Anda di halaman 1dari 6

SINDROM NEFROTIK

An. A usia 1 tahun 4 bulan, Ibu mengatakan badan anaknya bengkak seluruh tubuh tp
sudah agak berkurang, Anak masih bengkak seluruh tubuh sejak 5 minggu yang lalu
tapi sudah agak membaik, Anak sudah mendapat CPA 5 kali dan albumin 4 kali, kaki
dan perut anak tambak kering dan bersisik, agak kemerahan pada pipi dan anak
menangis jika didekati. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tidak ada pengunaan
otot bantu nafas, sidak ada suara nafas tambahan , RR 24x/ menit, CRT 4 detik, akral
dingin, konjungtifa pucat, wajah tampak pucat, bibir pucat, kesadaran komposmetis,
output urin 400 cc/ hari, BAB 1 x perhari, makan habis, minum asi 600 cc, anak
tampak lemas. Riwayat Nutrisi Minuman ASI 600 cc/ hari, Menu makan : Nasi tim 3
kali sehari porsi habis, Riwayat pertumbuhan: BB saat ini 8, 2 kg, Panjang badan 80
cm, LILA : 16,2 cm, BB lahir 2900 gr, BB sakit 8,8 kg, TTV menunjukkan Nadi : 112
x / menit, Suhu : 36,2 C, RR : 24 x/ Menit
Hasil pemeriksaan penunjang:
Albumin 2,5 g/ dl
Protein urin +3
Hb : 8,3 g/ dl
Terapi
Prednisolon 5 mg / 24 jam p.o
CPA ( cyclophorphamide ) 250 mg IV
Aspilet 75 mg /12 jam po
Furosemid 8 mg / 12 jam iv
Nacl 0,9 %
Ondansentron 1,5 mg/ 24 jam iv
CHOLESTASIS

Nama An.A, usia 5 bulan, jenis kelamin laki-laki, keluhan utama mata dan kulit kuning. Ibu
pasien mengatakan sejak usia 2 bulan mata An.A tampak kuning, dan di bawak berobat ke
Rs. Amali di rawat selama 6 hari, selanjutnya dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo untuk dilakukan
tindakan prosedur operasi kassai. Ibu pasien mengatakan riwayat selama prenatal ada keluhan
gigi sakit sampai melahirkan, kadang batuk pilek, rutin kontrol ke puskesmas. Ibu pasien
mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dengan An.A. Nafsu
makan An.A baik, minum susu formula 6x/hari denga botol 150 ml. Sejak lahir An.A tidak
mendapatkan ASI sampai usia 5 bulan, karena Ibu tidak menghasilkan ASI. Riwayat
Pertumbuhan Saat lahir : BB = 3,6 kg PL = 51 cm, Saat ini : BB = 44 KG, PL = 62 cm, LD
45 cm, LLA = 10 cm. Ibu mengatakan anak sudah dapat tengkurap dan telentang sendiri,
menoleh saat dipanggil. Tanda vital : Nadi= 71 x/menit Suhu= 36,8 0C, RR = 22 x/menit.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan mata ikterus, kulit kuning dan kering, BB tidak naik, BAB
lembek dan berwarna pucat. CRT < 2 dtk.
Data Penunjang
BOF-FOTO : Obstruction of bile duct
Kesan : peningkatan bayangan gas usus bercampur dengan fecal material yang terdistribusi
hingga cavum pelvis
Hasil Laboratorium
WBC = 11.030, HB = 10,6 g/dl (menurun), HCT = 30,8 % (menurun), SGOT = 124
(meningkat), SGPT = 121 (meningkat), Creatinin = 0,19 (meningkat), Kalium = 5,1
(Meningkat), Chlorid = 96 (Menurun), Calsium = 9,4 (Meningkat), Bilier birek = 6,77 mg/dl
(Meningkat). Total = 9,16 mg/dl (Meningkat)
Terapi
Tranfusi
FFP 220 ml (Tgl 07-08-19)
FFP 200 ml (Tgl 08-08-19)
Obat-obatan
Vit B5 ½ tab 2x/hari (p.o)
Vit B6 ½ Tab 2x/hari (p.o)
Urdalfalk 40 mg/ 8 jam (p.o)
Vit k 2,5 mg per 24 jam (i.v)
Metilprednison 0,8 mg
KEJANG DEMAM
Anak W usia 3 tahun dirawat di Ruang Bobo dengan diagnose medis Kejang Demam. Hasil
anamnesa didapatkan data : Ibu mengatakan anak kejang selama 5 menit. Saat kejang, kaki
dan tangan menghentak-hentak. Kejang berhenti sendiri. Setelah kejang, anak menangis dan
terlihat lemas. Saat kejang, suhu tubuh terukur 39 oC. Ibu mengatakan Anak sudah demam
selama 3 Hari. Tidak ada riwayat trauma sebelumnya. Ini adalah kejang yang pertama kali.
anak sempat kejang 1 kali, lamanya ± 2 menit, kejang terjadi seluruh tubuh, mata mendelik
ke atas. Dua hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami diare. Buang air besar cair
sebanyak 3 kali tanpa disertai lendir dan darah, kemudian pasien dibawa orang tuanya
berobat ke Puskesmas dan diberi oralit dan obat sirup. Satu hari sebelum masuk rumah sakit
pasien panas, panas mendadak tinggi, terus-menerus disertai menggigil namun tidak disertai
muntah dan sesak napas. Tiba-tiba pasien kejang, kejang terjadi seluruh tubuh, mata
mendelik ke atas, berlangsung 1 kali, lamanya ± 5 menit. Setelah kejang berhenti pasien
terbangun dan menangis. Keluarga langsung membawa pasien ke Puskesmas. Di Puskesmas,
pasien tidak kejang tetapi masih panas. Pasien dipasang infus dan diberi obat melalui anus.
Tidak ada riwayat terjatuh dengan kepala terbentur sebelum demam, tidak pingsan, tidak
muntah, tidak nyeri kepala. Riwayat kejang sebelumnya karena panas dan kejang tanpa
adanya demam disangkal ibu pasien. Terdapat riwayat kejang di dalam keluarga yaitu paman
pasien (adik dari ayah pasien).
Hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak lemah, kesadaran compos mentis, denyut
nadi 132x/menit reguler, isi dan tegangan cukup, Nadi 120x/menit, RR 36x/menit, suhu
40,2oC. Berat badan saat ini 12 kg, panjang badan 85 cm. Mata, telinga dan hidung dalam
batas normal. Pada auskultasi pulmo didapatkan suara nafas vesikuler dikedua apex paru,
suara rhonki (-/-). Ekstremitas superior dan inferior dalam batas normal. Status neurologis :
Refleks fisiologis normal, rekfleks patologis (-), rangsang meningeal (-). Hasil pemeriksaan
laboratorium darah, Hb: 11,5 gr/% , LED: 10 mm/jam, leukosit: 8200/ul, trombosit :
276.000/ul. Diagnosis pasien ini adalah kejang demam sederhana dengan hiperpireksia.
Pasien diberikan tatalaksana dengan nasal O2 1L/menit, IVFD Asering gtt XX/menit,
parasetamol sirup 4x1cth, injeksi diazepam 3,5 mg IV (bila kejang), kutoin 200 mg dalam
NaCl 0,9 % 50 cc selama 30 menit.
ALL
Tanggal pengkajian 13 Juni 2020.
Tanggl MRS 6 Juni 2020
Anak T, usia 10 tahun, Riwayat tinggal di daerah pesisir. Masuk di ruang Bona 1 4 hari yang
lalu. Diagnosa medis: ALL, Keluhan Utama: Demam. Anak T, datang ke RS dengan keluhan
demam tinggi dan muncul lebam lebam pada ekstremitas 1 minggu sebelum MRS. Anak
mengeluh nyeri hebat skala 8 pada persendian. Riwayat perilaku yang mempengaruhi
kesehatan: Anak T gemar makan mie instan setiap hari. Riwayat Nutrisi: BB saat ini: 22 Kg,
TB: 120 cm, BB sebelum sakit: 25 Kg, Hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik , ditemukan
anak nampak pucat, lemah dan nafsu makan menurun, mual muntah dan terjadi pembesaran
abdomen. Ditemukan lebab –lebam pada ekstremitas dan nyeri pada persendian. Hasil
pemeriksaan penunjang: Hgb: 4 gr/dl , WBC: 5000, PLT: 50.000
TOF
By. G, umur 7 bulan, jenis kelamin perempuan, dirawat di R. Anak lantai II dengan keluhan
sesak dan sianosis. Klien datang dengan riwayat panas sejak 1 hari sebelum MRS dengan S:
38,70C dan mencret 5x berupa cairan berwarna kuning, ada ampas. Dari hasil pemeriksaan
didapatkan: BB saat ini 5 kg, N: 128x/mnt, S: 36,70C, RR: 36 x/mnt, sesak nafas, terpasang
alat bantu napas bila tenang (nasal: 2lpm), spell (masker:6 lpm), akral hangat, clubbing finger
(+), pergerakan sendi bebas, sianosis, turgor baik, tidak ada oedem. Terapi: Eritromycin 3x50
mg p.o, Vit. A 1x5000 IU p.o, Propanolol 3x0,5 mg p.o, O2 nasal 2lpm, Termoregulasi:
kompres basah, paracetamol 3x60 mg p.o k/p, inj novalgin 60 mg k/p. Jika spell: knee chest
position, O2 masker 6 lpm, morfin: 0,6 mg SC/ IM, Nabic 84% 6 Meq IV bolus.
Perkembangan: klien mampu memegang dengan ibu jari danjari telunjuk, menyebut papa
mama spesifik. Ibu klien sering menanyakan kondisi anaknya, ekspresi cemas
DIARE
By MZA, laki-laki, usia 3 bulan, dengan diagnose Diare Akut dehidrasi ringan sedang dan
pneumonia. Pasien BAB cair sebanyak 6 kali, pagi hingga sore, BAB cair tidak ada lendir atau
darah. Pasien Demam dan muntah-muntah sejak 1 hari sebelum MRS, Pasien nampak rewel
dan haus. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan bising usus 30 x/mnt, perkusi abdomen
hipertimpani, ubun-ubun cekung, mata Nampak cowong, kulit sekitar anus kemerahan karena
iritasi. Balance cairan= input= 145 ml, output= 446 ml. Pasien minum susu formula 280
cc/hari. Riwayat pertumbuhan BB saat ini 4,3 kg, BB lahir=2875 gram, PB= 58 cm, LILA=11
cm, LD=42 cm. Tanda-tanda Vital menunjukkan Suhu=38oC, nadi= 138 x/menit, RR=43
x/mnt. SpO2= 97%. Hasil pemeriksaan Lab= WBC= 9,68, HCT= 36,4%, Na= 136, K=4,6.
HGB= 12, PLT=459. Thorak AP= Tampak pneumonia. Terapi= Infus KAEN 3B 100 ml/24
jam, Injeksi Ceftriaxone 215 mg/12 jam, O2 nasal 2 lpm, Zink 20 mg/24 jam (p.o), Minum 30
ml/8 jam

Anda mungkin juga menyukai