Anda di halaman 1dari 26

ADAPTASI DAN EVOLUSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar IPA Lanjut

Oleh:
1. Alpitri / Nim : 2211 8620 6219
2. Arvad Assiraj / Nim : 2211 8620 6229
3. Febbi Adidansyah Nim : 2211 8620 6196
4. Vovi Desika Sari Nim : 2211 8620 6213

Kelas; 1 G

Dosen Pengampu
Tri Wiyoko, M. Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
MUHAMADIYAHMUARA BUNGO
2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulisan makalah yang berjudul ”Adaptasi dan Evolusi“.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu menyiapkan, memberikan masukan, dan menyusun makalah yang
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPA Lanjut ini.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dari pembaca
sangat diharapkan guna menyempurnakan makalah ini dalam kesempatan
berikutnya. Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan
ilmu pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan, serta para pembaca.

Bungo, 30 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI ................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Blakang.....................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................1

C. Tujuan Penulisan................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Adaptasi..............................................................................................2

B. Bagaimana tahapan perkembangan teori evolusi...............................8

C. Bukti-bukti evolusi.............................................................................17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................22

B. Saran...................................................................................................22

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kenyataan menunjukkan bahwa makhluk hidup penghuni planet bumi
kita sangat beranekaragam yang tertampak dari struktur tubuh, fungsi-
fungsi tubuh, dan perilaku setiap jenis (spesies) makhluk. Walaupun di antara
jenis-jenis makhluk hidup itu beranekaragam, namun kemiripan dalam hal
-hal tertentu masih juga terlihat. Bukankah, sebagai contoh, antara singa
dengan kucing terdapat perbedaan ukuran tubuh dan warna bulu (rambut)
pada badan, namun secara keseluruhan tampang mereka amat mirip ?
Berlandaskan pada kenyataan yang demikian ini para ilmuwan mencoba
untuk menafsirkan bahwa jenis-jenis yang beraneka -ragam itu terlihat
pola yang sama, sehingga diduga berasal dari moyang yang sama. Dengan
kata lain, antara jenis satu dengan yang lain ada hubungan kekerabatan.
Pendapat ini merupakan paham dalam teori evolusi.
Evolusi makhluk hidup merupakan salah satu teori yang dikaji atau
dipelajari oleh Biologi. Secara garis besar teori ini menyatakan bahwa
makhluk hidup yang ada di dunia sampai dengan saat ini merupakan hasil
perkembangan dari makhluk yang telah ada sebelumnya, baik yang
menyangkut struktur maupun fungsi, secara turun temurun dari generasi ke
generasi. Dengan demikian, perubahan yang merupakan hasil perkembangan
itu berlangsung dalam waktu yang amat panjang, yaitu jutaan tahun
seiring dengan evolusi alam semesta.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu adaptasi ?
2. Bagaimana tahapan perkembangan teori evolusi ?
3. Apa saja bukti-bukti evolusi ?
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui adaptasi
b. Untuk mengetahui tahapan perkembangan teori evolusi
c. Untuk mengetahui bukti-bukti evolusi

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. ADAPTASI
Adaptasi merupakan kemampuan makhluk hidup dalam melakukan
penyesuaian diri denganlingkungannya dengan tujuan hidup yang baik.
Adaptasi dilakukan oleh makhluk hidup dengan tujuan untuk mempertahankan
dan melindungi hidupnya, karena dengan cara beradaptasi makhluk hidup
dapat memperoleh makanan, terhindar dari bahaya pemangsa, dan
menjaga keadaan tubuh agar tetap normal. Adaptasi biasanya terjadi
dengan proses yang dilakukan secara bertahap oleh sebuah organisme
terhadap kondisi lingkungan yang baru. Semakin tinggi kemampuan
adaptasi suatu jenis organisme, maka semakin besar pula kemungkinan
kelangsungan hidup jenis organisme itu. Dengan kemampuan adaptasi yang
tinggi, suatu makhluk hidup dapat menempati habitat yang beraneka ragam.
Manusia adalah contoh jenis makhluk yang mempunyai kemampuan adaptasi
yang tinggi. Hampir semua habitat dihuni oleh manusia. Mulai dari pantai
sampai pegunungan yang tinggi, dari hutan tropis yang panas dan lembab
sampai gurun pasir yang kering dan panas, serta daerah kutub
yang dingin. Setiap mahkluk yang hidup di bumi diberi kemampuan
beradaptasi terhadap lingkungan di sekitarnya. Beradaptasi berarti
kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap alam di mana ia hidup
dantinggal. Kemampuan beradaptasi dapat timbul pada masing - masing
makhluk, ketika mereka menghadapi kondisi yang berbahaya dan tidak
menyenangkan mereka juga harus tetap menghadapinya dan tidak dapat
meninggalkan kondisi dan lingkungan itu. Sifat - sifat adaptasi, yaitu :
a) Bersifat permanen
Bersifat permanen artinya proses adaptasi dilakukan dalam jangka
waktu yang pangandan bahkan akan berlangsung selama makhluk
tersebut hidup.

2
b) Bersifat sementara
Bersifat sementara disini dapat diartikan dengan proses
adaptasi yang dilakukan dan terjadi ketika makhluk hidup tersebut
sedang mengalami bahaya dan gangguan dari lingkungan sekitar
yang hanya terjadi beberapa saat saja.
1. Adaptasi Pada Hewan
Adaptasi hewan adalah kemampuan hewan untuk
menyesuaikan dirinya terhadap perubahan-perubahan lingkungan
(seleksi alam). Adapun jenis -jenis adaptasi pada hewan yaitu:
1) Adaptasi morfologi
Adaptasi morfologi adalah kemampuan menyesuaikan diri
berdasarkan perubahan bentuk tubuh atau alat - alat tubuh
makhluk hidup. Adaptasi morfologi terjadi karena adanya
penyesuaian dengan kebutuhan - kebutuhan hidup yang beraneka
ragam. Kebutuhan tersebut disesuaikan dengan kemampuan
dan keinginan makhluk hidup untuk merubah bentuk tubuh dan alat -
alat tubuhnya. Setiap perubahan tersebut diikuti dengan fungsi
khusus yang memiliki manfaat dan keuntungan bagi makhluk
itu sendiri. Habitat hidup makhluk juga berperan penting dalam
mewujudkan adaptasi morfologi, seperti habitat di darat dan di air.
Dari habitat tersebut, adaptasi morfologi digolongkan menjadi dua,
yaitu:
 Adaptasi morfologi di darat.
Adaptasi morfologi di darat adalah bentuk
penyesuaian diri oleh makhluk hidup berdasarkan bentuk
tubuh yang disesuaikan dengan kondisi darat. Hewan melakukan
adaptasi morfologi di darat biasanya disebabkan karena adanya
makanan dan habitat. Dalam morfologi darat terdapat
beberapa jenis morfologi, yaitu:

3
- Adaptasi Morfologi Terhadap Makanannya
Berdasarkan morfologi terhadap makanannya, terdapat
beberapa bentuk adaptasi seperti bentuk paruh burung sesuai
makanan yang dikonsumsinya, bentuk mulut serangga yang
berbeda - beda, dan bentuk gigi hewan darat yang
beragam
- Adaptasi morfologi terhadap habitat
Merupakan perbedaan lingkungan tempat tinggal suatu
makhluk hidup sehingga makhluk hidup tersebut harus
berusaha menyesuaikan diri dan memenuhi segala
kebutuhannya. Adapun beberapa contoh adaptasi morfologi
terhadap habitat yaitu bentuk kaki suatu makhluk hidup
terhadap lingkungannya yang digunakan untuk pemanjat,
perenang, petengger, pejalan, pemanjat, perayap, dan
peloncat.
 Adaptasi morfologi di air
Ikan mempunyai bentuk tubuh yang menyerupai torpedo
(streamline) sehingga ikan dapat menjaga keseimbangan di
dalam air. Ikan juga mempunyai sirip yangdigunakan untuk
berenang.
2) Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah kemampuan menyesuaikan diri yang
dilakukan oleh makhluk dengan menggunakan fungsi alat - alat
tubuhnya. Adaptasi fisiologi tidak mudah dilihat begitu saja
seperti halnya dengan adaptasi morfologi. Adapatasi ini lebih
rumit karena berhubungan dengan fungsi faal dalam tubuh, misalnya
reaksi - reaksi biokimia dalam tubuh. Melalui reaksi
biokimia dalam tubuh maka makhluk hidup dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Adapun contoh–contoh adaptasi fisiologis
adalah:

4
 Teredo Navalis
Kemampuan teredo navalis dalam beradaptasi dilakukan
dengan cara mencerna makanan melalui enzim selulase di
tubuhnya.
 Ikan
Adaptasi ikan dilaut adalah dengan kemampuannya menyesuaikan
diri dari tekanann osmosisis air terhadap tekanan osmosisis dalam
tubuh dengan mengeluakan urine yang lebih pekat.
 Hewan Herbivora
Kemampuan beradaptasi fisiologi oleh makhluk herbivora
adalah dengan menghasilkan enzim selulase untuk membantu
mencerna makanan yang dibutuhkan.
 Unta
Unta yang beradaptasi dengan cara menyimpan cadangan
air dipunuknya untuk bertahan hidup di padang yang panas dan
berdebu.
 Beruang kutub
Beruang kutub akan beradaptasi fisiologi dengan keadaan bulu
yang tebal dan telapak kaki yang berbantalan bulu untuk
beradaptasi di daerah yang sangat dingin.
3) Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku merupakan kemampuan makhluk
hidup menyesuaikan diri berdasarkan tingkah lakunya. Adaptasi
tingkah laku dilakukan oleh makhluk hidup terhadap perubahan
kondisi alam atau habitatnya. Selain itu makhluk hidup juga
melakukan adaptasi tingkah laku untuk menyesuaikan dengan jenis
makanannya. Mereka melakukan penyesuaian demi mempertahankan
hidup dan melangsungkan hidup. Berikutini contoh-contoh adaptasi
tingkah laku yang dilakukan makhluk hidup baik di darat maupun di
air.

5
a) Rayap
Dalam mempertahankan hidup dan melangsungkan hidup,
rayap melakukan adaptasi tingkah laku terhadap makanannya.
Rayap mempunyai kebiasaan tingkah laku memakan kulitnya
yang mengelupas. Makanan rayap yang sudah dewasa sebenarnya
adalah kayu atau batang-batang pohon. Saat mencerna kayu, rayap
menggunakan enzim selulase.
b) Bunglon
Bunglon melakukan adaptasi tingkah laku terhadap habitatnya.
Penyesuaian diri ini ia lakukan dengan tujuan menghindari
bahaya yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Ia
berusaha mengecoh mata makhluk yang ingin menangkap
atau membunuhnya. Caranya mengecoh yaitu kulit bunglon
menyesuaikan dengan warna tempat di mana ia berpijak. Bila ia
berada di sebuah daun yang berwana hijau, maka warna kulitnya
dengan perlahan akan berubah menjadi hijau pula.
c) Pohon Jati
Pada musim kemarau udara sangat panas. Untuk menghadapi
musim kemarau, pohon jati melakukan adaptasi tingkah laku.
Bentuk dari adaptasi itu adalah menggugurkan daun-daunnya. Cara
penyesuaian diri seperti itu memang hanya terjadi di musim
kemarau saja. Penyesuaian itu dilakukan bertujuan untuk
mengurangi penguapan air. Dengan bergugurnya daun-daun, maka
pohon jati dapat menghemat kandungan air yang ada padanya.
Pohon jati akan tetap bisa bertahan lama di musim kemarau yang
panjang dan gersang. Sebaliknya, jika daun-daunnya tidak
digugurkan, maka pohon jati akan melakukan proses penguapan air
yang banyak sekali.
d) Kerbau
Kerbau melakukan adaptasi tingkah laku terhadap kondisi
tubuhnya. Pembakaran zat-zat makanan dalam tubuhnya telah

6
membuat suasana atau rasa pada tubuhnya menjadi panas.
Dalam usaha mengurangi rasa panas pada tubuhnya,
kerbau melakukan tingkah laku berkubang di air atau lumpur. Air
yang mempunyai suhu agak dingin akan mengurangi hawa panas
pada tubuh kerbau.
e) Pinguin
Habitat pinguin berada di daerah dingin. Pinguin mempunyai
kemampuan beradaptasi pada suhu di bawah 0o celcius.
Penyesuaian diri terhadap lingkungan yang bersuhu dingin salah
satunya adalah dengan menghangatkan tubuh. Pinguin sering
berkumpul bersama-sama. Cara ini sangat disukai mereka.
Dengan berkumpul saling mendekatkan tubuh antara satu
dengan yang lainnya, akan memberikan kehangatan yang dapat
mengurangi rasa dingin.
f) Paus dan Lumba-lumba
Paus dan lumba-lumba adalah jenis hewan mamalia yang hidup
di laut. Mereka tidak bernapas dengan insang seperti halnya
dengan ikan. Paus dan lumba-lumba bernapas dengan paru-paru.
Untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan di laut
mereka melakukan adaptasi tingkah laku. Dalam usahanya
menghirup oksigen untuk keperluan bernapas, paus dan lumba-
lumba keluar dari dalam air laut menuju kepermukaan untuk
menghirup oksigen sebanyak - banyaknya. Kemudian oksigen yang
mereka hirup disimpan dalam paru-paru dan digunakan sesuai
kebutuhan di dalam air, kira-kira hingga mencapai setengah jam.
g) Cumi-cumi dan Gurita
Dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya di laut
cumi-cumi dan gurita melakukan adaptasi tingkah laku terhadap
habitatnya. Mereka berusaha menghindar dari musuh-musuh
yang ingin memangsa mereka dengan menutup pandangan
musuh menggunakan cairan hitam yang membuat air laut menjadi

7
gelap. Walaupun efek kegelapannya bersifat sementara , namun
sangat berarti bagi cumi - cumi dan gurita.
2. Adaptasi Pada Tumbuhan
Adaptasi tumbuhan merupakan penyesuaian diri terhadap lingkungan,
baik perubahan fisiologis maupun morfologis, di mana proses penyesuaian
ini berjalan lambat dan sangat tergantung kepada kondisi lingkungan.
Dalam proses adaptasi, tumbuhan melalui berbagai tahapan, yaitu:
1) Tahap aklimatisasi : tumbuhan berusaha keras untuk dapat
mempertahankan hidup di tempat baru dengan mengubah kemampuan
fisiologis dan atau morfologi dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru.
2) Tahap naturalisasi : tumbuhan telah mampu menyesuaikan dirinya
dengan faktor lingkungan dan terus berusaha untuk menyempurnakan
proses adaptasinya ke arah yang positif.
3) Tahap domestikasi : proses adaptasi tumbuhan yang sudah dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya dan sudah mulai dapat
menjalankan kehidupannya untuk melewati siklus hidupnya dengan
baik.
B. TAHAPAN PERKEMBANGAN TEORI EVOLUSI
Selama perjalanan teori evolusi, sejak pertama kali digagas
sampai sekarang, telah mengalami tahapan -tahapan penting. Pada
hakekatnya apa yang telah digagas dan dikembangkan oleh para pakar
evolusi itu selalu menampilkan pemikiran yang bersifat :
 Sebagai upaya untuk menjelaskan fakta-fakta dan memadukannya
dengan konsep esensial dalam teori evolusi, sehingga teori evolusi
terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu demikian juga
dengan konsep-konsepnya.
 Teori evolusi tidak bertentangan dengan agama manapun di dunia
 Teori evolusi modern dapat menjelaskan proses-proses yang terjadi/
mungkin terjadi pada masa lampau, meskipun sebagian masih

8
bersifat hipotetik, namun selalu didasarkan pada fakta (fenomena)
dan asumsi-asumsi yang kuat.
Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles
Darwin, namun sebenarnya biologi evolusioner telah berakar sejak zaman
Aristoteles. Darwin adalah ilmuwan pertama peletak dasar-dasar ilmiah
teori evolusi, karena telah banyak terbukti mapan menghadapi pe
ngujian ilmiah. Sampai saat ini. Konsep utama teori Darwin mengenai
evolusi adalah tentang seleksi alam yang dianggap oleh mayoritas
komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi.
Tahap perkembangan teori Evolusi dibedakan menjadi tiga besar : (1)
Masa Pra-Darwin, (2) Masa Darwin, dan (3) Masa Pasca-Darwin.
1. Masa Pra Darwin
Pemikiran-pemikiran evolusi tentang nenek moyang bersama dan
transmutasi spesies telah ada paling tidak sejak abad ke -6 SM ketika hal
ini dijelaskan secara rinci oleh seorang filsuf Yunani, Anaximander.
Beberapa orang dengan pemikiran yang sama meliputi Empedocles,
Lucretius, biologiawan Arab Al Jahiz, filsuf Persia Ibnu Miskawaih,
Ikhwan As-Shafa, dan filsuf Cina Zhuangzi.
Pada masa pra Darwin, teori evolusi organik memperkirakan
bahwa sejak kehidupan muncul di bumi, telah terjadi suatu proses
berkesinambungan. Organisme yang hidup berasal dari bentuk-bentuk
sebelumnya. Variasi-variasi yang besar adalah sabagai hasil respons
makhluk hidup terhadap perubahan lingkungan. Respons ini berupa
perubahan struktur dan fungsi tubuh makhluk individu hidup yang
kemudian dilangsungkan kepada generasi selanjutnya melalui suatu proses
pewarisan sifat yang telah mengalami perubahan itu. Masa pra Darwin
dapat digolongkan menjadi dua tahapan, yaitu :
a) Masa Fiksisme (Aristoteles, Plato, Leeuwenhoek, Cuvier, Linnaeus,
Buffon, Hooke, dll), yang pemikirannya memiliki kedekatan
dengan mitos, sehingga pendapatnya juga lebih bercorak sebagai
fiksi ilmiah. Konsep-konsep utama yang berkembang masa itu :

9
 Sampai abad ke-18, paham yang berkembang adalah bahwa
organisme adalah sebagai ciptaan Tuhan, sehingga dalam
bahasan Biologi tentang “Asal -usul Kehidupan” disebut
sebagai Teori Ciptaan Khusus (The Special Creation).
Leewenhoek, meskipun dengan eksperimen yang menemukan
Paraemecium dari potongan jerami yang direndam air selama
7 hari (sesuai dengan kitab Kejadian, saat Tuhan menciptakan
dunia dan seisinya), menyatakan bahwa kehidupan berasal dari
benda tak hidup, yang disebutnya dengan konsep generatio
spontanea.
 Adanya kelainan atau cacat tubuh adalah sebagai kutukan, jadi
bukanlah sebagai perubahan makhluk hidup yang
dilatarbelakangi oleh seleksi alam maupun perubahan genetik
(mutasi) makhluk hidup.
Pemikiran yang mulai berbeda dengan teori Ciptaan Khusus
kemudian mulai digagas oleh beberapa orang ahli, seperti :
 Linnaeus mengelompokkan organisme berdasarkan kesamaan
alat reproduksinya, dan manusia dima sukkan ke dalam
kelompok kera (kera = Primata tidak berekor, monyet = Primata
berekor)
 Buffon menyatakan bahwa hewan-hewan bersifat plastis.
Variasi-variasi kecil yang dihasilkan lingkungan akan
berakumulasi membentuk perbedaan-perbedaan yang lebih besar.
Setiap hewan pada jalur tipe -tipe hewan, berubah dari moyangnya
yang keadaanya lebih sederhana.
 Cuvier menyatakan bahwa tipe-tipe baru spesies terbentuk setelah
ada bencana. Setiap spesies tercipta secara terpisah. Georges
Cuvier percaya bahwa bencana dan malapeteka yang terjadi di
muka bumi akan mengikis kehidupan yang ada. Dalam setiap
peristiwa bencana, selalu ada satu wilayah yang terhindar dari
bencana. Kehidupan yang tersisa akan menyebar ke wilayah -

10
wilayah lainnya. Cuvier meyakini bahwa ada kehidupan yang
telah mengalami kepunahan.
b) Masa Adaptasi & Transformasi (Hutton, Malthus, Lamarck, Lyell dll.)
Konsep-konsep yang berkembang pada tahapan ini adalah :
 Semua ahli yang menyatakan teori evolusi masa ini
didasarkan atas adanya perbedaan antara makhluk satu dengan
lainnya. Erasmus Darwin, yang tiada lain kakek Charles
Robert Darwin, dalam bukunya “Zoonomia” menyatakan bahwa
kehidupan itu berasal dari asal mula yang sama. Respons
fungsional yang dimiliki oleh individu makhluk hidup akan
diwariskan kepada keturunannya.
 Lamarck
- Lamarck, adalah biologiwan Perancis yang dikenal karena
pendapatnya dalam teori tentang evolusi kehidupan. Dia
menyatakan bahwa perbedaan- antar individu terjadi karena
kebiasaan atau latihan -latihan yang dilakukan individu
tersebut. Hal yang diperoleh melalui latihan dapat
diturunkan kepada anaknya. Contoh yang dikemukakan adalah
leher jerapah. He wan ini memiliki leher yang panjang karena
mulut di kepala selalu digunakan untuk meraih daun-daun
pakannya yang semakin tinggi.
Lamarck dikenal sebagai penggagas suatu bentuk teori
evolusi kehidupan, yang kemudian dikenal sebagai
Lamarckisme. Ia percaya akan adanya perubahan linear
pada makhluk hidup dari bentuk tersederhana menuju
bentuk yang lebih canggih. Walaupun demikian, ia
mendasarkan pada pendapat yang telah berlaku sejak masa
kuno yang menyatakan bahwa setiap spesies sudah ada sejak
penciptaan kehidupan. Pemikiran ini bertentangan dengan
banyak pendapat sarjana Perancis sezamannya, yang lebih
condong pada perkembangan spesies. Ketika itu dinyatakan

11
bahwa spesies-spesies terbentuk dalam perkembangan proses
kehidupan, t idak "langsung jadi" begitu saja. Perubahan yang
terjadi pada spesies adalah sebagai akibat respons makhluk
hidup terhadap lingkungan (adaptasi). Anggota tubuh yang
terlatih akan menguat, sementara yang tidak terpakai akan
melemah dan tereduksi. Hasil adaptasi (sedikit demi sedikit)
ini lalu diwariskan secara turun -temurun kepada anaknya
dan berlanjut sepanjang masa..
- Semenjak Charles Darwin dan Alfred Wallace
mengemukakan teori mereka, teori Lamarck sering kali
disitir untuk menyanggah pendapat Darwinisme tentang
seleksi alam. Pertentangan pemikiran ini baru tuntas setelah
cabang ilmu Genetika semakin dikenal orang pada abad
ke-20. Konsep-konsep genetika banyak memberi dukungan
pada Darwinisme.
- Para pendukung materialisme dialektika, pemikiran yang
berkembang pesat di akhir abad ke-19, menganggap
Lamarckisme sesuai dengan ideologi mereka, dan melahirkan
Neo-Lamarckisme. Kaum ini menolak teori evolusi
Darwin, mengadopsi Lamarckisme, dan bahkan
mempraktekkannya dalam bidang pertanian di negara-negara
komunis. Vernalisasi (perlakuan suhu rendah) terhadap
benih gandum dianggap dapat "melatih" tanaman sehingga
tahan menghadapi musim dingin. Pendapat ini dipercaya
karena hasil penelitian Ivan Mitschurin, seorang pemulia
tanaman Rusia, menunjukkan hal itu.
 Charles Lyell mengemukakan adanya evolusi geologi. Teori
ini berbicara mengenai perubahan ketinggian tanah, sedimen
yang dibawa oleh air, perubahan partikel dan perubahan iklim.
Dalam teori ini, organisme –organisme yang ada dianggap

12
sebagai turunan hasil modifikasi spesies-spesies lain yang
hidup di masa geologi sebelumnya
 Malthus menyatakan bahwa kenaikan produksi bahan makanan
seperti fungsi deret hitung, sedangkan kenaikan jumlah
penduduk (populasi) menurut fungsi deret ukur. Karena
pertumbuhan makanan tidak sebanding dengan pertumbuhan
populasi, maka setiap individu makhluk hidup harus berjuang
untuk mendapatkan makan sebagai prasyarat untuk
mempertahankan hidup.
2. Masa Darwin
Masa Seleksi Alam (Darwin, Wallace)
Organisme di bumi yang beraneka ragam itu merupakan hasil
dari seleksi alam. Kondisi alam yang selalu berubah (dinamik), baik
yang berupa faktor nirhayat (abiotik) maupun hayat (biotik), adalah
sebagai penyeleksi. Individu yang mampu menyesuaikan diri
(karena kuat, tahan penyakit, dsb) terhadap perubahan alam akan
dapat bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu akan
terseleksi (tereliminasi, mati). Struktur dan fungsi tubuh makhluk
yang telah lolos dari seleksi merupakan sifat yang akan diwariskan
kepada generasi penerusnya.
1) Charles Robert Darwin
- Darwin mempelajari variasi yang terdapat pada berbagai
burung jenis merpati yang dipelihara (domestikasi) oleh para
penggemar burung di Inggris . Darwin menemukan berbagai
variasi, seperti : merpati gundul, merpati jambul, merpati pos,
merpati ekor merak, pouter, dsb.
- Waktu itu Darwin menganggap bahwa variasi itu adalah
spesies (ini tidak betul sete -lah ditemukan definisi spesies).
Semua variasi itu dinyatakan sebagai peristiwa spesiasi
(pembentukan spesies baru) yang berasal dari moyang merpati,

13
yaitu merpati liar (rock pigeon) yang masih banyak hidup
di Inggris.
- Melakukan observasi tentang asal-usul burung di kepulauan
Galapagos. Sasaran pengamatannya adalah burung finch
(emprit branjangan). Darwin menemukan fakta bahwa
berbagai spesies finch, berdasarkan pada tempat hidup
(habitat khusus) dan jenis makanannya, terdapat variasi pada
struktur paruh mereka.
- Melihat adanya keanekaragaman makhluk hidup, tetapi tidak
tahu kenapa hal itu bisa terjadi.
Konsep Darwin tentang spesiasi ini ditulisnya sebagai buku yang
berjudul : The Origin of Species by Means Natural Selection and
Preservation of The Fits in Struggle for Life, pada tahun 1844.
- Menurut Darwin evolusi terjadi karena adanya seleksi alam
(faktor alam yg mampu menyeleksi makhluk hidup. Adaptasi
merupakan penyebab terjadinya seleksi alam (mekanisme
seleksi alam). Ia juga mengoreksi pendapat Lamarck tentang
jerapah. Jerapah yang berleher panjang berasal dari yang
berleher panjang pula, sedangkan yang berleher pendek
musnah. Faktor yang menyebabkan evolusi (mekanisme
evolusi adalah seleksi alam).
- Dari teori yang ada, Darwin menyusun bukti-bukti dan
mengemukakan suatu teori untuk menjelaskan bagaimana
evolusi tersebut berlang sung. Ia menjelaskan data, yang
dikatakannya sebagai bukti, sebagai berikut :
a) Kecepatan reproduksi semua spesies (jenis) melebihi
kecepatan penambahan persediaan makanan.
b) Semua organisme menunjukkan variasi, tidak ada dua
individu dlm satu jenis yg persis sama.
c) Semakin banyak individu memiliki peluang untuk
hidup, tetapi karena keterbatasan makanan, tiap individu

14
harus berjuang mempertahankan hidup, yang didukung
oleh : ukuran tubuh, kekuatan, kemampuan lari, atau ciri
apapun untuk bertahan yang menyebabkan individu
punya kelebihan tehradap yang lain.
d) Ciri yang mendukung kemampuan bertahan hidup akan
diwariskan kepada generasi berikutnya.
e) Sepanjang masa geologik, variasi-variasi yang mampu
bertahan akan menghasilkan perbedaan yang kian nyata,
dan terbentuklah jenis baru.
Selanjutnya Darwin menyatakan inti (konsep pokok) teori
evolusi dapat dibagi menjadi beberapa pokok berikut ini :
a) Variasi pada tumbuhan dan hewan merupakan suatu
variasi karateristik yang muncul dalam penampakan
fenotip organisasi tersebut.
b) Rasio pertambahan terjadi secara geometrik, yaitu jumlah
setiap spesies relatif tetap. Hal ini terjadi karena banyak
individu yang tersingkir oleh predator, perubahan iklim
dan proses persaingan.
c) Struggle for existance (usaha yang keras untuk
bertahan ) merupakan suatu usaha individu organisme
untuk bertahan hidup. Individu dengan variasi yang tidak
sesuai untuk kondisi-kondisi yang umum di alam, akan
tersingkir. Adapun individu -individu dengan variasi
yang menguntungkan dapat melanjutkan kehidupannya
dan memperbanyak diri dengan berproduksi.
d) The survival of fittest, ketahanan didapat dari
organisme yang memiliki kualitas paling sesuai dengan
lingkungan. Individu -individu yang dapat hidup akan
mewariskan variasi-variasi tersebut kepada generasi
berikutnya.

15
3. Pasca Darwin
Pada masa ini masyarakat ilmiah lebih komunikatif, dibandingkan
pada masa sebelumnya, sehingga para ahli bisa melihat keterkaitan antara
ilmu satu dengan lainnya. Penemuan oleh Hugo de Vries dan lainnya pada
awal 1900-an memberikan dorongan terhadap pemahaman bagaimana
variasi terjadi pada sifat tumbuhan dan hewan. Seleksi alam
menggunakan variasi tersebut untuk membentuk keanekaragaman sifat-
sifat adaptasi yang terpantau pada organisme hidup. Walaupun Hugo
de Vries dan genetikawan pada awalnya sangat kritis terhadap teori
evolusi, penemuan kembali genetika dan riset selanjutnya pada
akhirnya memberikan dasar yang kuat terhadap evolusi, bahkan lebih
meyakinkan daripada ketika teori ini pertama kali diajukan.
Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang
biologi yang dinamakan biologi evolusioner. Cabang ini juga
mengembangkan dan menguji teori-teori yang menjelaskan penyebab
evolusi. Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayati organisme-
organisme hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan
abad ke -19 bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu. Namun,
mekanisme yang mendorong perubahan ini tetap tidaklah jelas sampai
pada publikasi tahun 1859 oleh Charles Darwin, On the Origin of
Speciesyang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi
alam. Karya Darwin dengan segera diikuti oleh penerimaan teori evolusi
dalam komunitas ilmiah. Pada tahun 1930, teori seleksi alam Darwin
digabun gkan dengan teori pewarisan Mendel, membentuk sintesis
evolusi modern, yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan
mekanisme evolusi (seleksi alam). Kekuatan penjelasan dan prediksi teori
ini mendorong riset yang secara terus menerus menimbulkan pertanyaan
baru, di mana hal ini telah menjadi prinsip pusat biologi modern
yang memberikan penjelasan secara lebih menyeluruh tentang
keanekaragaman hayati di bumi.

16
Kontradiksi antara teori evolusi Darwin melalui seleksi alam
dengan karya Mendel disatukan pada tahun 1920-an dan 1930-an oleh
biologiawan evolusi seperti J.B.S. Haldane, Sewall Wright, dan terutama
Ronald Fisher, yang menyusun dasardasar genetika populasi. Hasilnya
adalah kombinasi evolusi melalui seleksi alam dengan pewarisan
Mendel menjadi sintesis evolusi modern.
Bukan hanya Genetika dan Evolusi saja yang saling menunjang,
tetapi semua cabang ilmu biologi dapat menjelaskan fenomena evolusi.
Pernyataan ini didukung oleh sebagian besar ahli biologi pada waktu
itu. Theodozius Dobzhansky, ahli genetika, berjasa merangkum begitu
banyak fenomena evolusi dari berbagai macam disiplin biologi. Ahli-
ahli lain yang terlibat dalam pengembangan teori evolusi pasca Darwin
antara lain : Morgan, yang melakukan pengamatan terhadap fenomena
kerja gen pada lalat buah (Drosophila melanogaster); Mayr &
Darlington, seorag ahli taksonomi sistematik & zoogeografi burung,
menemukan fenomena evolusi yang baru; Simpson, ahli Paleontologi.
C. BUKTI-BUKTI EVOLUSI
Evolusi biologi meninggalkan tanda-tanda yang dapat diamati, yang
merupakan bukti pengaruh pada kehidupan di masa lalu dan sekarang. Pada
bagian ini, kita akan mencoba membahas secara ringkas beberapa tanda-
tanda evolusi.
1. Bukti dari Paleontologi
Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari fosil. Fosil adalah
replika atau peningkatan bersejarah organisme dari masa lalu, yang
mengalami mineralisasi di dalam batuan (Campbell, 2003).
Kita tahu bahwa fosil telah menimbulkan keingintahuan manusia
paling tidak sejak zaman Yunani kuno. Kecuali beberapa saja, fosil
bukan merupakan sisa-sisa organisasi yang masih hidup sekarang di bumi
ini. Lalu bagaimana dapat kita jelaskan adanya makhluk tersebut?
Kadang-kadang dikatakan adanya serangkaian penciptaan khusus yang
diikuti bencana alam yang memusnahkan organisme di seluruh dunia.

17
Suksesi bentuk fosil sesuai dengan apa yang diketahui dari bukti
lain. Sebagai contoh, bukti dari cabang biokimia, biologi molekuler,
dan biologi sel menempatkan prokariota sebagai nenek moyang semua
kehidupan dan memperkirakan bahwa bakteri mendahului semua
kehidupan eukariota dalam catatan fosil. Memang, fosil tertua yang
diketahui adalah prokariota. Contoh lain penampakan kronologis dari
kelas-kelas hewan vertebrata yang berbedabeda dalam catatan fosil.
Fosil ikan adalah yang paling tua dari semua vertebrata lain, disusul
kemudian oleh amfibia, diikuti oleh reptilia, kemudian burung dan
mamalia. Urutan ini sesuai dengan sejarah keturunan vertebrata
sebagaimana diungkapkan oleh banyak jenis bukti yang lain. Sebaliknya,
ide bahwa semua spesies diciptakan satu demi satu pada waktu yang
hampir sama seharusnya kelas vertebrata muncul pada catatan fosil dalam
bebatuan dengan umur yang sama, ternyata berlawanan dengan apa
yang sesungguhnya diamati oleh para ahli paleontologi.
Pandangan Darwinian mengenai kehidupan juga memperkirakan
bahwa transisi evolusioner harus meninggalkan tanda-tanda dalam catatan
fosil. Para ahli paleontologi telah menemukan banyak bentuk transisi
yang menghubungkan fosil yang lebih tua dengan spesies modern. Sebagai
contoh, serangkaian fosil mendokumentasikan perubahan bentuk dan
ukuran tengkorak yang terjadi ketika mamalia berevolusi dari reptilia.
Hampir setiap tahun, ahli paleontologi menemukan kaitan atau
hubungan penting lainnya antara bentuk modern dengan nenek
moyangnya. Pada beberapa tahun belakangan ini misalnya, para
peneliti telah menemukan paus yang telah menjadi fosil yang
menghubungkan mamalia air ini dengan leluhurnya yang hidup di
daratan.
2. Bukti dari Taksonomi
Taksonomi adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan
penamaan dan klasifikasi spesies yang didasarkan pada skema yang
lebih formal. Skema tersebut terdiri dari tingkatan klasifikasi yang

18
bermacammacam, setiap tingkatan lebih luas cakupannya
dibandingkan dengan tingkatan yang di bawahnya.
Sistem taksonomi ini dipelopori oleh Carolus Linnaeus seorang
ahli botani Swedia. Beliau bekerja dengan mencari keseragaman di
antara keanekaragaman. Tujuan utama dari Linnaeus adalah "untuk
kemuliaan dan keagungan Tuhan". Tetapi ironisnya, seabad kemudian
sistem taksonominya ternyata menjadi titik fokus pendapat Darwin
mengenai evolusi.Linnaeus memakai suatu sistem untuk
pengelompokan spesies yang mirip ke dalam jenjang suatu kategori yang
semakin umum. Sebagai contoh, spesies yang mirip dikelompokkan ke
dalam genus yang sama, genus yang mirip dikelompokkan ke dalam
famili yang sama dan selanjutnya.
Kingdom>filum>kelas>ordo>famili>genus>spesies.
Bagi para ahli evolusi, skema Linnaeus tersebut merefleksikan
geneologi bercabang dari pohon kehidupan, dengan organisme pada
level taksonomik yang berbeda dihubungkan melalui turunan dari nenek
moyang yang sama. Spesies yang memiliki sifat dan ciri yang sama,
misalnya singa dan harimau ternyata memiliki hubungan yang erat dan
ternyata garis turunan nenek moyangnya sama. Jika kita bisa
mengakui singa dan harimau lebih erat hubungan kekerabatannya
dibandingkan antara singa dan kambing, maka kita telah mengakui
bahwa evolusi telah meninggalkan tanda dalam bentuk derajat
kekerabatan yang berbeda di antara spesies modern.
Taksonomi merupakan penemuan manusia dengan sendirinya
taksonomi tidak dapat mengukuhkan keturunan yang sama. Akan
tetapi, bersama dengan bukti-bukti yang lain, implikasi taksonomi
pada evolusi tidak mungkin keliru. Analisis genetik misalnya,
membeberkan bahwa spesies singa dan harimau merupakan kerabat
yang sangat dekat dengan latar belakang hereditas yang mirip
kekerabatan dari genus yang sama untuk suatu ordo/ lebih dekat jika
dibandingkan dengan ordo yang berbeda.

19
3. Bukti dari Anatomi Perbandingan
Pewarisan dengan modifikasi sangat jelas terlihat pada kemiripan
anatomi antara spesies yang dikelompokkan ke dalam kategori
taksonomi yang sama. Sebagai contoh elemen kerangka yang sama
menyusun tungkai depan manusia, kadal, kucing, paus, kelelawar, katak
dan burung. Meskipun tungkai tersebut memiliki fungsi yang sangat
berbeda.
4. Bukti dari Embriologi Perbandingan
Organisme yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat akan
mengalami tahapan yang sama dalam perkembangan embrionya.
Sebagai contoh, semua embrio vertebrata akan mengalami suatu
tahapan di mana mereka memiliki kantung insang dan rongga tulang
belakang.
Pada tahapan perkembangan ini, ikan, salamander kura-kura,
ayam, babi, sapi, kelinci, manusia dan semua vertebrata lain lebih banyak
kesamaannya dari perbedaannya. Pada perkembangan selanjutnya
menjadi semakin bervariasi, akhirnya akan memiliki ciri khas dari
kelasnya. Pada ikan misalnya, kantung insang berkembang menjadi
insang; pada vertebrata darat, struktur embrio tersebut akan
dimodifikasi untuk fungsi-fungsi lain, seperti saluran eustachius yang
menghubungkan telinga tengah dengan tenggorokan pada manusia.
Embriologi perbandingan sering kali membentuk homologi pada
beberapa struktur, seperti kantung insang, yang menjadi sedemikian
berubah pada perkembangan selanjutnya sehingga asal mulanya yang
sama tidak lagi terlihat dengan jelas saat membandingkan dengan
bentuknya yang telah berkembang secara lengkap.
5. Bukti dari Biokimia dan Serologi Perbandingan
Studi anatomi perbandingan memperlihatkan adanya homologi
anatomi, demikian pula studi biokimia dari macam-macam organisme
telah mengungkapkan homologi biokimia. Persamaan biokimia
organisme hidup adalah satu ciri yang mencolok dari

20
kehidupan.Hubungan evolusi di antara spesies dicerminkan dalam
DNA dan proteinnya (gen dan produk gen). Jika dua spesies memiliki
pustaka gen dan protein dengan urutan monomer yang sangat
bersesuaian, urutan itu disalin pasti dari nenek moyang yang sama.
Jika ada dua paragraph panjang yang sama hanya beda satu atau dua
huruf di beberapa tempat, tentunya kita akan mengatakan bahwa paragraph
itu berasal dari sumber yang sama.
Biologi molekular merupakan pendukung Darwin yang paling
berani, bahwa semua bentuk kehidupan saling berhubungan sampai tingkat
tertentu melalui cabang-cabang keturunan dari organisme yang paling
awal. Bahkan organisme yang secara taksonomi berbeda jauh, seperti
manusia dan bakteri, memiliki beberapa protein yang sama.Enzim-enzim
sitokrom terdapat pada hampir setiap organisme hidup.
6. Bukti dari Fisiologi Perbandingan
Fisiologi adalah ilmu dari cabang biologi yang mempelajari fungsi dari
alat-alat tubuh.
Ada faktor tak terkendali dalam membuat hubungan evolusioner
dengan cara mengevaluasi tingkat kemiripan. Ternyata tidak semua
tingkat kemiripan diwariskan dari nenek moyang yang sama. Spesies
dari cabang evolusi yang berbeda bisa saja pada kenyataannya mirip
satu sama lainnya jika mereka memiliki peranan lingkungan yang mirip
dan seleksi alam telah membentuk adaptasi yang analog. Hal seperti ini
disebut sebagai evolusi konvergensi, dan kemiripan akibat konvergensi
disebut dengan analogi.
Sirip depan dan ekor ikan hiu dengan sirip depan dan ekor paus
misalnya, adalah organ renang analog yang berevolusi secara independen
dan dibangun dari struktur yang berbeda secara keseluruhan. Evolusi
konvergen juga menghasilkan kemiripan analog antara marsupial
Australia tertentu dengan hewan berplasenta yang mirip dan telah
berevolusi secara independen pada benua lain.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setiap mahkluk yang hidup di bumi diberi kemampuan beradaptasi
terhadap lingkungan di sekitarnya. Beradaptasi berarti kemampuan untuk
menyesuaikan diri terhadap alam di mana ia hidup dantinggal. Kemampuan
beradaptasi dapat timbul pada masing - masing makhluk, ketika mereka
menghadapi kondisi yang berbahaya dan tidak menyenangkan
mereka juga harus tetap menghadapinya dan tidak dapat meninggalkan
kondisi dan lingkungan itu.
Darwin adalah ilmuwan pertama peletak dasar-dasar ilmiah teori
evolusi, karena telah banyak terbukti mapan menghadapi pe ngujian
ilmiah. Sampai saat ini. Konsep utama teori Darwin mengenai evolusi
adalah tentang seleksi alam yang dianggap oleh mayoritas komunitas sains
sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi. Evolusi biologi
meninggalkan tanda-tanda yang dapat diamati, yang merupakan bukti
pengaruh pada kehidupan di masa lalu dan sekarang.
B. Saran
Sebagai calon guru profesional telah menjadi sebuah kewajiban bagi kita
untuk memahami tentang sistem adaptasi dan evolusi. Hal tersebut sejalan
dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran.

22
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., Jane B.R., Lawrence G.M. (2003). Biologi. Edisi Kelima,
Jakarta: Erlangga.

Etty Indriati. (2009). Warisan Budaya dan Manusia Purba Indonesia


“Sangiran”. Yogyakarta : PT Citra Aji Parama.

Kimball, J. W. (1999). Biologi. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga Mahameru.

Prawoto, Sudjoko, Siti Mariyam. (1987). Evolusi. Jakarta : Universitas


Terbuka, Departemen pendidikan dan Kebudayaan.

Solomon, E.P., L.R. Berg, D.W. Martin. (2008). Biology. 8 thEdition. Australia :
Thomson Brooks / Cole.

Anda mungkin juga menyukai