Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ILMU KEALAMAN DASAR

“Teori Asal Usul Kehidupan dan Teori Evolusi”

Disusun Oleh :

Maya Gustina
BP/NIM: 2018/18080024

Dosen Pengampu :
Drs. Akmam, M.Si.

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini, dengan judul Teori Asal Usul Kehidupan dan Teori Evolusi ini
sebagai salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar. Tak lupa sholawat beserta salam semoga tetap
tercurah kepada junjunan kita semua Rasul Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya dan para
pengikutnya.
Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Kepada bapak Drs. Akmam, M.Si. selaku dosen Ilmu Kealaman Dasar yang telah
memberikan tugas dan bimbingannya.
Kami yakin dan sadar bahwa penyusunan makalah ini belum dapat dikatakan baik dan belum
memenuhi syarat-syarat ilmiah serta masih terdapat kekurangan dalam berbagai hal. Untuk itu, Saya sebagai
penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini. Saya berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi dunia pendidikan. Aamiin.

Padang, 20 Oktober 2020


Penyusun,

Maya Gustina

ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................2
A. Teori Asal Usul Kehidupan..................................................................................................2
B. Teori Evolusi........................................................................................................................4
C. Pandangan Penulis Terhadap Teori Asal Usul Kehidupan dan Teori Evolusi....................8
BAB III PENUTUP............................................................................................................................11
A. Kesimpulan.......................................................................................................................11
B. Saran.................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan zaman menjadikan makhluk hidup khususnya manusia telah banyak
mempelajari bahkan melakukan penelitian dan pengembangan (research and development)
terhadap alam kehidupan ini. Hal ini dilakukan karena banyak faktor, yang kemudian
mendapatkan masalah dan perbedaan pendapat mengenai sesuatu yang ditelitinya terutama
mengenai asal usul kehidupan dan teori evolusi. Kajian ini diuraikan melalui beberapa peneliti
dengan berbagai teorinya, yang kemudian diikutsertakan beberapa bantahan dengan analisis yang
bersifat ilmiah.
Oleh karena itu, makalah ini akan menjelaskan dan menyempaikan beberapa pendapat
para ahli serta pendapat penulis sendiri menegenai asal usul kehidupan dan teori evolusi,
tentunya tidak terlepas dari sumber-sumber atau referensi yang aktual dan tidak terlepas dari segi
keilmiahannya.
B. Rumusan Masalah
Secara lebih rinci, permasalahan yang dikaji dalam studi ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah asal mula kehidupan?
2. Bagaimanakah evolusi dari kehidupan?
3. Bagaimanakah pendapat penulis mengenai teori asal usul kehidupan dan teori evolusi?
C. Tujuan Penulisan
Dengan mengajukan beberapa rumusan masalah diatas, maka penulisan makalah ini
bertujuan untuk:
1. Mengetahui serta memberikan pemahaman mengenai teori asal usul kehidupan dan teori
evolusi
2. Mengetahui tentang pendapat penulis mengenai teori asal usul kehidupan dan teori evolusi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Asal Usul Kehidupan


1. Teori Abiogenesis
Teori Abiogenesis artinya makhluk hidup yang pertama kali di bumi berasal dari
benda mati. Teori Abiogenesis dikenal juga dengan sebutan Generatio Spontanea yang
artinya teori tersebut terjadi secara spontan atau terjadi begitu saja. Jadi kalau pengertian
Abiogenesis dan Generatio Spontanea kita gabungkan maka secara keseluruhan artinya
adalah makhluk hidup yang pertama kali di bumi tersebut berasal dari benda mati atau tak
hidup yang terjadinya secara spontan, misalnya : (1) Ikan dan katak berasal dari lumpur; (2)
Cacing berasal dari tanah; (3) Belatung berasal dari daging yang membusuk.
Berikut beberapa penemu yang beranggapan bahwa makhluk hidup berasal dari
benda mati antara lain:
a. Teori Menurut Aristoteles
Pada zaman Yunani Kuno Aristoteles (384-322 SM) yang berpendapat bahwa
makhluk hidup terjadi begitu saja. Beliau mengamati ikan-ikan yang hidup di air, ia
melihat ikan tertentu keluar dari lumpur, menurutnya ikan-ikan berasal dari lumpur.
Pendapat ini masih terus bertahan sampai abad ke 17-18.
b. Teori Menurut Nedham
Beliau merebus air kaldu kemudian memasukannya kedalam botol, lalu menutup
rapat botol tersebut dengan gabus. Ternyata beberapa hari kemudian muncul bakteri.
Nedham menyimpulkan bahwa bakteri berasal dari kaldu. Padahal Nedham merebus
kaldunya tidak dengan botolnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa bakteri berasal dari
botol yang tidak steril.
c. Teori Menurut Anthony Van Leeuwenhoek (Abad ke 18)
Anthony berhasil membuat mikroskop dan melihat jasad renik di dalam air bekas
rendaman jerami. Jadi Anthony menyimpulkan bahwa mikroorganisme berasal dari air.
2. Teori Biogenesis
Teori Biogenesis menyebutkan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup
juga.
Berikut beberapa penemu yang membantah teori Aristoteles dan Anthony antara lain:
a. Fransisco Redi (1626-1697)
Fransisco melakukan percobaan karena beliau tidak sependapat dengan Aristoteles.
Dalam percobaannya, Fransisco menggunakan tiga buah toples.
1) Toples I: diisi sekerat daging, dan ditutup rapat
2) Toples II: diisi sekerat daging, ditutup menggunakan kain kasa.
3) Toples III: diisi sekerat daging, tidak ditutup.
Fakta:
1) Toples I: tidak ditemukannya larva
2) Toples II: tidak ditemukannya larva
3) Toples III: ditemukannya larva, karena lalat bisa masuk toples.
Dari percobaan yang telah dilakukan maka Fransisco Redi berpendapat bahwa
larva bukan berasal dari keratan daging (benda mati), tetapi berasal dari lalat yang
bertelur.
b. Lazzaro Spallanzani (1729-1799)
Spallanzani membantah penemuan Aristoteles oleh karena itu, sehingga beliau
mengadakan percobaan. Spallanzani melakukan percobaan sebagai berikut.
Air kaldu dimasukkan kedalam beberapa botol atau tabung. Sebagian tabung
ditutup rapat dan sebagian dibiarkan terbuka. faktanya tabung yang tertutup rapat tidak
ditemukannya mikroorganisme, sedangkan pada tabung terbuka terdapat adanya
mikroorganisme.
Setelah melakukan percobaan, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa
mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi
berasal dari kehidupan diudara. Jadi adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi
mikroba dari udara ke dalam air kaldu tersebut.
c. Louis Pasteur (1822-1895)
Dalam percobaannya Louis Pasteur menggunakan tabung kaca berbentuk seperti
leher angsa atau huruf S. Setelah dilakukan percobaan Louis berpendapat bahwa bakteri
bukan berasal dari kaldu dan juga bukan berasal dari udara.
Berdasarkan hasil percobaan Fransisco, Spallanzani, dan Louis tersebut, maka
tumbanglah paham Abiogenesis, dan muncullah paham/teori baru tentang asal usul
makhluk hidup yang dikenal dengan teori Biogenesis. Teori itu menyatakan:
1) omne vivum ex ovo : yang berarti setiap makhluk hidup berasal dari telur.
2) omne ovum ex vivo : yang berarti telur berasal dari makhluk hidup.
3) omne vivum ex vivo : yang berarti setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
3. Teori Evolusi Kimia (Neoabiogenesis)
a. Teori Harold Urey,
Menurutnya zat hidup yang pertama kali mempunyai susunan menyerupai virus
saat ini. Zat hidup tersebut mengalami perkembangan menjadi berbagai jenis makhluk
hidup. Urey berpendapat bahwa kehidupan terjadi pertamakali diudara (atmosfer). Pada
saat tertentu dalam sejarah perkembangan terbentuk atmosfer yang kaya akan molekul-
molekul CH4, NH3, H2, H2O. Karena adanya loncatan listrik akibat halilintar dan sinar
kosmik terjadi asam amino yang memungkinkan terjadi kehidupan.
b. Eksperimen Stanley miller,
Stanley Miller adalah murid Harold Urey yang juga tertarik terhadap masalah asal
usul kehidupan. Dia melakukan percobaan untuk menguji hipotesis Harold Urey. Dari
hasil eksperimennya Miller dapat memberikan petunjuk bahwa satuan-satuan kompleks
di dalam sistem kehidupan seperti lipida, karbohidrat, asam amino, protein, nukleotida
dan lain-lain dapat terbentuk dalam kondisi abiotik.
c. Teori Evolusi Biologi Oparin,
Dia berpendapat bahwa kehidupan pertama terjadi di cekungan pantai dengan
bahan-bahan timbunan senyawa organik dari lautan. Timbunan senyawa organik ini
disebut sop purba atau sop primordial
4. Teori Panspermia
Teori panspermia yang sering disebut teori eksogenesis atau teori kosmologi,
bertentangan dengan teori abiogenesis dan mengemukakan bahwa benih kehidupan sudah
ada dan tersebar di seluruh jagat raya. Benih kehidupan tersebut berkembang di mana saja
yang lingkungannya memungkinkan. Jadi, asal mula kehidupan menurut teori ini bersumber
dari benih-benih kehidupan yang ada di luar angkasa. Teori ini berhipotesis bahwa organisme
mikroskopis datang dari luar angkasa, kemudian berkembang dan berevolusi di bumi.
5. Teori Penciptaan
Berdasar pada teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan tersebut, ternyata mereka
masih kebingungan dan masih berpikir keras untuk menelaah rahasia alam tersebut.
Akhirnya, beberapa ilmuwan memilih kembali pada teori penciptaan, yang bersumber dari
ajaran agama dan kitabkitab yang dianutnya. Kebanyakan agama, khususnya agama samawi,
percaya bahwa alam semesta bersama isinya diciptakan oleh Tuhan. Memang teori ciptaan
ini sukar dibuktikan dengan akal manusia karena datangnya bukan dari hasil percobaan,
melainkan hasil telaah ilmu agama dan keyakinan.
B. Teori Evolusi
1. Teori Evolusi Darwin
Orang pertama yang mempelajari masalah evolusi secara mendalam sebagai sebuah
gagasan yang berasal dari bangsa Yunani Kuno adalah biologiawan Prancis, Jean Baptist
Lamarck. Teori Lamarck (Yahya, 2003:10), menyebutkan bahwa: “Makhluk hidup
mewariskan sifat-sifat yang mereka peroleh selama hidup ke generasi berikutnya”. Misalnya
dalam pandangan Lamarck (Petri, 1965:16): “Jerapah telah berevolusi dari binatang sejenis
kijang yang memanjangkan leher terus-menerus saat berusaha mendapatkan makanan di
dahan
pohon yang lebih tinggi”. Namun, kemunculan ilmu genetika telah menguburkan teori
Lamarck sekali dan untuk selamanya.
Orang kedua setelah Lamarck yang mempertahankan teori ini adalah seorang
naturalis amatir, Charles Darwin. Dalam bukunya The Origin of Species, yang terbit pada
tahun 1859. Darwin (Yahya, 2003:10), mengatakan: “Semua spesies berasal dari satu nenek
moyang yang sama melalui proses yang terjadi secara kebetulan. Sebagai contoh, menurut
Darwin; ikan paus berevolusi dari beruang yang mencoba berburu di laut”. Sementara dalam
buku The Descent of Man terbit tahun 1971, Darwin menyatakan bahwa: “Manusia dan kera
berasal dari satu nenek moyang yang sama, sedangkan kerabat terdekat manusia yang belum
punah, yakni gorila dan simpanse (Howard, 1990:94-95). Sejak itu, para pengikut Darwin
telah berusaha untuk mempertahankan kebenaran pernyataan tersebut. Tetapi, walaupun telah
melakukan penelitian, pernyataan “evolusi manusia” belum pernah dilandasi oleh penemuan
ilmiah yang nyata, khususnya di bidang fosil.
Menurut Darwin (Hart, 1987:113): “Aneka spesies makhluk hidup tidak diciptakan
secara terpisah oleh Tuhan, tetapi berasal dari nenek moyang yang sama dan menjadi
berbeda satu sama lain akibat kondisi alam”.
Darwin menamakan proses ini “evolusi melalui seleksi alam”. Seleksi alam
membahas seputar gagasan bahwa makhluk hidup paling kuat menyesuaiakan diri dengan
kondisi alam habitatnya akan mendominasi dengan cara memiliki keturunan yang mampu
bertahan hidup, sebaliknya yang tidak mampu akan punah (Yahya, 2001:22). Misalnya,
dalam sekelompok rusa yang dimangsa oleh binatang buas, rusa yang mampu lari lebih cepat
akan bertahan hidup. Teori evolusi menjadi terkenal setelah Charles Darwin (1809-1882)
mengemukakan teorinya lewat sebuah karya yaitu The Origin of Species (1859). Namun
bukan berarti bahwa konsep evolusi pertama kali dirintis oleh Darwin, konsep evolusi
sebenarnya telah
dikemukakan berabad-abad yang lalu oleh para pemikir atau filosof.
Secara sistematis perkembangan sejarah teori evolusi dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Teori Evolusi Pra-Darwin
Pada masa pra-Darwin teori evolusi tidak mendapatkan dukungan pada masa
Leonardo da Vinci (1452-1519), dikenal adanya teori Catastrophism, yang menyatakan
bahwa di bumi ini secara berkala terjadi bencana alam besar yang dapat memusnahkan
seluruh makhluk hidup, kemudian setelah bencana berakhir akan tercipta makhluk hidup
baru. Teori ini mendapat dukungan dari kalangan agama (gereja). Salah satu tokoh atau
Bapak Anatomi yang menentang teori evolusi dan sepakat dengan teori Catastrophism
adalah Baran Georges Cuvier (1769-1832).
Ilmuwan sezaman yang sezaman yang menolak Catastrophism adalah Charlea
Lyell (1797-1875). Dia mengusung teori Uniformitarianism, teori ini menggambarkan
tentang peristiwa alam sehingga terjadi pelapisan-pelapisan, endapan yang ada dari
dalamnya tertimbun berbagai macam fosil. Teorinya dianggap menyokong teori evolusi
di masa selanjutnya. Pada abad ini juga muncul evolusionis terkemuka yaitu J.B.
Lamarck (1744-1829) yang terkenal dengan evolusi pada perubahan bentuk tubuh
misalnya perubahan pada ukuran leher seekor jerapah.
Dalam teori Lamarck disebutkan bahwa lingkungan mempengaruhi bentuk dan
susunan tubuh. Alat yang dipergunakan akan berkembang dan membesar, sedangkan alat
yang lama tidak dipergunakan akan melemah sampai akhirnya hilang. Segala perubahan
yang didapat oleh pengaruh lingkungan ini akan diturunkan kepada Neo-Lamarckisme
dengan tokohnya yaitu Agust Weisman (1834-1914).
Teori Lamarck yang juga dikenal dengan teori karakter perolehan dianggap tidak
berlaku lagi karena pola pewarisan pad generasi yang diturunkan adalah plasma benih
bukan plasma tubuhnya sehingga tidak dapat menjelaskan tentang karakter genetis dan
karakter sematik yang diturunkan. Sebagai contoh jerapah mengalami perubahan anatomi
bagian tubuhnya yaitu leher dapat memanjang karena factor lingkungan untuk
memperoleh makanan yang tinggi. Menurutnya perubahan anatomi tersebut diwariskan
kepada generasi berikutnya.
b. Teori Evolusi Darwin
Charles Darwin (1809-1882) adalah evolusionis pertama yang memiliki argument
paling lengkap tentang konsep evolusi. Darwin menganggap penting penelitiannya atas
penyebaran geografik tersebut melalui beberapa fakta yang ditemukan. Fakta besar yang
mencolok adalah adanya kemiripan atau ketidakmiripan organism penghuni berbagai
kawasan. Pola distribusi, perbandingan kondisi fisik geografi, perubahan iklim, serta
perbedaan wiilayah utara-selatan dapat mempengaruhi penyebaran geografi. Darwin
mencontohkan penghuni laut di pantai-pantai timur dan barat amerika selatan sangat
berbeda, serta sangat sedikit kerang crustasea dan echinodermata yang sama. Sedangkan
Gunther sebagaimana dikutip oleh Darwin, menyebutkan bahwa sekitar 30% dari ikan-
ikan penghuni wilayah laut yang berseberangan di Panama adalah sama. Fakta tersebut
menjelaskan bahwa pantai tersebut sebelumnya merupakan bentangan luas samudera
yang terbuka, sehingga dapat disimpulkan bahwa spesies tersebut semoyang.
Penjelasannya dalam the origin of spesies tentang berbagai jenis makhluk hidup,
merupakan suatu produk sejarah yang diturunkan dari nenek moyang bersama.
Mekanisme dasar evolusi Darwin berupa seleksi alam pada variasi hereditas menjadi
salah satu kajian sah dalam biologi
evolusi. Kekagumannya terhadap keanekaragaman makhluk hidup tersebut
memotivafinya untuk mengadakan penelitian.
Keanekaragaman yang ditemukannya saat pelayaran, menurut Darwin terjadi
karena perubahan evolusioner melalui seleksi alam. Dari fakta-fakta yang ditemukan di
kepulauan Gapalagos inilah bukti pendukung konsep evolusi seleksi alam Darwin
muncul. Pokok-pokok evolusi menurut Drwin adalah makhluk hidup yang ada sekarang
berasal dari makhluk hidup pada masa silam dan evolusi terjadi melalui seleksi alam.
Dalam pokok teori evolusinya, Darwin menjelaskan bahwa keanekaragaman spesies
sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungannya.
Beberapa kelemahan teori Darwin mengenai proses dan mekanisme seleksi
alamnya adalah bahwa Darwin belum dapat menjelaskannya dari segi genetika (ilmu
genetika modern) meskipun Darwin saat itu sudah menggunakan domestikasi sebagai
model seleksi alamnya. Meskipun saat itu Mendel sudah melakukan penelitian pada
persilangan tanaman Ercis atau buncis, tapi penelitiannya belum dikenal olah kalangan
ilmuwan sehingga teori genetika Mendel belum sepopuler saat sekarang. Kesahihan teori
evolusi dalam hal pewarisan genetik menjadi lebih kuat setelah Mendel
mengemukakannyasebagai suatu teori (genetika) yang dapat digunakan sebagai
pendukung konsep evolusi dari sisi genetikanya.
c. Teori Evolusi Sintesis Modern
Teori evolusi yang umum diterapkan dalam ilmu biologi saat sekarang adalah
sintesis modern. Teori ini dianggap sebagai teori terbaru dan masih diberlakukan dalam
ilmu biologi evolusi karena sampai saat ini belum ditemukan teori alternative sebagai
penggantinya. Teori sintesis modern ini terdiri atas Neo-Darwin dan hokum pewarisan
Mendel.
Sebagaimana yang pernah diulas dalam teori Darwin tentang spesies juga masih
dikaji dalam teori sintesis modern. Teori evolusi pun mengalami perkembangan setelah
adanya masukan-masukan dari berbagai ilmuwan seperti Dobzhansky (1937), Mayr
(1944/1963), Simpson (1944), Rensth (1947/1960), Stebbins (1950), dengan kesimpulan
bahwa mereka memandang konsistensi sintesis modern dengan muatan genetika,
sistematika, fakta-fakta penting paleontology, fenomena mikroevolusi yang cukup
mamadai sebagai penjelas bagi makroevolusi, serta penjelasan tentang perubahan gen
dalam tumbuhan dan hewan. Berdirinya Evolution: The Modern Synthesis (1942) atau
neo- Darwinian, menurut Julian Huxley merupakan teori yang paling komprehensif
tentang sintesis genetika dan sistematika. Esensi dari teori sintesis modern adalah suatu
penjelasan
tentang populasi-populasi yang mengalami perubahan secara gradual sebagai akibat dari
peristiwa seleksi alam pada individu- individunya.
C. Pandangan Penulis Terhadap Teori Asal Usul Kehidupan dan Teori Evolusi
Asal usul adanya kehidupan dan apa yang muncul di dunia ini tidak serta merta muncul
karena kebetulan sebagaimana secara umum dinyatakan oleh Darwinisme dan Filsafat
Materialisme. Makhluk-makhluk hidup tidak mungkin berevolusi dari satu bentuk ke bentuk lain
melalui serangkaian kebetulan. Sebaliknya semua makhluk hidup diciptakan sendiri-sendiri dan
tanpa cela. Sementara pada abad ke 21 menjelang, ilmu pengetahuan memberikan hanya satu
jawaban bagi pertanyaan asal usul kehidupan yaitu Penciptaan.
Charles Darwin melalui The Origin of Species (1859), menjelaskan teori evolusi berupa
mekanisme seleksi alam dan mutasi. Teori evolusi Darwin secara tidak langsungtelah
memunculkan kembali kontradiksinya dengan kreasionisme. Munculnya teori evolusi atas
prakarsa Darwin pada tahun 1859 adalah gagasan yang kontroversial karena bertolak belakang
dengan pandangan kreasionisme yang telah berumur ribuan tahun.
Harun Yahya mengungkapkan bahwa teori evolusi merupakan sumber atau landasan
segala tindakan yang berhubungan dengan rasisme, materialisme, komunisme, imperalisme dan
sebagainya. Segala tindakan tersebut menurutnya tidak lain adalah sebagai implikasi dari
legalisasi teori evolusi (Darwinisme). Buku Darwin yang berjudul The Origin of Species bu
Means of Natural Selection on The Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life,
menurut Harun Yahya buku tersebut telah memberikan posisi pembenaran secara ilmiah bagi
para pelaku penindasan terhadap ras-ras yang lebih rendah atau adanya pemberlakuan hukum
rimba. Contoh konkrit yang banyak dijadikan acuan oleh Harun Yahya, antara lain perihal istilah
Survival on The Fittest, Struggle for The Existence (Perjuaangan untuk bertahan hidup) dan
natural selection (seleksi alam).
Interpretasi Harun Yahya terhadap istilah natural selection dan struggle for existence
dapat diartikan sebagai upaya pertahanan diri dan mengeliminir kelompok makhluk hidup yang
dipandang sebagai pesaingnya. Pandangan ini tentunya adalah masuk akal dan dapat dibenarkan.
Penjelasan di atas telah mengarahkan bahwa teori evolusi memiliki implikasi luar di luar
kajian biologi evolusi. Filsafat materialisme teori evolusi telah dipandang sebagai filsafat yang
menyesatkan sebagian besar umat manusia. Keberadaan filsafat materialisme dari teori evolusi
merupakan wujud pengingkaran atas eksistensi Tuhan sebagai pencipta alam. Teori ini dianggap
mengajarkan ateisme yang dapat menimbulkan bencana besar bagi umat manusia.
Dalam The Evolution Desert, Harun Yahya menyertakan penjelasn-penjelasan anti
evolusi dan kelemahan-kelemahan teori evolusi. Bukti evolusi yang ditunjukkan oleh evolusionis
dari berbagai bidang telah digunakan oleh Harun Yahya sebagai bukti kebohongan evolusi
makhluk
hidup yang menyesatkan masyarakat. Harun Yahya juga menggunakan kutipan hasil penelitian
para ahli: paleoantologi, biologi molekuler, genetika, embriologi, bahkan beberapa konsep fisika
terutama Hukum II Thermodinamika dan bidang kajian lainnya untuk menambah teori evolusi.
1. Seleksi Alam dan Mutasi; Mekanisme Evolusi yang Keliru.
Dua mekanisme dasar evolusi adalah seleksi alam dan mutasi gen untuk menjelaskan
adanya spesiai dari moyang yang sama. Pernyataan tersebut dianggap keliru oleh Harun
Yahya, karena seleksi alam hanya akan mengakibatkan kerugian-kerugian dalam mekanisme
yaitu mengeliminir individu-individu yang lemah. Mekanisme seleksi alam dan mutasi
tersebut tidak mampu mengahsilkan spesies baru, informasi genetik baru, atau organ baru
yang menguntungkan. Mutasi hanya akan berdampak negative yaitu mengakibatkan
kerusakan- kerusakan nukleotida-nukleotida yang membangun DNA atau mengubah posisi
struktural dan fungsionalnya. Seleksi alam yang berlaku bagi evolusi makhluk hidup di alam
tidak pernah menghasilkan spesies baru. Mutasi hanya akan merugikan makhluk hidup dan
tidak menambah kandungan informasi dalam materi genetis makhluk hidup.
2. Tidak Ditemukannya Bentuk Peralihan dalam Makhluk Hidup.
Darwin juga kesulitan dalam menunjukkan adanya bukti peralihan pada makhluk
hidup yang ada sekarang (missal: tidak ditemukan satu makhluk pun yang sedang mengalami
perubahan asal ke perubahan dalam bentuk spesies lain). Hal ini disebabkan karena jenis-jenis
makhluk hidup memang tidak bisa berubah dan tidak mungkin terjadi perubahan dari satu
bentuk makhluk hidup ke bentuk lainnya. Misalnya dari ikan menjadi amphibi dan reptile,
reptile ke burung atau makhluk separuh ikan-separuh amphibi dan sebagainya. Sehingga
bentuk peralihan tidak akan pernah ada. Semua fosil yang ditemukan justru membuktikan
bahwa kehidupan muncul di bumi secara tiba-tiba dan dalam bentuk yang lebih lengkap.
3. Kekerabatan Dan Keanekaragaman Makhluk Hidup Sebagai Fakta Penciptaan
Tiap jenis makhluk hidup tidak berkerabat satu sama lain dan tidak diturunkan dari
moyang yang sama. Masing-masing merupakan hasil dari suatu tindakan penciptaan
tersendiri. Ini adalah sebagian dari gagasan pokok kreasionismenya. Variasi yang ditemukan
pada makhluk hidup merupakan hasil aneka kombinasi informasi genetic yang sudah ada dan
dalam prosesnya tidak terjadi penambahan karakteristik baru pada informasi genetia tersebut.
Adanya kemiripan antar makhluk hidup pada organ, DNA maupun perkembangan
embriologisnya adalah petunjuk kesempurnaan dalam hal struktur dan fungsinya masing-
masing. Konsep biologi evolusi tentang organ vestigial (organ peninggalan), homologi,
rekapitulasi embriologis hanyalah suatu konsep yang keliru.
4. Bukti Paleontologi yang Menggugurkan Teori Evolusi
Peninggalan fosil tidak menunjukkan adanya bentuk transisi tetapi menunjukkan
penciptaan tiap kelompok makhluk hidup secara terpisah. Paleontology sebagai salah satu
bukti langsung adanya evolusi makhluk hidup telah dianggap sebagi bukti yang justru
meruntuhkan teori evolusi dan menunjukkan evolusi makhluk hidup tidak benar. Penemuan-
penemuan fosil tidak menunjukkan adanya bentuk transisi dan ini berarti bahwa penemuan
fosil tersebut telah membuktikan bahwa kehidupan di bumi muncul sudah dalam bentuk yang
lengkap, sebagaiman munculnya beraneka ragam spesies dalm ledakan kambrium.
5. Fakta Paleoantropologi: Manusia Tidak Semoyang dengan Kera
Manusia, kera maupun mamalia lainnya adalah makhluk berbeda yang diciptakan
secara terpisah. Sebagai contoh, ras manusia purba yang dikenal dengan nama manusia
Piltdown yang ditemukan Charles Dawsan di Inggris tahun 1912 merupakan manipulasi dua
temuan fosil yang berbeda. Manipulasi fosil tersebut berupa perpaduan dua tengkorak
manusia berumur 500 tahun dengan tulang rahang dari kera yang belum lama mati. Hal
tersebut diketahui pada tahun 1949 oleh Kenneth Oakley dengan menggunakan metode
“Pengujian fluorin” untuk menentukan umur fosil. Hasilnya menjelaskan bahwa tulang rahang
yang selama itu dianggap sebagai tulang rahang manusia Piltdown ternyata tulang kera.
6. Kerumitan dan Kesempurnaan Makhluk Hidup sebagai Bukti Kreasionisme
Kerumitan yang ditemukan pada tubuh makhluk hidup merupakan hasil ciptaan Sang
Pencipta, bukan suatu proses kebetulan. Secara sadar manusia harus mampu mengamati lebih
teliti bahwa dalam setiap makhluk hidup memiliki kerumitan structural. Kecanggihan sistem
organ tubuh makhluk hidup adalah hasil kesempurnaan kehendak dan kebijakan-Nya yang
mengindikasikan teknologi super canggih. Hal ini jelas bukanlah teknologi yang dapat
ditandingi oleh siapapun. Struktur DNA yang sedemikian rumitnya mampu menjadi sumber
genetis yang dapat menghasilkan sistem organ yang berbeda-beda dengan kode-kode genetic
yang beraneka ragam. Dari informasi genetik tersebut dapat terancang sekian macam organ
tubuh yang kompleks menurut struktur dan fungsinya masing-masing.
Menurut penulis, keberadaan teori evolusi Darwin dapat dibenarkan melalui ilmu pengetahuan,
karena teori ini mula – mula mengungkap misteri asal usul kehidupan manusia secara sistematis dan
filosofis dengan sebagian argumen ilmiah. Namun jika dilihat dari perspektif Islam, teori evolusi
tidaklah diterima kebenarannya, mengingat Alquran dan hadis secara nyata mengungkapkan
penciptaan manusia pertama “Adam A.S”, dan kelanjutan proses penciptaan manusia setelah itu
melalui keturunan. Dengan demikian, teori evolusi menurut Islam dapat ditolak keberadaannya, dan
hanya dianggap sebagai hipotesis belaka.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keberadan teori evolusi Darwin dapat dibenarkan melalui ilmu pengetahuan, karena teori
ini mula-mula mengungkap misteri asal-usul kehidupan manusia secara sistematis dan filosofis
dengan argumen-argumen ilmiah, sehingga teori evolusi dianggap benar adanya bagi sebagian
ilmuan serta dapat dijadikan mitra bagi para ilmuan Islam dalam mengkaji asal-usul penciptaan
manusia yang misterius itu. Namun jika dilihat dari perspektif Islam, teori evolusi tidaklah
diterima kebenarannya, mengingat Alquran dan hadis secara nyata mengungkapkan penciptaan
manusia pertama “Adam a.s”, dan kelanjutan proses penciptaan manusia setelah itu melalui
keturunan. Dengan demikian, teori evolusi menurut Islam dapat ditolak keberadaannya, dan
hanya dianggap sebagai hipotesis belaka.
Secara keseluruhan kreasionisme dan teori evolusi masih mengalami pro dan kontra di
kalangan masyarakat. Pendapat tersebut tidak bisa dipaksakan karena masing-masing pendapat
mempunyai argumentasi dan keyakinan yang mereka pegang teguh. Apabila manusia menyadari
bahwa diri manusia adalah wujud yang diberi akal, maka harus ada keyakinan atas kebenaran di
luar materi. Agama (Islam) dan Al-Qur`an adalah sebagai petunjuk bagi umat manusia yang
dapat dijadikan sebagai tuntunan, pedoman bagi kehidupan dan penjelasan tentang kebenaran
materi dan immateri. Keyakinan pada agama dan pola pikir semacam inilah yang seharusnya
dimiliki oleh manusia, sehingga tidak mengarah pada ateisme, tetapi justru berhati-hati dan teliti
dalam memahami korelasi antara konsep-konsep sains dan agama yang masih terus dan akan
terus berkembang sesuai temuan-temuan baru sains dan perkembangan zaman. Sanis bukanlah
kajian untuk menggugat dan menapikan keberadaan Allah, tetapi justru untuk mengkaji ilmu-
ilmu-Nya dan sunat-Nya.
B. Saran
Adapun saran sebagai bahan pengingat atau analisis berikutnya adalah sebagai berikut:
1. Pola pemikiran yang bertolak belakang antara kreasionisme Harun Yahya dan teori evolusi
sebaiknya dapat menjadi pemicu sensitifitas intelektual dan mengeksplorasikan wacana
keilmuan.
2. Sikap fanatisme merupakan cara yang kurang tepat untuk keberlangsungan hidup.
3. Semua pihak yang terlibat dalam topik pemikiran ini sebaiknya tidak terpicu dalam suasana
konflik antar paham yang memperdebatkan sains dan agama, agama memiliki aturan baku dan
berlaku sepanjang masa, sedangkan sains terus mengalami perubahan dan perkembangan
kemajuan zaman.
DAFTAR PUSTAKA

Boy, Rahardjo. 1995. Evolusi. Yogyakarta: Universitas Atmajaya.

Dahler, Franz dan Julius Candra. 19995. Asal dan Tujuan Manusia (Teori Evolusi yang

Menggemparkan Dunia), Yogyakarta: Kanisius.

Gamlin, Linda. 2000. Evolusi, terj: Zamira Lubis, Jakrta: Balai Pustaka.

Ridley, Mark. 1991. Masalah-masalah Evolusi, terj: Achmad Fedyani S, Jakarta: Universitas

Indonesia Pers.

Ihsan, Muhammad. 2018. Makalah Evolusi Kontruksi Kritik Atas Teori Evolusi Menurut Pandangan

Ilmuan Islam. (Online)

(https://www.academia.edu/38051246/MAKALAH_EVOLUSI_Pandangan_Islam_ diakses

tanggal 18 Oktober 2020)

Khadafi, Muhammad. 2008. Kritik Dan Pandangan Harun Yahya Terhadap Teori Evolusi Manusia

(Evolusionisme). (Skripsi) (http://digilib.uin-suka.ac.id/2972/1/BAB%20I%2CV.pdf diakses

tanggal 18 Oktober 2020)

Yahya, Harun. 2005. Bagaimana Sains Modern Membantah Darwinisme, Buku satu dan dua,

Bandung: Dzikra.

Anda mungkin juga menyukai