Anda di halaman 1dari 19

Sumber-Sumber

Hukum Administrasi Negara


By : Misnar Sitriwanti, S.A.P, M.Si
Sumber-Sumber Hukum
Administrasi Negara :
1. Pengertian Sumber Hukum
Menurut Sudikno Mertokusumo, kata
sumber hukum digunakan dalam
beberapa arti :
a) Sebagai asas hukum, (Permulaan Hukum)
b) Menunjukkan hukum-hukum yang
terdahulu yang memberi bahan-bahan
pada hukum yang sekarang berlaku,
c) Sebagai sumber berlakunya, yang memberi
kekuatan berlaku secara formal kepada peraturan
hukum (penguasa, masyarakat);
d) Sebagai sumber darimana kita mengenal hukum,
misalnya : dokumen, undang-undang, lontar, batu
tertulis, dan sebagainya;
e) Sebagai hukum terjadinya hukum dan sumber
yang menimbulkan hukum.
Sumber hukum dalam hukum administrasi Negara
maksudnya adalah bagaimanapun bebasnya tindakan
hukum Tata Usaha Negara, tapi haruslah tindakan itu
berada dibawah koridor Negara hukum, artinya tetap harus
berdasarkan aturan hukum yang berlaku.
Ada 2 sumber hukum bagi tindakan administrasi Negara
yang merupakan juga sumber hukum tata usaha Negara,
antara lain :

 Sumber hukum tertulis;

 Sumber Hukum Tidak Tertulis


1. Sumber hukum tertulis;

Sumber hukum tertulis bagi hukum administrasi


Negara adalah tiap peraturan perundang-
undangan dalam arti materiil yang berisi
pengaturan tentang wewenang badan / pejabat
TUN untuk melakukan tindakan hukum TUN.
Belinfante mengatakan bahwa sumber hukum
tertulis HTUN : “tidak ditentukan oleh tempat
tercantumnya, tetapi oleh isi peraturan yang
bersangkutan”.
Contohnya :
 Mungkin ada dalam KUH Perdata, yaitu :
Permintaan ganti nama keluarga, UU Perkawinan
(sebagian masuk HAN)
 Mungkin ada dalam KUH Pidana,
UU Lalu Lintas Jalan
 Dalam Hukum2 lain;
TAP MPR No.III/MPR/2000 berisi tentang sumber
hukum dan tata urutan perundang-undangan sebagai
berikut :
UUD 1945

TAP MPR

UU

Perpu

PP

KEPPRES PERDA
2. Sumber Hukum Tidak Tertulis
 Sumber hukum tidak tertulis disebut juga
AUPL (Asas Umum Pemerintahan yang
Layak) yang dibelanda disebut Algemene
Beginselen Van Behoorlijk Besture (ABBB),
yang pada mulanya timbul adalah suasana
memberi perlindungan bagi masyarakat
terhadap tindakan administrasi Negara
dalam rangka kebebasan bertindak.
UU Nomor 5 Tahun 1986, Pasal 53 ayat 2
menunjuk secara resmi bahwa penyalahgunaan
wewenang dijadikan dasar pembatalan suatu
keputusan tata usaha Negara.
 Dalam penjelasan tersebut dikatakan bahwa
badan/pejabat tata usaha Negara dalam
mempersiapkan, mengambil, dan melaksanakan
keputusan yang bersangkutan harus
memperhatikan asas-asas hukum yang tidak
tertulis. Dalam penyelenggaraan Negara sering
sekali kata-kata dalam perundang-undangan
sangat umum sehingga tidak jelas dan samara-
samar.
 Contoh : Suatu Perda berbunyi “ Dilarang berjualan di jalan
protokol”, berarti jika mau berjualan diperlukan izin.
Masalahnya, apakah yang berwenang ,emberikan izin,
serta kapan dan bagaimana caranya?. Contoh lain:
Pencabutan IMB, pengosongan lahan, dan pembebasan
atas tanah.
 Kasus-kasus itu terjadi akibat tindakan administrasi
sehingga masyarakat dirugikan. Sehingga dilakukan
perlindungan kedua belah pihak dilakukan untuk menjaga
keseimbangan antara pihak pribadi dan kepentingan
masyarakat.
 Sarana perlindungan itu dari segi hukum tidak tertulis
disebut Asas Umum Pemerintahan yang Layak (General
Principles Of Good Government)
Di Indonesia, hal ini diperkenalkan oleh Crince Le Roy dan
Prof. Kuntjoro Purbo Pranoto, dimana asas umum
pemerintahan yang layak meliputi 13 asas :
1) Asas Kepastian Hukum;
2) Asas Kelembagaan;
3) Asas Kesamaan;
4) Asas Bertindak Cermat;
5) Asas Motivasi;
6) Asas Jangan Mencampuradukkan
Kewenangan;
7) Asas Permainan yang Layak (Fair Play)
8) Asas Keadilan (Larangan Melanggar
Willekeur/Bertentangan Dengan Nalar Yang
Sehat);
9) Asas Kepercayaan (Menanggapi Pengharapan
yang Wajar);
10) Asas meniadakan akibat keputusan yang batal;
11) Asas Perlindungan Atas Pandangan Hidup;
12) Asas Kebijaksanaan;
13) Asas Penyelenggaraan Kepentingan Umum;
Kebebasan Bertindak
Administrasi Negara

3 Jenis Kemerdekaan Bertindak


Administrasi Negara :
a) Freies Ermessen;
b) Delegasi Perundang-undangan;
c) Droit Function;
Freies Ermessen;

Yaitu kemerdekaan bertindak administrasi negara


atau pemerintah (eksekutif) untuk menyelesaikan
masalah yang timbul dalam keadaan kegentingan
yang memaksa, dimana peraturan penyelesaian
masalah yang itu belum ada;
Contoh : Saat banjir, dalam rangka kemerdekaan
bertindak polisi memperbolehkan untuk melewati
jalan tol bagi pengendara sepeda motor;
Delegasi Perundang-undangan;
Yaitu Administrasi Negara diberi
kekuasaan untuk membuat peraturan
organik pada undang-undang. Artinya:
Karena peraturan pemerintah pusat tidak
selalu memperhatikan secara rinci seluruh
masalah masyarakat indonesia, peraturan
dan UU biasanya bersifat garis besar saja;
Droit Function;

Adalah kemerdekaan seorang pejabat


administrasi negara tidak berdasarkan
delegasi yang tegas dalam menyelesaikan
suatu persoalan yang konkrit;
Contoh : Pasal 1 Ayat 1 Ho yang
menyebutkan secara enumeratif obyek-
obyek yang tidak boleh didirikan tanpa izin
pemerintah;

Anda mungkin juga menyukai