Anda di halaman 1dari 38

Keanekaragaman Tumbuhan

dalam perspektif AlQur’an


dan Sains

Taufikurahman
Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Disampaikan pada Webinar Penciptaan


Makhluk Hidup Dalam AlQur’an dan Sains
14 Desember 2021
‫ع ُم ْخت َ ِلفًا ا ُ ُكلُ ٗه‬ َّ ‫ت َّوالنَّ ْخ َل َو‬
َ ‫الز ْر‬ ٍ ‫غي َْر َم ْع ُر ْو ٰش‬ َ ‫ت َّو‬ ٍ ‫ت َّم ْع ُر ْو ٰش‬ ٍ ّٰ‫شا َ َجن‬ ْْٓ ‫َو ُه َو الَّ ِذ‬
َ ‫ي ا َ ْن‬
‫شا ِب ٍٍۗه ُكلُ ْوا ِم ْن ث َ َم ِر ْٓه اِ َذآْ اَثْ َم َر َو ٰات ُ ْوا َحقَّ ٗه يَ ْو َم‬
َ َ ‫غي َْر ُمت‬ َ ‫ان ُمتَشَا ِب ًها َّو‬ َ ‫الر َّم‬ُّ ‫الز ْيت ُ ْو َن َو‬ َّ ‫َو‬
‫ب ْال ُم ْس ِرفِي َْن‬ ُّ ‫صا ِد ٖۖه َو ََل ت ُ ْس ِرفُ ْوا ٍۗاِنَّ ٗه ََل يُ ِح‬ َ ‫َح‬
Dan Dialah yang menjadikan tanaman-tanaman yang merambat dan yang tidak merambat,
pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam rasanya, zaitun dan delima yang serupa
(bentuk dan warnanya) dan tidak serupa (rasanya). Makanlah buahnya apabila ia berbuah dan
berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik hasilnya, tapi janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan,

(Q.S. Al-An’am: 141)


Tin Adriatic
Tin Brown Turkey

Tin Kadota

Delima pitih Delima merah Delima hitam


Bermula dari AIR
ْ َ‫ع ٰلى ب‬
• ‫ط ِن ٍۚه َو ِم ْن ُه ْم َّم ْن ي َّْم ِش ْي‬ َ ‫ّٰللاُ َخلَقَ ُك َّل َد ۤابَّ ٍة ِم ْن َّم ۤا ٍۚ ٍء فَ ِم ْن ُه ْم َّم ْن ي َّْم ِش ْي‬
ّٰ ‫َو‬
ٰ ْٓ
ُ
‫على ك ِل‬ ٍۗ ۤ
َّٰ ‫ّٰللاُ َما يَشَا ُء اِ َّن‬
َ ‫ّٰللا‬ ّٰ ‫ع ٰلى ا ْربَ ٍۗعٍ يَخل ُق‬
ُ ْ َ َ ‫ع ٰلى ِر ْجلَي ٍۚ ِْن َو ِم ْن ُه ْم َّم ْن ي َّْم ِش ْي‬ َ
‫ش ْي ٍء قَ ِديْر‬
َ
• Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian ada
yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki,
sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah
menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Mahakuasa atas
segala sesuatu. (Q.S. AnNur: 45)
ّٰ ‫ت ِمنَ ْال َحي ِ ٍٰۗذ ِل ُك ُم‬
‫ّٰللاُ فَاَنّٰى‬ ِ ‫ت َو ُم ْخ ِر ُج ْال َم ِي‬
ِ ‫ي ِمنَ ْال َم ِي‬
َّ ‫ب َوالنَّ ٰو ٍۗى يُ ْخ ِر ُج ْال َح‬
ِ ‫ّٰللا فَا ِل ُق ْال َح‬
َ ّٰ ‫اِ َّن‬
َ‫تُؤْ فَ ُك ْون‬

Sungguh, Allah yang menumbuhkan butir (padi-padian) dan biji


(kurma). Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan
mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Itulah (kekuasaan) Allah,
maka mengapa kamu masih berpaling?
‫ش ْي ٍء فَا َ ْخ َر ْجنَا‬ َ ‫ات ُك ِل‬ َ َ‫س َم ۤا ِء َم ۤا ٍۚ ًء فَا َ ْخ َر ْجنَا ِبه نَب‬ َّ ‫ي ا َ ْنزَ َل ِم َن ال‬ ْْٓ ‫َو ُه َو الَّ ِذ‬
‫ط ْل ِع َها قِ ْن َوان َدانِيَة‬ َ ‫َض ًرا نُّ ْخ ِر ُج ِم ْنهُ َحبًّا ُّمت َ َرا ِكبً ٍۚا َو ِم َن النَّ ْخ ِل ِم ْن‬ ِ ‫ِم ْنهُ خ‬
‫ظ ُر ْْٓوا اِ ٰلى‬
ُ ‫غي َْر ُمت َشَا ِب ٍٍۗه ا ُ ْن‬َ ‫ان ُم ْشت َ ِب ًها َّو‬َ ‫الر َّم‬ُّ ‫الز ْيت ُ ْو َن َو‬َّ ‫ب َّو‬ ٍ ‫ت ِم ْن ا َ ْعنَا‬ ٍ ّٰ‫َّو َجن‬
ٍ ‫ث َ َم ِر ْٓه اِ َْٓذا اَثْ َم َر َويَ ْن ِعه ٍۗاِ َّن ِف ْي ٰذ ِل ُك ْم َ َٰل ٰي‬
‫ت ِلقَ ْو ٍم يُّؤْ ِمنُ ْو َن‬
Dan Dialah yang menurunkan air
dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam
tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami
keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma, mengurai
tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima
yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah, dan menjadi masak.
Sungguh, pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman

(Q.S. Al-An’am: 99)


‫ع لَنَا َرب ََّك يُ ْخ ِر ْج‬ ُ ‫اح ٍد فَا ْد‬
ِ ‫طعَ ٍام َّو‬ َ ‫ع ٰلى‬ َ ‫ص ِب َر‬ ْ َّ‫َواِ ْذ قُ ْلت ُ ْم ٰي ُم ْو ٰسى لَ ْن ن‬
ٍۗ ‫ص ِل َها‬
َ َ‫ع َد ِس َها َوب‬ ُ ۤ َّ ْ ْ ْۢ
َ ‫ض ِمن بَق ِل َها َوقِثا ِٕى َها َوف ْو ِم َها َو‬ َ ْ ُ ْ ْۢ
ُ ‫لَنَا ِم َّما تُن ِبت اَل ْر‬

Dan (ingatlah), ketika kamu berkata, “Wahai Musa! Kami tidak tahan hanya (makan)
dengan satu macam makanan saja, maka mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami,
agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti: sayur-mayur, mentimun,
bawang putih, kacang adas dan bawang merah.….

(Al-Baqarah: 61)
“Jangan dekati pohon ini”

‫ْث ِشئْت ُ َم ٖۖا‬ َ ‫ت َوزَ ْو ُج َك ْال َجنَّةَ َو ُك ََل ِم ْن َها َر‬


ُ ‫غدًا َحي‬ َ ‫• َوقُ ْلنَا ٰيْٓ ٰا َد ُم ا ْس ُك ْن ا َ ْن‬
ّٰ ‫ش َج َرة َ فَت َ ُك ْونَا ِم َن‬
‫الظ ِل ِمي َْن‬ َّ ‫َو ََل ت َ ْق َربَا ٰه ِذ ِه ال‬
• Dan Kami berfirman, “Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di
dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang
ada di sana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini,
nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim!”
(QS. Al-Baqarah Ayat 35)
Buah-buahan di Surga yang serupa
dengan yang ada di bumi
• ‫ي ِم ْن ت َ ْح ِت َها ْاَلَ ْن ٰه ُر ٍۗ ُكلَّ َما‬ ٍ ّٰ‫ت ا َ َّن لَ ُه ْم َجن‬
ْ ‫ت ت َ ْج ِر‬ ّٰ ‫ع ِملُوا ال‬
ِ ‫ص ِل ٰح‬ َ ‫َوبَ ِش ِر الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا َو‬
‫ي ُر ِز ْقنَا ِم ْن قَ ْب ُل َواُت ُ ْوا ِبه ُمتَشَا ِب ًها ٍَۗولَ ُه ْم‬ ْ ‫ُر ِزقُ ْوا ِم ْن َها ِم ْن ث َ َم َرةٍ ِر ْزقًا قَالُ ْوا ٰه َذا الَّ ِذ‬
‫ط َّه َرة َّو ُه ْم ِف ْي َها ٰخ ِلد ُْو َن‬ َ ‫ِف ْي َها ْٓ ا َ ْز َواج ُّم‬

• Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan


berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-
buahan dari surga, mereka berkata, “Inilah rezeki yang diberikan kepada
kami dahulu.” Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa. Dan di sana
mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang suci. Mereka kekal di
dalamnya. (Q.S. AlBaqoroh: 25).
Berpasang-pasangan

• ‫ش ْي ٍء َخلَ ْقنَا زَ ْو َجي ِْن لَعَلَّ ُك ْم ت َ َذ َّك ُر ْو َن‬


َ ‫َو ِم ْن ُك ِل‬
Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar
kamu mengingat (kebesaran Allah)." (QS. Az Zariyat: 49).
Berpasang-pasangan

ُ ‫ي َخلَقَ ْاَلَ ْز َوا َج ُكلَّ َها ِم َّما ت ُ ْۢ ْن ِب‬


ُ ‫ت ْاَلَ ْر‬
• ‫ض َو ِم ْن ا َ ْنفُ ِس ِه ْم َو ِم َّما ََل يَ ْعلَ ُم ْو َن‬ ْ ‫سب ْٰح َن الَّ ِذ‬
ُ

• Mahasuci (Allah) yang telah menciptakan semuanya


berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh
bumi dan dari diri mereka sendiri, maupun dari apa yang
tidak mereka ketahui. (Q.S. Yassin: 36)
Manusia, Hewan dan Tumbuhan
dalam bahasan Teori Evolusi
• Teori evolusi lebih banyak dipermasalahkan ketika memasukkan
manusia sebagai objek pembahasannya karena secara
diametral bertentangan dengan kitab suci
• Setelah itu teori evolusi pada dunia hewan, terkait dengan
temuan-temuan fossil yang menjadi dasar teori evolusi
• Pembahasan teori evolusi pada dunia tumbuhan tidak seramai
penbahasan pada dunia hewan dan manusia.
New Phytologist (2018) 217: 142–1434

de Vries, J. and Archibald, J.M. . 2018. New Phytologist 217: 1428–1434


Thomson Higher education, 2007
Bowman et al., 2017, Cell 171, 287–304
Poliploidi
• Poliploidi adalah kondisi pada suatu organisme yang memiliki set kromosom (genom) lebih dari
sepasang. Organisme yang memiliki keadaan demikian disebut sebagai organisme poliploid.
Usaha-usaha yang dilakukan orang untuk menghasilkan organisme poliploid disebut
sebagai poliploidisasi.
• Organisme hidup pada umumnya memiliki sepasang set kromosom pada sebagian besar tahap
hidupnya. Organisme ini disebut diploid (disingkat 2n). Namun, sejumlah organisme pada tahap
yang sama memiliki lebih dari sepasang set. Gejala semacam ini dinamakan poliploidi (dari
bahasa Yunani πολλαπλόν, berganda). Organisme dengan kondisi demikian disebut poliploid. Tipe
poliploid dinamakan tergantung banyaknya set kromosom.
Jadi, triploid (3n), tetraploid (4n), pentaploid (5n), heksaploid (6n), oktoploid, dan seterusnya.
Dalam kenyataan, organisme dengan satu set kromosom (haploid, n) juga ditemukan hidup normal
di alam.
• Poliploidi umum terjadi pada tumbuhan. Ia ditemukan pula pada hewan tingkat rendah
(seperti cacing pipih, lintah, atau beberapa jenis udang), dan juga fungi.
Pembentukan Poliplodi

• Di alam, poliploid dapat terjadi karena kejutan listrik (petir), keadaan lingkungan ekstrem, atau persilangan yang diikuti
dengan gangguan pembelahan sel. Perilaku reproduksi tertentu mendukung poliploidi terjadi, misalnya perbanyakan
vegetatif atau partenogenesis, dan menyebar luas.
• Poliploidi buatan dapat dilakukan dengan meniru yang terjadi di alam, atau dengan
menggunakan mutagen. Kolkisin adalah mutagen yang umum dipakai untuk keperluan ini. Efeknya cepat diketahui dan
aplikasinya mudah. Penggunaannya berisiko tinggi karena kolkisin sangat karsinogenik.
• Autopoliploid terjadi apabila suatu spesies, karena salah satu sebab di atas, menggandakan set kromosomnya dan
kemudian saling kawin dengan autopoliploid lain. Pola pembelahan sel autopoliploid rumit karena melibatkan
perpasangan empat, enam, atau delapan set kromosom. Triploid karena autopoliploid dapat bersifat fertil.
• Allopoliploid terjadi karena persilangan antarspesies dengan genom yang berbeda tanpa diikuti reduksi jumlah sel
dalam meiosis. Amfidiploid adalah allotetraploid yang perilaku pembelahan selnya serupa dengan
diploid. Allopoliploidi segmental terjadi apabila sebagian kromosom berasal dari genom yang berbeda (tidak semuanya
berasal dari set kromosom yang lengkap).
• Suatu spesies dapat bersifat diploid, meskipun dalam sejarah perkembangan evolusinya berasal dari poliploid. Spesies
demikian dikenal sebagai paleopoliploid. Contoh spesies ini misalnya padi. Dengan n=10, padi berasal dari moyang
poliploid dengan n=5.
Efek Poliploidi pada Organisme

• Poliploidi sering kali memberikan efek dramatis dalam penampilan atau pewarisan sifat yang bisa positif atau
negatif. Tumbuhan secara umum bereaksi positif terhadap poliploidi. Tetraploid (misalnya kentang) dan heksaploid
(misalnya gandum) berukuran lebih besar (reaksi Gigas ("Raksasa")) daripada leluhurnya yang diploid. Karena hasil
panen menjadi lebih tinggi, poliploidi dimanfaatkan dalam pemuliaan tanaman. Berbagai kultivar tanaman
hias (misalnya anggrek) dibuat dengan mengeksploitasi poliploidi.
• Reaksi negatif terjadi terhadap kemampuan reproduksi, khususnya pada poliploidi berbilangan ganjil, meskipun
ukurannya membesar. Karena terjadi ketidakseimbangan pasangan kromosom dalam meiosis, organisme dengan
ploidi ganjil biasanya mandul (steril). Pemuliaan tanaman, sekali lagi, mengeksploitasi gejala ini. Karena
mandul, semangka triploid tidak memiliki biji yang normal (bijinya tidak berkembang normal atau terdegenerasi) dan
dijual sebagai "semangka tanpa biji". Penangkar tanaman hias menyukai tanaman triploid karena biji tanaman ini tidak
bisa ditumbuhkan sehingga konsumen harus membeli tanaman dari si penangkar.
• Hewan bertulang belakang (vertebrata) bereaksi negatif terhadap poliploidi. Biasanya yang terjadi adalah kematian
pralahir.
Contoh Poliploidi
• Poliploidi pada mamalia biasanya berakhir dengan kematian pralahir. Vertebrata tertentu, seperti salamander dan kadal, juga
memiliki "versi" poliploid. Cacing pipih, lintah, dan udang, dibantu dengan perilaku partenogenesis, juga memiliki anggota yang
poliploid.
• Pada tumbuhan, khususnya tumbuhan berbunga, poliploid mudah ditemukan baik terjadi secara alami atau campur tangan
manusia (baik sengaja maupun tidak) dalam proses pemuliaannya. Contohnya panjang:
• Gandum, dengan berbagai versi tetraploid (gandum durum, 4n) dan heksaploid (gandum roti, 6n),
• Raps dan kerabatnya, yang keterkaitannya ditunjukkan secara sederhana dalam segitiga U,
• Kentang (4n),
• Kapas (4n)
• Tebu (multiploid, dapat mencapai lebih dari 8n),
• Pisang ambon, pisang raja (3n, sehingga tidak berbiji normal),
• Triticale (4n),
• Berbagai anggrek hias,
• Stroberi (8n),
• Semangka tanpa biji.
More on poliploidy
• The occurrence and behaviour of polyploids — organisms that inherit multiple complete sets of
chromosomes — has been studied for nearly a century. Recently, the footprints of ancestral
polyploidy have been detected in many eukaryotic genomes, indicating that polyploidization and
diploidization can be cyclical.
• Understanding the effect of polyploidization on gene diversification and genome evolution
requires an understanding of the mechanisms that lead to the formation and establishment of
polyploidy. The possible incentives and constraints on polyploid formation are discussed.
• There are three obvious advantages of becoming polyploid: heterosis, gene redundancy (a result
of gene duplication) and asexual reproduction. Heterosis causes polyploids to be more vigorous
than their diploid progenitors, whereas gene redundancy shields polyploids from the deleterious
effect of mutations. Asexual reproduction, for which the mechanistic connection to polyploidy is
unclear, enables polyploids to reproduce in the absence of sexual mates.
More on poliploidy
• There are several disadvantages, documented or conjectured, of polyploidy. They include the potentially
disrupting effects of nuclear and cell enlargement, the propensity of polyploid mitosis and meiosis to
produce aneuploid cells, and the epigenetic instability that results in transgressive (non-additive) gene
regulation.
• The amount of experimental evidence that addresses these problems varies considerably. In particular,
recent data on gene regulation in polyploids provide interesting but still incomplete information on the
genetic responses that are involved in polyploidy and on the role of epigenetic remodelling.
• Transcriptional remodelling in polyploids has two causes. The first is the interaction of diverged parental
genomes that are reunited in the allopolyploid; this interaction has both genetic and epigenetic effects. The
second, less characterized causal mechanism is genome duplication.
• Triploidy and aneuploidy are unstable states that often lead to or result from the more stable polyploidy
states such as tetraploidy. Both conditions can have potentially disruptive effects on genome regulation,
some of which might result from meiotically unpaired DNA.
Questionable interpretations dalam teori Evolusi

• The following are questionable interpretations involved in the


theory of evolution:
• Similarity across species must be due to all life forms evolving
from one thing. [Note the vastness of this claim, not surprisingly there
is no scientific observation that can prove such a major speculation.]
• Over millions of years, a consistent progress of creatures from one cell
to multi-cells, from bacteria to human beings must have happened.
[Again, there is no observation that can prove this claim.]
• All species must have emerged through chance and without any
purposeful cause. Mistakes in genetic code (i.e., mutations) and
environmental factors, such as heat or pressure, created various
species. The organisms with mutations that happen to fit the
environment best survive: “the survival of the fittest.”
• Life is based on selfish struggle. There is constant struggle between
life forms and within each species. Even a parent’s care for its infant
comes from its selfish urge to ensure the survival of its own DNA
• None of the above claims can be deduced or inferred from
observed facts. They are all interpretations and conjecture
open to various degrees of questioning and disagreement.
Moreover, there are a lot of facts that challenge such
interpretations contained in the theory of evolution
Thousands of species are polyploid. However, the long-term establishment of
organisms that have undergone ancient whole genome duplications (WGDs) has been
exceedingly rare and when we analyse the genomes of plants and animals, we can, at
most, find evidence for a very limited number of WGDs that survived on the longer
term. The paucity of (established) ancient genome duplications and the existence of
so many species that are currently polyploid provides a fascinating paradox. There is
growing evidence that the majority of ancient WGDs were established at specific
times in evolution, for instance during periods of environmental change and periods of
mass-extinction.

The reason for this ‘stress’-polyploidy relationship has been the subject of
considerable speculation and several hypotheses have been put forward to explain
this observation: (a) stressful conditions promote polyploid formation; (b)
polyploidisation causes a niche shift allowing polyploids to grow in conditions that are
unsuitable for their non-polyploid ancestors; and (c) polyploids have an increased
evolvability and consequently adapt faster to a changing environment. In future work,
we wants to unravel the mechanistic underpinnings of why and how polyploids can
outcompete non-polyploids.

Anda mungkin juga menyukai