Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

SEJARAH EVOLUSI KEANEKARAGAMAN HAYATI I


BIOLOGI UMUM PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
Dosen pengampu: Bunga Ihda Norra, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 6 Kelas PB-1A
Dwi kartika (2208086021)
Anggun Khofifatun Nuriyah(2208086030)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN WALISONGO SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul Sejarah Evolusi Keanekaragaman
Hayati dengan tepat waktu. Tidak lupa sholawat serta serta salam semoga terlimpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, Keluarganya, Sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.

Adapun tujuan makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas dosen mata kuliah: Biologi
Umum. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan dan untuk mempelajari
lebih dalam lagi tentang Sejarah Evolusi Keanekargaman Hayati.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu: Bunga Ihda Norra, M.Pd. Selaku dosen mata
kuliah Biologi Umum yang telah memberikan tugas ini.

Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan
makalah ini.

Semarang, 25 Agustus 2022

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHSAN
2.1 Klasifikasi Filogentik dan Pohon Kehidupan ... 3
2.2 Pengertian dan Karakteristik Bakteri dan Archaea ................................................... 7
2.3 Pengertian dan Ciri Protista ...................................................................................... 13
2.4 Keanekaragaman Tumbuhan I: Kolonisasi Tumbuhan ............................................. 21
2.5 Keanekaragaman Tanaman II: Evolusi Tumbuhan Berbiji ...................................... 24
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 29
3.2 Saran ......................................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 32

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman pada makhluk hidup yang
menunjukkan adanya variasi bentuk, penampilan, ukuran, serta ciri-ciri lainnya yang
meliputi keseluruhan berbagai variasi yang terdapat pada gen, jenis, ekosistem, di
suatu tempat.
Keanekaragaman Hayati (biological diversity atau biodiversity) merupakan
istilah yang digunakan untuk menggambarkan keanekaragaman bentuk kehidupan di
bumi, interaksi diantara berbagai makhluk hidup serta antara mereka dengan
lingkungannya.
Teori evolusi menerangkan bahwa keanekaragaman kehidupan semua spesies
dimuka bumi masa kini berasal dari nenek moyang (Kimball, 1983). Demikian pula
dengan pendapat filsafat asal inggris Herbert Spencer, bahwa konsep evolusi yang
dimaksud adalah berkaitan dengan suatu perkembangan ciri atau sifat dari waktu ke
waktu melalui perubahan bertingkat (Anonim, 2009). Hal ini bisa kita kaitkan dengan
firman Allah SWT mengenai awal mula kehidupan di bumi dalam firman-Nya dalam
al-qur’an surah al- Ankabut ayat 20.
ٰ ََ
َ ٰ ْ‫اْلخ َرَْةْۗان‬ ٰ ُ َ ْ َ ْ َََ َ َ ُ َ َ ُ
ْ‫اّلل‬ ِ ِ ‫ش النشا ْة‬ ُْ ْ‫ق ثم‬
ُِْ ِ ‫اّلل ُين‬ ْ ‫ف بدْا الخل‬
ْ ‫ف اْلرضْ فانظْروا كي‬ ْ ِ ‫قلْ ِس ْ ُيوا‬
َ َ َٰ
ْ‫شءْ ق ِدير‬‫ي‬ ‫ل‬
ْ ‫ك‬ ْ
‫ل‬ ‫ْع‬
Artinya: Katakanlah, “Berjalanlah di (muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana
Allah memulai penciptaan (semua makhluk). Kemudian, Allah membuat kejadian
yang akhir (setelah mati di akhirat kelak). Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas
segala sesuatu.” (Disalin dari qur’an kemenag android).
Selain itu, Allah juga menjelaskan dalam Al-Quran surah An-Naziat ayat 30-
31 sebagai berikut.
ۗ َ َ ٰ َ َ َ َ َ
ْ‫ك د ٰح َىها‬
ْ ‫ض بع ْد ذ ِل‬
ْ ‫اْلر‬
ْ ‫و‬
Artinya: “Setelah itu, bumi Dia hamparkan (untuk dihuni).” (Disalin dari qur’an
kemenag android).
َ ۤ َ
‫ج ِمن َها َما َءها َو َمر ٰع َىهْا‬
َْ ‫اخ َر‬
Artinya: “Darinya (bumi) Dia mengeluarkan air dan (menyediakan) tempat
penggembalaan.” (Disalin dari qur’an kemenag android).
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan
keanekaragaman hayati yang tinggi dan mempunyai aset bangsa yang tak ternilai dan
perlu dilestarikan melalui perlindungan dan pemanfaatan secara berkelanjutan. Kita
sebagai manusia sepatutnya mensyukuri apa yang telah Allah berikan saat ini. Dengan

1
cara apa kita bersyukur atas ciptaan-Nya, contohnya tidak membuat
kerusakaan di bumi ini, menebang pohon sembarangan, menangkap satwa yang di
lindungi.
Sejarah evolusioner keanekaragaman hayati merupakan tingkatan materi lebih
lanjut setelah mengenal sejarah kehidupan di bumi.Di dalam sejarah evolusioner
keanekargaman hayati I ini akan membahas tentang asal usul kekerabatan makhluk
hidup melalui pohon filognetik, kingdom prokariotik dan eukariotik, kingdom
protista, keanekargaman tumbuhan tingkat I dan keanekargaman tumbuhan tingkat II.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dibuatlah makalah mengenai sejarah
evolusioner keanekargaman hayati.
A. Rumusan Masalah

1. Apa itu pohon filogeni dan pohon kehidupan?


2. Apa itu bakteri dan archaea dan bagaimana ciri-cirinya?
3. Apa itu protista dan bagaimana ciri-cirinya?
4. Apa keanekaragaman tumbuhan I: kolonisasi tumbuhan?
5. Apa keanekaragaman tanaman II: evolusi tumbuhan berbiji?

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui deskripsi pohon filogeni dan pohon kehidupan.


2. Untuk mengetahui pengertian bakteri dan achaea serta ciri-ciri dari
keduanya.
3. Untuk mengetahui pengertian protista dan ciri-cirinya.
4. Untuk mengetahui tentang keanekaragaman tumbuhan I: kolonisasi
tumbuhan.
5. Untuk mengetahui keanekaragaman tanaman II: evolusi tumbuhan berbiji.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Filogenetik Dan Pohon Kehidupan

Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara mengelompokkan makhluk hidup yang
bertujuan untuk mempermudah dalam mempelajari makhluk hidup tersebut berdasarkan
persamaan dan perbedaan ciri-ciri yang dimiliki. Dengan adanya klasifikasi ini
memungkinkan kita untuk lebih memahami kehidupan di dunia dengan membantu kita untuk:
a) mengidentifikasi makhluk hidup, b) memahami sejarah makhluk hidup di dunia, c)
menunjukkan kemiripan dan perbedaan antara makhluk hidup, d) mengkomunikasikan secara
tepat, akurat dan lebih mudah.

Berikut yang termasuk dasar-dasar dari klasifikasi makhluk hidup:

1. Klasifikasi berdasarkan pada persamaan dan perbedaan yang dimilki


2. Klasifikasi berdasarkan ciri bentuk tubuh(morfologi) dan alat dalam tubuh(antomi)
3. Klasifikasi makhluk hidup brdasarkan ukuran, tempat hidup, cara hidup, dan manfaatnya.

Untuk meklasifikasikan suatu makhluk hidup harus melalui tahapan-tahapan sebagai berikut.

1. Pengamatan sifat makhluk hidup berdasarakan pada tingkah laku, bentuk morfologi,
anatomi, dan fisiologi anatar makhluk hidup satu dnegan makhluk hidup yang lainnya.
2. Pengelompokaan makhluk hidup berdasarakan pada ciri, sifat, persamaan, dan perbedaan
dari makhluk hidup yang telah diamati.
3. Pemberiaan nama makhluk hidup. Ada berbagai sistem dalam penamaan makhluk hidup,
anatar lain pemebriaan nama dengan sistem tata nama ganda (Bionomal Nomenclatur)
dan trimonal.

Sedangkan pengertian dari sistem klasifikasi filogenik merupakan suatu cara


pengelompokkan organisme berdasarkan garis evolusinya atau sifat perkembangan genetik
organisme sejak sel pertama hingga menjadi bentuk organisme dewasa. Sistem klasifikasi ini
sangat dipengaruhi oleh perkembangan teori evolus yang diperkenalkan oleh Charles Darwin.
Sistem klasifikasi filogeni ini juga yang mendasari adanya sistem klasifikasi modern, yang
dipelopori oleh Hudchinson, Cronquist, dan lainnya. Makin dekat hubungan kekerabatan
suatu makhluk hidup, maka akan semakin banyak pula persamaan morfologi dan anatomi
antar taksonnya. Sebaliknya semakin sedikit persamaan kekerabatan makhluk hidup maka
semakin besar pula perbedaannya, berarti makin jauh hubungan kekerabatannya. Misalnya,
orang utan akan lebih dekat kekerabatannya dengan monyet dibandingkan dengan manusia.
Hal itu didasarkan pada tes biokimia, terutama ilmu pengetahuan tentang kromosom, DNA,
dan susunan protein organisme.

Para ahli biologi dalam menyebutkan organisme dengan penamaan Ilmiah Latin. Carolus
Linnaeus pada abad ke-18 memperkenalkan format penulisan nama ilmiah terdiri dari dua
bagain, biasanya di sebut binomial. Bagian pertama dalam penamaan binomial adalah nama
genus (jamak, genera) yang menaungi spesies tersebut. Bagian kedua disebut epitet spesifik,
bersifat unik untuk masing-masing spesies di dalam genus tersebut. Contoh binomial adalah
Panthera pardus atau bisa juga ditulis Panthera pardus, nama ilmiah bagi kucing besar yang

3
umunya disebut macan tutul. Bisa kita lihat perbedaannya bahwa huruf pertama dari genus
ditulis dengan huruf kapital dan seluruh binomial dicetak miring atau bisa digarisbawahi.
Pengklasifikasian makhluk hidup ini pada awalnya hanya ditentukan berdasarkan
pengeleompokkan persamaan ciri yang dimilki. Pengelompokan tersebut disusun berdasarkan
pada persamaan dan perbedaan. Urutan pengelompokan inilah yang kita sebut dengan takson
atau taksonomi. Dalam bahasa Yunani taksonomi berasal dari kata taxis (susunan,
penyusunan, penataan) atau taxon (setiap unit yang digunakan dalam klasifikasi objek
biologi) dan nomos (hukum).
Menurut Carolus Lennaeus, mengatakan bahwa tingkatan takson diperlukan untuk
pengklasifikasian, yang berurutan dari tingkatan tinggi yang umum menuju yang lebih
spesifisik ditingkatan yang terendah. Urutannya hierarkinya yaitu:
• Kingdom (kerajaan)
• Pylum (Filum) untuk hewan/ Divisio (Divisi) untuk tumbuhan
• Classis (kelas)
• Ordo (bangsa)
• Familia (keluarga)
• Genus (marga)
• Spesies (jenis)
Bisa dilihat dari tingkatan di atas, dapat disimpulkan jika dari spesies menuju kingdom,
maka takson semakin tinggi. Semakin tinggi tingakatan takson, maka jumlah organisme akan
semakin banyak, persamaan antar organisme akan makin sedikit sedangkan perbedaanya
akan semakin banyak. Sedangkan, jika dari kingdom menuju spesies, maka takson semakin
rendah. Semakin rendah tingkatan suatu takson, maka jumlah organisme akan semakin
sedikit, persamaan antar organisme akan makin banyak sedangkan perbedaanya akan
semakin sedikit. Berikut contoh urutan tingakatan taksonomi.

A.1 Urutan TaksonomI


https://images.app.goo.gl/RZ5rcbiVLEVFdRZb9

4
A.2 Contoh Klasifikasi Kucing
https://images.app.goo.gl/BCgFXqyBnUF2HDTe9
Macam-macam klasifikasi bisa dibedakan menjadi tiga (3) yaitu, klasifikasi sistem alami,
klasifikasi sistem buatan(artifisial), dan klasifikasi sistem filogenetik. Nah, yang akan kami
jelasakan adalah klasifikasi sistem filogenetik.
Klasifikasi sistem filognetik muncul setelah adanya teori evolusi pertama yang
dikemukakan oleh Charles Darwin pada tahun 1859. Menurut Darwin, antara klasifikasi
dengan evolusi ada keterkaitan anatar keduanya. Penyusunan sistem filogentik berdasarkan
pada jauh dekatnya kekrabatan anatar takson yang satu dengan yang lainnya. Selain adnya
persamaan dan perbedaan sifat morfologi dan anotomi maupun fisiologinya, sistem filogeni
ini menjelaskan mengapa makhluk hidup semuanya memiliki kesamaan molekul dan
biokimia, tetpai hanya berbeda-beda dalam bentuk susunan dan fungsinya pada setiap
makhluk hidup. Bisa disimpulkan bahwa kalsifikasi sistem filogentik disusun berdasarkan
persamaan fenotip yang mengacu pada sifat-sifat bentuk luar, tingkah laku yang dapat
diamati, dan pewarisan keturuan yang mengacu pada hubungan evolusioner sejak nenek
moyang hingga cabang-cabang keturunannya. Pada akhirnya sistem klasifikasi filogenetik ini
akan menjadi dasar dalam perkembangan sejarah klasifikasi 5 kingdom.
Sistem klasifikasi lima kingdom dikembangkan oleh ahli Bioligi Amerika (Robert H.
Whittaker) tahun 1969. Whittaker membagi makhluk hidup menjadi 5 kingdom yaitu:
1) Kingdom Monera
2) Kingdom Protista
3) Kingdom Fungi (Dunia Jamur) Ciri-ciri: eukariotik, heterotrof, tidak berklorofil, dinding
sel dari zat kitin.
4) Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)
5) Kingdom Animalia (Dunia Hewan)

5
A.3 Gambar Sistem Perkembangan Klasifikasi
https://images.app.goo.gl/MACWiBMiGEYSNe4q8

Pohon kehidupan atau pohon kehidupan universal adalah sebuah model dan alat riset
yang dipakai untuk menejelaskan teori kehidupan untuk mendeskripsikan hubungan antar
organisme, baik yang masih hidup ataupun sudah punah. Menurut sejarah pohon kehidupan
berasal dari abad pertengahan untuk menggambarkan silsilah keluarga. Sedangkan untuk
pohon filogenetika dalam kerangka evolusi berasal dari pertengahan abad kesembilan belas.

6
A.3 Gambar Pohon Kehidupan Biologi
https://images.app.goo.gl/49JwbYxahAT2B1Jy6

Pohon filogeni atau kladogram adalah diagram filogeni makhluk hidup. Pohon filogeni
menunjukkan bagaimana makhluk hidup berevolusi dari satu nenek moyang. Pohon filogeni
menunjukkan mana spesies yang lebih terkait satu sama lain melalui evolusi, dan mana yang
kurang terkait. Pohon filogeni dibuat dari serangkaian garis bercabang yang membentuk peta
evolusi makhluk hidup dibumi. Pohon filogenetik berawal dari suatu akar yang menunjukkan
nenek moyang evolusi. Akar tersebut kemudian membentuk batang pohon filogenetik yang
menunjukkan garis keturunan nenek moyang tersebut. Garis keturunan tersebut biasanya
menghasilkan satu garis keturunan yang tidak bercabang. Keturunan awal evolusi ini disebut
dengan takson basal. Garis keturunan terus memanjang dan membentuk percabangan yang
menunjukkan hubungan evolusioner.
Kelompok organisme pohon filogeni yaitu:
• Kelompok Monofiletik
Kelompok monofiletik adalah sekelompok organisme dalam takson yang sama dan
berasal dari nenek moyang yang sama. Contoh kelompok monofiletik adalah mamalia,
burung, angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup), dan juga serangga.
• Kelompok Parafiletik
Kelompok parafiletik adalah sekelompok organisme dari nenek moyang yang sama, namun
tidak mencakup seluruh organisme dalam takson.
Contoh kelompok parafiletik adalah reptilia. Amniota adalah vertebrata berkaki empat yang
memiliki telur bercangkang juga berselaput ketuban. Amniota kemudian menghasilkan
keturunan berupa reptilia, burung (aves), dan mamalia. Beberapa keturunannya berupa
tetrapoda bersisik yang dikenal sebagai reptilia. Sementara, dua keturunan lainnya berevolusi
menjadi burung dan mamalia. Sehingga, reptil adalah grup parafiletik.
• Kelompok Polifiletik

7
8

Kelompok polifiletik adalah sekelompok makhluk hidup yang memiliki kesamaan sifat
namun berasal dari nenk moyang berbeda. Contohnya adalah mamalia laut, mamalia bipedal,
pohon, dan vertebrata terbang.

B. Pengertian dan Karakteristik Bakteri dan Archae

Bakteri dan archae merupakan dua cabang utama evolusi prokariotik. Dalam sistem
klasifikasi tradisonal lima kingdom, prokaroita menyusun kingdom Monera, dan empat
kingdom eukariotik yaitu: Protista, Plantae, Fungi dan Animalia. Skema ini menekankan
perbedaan struktural antara sel-sel prokariota dan eukariota. Akan tetapi, Para ahli
sistematika menentukan bahwa sebuah kingdom tunggal yang menggabungkan semua
prokariota tidaklah sesuai dengan sejarah evolusi. Dengan membandingkan RNA ribosomal
dan lengkap genom beberapa spesies yang masih hidup saat ini, para peneliti telah
mengidentifikasi dua cabang utama evolusi prokariota. Nama untuk kedua kelompok ini
adalah bakteri(yang dulunya disebut eubakteria) dan archae(dulunya disebut archaebacteria).
(Campbell, et al, 2008)
Bakteri (Eubacteria)
Bakteri adalah mikroorganisme yang memiliki ciri-ciri uniseluler mikroskopis, umumnya
tidak berklorofil, dan termasuk sel prokariotik. Keberadaan bakteri sangat penting dalam
kehidupan mulai dari pembentukan zat sampai pengiuraian, pembusukan dan penguraiannya.
Hidupnya berinteraksi dengan lingkungan dan makhluk hidup lainnya. Bakteri bersifat
saprofit atau parasit. Bakteri yang bersifat saprofit ada yang menguntungkan manusia,
sedangkan yang bersifat parasit dapat menimbulkan penyakit, baik pada tumbuhan, hewan,
manusia, ataupun organisme lainnya.(Oman, 2008)
https://aslam02.files.wordpress.com/2012/04/eubacteria-str.jpg
B.1. Struktur Tubuh Bakteri
Bakteri memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Bakteri merupakan sel prokariot.
b. Memiliki membran yang berisi rantai asam lemak tak bercabang yang menempel pada
gliserol oleh hubungan ester.
c. Dinding sel bacteria tersusun oleh peptidoglikan.
d. Sensitif terhadap antibiotika antibakteri tradisional, tetapi resisten terhadap banyak
antibiotika yang mempengaruhi Eukarya.
e. Tersusun oleh rRNA yang khas yang ditunjukkan oleh hadirnya daerah molekuler yang
berbeda dari rRNA kepunyaan Archae dan Eukarya. (Subandi, 2010)
Ukuran dan bentuk bakteri
Bakteri merupakan organisme mikroskopis rata-rata berdiameter 1,25 m. Bakeri yang
terkecil, Dialister Pneumosintes, panjang tubuhnya 0,15 m-0,30 m. Bakteri yang terbesar,
Spirillium Volutans, panjang tubuhnya 13 m-15 m.
Berdasarkan bentuknya, bakteri dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu:

Heath Biology, 1985


B.1. Bentuk-bentuk bakteri
8
a. Bentuk Bulat ( Coccus)
Berdasarkan koloninya dibagi menjadi:
1. Diplococcus, yaitu bakteri tergabung bergandengan dua-dua;
2. Staphylococcus, yaitu bakteri berkelompok tidak teratur seperti buah anggur;
3. Steptococcus, yaitu bakteri yang membentuk rantai;
4. Sarcina, yaitu bakteri yang berkelompok membentuk kubus.

b. Bentuk Batang (Bacillus)


Berdasarkan koloninya dibagi menjadi:
1. Diplobacillus, yaitu bakteri tergabung seacara berpasangan;
2. Streptobacillus, yaitu baktri tergabung membentuk pita yang panjang;
c. Bentuk Spiral (Spirillum)
Berdasarkan koloninya dibagi menjadi:
1. Spirillum, yaitu bakteri tunggal dengan flagela;
2. Spirochete, yaitu bakteri tunggal tanpa flagela.

Struktur Bakteri

https://aslam02.files.wordpress.com/2012/04/eubacteria-str.jpg
B.2. Struktur Tubuh Bakteri

Tubuh Bakteri memiliki struktur yang sederhana. Pada umumnya, struktur bakteri tersusun
atas membran plasma, dinding sel, dan sitoplasma.
a. Membran Plasma
Membran Plasma yaitu membran yang membatasi sitoplasma dan dinding sel serta
tersusun atas lemak dan protein. Membran Plasma banyak mengandung Enzimyang biasa
terdapat dalam mitokondria sel eukariotik. Membran Plasma membentuk tonjolan kebagian
dalam dan membentuk struktur multi membran yang dinamakan mesosom. (Oman, 2008).
Membran plasma bersifat selektif permeabel dan berfungsi untuk mengatur pertukaran zat
antara sel dengan lingkungannya.
b. Dinding Sel

9
Membran sel diselaputi oleh dinding sel yang tersusun atas karbohidrat, lemak, protein,
fosfor, garam anorganik, asam amino, dan asam diamino pimelik (hanya ditemukan pada sel
bakteri dan alga biru). Dinding sel berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk bakteri.
c. Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan sel. Sitoplasma bakteri tidak mengandung banyak organel
seperti pada sel eukariotik. Sitoplasma bakteri mengandung antara lai n, ribosom, DNA, dan
granula penyimpanan.

Gerak Bakteri
Pada umumnya, bakteri bergerak dengan flagel yang tersusun oleh protein flagelin.
Berdasarkan jumlah dan letak flagelnya, bakteri dibedakan menjadi empat, yaitu:
a. Monotorik, yaitu bakteri yang memiliki sebuah flagel di salah satu ujungnya.
b. Lapotrik, yaitu bakteri yang memiliki satu atau lebih flagel di satu atau kedua sisinya.
c. Amfitrik, yaitu bakteri yang dikedua ujungnya terhadap sekumpulan flagel.
d. Peritrik, bakteri yang memiliki flagel di seluruh permukaan tubuhnya.
Reproduksi Bakteri
Bakteri dapat memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Secara aseksual dengan
pembelahan biner. Bakteri juga melakukan reproduksi secara seksual, yaitu dengan
pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi genetik disebut
rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA. Rekombinasi genetik pada bakteri dapat
dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

https://id-static.z-dn.net/files/de2/faee106e46a1a2ba0c8a3637554cc9c9.png
B.3. Reproduksi Bakteri

10
• Transformasi
Pemindahan sebagian DNA dari sel bakteri yang satu ke sel bakteri yang lain melalui pili dan
DNA yang baru bergabung membentuk rekombinasi.
• Transduksi
Pemindahan sebagian DNA dari satu bakteri ke bakteri yang lain dengan menggunakan virus
untuk memindahkannya sehingga terjadi rekombinasi baru.
• Konjugasi
Penggabungan DNA dari bakteri yang bersifat jantan (+) ke bakteri yang bersifat betina (-).
Pemindahan materi genetik melalui pili, yang berfungsi menempelkan pada bakteri yang
menjadi penerima.

Archae (Archaebacteria)
Archaebacteria disebut juga bakteri purba (archae = purba). Archaebacteria berasal dari
bahasa yunani yaitu Archaio yang artinya kuno, adalah kelompok bakteri yang dinding
selnya tidak mengandung peptidoglikan, namun membrane plasmanya mengandung lipid.
(Diah, 2006)
Ciri- ciri Archae
• Uniseluler prokariotik, yaitu tidak memiliki membrane inti sel
• Memiliki dinding sel
• Mempunyai 1 jenis RNA polymerase
• Biasanya hidup pada lingkungan ekstrem, seperti daerah dengan kadar garam tinggi
• Reproduksi dengan cara pembelahan biner, pembentukan tunas, fragmentasi.
Archae memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Archae merupakan sel prokariot
b. Tidak seperti Bacteria dan Eukarya, Archae memiliki membran yang tersusun oleh
rantai hidrokarbon bercabang yang menempel ke gliserol dengan hubungan ether
c. Dinding sel Archae tidak mengundang peptidoglikan
d. Archae tidak sensitif terhadap beberapa antibiotika yang berpengaruh terhadap
Bacteria, tetapi sensitif terhadap beberapa antibiotika yang berpengaruh terhadap
Eukarya
e. Archae berisi Rrna yang khas bagi archae yang ditunjukkan dengan hadirnya daerah
molekuler yang membedakan dengan Rrna dari Bacteria dan Eukarya (Subandi, 2010)

Archaebacteria dibagi ke dalam tiga kelompok utama.


1. Metanogen
Metanogen hidup tanpa oksigen. Keberadaan oksigen menyebabkan metanogen akan
teracuni dan mati. Oleh karena itu archaebacteria hidup dilingkungan tanpa oksigen atau
lingkungan anaerob. Beberapa metanogen hidup di lingkungan ekstrim seperti berkilo-
kilometer dibawah es di Greenland, sebagian ada yang hidup di rawa-rawa serta sebagian lagi
hidup di usus hewan seperti hewan ternak, rayap serta hewan herivora lainnya. Metanogen

11
memperoleh makanan dengan membusukkan sisa-sisa bahan organik menghasilkan gas
metana (CH4) dari reduksi karbon dioksida. Contoh: Methanobacterium

https://apbiologywarrenkelley.weebly.com/uploads/1/7/7/8/17786985/8131779_orig.jpg

B.4. Methanobacterium

Bakteri metanogen dapatbertahan hidup pada suhu tinggi karna struktur DNA,protein, dan
membran selnya telah beradaptasi. Bakteri metanogen dapat tumbuhdengan baik pada suhu
98o C dan akan mati pada suhu84 0C . Metanogen ini berperan sebagai dekomposer sehingga
dapat dimanfaatkan dalam pengolahan limbah organik untuk memproduksi gas metana. Gas
metana dapat di manfaatkan sebagai bahan bakar alternatif seiring dengan semakin
menipisnya bahan bakar.

2. Halofil ekstrem (Halofilik)

Hidup di lingkungan berkadar garam tinggi beberapa dapat berfotosintesis mengandung


pigmen bacteriorodopsin. Contoh : Halococcus

https://media.sciencephoto.com/image/b2440039/800wm/B2440039-
Halococcus_archaea,_SEM.jpg

B.5. Halococcus

12
Halofil ekstrem melakukan respirasi aerobik untuk menghasilkan energi, ada juga beberapa
yang dapat berfotosintesis.

3. Termofil Ekstrem (Termoasidofilik)

Hidup di lingkungan bersuhu tinggi dan bersifat asamumumnya autotrof dan mengoksidasi
sulfur, contoh : Sulfolobus

https://mrleehamber119.wordpress.com/2020/02/20/ch-2-images/archaebacteria-sulfolobus/

B.6. Sulfolobus

Termofil ekstrem umumnya hidup di lubang vulkanis, kawavulkanis, dan mata air bersulfur.
Bakteri termofil ekstrem ini diketahui dapat hidup pada suhu 45-110 0c dan pH 1-2. Bakteri
perodoksi sulfur menggunakan hidrogen dan sulfur anorganik sebagaisumber energinya.

C. Pengertian dan Ciri-ciri Protista

Protista adalah kelompok organisme yang memiliki ciri-ciri uniseluler atau


multiseluler, inti sel bersifat eukariotik, yaitu memiliki membran inti, memiliki dinding sel
atau tidak, cara hidup secara fotoautotrof atau heterotrof, bersifat aerob atau anaerob, Hidup
bebas atau bersimbiosis, Reproduksi secara seksual dengan konjugasi dan aseksual dengan
pembelahan biner.

Ciri-ciri Umum Protista

Protista adalah kelompok organisme yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut.


a. Uniseluler atau multiseluler.
b. Inti sel bersifat eukariotik, yaitu memiliki membran inti.
c. Memiliki dinding sel atau tidak.
d. Cara hidup secara fotoautotrof atau heterotrof.
e. Bersifat aerob atau anaerob.
f. Hidup bebas atau bersimbiosis.
g. Reproduksi secara seksual dengan konjugasi dan aseksual dengan pembelahan biner

13
Reproduksi Protista
Protista berkembang biak dengan dua cara, yaitu aseksual dan seksual. Protista aseksual
berkembang biak dengan cara pembelahan diri, seperti biner. Sementara pada protista
seksual, berkembang biak melalui tiga cara, yaitu:
• Isogami atau penyatuan dua gamet yang dapat bergerak ( motil ), yang memiliki
bentuk dan ukuran yang sama.
• Oogami atau penyatuan dua gamet yang tidak bergerak ( inmotil ), yang memiliki
ukuran dan bentuk yang berbeda.
• Anisogami atau penyatuan dua gamet yang bergerak ( motil ), yang memiliki ukuran
dan bentuk yang berbeda.
Klasifikasi Protista
Berdasarkan sifat-sifatnya, Protista dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu Protista mirip
hewan (Protozoa), Protista mirip jamur, dan Protista mirip tumbuhan (Alga).
a. Protista Mirip Hewan

Sumber: en.wikipedia.org

C.1 Protista Mirip Hewan

Yakni telah menyerupai suatu hewan yang dapat disebut sebagai protozoa. Protozoa
merupakan sebuah organisme yang bersifat seluler dalam ukuran mikroskopis. Protista
seperti binatang tersebut ialah dapat mereproduksi dengan cara aseksual dan seksual. Selain
dapat berkembangbiak, hewan tersebut bisa bergerak secara aktif..

Ciri-Ciri Protozoa Protista mirip hewan (Protozoa) memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Uniseluler, dengan ukuran tubuh sekitar 10 – 20 0 μm.
2) Tidak memliki dinding sel.
3) Umumnya bersifat heterotrof dan hanya sebagian kecil yang bersifat autotrof.
4) Hidup bebas atau sebagai parasit bagi organisme lain.
5) Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner dan reproduksi seksual dengan
konjugasi
6) Sebagian besar memiliki alat gerak

14
15

b. Protista Mirip Jamur

Terdapat tiga jenis jamur Protista, yakni jamur air (Oomycota), jamur lendir
(Myxomycota), dan Acrasiamycota. Protista Jenis jamur tersebut yakni hanya menyerupai
jamur berbentuk filamen hifa dan sporangia, yang memiliki warna putih, kuning, dan
berlendir.

Ciri-ciri protista mirip jamur:

• fagositik;
• memiliki sel berflagela pada waktu tertentu dalam siklus hidupnya;
• khusus pada jamur air, memiliki dinding sel tersusun dari zat selulosa;
• membentuk spora diploid, hasil meiosis berupa gamet, pada jamur air menghasilkan
zoospora;
• gerakan pada fase aseksual jamur lendir lebih mirip dengan Amoeba;
• struktur molekulnya jamur air lebih menyerupai ganggang, namun tidak mengandung
klorofil.
Macam-macam jamur protista dikelompokkan dalam 3 filum (kelas), yaitu jamur lendir
plasmodial (Myxomycota), jamur lendir seluler (Acrasiomycota), dan jamur air
(Oomycota).

(Sumber: en.wikipedia.org)

C.2. Macam-macam jamur protista

Myxomycota

Reproduksi aseksual dilakukan dengan membelah diri, fragmentasi, atau pembentukan


spora berflagel (myxoflagel) yang akan menjadi myxamoeba. Sementara itu, reproduksi
seksual dilakukan dengan peleburan dua myxamoeba menjadi amebozigot.

Berikut ini ciri-ciri Mycomycota.

1. Bentuk tubuh seperti lendir (plasmodium); massa protoplasma tidak berdinding.


2. Berinti banyak; bersel satu atau bersel banyak.
3. Struktur tubuh vegetatif menyerupai Amoeba; berbentuk seperti lendir (plasmodium);
cara berkembang biak menyerupai Fungi.
4. Berkembang biak secara aseksual dan seksual.
5. Biasa hidup di hutan basah, tanah lembap, batang kayu busuk, kayu lapuk, dan
sampah basah.

Oomycota

Reproduksi seksual dilakukan dengan oogami, yakni penggabungan satu oosfer (gamet
betina yang dihasilkan oleh oogonium) dengan gamet jantan yang dihasilkan oleh
anteridium.

15
• Penyatuan dua gamet menghasilkan zigot diploid.
• Zigot berkembang menjadi spora berdinding tebal dan tahan terhadap kondisi tidak
menguntungkan (oospora).
• Saat spora berkecambah, akan dihasilkan miselium baru.

Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk zoospora.

• Zoospora memiliki dua flagel; dihasilkan dalam sporangium di ujung hifa vegetatif.
• Hifa ini adalah hifa non-septat (tidak bersepta).
• Zoospora yang matang akan keluar dari sporangium.
• Jika jatuh di tempat yang sesuai, zoospora akan berkecambah dan tumbuh menjadi
miselium (massa hifa) baru.

ciri-ciri Oomycota.

1. Oomycota dapat hidup di air dan tempat lembap.


2. Mempunyai oospora sebagai penghasil spora.
3. Spora yang dihasilkan oleh zigot berdinding tebal sebagai pelindung. Pada kondisi
tertentu, spora tumbuh menjadi hifa baru.
4. Dinding sel berupa selulosa.
5. Mempunyai banyak inti dalam benang-benang hifa.yang tidak bersekat.
6. Berkembang biak secara aseksual dengan pembentukan zoospora.
7. Zoospora dilengkapi dengan alat berenang berupa dua buah flagel.

Acrasiomycota

Habitat acrasiomycota di tempat-tempat yang mengandung kotoran dan di tumbuhan-


tumbuhan yang sudah membusuk.

Reproduksi acrasiomycota dilakukan secara generatif (seksual) dengan singami sel


ameboid dan secara vegetatif (aseksual) dengan membentuk tubuh buah (fruiting body).

Contoh acrasiomycota antara lain Dictyostelium discoideum yang banyak ditemukan di lantai
hutan dan menjadi model organisme untuk dipelajari genetika dan biologi molekulernya.
Lalu, ada juga Polysphondylium sp. yang bisa membentuk mikrosista, serta Fonticula
alba yang tubuh buahnya seperti gunung berapi.

c. Protista mirip tumbuhan

Dalam protista yang seperti tumbuhan adalah adanya sekelompok protista yang telahg
berfotosintesis. Alga yakni terdiri dari sel atau koloni yang membentuk tubuh multiseluler.
Protista mirip tumbuhan ini dibagi menjadi 6 filum (kelas) yang dikelompokkan
berdasarkan pigmen dominan yang dimilikinya, yaitu:
• Chlorophyta (Alga Hijau)

16
Chlorophyta memiliki pigmen klorofil a dan klorofil b yang lebih dominan dibanding dengan
pigmen karoten dan xantofil. klorofil a adalah pigmen yang menghasilkan warna hijau
kebiruan pada tanaman, sedangkan klorofil b adalah pigmen yang menghasilkan warna hijau
kekuningan.

(Sumber: en.wikipedia.org)

C.3. Chlorophyta
Chlorophyta sebagian besar hidup pada perairan air tawar, tapi dapat juga ditemukan
di lingkungan yang lembab seperti tanah atau batang pohon yang lembab. Contoh Chlorophyta
antara lain Ulva sp. dan Spirogyra sp.

Kelompok yang pertama adalah Chlorophyta. Chlorophyta memiliki pigmen klorofil a dan
klorofil b yang lebih dominan dibanding dengan pigmen karoten dan xantofil. Apa sih, klorofil
a dan klorofil b itu? Kalau klorofil a adalah pigmen yang menghasilkan warna hijau
kebiruan pada tanaman, sedangkan klorofil b adalah pigmen yang menghasilkan warna hijau
kekuningan. Kelompok alga hijau memiliki bentuk kloroplas yang bermacam-macam lho, di
antaranya bintang, mangkuk, dan spiral.

• Chrysophyta (Alga Emas)

Kelompok Chrysophyta memiliki pigmen warna dominan yaitu xantofil dan pigmen warna lain
berupa klorofil a dan klorofil c. Xantofil adalah pigmen yang menghasilkan warna kuning
keemasan. Chrysophyta tersusun atas satu sel atau banyak sel dan memiliki kloroplas
berbentuk cakram, pita, atau oval. Kelompok ini dapat ditemukan di air tawar maupun air laut.
Contoh Chrysophyta adalah Diatom, Navicula sp., dan Pinnularia sp.

17
(Sumber: sites.google.com)

C.4. Diatom

• Phaeophyta (Alga Cokelat)

Kelompok alga yang ketiga adalah Phaeophyta. Phaeophyta termasuk ke dalam


kelompok alga cokelat karena memiliki pigmen fukosantin (cokelat) yang lebih
dominan serta pigmen klorofil a, klorofil c, dan karotenoid. Kelompok ini bersifat
multiseluler dan sebagian besar dapat ditemukan di laut. Contoh Phaeophyta antara
lain Fucus sp., Turbinaria sp., Laminaria sp., dan Sargassum sp.

(Sumber: flickr.com)

C.5. Fucus sp

18
• Rhodophyta (Alga Merah)

Selanjutnya adalah Rhodophyta. Rhodophyta memiliki pigmen fikoeritrin (merah) lebih


dominan dibandingkan dengan pigmen karoten, xantofil, dan klorofil. Rhodophyta pada
umumnya bersifat multiseluler dan makroskopis. Kelompok ini dimanfaatkan sebagai
bahan makanan atau pembuatan kosmetik. Contoh Rhodophyta antara lain Eucheuma
spinosum, Gracilaria sp., Gelidium sp., dan Erythrophyllum sp.
(Sumber: en.wikipedia.org)

C.6. Rhodophyta

• Pyrrophyta (Alga Api)

Pyrrophyta dikatakan sebagai alga api karena dapat memancarkan cahaya.


Pyrrophyta memiliki pigmen klorofil a dan klorofil c. Kelompok alga ini tersusun atas
satu sel dan bergerak dengan menggunakan dua flagel yang berbentuk cambuk.
Pyrrophyta dapat hidup pada air tawar maupun laut. Contoh dari Pyrrophyta
adalah Gymnodinium, Peridinium, Ceratium, dan Gonyaulax.

19
(Sumber: nordicmicroalgae.org)

C.7. Ceratium lineatum

• Euglenophyta

Kelompok alga yang terakhir adalah Euglenophyta. Euglenophyta dikatakan mirip


tumbuhan karena Euglenophyta memiliki klorofil a, klorofil b, dan karoten sehingga
dapat berfotosintesis. Tapi, Euglenophyta juga bisa mendapatkan makanan
secara heterotrof, atau dengan memakan partikel makanan yang ada di lingkungannya,
maka dari itu Euglenophyta juga bisa dikatakan mirip hewan.

(Sumber: en.wikipedia.org)

C.8. Euglenophyta

20
Euglenophyta memiliki alat gerak berupa flagel yang keluar dari selnya. Kelompok ini
dapat hidup di daerah perairan. Contoh euglenophyta yaitu Euglena viridis.

D. Keanekaragaman Tumbuhan I: Kolonisasi Tumbuhan

Menurut para ahli sistematika awal mula tumbuhan yang ada di bumi berasal dari
kingdom protista mirip tumbuhan yaitu alga hijau. Mereka beralasan bahwa alga hijau ini
paling dekat kekerabatannya dengan tumbuhan. Selain itu alasan terbesar alga hijau biru
disebut sebagai awal mula adanya tumbuhan di bumi ini karena keanekaragaman yang ada di
alga hijau ini sangat banyak dan memliki homologi (persamaan) dengan tumbuhan
diantaranya: (1) kloroplas homolog (2) kemiripan biokimiawi (3) kemiripan dalam
mekanisme mitosis dan sitokinesis (4) kemiripan dalam struktur sperma (5) hubungan
genetik. Berikut firman Allah Swt yang berkaitan dengan siklus kehidupan tumbuhan di
bumi dalam Al-Qur’an surah Al-An’am ayat 95 sebagi berikut.
ٰ ‫ت مِ نه ْال هحي ِ ٰذلِكم‬
‫ّللا فهاهنٰى تؤْ فهك ْونه‬ ِ ِ‫ت هوم ْخ ِرج ْال همي‬
ِ ِ‫ب هوالن ٰوى ي ْخ ِرج ْال هحي مِ نه ْال همي‬
ِ ‫ّللا فهالِق ْال هح‬
‫اِن ٰ ه‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah yang menumbuhkan butir (padi-padian) dan biji (buah-
buahan). Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari
yang hidup. Itulah (kekuasaan) Allah. Maka, bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (Disalin
dari qur’an kemenag android).
Tumbuhan merupakan organisme multiseluler eukariotik, berdinding sel selulosa,
memilki klorofil, dan bersifat autotrof. Tumbuhan (plantae) dapat dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu tumbuhan tidak berpembuluh (non-tracheophyta) dan tumbuhan
berpembuluh (tracheophyta). Tumbuhan tidak berpembuluh meliputi tumbuhan lumut
(bryophyta), sedangkan tumbuhan berpembuluh meliputi tumbuhan paku (pteridophyta) dan
tumbuhan berbiji (spermatophyta).
Tumbuhan Lumut
Tumbuhan lumut adalah tumbuhan yang tidak memilki berkas pembuluh. Tubuhnya
terdiri atas batang semu, dan akar semu berupa rizoid. Fungsi dari rizoid adalah untuk
melekatkan diri pada substrat serta menyerap air dan mineral. Lumut mengalami pergiliran
keturunan (metagenesis) antara fase gametofit dan fase sporofit. Tumbuhan lumut yang biasa
dilihat berada pada fase gametofit. Berikut gambar daur hidup lumut.

21
D.1 Gambar Daur Hidup Tumbuhan Lumut
https://images.app.goo.gl/TXEyPE1ok6R3Tzx47

D.2 Gambar Struktur Sporangium


https://images.app.goo.gl/Zjii6wPndawtPAfF6
Tumbuhan lumut bisa dibedakan menjadi tiga divisio yaitu.
a. Lumut hati (Hepatophyta); ciri-cirinya: berbentuk lembaran, tumbuh didaratan lembap
atau terapung di air. Contoh: Marchantia dan Ricciocarpus.
b. Lumut tanduk (Anthocerophyta); ciri-cirinya: sporofitnya memiliki kapsul seperti tanduk,
tumbuh di tepi sungai, danau, atau selokan. Contoh: Anthoceros.
c. Lumut daun (Bryophyta); ciri-cirinya: berbatang tegak, bercabang-cabang, dan berdaun
kecil, mirip rumput atau beledu hijau, tumbuh di tanah, tembok, pohon, atau tempat
terbuka. Contoh: Sphagnum.
Manfaat dari tumbuhan lumut, antara lain sebagai vegetasi perintis, penahan erosi, serta
penyerap air sehingga mengurangi banjir dan kekeringan, lumut Sphagnum bahan baku
pembuatan pembalut, dan Marchantia untuk obat hepatitis.

22
Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Tumbuhan paku termasuk kelompok tumbuhan berpembuluh. Tumbuhan paku dapat
hidup di air, tempat lembap, menempel pada tumbuhan lain (epifit), dan pada sisa-sisa
tumbuhan lain (saprofit). Tumbuhan paku terdiri atas akar, batang, dan daun sejati, dengan
berkas pembuluh xilem dan floem. Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan mineral dari
akar ke daun, sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut makanan hasil fotosintesis dari
daun ke seluruh tubuh tumbuhan. Tumbuhan paku mengalami metagenesis antara fase
gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku biasa terlihat pada fase sporofit. Berdasarkan tipe
spora tumbuhan paku dibedakan menjadi:
a. Paku homospora, hanya menhasilkan satu macam spora.
b. Paku heterospora, menghasilkan spora betina yang berukuran besar (megaspora) dan
spora jantan yang berukuran kecil (mikrospora).
c. Paku peralihan, menghasilkan satu macam spora namun berbeda jenis kelamin.
Berikut gambar daur hidup paku homospora dan paku heterospora.

D.3 Gambar Daur Hidup Tumbuhan Paku Homospora


https://images.app.goo.gl/5XNsVhN5fATQgLN66

23
D.4 Gambar Daur Hidup Tumbuhan Paku Heterospora
https://images.app.goo.gl/Q8PRWhM9VPBM4oWa9
Tumbuhan paku dibedakan menjadi 4 divisio sebagai berikut.
a. Paku telanjang (Psilotophyta); ciri-ciri: paku purba dan berdaun kecil, atau tak berdaun.
Contoh: Psilotum.
b. Paku kawat (Lycophyta); ciri-ciri: berdaun kecil yang tersusun spiral, batang seperti
kawat, dan sporangium membentuk strobilus. Contoh: Selaginella.
c. Paku ekor kuda (Sphenophyta); ciri-ciri: berdaun kecil, tunggal, tersusun melingkar, dan
sporangium dalam strobilus. Contoh: Equisetum.
d. Paku sejati (Pterophyta); ciri-ciri: berdaun besar, daun muda menggulung, dan
sporangium pada daun sporofil. Contoh: Adiantum (suplir), Nephrolepis (pakis).
Manfaat tumbuhan paku, antara lain sebagai tanaman hias (suplir, pakis, dan paku tanduk
ruas), sayuran (misalnya semanggi), obat-obatan (misalnya Lycopodium), dan pupuk hijau
penghambat nitrogen (misalnya Azolla Pinata yang besimbiosis dengan Anabaena Azollae).
E. Keanekaragaman Tanaman II: Evolusi Tumbuhan Berbiji

Sejarah Evolusi Tumbuhan Berbiji


Catatan fosil mencatat empat periode utama evolusi tumbuhan, yang juga dalam
keanekaragaman tumbuhan modern. Masing masing periode meruapakan suatu radiasiadaptif
yang mengikuti evolusi struktur yang membuka kesempatan baru bagi kehidupan di darat.
Tumbuhan berbiji muncul pertama kali pada periode ketiga dari empat periode
evolusi tumbuhan. Pada periode ini, di mulai dengan kemunculan biji, yaitu suatu struktur
yang mempercepat kolonisasi daratan dengan cara melindungi embrio tumbuhan dari
kekeringan dan ancaman lainnya. Biji terdiri dari embrio dan cadangan makanan dalam suatu
penutup yang melindungi. Tumbuhan vaskuler berbiji pertama muncul sekitar 360 juta tahun
silam, dekat dengan akhir masa Devon.
Bijinya tidak terbungkus dalam suatu ruangan khusus. Pada tumbuhan berbiji, biji
menggantikan spora sebagai cara utama penyebaran keturunan. Pada briofita dan tumbuhan
vaskulet tak berbiji, spora yang dihasilkan oleh sporofit merupakan tahapan resisten dalam
siklus hidup, yang dapat bertahan pada lingkungan yang tidak menguntungkan. Dan karena
ukurannya yang sangat kecil, spora dapat tersebar dalam keadaan dorman ke suatu daerah
baru, tempat spora akan berkecambah menjadi gametofit lumut baru jika lingkungan cukup
memungkinkan bagi spora mengakhiri keadaan dorman tersebut.
Biji menunjukkan penyelesaian masalah dengan cara yang berbeda untuk derajat
bertahan dalam lingkungan yang tidak menguntungkan dan untuk menyebarkan keturunan.
Biji terdiri dari embrio sporofit yang terbungkus bersama dengan cadangan makanan di
dalam lapisan pelindung. Gametofityang tereduksi pada tumbuhan berbiji berkembang dalam
jaringan sporofit parental. Hal ini terjadi karena sporofit induk menyimpan spora di dalam
sporangia.
Semua tumbuhan berbiji adalah heterospora, yang berarti memiliki dua jenis
sporangia yang berbeda, yang menghasilkan dua jenis spora: megasporangia yang
menghasilkan megaspora dan menjadi gametofit betina (mengandung sel telur); dan
mikrosporangia yang menghasilkan mikrospora, yang akan menjadi gametofit jantan
(mengandung sperma).

24
Evolusi biji dikaitkan dengan megasporangium. Pada tumbuhan berbiji,
megasporangium bukanlah suatu ruangan, akan tetapi sebaliknya merupakan struktur
berdaging padat yang disebut nusellus. Perbedaan lain dengan tumbuhan tak berbiji adalah
bahwa lapisan tambahan jaringan sporofit, yang disebut integumen, membungkus
megasporangium tumbuhan berbiji. Keseluruhan struktur tersebut integumen,
megasoprangium (nusellus) dan megaspora disebut ovul atau bakal biji.Serbuk sari (polen)
menjadi pembawa sel-sel sperma pada tumbuhan berbiji. Mikrospora pada tumbuhan berbiji
berkembang menjadi butiran serbuk sari, yang jika matang menjadi gametofit jantan
tumbuhan berbiji. Butiran serbuk sari, yangdilindungi oleh lapisan keras yang mengandung
sporopollenin, dapat dibawa oleh angin atau hewan setelah dilepaskan dari mikrosporangium.
Jika suatu butiran serbuksari atau gametofit jantan, jatuh di sekitar bakal biji, serbuk sari akan
memanjangkan pipanya, yang akan melepaskan satu atau lebih sperma ke dalam gametofit
betina didalam bakal biji tersebut.

GYMNOSPERMAE

(Sumber: Fenesia. Com)

E.1. Gymnospermae

Gymnospermae merupakan tumbuhan dengan biji terbuka yang tidak memiliki


ruangan pembungkus (ovarium) tempat biji Angiospermae berkembang. Berdasarkan catatan
fosil, Gymnospermae merupakan tumbuhan berbiji yang muncul lebih awal dibandingkan
dengan Angiospermae (Campbellet al., 2003). Gymnospermae kemungkinan merupakan
keturunan dari Progymnosperma yang pada awalnya merupakan tumbuhan tak berbiji. Akan
tetapi, pada akhir masa Devon, biji telah dievolusikan. Evolusi biji dikaitkandengan
megasporangium pada tumbuhan berbiji bukanlah suatu ruangan, akan tetapi sebaliknya
merupakan struktur berdaging padat yang disebut nusellus.Pada tumbuhan berbiji,
keseluruhan struktur integumen, megasporangium, dan megaspore membentuk ovul yang
disebut bakal biji. Di dalam bakal biji tersebut, gametofit betina berkembang di dalam
dinding megaspore dan disuplai makanan oleh nusellus. Jika tejadi pembuahan, maka zigot
akan berkembang menjadi embrio sporofit dan disebut biji. Ketika biji lepas dari integumen,
biji dapat dorman sampai pada kondisi yang memungkinkan biji berkecambah (Campbellet al
.,2003).
Pembentukan Pangea pada masa Permium, telah menimbulkan perubahan yang besar
pada flora dan fauna. Banyak yang menghilang, dan banyak yang muncul sebagai pengganti.
Perubahan dominasi pun terjadi baik di lautan maupun di daratan. Seperti likofit, paku ekor
kuda dan pakisdigantikan oleh Gymnospermae yang lebih cocok dengan iklim kering.
Sampai saat ini terdapat empat divisi Gymnospermae yang tetap bertahan hidup yaitu sikad,
ginkgo, gnetofit, dan conifer (Campbellet al.,2003). Sejauh ini yang paling besar diantara

25
empat divisi Gymnospermae adalah Coniferophyta, yaitu konifer. Istilah conifer
(Bahasa latin, conus, kerucut, dan ferre, “membawa”) berasal dari struktur reproduktif
tumbuhan ini,konus, yang merupakan kumpulan sporofil yang menyerupai sisik.
Pinus,cemara, sipres dan redwood (kayu merah) semuanya termasuk ke dalam divisi
Gymnospermae tersebut (Campbell et al.,2003).
Siklus hidup pinus menunjukkan adaptasi reproduktif kunci padatumbuhan berbiji.
Evolusi tumbuhan berbiji menambahkan tiga adaptasi kuncikehidupan darat dalam
reproduksi yaitu peningkatan dormansi generasisporofit, adanya biji sebagai tahapan dalam
siklus hidup yang resisten dan dapatdisebarluaskan, dan evolusi serbuk sari sebagai agen
yang menyatukan gamet (Campbell et al.,2003).
Pohon pinus adalah suatu sporofit. Sporangia terletak pada sporofil yang mirip sisik
yangterkumpul secara padat dalam struktur yang disebut konus. Generasi gametofit
berkembang dari sporahaploid yang tetap disimpan dalam sporangia. Konifer, seperti semua
tumbuhan berbiji, adalahheterospora; gametofit jantan dan betina berkembang dari jenis
spora yang berbeda, yang dihasilkanoleh konus berbeda. Masing-masing pohon umumnya
memiliki kedua jensi konus. Konus serbuk sarikecil menghasilkan mikrospora yang
berkembang menjadi gametofit jantan atau butiran serbuk sari.Konus yang berevolusi, yang
lebih besar, umumnya berkembang menjadi gametofit betina.

ANGIOSPERMAE

(Sumber: sites.google.com)

E.2. Angiospermae

Angiospermae atau tumbuhan berbunga, sejauh ini merupakan tumbuhan yang paling
beraneka ragam dan secara geografis paling tersebar luas. Sekarang dikenal sekitar 250.000
spesies Angiospermae, dibandingkan dengan Gimnospermaee yang dikenali sebanyak 720
spesies. Semua Angiospermae ditempatkan dalam sebuah divisi tunggal, Anthphyta (bahasa
Yunani antho, “bunga”).Divisi itu dibagi menjadi dua kelas yaitu: Monokotiledon
(monokotil) dan Diketiledon (dikotil).

26
Xilem menjadi lebih terspesialisasi untuk pengangkutan air selama evolusi
Angiospermae.Sel-sel yang menghantarkan air pada konifer adalaha trakeid, yang diyakini
merupakan jenis sel xilemawal. Trakeid adalah sel yang memanjang dan meruncing yang
berfungsi membantu proses mekanis dan pergerakan air ke bagian atas tumbuhan. Pada
sebagian besar Angiospermae, sel-sel yang lebih pendek dan lebih luas disebut unsure
pembuluh yang berkembang dari trakeid. Xylem Angiospermaediperkuat oleh jenis sel
kedua, serat (fiber ), yang juga berkembang dari trakeid. Sel-sel serat berkembang pada
conifer, akan tetapi unsur pembuluh tidak berkembang. Perbaikan dalam jaringan vaskuler
dan perkembangan dalam struktur lainnya sudah pasti memberikan sumbangan pada
keberhasilan Angiospermaee, akan tetapi factor terbesar dalam kebangkitan Angiospermae
bias jadi adalah evolusi bunga.

Bunga ( flower ) adalah struktur reproduksiAngiospermaee. Pada sebagian besar


Angiospermae,serangga dan hewan lain mengangkut serbuk sari darisatu bunga ke organ
kelamin betina pada bunga lain,yang membuat pernyerbukan kurang acak dibandingkan
dengan penyerbukan yang bergantung pada Gimnospermae. Beberapa tumbuhan berbunga
juga mengadakan penyerbukan dengan bantuan angin.
Bunga adalah suatu tunas yang mampatdengan empat lingkaran daun yang
termidofikasi;kelopak (sepal ), mahkota (petal ), benang sari (stamen)dan putik (karpel ). Di
mulai dari bagian bawah bunga,terdapat kelopak (sepal ) yang biasanya berwarna hijau dan
membungkus bunga sebelum bunga merekah. Di atas kelopak terdapat mahkota bunga (petal
), berwarna cerah pada sebagian bunga yang membantu menarik serangga dan penyerbuk
lainnya.Kelopak dan mahkota merupakan bagian bunga yang steril. Di dalam cincin mahkota
terdapat organ reproduksi, benang sari (stamen) dan putik (carpel ), yang secara berturut-turut
adalah bagian bunga³jantan´ dan ³betina´
Pembungkusan biji di dalam ovarium merupakan salah satu cirri dan sifat yang
membedakanAngiospermae dari Gimnospermae. Putik kemungkinan berkembang dari daun
yang mengandung bijiyang menggulung membentuk tabung sejumlah Angiospermae
memiliki bunga dengan putik tunggaldan sebagian lain memiliki dua atau lebih putik yang
menyatu, yang umumnya membentuk ovariumdengan banyak ruangan yang mengandung
bakal biji.
Buah ( fruit ) adalah ovarium yang sudah matang. Setelah biji berkembang selepas
pembuahan,dinding ovarium menebal. Berbagai modifikasi pada buah membantu
menyebarkan biji.

Struktur Bunga Angiospermae

Siklus hidup Angiospermae merupakan versi yang sangat maju dari pergiliran
generasi yangumum bagi semua tumbuhan. Angiospermae bersifat heterospora, suatu
karakteristik yang dimilikiAngiospermae bersama dengan semua tumbuhan berbiji. Bunga
sporofit menghasilkan mikrosporayang membentuk gametofit jantan dan megaspora
membentuk gametofit betina. Gametofit jantanyang belum dewasa adalah butir serbuk
sari( pollen grain), yang berkembang di kepala sari pada benang sari. Masing-masing butir
serbuk sari memiliki dua sel haploid. Bakal biji (ovule), yang berkembang salam ovarium,
mengandung gametofit betina, yang disebut kantung embrio (embryo sac). Pada sebagian
besar Angiospermae, megaspora membelah tiga kali untuk membentuk delapan nukleus
haploid dalam tujuh sel (sel tengah yang besar mengandung dua nucleus haploid). Salah
satudi antara sel ini adalah sel itu sendiri
Setelah pelepasannya dari kepala sari, serbuk sari dibawa ke kepala butik yang
lengket pada ujung suatu putik. Sebagian besar bunga memiliki mekanisme yang menjamin

27
terjadinya penyerbukan silang. (cros-pollination), yaitu perpindahan serbuk sari dari
bunga suatu tumbuhan ke bungatumbuhan lain dalam spesies yang sama. Butir serbuk sari
berkecambah setelah butir serbuk sari menempel ke kepala putik pada suatu putik. Butir
serbuk sari, sekarang adalah suatu gametofit jantanyang telah matang, menjulurkan suatu
tabung yang tumbuh ke bawah tangkai kepala putik. Setelah mencapai ovarium, tabung
serbuk sari itu akan menembus masuk melalui mikropil, yaitu lubang pada integument bakal
biji, dan melepaskan dua sel sperma ke dalam kantung embrio. Satu nukleus sel sperma
menyatu dengan sel telur membentuk zigot, diploid dan nukleus sel sperma lain menyatu
dengan dua nukleus pada sel tengah kantong embrio itu. Sel tengah ini sekarang memiliki
nukleus tripoid (3n).

28
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Klasifikasi filogenetik dan klasifikasi pohon kehidupan makhluk hidup adalah suatu
cara mengelompokkan makhluk hidup yang bertujuan untuk mempermudah dalam
mempelajari makhluk hidup tersebut berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-ciri yang
dimiliki.Dengan adanya klasifikasi ini memungkinkan kita untuk lebih memahami kehidupan
di dunia dengan membantu kita untuk mengidentifikasi makhluk hidup, memahami sejarah
makhluk hidup di dunia, menunjukkan kemiripan dan perbedaan antara makhluk hidup,
mengkomunikasikan secara tepat, akurat dan lebih mudah.
Bakteri adalah mikroorganisme yang memiliki ciri-ciri uniseluler mikroskopis,
umumnya tidak berklorofil, dan termasuk sel prokariotik.Bakteri yang bersifat saprofit ada
yang menguntungkan manusia, sedangkan yang bersifat parasit dapat menimbulkan penyakit,
baik pada tumbuhan, hewan, manusia, ataupun organisme lainnya.Tersusun oleh rRNA yang
khas yang ditunjukkan oleh hadirnya daerah molekuler yang berbeda dari rRNA kepunyaan
Archae dan Eukarya.Ukuran dan bentuk bakteri Bakteri merupakan organisme mikroskopis
rata-rata berdiameter 1,25 m. Bakeri yang terkecil, Dialister Pneumosintes, panjang tubuhnya
0,15 m-0,30 m. Bakteri yang terbesar, Spirillium Volutans, panjang tubuhnya 13 m-15 m.
Gerak Bakteri Pada umumnya, bakteri bergerak dengan flagel yang tersusun oleh protein
flagelin. Sedangkan Archaebacteria berasal dari bahasa yunani yaitu Archaio yang artinya
kuno, adalah kelompok bakteri yang dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan, namun
membrane plasmanya mengandung lipid. Tidak seperti Bacteria dan Eukarya, Archae
memiliki membran yang tersusun oleh rantai hidrokarbon bercabang yang menempel ke
gliserol dengan hubungan ether. Dinding sel Archae tidak mengundang peptidoglikan.
Protista adalah kelompok organisme yang memiliki ciri-ciri uniseluler atau
multiseluler, inti sel bersifat eukariotik, yaitu memiliki membran inti, memiliki dinding sel
atau tidak, cara hidup secara fotoautotrof atau heterotrof, bersifat aerob atau anaerob, Hidup
bebas atau bersimbiosis, Reproduksi secara seksual dengan konjugasi dan aseksual dengan
pembelahan biner.Klasifikasi Protista Berdasarkan sifat-sifatnya, Protista dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu Protista mirip hewan (Protozoa), Protista mirip jamur, dan Protista mirip
tumbuhan (Alga). Protista Jenis jamur tersebut yakni hanya menyerupai jamur berbentuk
filamen hifa dan sporangia, yang memiliki warna putih, kuning, dan berlendir. Macam-
macam jamur protista dikelompokkan dalam 3 filum (kelas), yaitu jamur lendir plasmodial
(Myxomycota), jamur lendir seluler (Acrasiomycota), dan jamur air (Oomycota). Protista
mirip tumbuhan ini dibagi menjadi 6 filum (kelas) yang dikelompokkan berdasarkan pigmen
dominan yang dimilikinya, yaitu: Chlorophyta (Alga Hijau), Chrysophyta (Alga Emas),
Phaeophyta (Alga Cokelat), Rhodophyta (Alga Merah), Pyrrophyta (Alga Api),
Euglenophyta.
Alga hijau biru disebut sebagai awal mula adanya tumbuhan di bumi ini karena
keanekaragaman yang ada di alga hijau ini sangat banyak dan memliki homologi (persamaan)
dengan tumbuhan diantaranya kloroplas homolog, kemiripan biokimiawi, kemiripan dalam
mekanisme mitosis dan sitokinesis, kemiripan dalam struktur sperma, hubungan genetik.

29
Tumbuhan (plantae) dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu tumbuhan tidak
berpembuluh (non-tracheophyta) dan tumbuhan berpembuluh (tracheophyte). Tumbuhan
tidak berpembuluh meliputi tumbuhan lumut (bryophyta), sedangkan tumbuhan berpembuluh
meliputi tumbuhan paku (pteridophyta) dan tumbuhan berbiji (spermatophyta).

Semua tumbuhan berbiji adalah heterospora, yang berarti memiliki dua jenis
sporangia yang berbeda, yang menghasilkan dua jenis spora: megasporangia yang
menghasilkan megaspora dan menjadi gametofit betina (mengandung sel telur); dan
mikrosporangia yang menghasilkan mikrospora, yang akan menjadi gametofit jantan
(mengandung sperma). Evolusi biji dikaitkan dengan megasporangium. Mikrospora pada
tumbuhan berbiji berkembang menjadi butiran serbuk sari, yang jika matang menjadi
gametofit jantan tumbuhan berbiji. Jika suatu butiran serbuk sari atau gametofit jantan, jatuh
di sekitar bakal biji, serbuk sari akan memanjangkan pipanya, yang akan melepaskan satu
atau lebih sperma ke dalam gametofit betina didalam bakal biji tersebut. Berdasarkan letak
bakal bijinya, tumbuhan biji dibedakan menjadi Gymnospermae dan Angiospermae. Pada
sebagian besar Angiospermae,serangga dan hewan lain mengangkut serbuk sari dari satu
bunga ke organ kelamin betina pada bunga lain,yang membuat pernyerbukan kurang acak
dibandingkan dengan penyerbukan yang bergantung pada Gymnospermae. Di atas kelopak
terdapat mahkota bunga (petal), berwarna cerah pada sebagian bunga yang membantu
menarik serangga dan penyerbuk lainnya. Kelopak dan mahkota merupakan bagian bunga
yang steril. Pembungkusan biji di dalam ovarium merupakan salah satu ciri dan sifat yang
membedakan Angiospermae dari Gimnospermae. Putik kemungkinan berkembang dari daun
yang mengandung biji yang menggulung membentuk tabung sejumlah Angiospermae
memiliki bunga dengan putik tunggaldan sebagian lain memiliki dua atau lebih putik yang
menyatu, yang umumnya membentuk ovariumdengan banyak ruangan yang mengandung
bakal biji.
B. Saran
Penulis berharap agar apa yang disampaikan dari makalah tersebut bisa membantu
pembaca dalam menambah wawasan pengetahuan mengenai Sejarah Evolusioner
Keanekaragaman Hayati Tingakat I. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat membantu penulis agar lebih
sempurna lagi dalam penulisan makalah ke depannya. Adapun saran dari penulis agar dalam
menyusun makalah pembaca lebih banyak dalam mencari sumber rujukan baik dari jurnal,
artikel, buku dan lain-lain.

30
31
DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah dkk. 2006. Biologi 1. Jakarta : Erlangga.


Artanti. 2020. Modul Pembelajaran SMA Biologi Kelas X: Keanekaragaman Hayati.
[Online]. https://repositori.kemdikbud.go.id/22124/1/X_Biologi_KD-3.2_Final.pdf.
Diakses Pada 22 September 2022 Pukul 20.09 WIB.
Artanti. 2020. Modul Pembelajaran SMA Biologi Kelas X: Sistem Klasifikasi. [Online].
Https://Repositori.Kemdikbud.Go.Id/22119/1/X_Biologi_KD-3.3_Final.Pdf. Diakses
Pada 22 September 2022 Pukul 21.30 WIB.
Campbell, N., & Jane, R. (2010). Biologi Edisi Kedelapan Jillid 2 (Terjemahan Oleh
Damaring Tyas Wulandari). Jakarta: Erlangga.
Darwin, Charles (1859). "Four: Natural Selection; or the Survival of the Fittest". On the
origin of species by means of natural selection, or, The preservation of favoured races in
the struggle for life (First Edition, First Thousand ed.). London: John Murray. Hal 129.
Diakses pada 22 September 2022 pukul 22.00 WIB.
Imaningtyas, S. A. 2016. Biologi SMA dan MA Jilid 1 . Jakarta: Erlangga

Karmana, Oman. 2008. Biologi. Bandung : Grafindo Media Pratama

Subandi, Muhammad. 2010. MikroBiologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya

32

Anda mungkin juga menyukai