Anda di halaman 1dari 48

Kesehatan Lingkungan

KAMIS, 21 MARET 2013

Tugas Jejak Ekologis

TUGAS MATA KULIAH


ETIKA DAN NILAI LINGKUNGAN
“JEJAK EKOLOGIS”
(ECOLOGICAL FOOTPRINT)

NAMA : RIMA OKTAVIA, SKM


NIM : 12.13101.10.07

DOSEN PEMBIMBING
PROF. DR.Ir. H. SUPLI EFFENDI RAHIM, M.Sc

PROGRAM PASCA SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


STIK BINA HUSADA
TAHUN 2013
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Menurut Undang –Undang No. 32 Tahun 2009, yang mengungkapkan bahwa


pertama daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Kedua daya tampung
lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi dan/atau
komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.

Selain itu menarik dengan adanya definisi daya dukung menurut pakar seperti
pendapat Soemarwoto pada tahun 2001 yang mengungkapkan daya dukung lingkungan pada
hakekatnya adalah daya dukung lingkungan alamiah, yaitu berdasarkan biomas tumbuhan
dan hewan yang dapat dikumpulkan dan ditangkap per satuan luas dan waktu di daerah
itu. Kemudian lain pula pendapat Khanna pada tahun 1999, yang memaparkan daya dukung
lingkungan hidup terbagi menjadi 2 (dua) komponen, yaitu kapasitas penyediaan (supportive
capacity) dan kapasitas tampung limbah (assimilative capacity).

Kadang tanpa kita sadari dalam suatu masa pasti ada warna yang jadi tren. Pada
awalnya millennium (akhir 1990 sampai awal 2000), warna yang mendominasi adalah perak,
dan masa kelahiran web 2.0 ( pertengahan 2000) diwarnai oleg orange dan abu-abu tua. Pada
akhir dekade ini, temanya apalagi kalau bukan hijau.

Kesadaran masyarakat bumi terhadap pemanasa global meski tetap merusak bumi
telah memicu gerakan cinta lingkungan secara besar-besaran. Sekarang hampir semua
perusahan besar sudah menerapkan kebijakan “teknologi hijau”. Terlepas dari bagamana
sikap perusahan besar, kita sebagai penduduk biasa di bumi juga bisa ikut melestarikan
lingkungan secara pribadi, baik lingkungan di dunia maya maupun lewat dunia maya.

Ada satu istilah yang berkaitan dengan gaya hidup orang modern dan kelestarian
lingkungan. Namanya “ecological footprint” atau kalau diterjemahkan secara bebas artinya
“jejak ekologi”. Semua aktivitas dan kebutuhan hidup manusia dari lingkungan harus
disesuaikan dalam luas area yang dibutuhkan untuk mendukung kehidupan manusia. Luas
area untuk mendukung kehidupan manusia ini dikenal dengan sebutan jejak ekologi
(ecological footprint). Manusia harus mengetahui tingkat keberlanjutan sumber daya alam dan
lingkungan, kebutuhan hidup manusia kemudian dibandingkan dengan luas aktual lahan
produktif. Perbandingan antara jejak ekologi dengan luas aktual lahan produktif ini kemudian
dihitung sebagai perbandingan antara lahan tersedia dan lahan yang dibutuhkan.

Setiap kita memainkan satu peranan dalam memastikan kesehatan masa depan dan
kesejahteraan bagi semua orang, hewan, tumbuh-tumbuhan dan ekosistem di planet ini.
Pilihan yang bertanggung jawab dapat membantu kita menghemat energi, melindungi habitat
dan membangun masa depan yang berkelanjutan bagi masyarakat di seluruh dunia.

Jejak ekologi pada asasnya ialah kemampuan sumber tanah dan air menyediakan
sumber yang diperlukan oleh manusia ( makanan, minuman, tempat tinggal dan lain-lain)
serta kemampuan untuk bumi untuk menyerap semua bahan buangan manusia sesudah
mereka menggunakannya. Dengan kata lain sumber yang digunakan oleh manusia
dibandingkan dengan kemampuan bumi untuk menghasilkan semua bahan yang sudah
digunakan. Konsep ini pada awalnya dibangunkan oleh Profesor Willian Rees dari Universiti
British Colombia pada tahun 1992.

Kini konsep jejak ekologi telah digunakan dengan meluas sebagai petunjuk kelestarian
alam sekitar. Jejak ekologi dapat membantu pihak governan merancang sistem kehidupan
manusia. Manusia di dalam memenuhi kehendak menjalankan aktivitas ekonomi seperti
pertanian, pembalakan, dan sebagainya. Melalui jejak ekologi, penggunaan sumber alam oleh
manusia dapat diketahui, semua penggunaan tenaga seperti tenaga biomas,air,bahan binaan
kepada kiraan ukuran tanah yang dinamakan global hektar (atau di dalam unit yang
dinamakan gha)

Semakin besar kiraan global hektar semakin besar jejak ekologi. Semakin besar jejak
ekologi, maksudnya sumber alam digunakan secara leluasa, tanpa perancangan yang baik.
Hal ini karena permintaan terhadap sumber alam terlalu banyak mengatasi kemampuan bumi
untuk menghasilkan semula bahan yang sudah digunakan. Jadi jejak ekologi merupakan
konsep yang sangat berkait dengan pembangunan yang lestari serta penerapan konsep
kehidupan yang mesra alam. Pembangunan yang terancang serta mementingkan konsep
mesra alam menjadi petunjuk jejak ekologi yang rendah. Setiap aspek akan diambil untuk
membangunkan sektor ekonomi seperti tenaga yang digunakan, penggunaan ruang tanah,
akibat penggunaan sumber alam tadi, dan langkah penyesuaian atau pemeliharaan serta
pemeliharaan untuk mengekalkan keseimbangan ekologi demi generasi akan datang.

Di dalam ajaran islam juga mengajarkan tentang keseimbangan ekologi. Hal ini dapat
dilihat dalam surat Yaasin ayat 39 sebagai berikut :

َّ ‫سا ِبق اللَّيْل َو َل ْالقَ َم َر تد ِْركَ أَن لَ َها يَنبَغِي ال‬


‫ش ْمس َل‬ ِ ‫يَ ْسبَحونَ فَلَك َوكلٌّفِي النَّ َه‬
َ ‫ار‬
“Dan bulan, telah Kami tetapkan manzilah-manzilab baginya, sehingga ia kembali sebagai
bentuk tandan yang tua” (QS: Yaasin:39)

Bulan juga telah diprogram dengan suatu ketetapan untuk berjalan melintasi fase-
fasenya yang berbeda-beda. Tanpa fase-fase ini kehidupan dan keseimbangan ekologi bumi
tidak dapat berlanjut. Bulan dan cahayanya memiliki pengaruh besar terhadap tumbuh-
tumbuhan dan siklus pertumbuhannya, juga terhadap manusia dan makhluk hidup lainnya,
karena adanya pasang surut yang ditimbulkannya. Siklus bulan-membesar dan menciut-
melambangkan siklus alam dan tumbuh hingga mencapai puncaknya kemudian menciut dan
akhirnya mati. Segala yang ada di alam mengalami siklus perputaran, termasuk manusia yang
berkembang dari posisi lemah ketika bayi menjadi kuat secara fisik ketika dewasa, dan
akhirnya kembali lagi ke posisi lemah ketika tua sampai akhirnya meninggal.

B. Tujuan

a. Untuk mengetahui gambaran dan metode pengukuran jejak ekologis penulis


dalam satu tahun.

b. Memberikan gambaran kebutuhan lahan perorang pertahun berdasarkan kriteria


di Indonesia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Ekological Footprint

a. Pengertian

Ecological Footprint adalah alat bantu untuk dapat kita pergunakan dalam
mengukurpenggunaan sumberdaya dan kemampuan menampung limbah dari populasi
manusia dihubungkan dengan kemampuan lahan, biasanya dinyatakan dalam
hektar. Ecological Footprint dapat digunakan sebagai ukuran prestasi kita dalam mendukung
keberlanjutan bumi ini, dan menjadi indikator terbaik dan efisien dalam mendukung
keberlanjutan kehidupan. Alat ukur ini menjadi penting dalam konteks untuk mengetahui
apakah kegiatan konsumsi yang kita lakukan masih dalam batas daya dukung lingkungan
ataukah sudah melewatinya, dengan kata lain masih dalam surplus ataukah sudah dalam
defisit (penurunan kualitas) ekologi.

Ecological Footprint secara sederhana dapat ditentukan dengan menelusuri berapa


besarnya konsumsi sumberdaya alam (baik berupa produk ataupun jasa), serta sampah yang
kita produksi dan disetarakan dengan area permukaan bumi yang produktif secara biologis
dalam satuan luasan hektar (ha).

b. Konsep Ecologi footprint

Tapak ekologi (Ecological Footprint) adalah konsep untuk mencermati pengaruh


manusia terhadap cadangan dan daya dukung bumi

Memahami tapak ekologi memungkinkan untuk melihat seberapa besar kekayaan


alam (‘renewable’) yang masih tersisa, dan seberapa besar pengaruh konsumsi manusia
terhadap ketersediaannya

Tapak ekologi atau ecological footprint adalah perangkat analisis untuk mengukur dan
mengomunikasikan dampak pemanfaatan sumber daya pada lingkungan. Komponen yang
dianalisis dalam tapak ekologi adalah penggunaan energy langsung.

 material dan limbah

 pangan

 transport personal

 air

 bangunan
c. Perilaku konsumen

Jika manusia (secara keseluruhan, kaya ataupun miskin) menjadi tertuduh atas
penyebab kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, apa yang bisa dilakukan. Sekarang ini
target yang dilakukan oleh para pembela lingkungan adalah bagaimana sesegera mungkin
orang dapat mengubah pola gaya hidup dan perilaku.

Ada empat faktor yang diperkirakan dapat menentukan perubahan bagi perilaku
manusia, baik secara individual maupun kolektif yaitu :

1. Nilai-nilai moral dan budaya didalamnya termasuk nilai keagamaan yang mengkristal.

Dengan keyakinan, seseorang akan terdorong untuk tidak cenderung merusak atau
melakukan sesuatu berlebih-lebihan. Misalnya agama sangat menganjurkan manusia
tidak berlaku boros dan bertindak mubazir. Di lain pihak, budaya pula yang dapat
mendorong atau menahan seseorang berperilaku konsumtif dan hedonis.

2. Pendidikan, yang diharapkan mampu meningkatkan kapasitas seseorang, baik


individu maupun kolektif, dalam menyikapi dan mengubah diri untuk mendukung gaya
hidup yang lebih ramah lingkungan.

3. Perundang-undangan atau aturan dan tata kerja yang jelas, yang mendorong manusia
tidak akan secara sembrono menguras sumber daya alam. Kealpaan dalam
menerapkan sistem legal ini sangat krusial dan pernah terjadi di Indonesia, sehingga
tidak ada ketentuan dan pembatasan kepemilikan hak pengusahaan hutan. Seorang
taipan pernah diperbolehkan menguasai konsesi hingga 5 juta hektare dan berhasil
mempercepat pengurasan sumber daya kemudian menimbulkan kerugian negara.

4. Harga pasar, yang mendorong seseorang bergerak mengeksploitasi sumber daya


guna mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Contoh yang baik sekarang ini
tengah terjadi. Ketika crude palm oilmeninggi, animo dan nafsu para investor serta
pelaku bisnis akan lebih agresif guna membuka kebun-kebun sawit baru, sehingga
mereka harus menggusur hutan-hutan alam yang mempunyai nilai ekonomi dan
ekologi jangka panjang serta bermanfaat di masa yang akan datang.

Jejak ekologis adalah ukuran seberapa besar kebutuhan manusia akan sumber daya
alam dibandingkan dengan ketersediaannya di bumi. Misalnya, saat membeli sebuah pakaian
baru berarti kita telah menghabiskan sejumlah sumber daya alam. Katakanlah sekian liter air
digunakan untuk menyirami si pohon kapuk yang akan dijadikan kain. Selain itu kita juga
menghabiskan sejumlah bahan bakar minyak untuk mengangkut kapuk tersebut ke pabrik.
Juga bahan bakar minyak untuk menghidupkan mesin yang akan mengolah kapuk hingga
menjadi kain.

Sebut saja kain tersebut kemudian dijahit dengan menggunakan mesin jahit listrik,
maka kita juga telah menggunakan sejumlah energi dari batu bara untuk membangkitkan
sumber listrik. Kemudian bahan bakar minyak juga digunakan untuk mengangkut pakaian
yang telah jadi untuk dipasarkan. Jika pakaian ini adalah hasil impor dari luar negri, tentu lebih
banyak lagi bahan bakar yang dibutuhkan untuk membuatnya sampai ke tangan kita.

Jejak kaki ekologis menganalisa perbandingan kebutuhan manusia terhadap alam


dengan kemampuan alam untuk meregenerasi sumberdayanya. Jejak kaki ekologis diukur
dengan menganalisa jumlah dari lahan produktif darat dan laut yang dibutuhkan untuk
memenuhi konsumsi yang diperlukan manusia. Dalam metode penghitungan jejak kaki
ekologis, semua bentuk sumber daya alam dikonversi dalam sebuah satuan pengukuran yang
disebut global hektar (gha).

Dengan menggunakan asesmen ini, memungkinkan untuk memperkirakan berapa


banyak bagian dari planet bumi yang akan dibutuhkan untuk mendukung kehidupan setiap
orang dengan gaya hidup yang dijalaninya.

B. Penduduk dan Daya Dukung Lingkungan

Manusia dengan berbagai macam kegiatannya menghasilkan limbah. Ketika jumlah


penduduk masih sedidik terdapat keseimbangan antara jumlah limbah yang dibuang dengan
kemampuan pemurnian dari lingkungan sehingga lingkungan tidak mengalami pencemaran
atau tingkat pencemaran yang rendah (Soemarwoto, 1995).

Dengan makin meningkatnya jumlah penduduk disuatu wilayah maka jumlah limbah
yang dihasilkan melampaui kemampuan lingkungan untuk memurnikan diri akibatnya
terjadilah pencemaran lingkungan.

Dihubungkan dengan jumlah penduduk yang dapat ditampung oleh lingkungan hidup
disuatu wilayah secara berkelanjutan, konsep daya dukung menjadi lebih rumit karena
peranan yang unik dari kebudayaan manusia. Terdapat tiga factor kebudayaan yang saling
terkait secara kritikal dengan daya dukung suatu wilayah (ranganathan dan daily, 2003) yaitu
:

1. Perbedaan-perbedaan individual dalam hal tipe dan kuantitas sumber daya yang
dikonsumsi.

2. Perubahan yang cepat dalam hal pola konsumsi sumberdaya.


3. Perubahan teknologi dan perubahan budaya lainnya.

Ecological footprint (jejak ekologi) adalah suatu metode penghitungan sumberdaya


yang memperkirakan konsumsi sumberdaya alam dan penyerapan limbah yang diperlukan
sebuah populasi manusia atau kegiatan ekonomi dalam bentuk :

1. Luas lahan area produktif (Wackernagel and Rees, 1996).

Analisis jejak ekologi ini menghitung dampak aktifitas manusia terhadap alam. Metode
ini mampu menjawab pertanyaan dasar pembangunan berkelanjutan, yaitu seberapa
besar sumberdaya alam yang telah digunakan manusia dibandingkan dengan
ketersediaannya sehingga konsep ini dapat membantu mencapai pembangunan
keberlanjutan. Menurut Wackernagel et.al. (2005) penelitian tentang jejak ekologi
merupakan salah satu upaya mendukung keberhasilan pemerintah nasional ataupun
lokal dalam membantu penduduknya hidup berkecukupan baik sekarang maupun
dimasa depan. Walaupun keberadaan modal alami, kemampuan alam untuk
menyediakan sumber daya dan pelayanan ekologi bukanlah satu-satunya penentu
keberhasilan ini. Namun tanpa modal alami, visi tersebut menjadi tidak mungkin untuk
diwujudkan. Hasil penelitian Globalfootprint Network tahun 2006 dengan populasi
penduduk dunia 6,6 milyar jiwa, menunjukan total biocapacity (kapasitas produksi
secara hayati) adalah 11,9 milyar global hektar (gha) atau 1,8 gha perkapita,
sedangkan total jejak ekologi adalah 17,1 milyar gha atau 2,6 gha perkapita. Hal ini
berarti rata-rata penduduk bumi mengalami defisit 0,8 gha, yang berarti diperlukan
1,44 planet bumi untuk menopang kehidupan manusia. Penggunaan bumi
berdasarkan jejak ekologi tahun 2006 adalah jejak karbon (carbon footprint) sebanyak
9,1 milyar gha, jejak pertanian (cropland footprint) 3,7 gha, jejak hutan (forest footprint)
1,8 gha, jejak penggembalaan (grazingfootprint) 1,4 gha, jejak perikanan (fisheries
footprint) 0,6 gha dan jejak terbangun (build footprint) 0,4 gha (Globalfootprint
network, 2006).

2. Jika konsumsi manusia lebih besar dari biokapasitas alam akan mengakibatkan
kerusakan lingkungan akibat ekstraksi sumberdaya alam yang berlebihan dan akan
menurunkan kemampuan alam dalam mendukung kebutuhan hidup manusia. Salah
satu konsumsi yang besar pengaruhnya dalam perhitungan jejak ekologi adalah
konsumsi pangan (Wackernagel and Rees, 1996). Jejak makanan (food footprint)
menghitung dampak aktifitas konsumsi pangan manusia terhadap alam. Dampak
meliputi area lahan yang dibutuhkan untuk memproduksi biomassa, lahan hutan untuk
menyerap sampah dan CO2 dalam produksi tersebut dan lahan perairan dalam
memproduksi perikanan. Semakin jauh lokasi sumber pangan dengan konsumen dan
semakin sering mengkonsumsi pangan kemasan, maka semakin besar pula luasan
lahan yang diperlukan untuk memenuhinya(Bond, 2002).

Penghitungan ekologi Footprint selalu didasarkan dengan lima asumsi (venetoulis dan
thalberth, 2005) sebagai berikut :

1. Sangat mungkin menelusuri jejak hampir seluruh sumber daya yang dikonsumsi orang
dan limbah yang dihasilkannya. Informasi ini dapat ditemukan di kantor statistic.

2. Hampir semua sumber daya dan aliran limbah dapat dikonfersi menjadi area produktif
biologis yang dibutuhkan untuk memelihara aliran tersebut.

3. Perbedaan area dapat diekspresikan dalam satu unit yang sama (hektar atau are)
yang disebut dengan skala proporsional produktivitas biomassa.

4. Sesudah setiap ukuran lahan distandarisasi yang menunjukan jumlah yang sama dari
produktivitas biomassa, maka dapat ditambah dengan jumlah permintaan yang
ditunjuk oleh manusia.

5. Area bagi total untuk permintaan manusia ini dapat dibandingkan dengan jasa
ekologis yang ditawarkan alam, saat itulah kita dapat menaksir area produktif diatas
planet.

Sumber : rundle10.wikispaces

C. Kebutuhan Lahan perorang pertahun berdasarkan kriteria di Indonesia

Tabel 1. Kebutuhan Lahan perorang pertahun berdasarkan kriteria

No Kebutuhan Lahan Jumlah (Ha/ orang) Persentase


1 Lahan energi 0.201 25.70

2 Lahan terdegradasi 0.26 33.30

3 Kebun 0.026 3.33

4 Lahan pertanian 0.013 1.66

5 Lahan peternakan 0.072 9.21

6 Hutan 0.21 26.90

Total Kebutuhan Lahan 0.78 100

Sumber : Laporan Final Kajian daya Dukung Lingkungan P.Jawa, Jakarta PT. Lemtek
Konsultan Indonesia, 2007.

Rincian asumsi untuk menetapkan kebutuhan lahan perorang adalah :

1. Kebutuhan pangan adalah berdasarkan 4 sehat 5 sempurna

2. Kebutuhan papan digunakan standart T 76 perumahan dept. PU :90 m2 untuk


keluarga terdiri dari 3 orang atau 20-30 m2 per orang.

3. Kebutuhan transfortasi setara 120 kg beras /tahun

4. Kebutuhan energi setara 120 kg beras / tahun

5. Kebutuhan untuk daur ulang (air, CO2, limbah/sampah lainnya) setara dengan 120
liter air/hari untuk kemampuan hutan mendaur ulang air 0.3 liter air untuk setiap 1 liter
dengan tinggi curah hujan rata-rata 2000-2500 mm dan 56 kg CO2 perhektar hutan
serta keanekaragaman hayati.

Manusia hidup butuh PANGAN yang didapatkan dari proses BUDIDAYA TANAMAN,
yang butuh lahan yang luas. Luasan lahan pertanian di Indonesia saat ini mengalami
penciutan akibat perubahan fungsi.

Daya dukung bumi (earth carrying capacity) secara spasial berhubungan dengan
ketersediaan lahan dimana suatu komunitas tinggal. Konsep kapasitas daya dukung bumi
tersebut mengukur besaran maksimum populasi yang mampu ditopang secara berkelanjutan
oleh luasan area tertentu di bumi.
BAB III

PEMBAHASAN

Analisis EF (ecological footprint) sendiri tampaknya beranjak dari pemikiran yang


sederhana, yakni kapasitas daya dukung area (lahan) produktif (biocapacity) untuk hidup
manusia. Lahan produktif itu hanya berupa daratan dan perairan, yang sebenarnya pun tak
bisa dimanfaatkan keseluruhannya. Jadi berapa yang bisa diambil dari alam oleh manusia
untuk hidup dan berapa sampah yang harus kembali dibuang ke alam oleh manusia dalam
cakupan wilayah tertentu. Eksploitasi oleh manusia dari alam itu bisa dalam bentuk dan
berbagai macam kegiatan, misal makan, transport, energi, dan sebagainya. Besaran area
analisisnya adalah populasi penduduk yang bisa sangat bervariasi, mulai dari individu atau
keluarga, atau melebar mulai dari kota, wilayah, negara, atau bahkan seluruh bumi. Kondisi
saat ini pun diketahui bahwa kapasitas penggunaan alam untuk hidup manusia telah 23%
melampui kemampuan regenerasi bumi itu sendiri. Dalam istilah EF, kelebihan dari
kemampuan daya dukung alam ini disebut overshoot.

Mengutip temuan Mathis Wackernagel dkk. bahwa individu di bumi ini saat ini
mengambil jatah rata-rata sekitar 2.2 ha, namun karena ada hak pula dari makhluk lain yang
dinamakan “earth share”, maka jatah manusia sebenarnya tinggal 1.87 ha. Untuk kasus saat
ini saja, penduduk bumi telah berhutang hampir 0.4 ha. Dari beberapa laporan studi ternyata
juga terlihat bahwa makin majunya sebuah negara makin besar jejak ekologi yang harus
dibayarnya. UAE 11.9, Amerika 9.5 ha, Inggris 5.45 ha, Wales 4.45 ha, Swiss 4 ha, Indonesia
1.1 ha, dan Bangladesh rata2 0.5 ha. Membacanya, untuk menuruti gaya hidup orang
Amerika, maka area yang mereka huni harus dijembarkan menjadi 9.5 kalinya sekarang.
Mereka juga telah mengalami apa yang dinamakan ecological deficit, sedang orang
Bangladesh boleh lah disebut memilikiecological reserve. istilah ini digunakan untuk
membandingkan jejak ekologi dan kapasitas biologinya.

Beberapa faktor yang menjadi komponen penghitungan adalah bagaimana jejak rantai
makanan (food), tempat berteduh (shelter), perjalanan untuk berkegiatan (mobility), barang
(goods), jasa (service). Dari 5 jejak ini terasa mobilitas, makanan, dan perumahan mendapat
porsi penyelidikan yang besar. Sebaliknya barang dan jasa hanya sekelumit mendapat
penilaian.

Jejak Ekologiku

Jejak ekologi adalah satu sistem yang mengukur seberapa banyak tanah dan air yang
diperlukan populasi manusia untuk menghasilkan sumber yang mereka habiskan dan
menyerap limbah yang dihasilkannya.(Wackernagel & Rees, 1996)

Lembar kerja berikut adalah perhitungan kasar yg menunjukkan seberapa besar jejak
ekologi saya dan bagaiman pilihan yang saya buat menjadikan jejak ekologis saya
menyusut atau meluas.

Menghitung Seberapa Besar Jejak Ekologiku.

A. Transportasi
1. Dengan apa anda bepergian hari ini?

a) Berjalan…..0

b) Bersepeda…..5

c) Dengan Angkutan Umum…. 10

d) Menumpang.....15

e) Kendaraan Pribadi …. 2 x 30

(Kalikan setiap skor dengan berapa sering metode tsb dipakai dalam satu hari dan kemudian
di total.)

Nilaiku 60

Sub-Total: 60

B. Penggunaan Air

1. Seberapa banyak air yang digunakan?

a) Tidak mandi….0

b) Mandi, 1-2 menit. ….5

c) Mandi, 3-6 menit.…. 2 x 10

d) Mandi, 10 menit ….. 20

e) Mandi dengan air satu bath tub penuh….20

f) Mandi dengan air setengah bath tub….10

g) Mandi dengan air bekas orang lain….10

h) Menggosok gigi dg air kran tetap mengucur….5

i) Mencukur kumis/jenggot dengan air kran tetap mengucur….5

Nilaiku 20

Sub-Total: 20

C. Berpakaian

1. Saya menggunakan pakaian lebih dari sekali sebelum di cuci?


a) Sering….0

b) Kadang-kadang….1 x 5

c) Tidak pernah….10

2. Saya menggunakan pakaian bekas (yg diperbaiki)

a) iya….(-5) b) tidak….0

3. Saya memperbaiki baju saya sendiri?

a) ya….(-5) b) Tidak….0

3. 50% dari baju saya adalah baju turunan?

a) ya….(-5) b) tidak….0

4. Saya membersihkan dan mengeringkan baju?

a) none….0 b) 1-5 lembar….10 c) lebih dari 6 lembar….20

Nilaiku 25

Sub-total: 25

D. Rekreasi

Mengenali permainan, olahraga, dan aktivitas dimana aku terlibat, pada hari biasa di waktu
senjang.

1. Seberapa banyak peralatan yg diperlukan ?

a) tidak ada atau sedikit..0 b) beberapa….1x 10 c) cukup banyak….20

2. Seberapa luas lahan yg dibutuhkan untuk bermain di lapangan, dataran es, kolam renang,
untuk memenuhi kebutuhan rekreasi anda?

a) tidak ada atau sedikit….0 b) sedang (<1 hektar) 1x 10 c) cukup besar (>hektar)…20

(Lihat tabel konversi pada akhir kuis untuk bantuan)

3. Saya menghabiskan uang hari ini untuk belanja (pakaian, baju, peralatan olahraga)?

a) Tidak ada….0 b)$5…5 c)$10…10 c)$10+…1 pt. per dollar


Nilaiku 20
Sub-Total: 20
E. Makanan

1. Berapa porsi daging yang dimakan sehari?

a) 0….0 b) 1 porsi….1 x 10 c) 2 porsi….20 d) 3 porsi….30

2. Seberapa banyak makan bersisa di piring?

a) tidak ada…1x 0 b) sedikit….5 c) cukup banyak….10

3. Saya mengkonsumsi campuran sisa sayur dan buah?

a) ya….0 b) tidak….1 x 10

4. Makanan yg saya makan adalah makanan lokal?

a) semuanya….0 b) beberapa...1x 10 c) tidak ada….20

5. Makanan yg saya makan adalah produk organik?

a) semuanya….0 b) beberapa..1x 10 c) tidak ada….20

6. Makanan yg dikonsumsi dibunkus plastik/kertas?

a) Tidak….0 b) beberapa….1x 10 c) Semuanya….20

Nilaiku 45

Sub-Total: 45

F. Sampah

1. Jika saya membuang seluruh sampah pada hari ini, seberapa besar penampungan
sampahnya?

a) peti kayu….30

b) kotak sepatu….1x 20

c) secangkir….5

d) tidak ada sampah….0

Nilaiku 20

Sub-Total: 20

Add Sub-Totals of “A-F” = Total 1 : 190


Adapun total sub nilaiku untuk A-F (Total 1) = 190

G. Ruang Tinggal

Hitung dalam satuan meter persegi ruangindoor yang diperlukah dlm keseharian. Termasuk
semua ruangan di rumah (termasuk garasi), sekolah (kantin, kelas), kantor (ruang kantor
pribadi, area kerja, toilet). Bagi luas total ruangan dg jumlah orang di dalamnya.

Contoh :

Living Space Averages Educ. Space/Per Student

Ave. Dorrm Space - 25 sq m Classroom & Lab - 30 sq m

Ave. Apt. space - 35 sq m Administration - 3 sq m

Other - 5 sq m

Add up “a-d” for “Total Square Meters”.

(1 sq. meter = 10 sq. feet)

a) “Home” sq. meters = 240

divided by # of people = 40 Sq meters

b) School sq. meters = __________________

divided by # of people = __________________ Sq meters

c) Office sq. meters = 100

divided by # of people = 2 Sq meters

d) other sq. meters = __________________

divided by # of people = __________________ Sq meters

Nilaiku untuk Total 2 = 42

Total 2 : 42

TOTAL KESELURUHAN= (Total 1 + Total 2) X 3

( 190+42) x 3 = 232 x 3 = 696


Saya telah menghitung total dari ‘tiga’ tipikal keseharianku. Sekarang total keseluruhan
tersebut menjadi jejak ekologis pribadiku, menggunakan rumus dibawah:

Total keseluruhan dibagi 100 = jejak ekologis anda dalam satuan hektar

JADI JEJAK EKOLOGIS PRIBADI = 6,96 HEKTAR

BAB IV

PENUTUP

1. Dalam hitungan jejak ekologi (ecological footprint), kita bisa menilai sejauhmana
tingkat konsumsi kita mempengaruhi kualitas lingkungan hidup kita dan tentu saja
berapa besar kemudian korban yang ditimbulkan akibat kerusakan lingkungan hidup
yang bersumber dari pola konsumsi. Hitungan jejak ekologi ini memang cara
menghitung dengan cepat dan relatif akurat untuk perseorangan yang bisa dihitung
perbulan atau pertahun, dan tentu saja ini bisa diterapkan dimana saja termasuk di
Indonesia yang tingkat kerusakan ekologinya begitu tinggi. Hasil dari hitungan
ecological footprint kita mungkin akan sangat mengagetkan, tapi hitungan ini sekaligus
bisa menjadi “alat” bagi kita untuk mulai mengurangi tingkat konsumerisme dalam
kehidupan sehari-hari.

2. Jejak ekologi pribadi saya adalah 6,96 Hektar. Berarti jejak ekologi saya telah
melebihi standar yang ada. Sekarang tinggal saya berusaha meminimalisir hal-hal
dalam kehidupan saya agar tidak merusak lingkungan yang telah diciptakan ini.
DAFTAR PUSTAKA

fpips.upi.edu/berita-116-.html

www.conservation.org/global/indonesia/berubah/pages/mar...

Nukilan Love Hijau on Selasa, 28 Jun 2011

quran.al-shia.org/id/tafsir/tafsir-Sureh-Yasin/05.htm

bumihijaudaun.blogspot.com/

Dirjen ESDM. 2010. Kebijakan Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar
Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain. Makalah Seminar. FP UB-Dirjen ESDM
Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral, 15 Januari 2010

DirjenPLA. 2005. Rencana Aksi Pemantapan Ketahanan Pangan 2005–2010. Lokakarya


Pengelolaan Lahan & Air Untuk Pemantapan Ketahanan Pangan. Dirjen PLA
Departemen Pertanian, 3 Oktober 2005

rundle10.wikispaces

FAO. 2007. www.fao.

Hairiah.K,Mein e van Noordwijk, and Stephan Weise. Sustainability of Tropical Land Use
Systems After Forest Conversion

Scherr, S.J, J.C. Milder, and M. Inbar. 2007. Paying Farmers for Stewardship. In Scherr, S.J
and J.A. McNeely (Editors). Farming with Nature: Science and Practice of
Ecoagriculture. IslandPress. Washington.
Suharto, E. 2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Rafika Aditama.

rima oktavia di 23.54


Berbagi

1 komentar:

1.
Artineke A. Muhir24 Maret 2013 08.21

Berkunjung ke blognya Rima :)

Mantappp...

Mau follow belum bisa nih...


Balas


Beranda

Lihat versi web


MENGENAI SAYA

rima oktavia
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.
Kesling
Thursday, March 21, 2013

ECOLOGICAL FOOTPRINT

TUGAS
ETIKA & NILAI LINGKUNGAN
"JEJAK KAKI EKOLOGIS"
(ECOLOGICAL FOOTPRINT)

NAMA :SRIWAHYUNI
NIM : 12.13101.00.52

DOSEN PEMBIMBING

PROF. SUPLI EFFENDI RAHIM

PROGRAM PASCA SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA


PALEMBANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Menghitung jejak ekologi perseorangan bertujuan untuk memperkirakan berapa banyak atau
berapa besar produktivitas biologik lahan yang ada di bumi dan air yang dibutuhkan untuk
mendukung gaya hidup orang masing-masing. Perhitungan meliputi delapan kategoris yang mewakili
beberapa cara manusia menggunakan alam setiap hari. Perhitungan yang sering dijelaskan bukan
survei yang ilmiah, tapi memberikan perkiraan yang baik yang berimplikasi pada gaya hidup sesorang.

Analisis gaya hidup yang lebih teliti meliputi beberapa kenyataan yang seringkali meningkat
atau bertambah ukurannya salah satunya menggunakan jejak ekologi (ecological footprint). Beberapa
gaya hidup seperti ukuran atau besarnya rumah atau berapa banyak mobil masing-masing anggota
keluarga tidak mereka kendalikan secara langsung. Hal tersebut menjelaskan bahwa perhitungan
berarti memberi suatu sudut pandang terhadap kehidupan seseorang dan merupakan dasar
informasi yang dapat membantu memonitor dampak perubahan – perubahan yang dibuat seseorang
dalam gaya hidupnya. Seseorang dapat sebagai contoh membuat pilihan yang berbeda jika seseorang
menginginkan rumah atau mobil di masa yang akan datang. Hubungan antara kesadaran akan gaya
hidup dan masa depan, jejak ekologis penting dipelajari dapat menghasilkan outcome yang dapat
digunakan .

Sebuah pendekatan yang baru-baru ini populer dengan Ecological Footprintmenjadi alat ukur
yang mengkaji tingkat konsumsi manusia dan dampaknya terhadap lingkungan. Konsep "jejak kaki
ekologis" (Ecological Footprint) diperkenalkan pada tahun 1990-an oleh William Rees dan Mathis
Wackernagel (Wackernagel and Rees, 1996).

Ecological Footprint mengukur permintaan penduduk atas alam dalam satuan metric yaitu
area global biokapasitas. Dengan membandingkanEcological Footprint dengan ketersediaan kapasitas
biologis bumi, analisis Ecological Footprint menyarankan apakah pemanfaatan lahan pertanian,
hutan, peternakan, lahan energy itu dapat dilanjutkan.

Pada 2001 kapasitas lahan kehidupan (biocapacity) bumi hanyalah 11.3 miliar global hektare,
yang hanya merupakan seperempat permukaan bumi atau hanya memberi jatah paling tinggi 1,8 gha
per orang. Adapun WWF (2005) pernah menghitung bahwa rata-rata per kapita jejak ekologi per orang
di bumi adalah 2,2 gha, artinya selama ini, secara rata-rata penduduk bumi mengalami defisit 0,4 gha.

Rata-rata jejak ekologi tertinggi per kapita penduduk Amerika Serikat (9,5 gha), Inggris (5,45
gha), dan (Swiss 4 gha), sedangkan Indonesia diperkirakan rata-rata 1,2 gha. Adapun jejak ekologi
terendah adalah Bangladesh, dengan rata-rata 0,5 gha. Pendekatan ini menunjukkan bahwa semakin
kaya suatu negara dan bangsa, semakin besar jejak ekologi mereka dalam menguras sumber daya di
bumi. Dengan demikian, kapasitas yang diperlukan dengan gaya hidup negara-negara maju jauh lebih
boros, sehingga untuk bangsa Amerika guna memenuhi gaya hidup mereka diperlukan 9,5 planet
setara dengan bumi, sedangkan warga Inggris memerlukan lima planet dan pola jejak ekologi rakyat
Swiss memerlukan empat planet lagi. Jadi gaya hidup mereka di negara-negara kayalah yang menjadi
penekan kemampuan bumi dalam menyediakan suplai sumber daya alam.

I.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui gambaran danmetode pengukuran jejak ekologis penulis dalam satu
tahun.

2. Memberikan gambaran kebutuhan lahan perorang pertahun berdasarkan kriteria di


Indonesia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.I Ekological Footprint

2.1.1 Pengertian
Ecological Footprint adalah alat bantu untuk dapat kita pergunakan dalam
mengukur penggunaan sumberdaya dan kemampuan menampung limbah dari populasi manusia
dihubungkan dengan kemampuan lahan, biasanya dinyatakan dalam hektar.

Ecological Footprint dapat digunakan sebagai ukuran prestasi kita dalam mendukung
keberlanjutan bumi ini, dan menjadi indikator terbaik dan efisien dalam mendukung keberlanjutan
kehidupan. Alat ukur ini menjadi penting dalam konteks untuk mengetahui apakah kegiatan konsumsi
yang kita lakukan masih dalam batas daya dukung lingkungan ataukah sudah melewatinya, dengan
kata lain masih dalam surplus ataukah sudah dalam defisit (penurunan kualitas) ekologi.

Ecological Footprint secara sederhana dapat ditentukan dengan menelusuriberapa besarnya


konsumsi sumberdaya alam (baik berupa produk ataupun jasa), serta sampah yang kita produksi dan
disetarakan dengan area permukaan bumi yang produktif secara biologis dalam satuan luasan hektar
(ha).

Ecological footprint (jejak ekologi) adalah suatu metode penghitungan sumberdaya yang
memperkirakan konsumsi sumberdaya alam dan penyerapan limbah yang diperlukan sebuah populasi
manusia atau kegiatan ekonomi dalam bentuk :

1. Luas lahan area produktif (Wackernagel and Rees, 1996).

Analisis jejak ekologi ini menghitung dampak aktifitas manusia terhadap alam. Metode ini mampu
menjawab pertanyaan dasar pembangunan berkelanjutan, yaitu seberapa besarsumberdaya
alam yang telah digunakan manusia dibandingkan dengan ketersediaannya sehingga konsep ini
dapat membantu mencapai pembangunan keberlanjutan. Menurut Wackernagel et.al. (2005)
penelitian tentang jejak ekologimerupakan salah satu upaya mendukung keberhasilan
pemerintah nasional ataupun lokal dalam membantu penduduknya hidup berkecukupan baik
sekarang maupun dimasa depan. Walaupun keberadaan modal alami, kemampuan alamuntuk
menyediakan sumber daya dan pelayanan ekologi bukanlah satu-satunya penentu keberhasilan
ini. Namun tanpa modal alami, visi tersebut menjadi tidak mungkin untuk diwujudkan. Hasil
penelitian Globalfootprint Network tahun 2006 dengan populasi penduduk dunia 6,6 milyar jiwa,
menunjukan total biocapacity (kapasitasproduksi secara hayati) adalah 11,9 milyar global hektar
(gha) atau 1,8 gha perkapita, sedangkan total jejak ekologi adalah 17,1 milyar gha atau 2,6 gha
perkapita. Hal ini berarti rata-rata penduduk bumi mengalami defisit 0,8 gha, yang berarti
diperlukan 1,44 planet bumi untuk menopang kehidupan manusia. Penggunaan bumi
berdasarkan jejak ekologi tahun 2006 adalah jejak karbon(carbon footprint) sebanyak 9,1 milyar
gha, jejak pertanian (cropland footprint)3,7 gha, jejak hutan (forest footprint) 1,8 gha, jejak
penggembalaan (grazingfootprint) 1,4 gha, jejak perikanan (fisheries footprint) 0,6 gha dan jejak
terbangun(build footprint) 0,4 gha (Globalfootprint network, 2006).

2. Jika konsumsi manusia lebih besar dari biokapasitas alam akan mengakibatkan kerusakan
lingkungan akibat ekstraksi sumberdaya alam yang berlebihan dan akan menurunkan
kemampuan alam dalam mendukung kebutuhan hidup manusia. Salah satu konsumsi yang besar
pengaruhnya dalam perhitungan jejakekologi adalah konsumsi pangan (Wackernagel and Rees,
1996). Jejak makanan (food footprint) menghitung dampak aktifitas konsumsi pangan manusia
terhadap alam. Dampak meliputi area lahan yang dibutuhkan untuk memproduksi biomassa,
lahan hutan untuk menyerap sampah dan CO2 dalam produksi tersebutdan lahan perairan dalam
memproduksi perikanan. Semakin jauh lokasi sumberpangan dengan konsumen dan semakin
sering mengkonsumsi pangan kemasan, maka semakin besar pula luasan lahan yang diperlukan
untuk memenuhinya(Bond, 2002).

2.1.2 Konsep Ecologi footprint

a. Tapak ekologi (Ecological Footprint) adalah konsep untuk mencermati pengaruh manusia
terhadap cadangan dan daya dukung bumi

b. Memahami tapak ekologi memungkinkan untuk melihat seberapa besar kekayaan alam
(‘renewable’) yang masih tersisa, dan seberapa besar pengaruh konsumsi manusia terhadap
ketersediaannya

c. Tapak ekologi atau ecological footprint adalah perangkat analisis untuk mengukur dan
mengomunikasikan dampak pemanfaatan sumber daya pada lingkungan.

d. Komponen yang dianalisis dalam tapak ekologi adalah penggunaan energy langsung :
material dan limbah, pangan, transport personal, air, bangunan

2.1.3 Perilaku konsumen

Jika manusia (secara keseluruhan, kaya ataupun miskin) menjadi tertuduh atas penyebab
kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, apa yang bisa dilakukan. Sekarang ini target yang
dilakukan oleh para pembela lingkungan adalah bagaimana sesegera mungkin orang dapat mengubah
pola gaya hidup dan perilaku.

Ada empat faktor yang diperkirakan dapat menentukan perubahan bagi perilaku manusia, baik
secara individual maupun kolektif yaitu :

1. Nilai-nilai moral dan budaya didalamnya termasuk nilai keagamaan yang mengkristal.

Dengan keyakinan, seseorang akan terdorong untuk tidak cenderung merusak atau melakukan
sesuatu berlebih-lebihan. Misalnya agama sangat menganjurkan manusia tidak berlaku boros dan
bertindak mubazir. Di lain pihak, budaya pula yang dapat mendorong atau menahan seseorang
berperilaku konsumtif dan hedonis.
2. Pendidikan, yang diharapkan mampu meningkatkan kapasitas seseorang, baik individu maupun
kolektif, dalam menyikapi dan mengubah diri untuk mendukung gaya hidup yang lebih ramah
lingkungan.

3. Perundang-undangan atau aturan dan tata kerja yang jelas, yang mendorong manusia tidak akan
secara sembrono menguras sumber daya alam. Kealpaan dalam menerapkan sistem legal ini
sangat krusial dan pernah terjadi di Indonesia, sehingga tidak ada ketentuan dan pembatasan
kepemilikan hak pengusahaan hutan. Seorang taipan pernah diperbolehkan menguasai konsesi
hingga 5 juta hektare dan berhasil mempercepat pengurasan sumber daya kemudian
menimbulkan kerugian negara.

4. Harga pasar, yang mendorong seseorang bergerak mengeksploitasi sumber daya guna
mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Contoh yang baik sekarang ini tengah terjadi.
Ketika crude palm oilmeninggi, animo dan nafsu para investor serta pelaku bisnis akan lebih
agresif guna membuka kebun-kebun sawit baru, sehingga mereka harus menggusur hutan-hutan
alam yang mempunyai nilai ekonomi dan ekologi jangka panjang serta bermanfaat di masa yang
akan datang.

Lebih dari itu, sesungguhnya pasar juga bisa memberikan peluang dan dapat mendorong perilaku
konsumennya agar bertindak ramah lingkungan. Gerakan inilah yang dilakukan oleh Wal Mart,
misalnya, dengan cara hanya menjual bola listrik hemat energi. Retailer yang memiliki 100 juta
pelanggan ini mendorong konsumennya agar mengganti bola lampu berkekuatan 60 watt dengan
lampufluorescent yang berkekuatan 13 watt (karena daya terang yang sama). Walaupun lampu ini
lebih mahal (Rp 20-30 ribu per buah), bola ini mampu bertahan 8-12 lebih lama dibanding lampu biasa.

Jika dihitung, lampu hemat energi ini mampu menghemat sekitar Rp 300 ribu sepanjang
pemakaian dibanding bila menggunakan lampu biasa. Retail raksasa Amerika ini juga menghitung, satu
bola lampu fluorescent akan menghemat setengah ton gas rumah kaca yang akan dilepaskan ke udara.
Perhitungan lebih lanjut adalah perubahan perilaku konsumen tersebut dapat mengefisienkan 10 juta
ton batu bara yang dibakar dari pembangkit listrik dan mencegah 20,5 juta ton gas rumah kaca yang
terbuang atau sama dengan pencegahan penggunaan 700 ribu mobil yang membuang gas rumah kaca
ke udara.

Penghitungan ekologi Footprint selalu didasarkan dengan lima asumsi (venetoulis dan thalberth,
2005) sebagai berikut :

1. Sangat mungkin menelusuri jejak hampir seluruh sumber daya yang dikonsumsi orang dan limbah
yang dihasilkannya. Informasi ini dapat ditemukan di kantor statistic.

2. Hampir semua sumber daya dan aliran limbah dapat dikonfersi menjadi area produktif biologis
yang dibutuhkan untuk memelihara aliran tersebut.
3. Perbedaan area dapat diekspresikan dalam satu unit yang sama (hektar atau are)yang disebur
dengan skala proporsional produktivitas biomassa.

4. Sesudah setiap ukuran lahan distandarisasi yang menunjukan jumlah yang sama dari produktivitas
biomassa, maka dapat ditambah dengan jumlah permintaan yang ditunjuk oleh manusia.

5. Area bagi total untuk permintaan manusia ini dapat dibandingkan dengan jasa ekologis yang
ditawarkan alam, saat itulah kita dapat menaksir area produktif diatas planet.

Rincian asumsi untuk menetapkan kebutuhan lahan perorang adalah :

1. Kebutuhan pangan adalah berdasarkan 4 sehat 5 sempurna

2. Kebutuhan papan digunakan standart T 76 perumahan dept. PU :90 m2 untuk keluarga terdiri dari 3
orang atau 20-30 m2 per orang.

3. Kebutuhan transfortasi setara 120 kg beras /tahun

4. Kebutuhan energi setara 120 kg beras / tahun

5. Kebutuhan untuk daur ulang (air, CO2, limbah/sampah lainnya) setara dengan 120 liter air/hari untuk
kemampuan hutan mendaur ulang air 0.3 liter air untuk setiap 1 liter dengan tinggi curah hujan rata-
rata 2000-2500 mm dan 56 kg CO2 perhektar hutan serta keanekaragaman hayati.

Manusia hidup butuh PANGAN yang didapatkan dari proses BUDIDAYA TANAMAN, yang
butuh lahan yang luas. Luasan lahan pertanian di Indonesia saat ini mengalami penciutan akibat
perubahan fungsi.

Daya dukung bumi (earth carrying capacity) secara spasial berhubungan dengan ketersediaan
lahan dimana suatu komunitas tinggal. Konsep kapasitas daya dukung bumi tersebut mengukur
besaran maksimum populasi yang mampu ditopang secara berkelanjutan oleh luasan area
tertentu di bumi.
BAB III

PEMBAHASAN

Ecological Footprint adalah alat bantu untuk dapat kita pergunakan dalam mengukur
penggunaan sumberdaya dan kemampuan menampung limbah dari populasi manusia dihubungkan
dengan kemampuan lahan, biasanya dinyatakan dalam hektar.

Ecological Footprint secara sederhana dapat ditentukan dengan menelusuri berapa besarnya
konsumsi sumberdaya alam (baik berupa produk ataupun jasa), serta sampah yang kita produksi dan
disetarakan dengan area permukaan bumi yang produktif secara biologis dalam satuan luasan hektar
(ha).

Jejak ekologi adalah satu sistem yang mengukur seberapa banyak tanah dan air yang diperlukan
populasi manusia untuk menghasilkan sumber yang mereka habiskan dan menyerap limbah yang
dihasilkannya. (Wackernagel & Rees, 1996)

Dari pernyataan diatas dapat saya jabarkan jejak ekologi hasil dari lembar kerja yang telah saya
isi sebagai perhitungan kasar yg menunjukkan seberapa besar jejak ekologi saya dan bagaimana
pilihan yg saya buat menjadikan jejak ekologis saya menyusut atau meluas.

a. Penggunaan Air

Dalam penggunaan air selain untuk kegiatan rumah tangga seperti mencuci pring, pakaian, mobil
dll. Air juga saya gunakan untuk mandi sekitar 3 – 6 menit dimana dalam sehari saya mandi 2 kali
sehari.

b. Makanan

Pada umumnya makanan yang saya makan dalam sehari seperti nasi, sayur mayur, lauk
pauk dan buah-buahan dari produk lokal maupun impor.
c. Transportasi

Dari kegiatan-kegiatan sehari-hari biasanya untuk akses berpergian saya menggunakan


kendaraan pribadi berupa mobil.

d. Tempat Tinggal

Tempat tinggal saya ada 4 ruangan kamar, dimana dalam satu kamar di tempati 1- 2 pasang
orang. Dan lainnya terdapat ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan dan dapur juga terdapat
kamar mandi baik di dalam dan diluar rumah.

e. Penggunaan Energi

Dalam penggunaan energi listrik di rumah saya sangat hemat energy karena kami menggunakan
peralatan rumah tangga yang hemat energy.

f. Pakaian

Dalam sehari saya mengganti pakaian 2 kali pagi dan sore, dan pakaian tersebut di cuci setiap hari
dan di keringkan dihalaman samping rumah. Pakaian bekas biasanya akan saya berikan kepada
orang yang lain yang membutuhkannya. Dari segi pakaian memang saya agak boros karena
hampir 50% pakaian yang saya puny tidak terpakai dan mempunyai lebih dari 7 pasang
sandal/sepatu.

g. Pengolahan Sampah

Dalam pembuangan sampah di tempat tinggal saya ada tempat penampungan sampah dimana
setiap 2 hari sekali ada petugas yang membuangnya

h. Kesenangan/Liburan

Untuk kegiatan liburan biasanya saya mengajak keluarga untuk liburan biasanya di tempat yang
menggunakan lahan kurang lebih 1 hektare.
PERHITUNGAN JEJAK EKOLOGIKU

Jejak ekologi adalah satu sistem yang mengukur seberapa banyak tanah dan air yang
diperlukan populasi manusia untuk menghasilkan sumber yang mereka habiskan dan menyerap
limbah yang dihasilkannya. (Wackernagel & Rees, 1996)

Lembar kerja berikut adalah perhitungan kasar yg menunjukkan seberapa besar jejak ekologi
saya dan bagaiman pilihan yg saya buat menjadikan jejak ekologis saya menyusut atau meluas.

Penggunaan air My Score

1. Penggunaan shower saat mandi pada satu hari adalah : 70

Tidak pake shower/tidak mandi (0)

a. 1-2 menit/seperempat bagian dari bak mandi (50)

b. 3-6 menit/setengah bagian bak mandi (70)

c. 10 menit lebih/satu bak mandi penuh (90)

2. Saya menyiram toilet 40

a. Setiap waktu setelah digunakan (40)

b. Kadang-kadang (20)

3. Ketika menggosok gigi , saya biarkan air mengalir (40) 40

4. Saya mencuci mobil hari ini (80) 80

5. Kami menggunakan toilet yg dapat menyimpan air (6-9 -20

Liter/siraman) (-20)
6. Kami menggunakan shower yang rendah aliran air (-20) -20

7. Saya menggunakan mesin pencuci piring (50) 0

Subtotal 190

Makanan My Score

1. Pada suatu hari, saya makan : 140

a. Daging (150/porsi)

b. Daging ayam (100/porsi)

c. Ikan tambak (80/porsi)

d. Ikan laut (40/porsi)

e. Telur (40/porsi)

f. Susu (40/porsi)

g. Buah (20/porsi)

h. Sayur (20/porsi)

i. Roti, nasi, sereal (20/porsi)

2. _____yang saya makan tumbuh di daerah saya 30

a. Semua (0)

b. Beberapa (30)

c. Tidak satu pun / tidak ada (60)

3. _____yang saya makan organik 30

a. Semua (0)

b. Beberapa (30)

c. Tidak ada (60)

4. Saya menghaluskan buah/sayur 60

a. Ya (-20)

b. Tidak (60)

5. _____makanan saya diproses di pabrik 30


a. Semua (100)

b. Beberapa (30)

c. Tidak satupun/tidak ada (0)

6. ____makanan saya sudah dikemas 30

a. Semua (100)

b. Beberapa (30)

c. Tidak satupun (0)

7. Pada setiap hari, saya buang : 0

a. Tidak satupun dari makanan saya (0)

b. Seperempat bagian makanan saya (100)

c. Sepertiga bagian dari makanan saya (150)

d. Setengah bagian dari makanan saya (200)

Subtotal 320

Transportasi

1. Pada suatu hari, saya bepergian menggunakan : 200

a. Jalan kaki (0)

b. Sepeda (5 tiap digunakan)

c. Kendaraan umum (30 tiap digunakan)

d. Kendaraan pribadi (200 tiap digunakan )

2. Effisiensi bahan bakar kendaraan pribadi saya 100

adalah ___liter/100 KM (galon/60 mil)

a. kurang dari 6 liter / 2 galon (-50)

b. 6-9 liter / 2 – 21/2galon (50)

c. 10-13 liter/3-31/2 (100)

d. Lebih dari 13 liter / 31/2 galon (200)


3. Waktu yang saya habiskan menggunakan kendaraan saya 100

Setiap hari :

a. Tidak ada (0)

b. Kurang dari setengah jam (40)

c. Setengah sampai satu jam (60)

d. Lebih dari satu jam (100)

4. Seberapa besar mobil yang saya bawa pada suatu hari ? 100

a. Tidak menggunakan mobil (-20)

b. Kecil (50)

c. Sedang (100)

d. Besar (SUV) (200)

5. Jumlah mobil dalam perjalanan kami ? 50

a. Tidak ada (0)

b. 1 mobil (50)

c. 2 mobil (100)

d. Lebih dari 2 mobil (200)

6. Pada suatu hari, saya berjalan/lari selama : 100

a. 5 jam atau lebih (-75)

b. 3 sampai 5 jam (-25)

c. 1 sampai 3 jam (0)

d. Setengah jam sampai satu jam (10)

e. Kurang dari 10 menit (100)

Subtotal 650

Tempat Tinggal

1. Jumlah ruang per orang (jumlah ruang dengan jumlah orang 140
Yang tinggal di rumah)

a. Kurang dari dua ruangan per orang (10)

b. 2 sampai 3 ruangan per orang (80)

c. 4 sampai 6 ruangan perorang (140)

d. 7 atau lebih ruangan perorang (200)

2. Kami berbagi rumah kami dengan orang yang bukan anggota 0

Keluarga kami (-50)

3. Kami memiliki rumah kedua, rumah liburan yang seringkali kosong 0

a. Tidak (0)

b. Kami punya/menggunakannya dengan orang lain (200)

c. Ya (400)

Subtotal 140

Penggunaan energi

1. Pada musim dingin, suhu rumah kami : 100

a. Dibawah 15 derajat celcius (59 F) (-20)

b. 15 sampai 18 derajat celcius (59-64 F) (50)

c. 19 sampai 22 derajat celcius (66-71 F) (100)

d. 22 derajat celcius (71 F) atau lebih (150)

2. Kami menjemur pakaian di luar ruangan atau di rak dalam -50

Ruangan

a. Selalu (-50)

b. Kadang-kadang (20)

c. Tidak pernah (60)

3. Kami menggunakan refrigerator (kulkas) yang efisien energinya -50

a. Ya (-50)
b. Tidak (50)

4. Kami menggunakan lampu fluoresen -50

a. Ya (-50)

b. Tidak (50)

5. Saya mematikan lampu, komputer, dan televisi ketika 0

Tidak digunakan

a. Ya (0)

b. Tidak (50)

6. Supaya dingin, saya gunakan : 30

a. Air conditioning : mobil/rumah (rata-rata 30)

b. Kipas angin (-10)

c. Tidak pakai apa apa (-50)

7. Hari ini di luar ruanagan, saya menghabiskan waktu: 100

a. 7 jam (0)

b. 4-6 jam (10)

c. 2 sampai 3 jam (20)

d. Kurang dari 2 jam (100)

Subtotal 80

Pakaian

1. Saya berganti pakaian setiap hari dan di cuci (80) 80

2. Saya menggunakan pakaian yang telah di tentukan (-20) 0

3. Seperempat dari pakaian saya buatan tangan atau baju bekas (-20) 0

4. Sebagian besar pakaian saya akan diganti setiap tahun baru (120) 120

5. Saya memberikan pakaian yang tidak lagi saya pakai ke toko barang 100
Bekas

a. Ya (0)

b. Tidak (100)

6. Saya membeli hem (atasan) dari bahan katun jika bisa (-10) 0

7. Saya tidak pernah memakai ___% dari pakaian saya. 50

a. Kurang dari 25% (25)

b. 50% (50)

c. 75% (75)

8. Saya mempunyai ___pasang sepatu 90

a. 2 sampai 3 (20)

b. 4 sampai 6 (60)

c. 7 atau lebih (90)

Subtotal 540

Pengelolaan sampah

1. Semua sampah dikumpulkan dalam: 200

a. Kotaksepatu (20)

b. lubang Besar (60)

c. Tempat sampah (200)

d. Tidak ada sampah yang dihasilkan (-50)

2. Saya gunakan kembali jenis sampah daripada 0

membuangnya (-20)

3. Saya perbaiki jenis sampah daripada dibuang (-20) 0

4. Saya daur ulang semua kertas, kotoran, kaca dan plastik (-20) 0

5. Saya menghindari jenis yang sekali pakai sesering mungkin -10

a. Ya (-10)

b. No (60)
6. Saya menggunakan batere yang dapat di cas ulang jika dapat (-30) 0

7. Menambah satu poin masing-masing rupiah yang dibelanjakan 0

a. Pada suatu hari

b. Hari ini tidak membeli paapun (0)

Subtotal 190

Kesenangan

1. Permainan tertentu, meliputi halaman,kolam, gim, ski, 60

Area parkir dll, kegiatan yang dilakukan bersama-sama

a. Tidak ada (0)

b. Kurang dari 1 hektar / 21/2 acres (20)

c. 1 sampai 2 hektar/21/2 sampai 5 acres (60)

d. 2 atau lebih hektar/ 5 atau lebih acres (100)

2. Pada suatu hari, saya menggunakan televisi atau komputer 80

a. Tidak sama sekali (0)

b. Kurang dari 1 jam (50)

c. Lebih dari 1 jam (80)

3. Berapa banyak peralatan yang dibutuhkan untuk aktivitas tertentu? 20

a. Tidak satupun (0)

b. Sangat sedikit (20)

c. Beberapa (60)

d. Banyak (80)

Subtotal 160
Kesimpulan

Pindahkan subtotal pada masing-masing bagian dan tambahkan menjadi grand total

Penggunaan air : 190

Makanan : 320

Transportasi : 650

Tempat tinggal : 140

Penggunaan energi : 80

Pakaian : 540

Pengelolaan sampah : 190

Permainan : 160

Grand Total : 2270

Jadi, total keseluruhan tersebut menjadi jejak ekologis pribadiku, dimana :

Total keseluruhan dibagi 100 = jejak ekologis dalam satuan hektar

JADI JEJAK EKOLOGIS PRIBADI = 22,7HEKTAR


BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Ecological Footprint ini dapat digunakan sebagai ukuran prestasi kita dalam mendukung
keberlanjutan bumi ini, dan menjadi indikator terbaik dan efisien dalam mendukung keberlanjutan
kehidupan. Alat ukur ini menjadi penting dalam konteks untuk mengetahui apakah kegiatan konsumsi
yang kita lakukan masih dalam batas daya dukung lingkungan ataukah sudah melewatinya, dengan
kata lain masih dalam surplus ataukah sudah dalam defisit (penurunan kualitas) ekologi. Jadi Jejak
ekologis pribadiku sebesar 22,7 Hektar.

sri wahyuni at 11:29 PM


Share

No comments:
Post a Comment


Home

View web version


About Me
sri wahyuni

View my complete profile

Powered by Blogger.
Lapak Etika & Nilai Lingkungan

1.
JUL

Tugas ECOLOGICAL FOOTPRINT

ECOLOGICAL FOOTPRINT
NAMA : ARIE WAHYUDI
NIM : 12131011024
DOSEN PEMBIMBING
PROF. SUPLI EFFENDI RAHIM

PROGRAM PASCA SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat dengan konsep individu atau
kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah
dilakukan.Ada juga yang mengatakan ; Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang
buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlaq); kumpulan asas atau nilai yang berkenaan
dengan akhlaq; nilai mengenai nilai benar dan salah, yang dianut suatu golongan atau
masyarakat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989) Etika adalah suatu ilmu yang membahas
tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau bagaimana
kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan pelbagai ajaran moral.
(Suseno, 1987).
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika
memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan
sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara
tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kitauntuk mengambil
keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yangpelru kita pahami bersama
bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian
etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan
manusianya.Sebuah pendekatan yang baru-baru ini populer dengan Ecological
Footprint menjadi alat ukur yang mengkaji tingkat konsumsi manusia dan dampaknya terhadap
lingkungan. Konsep "jejak kaki ekologis" (Ecological Footprint) diperkenalkan pada tahun
1990-an oleh William Rees dan Mathis Wackernagel (Wackernagel and Rees, 1996).
Ecological Footprint mengukur permintaan penduduk atas alam dalam satuan metric
yaitu area global biokapasitas. Dengan membandingkan Ecological Footprint dengan
ketersediaan kapasitas biologis bumi, analisis Ecological Footprint menyarankan apakah
pemanfaatan lahan pertanian, hutan, peternakan, lahan energy itu dapat dilanjutkan.
Pada 2001 kapasitas lahan kehidupan (biocapacity) bumi hanyalah 11.3 miliar global
hektare, yang hanya merupakan seperempat permukaan bumi atau hanya memberi jatah paling
tinggi 1,8 gha per orang. Adapun WWF (2005) pernah menghitung bahwa rata-rata per kapita
jejak ekologi per orang di bumi adalah 2,2 gha, artinya selama ini, secara rata-rata penduduk
bumi mengalami defisit 0,4 gha.
Rata-rata jejak ekologi tertinggi per kapita penduduk Amerika Serikat (9,5 gha), Inggris
(5,45 gha), dan (Swiss 4 gha), sedangkan Indonesia diperkirakan rata-rata 1,2 gha. Adapun
jejak ekologi terendah adalah Bangladesh, dengan rata-rata 0,5 gha. Pendekatan ini
menunjukkan bahwa semakin kaya suatu negara dan bangsa, semakin besar jejak ekologi
mereka dalam menguras sumber daya di bumi. Dengan demikian, kapasitas yang diperlukan
dengan gaya hidup negara-negara maju jauh lebih boros, sehingga untuk bangsa Amerika guna
memenuhi gaya hidup mereka diperlukan 9,5 planet setara dengan bumi, sedangkan warga
Inggris memerlukan lima planet dan pola jejak ekologi rakyat Swiss memerlukan empat planet
lagi. Jadi gaya hidup mereka di negara-negara kayalah yang menjadi penekan kemampuan
bumi dalam menyediakan suplai sumber daya alam.

B. Tujuan

- Untuk mengetahui gambaran dan metode pengukuran jejak ekologis penulis dalam satu
tahun.
- Memberikan gambaran kebutuhan lahan perorang pertahun berdasarkan kriteria di Indonesia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ekological Footprint
1. Pengertian
Ecological Footprint adalah alat bantu untuk dapat kita pergunakan dalam
mengukur penggunaan sumberdaya dan kemampuan menampung limbah dari populasi
manusia dihubungkan dengan kemampuan lahan, biasanya dinyatakan dalam
hektar.Ecological Footprint dapat digunakan sebagai ukuran prestasi kita dalam mendukung
keberlanjutan bumi ini, dan menjadi indikator terbaik dan efisien dalam mendukung
keberlanjutan kehidupan. Alat ukur ini menjadi penting dalam konteks untuk mengetahui
apakah kegiatan konsumsi yang kita lakukan masih dalam batas daya dukung lingkungan
ataukah sudah melewatinya, dengan kata lain masih dalam surplus ataukah sudah dalam defisit
(penurunan kualitas) ekologi.
Ecological Footprint secara sederhana dapat ditentukan dengan menelusuri berapa
besarnya konsumsi sumberdaya alam (baik berupa produk ataupun jasa), serta sampah yang
kita produksi dan disetarakan dengan area permukaan bumi yang produktif secara biologis
dalam satuan luasan hektar (ha).
2. Konsep Ecologi footprint
 Tapak ekologi (Ecological Footprint) adalah konsep untuk mencermati pengaruh manusia
terhadap cadangan dan daya dukung bumi
 Memahami tapak ekologi memungkinkan untuk melihat seberapa besar kekayaan alam
(‘renewable’) yang masih tersisa, dan seberapa besar pengaruh konsumsi manusia terhadap
ketersediaannya
 Tapak ekologi atau ecological footprint adalah perangkat analisis untuk mengukur dan
mengomunikasikan dampak pemanfaatan sumber daya pada lingkungan.
 Komponen yang dianalisis dalam tapak ekologi adalah penggunaan energy langsung.
- material dan limbah
- pangan
- transport personal
- air
- bangunan

3. Perilaku konsumen
Jika manusia (secara keseluruhan, kaya ataupun miskin) menjadi tertuduh atas
penyebab kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, apa yang bisa dilakukan. Sekarang ini
target yang dilakukan oleh para pembela lingkungan adalah bagaimana sesegera mungkin
orang dapat mengubah pola gaya hidup dan perilaku.
Ada empat faktor yang diperkirakan dapat menentukan perubahan bagi perilaku
manusia, baik secara individual maupun kolektif yaitu :
a. Nilai-nilai moral dan budaya didalamnya termasuk nilai keagamaan yang mengkristal.
Dengan keyakinan, seseorang akan terdorong untuk tidak cenderung merusak atau melakukan
sesuatu berlebih-lebihan. Misalnya agama sangat menganjurkan manusia tidak berlaku boros
dan bertindak mubazir. Di lain pihak, budaya pula yang dapat mendorong atau menahan
seseorang berperilaku konsumtif dan hedonis.
b. Pendidikan, yang diharapkan mampu meningkatkan kapasitas seseorang, baik individu
maupun kolektif, dalam menyikapi dan mengubah diri untuk mendukung gaya hidup yang lebih
ramah lingkungan.
c. Perundang-undangan atau aturan dan tata kerja yang jelas, yang mendorong manusia tidak
akan secara sembrono menguras sumber daya alam. Kealpaan dalam menerapkan sistem legal
ini sangat krusial dan pernah terjadi di Indonesia, sehingga tidak ada ketentuan dan pembatasan
kepemilikan hak pengusahaan hutan. Seorang taipan pernah diperbolehkan menguasai konsesi
hingga 5 juta hektare dan berhasil mempercepat pengurasan sumber daya kemudian
menimbulkan kerugian negara.
d. Harga pasar, yang mendorong seseorang bergerak mengeksploitasi sumber daya guna
mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Contoh yang baik sekarang ini tengah terjadi.
Ketika crude palm oilmeninggi, animo dan nafsu para investor serta pelaku bisnis akan lebih
agresif guna membuka kebun-kebun sawit baru, sehingga mereka harus menggusur hutan-
hutan alam yang mempunyai nilai ekonomi dan ekologi jangka panjang serta bermanfaat di
masa yang akan datang.
Lebih dari itu, sesungguhnya pasar juga bisa memberikan peluang dan dapat mendorong
perilaku konsumennya agar bertindak ramah lingkungan. Gerakan inilah yang dilakukan oleh
Wal Mart, misalnya, dengan cara hanya menjual bola listrik hemat energi. Retailer yang
memiliki 100 juta pelanggan ini mendorong konsumennya agar mengganti bola lampu
berkekuatan 60 watt dengan lampufluorescent yang berkekuatan 13 watt (karena daya terang
yang sama). Walaupun lampu ini lebih mahal (Rp 20-30 ribu per buah), bola ini mampu
bertahan 8-12 lebih lama dibanding lampu biasa.
Jika dihitung, lampu hemat energi ini mampu menghemat sekitar Rp 300 ribu sepanjang
pemakaian dibanding bila menggunakan lampu biasa. Retail raksasa Amerika ini juga
menghitung, satu bola lampu fluorescent akan menghemat setengah ton gas rumah kaca yang
akan dilepaskan ke udara. Perhitungan lebih lanjut adalah perubahan perilaku konsumen
tersebut dapat mengefisienkan 10 juta ton batu bara yang dibakar dari pembangkit listrik dan
mencegah 20,5 juta ton gas rumah kaca yang terbuang atau sama dengan pencegahan
penggunaan 700 ribu mobil yang membuang gas rumah kaca ke udara.
Penghitungan ekologi Footprint selalu didasarkan dengan lima asumsi (venetoulis dan
thalberth, 2005) sebagai berikut :
1. Sangat mungkin menelusuri jejak hampir seluruh sumber daya yang dikonsumsi orang dan
limbah yang dihasilkannya. Informasi ini dapat ditemukan di kantor statistic.
2. Hampir semua sumber daya dan aliran limbah dapat dikonfersi menjadi area produktif biologis
yang dibutuhkan untuk memelihara aliran tersebut.
3. Perbedaan area dapat diekspresikan dalam satu unit yang sama (hektar atau are)yang disebur
dengan skala proporsional produktivitas biomassa.
4. Sesudah setiap ukuran lahan distandarisasi yang menunjukan jumlah yang sama dari
produktivitas biomassa, maka dapat ditambah dengan jumlah permintaan yang ditunjuk oleh
manusia.
5. Area bagi total untuk permintaan manusia ini dapat dibandingkan dengan jasa ekologis yang
ditawarkan alam, saat itulah kita dapat menaksir area produktif diatas planet.

Rincian asumsi untuk menetapkan kebutuhan lahan perorang adalah :


1. Kebutuhan pangan adalah berdasarkan 4 sehat 5 sempurna
2. Kebutuhan papan digunakan standart T 76 perumahan dept. PU :90 m2 untuk keluarga terdiri
dari 3 orang atau 20-30 m2 per orang.
3. Kebutuhan transfortasi setara 120 kg beras /tahun
4. Kebutuhan energi setara 120 kg beras / tahun
5. Kebutuhan untuk daur ulang (air, CO2, limbah/sampah lainnya) setara dengan 120 liter air/hari
untuk kemampuan hutan mendaur ulang air 0.3 liter air untuk setiap 1 liter dengan tinggi curah
hujan rata-rata 2000-2500 mm dan 56 kg CO2 perhektar hutan serta keanekaragaman hayati.
Manusia hidup butuh PANGAN yang didapatkan dari proses BUDIDAYA TANAMAN, yang
butuh lahan yang luas. Luasan lahan pertanian di Indonesia saat ini mengalami penciutan akibat
perubahan fungsi.
Daya dukung bumi (earth carrying capacity) secara spasial berhubungan dengan ketersediaan
lahan dimana suatu komunitas tinggal. Konsep kapasitas daya dukung bumi tersebut mengukur
besaran maksimum populasi yang mampu ditopang secara berkelanjutan oleh luasan area
tertentu di bumi.

BAB III
PEMBAHASAN

Ecological Footprint adalah alat bantu untuk dapat kita pergunakan dalam mengukur
penggunaan sumberdaya dan kemampuan menampung limbah dari populasi manusia
dihubungkan dengan kemampuan lahan, biasanya dinyatakan dalam hektar.

Ecological Footprint secara sederhana dapat ditentukan dengan menelusuri berapa


besarnya konsumsi sumberdaya alam (baik berupa produk ataupun jasa), serta sampah yang
kita produksi dan disetarakan dengan area permukaan bumi yang produktif secara biologis
dalam satuan luasan hektar (ha).

Jejak ekologi adalah satu sistem yang mengukur seberapa banyak tanah dan air yang
diperlukan populasi manusia untuk menghasilkan sumber yang mereka habiskan dan menyerap
limbah yang dihasilkannya. (Wackernagel & Rees, 1996)

Dari pernyataan diatas dapat saya jabarkan jejak ekologi hasil dari lembar kerja yang
telah saya isi sebagai perhitungan kasar yg menunjukkan seberapa besar jejak ekologi saya dan
bagaimana pilihan yg saya buat menjadikan jejak ekologis saya menyusut atau meluas.

a. Transportasi
Saya setiap hari pergi dan pulang ke kantor juga untuk bepergian bersama keluarga
menggunakan kendaraan pribadi baik menggunakan motor atau mobil.

b. Penggunaan Air
Saya mandi setiap hari 2 kali sehari, setiap mandi sekitar 10 menit menggunakan air bersih
yang berada di bak mandi dengan menggunakan timba air.

c. Berpakain
Saya menggunakan pakaian sekali sehari, namun kadang- kadang pakaian yang telah saya
pakai tetapi hanya sebentar, besoknya saya pakai kembali.

d. Rekreasi
Saya melakukan kegiatan olahraga 1x seminggu dan saya dan keluarga juga pergi rekreasi jalan
– jalan ke tempat rekreasi.

e. Makanan
Saya makan setiap hari pada umumnya makan makanan seperti sayur mayur, lauk pauk dan
buah-buahan dari produk lokal yang dimasak sendiri dan kadang-kadang beli di rumah makan.
Saya juga berusaha untuk menghabiskan makanan yang saya makan, walau kadang-kadang
masih tersisa sedikit kalau sedang tidak nafsu makan.

f. Sampah
Saya membuang sampah dikotak sampah yang tersedia, dimana sampah pribadi saya sekitar
hanya sekotak sepatu saja.

g. Ruang Tinggal
Rumah sebagai ruang tinggal saya digunakan oleh saya dan keluarga, begitu pula dikantor,
saya dan teman-teman kantor menggunakan satu ruangan.

Jejak Ekologiku
Jejak ekologi adalah satu sistem yang mengukur seberapa banyak tanah dan air yang
diperlukan populasi manusia untuk menghasilkan sumber yang mereka habiskan dan
menyerap limbah yang dihasilkannya. (Wackernagel & Rees, 1996)

Lembar kerja berikut adalah perhitungan kasar yg menunjukkan seberapa besar jejak ekologi
saya dan bagaiman pilihan yg saya buat menjadikan jejak ekologis saya menyusut atau
meluas.

Menghitung Seberapa Besar Jejak Ekologiku.

A. Transportasi
1. Dengan apa anda bepergian hari ini?
a) Berjalan…..0
b) Bersepeda…..5
c) Dengan Angkutan Umum…. 10
d) Menumpang.....15
e) Kendaraan Pribadi …. 2 x 30
(Kalikan setiap skor dengan berapa sering metode tsb dipakai dalam satu hari dan kemudian
di total.)
Nilaiku 30
Sub-Total: 60

B. Penggunaan Air
1. Seberapa banyak air yang digunakan?
a) Tidak mandi….0
b) Mandi, 1-2 menit. ….5
c) Mandi, 3-6 menit.….10
d) Mandi, 10 menit ….2x 20
e) Mandi dengan air satu bath tub penuh….20
f) Mandi dengan air setengah bath tub….10
g) Mandi dengan air bekas orang lain….10
h) Menggosok gigi dg air kran tetap mengucur….5
i) Mencukur kumis/jenggot dengan air kran tetap mengucur….5
Nilaiku 20
Sub-Total: 40
C. Berpakaian
1. Saya menggunakan pakaian lebih dari sekali sebelum di cuci?
a) Sering….0
b) Kadang-kadang….2x 5
c) Tidak pernah….10
2. Saya menggunakan pakaian bekas (yg diperbaiki)
a) iya….(-5) b) tidak….0
3. Saya memperbaiki baju saya sendiri?
a) ya….(-5) b) Tidak….0
3. 50% dari baju saya adalah baju turunan?
a) ya….(-5) b) tidak….0
4. Saya membersihkan dan mengeringkan baju?
a) none….0 b) 1-5 lembar….10 c) lebih dari 6 lembar….20
Nilaiku 15
Sub-total: 20

D. Rekreasi
Mengenali permainan, olahraga, dan aktivitas dimana aku terlibat, pada hari biasa di waktu
senjang.
1. Seberapa banyak peralatan yg diperlukan ?
a) tidak ada atau sedikit..0 b) beberapa….1x 10 c) cukup banyak….20
2. Seberapa luas lahan yg dibutuhkan untuk bermain di lapangan, dataran es, kolam renang,
untuk memenuhi kebutuhan rekreasi anda?
a) tidak ada atau sedikit….0 b) sedang (<1 hektar) 1x 10 c) cukup besar (>hektar)…20
(Lihat tabel konversi pada akhir kuis untuk bantuan)
3. Saya menghabiskan uang hari ini untuk belanja (pakaian, baju, peralatan olahraga)?
a) Tidak ada….0 b)$5…5 c)$10…10 c)$10+…1 pt. per dollar
Nilaiku 20
Sub-Total: 20

E. Makanan
1. Berapa porsi daging yang dimakan sehari?
a) 0….0 b) 1 porsi….1x 10 c) 2 porsi….20 d) 3 porsi….30
2. Seberapa banyak makan bersisa di piring?
a) tidak ada…1x 0 b) sedikit….5 c) cukup banyak….10
3. Saya mengkonsumsi campuran sisa sayur dan buah?
a) ya….0 b) tidak….1x 10
4. Makanan yg saya makan adalah makanan lokal?
a) semuanya….0 b) beberapa...1x 10 c) tidak ada….20
5. Makanan yg saya makan adalah produk organik?
a) semuanya….0 b) beberapa..1x 10 c) tidak ada….20
6. Makanan yg dikonsumsi dibunkus plastik/kertas?
a) Tidak….0 b) beberapa….1x 10 c) Semuanya….20
Nilaiku 35
Sub-Total: 35

F. Sampah
1. Jika saya membuang seluruh sampah pada hari ini, seberapa besar penampungan
sampahnya?
a) peti kayu….30
b) kotak sepatu….1x 20
c) secangkir….5
d) tidak ada sampah….0
Nilaiku 20
Sub-Total: 20

Add Sub-Totals of “A-F” = Total 1: 195

Adapun total sub nilaiku untuk A-F (Total 1) = 195

G. Ruang Tinggal
1. Hitung dalam satuan meter persegi ruang indoor yang diperlukah dlm keseharian.
Termasuk semua ruangan di rumah (termasuk garasi), sekolah (kantin, kelas), kantor (ruang
kantor pribadi, area kerja, toilet). Bagi luas total ruangan dg jumlah orang di dalamnya.
Contoh:
Living Space Averages Educ. Space/Per Student
Ave. Dorrm Space – 25 sq m Classroom & Lab – 30 sq m
Ave. Apt. space - 35 sq m Administration - 3 sq m
Other - 5 sq m
Add up “a-d” for “Total Square Meters”.
(1 sq. meter = 10 sq. feet)
a) “Home” sq. meters = 240
divided by # of people = 40 Sq meters
b) School sq. meters = __________________
divided by # of people = __________________ Sq meters
c) Office sq. meters = 100
divided by # of people = 2 Sq meters
d) other sq. meters = __________________
divided by # of people = __________________ Sq meters
Nilaiku untuk Total 2 = 42
Total 2: 42

TOTAL KESELURUHAN= (Total 1 + Total 2) X 3


( 195+42) x 3 = 237 x 3 = 711

Saya telah menghitung total dari ‘tiga’ tipikal keseharianku. Sekarang total keseluruhan
tersebut menjadi jejak ekologis pribadiku, menggunakan rumus dibawah:
Total keseluruhan dibagi 100 = jejak ekologis anda dalam satuan hektar

JADI JEJAK EKOLOGIS PRIBADI = 7,11 HEKTAR

BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
- Ecological Footprint dapat digunakan sebagai ukuran prestasi kita dalam mendukung
keberlanjutan bumi ini, dan menjadi indikator terbaik dan efisien dalam mendukung
keberlanjutan kehidupan. Alat ukur ini menjadi penting dalam konteks untuk mengetahui
apakah kegiatan konsumsi yang kita lakukan masih dalam batas daya dukung lingkungan
ataukah sudah melewatinya, dengan kata lain masih dalam surplus ataukah sudah dalam defisit
(penurunan kualitas) ekologi.

- Jejak ekologis pribadiku sebesar 7,11 Hektar.

Daftar Pustaka

Wackernagel, Mathis and W. Rees. Our Ecological Footprint. Gabriola Island, BC: New Society
Publishers, 1996.
Monfreda, C., M. Wackernagel and D. Deumling. "Establishing national natural capital
accounts based on detailed Ecological Footprint and biological capacity assessments." Land
Use Policy21 (2004): 231-246.
"Global Footprint Network Homepage." Global Footprint
Network. www.footprintnetwork.org
Suharto, E. 2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Rafika Aditama.

Posted 3rd July 2013 by ARIE WAHYUDI

0
Add a comment

Loading

Anda mungkin juga menyukai