun sebagai upaya untuk mencapai tujuan organisasi.

7
Biasanya, dibuat untuk jangka waktu tertentu yang telah ditetapkan oleh
organisasi.
c. Kelompok kerja temporal atau khusus
Kelompok kerja yang disusun untuk kepentingan-kepentingan khusus yang
bersifat sementara. Diantara contoh dari kelompok kerja seperti ini, misalnya
ketika perusahaan melakukan kerja sama dengan perusahaan lain dalam
sebuah kegiatan, maka perusahaan dapat membentuk kelompok kerja ini, atau
juga untuk suatu kepentingan internal perusahaan. Kelompok kerja ini tetap
disusun untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi, hanya saja biasanya
dibentuk dari program-program yang bersifat tidak tetap dan sementara.

2. Kelompok kerja informal


Kelompok kerja yang disusun atau tersusun dengan sendirinya ketika beberapa
anggota dari organisasi yang kegiatannya biasanya tidak terkait langsung dengan
rencana-rencana rutin dari organisasi, namun secara tidak langsung akan
mempengaruhi kinerja dari orang-orang dalam organisasi. Kelompok informal ini
biasanya terbentuk dan dibentuk untuk memelihara budaya organisasi tertentu yang
akan mendukung terpeliharanya kekompakan, persatuan, dan kinerja dari kelompok
kerja formal.

2.4 Masalah Kesehatan Mayoritas


Setiap jenis dan tempat pekerjaan baik pada pekerja formal maupun informal memiliki
risiko yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Pada umumnya, para pekerja
sektor informal kurang memiliki kesadaran dan pengetahuan tentang bahaya di
lingkungan kerjanya.
Selain masalah gizi, penyakit tidak menular, dan penyakit menular, para pekerja
informal juga memiliki risiko keselamatan dan kesehatan terkait pekerjaannya yang
dapat mengganggu produktifitas mereka seperti kondisi lingkungan kerja yang
berbahaya, masalah kesehatan seperti gangguan otot rangka, gangguan mata dan
gangguan kesehatan kulit. Para pekerja informal terpapar potensi bahaya pekerjaan

8
dengan kecenderungan tidak ada badan usaha ataupun pemilik yang secara langsung
bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan kerja mereka terutama yang
berhubungan dengan berbagai penyakit dan gangguan akibat kesehatan dan kecelakaan
kerja.
1. Perkiraan ILO (1999) :
- 1,1 juta jiwa meninggal karena kecelakaan & penyakit akibat kerja (PAK)
- 160 juta jiwa disebabkan oleh penyakit akibat kerja (PAK) per tahun
2. Perkiraan WHO (1995) :
- 40 – 50 % penduduk dunia mempunyai resiko kecelakaan kerja /PAK
- 120 juta jiwa kecelakaan kerja per tahun
3. Penelitian Depkes (1989) :
- Penyakit/gangguan kesehatan :
a. Gangguan visual : petani, nelayan
b. Gangguan pendengaran : penyelam, pengrajin besi
c. Kelainan paru : penyelam, pengrajin batu bata
d. Kelainan kulit : petani dan nelayan

2.5 Intervensi Tingkat Nasional


a. BPJS
Dalam meningkatkan kesejahteraan pekerja dan buruh, pemerintah
menerbitkan sejumlah kebijakan mendukung perlindungan sosial yang
diberikan melalui program BPJS.
BPJS itu sendiri ada 2 yaitu:
- BPJS Ketenagakerjaan yang memberikan jaminan kecelakaan kerja,
jaminan kematian, dan jaminan hari tua.
- BPJS Kesehatan yang memberikan jaminan kesehatan.

b. POS UKK
Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) merupakan upaya kesehatan kerja bagi
pekerja informal yang bersumber daya dari, oleh dan untuk masyarakat

9
pekerja itu sendiri. Kegiatan yang dilakukan meliputi upaya promotif,
preventif dan pengobatan sederhana yang bersifat pertolongan pertama pada
kecelakaan dan pertolongan pertama pada penyakit. Penekanan terhadap
upaya promosi dan preventif guna mengubah perilaku para pekerja untuk
mengurangi atau menghilangkan risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
serta upaya meningkatkan kesehatan pekerja.
c. Program Kesehatan Kerja dan Olahraga
Dalam UU No. 36/2009 tentang Kesehatan pada Bab XII Kesehatan Kerja
Pasal 164-166 menyebutkan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk
melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan
serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Pemerintah harus
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap masyarakat dan setiap
penyelenggara kegiatan yang berhubungan dengan sumber daya kesehatan di
bidang kesehatan dan upaya kesehatan.

2.6 Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)


2.6.1 Konsep Kesehatan Kerja
A. Definisi
Definisi kesehatan kerja mengacu pada Komisi Gabungan ILO/WHO dalam
Kesehatan Kerja pada tahun 1950 yang direvisi pada sesi ke-12 tahun 1995.
Kesehatan kerja adalah upaya mempertahankan dan meningkatkan derajat
kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan sosial semua pekerja yang setinggi-
tingginya. Mencegah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan;
perlindungan pekerja dari faktor risiko pekerjaan yang merugikan kesehatan.
penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja disesuaikan
dengan kapabilitas fisiologi dan psikologinya, dan disimpulkan sebagai adaptasi
pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaannya. Fokus utama
upaya Kesehatan Kerja mencapai tiga tujuan :
1) Pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan pekerja dan kapasitas kerjanya
2) Perbaikan kondisi lingkungan kerja dan pekerjaan yang kondusif bagi K3

10
3) Pengembangan pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja ke arah yang
mendukung K3. Juga meningkatkan kondisi sosial yang positif dan operasi yang
lancar dan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Konsep budaya kerja
yang dimaksudkan dalam kerangka ini adalah refleksi sistem nilai pokok yang
diadopsi oleh perusahaan tertentu. Budaya yang demikian itu diwujudkan dalam
praktek sebagai sistem manajemen, kebijakan personalia, prinsip partisipasi,
kebijakan pelatihan dan manajemen mutu perusahaan.
B. Tujuan
Kesehatan Kerja bertujuan untuk mengenali hazard (bahaya) kesehatan di tempat
kerja, menilai risiko hazard dan melakukan intervensi terhadap risiko, agar
menghilangkan atau meminimalkan risiko kejadian penyakit (Taylor G, 2004).
C. Peraturan Perundangan
1. UU yang berkaitan dengan Kesehatan Kerja pada Pekerjaan Konstruksi:
a. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
b. UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
c. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
d. PMP No. 7 tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan, serta
Penerangan dalam Tempat Kerja.
2. UU yang berkaitan dengan Kesehatan dan Lingkungan Kerja:
a. Permenakertrans No. Per. 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
b. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit
Akibat Kerja.
c. Kepmenakertrans No. Kep. 68/Men/IV/2004 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja.

2.7 Konsep Keselamatan Kerja


A. Definsi
Keselamatan kerja diartikan sebagai upaya-upaya yang ditujukan untuk melindungi
pekerja, menjaga keselamatan orang lain, melindungi peralatan, tempat kerja dan

11
bahan produksi, menjaga kelestarian lingkungan hidup dan melancarkan proses
produksi.
B. Tujuan
1. Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-
tingginya baik fisik, mental maupun sosial
2. Mencegah dan melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja
3. Menyesuaikan tenaga kerja dengan pekerjaan atau pekerjaan dengan tenaga
kerja
4. Meningkatkan produktivitas kerja (Manulang, 2001)
C. Fungsi
1. Melindungi pekerja dari kecelakaan kerja
2. Meminimalisir kerugian perusahaan akibat kecelakan kerja
3. Membantu perusahaan dalam pencapaian target dari perusahaan sesuai yang
telah direncanakan
D. Indikator
1. Kesadaran karyawan akan pentingnya keselamatan kerja
2. Berkurangnya angka kecelakaan kerja yang terjadi
3. Ketelitian karyawan dalam bekerja makin meningkat
4. Peningkatan kinerja karyawan
5. Meningkatkan omset karyawan

12
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sebagai perawat dalam masalah asuhan keperawatan pada kelompok


pekerja,perawat harus mengerti aspek-aspek tentang Keperawatan kesehatan kerja (K3)
yang pertama lingkungan,masalah kesehatan mayoritas maupun non mayritas. Sehingga
perawat bisa menjadi konsultan maupun penasehat pekerja,yang bisa mengidentifikasi
kemungkinan penyakit menularan dan resiko kerja. Kita sebagai perawat melakukan
pelayanan juga sebagai pelindungan hukum pada intinya prosedur harus dilakukan
dengan baik dan tertata.

3.2 Saran

Masih banyak pelanggaran yang terjadi didalam keselamatan kesehatan kerja


kita sebagai perawat yang bekerja di bidang lapangan kontruksi tegakan hukum sebagai
pondasi keselamatan pekerja agar mendapatkan jaminan kesehatan dalam bekerja.
Banyak insiden yang membuat para pekerja mendapatkan kerugian karena kelalaian
secara prosedur K3 maupun lingkungan.

13
DAFTAR PUSTAKA

14

Anda mungkin juga menyukai